Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

1. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji park, pengujian dilakukan dengan melihat nilai signifikansi dari masing-masing variabel independen terhadap abs residualnya. Adapun kriterianya jika signifikansi lebih besar dari 5, maka dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil pengolahan data, pengujian dilakukan sebagai berikut : Tabel 4.5 : Uji Heteroskedastisitas Kombinasi Signifikansi Kecepatan - Kelincahan 0,074 Kelincahan - Daya Ledak Otot Tungkai 0,845 Sumber : data primer yang diolah lampiran 4. Tabel 4.5 nampak bahwa kombinasi kecepatan –kelincahan terhadap abs residual 1 diperoleh signifikansi sebesar 0,074 yang artinya hasil tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga, dapat disimpulkan bahwa residual data dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas selanjutnya kombinasi kelincahan-daya ledak otot tungkai terhadap abs residual 2 diperoleh signifikansi sebesar 0,845 yang artinya lebih besar dari 0,05 sehingga, dapat disimpulkan bahwa abs residual data kedua juga dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan dengan Durbin Watson dw, pengujian dilakukan dengan melihat nilai Durbin Watson dw. Adapun kriterianya jika dudw4-du, maka dinyatakan tidak terjadi autokorelasi. Berdasarkan hasil pengolahan data, pengujian dilakukan sebagai berikut : Tabel 4.5 : Uji Autokorelasi Kombinasi DW Kecepatan - Kelincahan 2,388 Kelincahan - Daya Ledak Otot Tungkai 2,444 Sumber : data primer yang diolah lampiran 5. Tabel 4.5 merupakan hasil pengolahan data Durbin Watson DW untuk kombinasi kecepatan –kelincahan, dan kombinasi kelincahan-daya ledak otot tungkai. Pengujian dilakukan dengan melihat kriteria sebagai berikut : 1. Kombinasi kecepatan – kelincahan a. nk = 261 b. dldu = 1,3022 1,4614 c. 4-du = 2,5386 d. dw = 2,388 e. Hasil = dudw4-du 1,4614 2,388 2,5386 f. Kesimpulan = kombinasi kecepatan – kelincahan tidak terjadi autokorelasi. 2. Kombinasi kelincahan - daya ledak otot tungkai a. nk = 261 b. dldu = 1,3022 1,4614 c. 4-du = 2,5386 d. dw = 2,388 e. Hasil = dudw4-du 1,4614 2,388 2,5386 f. Kesimpulan = kombinasi kelincahan - daya ledak otot tungkai tidak terjadi autokorelasi.

3. Uji Multikolinieritas

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENDRIBBLING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA.

0 4 35

(ABSTRAK) SUMBANGAN KELINCAHAN, KELENTUKAN KAKI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP HASIL KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA PEMAIN SEPAKBOLA ARINDO KABUPATEN DEMAK TAHUN 2010.

0 0 2

SUMBANGAN KELINCAHAN, KELENTUKAN KAKI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP HASIL KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA PEMAIN SEPAKBOLA ARINDO KABUPATEN DEMAK TAHUN 2010.

0 5 79

Power Otot Tungkai Pemain Sepakbola Berdasarkan Posisi pada Klub PS GAJAH DUDUK Pekalongan.

0 0 1

(ABSTRAK) SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN BAHU, KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL JUMPING SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA PEMAIN KLUB IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009.

0 0 2

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN BAHU, KEKUATAN OTOT LENGAN BAHU DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL JUMPING SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA PEMAIN KLUB IVOKAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009.

0 1 90

Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai, Kecepatan Gerak Tungkai dan Kekuatan Otot Perut terhadap Hasil Tendangan Jarak Jauh dalam Permainan Sepakbola pada Pemain PSP 007 Weleri Kendal Tahun 2009.

0 1 89

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA 13-15 TAHUN.

1 2 94

PROFIL DAYA TAHAN, KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN POWER PEMAIN SEPAKBOLA PERSATUAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2013/2014.

0 0 60

Kontribusi Kemampuan Daya Ledak Otot Tungkai Secara Vertikal Dan Kecepatan Akselerasi Terhadap Jauhnya Tendangan Pemain Sepakbola - Universitas Negeri Padang Repository

0 2 77