C. Hukum Akhlak di Dalam ke Hidupan Berbangsa
Adapun hukum akhlak di dalam kehidupan berbangsa yaitu: Ø Hukum akhlak bertumbuh dari adat kepada undang-undang, lalu berikut pertumbuhanya sehingga
sampai kepada beberapa pendirian yang berdasar kepada buah fikiran. [11]
Ada lima asas untuk materi muatan peraturan perundang-undangan yaitu sebagai berikut: 1. Asas pengayoman, yaitu setiap materi muatan materi perundang-undangan harus berfungsi
memberikan perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat. 2. Asas ke manusiaan, yaitu setiap materi perundang-undangan harus menceminkan perlindungan
dan penghormatan hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk indonesia secara profesional.
3. Asas kebangsaan, setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencrminkan sifat dan watak bangsa indonesia yang prulalistik kebhinekaan dengan tetap menjaga prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Asas Bhineka Tunggaln Ika,yaitu mencerminkan muatan perundang-undangan harus
memerhatikan keragaman penduduk,agama, suku, dan golongan, kondisi khusus daerah daerah dan budaya, khusus yang menyangkut masalah-masalah sensitif didalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
5. Asas keadilan: yaitu setiap materi perundang-undangan harus harus mencerminkan keadilan secara profesional bagi setiap warga negara tanpa terkecuali.
Tingkah laku manusia di batasi oleh kaidah-kaidah normatif yang berlaku didalam kehidupan bermasyarakat dengan tujuan tercapainya kehidupan yang tertib, aman dan dami.Akan
tetapi untuk mencapai tujuan normatif tersebut diperlukan sosialisasi yang membutuhkan waktu relatif lama, sehingga norma yang ada disepakati dan cukup efektif didalam mengendalikan
kehidupan masyarakat untuk meraih kemampuan sosial. Antara undang-undang akhlak dan undang-undang negara terdapat banyak perbedaan, yang
terpenting ialah:
1. Undang-undang negara itu dapat menerima perubahan. Ia di tetapkan untuk rakyat di dalam keadaan tertentu. Apabila keadaan itu berubah, undang-undangpun berubah pula. Kita lihat suatu
pemerintah dari suatu waktu kewaktu yang lain berpegangan dengan undang-undang, lalu berubahya karena keadaan masyarakat menghendaki yang demikian itu. Adapun undang-undang
akhlak itu tetap tidak berubah, sedang yang berubah adalah pendapat orang, sebagai yang kami jelaskan.
2. Undang-undang negara itu yang melaksanakanya ialah kekerasan lahir seperti: Hakim,Tentara,Polisi, Penjara,. Adapun undang-undang akhlak, maka yang melaksanakanya
ialah kekuatan batin dan kekuatan jiwa.
BAB III PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahhwa:
A. Pengertian akhlak.