Perlindungan Hukum Bagi Nasabah yang Menyimpan Dana pada Perusahaan Perdagagangan Derivatif Melalui Transaksi Online
1
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH YANG MENYIMPAN DANA PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN DERIVATIF
MELALUI TRANSAKSI ONLINE
S K R I P S I
Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
BENEDICTA CLAUDIA S 110200099
DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH YANG MENYIMPAN DANA PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN DERIVATIF
MELALUI TRANSAKSI ONLINE
Oleh
BENEDICTA CLAUDIA S 110200099
Disetujui Oleh
DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI
Windha, SH. M.Hum NIP. 19750112 200501 2 002
Pembimbing I Pembimbing II
(Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, M.H) (Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum) NIP. 195603291986011001 NIP. 197302202002121001
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
3
ABSTRAK
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH YANG MENYIMPAN DANA PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN DERIVATIF MELALUI
TRANSAKSI ONLINE *Benedicta Claudia S
**Bismar Nasution *** Mahmul Siregar
Derivatif (derivatives) secara umum adalah sebuah instrumen keuangan
(financial instrument) yang nilainya diturunkan atau didasarkan pada nilai dari aktiva, instrument, atau komoditas yang lain.
Permasalahan dalam penelitian adalah Bagaimanakah proses transaksi penyimpanan dana pada perusahaan perdagangan derivatif. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi nasabah yang menyimpan dana pada perusahaan perdagangan derivatif. Bagaimana akibat hukum apabila terjadi kecurangan dalam perdagangan derivative.
.Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian yuridis normatif atau penelitian hukum normatif yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder.
Proses transaksi penyimpanan dana pada perusahaan perdagangan derivatif Proses perdagangan sekuritas pada dasarnya adalah untuk mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (issuer ). Untuk melakukan hal tersebut, perlu adanya beberapa persiapan. Investor yang ingin melakukan transaksi di pasar modal, harus menjadi nasabah di perusahaan Efek atau kantor broker . Pertama kali investor melakukan pembukaan rekening dengan mengisi dokumen pembukaan rekening. Nasabah atau investor dapat melakukan order jual atau beli setelah investor disetujui untuk menjadi nasabah di perusahaan Efek yang bersangkutan. Umumnya setiap perusahaan Efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositkan sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli saham. Investor yang sudah menjadi nasabah dari perusahaan efek, sudah dapat melakukan transaksi. Perlindungan hukum bagi nasabah yang menyimpan dana pada perusahaan perdagangan derivatif. Kata Kunci : Perlindungan Hukum Nasabah Perusahaan Perdagagangan Derivatif *Mahasiswa
**Dosen Pembimbing I *** Dosen Pembimbing II
(4)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah, rahmad dan hidayahNya berupa karunia kesehatan dan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul skripsi penulis adalah Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Yang Menyimpan Dana Pada Perusahaan Perdagagangan Derivatif Melalui Transaksi Online
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha sebaik mungkin namun karena keterbatasan yang dimiliki, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari penyajian materi maupun penyampaiannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran bagi berbagai pihak guna memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam masa penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis banyak sekali menerima bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH., M.Hum, selaku Pembantu Dekan I,
(5)
5
3. Bapak Syafruddin Hasibuan, SH., M.Hum, selaku Pembantu Dekan II,
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. OK. Saidin, SH., M.Hum selaku pembantu Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara
5. Ibu Windha, SH., M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi,
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Prof. Dr. Bismar Nasution, SH., M.H, selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat dan saran mulai dari awal sampai akhir sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
7. Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH., M.Hum, selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat dan saran mulai dari awal sampai akhir sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
8. Seluruh staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
9. Kepada rekan-rekan mahasiswa/i, Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
10.Rekan-rekan diluar kampus yang tidak bisa disebutkan satu persatu
Penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Medan, Januari 2016 Penulis
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
D. Keaslian Penelitian ... 9
E. Tinjauan Pustaka ... 10
F. Metode Penelitian ... 13
G. Sistematika Penulisan ... 17
BAB II PROSES TRANSAKSI PENYIMPANAN DANA PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN DERIVATIF ... 19
A. Pihak-pihak yang terlibat dalam Penyimpanan Dana pada Perusahaan Derivatif ... 19
B. Proses Penyimpanan Dana di Perusahaan Derivatif……….. ... 23
C. Transaksi Online pada Perusahaan Perdagangan Derivatif ... 35
BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH YANG MENYIMPAN DANA PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN DERIVATIF ... 38
A. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam perdagangan Derivatif ... 38
B. Bentuk-bentuk Perlindungan Hukum Bagi Nasabah yang Menyimpan Dana pada perusahaan perdagangan Derivatif ... 41
(7)
7
C. Dasar Hukum Yang mengatur Perlindungan Hukum terhadap
Nasabah Perdagangan Derivatif ... 48
BAB IV AKIBAT HUKUM APABILA TERJADI KECURANGAN DALAM PERDAGANGAN DERIVATIF ... 53
A. Pelanggaran yang dapat terjadi Pada Perusahaan Perdagangan Derivatif ... 53
B. Pihak-pihak yang bertanggungjawab apabila terjadi Kecurangan dalam transaksi online penyimpanan dana di Perusahaan derivative ... 58
C. Akibat Hukum Bagi pihak yang melakukan kecurangan Dalam transaksi online penyimpanan dana di Perusahaan Derivatif ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA
(8)
ABSTRAK
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH YANG MENYIMPAN DANA PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN DERIVATIF MELALUI
TRANSAKSI ONLINE *Benedicta Claudia S
**Bismar Nasution *** Mahmul Siregar
Derivatif (derivatives) secara umum adalah sebuah instrumen keuangan
(financial instrument) yang nilainya diturunkan atau didasarkan pada nilai dari aktiva, instrument, atau komoditas yang lain.
Permasalahan dalam penelitian adalah Bagaimanakah proses transaksi penyimpanan dana pada perusahaan perdagangan derivatif. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi nasabah yang menyimpan dana pada perusahaan perdagangan derivatif. Bagaimana akibat hukum apabila terjadi kecurangan dalam perdagangan derivative.
.Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian yuridis normatif atau penelitian hukum normatif yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder.
Proses transaksi penyimpanan dana pada perusahaan perdagangan derivatif Proses perdagangan sekuritas pada dasarnya adalah untuk mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (issuer ). Untuk melakukan hal tersebut, perlu adanya beberapa persiapan. Investor yang ingin melakukan transaksi di pasar modal, harus menjadi nasabah di perusahaan Efek atau kantor broker . Pertama kali investor melakukan pembukaan rekening dengan mengisi dokumen pembukaan rekening. Nasabah atau investor dapat melakukan order jual atau beli setelah investor disetujui untuk menjadi nasabah di perusahaan Efek yang bersangkutan. Umumnya setiap perusahaan Efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositkan sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli saham. Investor yang sudah menjadi nasabah dari perusahaan efek, sudah dapat melakukan transaksi. Perlindungan hukum bagi nasabah yang menyimpan dana pada perusahaan perdagangan derivatif. Kata Kunci : Perlindungan Hukum Nasabah Perusahaan Perdagagangan Derivatif *Mahasiswa
**Dosen Pembimbing I *** Dosen Pembimbing II
(9)
8
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perlindungan hukum merupakan gambaran dari fungsi hukum untuk mewujudkan tujuan-tujuan hukum, yakni keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subjek hukum sesuai dengan aturan hukum baik itu yang bersifat preventif (pencegahan) maupun yang bersifat respresif (pemaksaan), baik yang secara
tertulis maupun tidak tertulis dalam rangka menegakkan hukum.1
Hakekat setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Hampir seluruh hubungan hukum mendapat perlindungan dari hukum. Oleh karena itu terdapat banyak macam perlindungan hukum, terdapat beberapa diantaranya yang cukup populer, seperti perlindungan hukum terhadap konsumen atau nasabah dalam suatu perdagangan derivatif.
Dunia keuangan (finance), derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau
perjanjian penukaran pembiayaan yang nilainya diturunkan atau berasal dari
produk yang menjadi acuan pokok atau juga disebut produk turunan (underlying
product), daripada memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau nilai suatu masa yang akan datang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok. Derivatif digunakan oleh manajemen investasi/manajemen
1
Politkum.Blogspot.Com/2013/05/Pengertian-Perlindungan-Hukum.Html (diakses tanggal 1 Mei 2015).
(10)
portofolio, perusahaan dan lembaga keuangan serta investor perorangan untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap risiko dari pergerakan harga saham dan komitas suku bunga, nilai tukar valuta asing tanpa mempengaruhi posisi fisik
produk yang menjadi acuannya (underlying). Dalam perkembangannya, rumusan
dan transaksi derivatif kian kompleks. Belakangan transaksi ini semakin rumit dan
digunakan untuk tujuan spekulasi tanpa adanya underlying transaction.2
Derivatif (derivatives) secara umum adalah sebuah instrumen keuangan
(financial instrument) yang nilainya diturunkan atau didasarkan pada nilai dari
aktiva, instrument, atau komoditas yang lain. 3
Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan contoh sebagai berikut: ada seorang
pengusaha impor kopi yang bisa membeli opsi right dengan harga tertentu untuk
membeli kopi dari Brasil dengan kurs yang sudah ditetapkan sebelumnya, misal Rp9.500/USD, yang akan dibayarkan 6 bulan kemudian. Opsi ini bisa dieksekusi atau tidak tergantung dari situasi yang dihadapi pengusaha tersebut 6 bulan kemudian. Kalau kurs pada waktu 6 bulan kemudian ternyata Rp8.500/USD, maka akan lebih menguntungkan bagi pengusaha tersebut untuk tidak
mengeksekusi opsi right-nya karena kurs pasar lebih murah. Namun, pengusaha
tersebut menderita kerugian karena telah mengeluarkan uang untuk membeli opsi right 6 bulan sebelumnya. Sebaliknya jika terjadi, misal kurs 6 bulan kemudian
2
Http://www.scribd.com/doc/152586260/Derivatif-Dan-Hedging#scribd (diakses tanggal 21 Mei 2015)
3Opsi right adalah suatu hak untuk membeli saham suatu perusahaan, yang pada umumnya diberikan kepada para Direktur, Pejabat, atau Pegawai tertentu dengan suatu syarat serta harga tertentu. Muhamadnahdi.blogspot.com/2008/01/artikel-Perdagangan Derivatif.html (diakses tanggal 10 Maret 2015).
(11)
10
adalah 1 USD=Rp 10.500, maka pengusaha tersebut bisa mengeksekusi opsi right
yang dimilikinya karena kurs opsi lebih murah.
Selain pengertian derivatif, ada satu istilah yang berkaitan erat dengan
derivatif yaitu “manajemen risiko”. Manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai
proses keseluruhan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan meminimalkan pengaruh dari ketidakpastian suatu kejadian. Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan dan untuk
meminimalkan kerugian Keuangan (financial losses) yang mungkin timbul akibat
suatu transaksi bisnis. Jika dikaitkan dengan contoh di atas, maka bisa dikatakan bahwa pengusaha tersebut berusaha meminimalkan kerugian akibat fluktuasi kurs
dengan membeli opsi right. Kerugian maksimal yang mungkin ditanggung oleh
pengusaha tersebut adalah sejumlah harga opsi right-nya yaitu dalam situasi kurs
rupiah menguat.4
Transaksi derivatif merupakan instrumen keuangan yang berkembang dalam iklim persaingan bebas yang sejalan dengan proses globalisasi pasar keuangan. Dengan adanya kebijakan perekonomian terbuka yang dianut oleh Indonesia, yang ditandai dengan munculnya deregulasi perbankan melalui Paket Kebijakan Juni 1983 (Pakjun 1983), yang kemudian diikuti dengan Paket Kebijakan Oktober 1988 (Pakto 1988), telah mendorong pusatnya perkembangan transaksi derivatif di Indonesia sebagai salah satu instrumen keuangan yang
4
Muhamadnahdi.Blogspot.Com/2008/01/Artikel-Perdagangan-Derivatif.Html (diakses tanggal 21 Mei 2015)
(12)
ditujukan untuk meningkatkan pendapatan bank di luar bunga kredit (fee based income).5
Sumber pendapatan utama bank konvensional adalah dari net interest
margin, yaitu selisih antara jumlah seluruh penghasilan bunga yang diperoleh bank dalam masa tertentu (bunga kredit) dengan jumlah beban bunga yang harus
bank tanggung dalam periode yang sama (bunga deposito dan giro).6 Salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap tinggi atau rendahnya net interest margin suatu
bank adalah nasabah debitur dari bank tersebut. Maksud dari hal ini adalah dengan semakin banyak nasabah debitur yang dimiliki oleh bank, dan dengan ini maka pendapatan bank dari bunga kredit akan meningkat.
Di satu sisi bank tidak mendapatkan peningkatan nasabah debitur secara drastis, semetara di sisi yang lain dengan adanya ekspansi perbankan internasional dan deregulasi keuangan menyebabkan munculnya banyak bank-bank baru, yang semakin meningkatkan persaingan antar bank di Indonesia dan mengakibatkan semakin sulitnya suatu bank untuk beroperasi jika hanya mengandalkan pendapatan dari bunga kredit. Hal ini menjadi pertimbangan dari Bank Indonesia dalam mendorong industri perbankan untuk melakukan dan mengembangkan
usaha fee based income (pendapatan non bunga), yaitu usaha-usaha perbankan
yang menghasilkan pendapatan di luar bunga kredit.7
5
Unit khusus Museum Bank Indonesia, Sejarah Bank Indonesia : Perbankan Periode 1983-1997, hlm. 4. (diakses pada tanggal 1 April 2015).
6 Gerald Hanweck, The Sensitivity of Bank Net Interest Margins and Profitability to Credit, Interes Rate, and Term-Structure Shocks Across Bank Product Specializations, hlm. 2.
7
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern Buku Kesatu, Cetakan ke-II (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), hlm. 9-11.
(13)
12
Banyak perusahaan, khususnya di dunia perbankan, yang bangkrut atau mengalami kesulitan keuangan akibat melakukan transaksi dengan menggunakan instrumen derivatif. Kasus yang paling terkenal mungkin adalah bangkrutnya bank dagang tertua di Inggris, Barings, pada tahun 1995. Bank Barings dinyatakan bangkrut setelah ekuitasnya gagal menutupi kerugian sejumlah USD 1 milyar akibat perdagangan derivatif yang dilakukan oleh salah seorang pegawainya, Nick
Leeson. Kasus lainnya adalah krisis keuangan yang dialami oleh National
Australian Bank (NAB) pada Januari 2004 yang juga diakibatkan oleh transaksi
derivatif yang tidak bijak. Menurut sebuah laporan independen dari Price
Waterhouse Coopers (PWC) tentang kasus tersebut, kerugian yang diderita oleh NAB akibat transaksi derivatif antara September 2003 sampai Januari 2004
mencapai USD 360 juta.8
Banyaknya para pelaku transaksi online dalam perkembangan derivatif
yang masih belum memahami karakteristik dan arti penting instrumen derivatif dalam sistem keuangan modern, serta ditambah lagi dengan keberadaan pengaturan dari transaksi online yang masih kurang memadai sehingga menciptakan sistem yang lemah terhadap perlindungan kepentingan nasabah menimbulkan ketidakpastian hukum dalam pengimplementasiannya, sehingga pada akhirnya akan menyebabkan ketidakpercayaan investor atau perlindungan hukum dalam melakukan transaksi derivatif khususnya yang berada di Indonesia, sehingga perlunya penjelasan terhadap bagaimanakah perlindungan hukum
8 Ibid
(14)
terhadap nasabah yang akan menyimpan dana pada perusahaan perdagangan derivatif terutama melalui transaksi online.
Kemampuan dari transaksi derivatif untuk meningkatkan ekonomi dengan cara antara lain mengalihkan risiko kepada pihak-pihak yang lebih mampu atau mau menangani risiko, telah memungkinkan dilakukannya berbagai investasi baru dan atau investasi yang besar. Pengembangan produk derivatif oleh karenanya
dianggap sebagai suatu revolusi yang penting.9 Disamping itu juga, transaksi
derivatif sangat menggiurkan dan memberikan manfaat karena transaksi derivatif digunakan sebagai: peralatan untuk mengelola risiko, pencarian untuk hasil yang lebih rendah, kebutuhan-kebutuhan yang selalu berubah dan sangat bervariasi dari
sekelompok pengguna, hedging risiko-risiko saat ini dan masa mendatang,
mengambil posisi-posisi risiko pasar, dan memanfaatkan ketidakefisienan yang
ada di antara pasar-pasar.10
Seperti halnya jenis transaksi yang lain yang tidak terlepas dari risiko usaha, transaksi derivatif mengandung risiko yang sedemikian besar mengingat jumlah transaksi yang terlibat dan kecanggihan transaksi yang memerlukan pengetahuan teknis analisis yang memadai. Kondisi ini tentunya menimbulkan kekhawatiran dari pihak otoritas pengawasan regulator pada industri keuangan. Kekhawatiran tersebut menjadi sangat logis mengingat saat ini perdagangan dunia terjadi dalam jumlah jutaan dolar setiap tahunnya, dan ternyata 95% lebih terjadi pada pasar uang dalam bentuk derives keuangan dan kurang dari 5% saja
9 Ibid., hal. 29.
10 Edi Broto Suwarno, Derivatif: Tinjauan Hukum dan Praktek di Pasar Modal Indonesia, makalah yang disampaikan dalam Finance Law Workshop: Derivatives Transaction, tanggal 21 September 2003, Jakarta: Hotel Borobudur, hlm. 15.
(15)
14
perdagangan tersebut pada sektor riil. Hal ini pulalah yang ikut menyebabkan
krisis global ekonomi dunia. Demikian halnya terjadi pada Lehman Brothers yang
mengguncang bursa saham di seluruh dunia. Bursa saham di kawasan Asia seperti di Jepang, Hongkong, China, Australia, Singapura, India, Taiwan, dan Korea Selatan, mengalami penurunan drastis 7% sampai dengan 10%. Termasuk bursa saham di kawasan Timur Tengah, Rusia, Eropa, Amerika Selatan dan Amerika
Utara. Tak terkecuali di Amerika Serikat sendiri, Pada investor di Bursa Wall
Street mengalami kerugian besar, bahkan surat kabar New York Times menyebutnya sebagai kerugian paling buruk sejak peristiwa serangan 11
September 2001.11
Di samping itu, derivatif memiliki risiko tambahan karena banyak kontraknya bersifat sangat spekulatif sehingga meningkatkan peluang rugi besar jika gagal. Bersifat spekulatif maksudnya yang bersifat spekulasi saja, bukan merupakan transaksi yang murni. Dalam pasar derivatif para spekulan memainkan peran penting dalam perdagangan derivatif keuangan. Mereka membeli dan menjual kontrak-kontrak bergantung pada persepsi mereka tentang gerakan pasar keuangan. Rumor juga memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan. Sehingga, risiko pasar derivatif, risiko spesifik perusahaan, dan risiko sistemik menjadi berlipat ganda. Sebagaimana diketahui bahwa pemain utama derivatif
11 Sugiri Permana, Transaksi Derivatif Pada Pasar Modal dalam Tinjauan Hukum Perjanjian, Makalah yang dikutip dari http://www.badilag.net/index diakses pada tanggal 1 April 2015.
(16)
keuangan pada umumnya adalah bank, pedagang valuta asing, bendahara
korporasi (corporate treasurer), institusional investor, dan hedge fund.12
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik memilih judul Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Yang Menyimpan Dana Pada Perusahaan Perdagangan Derivatif Melalui Transaksi Online.
B. Perumusan Masalah
Sebagaimana telah diuraikan pada pendahuluan, permasalahan yang akan diangkat yaitu :
1. Bagaimanakah proses transaksi penyimpanan dana pada perusahaan
perdagangan derivatif?
2. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi nasabah yang menyimpan dana
pada perusahaan perdagangan derivatif?
3. Bagaimana akibat hukum apabila terjadi kecurangan dalam perdagangan
derivatif?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah
a. Untuk mengetahui proses transaksi penyimpanan dana pada
perusahaan perdagangan derivatif.
12
M. Hatta, Pasar Derivatif dan Cengkraman Kapitalisme, Jurnal Ekonomi Ideologis, 18 Desember 2008, dikutip dalam www.jurnal-ekonomi.org (diakses tanggal 1 April 2015)
(17)
16
b. Untuk mengetahui perlindungan hukum bagi nasabah yang
menyimpan dana pada perusahaan perdagangan derivatif.
c. Untuk mengetahui akibat hukum apabila terjadi kecurangan dalam
perdagangan derivatif.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
a. Secara teroritis
Bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan hukum terutama perlindungan hukum bagi nasabah yang menyimpan dana pada perusahaan perdagangan derivatif melalui transaksi online.
b. Secara praktis
Bermanfaat sebagai kontribusi pemikiran bagi pengambilan
kebijaksanaan untuk menghadapi persoalan yang muncul dalam perlindungan hukum bagi nasabah yang menyimpan dana pada perusahaan perdagangan derivatif melalui transaksi online.
D. Keaslian Penelitian
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan oleh peneliti di perpustakaan Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa penelitian tentang perlindungan hukum bagi nasabah yang menyimpan dana pada perusahaan perdagangan derivatif melalui transaksi online yang diangkat sebagai judul skripsi ini telah diperiksa dan diteliti secara administrasi dan judul tersebut belum pernah ditulis sebelumnya. Sehingga penulisan dan pembahasan skripsi ini dengan
(18)
mengangkat judul rasional dan objektif serta terbuka. Semua ini merupakan implikasi ciri dari proses menemukan kebenaran ilmiah sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka atas segala kritikan dan masukan yang sifatnya membangun guna penyempurnaan hasil penelitian.
E. Tinjauan Pustaka
1. Perbankan
Lembaga perbankan adalah lembaga keuangan yang menjadi perantara
antara pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of founds) dengan pihak
yang membutuhkan atas kekurangan dana (lacks of funds), tentu membutuhkan
dana yang tidak sedikit dalam menjalankan kegiatan usaha atau operasionalnya.13
Pada hakekatnya lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan menarik uang dari dan menyalurkannya ke dalam masyarakat. Sebagai lembaga keuangan, bank mempunyai usaha pokok berupa menghimpun dana dari masyarakat untuk kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
2. Perlindungan hukum bagi nasabah
Kehadiran hukum dalam masyarakat diantaranya untuk mengintegrasikan dan mengkoordinir kepentingan-kepentingan yang dapat bertentangan dengan satu sama lain. Berkaitan dengan itu, hukum harus mampu mengintegrasikannya sehingga benturan-benturan kepentingan itu dapat ditekan sekecil-kecilnya.
13
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia,( Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), hlm. 2.
(19)
18
Pengorganisasian kepentingan-kepentingan itu dilakukan dengan membatasi dan
melindungi kepentingan-kepentingan tersebut. Perlindungan terhadap
kepentingan-kepentingan tertentu hanya dapat dilakukan dengan cara membatasi kepentingan lain pihak.
Perlindungan hukum terhadap nasabah dalam sistem perbankan Indonesia,
dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:14
a. Perlindungan secara implisit (implicit deposit protection), yaitu
perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan bank yang efektif.
b. Perlindungan secara eksplisit (exsplicit deposit protection), yaitu
perlindungan melalui pembentukan suatu lembaga yang menjamin simpanan masyarakat, sehingga apabila bank mengalami kegagalan, lembaga tersebut yang mengganti dana masyarakat yang disimpan pada bank yang gagal tersebut.
3. Perdagangan derivatif
Transaksi derivatif yang sering dilakukan diantaranya adalah opsi (option),
yaitu hak untuk membeli (call option) atau menjual (put option) suatu valuta asing
(misalnya US Dollar) dengan penyerahan untuk jangka waktu di depan. Mekanisme dari bentuk ini adalah sebagai berikut: investor dapat saja memperoleh hak membeli atau menjual kontrak dimasa datang dengan harga
tertentu.15
14 Ibid., hlm 145
15
Sejarawan.blogspot.com/2010/09/analisa-yuridis-mengenai-kasus-kasus.html (diakses tanggal 1 April 2015)
(20)
Pasar derivatif adalah tempat diperdagangkannya surat-surat berharga
yang nilainya didasarkan aset yang mendasarinya (underlying asset atau
elementary asset). Pengertian transaksi derivatif adalah suatu perjanjian antara
dua pihak yang saling berhubungan (counterparties). Secara umum transaksi
derivatif dapat didefinisikan sebagai perjanjian atau kontrak antara dua pihak
dimana pembayaran atau pertukaran atas cash flow didasarkan pada nilai asset
yang mendasarinya seperti nilai tukar, suku bunga, index saham, dan komoditi.16
Underlying transaksi derivatif saat ini diantaranya interest rate, currency,
commodity, equity dan index lainnya. Transaksi derivatif bisa dilakukan di bursa
maupun di luar bursa (over the counter) yaitu kontrak-kontrak yang dapat
dinegosiasikan secara pribadi dan ditawarkan langsung kepada pengguna akhir,
sebagai lawan dari kontrak-kontrak yang telah distandarisasi (futures) dan
diperjualbelikan di bursa.
4. Transaksi online
Transaksi online adalah penjualan dan pembelian secara online melalui
media internet, tidak ada perjumpaan langsung antara pembeli dan penjual.17
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Pasal 1 angka 2, disebutkan bahwa transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan/atau media elektronik lainnya. Transaksi jual beli secara elektronik merupakan salah satu perwujudan ketentuan
16 Setyaerrynugraha.blogspot.com/2012/11/option-dan-futures-instrumen-derivatif.html (diakses tanggal 1 April 2015).
17
Cardingdantransaksionline.wordpress.com/about/pengertian-transaksi-online (diakses tanggal 21 Mei 2015)
(21)
20
diatas. Pada transaksi elektronik ini, para pihak yang terkait didalamnya melakukan hubungan hukum yang dituangkan melalui suatu bentuk perjanjian atau kontrak yang juga dilakukan secara elektronik dan sesuai ketentuan Pasal 1 angka 17 UU ITE disebut bahwa kontrak elektronik yakni perjanjian yang dimuat dalam dokumen elektronik atau media elektronik lainnya.
F. Metode Penelitian
a. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, di mana penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan
dipandang dari sisi normatifnya.18 Untuk menunjang diperolehnya data yang
aktual dan akurat, penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu penelitian yang hanya menggambarkan fakta-fakta tentang objek penelitian baik dalam kerangka sistematisasi maupun sinkronisasi berdasarkan aspek yuridis, dengan
tujuan menjawab permasalahan yang menjadi objek penelitian.19
Sifat penelitian yang digunakan adalah bersifat kualitatif, dengan cara menganalisis bahan hukum secara komprehensif baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder yang diperoleh selama melakukan penelitian. Selain itu juga dilakukan secara deskriptif yaitu penulis berkeinginan untuk memberikan gambaran atau pemaparan atas subjek dan objek penelitian dikaitkan
18
Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif (Surabaya: Bayu Media Publishing, 2005), hlm. 46.
19 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 116
(22)
dengan peraturan perundang-undangan dan teori-teori yang berkaitan dengan perlindungan hukum bagi nasabah yang menyimpan dana pada perusahaan
perdagangan derivatif melalui transaksi online.
b. Data penelitian
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder. Menurut Ronny Hanitijo Soemitro data sekunder adalah data yang
diperoleh melalui bahan kepustakaan.20 Penelitian ini yang dijadikan data
sekunder adalah data yang bersumber dari:
a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang bersifat mengikat yang
terdiri dari:
1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
3) Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik
5) Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal
6) Peraturan Bapepam No. IV.A.1 tentang Tata Cara Permohonan Izin
Usaha Reksa Dana Berbentuk Perseroan
7) Peraturan Bapepam No. IV.A.2 tentang Pedoman Anggaran Dasar
Reksa Dana Berbentuk Perseroan
20
Ronny Hanitijo Sumitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), hlm. 76.
(23)
22
8) Peraturan Bapepam No. IV.A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa
Dana Berbentuk Perseroan
9) Peraturan Bapepam No. IV.A.4 tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan
Reksa Dana Berbentuk Perseroan
10)Peraturan Bapepam No. IV.A.5 tentang Pedoman Kontrak
Penyimpanan Kekayaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan
11)Peraturan Bapepam No. IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa
Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
12)Peraturan Bapepam No. IV.B.2 tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana
Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
13)Peraturan Bapepam No. IX.C.9 tentang Pernyataan Pendaftaran Dalam
Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset (Asset Backed
Securities)
14)Peraturan Bapepam No. IX.C.10 tentang Pedoman Bentuk dan Isi
Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities)
15)Peraturan Bapepam No. V.G.5 tentang Fungsi Manajer Investasi
Berkaitan Dengan Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities)
16)Peraturan Bapepam No. IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities)
17)Peraturan Perdagangan Bursa Efek
b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
(24)
1) Hukum kepailitan, buku yang membahas tentang kepailitan.
2) Hukum perusahaan, buku-buku yang membahas tentang perkoperasian
c. Bahan hukum tersier berupa bahan yang dapat mendukung bahan hukum
primer, terdiri dari kamus hukum, kamus Inggris-Indonesia dan kamus besar Bahasa Indonesia
c. Teknik pengumpulan data
Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka
digunakan metode pengumpulan data dengan cara:21 studi kepustakaan, yaitu
mempelajari dan menganalisis secara sistematis buku-buku, surat kabar, makalah ilmiah, majalah, internet, peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini.
d. Analisis data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif, yaitu dari data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis kemudian dianalisis secara normatif kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang dibahas. Pengertian analisis di sini dimaksudkan sebagai suatu penjelasan dan penginterpretasian secara logis sistematis. Logis sistematis menunjukkan cara berfikir deduktif-induktif dan mengikuti tata tertib dalam penulisan laporan-laporan penelitian ilmiah.
Setelah analisis data selesai maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif, yaitu dengan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai
(25)
24
dengan permasalahan yang diteliti.22 Dari hasil tersebut kemudian ditarik suatu
kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan ini.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini agar permasalahan yang diangkat dengan pembahasan skripsi sesuai, maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang saling berkaitan satu sama lain. Tiap bab terdiri dari setiap sub bab dengan maksud untuk mempermudah dalam hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan pengantar. Didalamnya termuat mengenai gambaran umum tentang penulisan skripsi yang terdiri dari latar belakang penulisan skripsi, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II PROSES TRANSAKSI PENYIMPANAN DANA PADA
PERUSAHAAN PERDAGANGAN DERIVATIF
Bab ini berisikan mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam penyimpanan dana pada perusahaan derivatif, tata cara untuk menyimpan dana pada perusahaan derivatif dan transaksi online pada perusahaan perdagangan derivatif.
22
H.B. Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif Bagian II (Surakarta: UNS Press, 1988), hlm. 37.
(26)
BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH YANG MENYIMPAN DANA PADA PERUSAHAAN
PERDAGANGAN DERIVATIF
Bab ini berisikan mengenai hak dan kewajiban para pihak dalam perdagangan derivatif, bentuk-bentuk perlindungan hukum bagi nasabah yang menyimpan dana pada perusahaan perdagangan derivatif dan dasar hukum yang mengatur perlindungan hukum terhadap nasabah perdagangan derivatif.
BAB IV AKIBAT HUKUM APABILA TERJADI KECURANGAN
DALAM PERDAGANGAN DERIVATIF
Bab ini beriskan mengenai pelanggaran yang dapat terjadi pada
perusahaan perdagangan derivatif dan pihak-pihak yang
bertanggung jawab apabila terjadi kecurangan dalam transaksi online penyimpanan dana di perusahaan derivatif dan akibat hukum bagi pihak yang melakukan kecurangan dalam transaksi online penyimpanan dana di perusahaan derivatif.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bagian terakhir dari penulisan skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan pokok dari keseluruhan isi. Kesimpulan bukan merupakan rangkuman ataupun ikhtisar. Saran merupakan upaya yang diusulkan agar hal-hal yang dikemukakan dalam pembahasan permasalahan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.
(27)
26
BAB II
PROSES TRANSAKSI PENYIMPANAN DANA PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN DERIVATIF
A. Pihak-Pihak Yang Terlibat dalam Penyimpanan Dana pada Perusahaan Derivatif
Pihak-pihak yang dikategorikan sebagai orang-orang dalam Pasar Modal menurut UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menentukan orang dalam (insider) hanya merupakan orang-orang atau pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan di Pasar Modal.
Suatu transaksi derivatif merupakan sebuah perjanjian antara dua pihak
yang dikenal sebagai counterparties (pihak-pihak yang saling berhubungan).
Dalam istilah umum, transaksi Derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya tergantung pada diturunkan dari nilai aset, tingkat referensi atau indeks. Saat ini, transaksi derivatif terdiri dari
sejumlah acuan pokok (underlying) yaitu suku bunga (interest rate), kurs tukar
(currency), komoditas (commodity), ekuitas (equity), dan indeks (index) lainya.
Mayoritas transaksi derivatif adalah produk-produk Over the Counter (OTC) yaitu
kontrak-kontrak yang dapat dinegosiasikan secara pribadi dan ditawarkan langsung kepada pengguna akhir, sebagai lawan dari kontrak-kontrak yang telah
distandarisasi (futures) dan diperjualbelikan di bursa. Menurut para dealer dan
(28)
melindungi nilai (hedging) beberapa jenis risiko tertentu. Selain itu beberapa hal
yang menjadi alasan pengguna derivatif, antara lain:23
a. Peralatan untuk mengelola risiko;
Salah satu fungsi ekonomis derivatif terpenting adalah sebagai alat
pemindahan risiko pasar (transfer of market risk) yakni pemindahan risiko akibat
perubahan harga aktiva secara drastis atau perubahan harga portofolio aktiva yang
tidak senonoh oleh pihak yang ingin menghindarinya (hedgers) kepada pihak
yang bersedia dan mampu mengendalikannya dengan lebih baik (speculators).
Derivatif memperbaiki efisiensi perekonomian dengan memungkinkan pemakai mengenal pasti, mengisolir, dan mengelola risiko harga dasar yang selalu terdapat dalam masalah keuangan individual. Pihak yang merasa terancam risiko dapat memindahkan risikonya kepada pihak lain yang dapat mengendalikan dan menanggung risiko dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya pada satu sisi memang derivatif dapat memindahkan risiko secara efisien, tetapi pada sisi lain dapat menimbulkan risiko-risiko lain.
b. Pencarian untuk hasil yang lebih besar;
Proses terjadinya harga sesuatu aktiva untuk harga mana seseorang bersedia membelinya dan orang lain bersedia menjual aktiva pada harga tersebut. Jika
pasar berjangka (futures) cukup dalam dan digunakan secara kompetitif (secara
bersaing), harga-harga yang terjadi pada bursa berjangka dianggap dan dipertimbangkan masyarakat sebagai refleksi penawaran dan permintaan suatu komoditi (aktiva). Oleh karena harga yang terjadi di bursa dipublikasikan di
23
Adrian Sutedi, Produk-Produk Derivatif dan Aspek Hukumnya (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm 23.
(29)
28
media cetak keuangan, maka setiap produsen, pedagang, dan pelaku pasar lainnya mengetahui berapa harga di pasar tunai menurut harapannya. Akan tetapi proses penentuan harga ini mungkin mendapat pengaruh negatif, jika sejumlah kecil pelaku pasar dapat menguasai pasar :
a. Biaya pendanaan yang lebih rendah;
b. Kebutuhan-kebutuhan yang selalu berubah dan sangat bervariasi dari
sekelompok pengguna;
c. Hedging risiko-risiko saat ini dan masa mendatang;
d. Mengambil posisi-posisi risiko pasar;
e. Memanfaatkan ketidakefisienan yang ada di antara pasar-pasar.
Pihak-pihak yang terlibat dalam penyimpanan dana pada perusahaan derivatif antara lain :
a. Peserta Pedagang Komoditi, yaitu produsen komoditi (perusahaan
perkebunan, pertambangan dan pabrik), prosesor (pengolahan dan penyulingan), pedagang (eksportir, pengumpul dan importir), dan koperasi (koperasi unit desa dan koperasi produksi).
b. Peserta Komersial, yaitu bank dan modal ventura.
c. Peserta Agen, yaitu bank syariah dan lembaga keuangan non-bank.
d. Konsumen Komoditi, yaitu institusional (bank dan perusahaan) dan individual
(perorangan).24
24 Ibid.
(30)
Pelaku dalam Transaksi Derivatif:25
1. Pengguna Akhir (End Users)
Berdasarkan Laporan G-30 tahun 1993, sebagian besar pengguna akhir derivatif yaitu sekitar 80% adalah perusahaan-perusahaan, disamping badan-badan pemerintah dan sektor publik. Alasan-alasan yang mendorong pengguna akhir menggunakan instrumen derivatif adalah:
a. Untuk sarana lindung nilai (hedging);
b. Memperoleh biaya dana yang lebih rendah;
c. Mempertinggi keuntungan;
d. Untuk mendiversifikasikan sumber-sumber dana;
e. Untuk mencerminkan pandangan-pandangan pasar melalui posisi yang
diambil.
2. Pialang (Dealer)
Terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yang bertindak sebagai pialang. Fungsi dari dealer antara lain:
a. Menjaga likuiditas dan terus menerus tersedianya transaksi;
b. Memenuhi permintaan pengguna akhir dengan segera;
c. Memberikan kemampuan untuk mempertinggi likuiditas pasar dan
efisiensi harga.
25
Spicaalmilia.files.wordpress.com/.../ketentuan-hukum-pasar-derivatif (diakses tanggal 31 Maret 2015).
(31)
30
B. Proses Transaksi Penyimpanan Dana Di Perusahaan Derivatif
Nasabah dan Pialang Berjangka secara bersama-sama disebut Para Pihak. Nasabah terlebih dahulu menerima dan mengerti Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko yang harus disampaikan oleh Pialang Berjangka. Para Pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Pemberian Amanat untuk melakukan transaksi penjualan maupun pembelian Kontrak Berjangka dengan ketentuan
sebagai berikut :26
1. Margin dan Pembayaran Lainnya
a. Nasabah menempatkan sejumlah dana (Margin) ke Rekening Terpisah
(Segregated Account) Pialang Berjangka sebagai Margin awal dan wajib mempertahankannya sebagaimana ditetapkan.
b. Membayar biaya-biaya yang diperlukan untuk transaksi yaitu biaya
transaksi, pajak, komisi, dan biaya pelayanan, biaya bunga sesuai tingkat yang berlaku, dan biaya lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan berkaitan dengan transaksi sesuai amanat Nasabah, maupun biaya rekening nasabah.
2. Pelaksanaan Amanat
a. Setiap amanat yang disampaikan oleh Nasabah atau kuasanya yang
ditunjuk secara tertulis oleh Nasabah, dianggap sah apabila diterima oleh Pialang Berjangka sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dapat berupa amanat tertulis yang ditandatangani oleh Nasabah atau kuasanya, amanat telepon yang direkam, dan/atau amanat transaksi elektronik lainnya.
(32)
b. Setiap amanat Nasabah yang diterima dapat langsung dilaksanakan sepanjang nilai Margin yang tersedia pada rekeningnya mencukupi dan eksekusinya tergantung pada kondisi dan sistem transaksi yang berlaku yang mungkin dapat menimbulkan perbedaan waktu terhadap proses pelaksanaan amanat tersebut. Nasabah harus mengetahui posisi Margin dan posisi terbuka sebelum memberikan amanat untuk transaksi berikutnya.
c. Amanat Nasabah hanya dapat dibatalkan dan/atau diperbaiki apabila
transaksi atas amanat tersebut belum terjadi. Pialang Berjangka tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat tidak terlaksananya pembatalan dan/atau perbaikan sepanjang bukan karena kelalaian Pialang Berjangka.
d. Pialang Berjangka berhak menolak amanat Nasabah apabila harga yang
ditawarkan atau diminta tidak wajar. 3. Antisipasi penyerahan barang
a. Untuk kontrak-kontrak tertentu penyelesaian transaksi dapat dilakukan
dengan penyerahan atau penerimaan barang (delivery) apabila kontrak
jatuh tempo. Nasabah menyadari bahwa penyerahan atau penerimaan barang mengandung risiko yang lebih besar daripada melikuidasi posisi
dengan offset. Penyerahan fisik barang memiliki konsekuensi kebutuhan
(33)
32
b. Pialang Berjangka tidak bertanggung jawab atas klasifikasi mutu (grade),
kualitas atau tingkat toleransi atas komoditi yang diserahkan atau akan diserahkan.
c. Pelaksanaan penyerahan atau penerimaan barang tersebut akan diatur dan
dijamin oleh Lembaga Kliring Berjangka. 4. Kewajiban Memelihara Margin
a. Nasabah wajib memelihara/memenuhi tingkat Margin yang harus tersedia
di rekening pada Pialang Berjangka sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan baik diminta ataupun tidak oleh Pialang Berjangka.
b. Apabila jumlah Margin memerlukan penambahan maka Pialang Berjangka
wajib memberitahukan dan memintakan kepada Nasabah untuk menambah Margin segera.
c. Apabila jumlah Margin memerlukan tambahan (Call Margin) maka
Nasabah wajib melakukan penyerahan Call Margin selambat-lambatnya
sebelum dimulai hari perdagangan berikutnya. Kewajiban Nasabah
sehubungan dengan penyerahan Call Margin tidak terbatas pada jumlah
Margin awal.
d. Pialang Berjangka tidak berkewajiban melaksanakan amanat untuk
melakukan transaksi yang baru dari Nasabah sebelum Call Margin
dipenuhi.
e. Untuk memenuhi kewajiban Call Margin dan keuangan lainnya dari
Nasabah, Pialang Berjangka dapat mencairkan dana Nasabah yang ada di Pialang Berjangka.
(34)
5. Hak Pialang Berjangka Melikuidasi Posisi Nasabah
Nasabah bertanggung jawab memantau/mengetahui posisi terbukanya secara terusmenerus dan memenuhi kewajibannya. Apabila dalam jangka waktu tertentu dana pada rekening Nasabah kurang dari yang dipersyaratkan, Pialang Berjangka dapat menutup posisi terbuka Nasabah secara keseluruhan atau sebagian, membatasi transaksi, atau tindakan lain untuk melindungi diri dalam pemenuhan Margin tersebut dengan terlebih dahulu memberitahu atau tanpa memberitahu Nasabah dan Pialang Berjangka tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat tindakan tersebut.
6. Penggantian Kerugian Tidak Menyerahkan Barang
Apabila Nasabah tidak mampu menyerahkan komoditi atas Kontrak Berjangka yang jatuh tempo, Nasabah memberikan kuasa kepada Pialang Berjangka untuk meminjam atau membeli komoditi untuk penyerahan tersebut.
Nasabah wajib membayar secepatnya semua biaya, kerugian dan premi yang
telah dibayarkan oleh Pialang Berjangka atas tindakan tersebut. Apabila Pialang Berjangka harus menerima penyerahan komoditi atau surat berharga maka Nasabah bertanggung jawab atas penurunan nilai dari komoditi atas surat berharga tersebut.
7. Penggantian Kerugian Tidak Adanya Penutupan Posisi
Apabila Nasabah tidak mampu melakukan penutupan atas transaksi yang jatuh tempo, Pialang Berjangka dapat melakukan penutupan atas transaksi di Bursa. Nasabah wajib membayar biaya-biaya, termasuk biaya kerugian dan premi
(35)
34
yang telah dibayarkan oleh Pialang Berjangka, dan apabila Nasabah lalai untuk membayar biaya-biaya tersebut, Pialang Berjangka berhak untuk mengambil pembayaran dari dana Nasabah.
8. Pialang Berjangka Dapat Membatasi Posisi
Nasabah mengakui hak Pialang Berjangka untuk membatasi posisi terbuka Kontrak Berjangka Nasabah dan Nasabah tidak melakukan transaksi melebihi batas yang telah ditetapkan tersebut.
9. Tidak Ada Jaminan atas Informasi atau Rekomendasi Nasabah mengakui bahwa:
a. Informasi dan rekomendasi yang diberikan oleh Pialang Berjangka kepada
Nasabah tidak selalu lengkap dan perlu diverifikasi.
b. Pialang Berjangka tidak menjamin bahwa informasi dan rekomendasi yang
diberikan merupakan informasi yang akurat dan lengkap.
c. Informasi dan rekomendasi yang diberikan oleh Wakil Pialang Berjangka
yang satu dengan yang lain mungkin berbeda karena perbedaan analisis fundamental atau teknikal. Nasabah menyadari bahwa ada kemungkinan Pialang Berjangka dan pihak terafiliasinya memiliki posisi di pasar dan memberikan rekomendasi tidak konsisten kepada Nasabah.
10. Pembatasan Tanggung Jawab Pialang Berjangka
a. Pialang Berjangka tidak bertanggung jawab untuk memberikan penilaian
kepada Nasabah mengenai iklim, pasar, keadaan politik dan ekonomi nasional dan internasional, nilai kontrak berjangka, kolateral, atau memberikan nasihat mengenai keadaan pasar. Pialang Berjangka hanya
(36)
memberikan pelayanan untuk melakukan transaksi secara jujur serta memberikan laporan atas transaksi tersebut.
b. Perdagangan sewaktu-waktu dapat dihentikan oleh pihak yang memiliki
otoritas (Bappebti/Bursa Berjangka) tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Nasabah. Atas posisi terbuka yang masih dimiliki oleh Nasabah pada saat perdagangan tersebut dihentikan, maka akan diselesaikan (likuidasi) berdasarkan pada peraturan/ketentuan yang dikeluarkan dan ditetapkan oleh pihak otoritas tersebut, dan semua kerugian serta biaya yang timbul sebagai akibat dihentikannya transaksi oleh pihak otoritas perdagangan tersebut, menjadi beban dan tanggung jawab Nasabah sepenuhnya.
11. Transaksi Harus Mematuhi Peraturan Yang Berlaku
Semua transaksi baik yang dilakukan sendiri oleh Nasabah maupun melalui Pialang Berjangka wajib mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka, kebiasaan dan interpretasi resmi yang ditetapkan oleh Bappebti atau Bursa Berjangka.
12. Pialang Berjangka tidak Bertanggung jawab atas Kegagalan Komunikasi
Pialang Berjangka tidak bertanggung jawab atas keterlambatan atau tidak tepat waktunya pengiriman amanat atau informasi lainnya yang disebabkan oleh kerusakan fasilitas komunikasi atau sebab lain diluar kontrol Pialang Berjangka.
(37)
36
13. Konfirmasi
a. Konfirmasi dari Nasabah dapat berupa surat, telex, media lain, secara
tertulis ataupun rekaman suara.
b. Pialang Berjangka berkewajiban menyampaikan konfirmasi transaksi,
laporan rekening, permintaan Call Margin, dan pemberitahuan lainnya
kepada Nasabah secara akurat, benar dan secepatnya pada alamat
Nasabah sesuai dengan yang tertera dalam rekening Nasabah.
Apabila dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah amanat jual atau
beli disampaikan, tetapi Nasabah belum menerima konfirmasi
tertulis, Nasabah segera memberitahukan hal tersebut kepada Pialang
Berjangka melalui telepon dan disusul dengan pemberitahuan tertulis.
c. Jika dalam waktu 2 x 24 jam sejak tanggal penerimaan konfirmasi
tertulis tersebut tidak ada sanggahan dari Nasabah maka konfirmasi Pialang Berjangka dianggap benar dan sah.
d. Kekeliruan atas konfirmasi yang diterbitkan Pialang Berjangka akan
diperbaiki oleh Pialang Berjangka sesuai keadaan yang sebenarnya dan demi hukum konfirmasi yang lama batal.
e. Nasabah tidak bertanggung jawab atas transaksi yang dilaksanakan atas
rekeningnya apabila konfirmasi tersebut tidak disampaikan secara benar dan akurat.
14.Kebenaran Informasi Nasabah
Nasabah memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai data Nasabah yang diminta oleh Pialang Berjangka dan akan memberitahukan paling
(38)
lambat dalam waktu 3 (tiga) hari kerja setelah terjadi perubahan, termasuk perubahan kemampuan keuangannya untuk terus melaksanakan transaksi.
15.Komisi Transaksi
Nasabah mengetahui dan menyetujui bahwa Pialang Berjangka berhak untuk memungut komisi atas transaksi yang telah dilaksanakan, dalam jumlah sebagaimana akan ditetapkan dari waktu ke waktu oleh Pialang Berjangka. Perubahan beban (fees) dan biaya lainnya harus disetujui secara tertulis oleh Para Pihak.
16.Pemberian Kuasa
a. Nasabah memberikan kuasa kepada Pialang Berjangka untuk
menghubungi bank, lembaga keuangan, Pialang Berjangka lain, atau institusi lain yang terkait untuk memperoleh keterangan atau verifikasi mengenai informasi yang diterima dari Nasabah. Nasabah mengerti bahwa penelitian mengenai data hutang pribadi dan bisnis dapat dilakukan oleh Pialang Berjangka apabila diperlukan. Nasabah diberikan kesempatan untuk memberitahukan secara tertulis dalam jangka waktu yang telah disepakati untuk melengkapi persyaratan yang diperlukan.
b. Nasabah dapat memberikan kuasa kepada pihak lain kecuali kepada
pegawai Pialang Berjangka atau pihak lainnya yang memiliki kepentingan dengan Pialang Berjangka, untuk menjalankan hak-hak yang timbul atas rekening, termasuk memberikan instruksi kepada Pialang Berjangka atas rekening yang dimiliki Nasabah, berdasarkan surat kuasa dalam bentuk dan isi sebagaimana terlampir. (Formulir Nomor : IV.PRO.17.)
(39)
38
17.Pemindahan Dana
Pialang Berjangka dapat setiap saat mengalihkan dana dari satu rekening ke rekening lainnya berkaitan dengan kegiatan transaksi yang dilakukan Nasabah seperti pembayaran komisi, pembayaran biaya transaksi, kliring, dan
keterlambatan dalam memenuhi kewajibannya, tanpa terlebih dahulu
memberitahukan kepada Nasabah. Transfer yang telah dilakukan akan segera diberitahukan secara tertulis kepada Nasabah.
18. Pemberitahuan
a. Semua komunikasi, uang, surat berharga, dan kekayaan lainnya harus
dikirimkan langsung ke alamat Nasabah seperti tertera dalam rekeningnya atau alamat lain yang ditetapkan/diberitahukan secara tertulis oleh Nasabah.
b. Semua uang harus disetor atau ditransfer langsung oleh Nasabah ke
Rekening Terpisah (Segregated Account) Pialang Berjangka dan dianggap
sudah diterima oleh Pialang Berjangka apabila sudah ada tanda terima bukti setor atau transfer dari pegawai Pialang Berjangka.
c. Semua surat berharga, kekayaan lainnya, atau komunikasi harus dikirim
kepada Pialang Berjangka dan dianggap sudah diterima oleh Pialang Berjangka apabila sudah ada tanda bukti penerimaan dari pegawai Pialang Berjangka.
(40)
19.Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko
Nasabah mengakui menerima dan mengerti Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko.
20.Jangka Waktu Perjanjian dan Pengakhiran
a. Perjanjian ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditandatanganinya
sampai disampaikannya pemberitahuan pengakhiran secara tertulis oleh Nasabah atau Pialang Berjangka.
b. Nasabah dapat mengakhiri Perjanjian ini hanya jika Nasabah sudah tidak
lagi memiliki posisi terbuka dan tidak ada kewajiban Nasabah yang diemban oleh atau terhutang kepada Pialang Berjangka.
c. Pengakhiran tidak membebaskan salah satu Pihak dari tanggung jawab
atau kewajiban yang terjadi sebelum pemberitahuan tersebut. 21. Berakhirnya Perjanjian
Perjanjian dapat berakhir dalam hal Nasabah:
a. dinyatakan pailit, memiliki hutang yang sangat besar, dalam proses
peradilan, menjadi hilang ingatan, mengundurkan diri atau meninggal;
b. tidak dapat memenuhi atau mematuhi perjanjian ini dan/atau melakukan
pelanggaran terhadapnya;
c. berkaitan dengan angka (1) dan (2) tersebut di atas, Pialang Berjangka
dapat:
a) meneruskan atau menutup posisi Nasabah tersebut setelah
pertimbangkannya secara cermat dan jujur; dan
(41)
40
d. Pengakhiran Perjanjian sebagaimana dimaksud dengan angka (1) dan (2)
tersebut di atas, tidak melepaskan kewajiban dari Para Pihak yang berhubungan dengan penerimaan atau kewajiban pembayaran atau pertanggungjawaban kewajiban lainnya yang timbul dari Perjanjian.
22.Force Majeur
Tidak ada satupun pihak di dalam Perjanjian dapat diminta
pertanggungjawabannya untuk suatu keterlambatan atau terhalangnya memenuhi kewajiban berdasarkan Perjanjian yang diakibatkan oleh suatu sebab yang berada
di luar kemampuannya atau kekuasaannya (force majeur), sepanjang
pemberitahuan tertulis mengenai sebab itu disampaikannya kepada pihak lain dalam Perjanjian dalam waktu tidak lebih dari 24 (dua puluh empat) jam sejak
timbulnya sebab itu. Yang dimaksud dengan Force Majeur dalam Perjanjian
adalah peristiwa kebakaran, bencana alam(seperti gempa bumi, banjir, angin topan, petir), pemogokan umum, huru hara, peperangan, perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kondisi di bidang ekonomi, keuangan dan Perdagangan Berjangka, pembatasan yang dilakukan oleh otoritas Perdagangan Berjangka dan Bursa Berjangka serta terganggunya sistem perdagangan, kliring dan penyelesaian transaksi Kontrak Berjangka di mana transaksi dilaksanakan yang secara langsung mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan berdasarkan Perjanjian.
(42)
23.Perubahan atas Isian dalam Perjanjian Pemberian Amanat
Perubahan atas isian dalam Perjanjian ini hanya dapat dilakukan atas persetujuan Para Pihak, atau Pialang Berjangka telah memberitahukan secara tertulis perubahan yang diinginkan, dan Nasabah tetap memberikan perintah untuk transaksi dengan tanpa memberikan tanggapan secara tertulis atas usul perubahan tersebut. Tindakan Nasabah tersebut dianggap setuju atas usul perubahan tersebut. 24. Penyelesaian Perselisihan
a. Semua perselisihan dan perbedaan pendapat yang timbul dalam
pelaksanaan Perjanjian ini wajib diselesaikan terlebih dahulu secara musyawarah untuk mencapai mufakat antara Para Pihak.
b. Apabila perselisihan dan perbedaan pendapat yang timbul tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat, Para Pihak wajib memanfaatkan sarana penyelesaian perselisihan yang tersedia di Bursa Berjangka.
c. Apabila perselisihan dan perbedaan pendapat yang timbul tidak dapat
diselesaikan melalui cara sebagaimana dimaksud pada angka (1) dan angka (2), maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan melalui Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKTI) berdasarkan Peraturan dan Prosedur Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKTI)/ Pengadilan Negeri.
25. Bahasa
(43)
42
C. Transaksi Online Pada Perusahaan Perdagangan Derivatif
Transaksi online yang dimaksud disini adalah tambahan fasilitas untuk mempermudah trading perdagangan berjangka bagi nasabah pada perusahaan perdagangan derivatif. Bentuk peraturan online trading yang umum pada
perusahaan perdagangan derivatif sebagai berikut :27
1. Bahwa online trading ini merupakan tambahan fasilitas untuk
mempermudah trading perdagangan berjangka bagi Nasabah perusahaan perdagangan derivatif dengan menggunakan akses internet, melalui komputer masing-masing, disamping cara konvensional yang sudah tersedia, dan Nasabah diizinkan mengakses satu atau lebih dari satu terminal internet browser website perusahaan perdagangan derivatif yang perangkat lunaknya sudah tersedia dan bisa di download.
2. Bahwa bagi Nasabah yang diizinkan mengakses melalui internet tersebut
dapat melakukan transaksi order jual atau beli perdagangan berjangka, sesuai dengan komoditi, forex dan index, yang diinginkan oleh Nasabah yang bersangkutan, dan atau yang tersedia di website screen monitor internet perusahaan perdagangan derivatif dengan acuan trading rules internasional.
3. Bahwa Nasabah wajib melakukan registrasi dan kemudian menyetor
margin, membuka nomor rekening, menandatangani Perjanjian Nasabah, wajib mengetahui adanya risiko perdagangan berjangka, memperoleh password online trading dan konfirmasi ulang Nasabah, dan lain-lainnya.
27
PT. Victory International Futures, Peraturan Online Trading PT. Victory International Futures.
(44)
4. Bahwa bagi Nasabah yang tidak bisa melakukan pengambilan login dan password secara fisik/ datang ke perusahaan perdagangan derivatif, maka login dan password Nasabah bersangkutan dapat diserah terimakan melalui media telepon. Dan Nasabah mengerti dan menyetujui bahwa sebelum serah terima login dan password dilakukan maka terlebih dahulu perusahaan perdagangan derivatif akan melakukan verifikasi terhadap data-data Nasabah sesuai ketentuan perusahaan perdagangn derivatif. Dan bahwa Nasabah mengerti dan menyetujui apabila perusahaan perdagangan derivatif berhak menolak menyerahkan login dan password apabila data-data verifikasi dinilai tidak valid, sehingga Nasabah diwajibkan untuk melakukan pengambilan login dan password secara fisik di perusahaan perdagangan derivatif.
5. Bahwa Nasabah yang diizinkan mengakses online trading, juga diizinkan
melakukan trading dengan cara konvensional. Agar tidak kehilangan kesempatan memperoleh profit/keuntungan atau loss/merugi yang lebih besar, dan hal ini untuk mengantisipasi apabila terjadi gangguan/kerusakan perangkat lunak online trading atau upgrade perangkat lunak yang baru. Ataupun gangguan teknis pada provider, server, internet tersebut dan lain-lain. Maka perusahaan perdagangan derivatif dibebaskan dari segala tuntutan hukum ganti rugi akibat gagalnya transaksi order jual atau beli dari perdagangan berjangka tersebut yang disebabkan gangguan/kerusakan yang dimaksud.
(45)
44
6. Bahwa semua transaksi order Nasabah melalui online trading, tidak dapat
dibatalkan dan dianggap Nasabah telah setuju dan sah apabila setiap transaksi sudah diterima OK oleh perangkat lunak perusahaan
perdagangan derivatif, dikecualikan ada kekeliruan harga pasara (wrong
quote) yang disebabkan kesalahan input dari sumber data REUTERS atau sejenisnya, maka perusahaan perdagangan derivatif berhak membatalkan secara sepihak.
7. Bahwa perusahaan perdagangan derivatif dapat memutuskan secara
sepihak tanpa pemberitahuan dahulu kepada Nasabah yang bersangkutan
dengan program otomatis (AUTO CUT), apabila equity nasabah tinggal
10% dari yang dibutuhkan.
8. Bahwa online trading ini tunduk kepada Hukum Pemerintah Republik
(46)
BAB III
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH YANG MENYIMPAN DANA PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN DERIVATIF
A. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perdagangan Derivatif
Transaksi derivatif dalam sejarah sebenarnya dapat ditarik jauh ke
belakang, yakni sejak berdirinya Chase Manhattan Risk Management Group yang
didirikan dalam tahun 1963. Pada saat itu perusahaan tersebut membuat sertifikat yang mengatur tentang para bankir di London yang membuat sejenis pinjaman
dalam 2 mata uang (dual currency), salah satu diantaranya dikaitkan dengan
harga-harga di masa depan (future). Selanjutnya transaksi derivatif ini kemudian
berkembang menjadi derivatif dengan jenis dan metode yang komprehensif dalam
bentuk kontrak forward, futures swaps, option dan lain-lain. Sementara obyek dari
transaksi derivatif juga terus berkembang dan beragam, seperti valuta asing, tingkat suku bunga, bunga komoditi, instrumen ekuiti, dan lain-lain. Jika yang
diperdagangkan berupa barang komoditi tersebut dengan commodity future
trading (CFT), sementara jika yang diperdagangkan adalah instrumen keuangan
disebut dengan financial future trading. Sedangkan yang dimaksud dengan
kontrak opsi memberikan hak, bukan kewajiban kepada pemiliknya untuk membeli (atau menjual) suatu aset keuangan pada harga tertentu dari (atau
kepada) pihak lain.28
(47)
46
Transaksi derivatif para pihak selalu mengambil posisi yang berhadap-hadapan atas apa yang akan terjadi di masa mendatang di mana salah satu pihak harus membayar sejumlah uang kepada pihak lainnya, karena akan ada pihak yang
menang dan pihak yang kalah.29
Pialang berjangka merupakan unsur utama dan berada digaris depan dalam kegiatan perdagangan berjangka. Kegiatan utamanya ialah sebagai perantara antara investor jual dan investor beli yang melakukan transaksi di perdagangan berjangka. Tindakan dari pada pialang berjangka ialah untuk dan atas perintah/amanat dari pihak investor.
Pialang berjangka adalah satu-satunya badan usaha yang boleh menerima amanat (order) dari nasabah dan meneruskannya untuk ditransaksikan dibursa.
Perdagangan dengan sistem margin, pialang berjangka berhak menarik margin
(uang jaminan) atas setiap transaksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pialang berjangka merupakan perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas. Pialang berjangka merupakan anggota bursa yang memiliki izin usaha Bapebti. Pasal 49 s/d 56 Undang-undang No.32 tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi mengatur ketentuan bahwa pialang berjangka wajib memiliki
pedoman perilaku sebagai bentuk perlindungan terhadap investor.30
Pialang berjangka terbagi dalam dua kategori keanggotaan yaitu pialang berjangka yang merangkap sebagai anggota kliring dan pialang berjangka non anggota kliring. Transaksi yang mendapat jaminin lembaga kliring ialah transaksi
29 Ibid.
30
Syahrani, Rinduan. Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata. (Bandung: Alumni, 2012), hlm. 50.
(48)
yang didaftarkan pialang berjangka berstatus anggota kliring yang memperoleh jaminan.
Perusahaan Pialang atau juga disebut broker Anggota Bursa (AB), adalah pihak yang membantu investor untuk melakukan pembelian atau penjualan komoditi pada bursa. Perusahaan Pialang melakukan pembelian dan penjualan (menawarkan) dilantai Bursa atas perintah atau permintaan (order) investor. Perusahaan Pialang hanya akan melakukan pembelian atau penjualan jika sudah mendapat perintah (amanat) dari investor.
Nasabah dalam perusahaan perdagangan derivatif mempunyai hak dan
kewajiban sebagai berikut :31
1. Bahwa Nasabah berhak memperoleh profit/keuntungan sesuai dengan
order nilai jual dan beli yang diputuskan pada suatu keadaan tertentu atas komoditi, forex dan index, yang dimaksud oleh Nasabah. Dan tidak menutup kemungkinan untuk sebaliknya.
2. Bahwa Nasabah berhak menarik kembali semua margin/equity yang
tersedia sewaktu-waktu, berdasarkan trading list, kecuali hari besar/libur.
3. Bahwa Nasabah berhak memperoleh laporan trading list setiap hari, yang
menjelaskan posisi order jual atau beli, dan posisi margin/equity (keuangannya). Khusus Nasabah online trading dapat mengakses langsung melalui internet browser dan melihat trading list secara langsung sesuai dengan nomor rekening Nasabah dan mencetaknya sendiri melalui
(49)
48
komputernya masing-masing tanpa harus meminta lagi kepada perusahaan perdagangan derivatif.
4. Bahwa Nasabah berhak memperoleh informasi harga pasar
komoditi/forex/index yang fair, sesuai dengan harga pasaran internasional dari waktu ke waktu. Yang berasal dari sumber data Internasional Reuters atau sejenisnya. Dan juga dapat mengakses dan melihat secara langsung pada perangkat lunak yang sudah tersedia.
5. Bahwa Nasabah dianjurkan untuk melakukan transaksi perdagangan
berjangka secara langsung tanpa menunjuk broker/trader/kuasanya, namun apabila Nasabah menginginkan untuk menunjuk pelaksana transaksi kepada broker/trader/kuasanya tersebut, maka wajib memberi surat kuasa secara tertulis kepada yang bersangkutan untuk kemudian diserahkan kepada perusahaan perdagangan derivatif.
6. Bahwa password Nasabah disalahgunakan oleh orang yang tidak
bertanggung jawab, merupakan risiko dari Nasabah yang bersangkutan sepenuhnya. Dan perusahaan perdagangan derivatif menganjurkan kepada Nasabah untuk sesering mungkin mengganti password online trading masing-masing demi menjaga kepentingan bersama.
B. Bentuk-Bentuk Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Yang Menyimpan Dana pada Perusahaan Perdagangan Derivatif
Perlindungan hukum dapat diartikan sebagai segala bentuk norma mau-pun tindakan yang bertujuan memberikan kondisi aman, nyaman dan kepastian
(50)
hukum bagi subyek hukum baik orang perorangan (natuurlijkepersoon) maupun
badan hukum (rechtpersoon). Dengan adanya perlindungan hukum diharapkan
dapat menghidarkan terjadinya persengketaan, seandainya pun terjadi sengketa,
sudah terdapat norma hukum untuk penyelesaiannya.32
Tujuan dari perlindungan hukum adalah untuk mencapai suatu keadilan, sebab fungsi hukum tidak hanya dalam upaya mewujudkan kepastian hukum, tetapi juga agar tercapainya jaminan dan keseimbangan yang sifatnya tidak sekedar adaptif dan fleksibel, akan tetapi berfungsi juga untuk menciptakan keseimbangan antara kepentingan pengusaha dengan konsumen, penguasa/ pemerintah dengan rakyat. Bahkan hukum sangat dibutuhkan untuk melindungi mereka yang lemah atau belum kuat secara sosial, ekonomi dan politik untuk
memperoleh keadilan sosial.33
UUPM lahir dimaksudkan untuk memberikan maximum security terhadap
pemegang saham yang menanamkan dananya melalui pembelian saham di pasar modal.UUPM juga dimaksudkan untuk memperkuat hak-hak pemegang saham yang telah diatur di dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.Prinsip-prinsip pokok yang diatur UUPM adalah perlindungan kepada pemodal khususnya masyarakat umum serta memperjelas dan menjamin berjalannya prinsip transparansi perusahaan emiten baik dari segi keuangan, manajemen, produksi dan lain-lain yang erat dengan pertanggungjawabannya sebagai perusahaan publik kepada masyarakat. Jaminan berjalannya prinsip
32Philipus M Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia (Bina Ilmu, Surabaya, 1987), hlm. 1.
33
Lili Rasyidi dan l.B. Wyasa Putra, 2003, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Cet. 2, Bandung.2003, hlm. 118.
(51)
50
transparansi ini sangat penting bagi masyarakat atau pemodal potensial sebagai bahan pertimbangan dalam menginvestasikan dananya.
UUPK bukan satu-satunya yang mengatur perlindungan konsumen di Indonesia. Sebelumnya telah ada peraturan perundang-undangan yang materinya melindungi kepentingan konsumen antara lain: Pasal 202-205 KUHP, Ordonansi Bahan-bahan Berbahaya (1949), Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, dan sebagainya.
Lahirnya UUPK diharapkan menjadi payung hukum (umbrella act) di bidang
konsumen dengan tidak menutup kemungkinan terbentuknya peraturan perundang-undangan lain yang materinya memberikan perlindungan hukum
terhadap konsumen34
Keberatan terhadap perjanjian standar yaitu: (1) Isi dan syarat-syarat sudah dipersiapkan oleh salah satu pihak, (2) Tidak mengetahui isi dan syarat-syarat perjanjian standar dan kalaupun tahu tidak mengetahui jangkauan akibat hukumnya, (3) Salah satu pihak secara ekonomis lebih kuat, (4) Ada unsur “terpaksa” dalam menandatangani perjanjian. Adapun alasan penciptaan
perjanjian standar adalah demi efisiensi.35
Mekanisme perlindungan hukum terhadap nasabah melalui tindakan
pengawasan dan pemberian sanksi tidak lepas dari upaya untuk
mengimplementasikan prinsip kehati-hatian (prudential principle) terhadap bank
yang menjalankan usahanya termasuk dalam pelaksanaan transaksi derivatif.
34 Erman Rajagukguk, dkk, Hukum Perlindungan Konsumen, (Bandung: Mandar Maju, 2000), hlm 4
(52)
Prinsip kehati-hatian adalah suatu prinsip yang menegaskan bahwa bank dalam menjalankan kegiatan usaha, baik dalam pengimpunan dana dari masyarakat maupun terutama dalam penyaluran dana kepada masyarakat, harus dilakukan sangat berhati-hati. Tujuan dijalankan prinsip kehati-hatian ini agar bank selalu dalam keadaan sehat dan baik, serta mematuhi ketentuan-ketentuan dan
norma-norma hukum yang berlaku didunia perbankan.36
Prinsip kehati-hatian tertera dalam Pasal 2 dan Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Perbankan , yang masing-masing menyatakan sebagai berikut :
Pasal 2 :
Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi yang menggunakan prinsip kehati-hatian.
Pasal 29 ayat (2) :
Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lainnya berhubungan dengan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Dalam rangka menjalankan asas ini, maka pengelolahan sebuah bank secara baik berdasarkan prinsip-prinsip perbankan yang sehat dan dinamis (prudential banking) harus menjalankan langkah-langkah berikut :37
1. Perumusan kebijaksanaan bank
Langkah pertama dilakukan okeh top manajemen bank, yaitu para anggota direksi (bersama-sama dengan para komisaris) adalah menyusun suatu
36 O.C.Kaligis, Aspek Hukum Transaksi Derivatif di Indonesia, Ed, 1., Cet. 1., (Bandung: Alumni, 2010), hlm, 11-14.
(53)
52
ramalan bisnis dengan melihat jondisi internal dan eksternal. Kondisi internal yang perlu dilihat dalam pola dasar manajemen bank guna perumusan kebijaksanaan adalah fasilitas yang tersedia distribusi aktiva pendapatan dan biaya. Sedangkan kondisi eksternal yang perlu ditelaah adalah peraturan-peraturan yang berlaku, situasi moneter lokal dan nasional, dan kondisi perdagangan.
Secara ringkas ada 2 (dua) macam kebijaksanaan bank yang perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh, yaitu kebijaksanaan yang di rumuskan sesudah pertimbangan-pertimbangan yang matang terhadap konsekuensi dari semua pilihan yang tersedia, dan kebijaksanaan yang timbul dari tindakan tunggal atau berulang-ulang.
Dalam prudential banking, dewan komisaris mempunyai kedudukan yang
penting. Mereka bertugas tidak hanya melakukan pengawasan umum ataupun mengawasi kebijaksanaan, tetapi juga melakukan analisis atas berbagai masalah bank dan memberikan masukan-masukan penting bagi direksi dan staf-staf professional.
2. Penyusunan rencana pengembangan organisasi
Suatu langka utama untuk mencapai tujuan organisasi dan untuk menunaikan kewajiban dan tanggung jawab adalah rencana organisasi dan
mengembangnya. Pada dasarnya, perencanaan organisasi atau
mengevaluasi oranisasi yang ada adalah pembagian kerja (devision of
work) yang logis, penetapan garis wewenang yang jelas, pengukuran
(54)
struktur organisasi yang sehat dan efektif. Bagi bank-bank yang telah berjalan, dapat juga dilakukan reorganisasi guna menyesuaikan organisasi pada kebutuhan bisnis.
3. Staffing dan pengembangan managerial skill
Top manajemen bertanggung jawab terhadap lancarnya rancana organisasi dengan membuat program yang diranca dan dilaksanakan untuk menjamin staffing yang sesuai dengan struktur organisasi, sekurang-kurangnya untuk jabatan senior dan pengawas. Perlu ditekan pada umumnya, perencanaan manajemen bukan lah melaksanakan sendiri pemecahan masalah-masalah tertentu yang dihadapi, melainkan mengawasi bahwa tindakan-tindakan yang semestinya telah dilaksanakan oleh orang-orang lain dengan cara yang teratur, efektif dan berkelanjutan.
4. Pengawasan internal
Kelancaran operasi bank adalah kepentingan paling utama dari direksi. Melalui pengawasan, para manejer dapat menentukan tercapai tidaknya harap mereka. Disamping itu, pengawasan ini dapat membantu manejer mengambil keputusan yang baik.
5. Penetapan sistim manajemen
Sistim manajemen yang kita maksudkan dalam pembahasan ini adalah berhubungan dengan tata cara bank mengatur pola operasional dari berbagai aktivitas bank. Pola ini erat pila dengan sistim sentralisasi maupun desentralisasi.
(1)
mura>bah}ah. Konsumen Komoditi membayar Peserta Komersial melalui pembayaran tangguh.
B. Saran
Dari hasil penelitian diatas, berikut ini saran-saran
1. Masih banyaknya para pihak yang belum memahami konsep serta esensi dasar dari keberadaan produk derivatif, pada hal jumlah dana transaksi yang dihasilkan cukuplah besar dan kontribusinya dalam perekonomian yang cukup signifikan. Oleh karena itu masih perlu mekanisme yang berkesinambungan dan efektif kepada masyarakat investor mengenai derivatif, sehingga kesan akan tingginya potensi spekulasi yang ada di derivatif dapat diminimalisasikan dan potensi kerugian, baik dari pihak bank maupun nasabah dapat dihindarkan.
2. Mekanisme tentang perlindungan hukum terhadap nasabah dalam transaksi derivatif sudah ditetapkan oleh bank maupun Bank Indonesia, namun dalam hal penegakannya masih belum konsisten.
3. Agar nasabah lebih hati-hati dalam menginvestasikan dana untuk menghindari terjadinya kerugian akibat terjadi kecurangan dalam perdagangan derivatif
(2)
DAFTAR PUSTAKA BUKU
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern Buku Kesatu, Cetakan ke-II Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003.
Edi Broto Suwarno, Derivatif: Tinjauan Hukum dan Praktek di Pasar Modal
Indonesia, makalah yang disampaikan dalam Finance Law Workshop:
Derivatives Transaction, tanggal 21 September 2003, Jakarta: Hotel
Borobudur.
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia,Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.
Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif Surabaya: Bayu Media Publishing, 2005.
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.
Ronny Hanitijo Sumitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998.
Soejano Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum Jakarta: UI Press, 1986.
H.B. Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif Bagian II Surakarta: UNS Press, 1988 Francesca Taylor mastering Derivatives Market, A. Step By Step Guide to the
Products, Application and Risks (Geat Britain: Pitman Publising, 1996
Bob Reynolds, Understanding Derivative, London: Pitman Publishing, 19951 David Lynch, Growth in Asia-Pacific Markets, Derivatives The Risks That
Remain,eds. Elizabeth Sheedy & Sheelagh McCracken, Australia: All n & Unwin, 1997.
Nicholas G. Apostolou, DBA< CPA, Keys to Intvesting in Options and Futures,
Barron’s, 1991.
G. Gastineau & M. Kritzman, A Dictionary of Financial Risk Management, New York: Frank J. Fabozzi Associates, 1992.
Bank of International Settlements (BIS), The BIS Statistick On International
Banking and Fianancial Market Activity, BIS Monetary and E conomic
(3)
International Monetary Fund (IMFI), Financial Derivatives, Eleventh Meeting of
the Commit e on Balance of Payments Statistics, Prepared by the Statistics
Departement, IMF, Washington, DC, October 21-23, 1998. Ana Rokhmatussa,Hukum Investasi, Jakarta, Sinar Grafika, 2009.
Dian Ediana, Transaksi Derivatif dan Masalah Regulasi Ekonomi Di Indonesia Jakarta: Elex Media Kompotindo, 2008.
Adrian Sutedi, Produk-Produk Derivatif dan Aspek Hukumnya Bandung: Alfabeta, 20121
Frank J. Fafozzi, Pasar dan Lembaga Keuangan, 2009.
Syahrani, Rinduan. Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata. Bandung: Alumni, 2012.
Philipus M Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia Bina Ilmu, Surabaya, 1987.
Lili Rasyidi dan l.B. Wyasa Putra, 2003, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Cet. 2, Bandung.2003.
Erman Rajagukguk, dkk, Hukum Perlindungan Konsumen, Bandung: Mandar Maju, 2000.
H. Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, Yogyakarta: Andi,2005 O.C.Kaligis, Aspek Hukum Transaksi Derivatif di Indonesia, Ed, 1., Cet. 1.,
Bandung: Alumni, 2010.
Zulkarnain Sitompul, Hukum Perbankan, Slide Mata Kuliah Hukum Perbankan Program Magister Hukum Ekonomi Universitas Indonesia T.A. 2010/ 2011.
PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAN
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal
(4)
Peraturan Bapepam No. IV.A.1 tentang Tata Cara Permohonan Izin Usaha Reksa Dana Berbentuk Perseroan.
Peraturan Bapepam No. IV.A.2 tentang Pedoman Anggaran Dasar Reksa Dana Berbentuk Perseroan
Peraturan Bapepam No. IV.A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan.
Peraturan Bapepam No. IV.A.4 tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan.
Peraturan Bapepam No. IV.A.5 tentang Pedoman Kontrak Penyimpanan Kekayaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan.
Peraturan Bapepam No. IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.
Peraturan Bapepam No. IV.B.2 tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.
Peraturan Bapepam No. IX.C.9 tentang Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities).
Peraturan Bapepam No. IX.C.10 tentang Pedoman Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities).
Peraturan Bapepam No. V.G.5 tentang Fungsi Manajer Investasi Berkaitan Dengan Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities).
Peraturan Bapepam No. IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities).
Peraturan Perdagangan Bursa Efek. INTERNET
Politkum.Blogspot.Com/2013/05/Pengertian-Perlindungan-Hukum.Html (diakses tanggal 1 Mei 2015).
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/derivatif.aspx, diakses tanggal 1 Maret 2015
Http://www.scribd.com/doc/152586260/Derivatif-Dan-Hedging#scribd (diakses tanggal 21 Mei 2015)
(5)
Spicaalmilia.files.wordpress.com/.../ketentuan-hukum-pasar-derivatif, (diakses tanggal 31 Maret 2015).
http://www.pn-kotabumi.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1143:tra
nsaksi-derivatif-dalam-bisnis-internasional-dan-problema-yuridisnya&catid=1:latest-news
Sitiwulandariblog.blogspot.com/2013/12/etika-bisnis-dalam-manajemen-keuangan.html (diakses tanggal 1 April 2015)
http://memebali.blogspot.com/2013/06/contoh-kasus-kecurangan-derivatif.html (diakses tanggal 1 Maret 2015)
Papers.ssrn.com/sol3/papers. Contoh Kasus Kecurangan Derivatif (diakses tanggal 1 April 2015)
Opsi right adalah suatu hak untuk membeli saham suatu perusahaan, yang pada
umumnya diberikan kepada para Direktur, Pejabat, atau Pegawai tertentu dengan suatu syarat serta harga tertentu.
Muhamadnahdi.blogspot.com/2008/01/artikel-Perdagangan Derivatif.html (diakses tanggal 10 Maret 2015).
Muhamadnahdi.Blogspot.Com/2008/01/Artikel-Perdagangan-Derivatif.Html (diakses tanggal 21 Mei 2015)
Unit khusus Museum Bank Indonesia, Sejarah Bank Indonesia: Perbankan Periode 1983-1997, hlm. 4. (diakses pada tanggal 1 April 2015).
Sugiri Permana, Transaksi Derivatif Pada Pasar Modal dalam Tinjauan Hukum
Perjanjian, Makalah yang dikutip dari http://www.badilag.net/index diakses
pada tanggal 1 April 2015.
Gerald Hanweck, The Sensitivity of Bank Net Interest Margins and Profitability to Credit, Interes Rate, and Term-Structure Shocks Across Bank Product
Specializations,2001
M. Hatta, Pasar Derivatif dan Cengkraman Kapitalisme, Jurnal Ekonomi Ideologis, 18 Desember 2008, dikutip dalam www.jurnal-ekonomi.org (diakses tanggal 1 April 2015)
Sejarawan.blogspot.com/2010/09/analisa-yuridis-mengenai-kasus-kasus.html (diakses tanggal 1 April 2015)
(6)
Setyaerrynugraha.blogspot.com/2012/11/option-dan-futures-instrumen-derivatif.html (diakses tanggal 1 April 2015).
Spicaalmilia.Files.Wordpress.Com/.../Ketentuan-Hukum-Pasar-Derivatif (diakses tanggal 1 April 2015).
Cardingdantransaksionline.wordpress.com/about/pengertian-transaksi-online (diakses tanggal 21 Mei 2015)