METODOLOGI PENELITIAN Peri-Procedural Myocardial Injury Pada Multi Vessel Disease: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Serta Hubungannya Dengan Skor Syntax

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. 1. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan observasional dengan metode pengukuran data secara potong lintang yang bersifat analitik. Pengambilan sampel dengan cara concecutive sampling, dimana jumlah sampel dibatasi minimal sesuai perkiraan besar sampel.

III. 2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular divisi Invasif Non bedah di laboratorium kateterisasi RSUP. H. Adam Malik Medan yang sejak September 2011 sampai November 2011.

III. 3. Subyek Penelitian

Penderita PJK yang menjalani tindakan angiografi dan intervensi koroner di laboratorium kateterisasi RSUP. H. Adam Malik Medan dan memenuhi kriteria penelitian.

III. 4. Besar sampel

Besar sampel untuk sampel tunggal n = besar sampel     2 2 a a a P P Q P Z Q P Z n      Universitas Sumatera Utara Zα = deviat baku alpha alpha 95 hipotesis dua arah  1,96 Zβ = deviat baku beta beta 80  1,282 Po = proporsi peri-procedural myocardial injury dari referensi  5 0,05 Qo = 1-Po  0,95 Po-Pa = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna  0,15 Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh besar sampel sejumlah 46 pasien III. 5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi III. 5. 1. Kriteria Inklusi  Pasien usia di atas 18 tahun.  Pasien yang akan dilakukan pemasangan stent secara elektif pada multivessel disease.  Pasien bukan STEMINSTEMI akut 2 minggu  Riwayat PCI tidak kurang dari 4 minggu sebelumnya  Pasien tidak dengan riwayat CABG  Kadar kreatinin kurang dari 2,0 mgdl atau nilai klirens kreatinin 30 mlmenit  Setuju ikut dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara

III. 5. 2. Kriteria Eksklusi

 Pasien yang mengalami syok kardiogenik selama tindakan.  Pasien yang mengalami resusitasi jantung paru selama tindakan. III. 6. Cara Kerja III. 6. 1. Analisis Angiografi Koroner Tiap hasil angiografi koroner dianalisis oleh dua orang ahli kardiologi intervensi yang berpengalaman yang tidak mengetahui karakteristik pasien. Bila terdapat perbedaan dari hasil yang didapat, maka akan dianalisis oleh pengamat yang ketiga dan keputusan akhir dibuat dengan konsensus. Tiap lesi koroner dengan stenosis 50 dan diameter pembuluh darah 1,5 mm dianalisis secara kuantitatif GE Medical System Innova 2100 dihitung secara terpisah dan ditambahkan pada setiap pembuluh koroner untuk mendapatkan skor SYNTAX dengan menggunakan program SYNTAX score calculator V2.1, Cardialysis, Boston.

III. 6. 2. Pemeriksaan CK-MB

 Sampel darah diambil sebelum prosedur dan 18-24 jam setelah tindakan PCI  Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat COBAS INTEGRA 400 di UPF Laboratorium Klinik RSUP. H. Adam Malik Medan  Nilai referensi: 7-25 UL  Persiapan sampel Serum plasma heparin atau plasma EDTA. Hindari sampel hemolisis. Sampel stabil selama 24 jam pada suhu 4 C atau 1 jam pada suhu ruangan. Universitas Sumatera Utara

III. 7 Alur Penelitian

Pasien rawat inap kardiovaskular Tindakan angiografi koroner multivessel disease Peri-procedural myocardial injury P C I Kriteria inklusi Kriteria eksklusi Pemeriksaan CK-MB 18-24 jam paska PCI Skor SYNTAX Pemeriksaan CK-MB sebelum PCI Universitas Sumatera Utara

III. 8. Analisis Data

Data hasil penelitian akan dianalisis secara statistik dengan bantuan program komputer Windows SPSS-17 Statistical Product and Science Service. Analisis dan penyajian data dilakukan sebagai berikut:  Data kontinu dikspresikan sebagai mean +- standar deviasi dari mean atau nilai median min - maks sesuai dengan hasil uji normalitas sebagai data karakteristik dasar.  Data kategorik diekspresikan sebagai frekuensi dan persentase.  Hubungan antara skor SYNTAX dengan kejadian peri-procedural myocardial injury pada multivessel disease menggunakan uji T Independent.  Analisis regresi multiivariat dilakukan setelah didapat faktor-faktor risiko yang telah terbukti dengan analisis univariat. Variable dependen kategorik dikotom menggunakan uji regresi logistik.  Cut off antar skor SYNTAX dengan kejadian peri-procedural myocardial injury pada multivessel disease menggunakan analisis ROC.  P value 0.05 dianggap bermakna.

III. 9. Definisi Operasional

 Skor SYNTAX adalah sistem skor yang diformulasikan secara komprehensif untuk menggambarkan kompleksitas dari hasil angiografi dan memprediksi hasil akhir tindakan PCI atau CABG yang dihitung dengan menggunakan program SYNTAX score calculator V2.1, Cardialysis, Boston.  Peri-procedural myocardial injury adalah setiap peningkatan petanda jantung di atas nilai ambang batas normal pada pengambilan darah 18-24 jam setelah tindakan PCI. Dalam hal ini adalah nilai CK-MB 3 kali nilai ambang batas atas normal. Universitas Sumatera Utara  Multivessel disease adalah stenosis arteri koroner 50 pada 2 atau lebih arteri koroner utama yang dinilai dengan tindakan angiografi koroner.  Syok kardiogenik adalah hipotensi selama lebih dari 30 menit dengan adanya bukti hipoksia jaringan.

III. 10. Masalah etika

Pelaksanaan penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Persetujuan medik diminta secara tertulis dari subjek penelitian setelah terlebih dahulu dijelaskan maksud dan tujuan penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN