mata, antena berwarna kuning dengan 3 segmen dan membulat, terdapat rambut- rambut kaku yang tegak disekitar punggung yang berwarna kuning Gambar 1.
Gambar 1: Liriomyza huidobrensis Sumber: http:balittra.litbang.deptan.go.id
Warna tubuh kehitaman atau kekuningan. Bagian dorsal berwarna gelap, namun skuletumnya kuning terang. Mesonotum berwarna hitam mengkilat, scutelum
kuning agak lancip, tungkai dengan koksa dan femur berwarna kuning, tibia dan tarsus berwarna coklat. Lebar sayap jantan 1,5 mm dan betina 1,6 mm. Abdomen
hampir keseluruhan berwarna hitam mengkilap. Imago betina memiliki ovipositor yang berkembang sempurna, dan alat ini yang merupakan pembeda dengan lalat
jantan. Lalat betina membuat beberapa tusukan, pada bagian atas permukaan daun yang diawali pada daun bagian atas Malipatil, 2004.
B. Gejala Serangan
Gejala serangan lalat penggorok daun pada tanaman mudah dikenali dengan adanya liang korokan beralur warna putih bening pada bagian mesofil
daun. Apabila liang korokan tersebut dibuka, akan terlihat larva yang aktif bergerak. Larva hidup dan makan didalam liang korokan. Pada satu helai daun
dapat dijumpai lebih dari satu liang korokan. Pada serangan lanjut, warna liang korokan menjadi kecoklatan, daun layu dan gugur Soehardjan, 1987
Gejala berupa liang korokan beralurwarna putih bening pada bagian mesofil daun, gejala ini banyak ditemukan pada daun tanaman. Jumlah alur
korokan bervariasi, bergantung pada jumlah larva yang menetas. Pada serangan lanjut, liang korokan berubah warna menjadi kecoklatan dan di dalamnya larva
berkembang. Gejala tersebut merupakan ciri khas serangan lalat penggorok daun, Liriomyza sp Baliadi, 2010
Selanjutnya larva menggerek pada keping biji atau daun akan menuju ke batang, terus ke pangkal batang dan pangkal akar melalui jaringan epidermis kulit
batang. Gejala serangan pada kulit batang sukar dilihat tanpa menggunakan mikroskop, terutama gerekan pada batang dekat pangkal keping biji atau pangkal
tangkai daun BPTP Sumut, 2007. Apabila liang-liang yang disebabkan gerekan larva cukup banyak. Gejala
serangan sudah tampak pada 14 hari setelah tanam Gambar 2.
Gambar 2: Gejala serangan L. huidobrensis Sumber: foto langsung di lapangan
Sebagai akibat putusnya jaringan kulit, maka akar tanaman menjadi layu, kering dan mati karena akar tidak dapat lagi berfungsi normal untuk menghisap air dan
unsur hara dari dalam tanah. Pada tingkat serangan ringan tanaman dapat tumbuh terus, karena diatas pangkal akar yang rusak masih dapat tumbuh akar-akar baru
Soehardjan, 1987. Gejala serangan larva pada keping biji menunjukkan suatu kecenderungan
bahwa semakin tua umur tanaman semakin rendah persentase tanaman terserang. Semakin tua umur tanaman semakin kurang disukai lalat sebagai tempat untuk
meletakkan telurnya, Diduga kandungan nutrisi termasuk airnya menurun bagi kesesuaian peneluran imago, sehingga imago kurang tertarik dengan daun yang
tua dan berkadar air rendah Supratha, 2002.
C. Pengendalian Hama Liriomyza huidobrensis