Analisis Aspek Teknis HASIL DAN PEMBAHASAN

21 IRR lebih kecil dari 15 dan Net BC lebih kecil dari satu Lampiran 19 berarti perusahaan sudah tidak dapat bertahan dan tidak layak dikembangkan. Analisis sensitivitas penurunan harga jual Sebesar 2 didapatkan nilai NPV yang kecil yakni kurang dari satu, IRR lebih kecil dari 15 dan Net BC lebih kecil dari satu Lampiran 20 berarti perusahaan sudah tidak dapat bertahan dan tidak layak dikembangkan serta harga jual merupakan unsur yang sangat sensitif dalam analisis sensitivitas ini. Oleh karena itu penetapan harga jual untuk masa kedepannya harus lebih tinggi lagi.

E. Analisis Aspek Teknis

Komoditas buah – buahan yang menjadi input utama packing house adalah manggis. Penanganan komoditas manggis dalam packing house memerlukan pasokan hasil panen manggis yang berasal dari beberapa petani manggis yang tergabung dalam kelompok tani poktan. Para petani manggis yang mempunyai potensi besar untuk memasok manggis tersebut berasal dari Desa Hegarmanah di Kabupaten Sukabumi. Hasil panen manggis dari para petani yang tergabung dalam kelompok tani poktan ditampung dalam packing house untuk dilakukan proses penanganan pascapanen. Penanganan pascapanen manggis ini bertujuan untuk mengelola dan memenuhi tuntutan pasar. Manggis yang sudah ditampung di dalam packing house selanjutnya dilakukan proses penanganan pascapanen yang meliputi penerimaan dan penimbangan, sortasi, grading, pencucian untuk mutu ekspor dan pengiriman. Sebelum masuk ke packing house, manggis yang telah dipanen dikumpulkan untuk dilakukan sortasi kebun oleh petani agar manggis yang di jual ke packing house bermutu bagus. Selanjutnya dalam packing house dilakukan kegiatan produksi. Foto kegiatan produksi dapat dilihat pada Lampiran 21. kegiatan produksi tersebut ialah sebagai berikut : 1. Pembersihan dan penimbangan Tujuan utama proses pembersihan adalah supaya kotoran – kotoran yang menempel pada buah manggis terbuang sehingga dapat dilakukan proses selanjutnya. Proses ini dilakukan setelah panen di kebun. Proses pembersihan dilakukan langsung setelah komoditas manggis diturunkan dari muatan loading dengan cara membersihkan kotoran yang menempel pada manggis dengan kompresor atau dengan kuas. Selanjutnya manggis tersebut ditimbang untuk mengetahui berapa masanya. 2. Sortasi dan grading Proses sortasi merupakan proses pemisahan produk yang sudah mengalami pembersihan Antara produk yang dikehendaki dengan produk yang tidak dikehendaki. Pengelompokan ini berdasarkan pada ukuran, bentuk, dan tekstur sedangkan grading pengkelasan merupakan pemisahan produk berdasarkan nilai komersial setelah disortasi. Proses sortasi dan grading ini dilakukan secara manual. Produk manggis yang mengalami proses sortasi dan grading dipisahkan kemudian dikelompokkan sesuai keinginan pasar. Kemudian untuk kebutuhan ekspor dan pasar domestik dilakukan pemisahan. Setelah dipisahkan, selanjutnya manggis untuk pasar ekspor dicuci terlebih dahulu sebelum di grading dengan cara diletakkan dalam keranjang plastik kemudian digerak – gerakkan di bawah air mengalir. Untuk pasar domestik tidak dilakukan pencucian sehingga bisa langsung di grading. Berikut proses grading yang dilakukan packing house : 22 a. Manggis ekspor ke Arab Saudi Jenis produk manggis ekspor Arab Saudi merupakan produk bermutu tinggi. Kriteria produk mutu ekspor Arab Saudi ini adalah berukuran kecil biasanya per kg berjumlah 12 – 18 buah manggis, permukaan mulus, segar , utuh dan isi putih susu. Persentase untuk ekspor ke Arab ialah sekitar 20 dari total penjualan manggis selama satu tahun. Harga manggis untuk ekspor ke Arab sebesar Rp 8000kg. b Manggis ekspor ke China Jenis produk mangggis ekspor china ini merupakan produk bermutu tinggi. Manggis untuk ekspor china ini terbagi menjadi dua yakni mutu super satu dan mutu super dua. Kriteria untuk mutu super satu yakni dipilih yang memiliki kelopak komplit, 0 burik, dan lebih mulus dari mutu super dua. Kriteria untuk mutu super dua yakni memiliki kelopak komplit dan toleransi 30 burik. Persentase untuk mutu super satu yakni sekitar 30 dan untuk mutu super dua sebesar 20 dari total penjualan selama satu tahun. Harga manggis super satu untuk ekspor China ialah Rp 12000kg dan super dua sebesar Rp 8000kg. c. Manggis pasar modern Kualifikasi Jenis manggis untuk pasar modern ini berukuran seragam 5 – 10 bijikg, toleransi 40 burik dan mempunyai permukaan yang mulus. Persentase untuk jual ke pasar modern ialah sekitar 10 dari total penjualan selama satu musim. Harga manggis yang dijual ke pasar modern ialah sebesar Rp 7000kg. Pasar modern yang dituju seperti carrefour, supermarket, giant dll. d. Manggis pasar tradisional Jenis mangggis untuk pasar tradisional ini berukuran acak dan merupakan sisa sortasi dari pasar ekspor dan pasar modern. Kriteria untuk pasar tradisional ini hanya manggis tersebut masih layak dimakan. Persentase untuk jual ke pasar tradisional ialah sekitar 20 dari total penjualan selama satu musim. Harga manggis yang dijual ke pasar tradisional ialah sebesar Rp 4000kg. Pasar tradisional yang dituju seperti pasar induk kramat jati, pasar cibadak, pasar rebo dll. 3. Pengiriman Manggis yang telah di sortasi kemudian dikirim ke eksportir dan pasar lokal. Pengiriman dilakukan pada pagi hari agar laju penurunan mutu buah manggis tidak menurun secara drastis dan tetap menjaga kesegaran manggis dari sinar matahari. Pengiriman menggunakan kendaraan yang di sediakan oleh pembeli. Untuk penjualan ekspor Arab Saudi disediakan dus berkapasitas 2 kg dus oleh eksportir. untuk penjualan ekspor China disediakan keranjang berkapasitas 8 kgkeranjang. Penjualan pasar modern, pengiriman menggunakan keranjang ukuran 40 kg yang kemudian keranjang tersebut diambil kembali setelah digunakan. Penjualan pasar tradisional, pengiriman dilakukan dengan menggunakan peti angkut berukuran 30 kg. Kendaraan yang digunakan untuk pengiriman ialah berjenis truk dan disediakan oleh pembeli. Salah satu hal yang penting dalam aspek teknis ialah analisis aliran bahan yang dilakukan untuk mendapatkan aliran bahan seefisien mungkin dalam packing house sehingga dapat diketahui urutan operasi atau proses yang dilakukan dari setiap aktivitas operasional packing house. Aliran bahan produksi manggis sangat berkaitan dengan efektifitas kegiatan produksi secara keseluruhan. Bila aliran produksi manggis berjalan dengan teratur maka proses produksi bisa dikatakan baik. 23 Perancangan aliran bahan dalam packing house menggunakan analisis bagan aliran proses. Bagan aliran proses ini menggambarkan perlakuan – perlakuan yang dialami bahan meliputi proses penerimaan, penimbangan, sortasi, grading, dan pengiriman. Bagan aliran proses pada packing house dapat dilihat pada Lampiran 22. Berdasarkan hasil analisis, pola aliran bahan untuk aktifitas produksi dalam packing house adalah pola aliran berbentuk U. Pola ini sesuai dengan kondisi packing house yang hanya mempunyai satu pintu, dimana proses produk akhir yang dihasilkan berada dekat dengan proses awal yang berlokasi dekat dengan pintu masuk keluar. Rata – rata dalam satu tahun, packing house beroperasi selama empat bulan Desember – Maret yaitu pada bulan – bulan panen dengan kapasitas operasional tiga ton per hari, waktu kerja 12 jam, dengan jumlah tenaga kerja delapan orang. Dengan kondisi tersebut maka kapasitas kerja rata – rata per orang adalah 30 kgjam. Luas packing house sebesar 72 m 2 , cukup baik untuk kelancaran operasional seluruh kegiatan yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan luasan ruang untuk masing – masing kegiatan yang memadai sebagai contoh, untuk ruang penyimpanan sementara cukup membutuhkan 4 m 2 dengan perhitungan sebagai berikut : Jumlah manggis per hari 3000 kg yang diwadahi dalam keranjang plastik kapasitas 40 kg, berarti akan ada 75 keranjang plastik berdimensi 60 x 40 x 40 cm. Bila dilakukan penyusunan dengan cara enam keranjang untuk arah lebar dan tiga keranjang untuk arah panjang, dan tinggi empat keranjang maka 75 keranjang tersebut hanya membutuhkan luasan kurang lebih 4 m 2 . Kegiatan penyimpanan siap kirim untuk pasar lokal kurang lebih membutuhkan luasan ruang yang sama dengan kegiatan penyimpanan sementara. Dengan demikian maka masih tersedia cukup luas ruang untuk kegiatan penerimaan penimbangan dan sortasi – grading.

F. Analisis Aspek Manajemen