Diameter semai Kekokohan semai Jumlah malai daun

b. Diameter semai

Nilai pertumbuhan diameter merupakan selisih antara pengukuran diameter akhir dengan diameter awal pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa rata-rata pertambahan diameter tertinggi diperoleh pada media M1 yaitu sebesar 0,42 cm, sedangkan M2 dan M3 memiliki rata-rata pertambahan diameter yang sama yaitu 0,37 cm Gambar 16. Gambar 16 Pertambahan diameter semai pasak bumi selama 20 minggu dalam tiga media tumbuh. Hasil sidik ragam Tabel 9 menunjukkan bahwa pertambahan diameter semai pasak bumi tidak dipengaruhi oleh media tumbuh yang digunakan.

c. Kekokohan semai

Kekokohan semai merupakan perbandingan antara tinggi terhadap diameter yang diukur pada akhir pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa media M2 memiliki nilai kekokohan rata-rata tertinggi yaitu sebesar 59,76 sedangkan media M1 memiliki nilai kekokohan rata-rata terendah yaitu sebesar 54,33 Gambar 17. Gambar 17 Kekokohan semai pasak bumi selama 20 minggu dalam tiga media tumbuh. Hasil sidik ragam Tabel 9 menunjukkan bahwa media semai tidak mempengaruhi kekokohan semai pasak bumi.

d. Jumlah malai daun

Jumlah malai daun merupakan jumlah kumulatif malai daun yang terbentuk sampai akhir pengamatan. Gambar 18 menunjukkan media M1 menghasilkan rata-rata malai daun yang terbanyak yaitu sebesar 14,7 sedangkan media M3 menghasilkan rata-rata jumlah malai daun paling sedikit yaitu 9,9. Gambar 18 Jumlah malai daun pasak bumi yang terbentuk selama 20 minggu dalam tiga media tumbuh. Hasil sidik ragam dan uji Duncan Tabel 8 menunjukkan bahwa media semai berpengaruh terhadap pembentukan malai daun pasak bumi. Semai yang ditanam pada media M3 meghasilkan rata-rata jumlah malai daun yang paling sedikit 9,9 dan berbeda nyata dengan media M2 dan M1. Variabel pertumbuhan pucuk yang dihasilkan pada ketiga media semai menunjukkan nilai yang hampir sama. Menurut Anonim 2007 pertumbuhan pucuk semai pasak bumi yang cenderung lambat kemungkinan disebabkan karena adanya fenomena dominasi apikal. Sitokinin yang mengalir dari ujung akar ke bagian atas dan berfungsi merangsang pertumbuhan tanaman bagian atas terhambat oleh adanya aktifitas auksin yang mengalir dari bagian atas menuju akar basipetal dan berfungsi merangsang tumbuhnya perakaran terlalu tinggi sehingga tunas cabang dan ranting menjadi sulit tumbuh. Pertumbuhan akar semai pasak bumi a. Panjang akar Panjang akar yang diukur adalah akar primer dan sekunder pasak bumi terpanjang pada akhir penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa rata-rata panjang akar primer tertinggi diperoleh pada media M2 yaitu sebesar 9,18 cm, sedangkan rata-rata akar primer terpendek diperoleh pada media M1. Rata-rata akar sekunder terpanjang diperoleh pada media M2 yaitu 5,94 cm sedangkan akar sekunder terpendek dperoleh pada media M3 sebesar 4,8 cm Gambar 19. Gambar 19 Panjang akar pasak bumi yang terbentuk selama 20 minggu dalam tiga media tumbuh. Hasil sidik ragam dan uji Duncan Tabel 9 menunjukkan bahwa media semai berpengaruh sangat nyata terhadap panjang akar primer pasak bumi namun tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar sekunder. Media M2 menghasilkan rata-rata panjang akar primer yang tertinggi dan sangat berbeda nyata dengan media M1 dan M3. Media arang sekam murni menghasilkan akar yang lebih banyak dan lebih panjang jika dibandingkan dengan media yang lain, hal ini sesuai dengan Thomas 1995 yang menyatakan bahwa arang sekam padi dapat menciptakan kondisi lingkungan tumbuh, khususnya sifat fisik dan kimia tanah yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman karena lebih cepat mengalami proses pelapukan dan dekomposisi. Apabila sekam padi mengalami penguraian, maka sekam akan membebaskan unsur N, P, K, Mg dan Cl dengan kadar yang cukup berarti.

b. Jumlah akar