BAB 20 AUDIT TERHADAP SIKLUS PRODUKSI: PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO SEDIAAN

BAB 20
AUDIT TERHADAP SIKLUS PRODUKSI: PENGUJIAN
SUBSTANTIF TERHADAP SALDO SEDIAAN
Tugas resum ini dibuat untuk memenuhi Mata Kuliah:
PENGAUDITAN 2

Nama
NIM
Kelas

: Riska Fadhilah
: 2014017031
: 4A2

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2016
DISKRIPSI SEDIAAN
Sediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk dijual dalam

kegiatan bisnis yang normal ataupun barang-barang yang akan dikonsumsi dalam pengolahan
produk yang akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan dijual. Didalam
perusahaan dagang, sediaan terdiri dari sediaan barang dagang. Sedangkan dalam perusahaan
manufaktur sediaan terdiri dari sediaan bahan baku dan bahan penolong, sediaan produk
dalam proses, sediaan produk jadi, sediaan suku cadang dan bahan habis pakai pabrik
(factory supplies).
Sediaan umumnya mendapat perhatian yang lebih besar dari auditordidalam proses
auditnya karena berbagai alasan, sebagai berikut :
1.

Umumnya sediaan merupakan komponen aktiva lancar yang jumlahnya cukup
material dan merupakan objek manipulasi serta tepat terjadinya kesalahan-kesalahan
besar.

2.

Penentuan besarnya nilai sendiaan secara langsung mempengaruhi kos barang yang
dijual (cost of good sold) sehingga berpengaruh pula terhadap perhitungan laba tahun
yang bersangkutan.


3.

Vertifikasi kuantitas, kondisi dan nilai sediaan merupakan tugas yang lebih kompleks
dan sulit dibandingkan dengan vertifikasi sebagaian besar unsur laporan keuangan yang
lain.

4.

Seringkali sediaan disimpan di berbagai tempat sehingga menyulitkan pengawasan
dan penghitungan fisiknya.

5.

Adanya berbagai macam sediaan menimbulkan kesulitan bagi auditor dalam
melaksanakan auditnya.

PRINSIP AKUNTASI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN SEDIAAN
DALAM NERACA
Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian sediaan di neraca adalah sebagai
berikut:


1.

Laporan keuangan harus menjelaskan bahwa sediaan dinilai dengan lower of cost or
market dan harus menyebutkan metode yang digunakan dalam menentukan kos sediaan.

2.

Jika sediaan dinyatakan pada kosnya, nilai pasarnya pada tanggal neraca harus
dicantumkan dalam tanda kurung, dan jika sediaan diturunkan nilai pada harga pasarnya,
kosnya harus dicantumkan dalam tanda kurung juga. Kos pengganti ini (current
replacement cost) harus dicantumkan dalam laporan keuangan untuk sediaan yang
kosnya ditentukan berdasarkan metode masuk terakhir keluar pertama.

3.

Akibat perubahan metode penilaian sediaan terhadap perhitungan rugi laba tahun
yang diaudit harus dijelaskan dalam laporan keuangan dan auditor harus menyatakan
pengecualian mengenai konsistensi penerapan prisip akuntansi berterima umum dalam
laporan audit.


4.

Penjelasan yang lengkap harus dibuat dalam laporan keuangan jika sediaan
digadaikan sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien.

5.

Jika jumlahnya material, sediaan dalam perusahaan manufaktur harus dikelompokkan
dalam kelompok utama yaitu sediaan produk jadi, sediaan produk dalam proses, dan
sediaan bahan baku. Penyajian kelompok sediaan tersebut dalam neraca berdasarkan
urutan likuiditasnya.

6.

Perjanjian pembelian harus dijelaskan dalam laporan keuangan, jika jumlahnya
material ataupun bersifat luar biasa.

7.


Cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya harga sediaan setelah tanggal
neraca harus dibentuk dengan menyelisihkan sebagian laba yang ditahan. Cadangan ini
tidak boleh dikurangkan dari sediaan, namun harus disajikan sebagai pengurang akun
Laba Ditahan.

TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SEDIAAN
Tujuan pengujian substantif terhadap sediaan adalah sebagai berikut:
1.

Memperoleh keyakinan tentang keadaan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan
sediaan.

2.

Membuktikan asersi keberadaan sediaan yang dicantumkan di neraca dan keterjadiaan
transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

3.

Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang

dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang disajikan di neraca.

4.

Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas sediaan yang dicantumkan di neraca.

5.

Membuktikan asersi penilaian sediaan yang dicantumkan di neraca.

6.

Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca.

PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO SEDIAAN
Prosedur Audit Awal
Dalam melakukan rekonsiliasi informasi sediaan di neraca dengan catatan akuntansi
yang bersangkutan auditor melakukan 5 prosedur audit berikut:
1. Usut saldo sediaan yang tercnatum dineraca ke saldo akun sediaan yang bersangkutan
didalm buku besar

2. Hitung kembali saldo akun sediaan didalam buku besar
3. Usut pendebitan dan pengkreditan akun sediaan kedalam juranl yang bersangkutan
4. Usut saldo awal akun sediaan ke kertas kerja tahun yang lalu
5. Lakukan rekonsiliasi buku pembatu sediaan dengan akun control sediaan yang
bersangkutan di dalam buku besar
Prosedur Analitik
Prosedur analitik merupakan pengecekan secara menyeluruh mengenai kewajarang
sediaan yang disajikan dineraca. Dalam prosedur ini, auditor menghitung berbagai ratio yang
bersangkutan dengan sediaan.
Ratio berikut ini sering digunakan auditor dalam pengujian analitik terhadap sediaan:
Ratio
Formula
1. Tingkat perputaran sediaan

Sedian produk jadi
Sedian produk dalam proses
Sedian bahan baku
Sedian barang dagangan
2. Ratio sediaan dengan aktiva lancar
3. Ratio laba bruto dengan hasil penjualan


Kos produk yang dijual ÷ Rerata saldo
sediaan produk jadi
Kos produksi ÷ Rerata saldo sediaan produk
dalam proses
Biaya bahan baku ÷ Rerata saldo sediaan
bahan baku
Kos produk yang dijual ÷ Rerata saldo
sediaan barang dagangan
Sediaan ÷ Aktiva lancar
Laba bruto ÷ hasil penjualan bersih

Pengujian terhadap Transaksi Rinci


Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun sediaan ke dokumen yang
mendukung timbulnya trnasaksi tersebut.




Periksa pendebitan akun sediaan ke dokumen pendukung



Periksa pengkreditan akun sediaan ke dokumen pendukung : faktur penjualan, laporan
pengiriman barang, bukti pemakaianbarang gudang, memo debet untuk retur
pembelian.



Pengujian pisah batas transakasi yang berkaitan dengan sediaan.



Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam minggu terakhir tahun
yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.



Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya sediaan (karena transaksi penjualan

atau pemakaian sendiri) dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama
setelah tanggal neraca.

Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci


Pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan.



Periksa instruksi tertulis mengenai perhitungan fisik sediaan.



Lakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang dilakukan oleh klien.



Kirimkan surat konfirmasi sediaan yang disimpan di gudang pihak luar.




Mintalah informasi mengenai barang-barang klien yang dijual secara konsinyasi dan
barang-barang titipan yang ada di tangan klien.



Mintalah informasi mengenai sediaan yang dijadikan jaminan penarikan utang.



Lakukan pengujian terhadap penilaian sediaan.



Mintalah informasi mengenai metode penilaian sediaan yang digunakan oleh kilen.



Periksa kesesuaian kos per satuaan sediaan dengan prinsip akuntansi berterima umum.



Periksa catatan pendukung yang bersangkutan dengan data kos satuan sediaan.



Bandingakan laba bruto tahun yang diaudit dengan laba bruto tahun sebelumnya.



Lakukan pengamatan terhadap sediaan yang rusak.



Hitung tingkat perputaran sediaan dan bandingkan dengan tingkat perputaran sediaan
tahun sebelumnya.



Lakukan pengamatan terhadap sediaan yang lambat pemakaiannya atau penjualannya.



Mintalah surat representasi sediaan dari klien.

Pemeriksaan Penyajian dan Pengungkapan Sediaan di Neraca
Atas dasar prinsip akuntansi berterima umum, auditor melakukan verifikasi penyajian
sediaan di neraca dengan cara sebagai berikut:
1. Periksa klasifikasi sediaan di neraca
2. Periksa pengungkapan yang bersangkutan yang bersangkutan dengan sediaan
3. Lakukan analytical review terhadao sediaan