Efektivitas Leaflet dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani tentang Sertifikasi Pertanian Organik

EFEKTIVITAS LEAFLET DALAM MENINGKATKAN
PENGETAHUAN PETANI TENTANG SERTIFIKASI
PERTANIAN ORGANIK

PUTI BUNGA HADIAN FIRDA

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SUMBER INFORMASI SERTA
PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Leaflet
dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani tentang Sertifikasi Pertanian Organik
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2013

Puti Bunga Hadian Firda
NIM I34090064

ABSTRAK
PUTI BUNGA HADIAN FIRDA. Efektivitas Leaflet dalam Meningkatkan
Pengetahuan Petani tentang Sertifikasi Pertanian Organik. Dibimbing oleh ANNA
FATCHIYA.
Leaflet merupakan media cetak yang memiliki peran dalam menyebarkan
informasi dan dapat meningkatkan pengetahuan kepada pembacanya. Tujuan
penelitian ini adalah melihat sejauh mana efektivitas leaflet tentang sertifikasi
pertanian organik dalam meningkatkan pengetahuan petani. Penelitian ini juga
mencoba menganalisis hubungan antara desain leaflet dengan pengetahuan akhir
responden. Penelitian ini menggunakan model pre-test dan post-test untuk
mengukur perubahan pengetahuan petani. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa leaflet yang digunakan efektif untuk meningkatkan pengetahuan petani.
Hal ini terlihat dari meningkatnya nilai yang diperoleh responden setelah

membaca leaflet. Desain yang terdapat di dalam leaflet juga dinilai menarik oleh
responden, namun desain leaflet tidak memiliki hubungan nyata dengan
pengetahuan petani.
Kata kunci: desain, leaflet, pengetahuan, sertifikasi pertanian organik

ABSTRACT
PUTI BUNGA HADIAN FIRDA. Leaflet Effectiveness in Improving Farmers'
Knowledge about Organic Farming Certification. Supervised ANNA
FATCHIYA.
Leaflet is a printed media that has a role to disseminate information and it
can increase reader’s knowledge. The purpose of this study is to see how far the
effectiveness of leaflet about the certification of organic agriculture in improving
farmers' knowledge. This study also try to analyze the relationship between the
design of leaflet with respondent’s final knowledge. This study uses pre-test and
post-test model to measure the changes in farmers’ knowledge. The result of this
study indicate that the used of leaflet is effective to increase farmers’ knowledge.
This is indicated by the increasing respondent’s score after studying the leaflet.
Leaflet’s design is also considered interesting by the farmers, but that has no real
relation with the farmers’ knowledge.
Keywords: design, knowledge, leaflet, organic farming certification


EFEKTIVITAS LEAFLET DALAM MENINGKATKAN
PENGETAHUAN PETANI TENTANG SERTIFIKASI
PERTANIAN ORGANIK

PUTI BUNGA HADIAN FIRDA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi


:

Nama
NIM

:
:

Efektivitas Leaflet dalam Meningkatkan Pengetahuan
Petani tentang Sertifikasi Pertanian Organik
Puti Bunga Hadian Firda
I34090064

Disetujui oleh

Dr Ir Anna Fatchiya, M.Si
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga sehingga karya ilmiah ini berhasil
diselesaikan. Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2012 ini
berjudul “Efektivitas Leaflet dalam Meningkatkan Pengetahuan Petani Tentang
Sertifikasi Pertanian Organik”.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Anna Fatchiya,
M.Si sebagai pembimbing yang telah memberikan waktu, saran, dan masukan
selama proses penulisan hingga penyelesaian proposal skripsi ini. Penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada Ibunda Prayasuri Trina Sakti dan Ayahanda
Qodarian Pramukanto, serta adik-adik tersayang Puti Zahra Hadian Raudah dan
Muhammad Imam Hadian Firdaus atas doa dan kasih sayang yang selalu
dilimpahkan kepada penulis. Kepada sahabat-sahabat penulis yang selalu
memberikan dukungan, semangat, tawa dan canda selama perkuliahan,

Gressayana, Annisa M. U, Tursina Andita P, Buyung Syahrial, Nurrizka Sari,
Firda E, Ayu S, teman-teman asrama Rusunawa lorong 2B, dan teman-teman
kelompok KKP 2012. Kepada teman satu bimbingan, Rosita, untuk masukan dan
dukungan serta semua teman-teman akselerasi khususnya Via, Selvi, Anggi, Tiara,
Agustin yang banyak memberikan masukan kepada penulis. Juga kepada seluruh
keluarga besar KPM 46 atas dukungan dan kebersamaan selama ini. Terutama
ucapan terima kasih kepada Mas Putro yang banyak memberikan masukan lokasi
dan teman-teman yang membantu penulis pada saat proses pengambilan data di
lapangan. Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata semoga skripsi
dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat bagi banyak pihak
Bogor, Februari 2013
Puti Bunga Hadian Firda

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xiii


DAFTAR GAMBAR

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

xiii

PENDAHULUAN



Latar Belakang



Perumusan Masalah




Tujuan Penelitian



Manfaat Penelitian



TINJAUAN PUSTAKA

5

Pertanian Organik dan Sertifikasi



Leaflet

5


Pengetahuan



Desain Pesan

10

Pengaruh Media Cetak terhadap Peningkatan Pengetahuan

10 

Kerangka Pemikiran

12 

Hipotesis Penelitian

13 


Definisi Operasional

13 

METODE

17 

Pendekatan Penelitian

17 

Lokasi dan Waktu Penelitian

19 

PROFIL DESA CIARUTEUN ILIR, KECAMATAN CIBUNGBULANG,
KABUPATEN BOGOR

21 


Kondisi Geografis

21

Kondisi Demografis

22

Mata Pencaharian

22

Kondisi Pertanian dan Peternakan

23

Pertanian Organik

24

EFEKTIFITAS LEAFLET SERTIFIKASI PERTANIAN ORGANIK

25 

Pengetahuan Awal Petani

25

Pengetahuan Akhir Petani

29

Pengaruh Leaflet dalam Merubah Pengetahuan Petani

32

Efek Kognitif

35

Leaflet sebagai Media Komunikasi

35

DESAIN LEAFLET TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN
PETANI
37 
Penilaian Petani terhadap Aspek-aspek pada Desain Leaflet

37

Desain Leaflet dan Hubungannya dengan Perubahan Akhir Petani

42

SIMPULAN DAN SARAN

45 

Simpulan

45 

Saran

45 

DAFTAR PUSTAKA

47

LAMPIRAN

51

RIWAYAT HIDUP

57

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Luas dan persentase lahan di dua desa menurut penggunaan
Jumlah dan persentase laki-laki dan perempuan menurut jenis pekerjaan
Berat dan persentase produksi hasil panen menurut jenis sayuran
Jumlah dan perkiraan jumlah populasi menurut jenis ternak
Jumlah dan persentase petani sebelum membaca leaflet menurut nilai
Jumlah dan persentase jawaban petani sebelum membaca leaflet
menurut pertanyaan
Jumlah dan persentase petani setelah membaca leaflet menurut nilai
Jumlah dan persentase jawaban petani setelah membaca leaflet menurut
pertanyaan
Jumlah dan persentase petani sebelum dan setelah membaca leaflet
menurut nilai
Jumlah dan persentase jawaban petani sebelum dan setelah membaca
leaflet menurut pertanyaan
Jumlah dan persentase desain leaflet menurut kategori skor
Presentase jawaban petani mengenai warna pada leaflet menurut
pertanyaan
Presentase jawaban petani mengenai gambar pada leaflet menurut
pertanyaan
Presentase jawaban petani mengenai penggunaan huruf pada leaflet
menurut pertanyaan
Presentase jawaban petani mengenai penggunaan bahasa pada leaflet
menurut pertanyaan
Presentase jawaban petani mengenai desain leaflet menurut pertanyaan
Presentase petani berdasarkan hubungan tingkat pengetahuan petani
setelah membaca leaflet dan kategori desain leaflet

21 
22 
23 
23 
25 
27 
29 
31 
33 
34 
37 
38 
39 
40 
41 
41 
42 

DAFTAR GAMBAR
1
2
3

Taksonomi tujuan pendidikan dalam kawasan kognitif
Model komunikasi Berlo
Bagan kerangka pemikiran


11 
12 

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Uji korelasi Rank Spearman desain leaflet terhadap pengetahuan
akhir
Leaflet sertifikasi pertanian organik
Peta Desa Ciaruteun Ilir
Dokumentasi
Riwayat hidup
 

53 
54 
55 
56 
57 

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris memiliki hubungan yang erat dengan
pertanian. Wilayah Indonesia yang luas dan subur serta memiliki potensi
kekayaan alam yang besar merupakan sumber keberlangsungan hidup manusia.
Pertanian memberikan peran penting dan besar dalam kehidupan manusia
terutama sebagai konsumsi kebutuhan dasar utama. Seiring berjalannya waktu,
kesadaran masyarakat akan kebutuhan pertanian sebagai kebutuhan primer
semakin meningkat. Peningkatan tersebut berbanding lurus dengan peningkatan
kesadaran masyarakat terhadap penyakit yang terjadi akibat penggunaan zat kimia
berlebih terutama pada makanan. Produk pertanian organik ini mulai diminati oleh
masyarakat sejak kesadaran untuk tidak mengkonsumsi hasil pertanian kimia yang
berbahaya bagi kesehatan meningkat 1 . Hal tersebut memunculkan adanya
pertanian organik sebagai alternatif sistem pertanian di Indonesia.
Pertanian organik pada dasarnya merupakan jenis pertanian yang sudah
dilakukan sejak dulu, bahkan di awal dikenalnya pertanian oleh masyarakat
dimana mereka melakukan perawatan alami dan rendah bahan kimia dalam
melakukan pertanian. Kebutuhan manusia yang meningkat menyebabkan
munculnya hasil-hasil produksi yang perawatannya dikembangkan menggunakan
lebih banyak unsur kimia dan menggunakan teknologi canggih demi tercapainya
hasil produksi yang lebih baik dan lebih cepat. Selama beberapa masa masyarakat
terperangkap oleh sistem paket pertanian modern tersebut. Menurut Sutanto
(2002), paket pertanian modern tersebut berupa penggunaan varietas unggul
berproduksi tinggi, pestisida kimia, pupuk kimia/sintetis, dan penggunaan mesinmesin pertanian untuk mengolah tanah dan memanen hasil. Namun, belakangan
ini, penggunaan sistem pertanian organik di kalangan masyarakat semakin
meningkat. Data yang diperoleh dari Aliansi Organis Indonesia menyebutkan
bahwa jumlah area pertanian organik mengalami kenaikan dari tahun 2009
sebesar 10% pada tahun berikutnya. Peningkatan itu tumbuh seiring dengan
peningkatan luas lahan organik di seluruh dunia yang mencapai dua juta hektar.
Bahkan, pada tahun 2011, seperti yang tercantum pada data IFOAM
(International Federation of Organic Agriculture Movements), pertanian organik
di seluruh dunia mencapai angka tiga juta hektar (Aliansi Organis Indonesia 2011).
Seiring dengan meningkatnya jumlah pertanian organik, semakin
menjamur pula perdagangan yang mengatasnamakan organik. Untuk menghindari
adanya pemalsuan produk yang tidak asli organik, diadakanlah sebuah sertifikasi
yang merupakan bentuk legalisasi terhadap hasil pertanian organik dalam
menjamin hasil pertaniannya (Indonesia Organic Farming Infection and
Certification 2007). Sertifikasi dilakukan untuk memudahkan petani menjual hasil
pertanian mereka di pasaran dengan adanya jaminan perlindungan atas praktek
pertanian yang ramah lingkungan (PAMOR Indonesia 2010).
Sampai saat ini, masih banyak petani yang melakukan pertanian organik
namun belum melakukan sertifikasi terhadap hasil pertanian mereka. Sampai
1

http://www.sucofindo.co.id/2/32/22/industri-produk-konsumen/223/sertifikasi-panganorganik.html

2
tahun 2011, area pertanian organik yang sudah tersertifikasi berjumlah 90135.3 ha
dan yang berada dalam proses sertifikasi adalah 3.8 ha dengan jumlah area
pertanian organik yang belum disertifikasi berjumlah 134917.66 ha (Ariesusanty
et al. 2012). Hal ini bisa jadi karena kurangnya pengetahuan mereka mengenai
program sertifikasi itu sendiri bagi pertanian mereka. Untuk itu, kehadiran media
merupakan hal penting dalam menyebarkan pesan informasi, dalam hal ini
mengenai sertifikasi pertanian organik, kepada khalayak sasaran yaitu petani atau
mereka yang melakukan pertanian organik. Media digunakan oleh komunikator
sebagai alat dalam menyebarkan informasi untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki.
Dua jenis media yang ada, yaitu media elektronik dan media cetak,
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan yang dimiliki oleh
media cetak yaitu dapat menampilkan gambar secara lebih rinci, lebih mudah
disimpan dan didokumentasikan tanpa batasan waktu, lebih efisien dan murah,
dan mampu menjangkau khalayak sasaran (Madjadikara 2004). Jenis media cetak
yang digunakan oleh komunikator harus diperhitungkan dari segi kelebihan dan
keefektifannya untuk disebarkan kepada khalayak luas. Penggunaan media
tersebut disesuaikan dengan tujuan yang dikehendaki oleh komunikator kepada
khalayak sasaran. Salah satu jenis media cetak yang digunakan dalam
menyebarkan informasi sertifikasi hasil pertanian organik adalah leaflet.
Penggunaan media leaflet yang merupakan media cetak diharapkan efektif
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khalayak pembaca. Informasi
yang disusun di dalam leaflet tersebut, merupakan hal-hal yang dianggap dapat
menarik perhatian dan meningkatkan kesadaran khalayak. Isi pesan dan
kelengkapan informasi yang disampaikan merupakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keefektifan penggunaan leaflet tersebut pada khalayak luas
terutama dalam meningkatan pengetahuan. Kedalaman informasi yang tertera di
dalam leaflet merupakan suatu point khusus dalam mencapai tujuan penyebaran
pesan yang menggunakan media cetak berupa leaflet.
Selain disebarkan melalui media elektronik, informasi mengenai sertifikasi
ini sebaiknya juga disebarkan melalui media cetak. Meskipun media elektronik
secara teknis mudah diakses oleh siapa saja, namun kelebihan media cetak yang
tidak dimiliki media elektronik ini memegang peranan cukup penting dalam
penyebaran informasi ini. Terutama untuk khalayak petani yang masih sulit
mengakses internet dan media elektronik lainnya. Untuk itu, kehadiran leaflet
dalam menyebarkan informasi mengenai sertifikasi pertanian organik pun
diharapkan dapat efektif sebagai media komunikasi dalam menyebarkan informasi
mengenai sertifikasi pertanian organik.

Perumusan Masalah
Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan terutama yang berasal
dari hasil pertanian membuat tren pertanian organik sekarang ini semakin
meningkat. Meskipun masih banyak pihak yang menggunakan pertanian modern
berupa pestisida kimia, pupuk kimia, dan teknologi pertanian untuk mengolah
tanah dan memanen hasil, sudah mulai banyak masyarakat yang beralih kepada
pertanian yang menggunakan bahan rendah kimia dan sintetis. Ditengah-tengah

3
maraknya produk yang beredar mengatasnamakan organik, adanya sertifikasi ini
dapat membantu petani dalam meraih pasar karena hasil produknya lebih diakui
dan dijamin di antara produk pasar lainnya. Hadirnya sertifikasi ini diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan petani dengan hasil pertaniannya yang
memiliki nilai tambah di pasaran. Penyebaran informasi mengenai sertifikasi ini
dilakukan melalui media cetak yaitu leaflet. Berdasarkan hal tersebut maka
perumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Sejauh mana keefektifan leaflet sertifikasi pertanian organik dalam
meningkatkan pengetahuan petani?
2. Sejauh mana hubungan desain leaflet dengan penetahuan petani tentang
sertifikasi pertanian organik?

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis keefektifan leaflet sertifikasi pertanian organik dalam
meningkatkan pengetahuan petani.
2. Menganalisis hubungan desain leaflet dengan penetahuan petani tentang
sertifikasi pertanian organik.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai
pihak, antara lain:
1. Pelaku usaha pertanian organik
Pelaku usaha pertanian organik dapat mengetahui kegunaan sertifikasi
pertanian organik dan sejauh mana peranan leaflet dalam meningkatkan
pengetahuan petani.
2. Masyarakat umum
Masyarakat umum mengetahui manfaat dari adanya sertifikasi terhadap
hasil pertanian organik tersebut.
3. Para peneliti
Bagi para peneliti, penelitian ini dijadikan sebagai salah satu bahan
referensi bagi penelitian berikutnya terkait dengan penggunaan leaflet dan
sertifikasi pertanian organik.

4

5

TINJAUAN PUSTAKA
Pertanian Organik dan Sertifikasi
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan
bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama
pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan
pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak
merusak lingkungan (Badan Litbang Pertanian 2002). Produk pertanian dihasilkan
dari proses budidaya pertanian dengan menerapkan prinsip-prinsip ekologi yang
terbebas dari pemakaian bahan-bahan kimia berbahaya mulai dari pembenihan,
penanaman, perawatan, panen dan pasca panen (Peka Indonesia Foundation 2009).
Menurut Sutanto (2002), istilah pertanian organik menghimpun seluruh
imajinasi petani dan konsumen yang secara serius dan bertanggung jawab
menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan
dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat. Mereka juga
berusaha untuk menghasilkan produksi tanaman berkelanjutan dengan cara
memperbaiki kesuburan tanah menggunakan sumber daya alami seperti mendaur
ulang limbah pertanian, dengan demikian pertanian organik merupakan suatu
gerakan “kembali ke alam”.
Perkembangan pertanian organik semakin lama semakin cepat. Sutanto
(2002) menjelaskan bahwa pertanian organik berkembang secara cepat terutama
di negara-negara Eropa, Amerika, dan Asia Timur (Jepang, Korea, Taiwan). Di
Asia, terutama di daratan China, pertanian organik dilaksanakan sebelum pupuk
kimia diperkenalkan secara meluas pada tahun 1960. Sistem ini selama berabadabad mampu mencukupi kebutuhan pangan penduduk terpadat di dunia yang pada
saat ini telah melampaui satu milyar.
Sertifikasi adalah pengakuan kemampuan profesional bagi profesi tertentu
yang diberikan oleh suatu organisasi profesional terhadap seseorang untuk
menunjukkan kompetensi seseorang terhadap seuatu pekerjaan atau tugas spesifik
(Andrianti 2010). Menurut BIOcert Indonesia (2007), sertifikasi organik adalah
proses untuk mendapatkan pengakuan bahwa proses budidaya pertanian organik
atau proses pengolahan produk organik dilakukan berdasarkan standar dan
regulasi yang ada. Apabila memenuhi prinsip dan kaidah organik, produsen dan
atau pengolah (processor) akan mendapatkan sertifikat organik dan berhak
mencantumkan label organik pada produk yang dihasilkan dan pada bahan-bahan
publikasinya.
Leaflet
Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil yang mengandung pesan
tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal
atau peristiwa dengan tujuan tertentu (Effendy 2002). Bentuk leaflet menurut
Bovee dan Arens (1986) dalam Adawiyah (2003), adalah selebaran dengan ukuran
standar 8.5 x 11 inchi, halaman tercetak pada satu sisi atau kedua sisinya. Leaflet
berguna untuk menyajikan informasi yang sederhana dan hal-hal yang praktis.
Itulah sebabnya maka pada media leaflet perlu penyajian pesan yang sesuai
dengan keadaan media dan sasaran yang dituju. Bentuk penyajian pesan

6
merupakan salah satu strategi untuk mencapai komunikasi yang efektif.
Berdasarkan hal tersebut, maka media leaflet dapat dijadikan sebagai media yang
menyampaikan informasi yang praktis untuk satu aspek penting, pesan bersifat
sederhana, bertujuan propaganda, komunikasi yang persuasif dan bersifat
informatif untuk lebih mengefektifkan pesan yang disampaikan lewat media
leaflet (Adawiyah 2003).
Leaflet sebagai jenis media komunikasi cetak yang dianggap praktis dalam
mempropagandakan suatu pesan informasi, harus memperhatikan banyak hal agar
pesan tersebut tersampaikan dengan baik. Effendy (2002) dalam Darmawan
(2012) menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1. menyusun suatu uraian yang menyeluruh tetapi singkat dan padat;
2. mengatur supaya terbangkitkan perhatian (attention) pada bagian akhir
pembukaan;
3. menggunakan bahasa yang lazim dan umum;
4. menyisipkan ilustrasi ataupun anekdot.
Isi pesan yang terdapat di dalam leaflet perlu diperhatikan
pengorganisasiannya, sehingga tercapai keefektifan penggunaan media tersebut.
Suatu pesan yang berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu
diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik,
ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong (Arsyad 2009).
1. Konsistensi:
a. menggunakan konsistensi format dari halaman ke halaman;
b. mengusahakan konsisten dalam jarak spasi. Jarak antara judul
pertama serta garis samping supaya sama, dan antara judul dan teks
utama.
2. Format:
a. menggunakan wajah satu kolom untuk jika yang digunakan adalah
paragraf panjang dan gunakan wajah dua kolom jika paragraph
tulisan pendek-pendek;
b. memisahkan isi yang berbeda dan member label secara visual;
c. memisahkan taktik dan startegi pembelajaran yang berbeda dan
memberi label secara visual.
3. Organisasi:
a. mengupayakan untuk selalu menginformasikan pembaca mengenai
sejauhmana mereka dalam teks itu;
b. menyusun teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah
diperoleh;
c. dapat menggunakan kotak-kotak untuk memisahkan bagian-bagian
dari teks.
4. Daya tarik:
Memperkenalkan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang
berbeda. Hal ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk membaca terus.
5. Ukuran huruf:
a. memilih ukuran huruf yang sesuai dengan pembaca, pesan, dan
lingkungannya;
b. menghindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks karena
dapat membuat proses membaca itu sulit.
6. Ruang (spasi) kosong:

7
a. menggunakan spasi kosong lowong tak berisi teks atau gambar
untuk menambah kontras. Ruang kosong tersebut dapat berbentuk:
1. ruangan sekitar judul;
2. batas tepi (marjin);
3. spasi antar kolom; semakin lebar kolom, semakin luas spasi di
antaranya;
4. permulaan paragraf diindentasi;
5. penyesuasian spasi antarbaris atau antar paragraf.
b. menyesuaikan spasi antar baris untuk meningkatkan tampilan dan
tingkat keterbacaan;
c. menambahkan spasi antarpragraf untuk mengingkatkan tingkat
keterbacaan.
Pengorganisasian media cetak untuk menarik perhatian khalayak juga
sangat penting. Beberapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada
media berbasis teks ini adalah warna, huruf, dan kotak. Warna digunakan sebagai
alat penuntun dan penarik perhatian kepada informasi yang penting. Selanjutnya,
huruf yang dicetak tebal atau dicetak miring memberikan penekanan pada katakata kunci atau judul. Informasi penting dapat pula diberi tekanan dengan
menggunakan kotak (Arsyad 2009).
Pemilihan warna penting untuk diperhatikan dalam membuat suatu media
cetak. Menurut P2KP (tanpa tahun), warna merupakan unsur yang cukup penting
dalam mendesain suatu cetakan. Komposisi warna yang tepat dan menarik akan
mampu menguatkan isi pesan. Pedoman sederhana penggunaan warna untuk
media/materi cetakan adalah sebagai berikut:
1. menggunakan desain warna yang sederhana;
2. menghindari penggunaan warna terlalu banyak dalam satu
bidang/ruang tampilan;
3. menggunakan warna untuk menarik perhatian, memberi penekanan,
menciptakan kontras, menciptakan mood, serta menuntun pandangan;
4. pada latar belakang yang gelap kekuatan kontras secara berurutan
adalah warna-warna putih, kuning, hijau, merah, biru dan ungu;
5. pada latar belakang yang terang kekuatan kontras secara berurutan
adalah warna-warna hitam, merah, orange, hijau, biru, ungu dan
kuning.
Selain warna, gambar juga merupakan aspek yang perlu diperhatikan
dalam suatu media cetak. Penggunaan gambar juga mampu menarik perhatian
khalayak. Gambar atau ilustrasi berfungsi untuk memperjelas sebuah teks atau
bahkan memberi sentuhan dekorasi pada lembar-lembar teks. Dengan kata lain,
gambar adalah suatu pelengkap teks. Gambar hanyalah wahana untuk
mengantarkan pemahaman secara lebih utuh dari sebuah teks (Wiratmo 2009).
Elemen lain yang menjadi basis bagi suatu media cetak adalah tipografi.
Tipografi adalah seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih
mempunyai nilai desain. Tipografi digunakan sebagai metode untuk
menerjemahkan kata-kata (lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa
visual ini adalah untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui
segala bentuk media, mulai dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku,
surat kabar dan majalah. Meskipun sekarang ini sudah banyak
yang

8
menggunakan ilustrasi, tipografi masih dianggap sebagai elemen kunci dalam
desain komunikasi visual (Wijanarko 2010).
Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan, yaitu:
1. Pendidikan, suatu usaha mengembangkan kepribadian dan kemampuan
seseorang di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
2. Informasi/ media massa, informasi yang diperoleh dari pendidikan formal
maupun non-formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan.
3. Sosial budaya dan ekonomi, dimana kebiasaan dan tradisi yang dilakukan
orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau
buruk. Dengan demikian, seseorang akan bertambah pengetahuannya
walaupun tidak melakukan.
4. Lingkungan, merupakan segala sesuatu yang ada di individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupuan sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal
balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap
individu.
5. Pengalaman, adalah suatu cara memperoleh kebenaran pengetahuan
dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
6. Usia, berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan
kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya
upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya
akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal
dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
Secara umum, pengetahuan dapat diperoleh dari adanya pendidikan yang
dijalankan oleh seseorang. Pendidikan tersebut bisa dalam wujud formal yaitu
sekolah, kursus, pelatihan, dan dapat pula berwujud non-formal atau tidak sengaja.
Pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai hal, baik menggunakan suatu media
pembelajaran maupun secara langusng tanpa menggunakan media. Isi materi
dalam meningkatkan pengetahuan pun tidak selalu disusun secara sengaja.
Banyak pengetahuan yang diperoleh secara tidak sengaja dan melalui materi yang
tidak formal. Proses memperoleh pengetahuan diperoleh dari proses berpikir yang

9
tergolong kepada perilaku kognitif. Suparman (2001) menjelaskan bahwa
kawasan kognitif meliputi tujuan pendidikan yang berkenaan dengan ingatan atau
pengenalan terhadap pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual dan
keterampilan berpikir. Kawasan kognitif tujuan pendidikan merupakan
Taksonomi Bloom yang dibagi menjadi enam jenjang yang dibentuk seperti pada
Gambar 1.

Evaluasi
(Evaluation)

Penerapan
Pemahaman
(Aplication)
(Comprehension)
Pengetahuan
(Knowledge)
Mengingat
dan
menghafal
fakta, ide,
atau
fenomena

Menerjemahkan,
mengpretasikan, atau
menympulkan konsep
dengankata
sendiri

Menggunakan konsep,
prinsip, dan
prosedur
untuk
melakukan
sesuatu

Analisis
(Analysis)
Menjabarkan
konsep
menjadi
bagianbagian atau
menjelaskan
gagasan
yang
menyeluruh

Sintesis
(Synthesis)
Menyatukan
konsep
secara
terintegrasi
menjadi
bentuk
ide/gagasan
yang
menyeluruh

Menentukan
nilai (value)
untuk suatu
maksud
denganmeng
gunakan
standar
tertentu

Gambar 1 Taksonomi tujuan pendidikan dalam kawasan kognitif

Jenjang tersebut secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengetahuan, meliputi perilaku-perilaku (behaviors) yang menekankan
pada mengingat (remembering) seperti mengingat ide dan fenomena atau
peristiwa.
2. Pemahaman,
meliputi
perilaku
menerjemahkan,
menafsirkan,
menyimpukan, atau mengekstrapolasi (memperhitungkan) konsep dengan
menggunakan kata-kata atau simbol-simbol lainyang dipilihnya sendiri.
3. Penerapan, meliputi penggunaan konsep atau ide, prinsip atau teori, dan
prosedur, atau metode yang telah dipahami mahasiswa ke dalam praktek
memecahkan masalah atau melakukan suatu pekerjaan.
4. Analisis, meliputi perilaku menjabarkan atau menguraikan (break down)
konsep menjadi bagian-bagian yang lebih rinci dan menjelaskan
keterkaitan atau hubungan antar bagian-bagian tersebut.
5. Sintesis, berkenaan dengan kemampuan menyatukan bagian- bagian secara
terintergarsi menjadi suatu bentuk tertentu yang semula belum ada.
6. Evaluasi, berarti memiliki kemampuan dalam membuat penilaian
(judgment) tentang nilai (value) untuk maksud tertentu.

10
Desain Pesan
Menurut Sari (2011), desain merupakan suatu proses pemecahan masalah
dengan tujuan untuk mencapai suatu solusi terbaik dalam memecahkan masalah
dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Desain pesan adalah
perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi
antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip perhatian,
persepsi, dan daya tangkap. Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti:
bahan visual, urutan, dan halam secara terpisah yang bersifat spesifik, baik
tentang media maupun tujuan belajarnya. Tujuan setiap desain pesan adalah untuk
mengoptimalkan metode pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran
dalam hal meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa.
Hakekat dari sebuah desain pesan (Teknologi Pendidikan Universitas
Surabaya 2011) yaitu proses perencanaan yang sistematis yang dimulai dari
menganalisis masalah, mengembangkan prosedur untuk memecahkan masalah
dan kemudian menilai hasil yang diperoleh. Untuk itu, diperlukan keterampilan
untuk menganalisis faktor-faktor yang relevan dan prinsip-prinsip dan teori ilmu
tingkah laku untuk dapat mendesain pesan pembelajaran yang memenuhi kriteria:
1. memenuhi tujuan;
2. sesuai dengan karakteristik siswa;
3. sesuai dengan karakteristik penyampaian;
4. bersifat praktis menurut sumber yang tersedia.
Desain pesan sangat berhubungan dengan pesan itu sendiri. Hubungan
yang dimaksud adalah apa yang menjadi tanggung jawab perancang pesan yang
berupa lambang atau tanda yang dimaksudkan untuk mempengaruhi
pengetahuan, keterampilan seseorang. Dalam arti demikian, maka perancang
pesan akan memegag kontrol sepenuhnya dalam pemilihan, pengolahan,
penyusunan, dan pengurutan tanda-tanda, dan simbol-simbol baik kata, tulisan,
atau gambar.
Pengaruh Media Cetak Terhadap Peningkatan Pengetahuan
Komunikasi berarti dua orang saling berbagi informasi bersama daripada
seseorang memberi informasi dan orang lain menerima (Lubis 2010). Komunikasi
merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan
yang prosesnya akan berlangsung dengan melibatkan unsur-unsur yaitu sumber,
pesan, saluran, penerima dan efek (Kurniawan 2006). Salah satu model
komunikasi yang terkenal yaitu model SMCR, atau Model Berlo (Mugniesyah
2010) yang mengemukakan bahwa elemen-elemen dasar komunikasi yang relevan
untuk komunikasi antarpribadi meliputi enam komponen, yaitu Sumber (Source),
Penyandi (Encoder), Pesan (Message), Saluran Komunikasi (Channel), Penerima
(Receiver), dan Penerjemah (Decoder). Model Berlo dapat dilihat pada Gambar 2.

11
Source

Message

● Communication
skills
● Attitudes
● Knowledge
● Social system
● Culture

● Elements
● Contents
● Treatment
● Code

Channel
● Seeing
● Hearing
● Touching
● Smelling
● Tasting

Receiver
● Communication
skills
● Attitudes
● Knowledge
● Social system
● Culture

Gambar 2 Model komunikasi Berlo

Ruben (1992) dalam Mugniesyah (2010) menyatakan bahwa komunikasi
massa adalah suatu proses komunikasi yang tergolong dimediasi oleh media
massa, dimana produk-produk informasi diciptakan dan didistribusikan oleh suatu
organisasi komunikasi massa untuk dikonsumsi oleh khalayak. Suatu proses
komunikasi yang berlangsung memiliki efek tertentu para komunikan. Efek media
massa mampu memberikan jawaban dalam menciptakan perhatian, pengetahuan,
sikap dan perubahan perilaku (Wiryanto 2006). Efek kognitif terjadi bila ada
perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini
berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau
informasi. Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan,
disenangi, atau dibenci khalayak. Efek konatif merujuk pada perilaku nyata yang
dapat diamati; yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan
berperilaku (Rakhmat 1985).
Ikada (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa media cetak dapat
meningkatkan pengetahuan anak tentang pengetahuan gizi di sekolah. Media
cetak yang digunakan adalah buku cerita bergambar dengan metode penelitian
yaitu pretest dan posttest. Media cetak berupa booklet dan leaflet juga dapat
meningkatkan pengetahuan mengenai AIDS dikalangan mahasiswa di Jakarta.
Namun dalam penelitian Sa’diyah El Adawiyah (2003) diperoleh hasil bahwa
leaflet memiliki pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan yang lebih tinggi
dari pada booklet. Hal ini karena booklet memiliki kelemahan yaitu apabila
penyusunan rancangan visual kurang tepat maka media ini belum tentu dapat
berperan dengan baik. Selain itu booklet memiliki jumlah halaman yang cukup
banyak sehingga responden mengalami kejenuhan, sedangkan leaflet merupakan
media yang berisi infromasi secara sederhana, praktis dan hanya berupa lembaran.
Media cetak lain yang dapat memiliki pengaruh terhadap peningkatan
pengetahuan adalah folder dan poster-kalender. Penelitian yang dilakukan oleh
Marlina (2010) menyatakan bahwa kombinasi kedua media tersebut dapat
meningkatkan pengetahuan responden mengenai informasi tertentu. Dalam
penelitian ini informasi yang disampaikan adalah mengenai Tanaman Zodia
sebagai inovasi pengusir nyamuk dan penanggulangan demam berdarah. Dalam
penelitian tersebut ditemukan bahwa media yang diberikan dengan Tanaman
Zodia lebih efektif meningkatkan pengetahuan daripada media tanpa Tanaman
Zodia. Hal ini karena Tanaman Zodia memiliki inovasi yang baik sehigga
diterima oleh masyarakat.

12
Kerangk
ka Pemikirran
Sertifikaasi diperlukkan untuk menjamin hasil perttanian organik yang
diprooduksi sehinngga petani dan produssen lainnya dapat menggakses pasaar dan hasil
pertaanian diakuui oleh massyarakat. Penyebaran
P
informasi mengenai serftifikasi
pertaanian organnik dilakukaan melalui media cetak berupa leaflet. Leaaflet dapat
untuk men
digunnakan sebaggai media komunikasi
k
nyampaikann pesan infoormasi dari
komuunikator keepada komuunikan dalaam suatu prroses komunikasi. Dalam hal ini
leafleet merupakkan mediaa komunikaasi yang digunakan
d
untuk meenyebarkan
inforrmasi menggenai sistem
m sertifikasi pertanian organik
o
yanng bertujuann merubah
penggetahuan pettani.
Informassi yang terrdapat dalaam leaflet ini diharappkan dapatt merubah
penggetahuan pettani mengennai sertifikaasi pertanian
n organik dari
d yang seemula tidak
tahu menjadi taahu. Perubaahan pengeetahuan ini diukur darri pemaham
man petani
menggenai pertaanyaan yanng diajukann tentang informasi sertifikasi pertanian
organnik. Untuk mengukurr efektivitass leaflet daalam meninngkatkan peengetahuan
dinilai dari adda tidaknyaa perubahann pengetah
huan yang terjadi paada petani.
Sedaangkan untuuk melihat apakah leaaflet tersebu
ut menarik untuk teruus-menerus
dibacca oleh petaani dilihat dari
d desain yang terdap
pat di dalam
mnya, melipputi warna,
gambbar, huruf, dan
d bahasa. Analisa peerubahan peengetahuann ini diperolleh melalui
pre-ttest mengguunakan kuissioner yang kemudian dibandingkkan dengan hasil posttest. Kerangka pemikiran
p
d
dapat
dilihat pada Gamb
bar 3.

Gaambar 3 Baggan kerangk
ka pemikiraan

13
Hipotesis Penelitian
1. Leaflet efektif dalam meningkatkan pengetahuan petani tentang sertfiikasi
pertanian organik.
2. Terdapat hubungan nyata yang positif antara desain yang terdapat di dalam
leaflet dengan pengetahuan petani tentang sertifikasi pertanian organik.

Definisi Operasional
Leaflet merupakan media yang dirancang efektif untuk menyebarkan
informasi. Keefektifan leaflet dilihat dari perubahan pengetahuan petani sebelum
dan setelah diberikan leaflet sertifikasi pertanian organik. Leaflet dikatakan efektif
bila terjadi peningkatan pengetahuan petani setelah membaca leaflet yang dilihat
dari adanya peningkatan nilai pada post-test.
Tingkat pengetahuan merupakan pemahaman responden tentang sertifikasi
pertanian organik. Pengetahuan awal merupakan pengetahuan mengenai
sertifikasi pertanian organik yang dimiliki responden sebelum diberikan leaflet.
Pengetahuan akhir adalah pengetahuan responden tentang sertifikasi pertanian
organik setelah diberikan leaflet. Tingkat pengetahuan diukur dari nilai yang
diperoleh atas jawaban pertanyaan tentang sertifikasi pertanian organik.
Perubahan pengetahuan respponden diukur dari nilai yang diperoleh sebeum dan
setelah membaca leaflet.
Pertanyaan yang ditujukan kepada responden untuk mengukur perubahan
pengetahuan yang terjadi terdiri dari 19 soal mencakup:
1. Pertanyaan mengenai latar belakang sertifikasi pertanian organik,
sebanyak 4 soal.
2. Pertanyaan mengenai definisi dan pengertian sertifikasi pertanian organik,
sebanyak 3 soal.
3. Pertanyaan mengenai manfaat/kegunaan dari manfaat mengikuti sertifikasi,
sebanyak 4 soal.
4. Pertanyaan mengenai mengapa diperlukannya sertifikasi, sebanyak 4 soal.
5. Pertanyaan mengenai siapa saja yang dapat melakukan sertifikasi,
sebanyak 2 soal.
6. Pertanyaan mengenai bagaimana cara pengajuan sertifikasi, sebanyak 2
soal.
Setiap jawaban yang benar akan bernilai satu dan untuk jawaban yang
bernilai salah diberikan nilai nol. Hasil dari jumlah pertanyaan yang dijawab
benar oleh responden kemudian dimasukkan ke dalam tingkatan sesuai dengan
interval yang telah ditentukan. Tingkat pengetahuan ini dibagi ke dalam empat
kelas, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Pertanyaan yang diberikan
berjumlah 19 buah dengan maksimum nilai yaitu 19 yang berarti responden
menjawab seluruh soal dengan benar. Maka, interval bisa diperoleh melalui
rumus:
Skor Benar – Skor Salah
Interval Kelas =

∑ Kategori

14

Interval kelas yang diperoleh dari 19 soal yang ada adalah:

19 – 0
Interval Kelas =

= 4.75 ≈ 5

4
Rentang kelas yang diperoleh yaitu sebesar 5, maka diperoleh kategori:
A (sangat tinggi)
B (tinggi)
C (sedang)
D (rendah)

:
:
:
:

14 ≤ x
9 ≤ x < 14
4≤x