Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani pada Radio Pertanian Ciawi (RPC)

EFEK SIARAN PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN
PENGETAHUAN PETANI PADA RADIO
PERTANIAN CIAWI (RPC)

JIHAN

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efek Siaran Pedesaan
dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani pada Radio Pertanian Ciawi (RPC)
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Jihan
NIM I34100135

ABSTRAK
JIHAN. Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani pada
Radio Pertanian Ciawi (RPC). Dibimbing oleh ANNA FATCHIYA.
Siaran pedesaan di radio penting untuk memberikan informasi bagi masyarakat
pedesaan, khususnya petani untuk meningkatkan pengetahuan mereka dalam
berusahatani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek siaran pedesaan di
radio yaitu peningkatan pengetahuan petani dan faktor-faktor apa saja yang
berhubungan dengan peningkatan pengetahuan tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siaran pedesaan dapat memberikan efek yang tinggi dalam
meningkatkan pengetahuan petani. Faktor internal responden yang memiliki
hubungan dengan peningkatan pengetahuannya adalah usia, pendidikan,
kepemilikan media massa, motivasi mendengarkan, frekuensi mendengarkan, dan
lama mendengarkan. Faktor materi siaran yang berhubungan dengan peningkatan

pengetahuan petani meliputi kesesuaian durasi siaran, kesesuaian materi siaran,
dan gaya penyampaian pesan. Faktor stasiun radio yang memiliki hubungan
dengan peningkatan pengetahuan petani adalah format radio dan kredibilitas
penyiar.
Kata kunci: petani, radio, siaran pedesaan

ABSTRACT
JIHAN. Effects of Rural Broadcasting in Increasing Knowledge of Farmers on
Radio Pertanian Ciawi (RPC). Supervised by ANNA FATCHIYA.
Rural broadcasting at radio important to provide information to rural
communities, especially farmers to increase their farming knowledge. This study
aim to know the effects of rural broadcasts on radio in increasing farmer
knowledge and what factors are correlated with an increased their knowledge. The
results showed that rural broadcasts can provide high effect in increasing the
knowledge of farmers. Internal factors respondents which have a correlation with
an increase of their knowledge are age, education, mass media ownership,
motivational listening, listening frequency, and length of listening. Broadcast
material factors which are correlated with an increased knowledge of farmers is
suitability of the duration of the broadcast, suitability of broadcast material, and
style of delivery of the message. Station radio factors which are correlated with an

increased knowledge of farmers is radio formats and the credibility of broadcaster.
Keywords: radio, farmers, rural broadcasting

EFEK SIARAN PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN
PENGETAHUAN PETANI PADA RADIO
PERTANIAN CIAWI (RPC)

JIHAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014


Judul Skripsi : Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani
pada Radio Pertanian Ciawi (RPC)
Nama
: Jihan
NIM
: I34100135

Disetujui oleh

Dr Ir Anna Fatchiya, MSi
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Siti Amanah, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: _____________________

Judul Skripsi : Efek Siaran Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani

pada Radio Pertanian Ciawi (RPC)
Jihan
Nama
134100135
NIM

Disetujui oleh

Dr Ir Anna Fatchiya. MSi
Pembimbing

Diketahui oleh

2 4 JAN

?rH{

Tanggal Lulus : _ _ _ _ _ _ _ __

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efek Siaran
Pedesaan dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani pada Radio Pertanian Ciawi
(RPC)” tepat pada waktunya. Penyelesaiann skripsi ini tidak lepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr Ir Anna Fatchiya, MSi selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan arahan kepada
penulis selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini.
2. Dr Ir Djuara Lubis, MS selaku dosen penguji utama atas masukan dan saran
kepada penulis.
3. Martua Sihaloho, SP, MSi selaku dosen penguji wakil departemen atas
masukan dan saran kepada penulis.
4. Kepada kedua orang tua penulis yaitu Mama Haifa dan Abi Ziyad serta kakakkakak dan adik penulis yaitu Fauzan, Yaldiz dan Reyhan atas doa, motivasi
dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini.
5. Kepada sahabat-sahabat penulis Indah, Diana, Irisa, Livia, Rae, Mita, Karan,
Maya, Ezik, Puteri, Ajeng, Bibah, Addin, Okta, Mutia, Fifi, Echa, Raissa, Uty,
Caca, Debby, Pipiw, dan Aufa yang selalu mewarnai hari-hari penulis,
memberikan semangat kepada penulis, dan selalu ada untuk penulis.
6. Kepada seluruh keluarga besar SKPM, terutama SKPM 47 atas

kebersamaannya.
7. Kepada kakak-kakak SKPM 45 dan SKPM 46 atas kesediaannya berbagi
pengalaman dan memberikan saran-saran dalam penulisan skripsi ini.
8. Kepada pihak Radio Pertanian Ciawi (RPC) terutama Ibu Regi yang telah
banyak memberikan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
9. Kepada Kelompok Tani Subur Makmur dan Karya Tani di Desa Pasir Eurih
yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Januari 2014

Jihan

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Pembangunan Pertanian
Komunikasi Massa
Radio Sebagai Media Komunikasi Massa
Siaran Pedesaan
Efek Siaran Pedesaan Terhadap Peningkatan Pengetahuan
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
Definisi Operasional
PENDEKATAN LAPANG
Desain Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Teknik Pengambilan Sampel
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Gambaran Umum Desa Penelitian

Kondisi Geografi
Kondisi Demografi
Profil Radio Pertanian Ciawi (RPC)
Sejarah Radio Pertanian Ciawi (RPC)
Struktur Organisasi Radio Pertanian Ciawi (RPC)
Segmen dan Format Siaran Radio Pertanian Ciawi (RPC)
Program Acara
FAKTOR INTERNAL PETANI PENDENGAR SIARAN PEDESAAN,
FAKTOR MATERI SIARAN, DAN FAKTOR STASIUN RADIO
Faktor Internal
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pendapatan
Kepemilikan Media Massa
Motivasi Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC
Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC
Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC

ix

x
xi
1
1
3
4
4
5
5
5
10
11
12
13
14
15
19
19
19
20

20
20
22
22
22
23
24
24
25
27
28
32
32
32
32
33
34
34
35
36
38

viii

Faktor Materi Siaran
Faktor Stasiun Radio
PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI SEBAGAI EFEK SIARAN
PEDESAAN DI RPC DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PENINGKATAN PENGETAHUAN TERSEBUT
Peningkatan Pengetahuan Petani sebagai Efek Siaran Pedesaan di RPC
Hubungan Faktor Internal dengan Peningkatan Pengetahuan Petani
Hubungan Umur dengan Peningkatan Pengetahuan Petani
Hubungan Jenis Kelamin dengan Peningkatan Pengetahuan Petani
Hubungan Pendidikan dengan Peningkatan Pengetahuan Petani
Hubungan Pendapatan dengan Peningkatan Pengetahuan Petani
Hubungan Kepemilikan Media Massa dengan Peningkatan Pengetahuan
Petani
Hubungan Motivasi Mendengarkan Siaran Pedesaan dengan
Peningkatan Pengetahuan Petani
Hubungan Frekuensi Mendengarkan Siaran Pedesaan dengan
Peningkatan Pengetahuan Petani
Hubungan Lama Mendengarkan Siaran Pedesaan dengan Peningkatan
Pengetahuan Petani
Hubungan Faktor Materi Siaran dengan Peningkatan Pengetahuan Petani
Hubungan Faktor Stasiun Radio dengan Peningkatan Pengetahuan Petani
PENUTUP
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

39
42

45
45
46
46
47
48
49
50
51
52
53
55
56
59
59
59
61
63
75

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

8
9

10

11
12

13
14

15
16
17
18
19
20
21

Karakteristik dan Saluran Komunikasi
Sebaran Penggunaan Lahan Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Sebaran Penduduk Menurut Mata Pencaharian Masyarakat Desa Pasir
Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Program Acara Unggulan Radio Pertanian Ciawi (RPC)
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Umur di Desa Pasir
Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa
Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Formal di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan di
Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Kepemilikan Media
Massa di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat
Jumlah dan Persentase Berdasasrkan Motivasi Mendengarkan Siaran
Pedesaan di RPC di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Frekuensi
Mendengarkan Siaran Pedesaan di RPC
Jumlah dan Persentase Berdasarkan Frekuensi Mendengarkan Siaran
Pedesaan Pada Program Acara Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info
di RPC
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Lama Mendengarkan
Siaran Pedesaan di RPC
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Lama Mendengarkan
Siaran Pedesaan Pada Program Acara Karedok, Bincang Siang, dan Agri
Info di RPC
Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap
Faktor Materi Siaran Pedesaan di RPC
Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap
Kesesuaian Durasi Siaran di RPC
Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap
Kesesuaian Materi Siaran di RPC
Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap Gaya
Penyampaian Pesan di RPC
Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap
Faktor Stasiun Radio di RPC
Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap
Format Siaran di RPC
Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap
Kredibilitas Penyiar di RPC

6
22
23
30
32
33

33
34

35

36
36

37
38

39
40
40
41
41
42
42
43

x

22 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Penilaian Responden terhadap Daya
Tangkap Siaran di RPC
23 Jumlah dan Persentase Berdasarkan Efek Peningkatan Pengetahuan
Petani di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat
24 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Umur dan Efek Peningkatan
Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat
25 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin dan Efek
Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat
26 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendidikan dan Efek
Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat
27 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Pendapatan dan Efek
Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat
28 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kepemilikan Media Massa
dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih, Kecamatan
Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
29 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Motivasi Mendengarkan
Siaran Pedesaan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir
Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
30 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Frekuensi Mendengarkan
Siaran Pedesaan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih,
Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
31 Jumlah dan Persentase Responden Menurut Lama Mendengarkan Siaran
Pedesaan dan Efek Peningkatan Pengetahuan di Desa Pasir Eurih,
Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
32 Ringkasan Hubungan dan Arah Faktor Internal dengan Efek
Peningkatan Pengetahuan Petani
33 Koefisien Korelasi Rank Spearman dan Nilai Signifikansi Faktor Materi
Siaran dengan Efek Peningkatan Pengetahuan Petani
34 Koefisien Korelasi Rank Spearman dan Nilai Signifikansi Faktor Stasiun
Radio dengan Efek Peningkatan Pengetahuan Petani

43

45

46

47

48

49

50

51

52

53
54
55
57

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Bagan Kerangka Pemikiran
Struktur Organisasi Radio Pertanian Ciawi (RPC)
Jejaring Kerja Radio Pertanian Ciawi (RPC)
Komposisi Mata Acara Radio Pertanian Ciawi (RPC)

14
25
27
28

xi

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Jadwal pelaksanaan penelitian
Peta wilayah jangkauan dan peta wilayah layanan siaran RPC
Daftar nama responden di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Kuesioner
Contoh hasil uji statistik
Dokumentasi kegiatan

63
64
65
66
72
74

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teknologi komunikasi dan informasi dewasa ini telah berkembang dengan
sangat pesat termasuk di Indonesia. Faktor jarak sebagai salah satu hambatan
komunikasi dapat diatasi dengan munculnya media massa. Komunikasi dengan
menggunakan media massa disebut sebagai komunikasi massa. Komunikasi
massa menurut Baran (2004) merupakan suatu proses komunikasi untuk
menciptakan makna bersama antara media massa dan khalayak mereka. Media
massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti
surat kabar, radio, film, dan televisi (Cangara 2004). Penggunaan media massa
dewasa ini semakin meningkat mengingat pentingnya media massa dalam
penyebaran informasi secara cepat dan dalam jangkauan yang luas.
Pembangunan pertanian di pedesaan dapat berjalan efektif apabila
penyebaran informasi pembangunan dapat menyeluruh hingga sampai kepada
masyarakat pedesaan terutama petani. Penyebaran informasi atau pesan
pembangunan secara luas merupakan peran dari media massa. Selain berperan
dalam penyaluran informasi, media massa juga berperan dalam pembangunan
nasional. Menurut Schramm dalam Depari dan MacAndrews (1982), peranan
media massa dalam pembangunan nasional adalah sebagai agen pembaharu (agent
of social change) yaitu dalam membantu mempercepat proses peralihan
masyarakat yang tradisonal menjadi modern.
Media massa memungkinkan setiap orang mulai dari masyarakat kota
hingga masyarakat desa dapat menerima informasi secara bersamaan. Kesulitan
dalam menyebarkan informasi, khususnya informasi pembangunan pertanian yang
dibutuhkan oleh petani untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil
pertaniannya membuat penggunaan media informasi pembangunan dari pusat ke
daerah menjadi hal yang sangat penting. McQuail dalam Littlejhon (1992) dalam
Mugniesyah (2006) menyatakan beberapa pandangannya mengenai peranan
media massa yakni bahwa media adalah jendela yang memungkinkan dapat
melihat segala hal di luar lingkungan kita, sebagai penterjemah (interpretasi) yang
membantu kita membuat pengalaman yang bermakna, serta sebagai platforms atau
carrier yang membawa informasi.
Radio merupakan salah satu media massa elektronik yang melekat dalam
kehidupan manusia. Radio memiliki beberapa kelebihan dibandingkan media
massa televisi dalam menarik perhatian khalayak terutama petani di pedesaan.
Radio dapat mencapai pendengar dalam jumlah besar dengan lebih cepat dan
lebih murah daripada sarana komunikasi yang lain seperti televisi. Radio
transistor lebih mudah dibawa dan tidak terlalu terikat pada tempat serta harganya
yang murah, maka negara berkembang akan lebih banyak mengambil manfaat
radio sebagai sumber informasi ditinjau dari segi individual di mana tiap-tiap
orang akan membeli sarana komunikasi ini dari kantongnya sendiri (Susanto
1982).
Sebagai salah satu media penyiaran, isi siaran di radio harus mendasar
pada undang-undang penyiaran. Undang-undang penyiaran nomor 32 tahun 2002

2

pasal 36 ayat 1 menyebutkan bahwa isi siaran wajib mengandung informasi,
pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak,
moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta
mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.
Radio memiliki peranan dalam mengisi kebutuhan manusia akan
informasi, hiburan, dan sebagai sarana pendidikan. Siaran radio di Indonesia saat
ini lebih banyak didominasi oleh siaran hiburan terutama di stasiun radio milik
swasta. Saat ini, hanya beberapa stasiun radio, seperti radio milik pemerintah
yaitu RRI dan radio komunitas seperti radio pertanian di beberapa daerah yang
berdiri dengan tujuan mencerdaskan masyarakat. Siaran pendidikan serta
informasi pembangunan merupakan siaran yang seharusnya mendominasi stasiun
radio di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan tujuan pembangunan yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan sangat penting bagi masyarakat desa dalam
membangun peratanian di Indonesia.
Hilbrink dalam Depari dan MacAndrews (1982) menyatakan bahwa radio
harus mendapat prioritas yang tinggi sebagai medium untuk penyuluhan karena
radio merupakan salah satu alat penyuluh pertanian yang efektif. Radio
merupakan media massa yang memiliki kedekatan personal yang tinggi dengan
masyarakat pedesaan. Bagi sebagian besar masyarakat di perdesaan, radio masih
populis digunakan sebagai media hiburan dan sarana mendengarkan berita atau
informasi pembangunan (Saleh 2006).
Mayoritas masyarakat Indonesia tinggal di daerah pedesaan dan memiliki
mata pencaharian di bidang pertanian yaitu sebagai petani. Petani di pedesaan
merupakan kelompok dengan golongan ekonomi lemah sehingga perlu
ditingkatkan pendapatan dan taraf hidupnya. Selain itu, petani merupakan subyek
pembangunan pertanian sehingga pengetahuan serta keterampilannya dalam
meningkatkan produktivitas pertanian perlu ditingkatkan. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk memenuhi tuntutan pembangunan di
pedesaan dengan sumberdaya yang terbatas yaitu minimnya akses informasi yang
ada di pedesaan.
Upaya-upaya dan program-program diperlukan untuk meningkatkan
kualitas pembangunan di pedesaan terutama kualitas sumberdaya manusianya
yaitu petani agar tidak semakin tertinggal dengan masyarakat perkotaan. Media
informasi yang tepat digunakan untuk mampu menerima informasi dari
pemerintah khususnya tentang pembangunan harus dihidupkan dalam keseharian
masyarakat desa. Informasi yang disampaikan harus relevan dengan kehidupan
petani di desa. Susanto (1982) mengatakan bahwa siaran pedesaan merupakan
salah satu sarana komunikasi pembangunan yang pertama-tama perlu
menyesuaikan diri dengan tuntutan pembangunan itu sendiri yang berarti
peningkatan pada tugas, dan peningkatan pengetahuan, maupun beban pekerjaan.
Siaran pedesaan melalui radio merupakan salah satu program acara yang
bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan pedesaan
terutama inovasi-inovasi di bidang pertanian. Siaran pedesaan berperan dalam
memberikan informasi pembangunan kepada petani di desa sehingga petani dapat
ikut berperan serta atau berpastisipasi dalam kegiatan pembangunan. Seperti yang
dikatakan oleh Hilbrink dalam Depari dan MacAndrews (1982) bahwa radio dapat
menumbuhkan kesadaran pembangunan dan merangsang keterlibatan. Siaran
pedesaan sendiri memiliki tiga prinsip yaitu mendengarkan, berdiskusi, dan

3

bertindak (Hilbrink dalam Depari dan MacAndrews, 1982). Isi siaran pedesaan
biasanya didengar oleh suatu kelompok dan kemudian mereka mendiskusikan
topik yang dibahas dalam siaran kemudian mereka berusaha untuk menerapkan
apa yang telah disampaikan dalam siaran radio tersebut. Siaran pedesaan
sebaiknya dapat menyentuh kebutuhan petani sehingga dibutuhkan sifat lokal
dalam setiap siarannya. Program-program melalui media massa terutama siaran
pedesaan di radio diharapkan dapat mengurangi sifat acuh tak acuh petani di
pedesaan terhadap program pembangunan dan dapat menumbuhkan kesadaran
serta meningkatkan pengetahuan maupun keahlian petani dalam meningkatkan
kualitas maupun kuantitas hasil pertanian.
Radio Pertanian Ciawi (RPC) merupakan stasiun radio di bawah naungan
lembaga Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP)
Ciawi. Pendirian RPC ditujukan untuk mengatasi kesenjangan komunikasi antara
pemerintah dengan petani di pedesaan dan dapat menjadi media penyaluran
informasi-informasi pertanian bagi masyarakat luas, khususnya petani di
pedesaan. RPC pada awalnya dirancang untuk menyebarkan informasi, teknologi
dan pengetahuan pertanian bagi mitra tani serta dapat mendorong timbulnya
apresiasi masyarakat di luar pertanian menjadi peduli dan mencintai dunia
pertanian. Seiring perkembangan dan untuk memenuhi kebutuhan mitra atau fans,
RPC tidak hanya menyajikan informasi pertanian secara umum (pertanian,
kehutanan, peternakan dan perikanan), akan tetapi informasi-informasi lain seperti
pendidikan, psikologi, budaya dan agama yang dikemas dalam bentuk hiburan1.

Masalah Penelitian
Pesan-pesan pembangunan seperti kebijakan pemerintah mengenai
pertanian, informasi harga pasar, dan inovasi teknologi pertanian sangat
dibutuhkan oleh petani dalam membantu meningkatkan produktivitas
usahataninya. Untuk itu, petani membutuhkan suatu sarana atau media
pengembangan wawasan dan keterampilan untuk mengembangkan usahataninya.
Siaran pedesaan di RPC memiliki peran penting dalam menyalurkan informasi
pertanian guna mengembangkan pegetahuan dan keterampilan tersebut.
Siaran pedesaan di RPC sudah berlangsung sejak RPC berdiri karena RPC
adalah stasiun radio yang ditujukan khusus untuk menyiarkan program siaran
pedesaan. Sejauh ini, RPC telah memiliki tempat tersendiri di hati pendengarnya
terutama petani. Program siaran pedesaan di RPC diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan infromasi pertanian dan dapat meningkatkan pengetahuan petani guna
mengembangkan usahataninya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka
rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian adalah:
1. Apakah siaran pedesaan di RPC memberikan efek dalam meningkatkan
pengetahuan petani?
2. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan efek siaran pedesaan dalam
meningkatkan pengetahuan petani?

1

[DP PPMKP] Departemen Pertanian, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian.
2004. Dapat diunduh di: http://ppmkp.bppsdmp.deptan.go.id/index.php/2013-04-30-09-3001/profil-rpc

4

Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui efek siaran pedesaan di RPC dalam meningkatkan pengetahuan
petani
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan efek siaran
pedesaan dalam meningkatkan pengetahuan petani

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai
pihak, anatra lain:
1. Instansi terkait
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan dan perbaikan
bagi Radio Pertanian Ciawi (RPC) dalam meningkatkan kualitas isi siaran
pedesaan sehingga RPC dapat menjadi radio pertanian yang semakin dikenal
oleh masyarakat dan memiliki manfaat besar bagi pertanian Indonesia.
2. Masyarakat umum
Masyarakat umum terutama petani dapat mengetahui sejauh mana siaran
di radio dapat mengubah pengetahuan pendengar sehingga diharapkan mampu
meningkatkan minat masyarakat terutama petani untuk mendengarkan
program siaran pedesaan untuk meningkatkan pengetahuan mereka mengenai
pertanian
3. Para peneliti
Bagi para peneliti, penelitian ini dijadikan sebagai salah satu bahan
referensi bagi penelitian beriktunya dengan topik sejenis. Peneliti selanjutnya
juga diharapkan dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada dalam
penelitian ini.

TINJAUAN PUSTAKA
Pembangunan Pertanian
Pembangunan sektor pertanian merupakan hal yang penting dalam
meningkatkan keberhasilan pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian terbukti
mampu bertahan di tengah krisis ekonomi dibandingkan dengan sektor lainnya.
Namun, masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang
dalam meningkatkan pembangunan pertanian. Soetrisno (2002) mengatakan
bahwa kondisi sosial budaya petani merupakan masalah utama dalam fungsi
sektor pertanian di dalam pembangunan nasional dan kemampuan sektor tersebut
untuk bersaing pada abad yang akan datang. Petani sebagai salah satu subyek
yang berperan langsung dalam meningkatkan produktivitas pertanian
membutuhkan suatu pengembangan wawasan dan keterampilan dalam bidang
usahataninya. Oleh karena itu, pengembangan sumberdaya manusia dalam hal ini
adalah petani sangat diperlukan agar pembangunan pertanian dapat berjalan
efektif.
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak daerah pedesaan dan
sebagian masyarakatnya tinggal di pedesaan serta memiliki pekerjaan di sektor
pertanian. Susanto (1982) mengatakan bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam
pembangunan setiap desa adalah tergantung dari lingkungan, potensi, ekonomi,
manusiawinya, rencana pemerintahan daerah, situasi komunikasi dan transportasi
antara desa yang dibina dengan ibu kota kecamatan, dengan kabupaten, dengan
ibu kota propinsi dan seterusnya. Hal ini mencerminkan bahwa diperlukan
kerjasama antar berbagai pihak agar pembangunan di pedesaan dapat efektif dan
tepat sasaran. Pesan-pesan pembangunan seperti kebijakan pemerintah, informasi
harga pasar, dan inovasi teknologi pertanian sangat dibutuhkan oleh petani dalam
meningkatkan produktivitas pertanian yang berkelanjutan.
Pesan atau informasi pembangunan dapat sampai kepada petani apabila
terjalin komunikasi yang baik antara sumber pesan dengan petani di pedesaan
sebagai penerima pesan. Permasalahan yang sering kita temui di negara
berkembang adalah masih terjadinya kesenjangan komunikasi antara pemerintah
dengan masyarakat atau petani yang tinggal di pedesaan. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk mengatasi kesenjangan tersebut agar
pesan-pesan pembangunan dapat diterima oleh semua masyarakat sampai ke
pelosok desa terutama bagi petani. Oleh karena itu, komunikasi menjadi sangat
penting bagi keberlangsungan pembangunan suatu negara karena dengan
komunikasi terutama komunikasi massa, pesan-pesan pembangunan dapat sampai
kepada masyarakat luas.

Komunikasi Massa
Penyebaran informasi atau pesan pembangunan secara luas dapat efektif
apabila komunikasi yang terjalin berjalan dengan baik yang akhirnya akan
menimbulkan pemahaman bersama antara sumber dengan penerima. Hal ini
sesuai dengan pengertian komunikasi yaitu suatu proses di mana dua orang atau

6

lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya,
yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (Kincaid
1981 dalam Cangara 2004). Selain pertukaran informasi, dengan komunikasi
seseorang dapat mempengaruhi orang untuk melakukan apa yang diinginkannya,
misalnya pemerintah menginginkan masyarakat menggunakan suatu inovasi baru
maka dengan komunikasi yang dilakukan dengan baik masyarakat akan
menggunakan inovasi tersebut.s
Komunikasi dalam penyebaran informasi secara luas umumnya
menggunakan saluran media massa atau disebut sebagai komunikasi massa.
Komunikasi massa menurut Baran (2004) merupakan suatu proses komunikasi
untuk menciptakan makna bersama antara media massa dan khalayak mereka.
Komunikasi massa adalah suatu proses komunikasi yang tergolong dimediasi oleh
media massa, dimana produk-produk informasi diciptakan dan didistribusikan
oleh suatu organisasi komunikasi massa untuk dikonsumsi oleh khalayak (Ruben
(1992) dalam Mugniesyah (2010a)). Kesamaan makna antara sumber pesan
dengan penerima pesan merupakan tujuan utama dari proses komunikasi massa.
Komunikasi massa diartikan sebagai proses dimana partisipan yaitu komunikator
dan komunikan menciptakan dan berbagi informasi satu dengan lainnya dengan
tujuan untuk mencapai pemahaman secara timbal balik (Mugniesyah 2006).
Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antar pribadi dalam
prosesnya menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Wiryanto
(2006) membedakan komunikasi massa dengan komunikasi antarpribadi
berdasarkan karateristiknya (Tabel 1). Komunikasi massa dengan menggunakan
saluran media massa memiliki kecepatan yang tinggi dalam mencapai audiens
yang luas sehingga tepat apabila media massa digunakan dalam penyebaran
informasi pembangunan. Seperti yang dikatakan oleh Vivian (2008) bahwa ciri
komunikasi massa adalah memiliki kemampuan untuk menjangkau ribuan, atau
bahkan jutaan orang yang dilakukan melalui medium massa. Dengan demikian,
penyaluran informasi dengan media massa dapat sampai kepada petani-petani di
pelosok desa.
Tabel 1 Karakteristik dan Saluran Komunikasi
No.
Karakteristik
1. Arus pesan
2. Konteks komunikasi
Jumlah feedback yang
3.
segera bisa diperoleh
Kemampuan mengatasi
4.
proses seleksi
Kecepatan dalam
5. mencapai audiens yang
luas
6.

Efek (possible effect)

Saluran Media Massa
One-way
Interposed

Saluran Antarpribadi
One-way
Face to face

Rendah

Tinggi

Rendah

Tinggi

Tinggi

Rendah

Perubahan
pengetahuan

Perubahan sikap dan
perilaku nyata

Sumber: Wiryanto (2006), Teori Komunikasi Massa, hlm 17

7

Kelemahan komunikasi massa terletak pada arus pesan yang bersifat
searah sehingga feedback yang diterima oleh komunikator rendah atau tertunda.
Namun, beberapa penelitian cukup membuktikan bahwa pesan yang disampaikan
melalui media massa cukup efektif dalam memberikan efek terhadap khalayaknya
terutama efek pada perubahan pengetahuan. Seperti yang dikatakan oleh Rogers
& Shoemaker (1973) dalam Mugniesyah (2006) bahwa saluran media massa
relatif penting pada fungsi pengetahuan atau pengenalan, sementara salauran
komunikasi interpersonal relatif lebih penting pada fungsi persuasi dalam proses
keputusan inovasi.
Komunikasi massa memiliki unsur-unsur penting dalam proses
komunikasinya. Saluran media massa merupakan salah satu unsur dalam proses
komunikasi massa yang berperan sebagai medium penyalur pesan. Unsur-unsur
komunikasi massa yang biasa digunakan dalam riset komunikasi massa adalah
sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Menurut Harorld D. Lasswell dalam
Wiryanto (2006) guna memahami komunikasi massa, kita harus mengerti unsurunsur itu yang diformulasikan olehnya dalam bentuk pertanyaan, who says what
in which channel to whom and with what effect.
1. Sumber
Cangara (2004) menyebutkan bahwa dalam komunikasi antar manusia,
sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok
misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber utama dalam komunikasi
massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas
lembaga atau organisasi seperti perusahaan surat kabar, stasiun radio atau
televisi, studio film, penerbit buku atau majalah (Wiryanto 2006). Selanjutnya
Wiryanto (2006) menjelaskan bahwa sumber komunikasi massa yaitu
organisasi mempunyai ratio output yang tinggi terhadap masukan, dan jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan yang dapat dilakukan oleh komunikator
perorangan, meskipun mempunyai esensi yang sama.
Stasiun radio merupakan sebuah organisasi yang berperan sebagai
sumber pesan atau penyalur pesan. Sumber pesan menentukan bagaimana
suatu pesan disampaikan sehingga dapat menarik perhatian khalayak dan
akhirnya dapat mengubah perilaku khalayak sesuai dengan harapan sumber
pesan (komunikator). Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba
berbagi informasi, pemahaman, wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan
massa yang tersebar di mana tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka
(Bungin 2006).
Kredibilitas seorang penyiar dalam stasiun radio memiliki peran
penting dalam mempengaruhi pendengar. Hasil penelitian Nugroho (2010)
menunjukkan bahwa kredibilitas penyiar dalam suatu stasiun radio
mempengaruhi pendengar atau khalayak untuk mendengarkan siaran tersebut
atau tidak. Kredibilitas penyiar merupakan suatu penilaian terhadap penyiar
menurut persepsi pendengar. Kredibilitas penyiar berkaitan dengan tingkat
kepercayaan pendengar terhadap informasi yang diberikan oleh seorang
penyiar serta kemampuan penyiar dalam menyampaikan informasi agar
pendengar dapat mudah memahami pesan yang ingin disampaikan sehingga
timbul pemahaman bersama.

8

2. Pesan
Unsur pesan merupakan sesuatu yang disampaikan pengirim kepada
penerima. Pesan merupakan unsur penting dalam komunikasi massa karena
seseorang yang menggunakan media massa, yang diperhatikan adalah
pesannya. Pesan dalam komunikasi massa berciri terbuka, dirancang untuk
mencapai audien yang luas, dan pesan komunikasi massa umumnya dibuat
untuk memenuhi kebutuhan segera (Charles Wright 1977 dalam Wiryanto
2006). Isi pesan biasanya berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi,
nasihat atau propaganda (Cangara 2004). Isi pesan yang disampaikan melalui
media massa terutama radio tentunya harus memenuhi kebutuhan khalayak,
sehingga seorang komunikator atau sumber harus memperhatikan pesan yang
disampaikan agar menarik perhatian khalayaknya.
Charles Wright (1977) dalam Wiryanto (2006) menjelaskan tiga
karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut:
a. Publicly yaitu pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak
ditunjukkan kepada perorangan-perorangan tertentu yang eksklusif,
melainkan besifat terbuka untuk umum atau publik.
b. Rapid yaitu pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai
audiens yang luas dalam waktu yang singkat dan simultan
c. Transient yaitu pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk
memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali pakai” dan bukan untuk
tujuan-tujuan yang bersifat permanen. Pada umumnya pesan-pesan
komunikasi massa adalah pesan-pesan yang expendable. Maka isi media
cenderung dirancang secara timely, supervisial dan kadang-kadang bersifat
sensasional.
Isi siaran yang baik harus sesuai dengan segmentasi khalayak dari
stasiun radio itu sendiri. Kesesuaian materi siaran dengan khalayak
menentukan bagaimana suatu pesan efektif disampaikan kepada khalayak.
Hasil penelitian Tede (2012) menunjukkan bahwa faktor materi siaran
memiliki hubungan mempengaruhi dengan peningkatan kognitif dan afektif
khalayak pendengar. Selain materi siaran, format siaran yang disusun dengan
baik akan mempengaruhi perhatian khalayak. Format siaran radio mempunyai
hubungan dengan perilaku petani dalam mendengarkan radio demikian pula
terhadap format siaran, pemilihan acara yang dimiliki dalam perilaku petani
mendengarkan radio (Mardianah 2010). Selain itu, durasi siaran yang sesuai
dengan waktu luang khalayak terutama petani yang memiliki mobilitas tinggi
dalam berusahatani, mempengaruhi perilakunya dalam mendengarkan radio.
3. Saluran
Unsur saluran merupakan unsur yang menyangkut semua peralatan
mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi
massa (Wiryanto 2006). Media massa merupakan unsur saluran dalam
komunikasi massa yang berfungsi menyebarkan informasi kepada masyarakat
yang tersebar di seluruh dunia dengan menggunakan suatu pemancar sehingga
dapat menjangkau khalayak dalam jumlah banyak termasuk khalayak di
pedesaan. Peran media massa sebagai pemberi informasi sesuai dengan fungsi
media massa yang dikemukakan oleh Lasswell dalam Wiryanto (2006) yaitu

9

fungsi pengawasan dimana media massa berfungsi memberi informasi dan
menyediakan berita.
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change,
yaitu sebagai institusi pelopor perubahan (Bungin 2006). Secara spesifik
Bungin (2006) menjelaskan paradigma peranan media massa yaitu sebagai
institusi pencerahan masyarakat yaitu sebagai media edukasi, sebagai media
informasi yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada
masyarakat, dan sebagai media hiburan yang setiap saat menjadi corong
kebudayaan, katalisator perkembangan budaya.
Saluran media massa dibagi menjadi dua yaitu media cetak dan media
elektronik. Media cetak merupakan media yang informasinya dalam bentuk
tulisan seperti surat kabar, majalah, buku, brosur dan poster. Media elektronik
adalah media yang penyebaran informasinya melalui jaringan elektronik
seperti radio dan televisi. Media elektronik sangat dekat dengan kehidupan
masyarakat sehingga pesan pembangunan dapat efektif jika disampaikan
melalui kedua media elektronik ini. Selain itu, media elektronik radio dan
televisi memiliki sifat aktualitas yang tinggi, artinya informasi yang
disampaikan adalah informasi-informasi terbaru.
Media massa terutama radio memiliki pengaruh tersendiri terhadap
pendengarnya. Saluran radio yang memiliki daya tangkap yang tinggi akan
mempengaruhi seberapa besar khalayak pendengar yang akan mendengarkan
siarannya. Selain itu, kejernihan suara serta hambatan dalam mentransisi
pesan juga ditentukan dari pemancar miliki stasiun radio. Daya tangkap siaran
juga mempengaruhi pendengaran khalayak, apabila daya tangkap baik maka
pesan akan tersampaikan dengan baik tanpa ada gangguan atau noise yang
membuat khalayak sulit mendengar pesan yang disampaikan.
4. Penerima
Komunikasi massa bersifat terbuka sehingga pesan dapat diterima oleh
siapa saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. Penerima
merupakan sasaran dari komunikasi massa yang tersebar, memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dan tidak dikenal. Menurut Charles Wright
(1977) dalam Wiryanto (2006), penerima atau khalayak sasaran memiliki ciriciri besar dan menyebar dalam berbagai lokasi, heterogen yaitu semua lapisan
masyarakat dengan berbagai keragamannya, dan anonim atau tidak saling
mengenal secara pribadi dengan komunikator.
Keberhasilan suatu proses komunikasi tergantung pada bagaimana
khalayak sasaran dapat terpengaruh oleh pesan komunikasi tersebut.
Keberhasilan proses komunikasi juga tergantung dari bagaimana media dapat
memenuhi kebutuhan dan melayani selera khalayak sehingga penting bagi
media untuk mengklasifikasi audiens sasaran. Klasifikasi audiens seperti itu
semata-mata upaya media unuk melayani berbagai selera yang ada di dalam
mass audience (Wiryanto 2006).
Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan
karakteristik penerima pesan dari media massa. Karatkteristik internal dalam
penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan,
kepemilikan media massa, dan motivasi mendengar siaran di radio. Perilaku

10

penerima pesan dalam mendengarkan radio juga termasuk dalam faktor
internal penerima pesan yaitu frekuensi dan lama mendengarkan radio.
5. Efek
Unsur efek dalam komunikasi massa merupakan unsur yang
menentukan sejauh mana suatu proses komunikasi massa yang menggunakan
saluran media massa dapat mempengaruhi khalayak penerima pesan yang
disampaikan sumber atau komunikator. Wiryanto (2006) mendefinisikan efek
komunikasi sebagai setiap perubahan yang terjadi di dalam diri penerima,
karena menerima pesan-pesan dari suatu sumber. Efek komunikasi massa
yang ditimbulkan adalah pada perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan
perubahan perilaku (Wiryanto 2006).
Efek atau pengaruh saluran komunikasi massa efektif terjadi pada
perubahan pengetahuan sedangkan komunikasi antarpribadi cenderung
berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang. Cangara (2004) memberikan
contoh kasus perokok, meski kampanye yang dilakukan Departemen
Kesehatan melalui media massa begitu gencar, namun tidak mengurangi
keinginan orang untuk merokok, sekalipun mereka tahu bahwa rokok dapat
menimbulkan kanker. Hal ini juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Tede
(2010) bahwa media massa radio mampu memberikan pengaruh kepada
pendengarnya yakni berupa penambahan wawasan bagi pendengar atas
informasi yang disajikan. Oleh karena itu, efek yang paling dipengaruhi oleh
pesan media massa hanya pada perubahan pengetahuan atau pada aspek
kognitif.

Radio Sebagai Media Komunikasi Massa
Media komunikasi memiliki peranan dalam penyebaran informasi dalam
rangka pembangunan suatu bangsa. Radio sebagai media komunikasi massa
menanggung peran dalam menjalankan tugas-tugas pembangunan seperti yang
dikemukakan oleh Schramm dalam Depari dan MacAndrews (1982) bahwa media
akan mampu membuktikan peranannya melayani tugas-tugas pembangunan bagi
negara-negara sedang berkembang. Peranan tersebut meliputi: 1) media massa
dapat memperluas cakrawala pemikiran; 2) media massa dapat memusatkan
perhatian; 3) media massa mampu menumbuhkan aspirasi; 4) media mampu
menciptakan suasana membangun; 5) media massa mampu mengembangkan
dialog tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah politik; 6)
media massa mampu mengenalkan norma-norma sosial; 7) media massa mampu
menumbuhkan selera; 8) media massa mampu merubah sikap yang lemah menjadi
sikap yang lebih kuat; 9) media massa sebagai pendidik.
Media elektronik televisi dan radio merupakan media massa yang berperan
dalam menyebarkan informasi, mendidik, dan menghibur khalayaknya. Masingmasing media elektronik tersebut memilki kelebihan dan kekurangan dalam
proses penyebaran informasinya. Menurut Arifin (2010) penyiaran radio
merupakan penyampaian pesan informasi, gagasan, ide, dari penyiaran radio yang
termurah yang dapat dijangkau oleh pendengar, dimana saja tanpa melihat
batasan, kapan saja dan boleh siapa saja. Radio mempunyai lima kekuatan yang

11

besar “thefith estate” yaitu pemancar yang besar, studio yang canggih, daya
langsung, daya tembus, dan daya tarik (Arifin 2010). Nilai aktualita radio lebih
tinggi dibandingkan saingannya yaitu televisi karena keadaan yang mendadak dan
tidak direncanakan, sukar dapat direkam dan disiarkan dengan segera oleh televisi
sedangkan radio tidak memerlukan banyak waktu persiapan untuk menyiarkan
kejadian demikian secepat mungkin (Susanto 1982).
Kelebihan yang dimiliki radio membuat keberadaannya masih melekat
dalam kehidupan masyarakat. Radio sebagai media komunikasi yang portabel,
ringan, dan kecil sehingga sangat digemari oleh orang-orang yang mempunyai
mobilitas tinggi untuk dapat mengakses informasi (Saleh 2009). Radio memiliki
sifat personal atau kedekatan emosional yang tinggi karena gaya bahasa yang
digunakan penyiar merupakan bahasa sehari-hari sehingga mudah didengar oleh
khalayak. Petani sebagai salah satu kelompok yang memiliki mobilitas tinggi
dibidang pertanian menggunakan radio untuk mendapatkan informasi karena
dapat dibawa dan didengar saat sedang bekerja di sawah atau kebun. Radio juga
merupakan media elektronik yang murah sehingga relevan dengan petani yang
tergolong memiliki pendapatan rendah.
Bagi sebagian besar masyarakat di perdesaan radio masih populis
digunakan sebagai media hiburan dan sarana mendengarkan berita atau informasi
pembangunan (Saleh 2006). Radio merupakan media massa yang efektif dalam
menyebarluaskan inovasi pertanian atau pesan pembangunan kepada masyarkat
luas terutama masyarakat pedesaan (Mumpuni 2003). Sebagian besar masyarakat
di perdesaan masih menjadikan radio sebagai media pendidikan nonformal yang
paling penting dalam mengakses suatu informasi dan teknologi (Mardianah 2010).
Hal tersebut membuat radio memiliki nilai lebih dibanding media massa lainnya
karena cukup dekat dengan masyarakat pedesaan. Oleh karena kedekatan media
radio dengan masyarakat pedesaan, siaran di radio diharapkan mampu
menyampaikan pesan pembangunan seperti inovasi teknologi terbaru kepada
masyarakat desa terutama yang berhubungan dengan pertanian.

Siaran Pedesaan
Radio mampu memberikan pendidikan terhadap petani melalui program
siaran pedesaan sebagai salah satu bentuk metode penyuluhan untuk
meningkatkan kesejahteraan petani (Wiraatmadja 1997 dalam Mardianah 2010).
Siaran pedesaan merupakan salah satu program yang isi materi siarannya
disesuaikan dengan kebutuhan informasi petani. Siaran pedesaan melalui radio
menurut Mugniesyah (2010) adalah siaran khusus yang ditujukan bagi para petani
dan keluarganya dengan maksud menyebarkan secara cepat informasi-informasi
dan pengetahuan-pengetahuan baru di bidang pertanian seluas-luasnya. Tujuan
dari siaran pedesaan adalah untuk membangkitkan kesadaran dan perhatian,
menumbuhkan minat dan keingintahuan, dan menyebarkan informasi secara cepat
dan meluas (Mugniesyah 2010).
Siaran pedesaan berperan dalam memberikan informasi pembangunan
kepada masyarakat desa sehingga masyarakat pedesaan dapat ikut berperan serta
atau berpastisipasi dalam kegiatan pembangunan. Siaran pedesaan perlu
menampung masalah pembangunan dalam bidangnya masing-masing, berperan

12

sebagai saluran informasi, peningkatan keterampilan atau informasi tentang
keterampilan dan merupakan saran komunikasi ke atas bagi pemerintah (Susanto
1982). Siaran pedesaan di radio tidak hanya dibutuhkan oleh petani, tapi juga oleh
penyuluh guna mempermudah kegiatan penyuluhan dan sebagai pelancar
komunikasi antara penyuluh dengan petani (Saidah 2009).
Radio Pertanian Ciawi (RPC) merupakan salah satu radio yang
menyiarkan siaran pedesaan karena memang dikhusukan untuk masyarakat
pedesaan. Penyaluran pesan melalui RPC tidak dapat dipungkiri sangat berperan
dalam memenuhi kebutuhan informasi pada petani dan berperan dalam
mengembangkan pengetahuan dan sikap petani (Ariyani 2008). Oleh karena sifat
materi siaran dari program siaran pedesaan sesuai dengan informasi pertanian
maka durasi atau waktu siaran juga harus disesuaikan dengan waktu luang petani
sehingga pesan yang disampaikan dapat benar-benar didengarkan oleh petani.
Program acara yang ada di RPC tidak hanya program yang berkaitan dengan
pertanian tetapi ada program yang ditujukan untuk menghibur pendengar. Oleh
karena itu, penelitian ini mengkaji program siaran yang menyajikan informasi
dibidang pertanian, perikanan, dan peternakan. Program siaran pedesaan tersebut
adalah Karedok, Bincang Siang, dan Agri Info.
Program siaran pedesaan tersebut memiliki format yang berbeda-beda.
Program acara Karedok adalah siaran yang menyajikan informasi baru mengenai
teknologi di bidang pertanian dengan menghadirkan narasumber. Bincang Siang
adalah program yang menyajikan informasi mengenai kebijakan dan programprogram dari pemerintah di bidang pertanian. Program acara Agri Info adalah
siaran yang menyajikan berita-berita atau informasi teraktual yang terjadi di dunia
pertanian seperti informasi harga pasar, kebijakan, kegiatan kementrian pertanian,
dan informasi lainnya. Agri Info memiliki segmen acara bernama Teropong Desa
yang menyajikan pengalaman petani atau penyuluh pertanian dalam berusahatani
sehingga dapat memberikan info mengenai kiat-kiat sukses dalam pengembangan
usahatani kepada pendengar. Program acara tersebut diharapkan mempu
memberikan pengetahuan yang luas kepada pendengar khususnya petani di
pedesaan.

Efek Siaran Pedesaan Terhadap Peningkatan Pengetahuan
Susanto (1982) menjelaskan bahwa radio atau siaran pedesaan banyak
disebut sebagai sumber informasi, memperlihatkan bahwa sumbangannya dalam
bidang komunikasi pembangunan tidak dapat diremehkan, walaupun tidak
ditentukan bahwa siaran pedesaan adalah satu-satunya atau sumber pertama
tentang suatu inovasi. Susanto (1982) menjelaskan lebih lanjut bahwa bila orang
memperoleh informasi tentang pembangunan, ia akan sanggup menjalankan apa
yang diharapkan dari padanya dengan lebih baik, dan pembangunan akan lebih
berhasil mendekati sasaran UUD. Saluran komunikasi melalui siaran pedesaan di
radio mengambil peran dalam menyebarkan informasi tersebut sehingga
pendengarnya dapat mengalami peningkatan pengetahuan dalam usaha untuk
memperbaiki kehidupan dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan.
Suatu proses komunikasi yang berlangsung memiliki efek tertentu para
komunikan. Efek media massa mampu memberikan jawaban dalam menciptakan

13

perhatian, pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku Wiryanto (2006). Hasil
penelitian Asniati, dkk (2008) menunjukkan adanya perubahan perilaku khalayak
setelah mendengar radio namun perubahan tersebut didahului oleh perubahan
pengetahuan dan sikap. Selain itu, isi pesan yang disampaikan memang ditujukan
untuk secara spesifik mengubah perilaku sehingga efek yang diimbulkan dapat
mengubah perilaku. Efek atau pengaruh saluran komunikasi massa cenderung
terjadi pada perubahan pengetahuan. Hasil penelitian Tede (2010) bahwa media
massa radio mampu memberikan pengaruh kepada pendengarnya yakni berupa
penambahan wawasan bagi pendengar atas informasi yang disajikan. Oleh karena
itu, efek yang paling dipengaruhi oleh pesan media massa hanya pada perubahan
pengetahuan atau pada aspek kognitif.
Fakor-faktor yang berhubungan dengan sumber, pesan, saluran, dan
penerima akan mempengaruhi efek yang diterima oleh penerima dalam
menggunakan media massa dalam hal ini adalah siaran pedesaan melalui radio.
Rogers dan Shoemaker (1973) dalam Mugniesyah (2010b) mengemukakan
sebuah model komunikasi yang dikenal dengan Model SMCRE yang secara
umum diaplikasikan dalam konteks penyuluhan. Elemen-elemen tersebut
meliputi:
1. Sumber (source), yang terdiri dari atas orang atau lembaga dari mana inovasi
berasal
2. Pesan (messages), yakni inovasi baik itu berupa teknologi maupun gagasan
atau ide-ide dengan segaal karakteristik yang ditawarkannya
3. Saluran komunikasi (channel), yang bisa melalui orang dan media massa
4. Penerima (receiver), yang terdiri dari anggota sistem sosial
5. Pengaruh (effects), berupa perubahan-perubahan yang terjadi di kalangan
individu anggota sistem sosial, berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan
perilaku terbuka untuk mengadopsi atau menolak inovasi yang ditawarkan
oleh sumber.
Elemen-elemen sumber, pesan, saluran, dan penerima memiliki pengaruh
terhadap efek yang akan diterima oleh penerima. Saluran komunikasi dalam hal
ini adalah siarn pedesaan melalui radio, oleh karena keterbatasan media dalam
mempengaruhi khalayak pada tahap sikap dan perilaku, maka siaran pedesaan
efektif hanya pada tahap pengetahuan yaitu dalam pengenalan suatu informasi
atau inovasi kepada khalayak yaitu petani.

Kerangka Pemikiran
Proses komunikasi massa dalam menyampaikan pesan dengan
menggunakan media massa yaitu radio har