Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda

f. Kesimpulan = kombinasi kelincahan - daya ledak otot tungkai tidak terjadi autokorelasi.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan dengan Variance Inflation Factors VIF, pengujian dilakukan dengan melihat nilai VIF dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun kriteria uji multikolinieritas jika VIF kurang dari 10, maka dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas. Berdasarkan hasil pengolahan data, pengujian dilakukan sebagai berikut : Tabel 4.6 : Uji Multikolinieritas Kombinasi VIF Kecepatan – Kelincahan 1,000 Kelincahan - Daya Ledak Otot Tungkai 1,000 Sumber : data primer yang diolah lampiran 6. Tabel 4.5 nampak bahwa kombinasi kecepatan-kelincahan terhadap keterampilan dribel diperoleh VIF sebesar 1,000 yang artinya hasil tersebut lebih kecil dari 10 sehingga, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas. Uji multikolinieritas selanjutnya kombinasi kelincahan-daya ledak otot tungkai terhadap keterampilan dribel diperoleh VIF sebesar 1,000 yang artinya lebih kecil dari 10 sehingga, dapat disimpulkan bahwa uji kedua juga dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas.

4.1.5. Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda

Setelah model regresi dinyatakan normal, terbebas dari masalah heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan autokorelasi, langkah selanjutnya melakukan pengolahan data atas regresi linier berganda. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya konstanta dan koefisien regresi. Atas dasar analisis ini pula akan diketahui sumbangan kombinasi kecepatan – kelincahan dan kombinasi kelincahan-daya ledak otot tungkai terhadap keterampilan dribel. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.7 : Hasil Perhitungan Konstanta dan Koefisien Regresi Linier Berganda Kombinasi Hasil Konstanta : 19,958 Koefisien Regresi: - Kecepatan – Kelincahan - Kelincahan - Daya Ledak Otot Tungkai 0,700 0,779 Sumber : data primer yang diolah lampiran 7. Berdasarkan tabel 4.7 dapat ditulis persamaan regresi berikut : Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + e Y = 19,958 + 0,700 X 1 + 0,779 X 2 Persamaan regresi tersebut nampak diperoleh konstanta α sebesar 19,958 artinya, jika diasumsikan kombinasi kecepatan –kelincahan dan kombinasi kelincahan-daya ledak otot tungkai dianggap tidak ada, maka keterampilan dribel 26 pemain sepak bola pada Klub PS Image Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal sebesar 19,96 detik. Hasil ini tentunya dengan menganggap faktor lain tetap ceteris paribus. Koefisien regresi kombinasi kecepatan –kelincahan β 1 sebesar 0,700 artinya, variabel ini memberikan sumbangan positif terhadap keterampilan dribel. Hasil ini dapat dideskripsikan jika, latihan kombinasi kecepatan – kelincahan semakin ditingkatkan, maka keterampilan dribel para pemain sepak bola pada Klub PS Image Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal juga semakin meningkat. Namun sebaliknya, jika kombinasi kecepatan –kelincahan semakin berkurang, maka keterampilan dribel para pemain sepak bola pada Klub PS Image Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal juga semakin berkurang. Koefisien regresi kombinasi kelincahan-daya ledak otot tungkai β 2 sebesar 0,779 artinya, variabel ini memberikan sumbangan yang positif terhadap keterampilan dribel. Hasil ini dapat dideskripsikan jika, kombinasi kelincahan-daya ledak otot tungkai semakin ditingkatkan, maka keterampilan dribel para pemain sepak bola pada Klub PS Image Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal juga semakin meningkat. Namun sebaliknya, jika kombinasi kelincahan-daya ledak otot tungkai semakin berkurang, maka keterampilan dribel para pemain sepak bola pada Klub PS Image Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal juga semakin berkurang.

4.1.6. Uji Model

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENDRIBBLING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA.

0 4 35

(ABSTRAK) SUMBANGAN KELINCAHAN, KELENTUKAN KAKI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP HASIL KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA PEMAIN SEPAKBOLA ARINDO KABUPATEN DEMAK TAHUN 2010.

0 0 2

SUMBANGAN KELINCAHAN, KELENTUKAN KAKI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP HASIL KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA PEMAIN SEPAKBOLA ARINDO KABUPATEN DEMAK TAHUN 2010.

0 5 79

Power Otot Tungkai Pemain Sepakbola Berdasarkan Posisi pada Klub PS GAJAH DUDUK Pekalongan.

0 0 1

(ABSTRAK) SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN BAHU, KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL JUMPING SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA PEMAIN KLUB IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009.

0 0 2

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN BAHU, KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL JUMPING SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA PEMAIN KLUB IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009.

0 1 90

Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai, Kecepatan Gerak Tungkai dan Kekuatan Otot Perut terhadap Hasil Tendangan Jarak Jauh dalam Permainan Sepakbola pada Pemain PSP 007 Weleri Kendal Tahun 2009.

0 1 89

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA 13-15 TAHUN.

1 2 94

PROFIL DAYA TAHAN, KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN POWER PEMAIN SEPAKBOLA PERSATUAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2013/2014.

0 0 60

Kontribusi Kemampuan Daya Ledak Otot Tungkai Secara Vertikal Dan Kecepatan Akselerasi Terhadap Jauhnya Tendangan Pemain Sepakbola - Universitas Negeri Padang Repository

0 2 77