Persentase stek hidup PSH Persentase stek berakar PSB

Pengaruh media dan zat pengatur tumbuh terhadap keberhasilan stek pucuk pasak bumi.

a. Persentase stek hidup PSH

Persentase stek hidup yang dimaksud adalah stek pasak bumi yang masih hidup segar dan tidak menunjukkan gejala kematian. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh rata-rata persentase stek hidup tertinggi diperoleh pada stek dengan A2B2 yaitu sebesar 100, sedangkan perlakuan yang lain menghasilkan persentase hidup yang sama yaitu 77,78 Gambar 29. Gambar 29 Rata-rata persentase hidup stek selama 20 minggu. Hasil sidik ragam Tabel 12 menunjukkan bahwa perlakuan media, hormon ataupun interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap persentase hidup stek.

b. Persentase stek berakar PSB

Persentase stek berakar dihitung pada akhir penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan stek yang ditanam pada perlakuan A3B2 memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 77,78 sedangkan persentase terendah diperoleh pada perlakuan A2B1 yaitu sebesar 33,33 Gambar 30 Gambar 30 Persentase berakar stek selama 20 minggu. Hasil sidik ragam Tabel 12 menunjukkan bahwa media tidak berpengaruh terhadap persentase berakar, interaksi media dan ZPT tidak memberikan pengaruh nyata, sedangkan ZPT memberikan pengaruh nyata. Stek pasak bumi tanpa pemberian Rootone F juga menunjukkan adanya perakaran namun berdasarkan hasil pengamatan, stek tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berakar dan akar yang terbetuk pun relatif lebih pendek dengan jumlah akar primer serta sekunder yang lebih sedikit. Hal ini membuktikan bahwa stek pasak bumi memiliki kandungan auksin endogen yang cukup untuk menghasilkan perakaran namun memerlukan tambahan hormon eksogen untuk mempercepat dan memperbanyak perakarannya. Pemberian Rootone F merangsang proses morfologis yaitu pembentukan kucup lateral dan pertumbuhan akar baru pada jaringan kalus yang terbentuk pada stek. Jaringan kalus yang terbentuk pada stek sebagai akibat respons tumbuhan terhadap pemberian Rootone F berfungsi untuk memacu proses diferensiasi sel pada jaringan merismatik, dimana jaringan merismatik pada batang mengandung meristem yang memiliki jumlah sel sedikit dan aktifitas selnya rendah sehingga dibutuhkan hormon eksternal dalam hal ini Rootone-F untuk pertumbuhannya. Gambar 31 Penampakan stek pucuk pada perlakuan yang berbeda. Media Media Media

c. Panjang akar