Yunus, 1992:83 Yunus, 1992:92 Yunus, 1992:113 Yunus, 1992:121

a. Passing Bawah Gambar 2.4 Urutan Teknik Gerakan Passing Bawah

M. Yunus, 1992:83

b. Teknik Passing Atas Gambar 2.5 Urutan Teknik Gerakan Passing Atas

M. Yunus, 1992:92

20 2.1.1.4. Teknik Dasar Smash Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan. Untuk mencapai keberhasilan yang gemilang dalam melakukan smash ini diperlukan raihan yang tinggi dan kemampuan meloncat yang tinggi M. Yunus, 1992:108. Smash merupakan suatu teknik yang mempunyai gerakan yang komplek yang terdiri dari langkah awalan, tolakan untuk meloncat, memukul bola saat melayang dan saat mendarat kembali setelah memukul bola. Gambar 2.6 Urutan Teknik Gerakan Smash

M. Yunus, 1992:113

Smash Menurut Macamnya Umpan dibedakan menjadi beberapa yaitu: Smash normal Open smash, Smash semi, Smash semi jalan, Smash push, Smash pull, Smash pull jalan, Smash pull straight, Smash cekis Drive smash, Smash langsung, Smash dari belakang. 21 2.1.1.5. Teknik Dasar Bendungan Menurut M. Yunus 1992:119 Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan. Jika ditinjau dari teknik gerakan, block bukanlah merupakan teknik yang sulit. Namun keberhasilan suatu block prosentasenya relatif kecil karena bola smash yang akan diblock, arahnya dikendalikan oleh lawan. Gambar 2.7 Urutan Teknik Gerakan Block

M. Yunus, 1992:121

2.1.2. Metode Latihan 2.1.2.1. Teori Metode dan Latihan Semua atlet olahraga dari cabang apapun, latihan secara teratur dan intensif adalah suatu keharusan bahkan kewajiban. Karena hal tersebut merupakan syarat utama kalau mereka ingin berhasil dan mendapat prestasi. Permainan- permainan dan penampilan yang bermutu akan tercipta jika rajin belatih, demikian juga dengan permainan bola voli. 22 Menurut Dieter Beutelstahl 2009:113 khususnya pada bola voli, banyak sekali kesulitan teknis yang hanya dapat diatasi dengan intensif dan teratur. Ada beberapa kriteria yang menentukan segala kebutuhan dan persyaratan latihan pada bola voli, yaitu : a. Berusaha mendapatkan dan menyempurnakan kemampuan teknis b. Memperkembangkan kualitas fisik dan mental c. Menyempurnakan kemampuan setiap pemain secara indiviual d. Berusaha mendapatkan dan menyempuranakan kemampuan taktik e. Melatih pola-pola kebiasaandan karakter f. Melatih kemauan keras g. Mengajar pengetahun teoritis Struktur latihan, Peraturan permainan, cara-cara bermain, Kebiasaan hidup yang sehat dan lain-lain 2.1.2.2. Prinsip-Prinsip Latihan Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan beban yang semakin bertambah. Tujuan dari latihan adalah untuk membantu seorang atlet atau satu tim olahraga dalam meningkatkan keterampilan atau prestasinya semaksimal mungkin dengan mempertimbangkan berbagai aspek latihan yang harus diperhatikan, meliputi latihan fisik, teknik, taktik dan latihan mental. Memulai latihan bola voli bisa dilakukan sejak seorang anak sudah menginjak usia delapan tahun. Dalam tahap ini segala prinsip-prinsip utama yang menjadi dasar kemampuan bermain dilatihkan. Namun, selama latihan akan timbul 23 permasalahan-permasalahan yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan menggunakan beberapa peraturan tertentu yang efektif. Tetapi, untuk dapat menguasai ini semua, prinsip dasar harus dapat dikuasai dahulu dengan sebaik- baiknya. Prinsip latihan menurut Rubiyanto Hadi dalam bukunya yang berjudul Ilmu Dasar Kepelathian2007:57-62 tersebut adalah sebagai berikut : a. Prinsip Individualisasi Setiap atet mempunyai individu yang berbeda-beda dalam latar belakang kemampuan, potensi dan karakteristik. Latihan harus dirancang dan disesuaikan kekhasan setiap atlet agar memberikan hasil yang terbaik. Oleh sebab itu untuk mencapai hasil yang maksimal dalam latihan maka dalam memberi materi latihan kepada seoang atlet, apalagi dalam cabang olahraga beregu, beban latihan yang berupa intensitas latihan, volume latihan, waktu istirahatrecovery, jumlah set, repetisi, model pendekatan psikologis, umpan balik dan sebagainya harus mengacu prinsip individu ini. b. Prinsip Variasi Latihan Latihan fisik yangdilakukan dengan benar seringkali menuntut banyak waktu dan tenaga atlet. Latihan yang monoton dapat menyebabkan rasa bosan boredom. Untuk mencegah itu harus diterapkan latihan-latihan yang bervariasi. c. Prinsip Pedagogig Latihan pada dasarnya proses pendidikan yang membantu individu dalam meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Prinsip pedagogig 24 mengarahkan latihan mengikuti berbagai kaidah, yaitu: multilateral, pengembangan, kesehatan, kebermanfaatan, kesadaran, sistematis dan gradual. d. Prinsip Keterlibatan Aktif Salah satu tugas pelatih dalam proses latihan adalah memperlakukan atlet dengan kesempatan yang sama, oleh karena itu pelatih perlu merancang manajemem latihannya agar setiap atlet dapat melaksanakan kegiatan secara optimal. Keterlibatan atlet berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut 1. Kegiatan fisik Atlet dapat melaksanakan aktifitas fisik dengan kesempatan yang sama pada setiap sesi latihan 2. Kegiatan mental Atlet dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penyusunan program latihan, pelaksanaan latihan, kompetisi dan berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan kepribadian dan kedewasaan atlet. e. Prinsip Recovery Recovery atau pemulihan merupakan faktor yang sangat kritikal dalam pelatihan olahraga modern. Karena itu pelatih harus dapat menciptakan kesempatan recovery dalam sesi latihannya. Prinsip recovery harus dianggap sama pentingnya dengan prinsip overload. Lamanya recovery masih tergantung dari kelelahan yang dirasakan atlet atas latihan sebelumnya. Makin besar kelelahan yang dirasakan, makin lama pula waktu yang dialokasikan untuk pemulihan. 25 f. Prinsip Pulih Awal Beberapa pelatih sering mengatakan bahwa apabila anda latihan akan menggunakan prinsip ini maka anda akan kehilangan teknik. Lamanya istirahat yang dilakukan jangan terlalu lama, karena kalau terlalu lama kondisi tubuh akan kembali ke semula, dan sebaliknya bila tidak diberi istirahat sama sekali,juga tidak akan ada peningkatan. g. Prinsip Pemanasan Warming Up Pemanasan bertujuan menyiapkan fisik dan psikis sebelum latihan. Selain itu pemanasan dilakukan terutama untuk menghindari cidera. Bentuk – bentuk pemanasan dapat meliputi jogging, peregangan statis, peregangan dinamis, dan pelemasan sendi. h. Pendinginan Cooling Down Pendinginan bertujuan untuk mengembangakan kondisi fisik dan psikis pada keadaan semula. Pendinginan dilakukan seperti aktivitas pemanasan dengan intensitas yang lebih rendah. 2.1.2.3. Tahap Latihan Servis Secara Bertahap Latihan servis atas ini merupakan latihan servis yang dilakukan secara bertahap, dari melakukan servis yang dimulai dari dekat net lalu lama-lama semakin jauh dan akhirnya melakukan servis pada tempat servis. Tahap-tahap latihan servis atas ini seperti tahapan servis atas, yang dimulai posisi permulaan yaitu berdiri dengan kedua kaki. Latihan ini melatih pemain pemula melakukan servis tanpa harus memikirkan tenaga yang harus dikeluarkan untuk menyeberangkan bola sesuai 26 dengan servis yang sah Barbara L. Viera Bonie Jill Fergusson, 2000:38. Untuk menambah tingkat kesulitan latihan ini yaitu dengan cara menambah jauhnya jarak pemain dengan net. 2.1.2.4. Tahap Latihan Servis Secara Langsung Latihan servis atas secara langsung yaitu latihan servis yang dilakukan secara langsung dari garis atau tempat servis. Latihan ini membantu mengembangkan kemampuan pemain pemula untuk dapat merasa betapa tenaga yang diperlukan untk melakukan servis pada ukuran lapangan yang sesungguhnya Barbara L. Viera Bonie Jill Fergusson, 2000:40. Untuk menamabh tingkat kesulitan dengan cara berdiri secara diagonal terhadap rekan dan lakukan servis dari garis belakang yang berlawanan arah. Pemain yang melakukan servis sedikit mengubah posisi pada bagian ujung garis belakang sehingga membuat sudut servis yang baru.

2.2. HIPOTESIS

Dokumen yang terkait

PENGARUH LATIHAN SERVIS ATAS TOP SPIN MENGGUNAKAN METODE JARAK TETAP DAN JARAK BERTAHAP TERHADAP HASIL SERVIS ATAS TOP SPIN DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PUTRI TARUNA MERAH PUTIH SEMARANG TAHUN 2015

0 18 94

Perbedaan Hasil Latihan Servis Slice dengan Teknik Pegangan Continental dan Semicontinental Terhadap Kemampuan Penempatan Bola Servis Bagi Pemain Tenis Pemula Klub Phapros Semarang tahun 2011

0 6 81

Perbedaan Hasil Latihan Servis antara Metode Latihan Jarak Bertahap dan Jarak Tetap Terhadap Kemampuan Penempatan Servis pada Petenis Pemula Putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang Tahun 2011

0 6 85

PERBANDINGAN LATIHAN MENGGUNAKAN METODE AUDIO VISUAL DENGAN DEMONSTRASI LANGSUNG TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS ATAS BOLA VOLI : Studi Eksperimen pada Ekstrakurikuler SMP Negeri 2 Parigi.

0 1 36

PENGARUH LATIHAN SERVIS ATAS MENGGUNAKAN TARGET TERHADAP HASIL SERVIS ATAS DALAM CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI : Studi Eksperimen pada Atlet Tunas Alko Kab. Bandung Barat.

0 3 37

Pengaruh Metode Latihan Bola Tetap dan Bola Bergerak Terhadap Hasil Ketepatan Kemampuan Servis Atas Dalam Permainan Bola Voli Putri Klub Vopas Kota Semarang.

0 0 1

Perbedaan Hasil Latihan Servis Atas Topspin antara Jarak Bertahap dan Jarak Tetap Terhadap Hasil Latihan Servis Permainan Bolavoli pada Siswa Putra Eksrtakurikuler SMA N 1 Polokarto.

0 0 1

(ABSTRAK) PENGARUH LATIHAN SERVIS BAWAH ANTARA JARAK SERVIS BERTAHAP DAN KETINGGIAN NET BERTAHAP TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS BAWAH PADA BOLA VOLI MINI SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI 02 PEKIRINGANALIT KEC. KAJEN KAB. PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

0 0 2

Pengaruh Latihan Servis Bawah antara Jarak Servis Bertahap dan Ketinggian Net Bertahap terhadap Kemampuan Servis Bawah pada Bola Voli Mini Siswa Putra Kelas V SD Negeri 02 Pekiringanalit Kec. Kajen Kab. Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009.

1 1 66

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN INOVATIF

1 1 15