Kerangka Berfikir LANDASAN TEORI

2.5 Kerangka Berfikir

Upacara Selapan Dino Barongan Jogo Rogo Upacara Selapan Dino adalah upacara tradisional yang dilakukan secara rutin oleh masyarakat Desa Gabus Kabupaten Pati setiap malam Jumat Wage. Jumat Wage merupakan hari yang dipercaya masyarakat Desa Gabus sebagai hari yang sulit untuk mendapatkan rejeki karena setiap kegiatan jual beli dan memetik hasil panen selalu mendapatkan hasil yang sedikit, sehingga perlu dilaksanakan upacara Selapan Dino yang bertujuan untuk melancarkan rejeki. Upacara Selapan Dino dilaksanakan setiap 35 hari sekali oleh Masyarakat Desa Gabus. Upacara Selapan Dino secara turun temurun selalu mementaskan Barongan Jogo Rogo sebagai syarat terselenggaranya upacara Selapan Dino. Syarat yang dimaksud yaitu Barongan Jogo Rogo difungsikan sebagai sarana tolak bala utama dan tidak bisa digantikan dengan kesenian lain ataupun Barongan dari kelompok lain. Kajian Tekstual Bentuk 1. Lakon 2. Pemain pelaku 3. Iringan suara 4. Tempat pentas 5. Gerak 6. Rupa busana, rias, properti dan sesaji 7. Penonton Kajian Kontekstual Fungsi 1. Seni pertunjukan sebagai sarana ritual. 2. Seni pertunjukan sebagai sarana hiburan 3. Seni pertunjukan sebagai presentasi estesis. Barongan Jogo Rogo merupakan Barongan yang digunakan sebagai syarat terselenggaranya upacara Selapan Dino. Pemilik Barongan Jogo Rogo yaitu Bapak Winarno merupakan pencetus upacara Selapan Dino di Desa Gabus Kabupaten Pati. Barongan Jogo Rogo mempunyai keistimewaan karena mirip dengan hewan macan asli. Muka Barongan terbuat dari bahan kulit macan asli, sedangkan kepala Barongan terbuat dari bulu burung merak yang ditata setengah lingkaran. Badan Barongan terbuat dari kain yang dipesan khusus dengan motif belang mengikuti motif hewan macan dan mempunyai ekor yang terbuat dari ekor sapi. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian Barongan Jogo Rogo dalam tradisi Selapan Dino yaitu Kajian Tekstual dan Kajian Kontekstual. Kajian tekstual difokuskan pada bentuk pertunjukan Barongan Jogo Rogo yamg terdiri dari: lakon, pemain pelaku, iringan suara, tempat pentas, gerak, rupa busana, rias, properti dan sesaji dan penonton, sedangkam Kajian Kontekstual difokuskan pada fungsi pertunjukan yang meliputi : 1 Seni pertunjukan sebagai sarana ritual; 2 Seni pertunjukan sebagai sarana hiburan dan 3 Seni pertunjukan sebagai presentasi estesis. Data penelitian Barongan Jogo Rogo dalalam tradisi Selapan Dino yang didekati melalui Kajian Tekstual dan Kontekstual diperoleh dari wawancara dengan orang-orang yang benar-benar mengetahui kesenian Barongan Jogo Rogo dan tradisi Selapan Dino. Sumber penelitian digunakan untuk mengungkap bentuk kesenian Barongan Jogo Rogo dan Fungsi Barongan Jogo dalam tradisi Selapan Dino di Desa Gabus Kabupaten Pati. 32

BAB 3 METODE PENELITIAN