Nabi tidak melazimkan dirinya untuk berbuat demikian. Ø Contoh :2. Memberi Sedekah Kepada Orang Miskin, dalam hal ini kita dianjurkan
untuk melaksanakannya namun tidak akan berdosa bila tidak melakukannya. Dalam perbuatan seperti ini digunakan kata : nafal, mustahab, ihsan, dan tathawwu’.
3. HARAM Ialah suatu perbuatan yang apabila dilakukan akan mendapat siksa atau dosa, dan
sebaliknya apabila ditinggalkannya maka akan mendapat ganjaran atau pahala. Prinsipnya, dalam penetapan hukum haram bagi yang dilarang adalah karena adanya sifat
memberi mudharat merusak dalam perbuatan yang dilarang itu. Allah tidak akan mengharamkan sesuatu kecuali terdapat unsur perusak menurut biasanya. Haram menurut
pengertian ini terbagi dua : a. Haram Dzati : yaitu sesuatu yang disengaja oleh Allah mengharamkannya karena
terdapatunsur perusak yang langsung mengenai dharuriyat yang lima lima unsur pokok dalam kehidupan manusia muslim.
Ø Contoh :1. – Haramnya membunuh karena langsung mengenai jiwa nyawa
– Haramnya minum khamar karena langsung mengenai akal – Haramnya murtad karena langsung mengenai agama
– Haramnya mencuri karena langsung mengenai harta – Haramnya berzina karena langsung mengenai keturunan atau harga diri.
b. Haram ‘Ardhi Ghairu Dzati : yaitu haram yang larangannya bukan karena zatnya, artinya tidak langsung mengenai satu diantara dharuriyat yang lima itu, tapi secara tidak
langsung akan mengenai hal-hal yang bersifat dzati tersebut.
Ø Contoh :2 – melihat aurat perempuan yang akan dapat membawa kepada zina
– penipuan yang dapat membawa kepada pencurian – bercanda dengan ayat-ayat Alqur’an yang dapat membawa kepada murtad.
Perbuatan-perbuatan tersebut diharamkan dengan dalil tertentu karena membawa kepada larangan yang bersifat dzati.
4. MAKRUH Secara bahasa karahah adalah sesuatu yang tidak disenangi atau sesuatu yang dijauhi,
sedang dalam istilah ialah sesuatu yang diberi pahala orang yang meninggalkannya dan tidak diberi dosa orang yang melakukannya.
Ø Contoh :1. Larangan banyak bertanya dalam surat al-Maidah 5:101: Artinya : “hai orang-orang yang beriman jangan kamu banyak tanya tentang sesuatu, bila
dijelaskan kepadamu akan menyulitkan untukmu”. Dalam ayat ini Allah melarang seseorang banyak bertanya. Ujung ayat ini menjelaskan
akibat banyak bertanya itu terhadap si penanya. Ungkapan ini memberi petunjuk tidak pastinya larangan itu untuk menghasilkan hukum haram, meskipun demikian banyak
bertanya itu termasuk perbuatan yang tidak terpuji. Ø Contoh :2. Main kartu seperti domino bukan untuk tujuan judi. Dari segi main kartu
saja hukumnya hanya makruh karena dapat mengganggu ketenangan beribadah. Tetapi
bila dilakukan berketerusan sampai meninggalkan perbuatan wajib, maka hukumnya menjadi haram.
5. MUBAH Dalam istilah hukum, mubah adalah sesuatu yang diberi kemungkinan oleh pembuat