Akhlak di dalam Kehidupan Bernegara

Artinya: “ Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan; dia telh menciptakan manusia dari segumpal dearah; bacalah dan Tuhanmulah yang maha mulia; yang mengajar manusia dengan pena; dan mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” Q.S AL- Alaq: 1-5 [5] Dengan ayat-ayat diatas, dapat diambil suatu pmahaman bahwa kata “khalq” telah berbuat, telah menciptakan atau telah mengambil keputusa untuk bertindak. Secara termonologis akhlak adalah tindakan kreativitas yang tercermin pada akhlak Allah SWT. Yang salah satunya dinyatakan sebagai pencipta manusia dari segumpal darah. Allah SWT. Sebagai sumber pengetahuan yang melahirkan kecerdasan manusia, pembebasan dari kebodohan serta peletak dasar yang paling utama di dalam pendidikan. [6]

B. Akhlak di dalam Kehidupan Bernegara

Akhlak Islam dalam kehidupan bernegara di landasi atas nilai ideologi, yaitu menciptakan “baladtun tayyibatun wa rabbun ghafur”, negri yang sejahtra dan sentosa. Dengan membangun kemakmuran di muka bumi, Maka cita-cita kebahagiaan dalam kehidupan dunia dan akhirat akan terwujud sesuai dengan janji Allah, hal tersebut dapat di capai dengan iman dan amal, bermakna manusia harus mengikuti kebenaran yang dibawa Rasulullah saw. Dan melaksanakan usaha pembangunan material spiritual, memelihara, mengembangkan ketertiban dan ke amanan bersama sistem politik islam di dasarkan atas tiga prinsip, tauhid, kemaha esaan tuhan, Risalah kerasulan Muhammad, dan Khalifah. Ketiga hal itu dapat di jelaskan berikut: 1. Tauhid, berarti hanya Tuhan hanyalah pencipta, pemeliharan dan penguasa dari seluruh alam. Dialah yang berhak memberi perintah atau melarang.alam Pengabdian dan ketaatan hanya kepadanya. Semua yang ada di alam ini merupakan anugrah dari tuhan, untuk di manfaatkan didalam kehidupan manusia 2. Risalah, berati perantara yang menerima hukum Tuhan dan akan disampaikan kepada manusia. Apa yang di sampaikan rasul menjadi ajaran bagi ummat manusia yang mengimaninya. Dari awal yang di sampaikan itulah ummat manusia menentukan suatu pola dari sistem hidup dalam islam melaksanakan ajaran itu terwujud suatu kehidupan yang penuh dengan kedamaian, sebagaimana yang menjadi tujuan hidup manusia itu sendiri. 3. Khalifah, berarti wakil dari tuhan dimuka bumi untuk menjalankan ketentuan Tuhan dengan sebenarnya, mengikuti tuntutan yang dibawa rasulullah. Ketiga hal ini menjadi penentu bagi terwujudnya akhalak dalam kehidupan bernegara, karena tujuan pembentukan suatu negara sebagaimana yang tertera di dalam Al-Qur’an, ialah menegakkan, memelihara dan mengembangkan yang ma’ruf yang dikehendaki oleh pencipta alam, agar menghiasi kehidupan manusia di dunia, dan mencegah serta membasmi segala yang mungkar, yaitu kejahatan-kejahatan yang dapat menciptakan kemudaratan dalam kehidupan. [8] Dengan mengemukakan cita-cita islam, memberikan gambaran sistem moral, yang mengemukakan dengan tegas antara yang baik dan yang buruk. Dengan berpegang kepada cita- cita islam dapat di rencanakan kemakmuran dalam kehidupan bernrgara. Penempatan akhlak sebagai landasan pembangunan politik menjadi tuntutan cita-cita islam. Yaitu sistem politik tetap konsisten berlandas keadilan kebenaran dan kejujuran. Sebaliknya menindas hal-hal yang merusak moral dan peradaban kehidupan bernegara, berupa penipuan, kepalsuan, kesaliman dan ketidak adilan lainya. Islam meletakkan kewajiban atas negara, sebagaimana di wajibkan atas perorangan, agar memenuhi segala perjanjian, kontrak-kontrak dan kewajiban-kewajiban di samping hak-haknya, dan tidak melupakan hak-hak orang atau negara. Negara, hendaknya menggunakan kekusaan dan otoritas luas menegakkan keadilan dan bukan melakukan kesaliman, memandang tugas sebagai kewajiban suci dan menjalankan dengan penuh teliti, yang penting adalah menganggap tugas sebagai amana dari Tuhan dan menggunakan kekuasaan itu dengan kepercayaan bahwa segala sesutu akan ia pertanggung jawabkan di hadapan tuhan. Disamping itu, menjadi tugas yang berat bagi bangsa untuk membela negara dari serangan pihak lain dan merebut kemerdekan. Karena pada negeri yang merdekalah akan tercurah rahmat dan kasih sayang. Mencintai tanah air menjadi modal bagi suksesnya pembangunan suatu bangsa. [9] Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-nisa” ayat 58: Artinya: sesungguhanya allah memerintahkan kepada kamu agar kamu menunaikan amanat-amanat itu kepada pemiliknya dan apabila kamu menghukum diantara manusia, agar kamu menghukum dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu. Sesunggunya Allah maha mendengar lagi maha melihat. [10]

C. Hukum Akhlak di Dalam ke Hidupan Berbangsa