Strategi dakwah radio wadi 102 FM dalam meningkatkan program siaran radio

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

MELISA NURSODIYANTI NIM: 106051001842

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M


(2)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Melisa Nursodiyanti NIM: 106051001842

Di Bawah Bimbingan

Dra. Nasichah, MA NIP. 196711261996032001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M


(3)

munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 10 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 10 Juni 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Jumroni, MSi Umi Musyarrofah, MA

NIP. 196305151992031006 NIP. 197108161997032002

Anggota,

Penguji I Penguji II

Dr. Fatmawati, MA Drs. H. Adi Badjuri, MM

NIP. 197609172001122002 NIP. 105408281980031001

Pembimbing

Dra. Nasichah, MA NIP. 196711261996032001


(4)

Dakwah adalah mengajak, berarti menganjurkan, menyarankan, meminta bahkan memerintahkan ummat Islam untuk meningkatkan perannya dalam kegiatan keagamaan didalam agama Islam. Dakwah adalah menyeru kepada kebaikan dan menghindari keburukan. Posisi dakwah memiliki peranan penting didalam aktifitas masyarakat sehingga perlu dilakukan berbagai mediasi untuk meningkatkan kegiatan dakwah tersebut. Namun kadang kala cara dan tujuan dakwah tidak dilakukan dan diarahkan secara tepat sehingga hasil yang digunakan tidak memadai, berkaitan dengan masalah diatas, radio Wadi merupakan salah satu media elektronik yang difungsikan untuk berdakwah dan memiliki peran penting sehingga tujuan dakwah tercapai. Penulis melihat bagaimana strategi dakwah radio Wadi Fm dalam meningkatkan program siaran radio sehingga radio tersebut bisa menyuguhkan program-program secara berkualitas.

Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah yang dibahas dalam skripsi ini sebagai berikut, pertama, bagaimana strategi dakwah Wadi 102 Fm dalam meningkatkan program siaran radio dan kedua, bagaimana pengaruh strategi dakwah Wadi 102 Fm dalam meningkatkan program siaran radio.

Metodologi dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif deskripif yaitu berdasarkan data-data yang diperoleh dan sumber-sumber tertulis mengenai pokok permasalahan yang dikaji. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap strategi dakwah radio Wadi 102 Fm Bogor.

Proses strategi radio Wadi 102 Fm dalam meningkatkan program siaran radio menggunakan analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi lembaga dakwah. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

Dalam melakukan serangkaian penelitian, penulis menyimpulkan bahwa strategi dakwah radio wadi 102 fm menyangkut perumusan strategi radio Wadi memiliki visi dan misi yang jelas dalam suatu strategi, sehingga analisa SWOT dapat berjalan dengan baik sesuai apa yang diharapkan Wadi Fm dalam suatu program siaran radio. Dan dalam pengaruh strategi tersebut membuat dampak yang sangat bermanfaat, guna menarik pendengar supaya Stay tune dengan program-program andalan radio Wadi 102 Fm Bogor.


(5)

memberikan limpahan rahmat serta hidayah-Nya yang luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam juga tak lupa penulis ucapkan kepada Junjungan seluruh alam Baginda Rasulullah SAW, kepada para keluarga, sahabat, dan juga kepada pengikutnya.

Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Disamping itu penulis sangat menyadari banyak kendala yang dihadapi merupakan sebuah proses yang indah yang memberikan motovasi kepada penulis. Penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna dan tanpa dukungan berbagai pihak tidak akan mungkin karya tulis ini dapat selesai. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si, selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Umi Musyarofah, MA, selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dra. Nasichah, MA, selaku Dosen Pembimbing, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan bimbingan,


(6)

mendidik dan membina selama perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kepada pihak radio Wadi 102 Fm Bogor, pimpinan radio Wadi Bapak Habib Husien Al-Hamid, Bapak Bagir Shahab selaku Penanggung Jawab radio Wadi, Bapak Nanang Suwarna selaku Program Director radio Wadi Fm, kepada seluruh kru radio Wadi Fm Bogor yang telah membantu dan memberikan data yang diperlukan penulis.

8. Kepada Kedua orang tuaku, Ibu Hj. E. Nurhayati dan Bapak H. M. Sidik, beserta Kakakku Dina Nursodiyanti dan Abd. Kamal, adik-adikku Silvi Nursodiyanti dan Aden Multazam yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini. 9. Sahabatku yang tercinta, Kamalia Septiana, Erni Yunita, Annisa Dyah

Tovanni, Insia Rahma yang telah bersama disaat sedih maupun senang selama SMA sampai sekarang, Friends 4ever Luph u All…

10. Teman-teman seperjuanganku KPI C angkatan 2006 yang telah sekian lama bersama susah maupun senang saat kuliah, tiada kata yang dapat penulis katakan, “Kebersamaan yang telah terjadi, jangan pernah hilang sampai kapan pun”.


(7)

iv

Icha, Zaldy, Rani, Bella, Ditya, Rere, Dian, ade, Aziz Dimas, eko dll. yang memberikan support kepada penulis, Thanks yaa All...kangen bisa kumpul-kumpul kalian semua.

12.Kepada seluruh pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan mensupport penulis.

Semoga jasa dan amal baik yang telah mereka berikan mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amien.

Jakarta, Juni 2010


(8)

DAFTAR ISI...v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Permasalahan ...4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...4

D. Metodologi ...5

E. Tinjauan Pustaka ...8

F. Sistematika Penulisan ...10

BAB II LANDASAN TEORI A. Srategi Dakwah ...11

1. Pengertian Strategi Dakwah...11

2. Proses Strategi...17

3. Prinsip-Prinsip Strategi Dakwah ...22

4. Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Strategi Dakwah..24

B. Program Siaran Radio ...26

1. Pengertian Radio ...26

2. Fungsi Radio ...27

3. Karakteristik Radio ...29

4. Program Siaran Radio ...31


(9)

vi

C. Visi dan Misi ...39 D. Struktur Kepengurusan ...40 E. Program-program ...41

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Strategi Dakwah Wadi 102 Fm dalam Meningkatkan Program Siaran Radio ...46 B. Pengaruh Strategi Dakwah Wadi 102 Fm dalam Meningkatkan

Program Siaran Radio ...65 C. Analisis Strategi Dakwah Wadi 102 Fm dalam Meningkatkan

Program Siaran Radio ...68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...73 B. Saran-Saran ...74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan memerintahkan umatnya untuk selalu menyebar dan menyiarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia1 Hal ini merupakan perintah langsung dari Allah SWT untuk berdakwah. Dan menjadi suatu kewajiban setiap muslim untuk mendakwahkan agama dengan cara tertentu bentuk dakwah sangat beragam sesuai kemampuan masing-masing individu.

Dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks ini. Dakwah Islam memerlukan sebuah strategi baru yang mampu mengantisipasi perubahan zaman yang semakin dinamis. Oleh sebab itu dalam rekayasa peradaban Islam sekarang ini guna menyongsong kebangkitan ummat di zaman modern saat ini diperlukan formasi pola strategi yang tepat.2 Untuk itu dakwah haruslah dikemas dengan cara dan metode yang tepat dan pas. Dakwah harus tampil secara aktual, faktual, dan kontekstual. Aktual dalam arti memecahkan masalah ke kini hangat di tengah masyarakat.3 Strategi dakwah harus mempertimbangkan asas efektifitas dan efesiensi yaitu dalam berdakwah

1

Abd. Rosyad Shaleh, Managemen Dakwah Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hal. 1.

2

M. Bahri Ghazali, Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997), cet ke-1, h. 33.

3

M. Munir, Metode Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2006), h. Ix.


(11)

harus ada usaha untuk mengembangkan antara biaya, waktu, maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasil yang maksimal mungkin.4

Ketika membahas tentang dakwah, maka pada umumnya merujuk firman Allah SWT. Dalam Al-Qur’an surah Al-Nahl ayat 125 :

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Dakwah merupakan usaha untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran agama Islam dan realisasikan amar ma’ruf nahi munkar di kehidupan manusia, Thomas W Arnold, seorang intelektual barat mengatakan bahwa “ Islam adalah agama dakwah, ialah agama yang di dalam usahanya menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orang yang belum mempercayainya, dianggap tugas suci oleh pendirinya dan penggantinya”.5

Oleh karena itu strategi dakwah mempunyai peranan yang sangat penting untuk memajukan Islam yang diharapkan bisa memberikan bimbingan keIslaman di tengah masyarakat modern sekarang ini.

4

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 33.

5

Thomas W Arnold, The Presching of Islam : Sejarah Dakwah Islam (Jakarta: Wijaya, 1981), h. 1.


(12)

Dan upaya tersebut telah dilakukan oleh radio Wadi 102 Fm yang hadir sebagai radio yang mengemas program secara khusus penuh kesalarasan antara program dakwah, informasi dan hiburan, yang disajikan dengan penuh kesungguhan hati bagi pendengarnya, sehingga memberikan nuansa kedamaian, ketentraman dan kesejukan sesuai dengan tema programnya yaitu ”Damaikan Hati, Sejukan Jiwa”.

Dengan berbagai program yang dikemas secara unik, menarik, dipadukan dengan hiburan Islami maka hadirlah program-program seperti : Apa kata ustadz, shirah Aulia, Kisah Juhud, serta beberapa program interaktif lainnya yang memberikan kontribusi pengetahuan; seperti : Waditorial, Iqtishodi (talk show bisnis Islami), Manasik hati (psikologi keluarga), tidak ketinggalan juga terdapat program hiburan yang interaktif dan bermakna, seperti; Obsesi (obrolan seputar Islam), Ta’tis (program kuis tahukah anda tentang Islam), Dunia anak (program mingguan khusus ditunjukan bagi anak-anak).

Aktifitas tersebut membutuhkan solusi sesegera mungkin sehingga tidak menambah dan menumpuk persoalan. Radio Wadi 102 Fm memberikan jawaban atas persoalan-persoalan tersebut dengan tepat tanpa membuat masyarakat merasa digurui, tetapi justru masyarakat pendengar radio Wadi merasakan pencerahan dengan diajak untuk aktif turut serta dalam kegiatan-kegiatan atau program yang diselenggarakan radio Wadi dengan secara tidak langsung mereka mendapat pencerahan dan persoalan-persoalan masyarakat sedikit demi sedikit dapat diatasi. Karena hal itulah penulis memberi judul skripsi, yaitu : ”Strategi Dakwah Radio Wadi 102 Fm Dalam Meningkatkan Program Siaran Radio”.


(13)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut penelitian ini di batasi pada strategi Wadi Fm dalam meningkatkan program siaran radio di Bogor

Berdasarkan pembatasan di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi dakwah radio Wadi 102 Fm dalam meningkatkan program siaran radio?

2. Bagaimana pengaruh strategi dakwah radio Wadi 102 Fm dalam meningkatkan program siaran radio?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan selalu didasarkan pada seperangkat tujuan yang hendak dicapai. Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu untuk :

a. Untuk mengetahui strategi dakwah radio Wadi 102 Fm dalam meningkatkan program siaran radio.

b. Untuk mengetahui kegiatan program-program dakwah yang ada di radio Wadi Fm Bogor.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Segi akademis


(14)

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi tentang strategi dakwah bagi Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu komunikasi khususnya jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian yang akan datang. b. Segi praktis

Diharapkan dapat memberikan bahan evaluasi yang positive bagi radio Wadi Fm dan menambah pengetahuan penulis tentang meningkatkan program siaran radio di era zaman sekarang ini.

D. Metodologi

1. Metode Penelitian

Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah sebagai prosedur penelitian yang mengahasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati.6

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah kantor radio Wadi Fm yang beralamatkan Jl. Veteran III Loji Tapos Ds. Cileungsi, Ciawi Bogor 16760, Telepon (0251) 8242894, on-air (0251) 8205000, Faximile (0251) 8205150, Website : www.wadi.co.id, E-mail: info@wadi.co.id

3. Subyek dan Objek Penelitian

6

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 4.


(15)

Subyek penelitian ini adalah radio Wadi Fm Bogor. Sedangkan objek penelitiannya adalah bagaimana strategi dakwah radio Wadi 102 Fm dalam meningkatkan program siaran radio.

4. Sumber Data

Yang di maksud sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.7 Dalam penelitian ini yang dijadikan sumber data adalah sebagai berikut :

a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh dari sasaran penelitian atau informan, yaitu Nanang Suwarna sebagai Program Director dan M. Bagir Shahab selaku Penanggung Jawab Wadi Fm.

b. Data Sekunder

Yaitu data berupa cacatan dan dokumen yang diperoleh dari lembaga atau sumber media lain yang dapat menunjang kebutuhan penelitan berupa dokumen lembaga, bulletin, jurnal dan artikel.

5. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan dakwah dalam program dakwah radio Wadi 102 Fm Bogor adalah a. Wawancara

Poerwandi dalam buku Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, menuliskan “Wawancara adalah percakapan dan Tanya jawab yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu”. Dalam hal ini

7

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002) h. 107.


(16)

penelitian bermaksud melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap strategi dakwah radio Wadi yang tidak dapat di lakukan melalui pendekatan lain adapun wawancara ini ditujukan kepada Penanggung jawab dan Program director radio Wadi Fm untuk memperoleh data tentang pelaksanaan strategi dakwah dalam meningkatkan program siaran radio.

b. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala objek yang diteliti.8 Observasi adalah berupa kegiatan mengenai yang berhubungan dengan pengawasan, peninjauan, penyelidikan, dan riset. Teknik yang peneliti gunakan dalam obeservasi ini adalah yang sifatnya pengamatan. Observasi dilakukan langsung oleh penulis untuk mendapatkan data mengenai strategi dakwah radio Wadi 102 Fm dalam meningkatan program siaran radio. Dan untuk itu, penulis mengadakan kunjungan langsung ke radio Wadi Fm di Bogor tepatnya : Jl. Veteran III Loji Tapos Ds. Cileungsi, Ciawi Bogor 16760.

c. Dokmentasi

Teknik pengumpulan data dengan menginvestasi dokumen-dokumen yang relevan dan terkait dengan permasalahan yang di teliti, yaitu mempelajari dan menganalisa bahan-bahan berupa tulisan atau gambar yang diambil dari buku, arsip-arsip, foto-foto dan yang lain

8

Winarno Surakhman, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1980), cet ke-7, h. 102.


(17)

sebagainya, untuk penguat atas kebenaran data yang diperoleh melalui observasi dan interview.

6. Teknik Analisa Data

Dalam pengolahan datanya skripsi ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu peneliti berusaha mengambarkan objek penelitian apa adaya sesuai dengan kenyataan berdasarkan pada teori yang ada dan berusaha memberikan pemecahan masalah sehingga menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.9

7. Teknik penulisan

Teknik penulisan dan penyusunan skripsi pada buku: “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang disusun oleh tim penulis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007”.10

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum menentukan judul skripsi ini, penulis melakukan tinjauan pustaka ke beberapa perpustakaan, yaitu Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, selama tinjauan tersebut penulis menemukan beberapa judul skripsi yang berkaitan dengan skripsi yang penulis teliti, yaitu

9

Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 186.

10

Tim Penulis, Pedoman, Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) CeQDA, Cetakan ke-II, 2007.


(18)

Strategi Dakwah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Dalam Meningkatkan Ibadah Anggota” yang ditulis oleh Mahyudi jurusan Manejemen Dakwah tahun 2008. Dalam skripsi ini lebih di tekankan strategi dakwah dalam melakukan sebuah kegiatan-kegiatan dakwah terhadap anggota dalam memberikan dan menjalankan agama yang benar khususnya masalah ibadah bagi muslim etnis Tionghoa.

”Strategi BMT Al-Kautsar Dakta Dalam Mengembangkan Usaha Kecil Dan Menengah Di Bekasi” yang ditulis oleh Herva Octaviana jurusan Manejemen Dakwah tahun 2008. Dalam skripsi ini lebih di tekankan strategi BMT Al-Kautsar dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah bagi masyarakat sekitar Bekasi.

”Analisis Deskriftif Program Nada Siar Islam Pada Radio Dapur Remaja 107.10 FM Sawangan Depok” yang ditulis oleh Taufan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2009. Dalam skripsi ini lebih di tekankan mendeskripsikan (menggambarkan) program nada siar Islam dalam menganalisis program di radio Dapur remaja 107.10 Fm Sawangan.

Sedangkan judul skripsi yang penulis susun berjudul ”Strategi Dakwah Radio Wadi 102 Fm dalam Meningkatkan Program Siaran Radio”.Walaupun sama dari sisi sebuah strategi dakwah dan program radio, tetapi disini penulis melihat adanya perbedaan dengan penelitian yang penulis kaji yaitu menitik beratkan kepada peningkatan program siaran radio di radio Wadi 102 Fm Bogor.


(19)

G. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari lima Bab, tiap-tiap bab memiliki beberapa sub yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan memuat latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bagian tinjauan teoritis, dalam hal ini penulis memaparkan menganai strategi dakwah dan program siaran radio.

BAB III GAMBARAN UMUM RADIO WADI 10.2 FM BOGOR

Menjelaskan tentang gambaran umum radio 102 Wadi Fm Bogor, mengenai sejarah berdirinya, profil perusahaan, visi dan misi, struktur kepengurusan, dan program-programnya.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Menjelaskan strategi dakwah radio Wadi Fm dalam meningkatkan program saat ini dengan menggunakan teori SWOT dalam proses strategi, pengaruh strategi radio Wadi Fm dalam mengemas program-program dakwahnya dan analisis strategi dakwah radio Wadi dalam meningkatkan program siaran radio.


(20)

BAB V PENUTUP

Kesimpulan dan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan semua masalah yang ada dalam skripsi.


(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi Dakwah

1. Pengertian Strategi Dakwah

a. Pengertian Strategi

Dalam kamus bahasa Indonesia disebukan strategi adalah ilmu seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di perang dan damai atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.1

Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Strategos”. Kata “Strategos” ini berasal dari kata “Stratos” yang berarti militer dan “Ag” yang artinya memimpin. Berdasarkan pemaknaan ini, maka strategi pada awalnya bukan kosa kata disiplin ilmu manajemen, namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran.2

Strategi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rancana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran dengan memperhatikan keunggulan kompetitif dan sinergis yang ideal berkelanjutan, sebagai arah, cakupan, dan

1

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, (Jakarta: Balai pustaka, 2005), h. 1092.

2

Triton PB, Manajemen Stategis, (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2007), h. 13.


(22)

perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi.3

Sedangkan strategi dalam pengertian terminologi terdapat beberapa pendapat oleh beberapa pakar, untuk mengetahui lebih jelas pengertian strategis, penulis mengedepankan pengertian strategi, antara lain :

1) Faulkner dan Johnson sebagaimana dikutip Triton PB menjelaskan bahwa strategi adalah :

”Strategi memperhatikan dengan sungguh-sungguh arah jangka panjang dan cakupan organisasi. Strategi juga secara kritis memperhatikan dengan sungguh-sungguh posisi organisasi itu sendiri dengan memperhatikan lingkungan dan secara khusus memperhatikan pesaingnya. Strategi memperhatikan secara sungguh-sungguh pengadaan keunggulan kompetitif, yang secara ideal berkelanjutan sepanjang waktu, tidak dengan manuver teknis, tetapi dengan menggunakan perspektif jangka secara keseluruhan.4

2) Dalam ilmu komunikasi, Onong Uchjana Effendi mengatakan ”Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan menejemen untuk mencapai tujuan, akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya

3

Triton PB, Manajemen Stategis, h. 17.

4


(23)

memberikan arah saja melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya”.5

Setelah memperhatikan dari berbagai pendapat tentang strategi, secara pengertian terminologi strategi adalah taktik atau cara yang disusun dengan seksama untuk mencapai suatu keberhasilan.

Dalam strategi mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan yang nyata dengan mengantisipasi perkembangannya. Kurangnya penerapan dalam strategi yang baik dapat menyebabkan strategi yang telah direncanakan gagal. akan tetapi penetapan strategi dengan baik dapat mengkokohkan strategi menjadi lebih efektif.

b. Pengertian Dakwah

Pengertian dakwah secara Perpektif Etimologi, kata dakwah berasal dari Bahasa Arab yakni da’aa, yad’u, du’aah/da’watan. Jadi kata

duaa’ atau dakwah adalah isim mashdar dari du’aa, yang keduanya mempunyai arti yang sama yaitu ajakan atau panggilan. Kata dakwah mempunyai arti ganda, tergantung kepada pemakaiannya dalam kalimat. Namun dalam hal ini yang dimaksud adalah dakwah dalam arti seruan, ajakan, atau panggilan. Panggilan itu adalah kepada Allah SWT.6

5

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1992), cet ke-1, h. 32.

6

Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’I dan Khotib Profesional (Jakarta: Kalam Mulia 2005), cet-2, h. 1.


(24)

Sedangkan dakwah dalam pengertian terminologi terdapat beberapa pendapat oleh beberapa pakar, untuk mengetahui lebih jelas pengertian dakwah, penulis mengedepankan pengertian dakwah, antara lain :

1) Menurut Sayyid Quthub sebagaimana dikutip Ilyas Ismail dalam buku ”Paradigma Dakwah Sayyid Quthub” menjelaskan bahwa: ”Sesungguhnya dakwah adalah dakwah (ajakan) ke jalan Allah, bukan ke jalan da’i atau kaumnya. Tiada bagi da’i dari dakwah yang dilakukan, kecuali menjalankan tugas dan kewajibannya kepada Allah SWT”.7

2) Menurut Hamzah Ya’cub sebagaimana dikutip Alwisral dalam buku ”Strategi Dakwah dalam membentuk Da’i dan Khotib Profesional”

menjelaskan bahwa dakwah adalah : ”Pengertian ilmu dakwah secara umum adalah suatu pengetahuan yang mengajarkan dan teknik menarik perhatian orang, guna mengikuti suatu ideologi dan pekerjaan tertentu. Adapun definisi dakwah Islam adalah mengajak ummat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul”.8

Dengan demikian strategi dakwah merupakan perpaduan dari perencanaan (Planning) dan management dakwah untuk mencapai suatu tujuan. Di dalam mencapai tujuan tersebut strategi dakwah harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara tekhnik (Taktik) harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (Approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.

7

A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub (Jakarta: Penamadani 2006), h. 146.

8


(25)

c. Fungsi Strategi Dakwah

Strategi dakwah baik secara makro maupun secara mikro mempunyai fungsi ganda yaitu:

1) Menyebarluaskan pesan-pesan dakwah yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal.

2) Menjembatani "Cultur Gap" akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai dan norma-norma agama maupun budaya.

Strategi dakwah yang dipergunakan di dalam usaha dakwah harus memperhatikan beberapa asas dakwah antara lain :

a) Asas filosofis :

Asas ini terutama membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam aktifitas dakwah.

b) Asas kemampuan dan keahlian da’I :

Ahli da’I adalah muslim dan muslimat yang menjadikan dakwah sebagai amaliyah pokok bagi tugas ulama. Ahli dakwah ialah wa’ad, mubaligh (Juru penerang) yang menyeru, mengajak dan memberi pengajaran dan pelajaran agama Islam.


(26)

c) Asas sosiologis

Asas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Dengan melihat situasi dan kondisi seorang da’I mengetahui target apa yang inginkan mad’u.

d) Asas psikologis

Asas ini membahas masalah yang erat hubungannya dengan kejiawaan manusia. Dengan adanya pemahaman psikologi manusia, seorang da’I harus mengerti masalah yang terjadi di masyarakat sekitar sehingga adanya solusi dalam permasalahan yang terjadi di masyarakat.

e) Asas efektifitas dan efisiensi

Asas ini maksudnya ialah di dalam aktifitas dakwah harus berusaha menyeimbangkan antara biaya, waktu maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, bahkan kalau bisa waktu, biaya, dan tenaga dapat memperoleh hasil yang semaksimal mungkin. Dengan kata lain ekonomis biaya, tenaga, dan waktu tetapi dapat mencapai hasil semaksimal mungkin atau setidak-tidaknya seimbang antara keduanya.9

Melihat asas-asas strategi dakwah di atas, seorang da’I perlu sekali memiliki pengetahuan-pengetahuan yang erat hubungannya dengan asas-asas tersebut. Memperhatikan pengertian strategi dan dakwah maka pengertian strategi dakwah Islam adalah tata cara mencapai tujuan dakwah yang telah disepakati bersama dengan memperhatikan kemampuan, kelemahan,

9


(27)

kesempatan, dan ancaman yang ada baik dari Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA).

Jadi pengertian strategi dakwah adalah untuk mencapai tujuan, sedangkan pentingnya suatu tujuan adalah untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Fokus perhatian dari ahli dakwah memang penting untuk ditujukan kepada strategi dakwah, karena berhasil tidaknya kegiatan dakwah secara efektif banyak ditentukan oleh strategi dakwah itu sendiri. 10

2. Proses Strategi

Menurut Agustinus Sri Wahyudi menyatakan bahwa ”Manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan (Formulating), penerapan (Implementing) dan evaluasi (Evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang”.11

Dari definisi diatas, menyatakan bahwa manajemen strategi terdiri atas tiga proses, yakni :

a. Perumusan Strategi

Perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan media penyiaran serta mempersiapkan rencana dan strategi yan akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan harus diputuskan ”Apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya, dan siapa yang melakukannya”. Jadi perencanaan yang baik dapat dicapai dengan

10

Asep Faiz Muis, ”Dunia Manajemen Dakwah”, artikel diakses pada 17 Februari 2010 dari http://uchinfamiliar.blogspot/2009/04/strategi

11

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategi Pengantar Proses Berfikir Strategi (Jakarta: Binarupa Akasara, 1996), cet. Ke-1, h. 113.


(28)

mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat.12

Dalam menetapkan tujuan, pengelola media penyiaran harus mengacu kepada pernyataan misi (Mission statements) organisasi atau perusahaan. Banyak perusahaan yang telah memiliki misi atau tujuan yang dinyatakan secara tertulis baik yang bersifat jangka menengah maupun jangka panjang. Suatu pernyataan misi perusahaan biasanya memiliki karakteristik yang menunjukan kepedulian perusahaan atau organisasi kepada masyarakat. Dengan kata lain, melalui pernyataan misi, perusahaan ingin menunjukan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat.

Perencanaan akan mengurangi ketidakpastian dengan mendorong da’i untuk melihat kedepan, mengantisipasi perubahan ummat, mempertimbangkan feedback-nya yang kemudian menyusun tanggapan-tanggapan yang tepat. Perencanaan juga memperjelas konsekuensi tindakan-tindakan para mad’u yang kemudian dapat dengan cepat ditanggapi oleh pelaku dakwah.13

Untuk membuat atau menentukan tujuan, sasaran dan strategi-strategi yang akan diambil, diperlukan suatu analisa mendalam serta menyeluruh mengenai lingkungan dimana perusahaan berada. Lingkungan tersebut dapat dibagi dua, yaitu:

12

Morrisan, Manajemen Strategi Penyiaran (Jakarta: Kencana, 2008), h. 130.

13


(29)

1. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal adalah suatu kekuatan yang berada diluar perusahaan dimana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadapnya (Uncontrolable) sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan berpengaruh kinerja semua perusahaan dalam industri tersebut.

2. Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lebih pada analisa intern perusahaan dalam rangka menilai atau mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan.14 Dalam melakukan analisa eksternal dan internal, perusahaan menggali dan mengindentifikasi semua Opportunity (Peluang) yang berkembang dan menjadi trend pada saat itu serta Threat (ancaman) dari para pesaing dan calon pesaing. Sedangkan analisa internal lebih memfokuskan pada indentifikasi Strength (kekuatan) dan Weaknees (kelemahan) dari perusahaan. Dengan melakukan analisa kedua tersebut maka perusahaan dikenal dengan melakukan analisa SWOT.

Jika analisis bersifat menyeluruh maka menentukan tujuan, sasaran dan strategi akan mudah untuk dilakukan. Banyak strategi yang dihasilkan dan dikembangkan dari hasil analisa SWOT karena para perencana dibekali dengan kerangka kerja yang luas dan lebih terstruktur.15

14

Wahyudi, ManajemenStrategi Pengantar Proses Berfikir Strategi, h. 47.

15


(30)

b. Implementasi Strategi

Setelah strategi ditentukan, maka strategi harus dipadukan kedalam kegiatan organisasi sehari-hari. Strategi yang paling canggih dan kreatif sekalipun tidak dapat menguntungkan organisasi kecuali dilaksanakan.16

Implementasi startegi bertumpu pada alokasi dan penggorganisasian sumber daya manusia, yaitu:

1) Penetapan Struktur Organisasi

Alfred Chandler mengutarakan suatu prinsip, yaitu :”Struktur Follows Strategi” yang berarti struktur organisasi harus dibentuk untuk mendukung agar penetapan strategi yang telah dibuat dapat lebih efektif. Jika suatu saat strategi diubah, maka perusahaan wajib untuk mengubah atau menyelesaikan struktur organisasinya.17

2) Mekanisme Kepemimpinan

Dalam konteks manejemen strategi, kepemimpinan strategi adalah kemampuan dalam mengantisipasi setiap permasalahan yang terjadi, memiliki visi, mampu mempertahankan flektibilitas organisasi dan dapat memberikan atau mendelegrasi kuasa kepada orang lain untuk menciptakan perubahan strategis yang perlu.18

3) Budaya Organisasi

Setiap organisasi memiliki budaya yang terbentuk. Keberadaan sebuah budaya dalam organisasi sangat memberikan peran yang

16

Ismail Yusanto dan M Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, h. 92.

17

Wahyudi, ManajemenStrategi Pengantar Proses Berfikir Strategi, h. 113.

18

Amrullah dan Sri Budi Chantika, Manajemen Strategik, (Jogyakarta: Graha Ilmu, 2002), cet. Ke-1, h. 165.


(31)

penting bagi kelangsungan hidup organisasi dan dalam pelaksanaan strategi organisasi. Budaya dapat menjadi pengikat sekaligus motivator rasa kebersamaan para anggota organisasi melalui pemahaman yang sama tentang tata cara dan batasan perilaku dalam organisasi.19

Dari uraian di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa implementasi strategi dibutuhkan untuk mempraktekkan strategi. Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang masuk. implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam strategi karena implementasi berarti juga mengubah strategi yang telah dirumuskan menjadi tindakan.

c. Evaluasi Strategi

Tahapan terakhir dalam sebuah strategi adalah evaluasi strategi. Tiga macam aktivitas mendasar untuk melakukan evaluasi strategi yaitu : 1) Pengukuran kinerja, yaitu perbandingan antara standar dengan

pelaksanaan.

2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan yang didapat), yaitu langkah untuk membandingkan hasil-hasil yang telah diukur dengan target atau standar yang telah di tetapkan sebelumnya.

19


(32)

3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana.

Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa strategi yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi baru harus dirumuskan. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang direncanakan maka disitulah tindakan korektif diperlukan.20

3. Prinsip-Prinsip Strategi Dakwah

Strategi dakwah harus luwes sedemikian rupa sehingga da'i sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi, dalam kenyataannya mempunyai aspek-aspek tentang dakwah ynag terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah, maka dalam hal ini ditemukan prinsip strategi dakwah, antara lain sebagai berikut :

a. Memperjelas secara gamblang sasaran-sasaran ideal

Sebagai langkah awal dalam berdakwah, terlebih dahulu harus diperjelas sasaran apa yang ingin dicapai, seperti apa kondisi yang diharapkan oleh ummat Islam. Baik dalam wujudnya sebagai individu maupun wujudnya sebagai suatu komunitas masyarakat.

b. Merumuskan masalah pokok umat Islam

Dakwah bertujuan untuk menyelamatkan umat dari kehancuran dan untuk mewujudkan cita-cita ideal masyarakat. Rumuskanlah terlebih dahulu masalah pokok yang dihadapi umat, kesejahteraan antara sasaran ideal dan

20


(33)

kenyataan yang kongkret dari pribadi-pribadi muslim, serta kondisi masyarakat dewasa ini.

c. Merumuskan isi dakwah

Jika kita sudah berhasil merumuskan sasaran dakwah beserta masalah yang dihadapi masyarakat Islam, pada langkah selanjutnaya adalah menentukan isi dakwah itu sendiri. Isi dakwah harus singkron dengan masyarakat Islam sehingga tercapai sasaran yang telah ditetapkan.

Jadi untuk bisa menyusun isi dakwah secara tepat, dibutuhkan penguasaan ilmu yang komprehensif, atau kalau tidak dengan menghimpun pemikiran-pemikiran beberapa pakar dari berbagai disiplin ilmu.

d. Menyusun paket-paket dakwah

Menurut M. Natsir, sebagaimana dikutip dalam buku Alwisral mengatakan bahwa ”Seorang da’i itu harus pandai-pandai melihat situasi dan kondisi, dengan siapakah dia berhadapan dan bagaimana pula tingkatan kecerdasan ummat. Agar sasaran dakwah dapat tercapai dengan baik maka seorang da’i berbicara sesuai dengan tingkatan kecerdasan mereka masing-masing”.21

Dan dalam perbedaan paket dakwah untuk sasaran non muslim dengan paket dakwah khusus kaum muslim, sampai saat ini kita masih sulit menentukan prioritas dakwah bagi kedua golongan masyarakat tersebut.

21


(34)

e. Evaluasi kegiatan dakwah

Tugas yang paling penting adalah bagaimana mengkordinasikan pelaksanaan dakwah itu, apa yang harus dikerjakan setelah dakwah berjalan. Disinilah pentingnya koordinasi untuk mengadakan evaluasi, sejauh mana hasil dakwah yang telah dicapai. Evaluasi sangat penting karena bisa dilihat dari pengertiannya bahwa evaluasi adalah penaksiran, perkiraan keadaan dan penentuan nilai dan mengkritisi suatu program dengan melihat kekurangan, kelebihan, pada konteks, input, proses, dan produk pada sebuah program. Maka sebelum hal itu dilakukan, terlebih dahulu harus kita tetapkan target hasil dari setiap paket dakwah yang kita jalankan sehingga memudahkan membuat grafik perkembangan dakwah. Kerana dakwah adalah suatu proses yang menuntut suatu perubahan dan perkembangan ke arah yang lebih baik.

Menurut penulis unsur strategi dakwah Islam di atas, tidak terlepas dari evaluasi strategis yang diperlukan, kerana keberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan keberhasilan di masa depan. Evaluasi mungkin berupa tindakan yang kompleks dan peka, kerana banyak penekanan pada evaluasi strategi merugikan suatu hasil yang dinyatakan telah dicapai.

4. Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Strategi Dakwah

Suatu strategi harus efektif dan jelas karena mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan, untuk itu konsep suatu strategi harus memperhatikan faktor-faktor penetapan strategi, diantaranya :


(35)

a. Lingkungan

Lingkungan dakwah merupakan situasi dan kondisi dari masyarakat yang menjadi arah dakwah tersebut. Lingkungan dakwah juga menentukan keberhasilan seorang da’i dalam menyampaikan dakwahnya. Relevansi antara lingkungan dakwah dan kegiatan dakwahnya terletak pada adanya materi dakwah yang sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakatnya.22

b. Lingkungan Organisasi

Lingkungan organisasi yang meliputi segala sumber daya dan kebijakan organisasi yang ada. Fungsi komponen lingkungan adalah sasaran yang hendak dicapai yaitu menjadi lingkungan Islami yang mencakup segala aspek kehidupan masyarakat sebagai lingkungan, sekaligus sasaran dakwah senantiasa mengalami perubahan yang dapat menimbulkan dampak sosial dan fisik.23

c. Kepemimpinan

Seorang pemimpin adalah orang yang tertinggi mengambil keputusan, dengan jalan memberikan perintah atau petunjuk serta usaha-usaha lainnya yang bersifat mempengaruhi dan menetapkan arah tindakan.24

22

M. Bahri Ghazali, Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997), cet ke-1, h. 10.

23

Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’I dan Khotib Profesional, h. 127.

24


(36)

B. Program Siaran Radio 1. Pengertian Radio

Secara teknologi, radio adalah pengiriman signal oleh modulasi gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas (merambat) lewat udara ke angkasa, gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkutan.25 Radio merupakan media komunikasi yang dimanfaatkan untuk mengirim warta atau pesan jarak jauh yang ditangkap oleh sekelompok, orang yang mendengarkan melalui pemancar radio yang diinginkan. Bagi pendengarnya, radio adalah teman, sarana komunikasi, saran imajinasi pemberi infromasi, radio adalah seorang sahabat yang mampu menghibur para pendengar.26

Radio adalah suara, suara merupakan modal utama terapan radio khalayak dan stimulasi yang dikonstruksikan kepada khalayak, suara dalam sebuah radio adalah suatu kombinasi takanan emosional, perspektual dan fiskal yang timbul dan berasal dari suara yang termediasi oleh teknologi yang kemudian memunculkan formasi imaginasi visual tertentu di benak pendengar. Setiap suara memiliki komponen yang mampu menciptakan gambaran percampuran antara kata, musik dan efek suara lainnya, akan mempengaruhi emosi pendengar pada saat berada di lokasi kejadian yang dikomunikasikan.

25

Wikipedia Bahasa Indonesia, artikel diakses pada 9 April 2010 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Radio

26

Masyudi Sifak, Diktat Kuliah Produksi Siaran RTF (Radio dan Televisi), (Jakarta : Fakultas Dakwah dan Komunikasi 2006), h. 10.


(37)

Semua tersimpul dalam konsep yang dikenal sebagai The Theatre of Mind.27

2. Fungsi Radio

Radio merupakan media audio (hanya bisa didengar) tetapi murah, merakyat dan bisa di bawa atau didengarkan dimana-mana, radio berperan sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara dan berupaya menvisualisasikan suara penyiar atau info aktual melalui telinga pendengarnya.28

Pada awalnya, radio siaran hanya mempunyai tiga fungsi saja yaitu :

a. Sebagai sarana hiburan.

Seseorang akan merasa terhibur, menyenangkan hati seseorang. Perilaku masyarakat menerima informasi selain untuk memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat. Apalagi pada masa sekarang ini banyak penyajian informasi melalui sarana seni hiburan.

b. Sebagai sarana Informasi

Seseorang dapat mengetahui, dan memahami sesuatu. Memberikan informasi kepada masyarakat. Karena perilaku

27

Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional (Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004), h. 118.

28


(38)

menerima informasi merupakan perilaku alamiah masyarakat. Dengan menerima informasi yang benar masyarakat akan merasa aman tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan demikian akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi disampaikan pada masyarakat melalui berbagai tatanan komunikasi, tetapi yang lebih banyak melalui kegiatan mass communication.

c. Sebagai Sarana Pendidikan.

Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan moral seseorang Kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih berkembang kebudayaannya. Kegiatan mendidik masyarakat dalam arti luas adalah memberikan berbagai informasi yang dapat menambah kemajuan masyarakat dengan tatanan komunikasi massa. Sedangkan kegiatan mendidik masyarakat dalam arti sempit adalah memberikan berbagai informasi dan juga berbagai ilmu pengetahuan melalui berbagai tatanan komunikasi kelompok pada pertemuan-pertemuan, kelas-kelas, dan sebagainya.29

29

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori,Filsafat dan Komunikasi (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), h. 137-138.


(39)

Berbicara tentang fungsi siaran, tidak terlepas dari media massa itu sendiri. Dalam hal ini Harold D. Laswell, seperti dikutip Onong Uchjana Effendi, menyebutkan bahwa media massa mempunyai tiga fungsi utama :

1) The surveillance of the environment (mengungkapkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian di suatu lingkungan dan penggarapan berita). 2) The correlation of part society responding to the environment. (kegiatan

yang mencakup tentang informasi mengenai lingkungan dalam beberapa hal ini dapat dikatakan sebagai tajuk rencana atau propaganda.

3) The transmission of social heritage from one generation tothe next. (difokuskan dari generasi ke genarasi lain atau angota lama dan norma sosial dari generasi ke generasi lain atau dari anggota kepada pandangan baru, ini sama dengan kegiatan pendidikan).30

3. Karakteristik Radio

Radio merupakan kelengkapan elektronika yang dapat digunakan untuk mendengarkan informasi yang bagus dan aktual. Radio sebagai media massa pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan media massa lainnya. Informasi, hiburan, dan pendidikan merupakan fungsi dari media massa. Tidak terpenuhinya salah satu fungsi tersebut akan membuat media massa kehilangan pendengar dan pada akhirnya digugat oleh khalayak, sebab tidak memenuhi keinginan atau kemauan kebutuhan khalayak.

30

Onong Uchjana Effendi, Dimensi-Dimensi Komunikasi (Bandung: Mandar Maju, 1986), h. 13.


(40)

Radio memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa lainnya. Dibandingkan dengan media massa lain, radio memiliki karakteristik khas sebagai berikut:

1) Auditori

Radio adalah “Suara” untuk didengar karenanya isi siaran bersifat “Sepintas lalu” dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak mungkin “Menoleh ke belakang” sebagaimana pembaca Koran yang bisa kembali kepada tulisan yang sudah dibaca atau mengulang bacaan. 2) Transmisi

Proses penyebarluasannya atau disampaikan kepada pendengar melalui pemancar (Transmisi).

3) Mengandung gangguan

Seperti timbul tenggalam (Fading) dan gangguan teknis “Channel noise factor”.

4) Theatre of mind.

Radio mencipta gambar dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata atau suara. Pendengar hanya membayangkan dalam imajinasinya apa yang dikemukakan penyiar, bahkan tentang sosok penyiarnya sendiri.

5) Identik dengan musik

Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga manjadi media utama untuk mendengarkan musik. Dalam hal musik, radio


(41)

memiliki daya surprise seketika atau memberi kejutan, karena pendengar biasanya tidak tahu lagu apa yang disajikan berbeda dengan memutar kaset yang sudah bisa ditebak urutan lagunya.31

4. Program Siaran Radio

Radio akan memiliki potensi yang besar dalam menyebarluaskan informasi. Persoalannya adalah bagaimana memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan yang dimiliki radio, agar setiap program yang disajikan memberikan manfaat.

Program radio pada dasarnya adalah merupakan serangkaian acara sepanjang hari yang disiarkan melalui pesawat radio berupa berita, informasi, drama, musik dan sebagainya.

Dalam standar Unesco, penggolongan acara siaran diklasifikasikan berdasarkan maksud dan tujuan sebagai berikut :

a. Siaran pemberitaan dan penerangan (News and Information Programme) mencakup warta berita, reportase, penerangan umum, dan pengumuman.

b. Siaran pendidikan (Education Programme) mencakup siaran anak-anak, remaja, siaran sekolah, siaran pedesaan, siaran kelurga berencana, siaran agama, urusan wanita, pengetahuan umum.

c. Siaran kebudayaan (Cultural Programme) mencakup kesusautraan, (Literatur), kesenian daerah/tradisional (Folklore), apresiasi seni.

31

Asep Syamsul M. Romli. Broadcast Jurnalism (Bandung: Nuasa Cendikia, 2004), cet ke-1, h. 22.


(42)

d. Siaran hiburan (Entertainments) mencakup musik daerah, musik Indonesia, musik asing, hiburan ringan.

e. Siaran lain-lain, mencakup siaran iklan, pembukaan/penutup siaran.32

Berdasarkan standar Unesco diatas, program siaran radio dibagi menjadi lima kelompok. Setiap program radio mempunyai tugas masing-masing. Dari keseluruhan program tersebut dapat dilihat bahwa dalam fungsinya sebagai media komunikasi, secara umum radio berperan menjadi lembaga yang dapat memberitahukan, mendidik, menghibur, dan meningkatkan arus perdagangan.

Program radio adalah rangkaian acara radio sepanjang hari. Program ini dikelompokan menjadi beberapa bagian berdasarkan waktu. Misalnya program pagi hari, di siarkan pada pukul 06.00-09.00 WIB sedangkan pukul 09.00-12.00 WIB dan pukul 12.00-15.00 WIB masuk dalam kelompok program siang hari. Begitu selanjutnya hingga acara pukul 24.00-06.00 WIB yang termasuk dalam kelompok program dini hari. Pembagian program ini tidaklah baku, penyelenggara siaran dapat mengalokasikan waktu sesuai dengan kebutuhan, misalnya hanya membagi waktu siar menjadi tiga kelompok.

Harus diingat bahwa produksi acara siaran radio adalah hasil kerja tim, yang perlu dukungan, kekompakan bersama, misalnya setelah suatu acara disiarkan, tidak berarti selesai sampai disitu. Tetapi masih ada tahap lain yang

32

Moeryanto Ginting Munthe (ed), Media Komunikasi Radio, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), 130.


(43)

perlu dikerjakan tim, yaitu evaluasi. Guna sejauh mana acara-acara yang disiarkan mencapai tujuan. Evaluasi yang penting dilakukan untuk menghindari kesalahan yang berkepanjangan, untuk meminimalkan kesalahan. Hal ini dapat dilakukan misalnya tiga atau enam bulan setelah acara disiarkan.33

Mengevaluasi suatu program siaran merupakan upaya yang objektif untuk mengukur sampai dimana keefektifan program yang disiarkan. Dan evaluasi, kita akan mengetahui dimana kegagalan dan keberhasilan kita dan mengapa, sehingga kita dapat menentukan langkah lebih lanjut dalam menyempurnakannya.

Evaluasi program dapat disimpulkan :

1) Evaluasi program merupakan upaya untuk mengukur atau menilai sampai dimana program yang disiarkan telah berhasil mencapai tujuan.

2) Dalam hal evaluasi, tujuan tiap program siaran radio yang telah ditetapkan menjadi ukuran atau kriteria penilaian, hasil evaluasi dijadikan bahan perencanaan dan perbaikan mutu program siaran.

3) Evaluasi dapat dilakukan dengan membentuk tim guna mengevaluasi program siaran.

4) Metode pengumpulan data untuk bahan evaluasi dapat dilakukan dengan pengamatan, observasi, kuesioner atau wawancara.

33


(44)

5) Ciri program yang dievaluasi dapat berupa kualitas program, kesesuaian program, efektifitas program, efisiensi program, dan pentingnya program siaran.

6) Umpan balik atau respon pendengar atau lembaga lain baik langsung atau tidak langsung menjadi bahan masukan untuk evaluasi program siaran radio.34

34


(45)

BAB III

GAMBARAN UMUM RADIO WADI 102 FM BOGOR

A. Sejarah Berdiri

Radio Wadi (Wadah Dakwah Islam) adalah radio yang dikenal luas oleh masyarakat, disiarkan bagi pencari kebenaran yang mempertahankan tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi yang baru yang lebih baik, dengan hadir sebgai radio yang mengemas program secara khusus penuh keselarasan diantara dakwah, berita ringan dan hiburan, sesuai tema “Damaikan Hati, Sejukan Jiwa”.1

Pada tahun 2006, berdiri stasiun radio Wadi yang memiliki konsep siaran dakwah, didirikan oleh Habib Husien Al-Hamid SE. Kurang lebih 4 tahun bertepatan pada 1 Muharam 1426, berdirinya radio ini dengan frekuensi 106.4 fm dan hadir dengan tujuan untuk mensyiarkan Islam secara menyeluruh dengan media melalui radio.2

Seiring perkembangan, dunia informasi yang semakin bertambah radio Wadi ternyata dapat diterima dengan baik oleh pendengar, dengan loyalitas yang cukup tinggi, hal ini terlihat dari pertisipasi dan respon pendengar ketika sms masuk mencapai ratusan dalam durasi satu jam, artinya pendengar sangat antusias dengan program siaran radio Wadi dan pada saat itulah radio Wadi

1

Company Profile 102 Wadi Fm.

2

Wawancara dengan M. Bagir Shahab (Penanggung Jawab Wadi), Bogor, 25 Maret 2010.


(46)

mampu merebut hati pendengar dari berbagai kalangan diberbagai wilayah dalam jangkauan Jabodetabek.3

Selama setahun dengan frekuensi 106.4, radio Wadi berganti frekuensi menjadi 102 Fm diakui oleh KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah), dan sudah menjadi hak cipta frekuensi tesebut. Radio Wadi didirikan dengan legalitas yang dikeluarkan oleh KPID serta izin operasional dengan nomor: 482/348/BPSFR.4

Untuk lebih didengar, maka sebutan bagi pendengar radio Wadi Fm di udara adalah “Insan Allah Wadi Fm“, radio ini lebih fokus pada acara-acara bersifat keagamaan yang mengetengahkan isu-isu dan wacana local dan nasional dengan diselingi lagu-lagu pop religi, nasyid, musik timur tengah, serta penempatan iklan disetiap jam dan tausiah, hal ini dilakukan agar pendengar tidak merasa jenuh.

Untuk mensyiarkan dakwah Islam secara menyeluruh dan memenuhi kebutuhan pendengar, radio Wadi hadir dengan beberapa frekuensi selain Wadi 102 Fm di Bogor yaitu Wadi Sumedang 96.6 Fm, Wadi Purwakarta 91 Fm, Wadi Sukabumi 88 Fm, Wadi Kuningan 101.6 Fm.5

Disamping melalui On Air, radio Wadi juga melaksanakan program-program Off Air yang dirancang dengan apik dan aspiratif, sehingga kebutuhan pendengar tetap terjaga dan dapat respon yang positif dari para pendengarnya. Kegiatan Off Air yang berhasil di gelar dalam upaya ingin

3

Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 12 Februari 2010.

4

Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 27 April 2010.

5


(47)

meningkatkan diri dari pendengar radio Wadi, dan masyarakat Jabodetabek dengan mengadakan pengajian bulanan dan juga memperingati hari-hari besar Islam. 6

B. Profil Perusahaan

1. Wadi Identity

Nama perusahaan : PT. Bahana Suara Alam (BSA)

Alamat : Jl. Veteran III Loji Tapos Ds. Cileungsi, Ciawi Bogor 16760

Telp : Telepon (0251) 8242894 Fax : (0251) 8205150

Email : info@wadi.co.id

Website : www.wadi.co.id Station ID : 102 Wadi FM Frekuensi : FM 102 MHz

Audience Call : Insan Allah Wadi FM Kickers/Slogan : Radionya Keluarga Muslim Coverage Area : Jabodetabek

Daya pancar : 5000 watt Pesawat pemancar Db (built up) 4bay antenna Builtd-up,USA Tower Self supporting

Peralatan Audio : Mixer Solidyne XL2300 Flat Design audio, Console Pentium 4, microphone Senseisher,

Software megamix.

6


(48)

Busy Hours : Sunday to Saturday (4 am to 12 pm)

Jangkauan : Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi. 2. Target & Segmentasi Wadi

Gender : Pria 40 % dan Wanita 60% Age : 15 – 65 tahun

S.E.S. : Menengah ke bawah dan sebagian kalangan atas. Status Pendidikan : Pelajar/Mahasiswa, kalangan, intelektual

Status Pekerjaan : Pegawai Negeri, Wiraswasta, Pensiunan, Ibu Rumah Tangga

Jenis Musik : Pop Religi, Nasyid, Middle Eastern. Forum Pendengar : Majelis Al-Anwar, Gipsi.

On-Air Program : Dakwah, Dialog, Pendidikan, Quiz, Keluarga, Request, Opini, dan lain-lain

Off-Air Program : Pengajian bulanan, Lomba-lomba,

Temu pendengar, pelatihan, seminar, pengobatan gratis.

Most-Fame Program : Salam Merekat Silaturahmi, Sesi Ruang Publik, Pemantap Hati.

3. Seven Reasons to Advertise Wadi

a. Wadi adalah radio terkemuka di Bogor b. Populasi pendengar yang variatif c. Mayoritas pendengar berusia produktif


(49)

d. Sistem penyiaran yang berimbang dan merata e. Program yang berorientasi kepada pencerahan umat f. Jangkauan siaran meliputi jabodetabek dan sekitarnya g. SDM dan nara sumber Wadi yang berpengalaman

4. Wadi’s Busy Hours

Setiap hari radio Wadi menyajikan ruang untuk waktu siaran mulai pukul empat pagi hingga pukul dua belas malam, yang terbagi atas dua bagian :

a. Ruang Syi’ar : pukul (04.00 – 07.00 pagi), dan pukul (17.00 sore – 22.00 malam) b. Ruang Siar : pukul (07.00 pagi – 17.00 sore), dan pukul (22.00 – 24.00 malam)

Bulan Ramadhan, Wadi menyelenggarakan waktu siaran mulai pukul 01.30 malam.7

C. Visi dan Misi

Visi :

Menjadikan media penyiaran yang Rahmatan lil alamin mewujudkan wadah dakwah Islam yang turut membangun tatanan kehidupan masyarakat beriman dan bertaqwa menuju terciptanya kehidupan masyarakat Islam sebagai Khairu Ummah.

7


(50)

Misi :

1. Pelayanan terdepan dalam meningkatkan pengetahuan tentang pola kehidupan Islami.

2. Memproduksi layanan informasi dan pendidikan agama Islam guna membangun kualitas sumber daya pembangunan.

3. Sarana para juru dakwah dalam melaksanakan amar maruf nahi munkar dengan penuh kasih sayang, yang memberikan kesejukan rohani ummat dan sarat akan semangat juang untuk membangun ukhuwah Islamiyah.

4. Memperkuat dan melengkapi media yang secara khusus bergerak di bidang penyiaran dakwah Islam;

5. Memberikan jasa layanan promosi usaha bagi produk produk usaha yang ditujukan bagi umat muslim yang membawa berkah dan maslahat bagi ummat.8

D. Struktur Kepengurusan

Radio Wadi Fm memiliki jumlah SDM sekitar 15 orang, mulai Direktur utama sampai Penanggung jawab teknik. Berikut struktur organisasi radio Wadi Fm berdasarkan wawancara dengan Penanggung jawab Wadi, dan situs website yang telah dikunjungi. Berikut kepengurusan radio Wadi: Direktur Utama : Husien Al-Hamid, SE Penanggung Jawab Wadi : M. Bagir Shahab Penanggung Jawab Program dan Siaran : Nanang Sultan

8


(51)

Penanggung Jawab Dakwah : Habib Hasan Shahab, Sultan, Hasbie, Ahmad Sahab, Fahmi Al-jufri

Administrasi : Hilya Alatas Humas : Fahmi Al- Jufrie

Penanggung Jawab Teknik : Jajat Supriyadi, Ahmad Riyadin

E. Program-Program

Radio Wadi 102 Fm adalah radio yang memberikan kesejukan hati ditengah kondisi dan situasi masyarakat Bogor, khusus nya ummat Islam. Program acara yang ada di radio Wadi Fm pada umumnya hampir sama dengan program acara yang ada di radio lainnya, sehingga dalam penyajiannya radio Wadi Fm memposisikan sebagai sahabat ummat dengan program yang diharapkan memberikan gambaran tentang ummat Islam dan memenuhi kebutuhan pendengar setia 102 Wadi Fm Bogor.

Dalam hal ini radio Wadi 102 Fm Bogor mengudara selama 20 jam, dimulai dari pukul 04.00 WIB sampai dengan pukul 24.00 WIB. Hadir sebagai radio yang mengemas secara khusus keselarasan antara program dakwah, Informasi dan hiburan. Selain itu Radio Wadi juga hadir dengan unsur pendidikan seperti dalam special program “Tajwid” yang disiarkan hari Senin, Selasa, Rabu pada pukul 20.00 WIB. Di dalam program ini banyak membahas masalah keagamaan, adapula acara dalam bentuk hiburan seperti, “Salam Merekat Silaturahmi (SMS)” yaitu program untuk


(52)

para pendengar yang ingin berkirim salam, memilih lagu-lagu Nasyid, Pop Religi dan Qasidah diselingi info-info ringan.

Ada dua jenis program siaran harian yang mengudara (On-Air) pada radio Wadi 102 Fm, yakni :

1. Daily Programme

Program siaran rutin setiap harinya, dengan kriteria program yang dilaksanakan secara terus menerus untuk menunjukan keakraban dengan seluruh pendengar. Program acara harian tersebut diantaranya :

a. Opening Program

Program pembuka hari dalam kesejukan alunan Al-Quran murottal dan wirid ba'da adzan Shubuh.

b. Renungan Fajar

Program Tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz dalam bentuk Rekaman dengan materi yang khas dan menarik sebagai bekal diawal aktifitas pagi.

c. Panji Subuh

Program Tausiyah kajian Tafsir dan Interaktif menjawab pertanyaan pendengar seputar Islam lewat telepon.

d. Sisi Kebenaran

Program Ruang Publik untuk berbagai inspirasi segala sisi dengan pendengar lewat telepon dan penyampaian informasi dalam bentuk News yang aktual dan interaktif serta wawancara pilihan.


(53)

e. Pemantapan Hati

Program menemani aktifitas harian, lengkap dengan info, features, interaktif yang langsung melibatkan pendengar lewat telepon. f. Berita dan untuk dari Kawan (BEDUK)

Program khusus berbagai informasi kegiatan dengan pendengar baik secara adlibs maupun lewat telepon.

g. Kisah dan Hikmah

Program khusus cerita-cerita menarik yang mengandung hikmah untuk diteladani. Disajikan dengan penuh penghayatan dan dalam bentuk drama.

h. Salam Merekat Silaturahmi (SMS SIANG)

Program untuk pendengar yang ingin berkirim salam, memilih lagu-lagu Nasyid dan Qasidah, diselingi info-info ringan.

i. Terisi Hati

Program Tausiyah kajian kitab dan interaktif menjawab pertanyaan pendengar lewat SMS maupun telepon.

j. Jelang Maghrib

Tausiah oleh para Ustadz juga pembacaan ayat-ayat Al-Quran. k. Rotiban

Program khusus harian pembacaan Rotib dan Maulid Nabi Muhammad Saw.


(54)

l. Obsesi

Program Talk Show dengan berbagai tema pilihan yang disajikan secara interaktif dengan nara sumber Ustadz yang cukup kompeten dalam bidangnya.

m. Salam Merekat Silaturahmi (SMS MALAM)

Program untuk pendengar yang ingin berkirim salam, memilih lagu-lagu Nasyid, Qasidah, Timur Tengah maupun Pop Religi dengan diwarnai berbagai rubrik menarik mulai dari Puisi Islami, Tausiyah, Pantun Islami, kata mutiara, lantunan Sholawat dan lain-lainnya.9

2. Special Weekly Programme adalah program siaran yang disiarkan dalam seminggu dan hari-hari tertentu, yakni :

a. Manasik Hati : Program Tausiah masalah hati dan penyakitnya. b. Dunia Anak : Program khusus bagi anak-anak untuk bereaksi, secara Islami melalui interaktif dan wawancara. c. Tajwid : Program tadarus Al-Qur’an lewat telepon.

Adapun program acara siaran yang tidak mengudara (Off-Air) yang disajikan radio Wadi 102 Fm Bogor, antara lain :

1 Pengajian Bulanan (Minggu ke-2) 2. Temu Pendengar (Minggu ke-2)

3. Lomba Hafidz Al-Qur’an (Bulan Ramadhan)

9


(55)

4. Buka puasa bersama pendengar (Bulan Ramadhan) 5. Santunan anak yatim (Bulan Ramadhan)

6. Pesantren kilat saat liburan sekolah 7. Sunatan Massal.


(56)

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Strategi Dakwah Radio Wadi 102 Fm dalam Meningkatkan Program Siaran Radio

Strategi dakwah radio Wadi 102 Fm dalam menentukan strategi penyiaran melakukan pendekatan kepada pendengarnya dengan menyuguhkan program yang berkualitas dengan tema program “Damaikan Hati, Sejukan Jiwa” dalam melihat kondisi sasaran dakwah dan suasana yang melingkupinya yaitu pendengar yang dituju.

Strategi dakwah adalah tahapan pencapaian dengan tujuan-tujuan organisasi yang diinginkan dan sekaligus menantang dalam suatu proses strategi untuk meningkatkan program siaran radio. Nanang Suwarna selaku Program Director radio Wadi mengatakan bahwa “Dalam membentuk suatu program harus mengandung unsur penyegaran dalam mengemas program dan berdasarkan unsur-unsur untuk memikat agar tidak ditinggalkan oleh pendengar, dalam menggunakan metode Wali Songo yaitu menerapkan pendengar agar tertarik dengan Islam, supaya masyarakat bisa mendengarkan siaran dengan enjoy dan istiqomah”.1

1

Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 12 Februari 2010.


(57)

Adapun dalam proses strategi di bagi kepada tiga tahapan yaitu perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Dilakukannya pembagian dalam strategi yang penulis gunakan untuk mempermudah proses strategi yang diamati. Berikut proses strategi dakwah radio Wadi 102 Fm, yakni:

1. Perumusan Strategi Dakwah Wadi 102 Fm

Inti pokok dari tahap ini adalah menghubungkan organisasi dengan lingkungannya dan menciptakan strategi yang paling cocok untuk mencapai misi suatu organisasi.

Sebuah strategi merupakan rencana yang berkaitan bagaimana sebuah kegiatan akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi, misi dan kebijakan yang telah ditetapkan dan dalam rangka pelaksanaan perencanaan.

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal. Perumusan strategi haruslah selalu melihat ke arah depan dengan tujuan. artinya peran perencanaan amatlah penting dan memiliki andil besar. Seperti penuturan Nanang Suwarna, Program Director radio Wadi Fm, bahwa:

“Dengan adanya program siaran radio Wadi dalam membangun tatanan kehidupan masyarakat beriman dan bertaqwa diharapkan bisa


(58)

memberikan terciptanya masyarakat Islam sebagai Khoiru Ummah sesuai dengan visi Wadi sendiri”.2

Dan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa visi dalam membangaun tatanan nilai ke Islaman untuk masyarakat yang lebih baik. Dimaksudkan karena sedikitnya pemahaman keagamaan yang ada di masyarakat. Seperti yang kita ketahui, bahwa banyaknya anak muda yang jauh dari pemahaman keagamaan dengan pergaulan zaman sekarang. Oleh karena itu, ini merupakan tantangan besar dalam upaya yang dilakukan radio Wadi agar program-program yang disajikan tidak monoton, unik, dan tentunya berbeda dengan radio lain dalam pengemasannya, sehingga apa yang disampaikan mudah dimengerti oleh sahabat Wadi.

Radio Wadi Fm pada dasarkan mempunyai pemikiran yang cukup kuat dalam mensyiarkan Islam pada tahap penyusunan program dakwah, karena dalam tahap perumusan yang dilaksanakan radio Wadi dalam meningkatkan program siaran harus adanya keterkaitan antara unsur visi dan misi, guna tercapainya hal-hal diharapkan kedepannya dengan didasari niat karena Allah Swt.

Untuk memudahkannya suatu strategi agar berjalan dengan maksimal harus adanya Analisis untuk menunjang apakah strategi yang dijalankan radio Wadi berjalan dengan baik atau tidak. Analisis SWOT radio Wadi 102 Fm merupakan analisis lingkungan internal dan analisis eksternal organisasi. Hasil dari SWOT ini dapat menunjukan kualitas dan

2


(59)

kuantifikasi posisi organisasi, bila kekuatan dan kelemahannya positif yang kemudian memberikan rekomendasi strategis terhadap strategi kelembagaan serta fungsi kebutuhan atau modifikasi sumber daya organisasi.

Menurut penulis, analisis ini diupayakan mencakup data-data faktual yang terjadi disebuah lembaga hal ini dimaksudkan agar strategi yang di ambil memiliki dasar yang dapat dipertanggung jawabkan. Hasil analisa SWOT dapat menumbuhkan kualitas dan kuantitas posisi lembaga dengan kemampuan yang dimilikinya. Analisa SWOT radio Wadi Fm. Diantaranya meliputi :

1. Kekuatan (Strength)

Kekuatan merupakan keuntungan yang dimiliki oleh suatu organisasi. Dari beberapa keberhasilan yang telah dicapai oleh radio Wadi 102 Fm dalam meningkatkan program, hal ini tidak terlepas dari beberapa kekuatan yang dimiliki oleh radio Wadi Fm dalam segi eksternal dan internal, yaitu :

Segi Internal :

a. Majelis Ta’lim Wadi.

Dengan adanya pengajian bulanan minggu ke-2 yang diadakan radio Wadi Fm di Majelis Al-Anwar, merupakan wadah radio Wadi dalam mensosialiasikan lembaga dakwah ke masyarakat, dilihat dari antusiasme pada jamaah radio Wadi yang semakin hari semakin bertambah.


(60)

b. Sarana penunjang operasional.

Radio Wadi Fm menyediakan sarana berupa ruang siaran, ruang editing, dan ruang administrasi. Selain ruang administrasi yang memadai untuk pelayanan iklan masuk, sarana yang ada seperti penyimpanan arsip, alat-alat radio, komputer dan alat elektronik Segi Eksternal :

a. UU No 32 Tahun 2002 tentang undang-undang penyiaran yang di sah kan pemerintah Republik Indonesia. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI D), memberi izin dalam menyiarkan siaran radio Wadi 102 Fm dengan nomor : 482/348/BPSFR.

b. Didukung umat Islam.

Dukungan moril dari ummat Islam, karena niat radio Wadi Fm dalam mensyiarkan dakwah untuk memajukan Islam sebagai media penghubung yang bisa memberikan dampak baik dan pemenuhan kebutuhan masyarakat.

c. Didukung moril oleh para Habaib.

Begitu pula para habaib yang mendukung dari segi moril dalam pelaksanaan radio Wadi, baik menjadi penceramah, ikut serta dalam manajemen radio Wadi dan memberikan dana. karena dengan adanya kerjasama dengan pihak lain, khususnya Habaib menjadikan radio Wadi sebagai Rahmatan lil alamin, agar suatu misi menjangkau informasi yang bermanfaat untuk masyarakat.


(61)

2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan merupakan keterbatasan yang dimiliki oleh suatu organisasi. Sebagai lembaga yang baru, kurang lebihnya empat tahun berdiri, radio Wadi memiliki beberapa kelemahan. Akan tetapi kelemahan ini tidaklah dijadikan suatu penghambat dalam mensyiarkan Islam, bahkan dengan adanya kelemahan tersebut menambah semangat dalam mendapatkan apa yang harapkan kedepannya. Kelemahan radio Wadi Fm dalam segi internal dan eksternal, yaitu :

Segi internal :

Saat ini masih adanya kekurangan kru yang memiliki SDM yang memadai karena personil yang memiliki SDM cukup biasanya memilih instalsi yang mengarah kepada bisnis dan keutungan semata sedangkan kita semua mengetahui radio Wadi memiliki tujuan hanya untuk beribadah semata.

Segi eksternal :

a. Terkadang terdapat kesulitan untuk mendapatkan akses sarana pendukung yang menunjang kegiatan kegiatan radio Wadi yang berkaitan dengan kemasyarakatan yang artinya radio Wadi belum memiliki fasilitas-fasilitas untuk menjalin hubungan lebih erat dengan masyarakat.

b. Masyarakat yang ingin mendapatkan akses dan meningkatkan peran serta dukungannya terhadap radio Wadi belum dapat berperan aktif karena lokasi radio Wadi yang berlokasi diluar kota. Sehingga layanan


(62)

radio Wadi terhadap masyarakat secara langsung belum terjalin maksimal.

3. Peluang (Opportunitis)

Merupakan situasi yang menguntungkan bagi suatu lembaga. Peluang yang dimiliki oleh radio Wadi Fm dalam segi internal dan ekstrenal adalah:

Segi Internal:

Peluang yang dimiliki radio Wadi 102 Fm sangat memungkinkan untuk berkembang sejalan dengan visi dan misi yang sudah dicanangkan sebelumnya seiring dengan perkembangan radio Wadi itu sendiri. Peluang ini berpotensi pula meningkat sepanjang seluruh personil radio Wadi masih memiliki semangat yang tinggi untuk memperluas jaringan, kemampuan, serta layanan masyarakatnya untuk meraih kemapanan selayaknya sebuah media yang memiliki peringkat baik.

Segi eksternal:

Radio Wadi sungguh memiliki peluang yang sangat besar untuk meningkatkan perannya dalam berbagai bidang seperti tidak hanya melayani masyarakat tetapi juga dapat mengembangkan kelembagaannya memfasilitasi masyarakat dalam kegiatan usaha sekaligus memberdayakan masyarakat serta meningkatkan taraf hidup masyarakat minimal dilingkungan sekitar.


(63)

1. Ancaman (Threats)

Ancaman merupakan keadaan yang sangat tidak menguntungkan suatu lembaga dakwah. Ancaman yang dihadapi radio Wadi Fm dalam segi internal da eksternal yaitu:

Segi internal :

Saat ini masih terdapat beberapa kegiatan yang diselenggarakan tanpa rencana dan rancangan yang matang sehingga menjadi miskomunikasi diantara personal di radio Wadi, akan tetapi karena niat yang bertujuan untuk selalu seiring sejalan bersama maka permasalahan kecil ini selalu dapat diatasi dengan baik.

Segi Eksternal:

Dalam bentuk ancaman terjadi juga adanya kontra dari pihak-pihak yang punya pemahaman ke Islaman yang berbeda dengan misi radio Wadi, contoh Program musik SMS yang pada awalnya dikritisi karena menurut pendengar yang menganggap kurang syar’I. Pro dan kontra juga terjadi dalam program interaktif, karena kebetulan yang mendengarkan radio Wadi Fm itu orang yang paham agama.3

Dari uraian diatas tampak bahwa radio Wadi Fm telah menggunakan analisis SWOT dalam menjalankan organisasinya. Sehingga radio Wadi 102 Fm dapat mengetahui posisi organisasinya yang akan menjadi bahan rujukan dalam menetapkan strategi selanjutnya dan dapat

3


(64)

memanfaatkan peluang yang ada untuk mengubah kelemahan yang dimiliki menjadi suatu kekuatan.

2. Implementasi Strategi Dakwah

Tahapan penerapan merupakan suatu proses yang paling penting dan vital bagi keberhasilan suatu organisasi. Tanpa adanya penerapan yang efektif, penerapan hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Pada tahap ini dibutuhkan suatu aktifitas yang luas dan membutuhkan komitmen serta kerja sama dari seluru kru dalam meningkatkan keberhasilan yang sempurna, dan dalam pencapaian keberhasilan itu kita harus mengetahui apa dan siapa saja yang menjadi inti dari keberhasilan radio Wadi.

Pada tahapan implementasi dibutuhkan suatu aktivitas dan komitmen dalam kerja sama dari seluruh bidang untuk pencapaian keberhasilan suatu organisasi.

a. Struktur organisasi

Struktur organisasi suatu lembaga merupakan hal yang penting. Bagaimana pun kecilnya suatu lembaga, namun harus tetap memiliki struktur organisasi yang baik, guna mempermudah pimpinan mengawasi dan meminta pertanggung jawaban karyawannya. Dengan struktur organisasi semua fungsi yang ada di dalamnya dapat dengan mudah dikoordinasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Bentuk struktur organisasi radio Wadi 102 Fm tercermin pada pembatasan wewenang dan tanggung jawab masing-masing divisi, pimpinan lembaga untuk membuat peraturan dalam melaporkan hasil kerja


(65)

perbulan, per enam bulan dan per tahun. Setelah melaksanakan tugasnya kemudian masing-masing divisi wajib melaporkan tugasnya untuk dilihat hasilnya, apakah sesuai dengan tugasnya masing-masing serta mampu mempertanggung jawabkan kepada pimpinan.4

Menurut penulis bentuk struktur organisasi radio Wadi 102 Fm cukup baik karena memiliki komado yang bijaksana, dan rasa solidaritas diantara karyawan pada umumnya tinggi.

Struktur organisasi atau pengelola radio wadi dan pengembangan sebagai berikut:

1. Direktur Utama : Husien Al-Hamid, SE 2. Penanggung Jawab Wadi : M. Bagir Shahab 3. Penaggung Jawab Program dan Siaran : Nanang Suwarna 4. Penanggung Jawab Dakwah : Habib Hasan Shahab,

Sultan,Hasbie,Ahmad Sahab, Fahmi 5. Administrasi : Hilya Alatas 6. Humas : Fahmi Al- Jufrie

7. Penanggung Jawab Teknik : Jajat Supriyadi, Ahmad

b. Kepemimpinan

Kepemimpinan radio Wadi Fm menggunakan kepemimpinan organisasi, fungsi yaitu pimpinan yang mengendalikan bawahannya dan memiliki fungsi yang menjadi tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Guna menciptakan kerja

4


(66)

sama dalam mengambil langkah lebih jauh dan dukungan pimpinan tentunya, dalam kegiatannya diadakannya meeting rutin setiap bulan. dan dalam pengambilan keputusan akan diputuskan langsung oleh pimpinan.5

Menurut Data yang diperoleh, profil pimpinan radio Wadi, sebagai berikut : 1. Nama : Habib Husien Al-Hamid, SE

2. Profesi : Direktur Utama Wadi Fm.

3. Alamat : Jl. Veteran III Loji Tapos Ds. Cileungsi, Ciawi Bogor.

c. Budaya organisasi

Menurut fungsinya keberadaan budaya organisasi untuk menguatkan kemampuan organisasi. Budaya yang kuat dalam suatu organisasi adalah sebagai kunci kesuksesan suatu organisasi.

Dalam keberlangsungan di atas, maka radio Wadi Fm memberikan aturan tentang lingkungan organisasinya atau perumusan konsep budayanya, sebagai berikut:

1. Karyawan harus disiplin sesuai dengan job descriptionnya. a. Direktur Utama

1) Memutuskan langkah-langkah tertentu untuk kelangsungan program dan kebijakan.

2) Mengkoordinasi dengan pihak luar. 3) Mengambil keputusan intern dan ekstern.

5

Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 12 Februari 2010.


(67)

b. Penanggung Jawab Wadi

1) Mengkoordinir mekanisme kerja tim kepenyiaran.

2) Menghadiri rapat/musyawarah dalam pertemuan yang membahas kepentingan On Air.

3) Mengorganisir pelaksanaan pengembangan / pelatihan Tim. c. Penanggung Jawab Program dan Siaran :

1) Membuat dan merancang sistem manajerial dan proses-proses produksi program.

2) Menyusun dan melaksanakan Strategi tahunan Departement Program.

3) Membuat jadwal penyiar dan operator secara optimal dengan memperhatikan sasaran program dan target pengembangan SDM tim.

4) Merencanakan, mengkordinasikan, melaksanakan, mengontrol dan mengevaluasi program kerja dan kinerja tim departemen On Air, Menyusun anggran bulanan dan tahunan tim.

d. Penangung Jawab Dakwah

1) Bertanggung jawab atas jalannya program-program acara dakwah. 2) Mengatur jalannya siaran Dakwah.

e. Administrasi

1) Mengelola administrasi data.


(68)

f. Humas

1) Memberikan informasi kepada masyarakat secara terperinci. 2) Memberikan jawaban tentang radioan untuk pendengar.

3) Membuat koesioner untuk menentukan seberpa besar masyarakat yang memiliki loyalitas terhadap radio Wadi.

g. Penanggung Jawab Teknik.

1) Bertanggung jawab dengan alat-alat radio

2) Mengatur bagian-bagian pengoperasian alat radio. 2. Betanggung jawab atas tugasnnya masing-masing.

3. Jam kerja Wadi dimulai dari jam 08.00 WIB sampai jam 04.00 WIB (kecuali penyiar yang bertugas selain jam kerja).

d. Prosedur, Program, Anggaran

Dalam menjalankan program-program yang direncanakan oleh radio Wadi Fm, karyawan melaksanakan tugas sesuai dengan subyek jabatan, tanggung jawab dan wewenangnya masing-masing, hal ini terbukti dengan adanya rapat bulanan untuk mengkontrol dan kreatifitas kerja tim. Dan pada tahap meeting progam keseluruhan pada enam bulan sekali untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan radio Wadi Fm.

Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya yang didukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan menyiapkan anggaran yang dibutuhkan untuk kegiatan pembinaan. Implementasi strategi radio Wadi yang diaplikasikan dalam bentuk meningkatkan program yaitu :


(1)

Hal ini diamini oleh Nanang Suwarna selaku Program Director yang mengatakan bahwa suatu keberhasilan dakwah radio Wadi menjadikan kru semakin semangat karena dengan keberhasilan program yang telah dijalankan menjadikan iklan banyak yang masuk, dan membuat bertambahnya pendengar.17

Maka Penulis menganalisa hasil temuan yang telah didapat, yaitu :

1. Pada proses perumusan, penulis berpendapat startegi yang dilakukan radio Wadi sesuai dengan Agustinus Sri Wahyudi, dalam buku “Manajemen Strategik”, Yaitu dalam startegi terbagi tiga bagian yakni, strategi perencanaan, strategi implementasi, strategi evaluasi.18

Lewat analisis ini, pada tahapan perumusan program siaran radio, keterkaitannya organisasi dengan lingkungan dan menciptakan strategi yang paling cocok sesuai visi misi radio Wadi sendiri yaitu menciptakan masyarakat yang Khairu Ummah , Penulis melihat bahwa visi misi radio Wadi telah sesuai dengan apa yang diharapkan. Sehingga hubungan antara faktor pendukung dan penghambat yang dimiliki program radio Wadi Fm bisa menjadi acuan kedepannya menjadi lebih baik, dan efisien dalam pembuatan program siaran radio.

Faktor pendukung yang dimilikinya yaitu didukung oleh kemudahan alat-alat elektronik dengan standarisasi penyiaran yang menjadi solusi kemudahan bagi tahapan strategi radio Wadi Fm dalam meningkatkan program siaran radio. Alat yang digunakan radio Wadi,

17

Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 27 April 2010 18

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategi Pengantar Proses Berfikir Strategi


(2)

70

yaitu : mixer XL2300 Flat Design Audio, Console Pentium 4, Microphone Sensisher, Software Megamix, dan lain-lain. Kami menggunakan Oxygen Phone untuk memudahkan kami dalam membacakan sms pendengar.19

Sedangkan dalam faktor penghambat adalah faktor dalam masalah teknis maupun non teknis, yakni masalah dalam segi sosialisasi antar kru

dan pimpinan, harus adanya kehati-hatian dalam pembuatan program, dan dari segi teknis, yakni kadang-kadang jaringan listrik terganggu karena lingkungan sekitar penuh dengan pepohonan yang lebat, karena adanya penebangan pohon dilingkungan sekitar. Hal ini bisa membuat tahapan perencanaan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

2. Materi yang disampaikan penyiar dalam program-program radio Wadi Fm biasanya berorientasi kepada pencerahan ummat sesuai dengan apa yang terjadi di masyarakat, agar program siaran radio tetap aktual dalam penyampaiannya dan didukung oleh SDM dan narasumber yang berpengalaman dibidangnya, sehingga radio Wadi Fm bisa memberikan program-program yang berkualiatas. Pada penyampaian materi siaran menggunakan Al-Qur’an dan Hadist dan kitab-kitab kuning lainnya. Dalam memberikan materi keagamaan radio Wadi Fm dan dalam penyampaian tema siaran ditentukan dengan narasumber yang bertugas.20

Menurut pengamatan Penulis, materi yang terkandung dalam keseluruhan program radio Wadi ini memberikan suatu nilai tersendiri, karena penyampaian pesan-pesan dakwah senantiasa mengingatkan

19

Wawancara dengan Nanang Suwana (Program Director Wadi), Bogor, 12 Februari 2010.

20


(3)

bagaimana berprilaku, etika, estetika supaya menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah Swt, dalam hal ini juga penulis tekankan bahwa hubungan saling mempengaruhi satu dengan yang lain menjadikan silaturahmi antara pendengar dan pengurus radio Wadi Fm. Maka selain program On-Air ada pula program Off-air yaitu pengajian bulanan radio Wadi yang menambah khasanah keIslaman yang terasa. Disini pengurus radio Wadi Fm merasa bahwa pendengar mempunyai nilai yang sangat berharga dalam memajukan siaran radio Wadi, karena dengan rasa kekeluargaan yang diterima baik menjadikan radio ini dikenal oleh semua kalangan masyarakat.

Dalam analisis ini, penulis berpendapat program keseluruhan radio Wadi sesuai dengan Moeryanto Ginting Munthe, yang menyatakan dalam bukunya “Media Komunikasi Radio”. Untuk membuat pendengar tetap

Tune in, unsur keragaman perlu pula mendapatkan perhatian dalam pembuatan program. Agar perhatian pendengar terus menerus diikat, dalam hal ini perubahan program terus menerus perlu dilakukan, perubahan itu bisa pelakunya, bidang masalahnya dan waktu. Keragaman dalam penyajian sangat diperlukan.21

Penulis melihat bahwa pembuatan program yang telah dijalankan radio Wadi Fm telah sesuai dengan kebutuhan pendengar, selain mempunyai nilai keIslaman yang tinggi dan tidak meninggalkan keduniawian. Akan tetapi dalam pengemasan program setiap enam

21

Moeryanto Ginting Munthe (ed), Media Komunikasi Radio (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h. 98.


(4)

72

bulannya berganti tema sesuai rapat evaluasi yang telah dijalankan radio Wadi Fm. Seperti penuturan Nanang Suwarna, Program Director radio Wadi Fm, bahwa:

“Pada tahapan perencanaan kami melakukan standarisasi sama seperti radio lain, biasanya dilakukan enam bulan sekali untuk evaluasi keseluruhan program dan untuk pengkontrolan, kreatifitas kerja tim dilakukan sebulan sekali, biasanya perencanaan program baru, bisa dilihat dari permintaan pendengar dan tim radio Wadi”.22

3. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan strategi dakwah yang digunakan radio Wadi sudah cukup bagus dan mempunyai peran penting untuk memajukan siaran radio dalam mengembangkan pendidikan keagamaan, pengetahuan, pendidikan, informasi dan hiburan. Akan tetapi strategi yang dijalankan dalam meningkatkan program siaran radio, perlunya ekstra hati-hati dalam menjalankan strategi kedepannya karena bukannya menjadi baik di khawatirkan suatu hal yang tidak diinginkan.

Dalam analisis ini, Penulis menilai startegi radio Wadi mempunyai keterkaitan dengan tujuan startegi yang maksimal sesuai dengan Triton PB yang menyatakan dalam bukunya “Manajemen Strategis” tujuan dan sasaran strategis merupakan unsur strategi yang sangat vital karena pencapaian tujuan dasar dan sasaran strategis ini merupakan acuan yang menjadi dasar pengukuran berhasil atau tidaknya suatu strategi. Apabila salah menentukan tujuan dasar dan sasaran strategis, maka akan salah pula pemilihan alat ukur keberhasilan pencapaian suatu strategi.23

22

Wawancara Pribadi dengan Nanang Suwana, Bogor, 27 April 2010 23


(5)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1 Strategi dakwah yang dilakukan radio Wadi 102 Fm dalam meningkatkan program dakwahnya, sejauh ini terbukti mampu berjalan dengan baik, memperoleh hasil yang sesuai dengan proses dan tahapan-tahapan yang dilalui dengan cara sebaik-baiknya. Setelah berjalan sekian waktu, saat ini terbukti radio Wadi 102 Fm memiliki program-program yang beragam, interaktif, menghibur mencerahkan, menginspirasi, bnayak orang, serta mampu merubah sikap dan prilaku masyarakat yang semula belum mengenal keIslaman secara menyeluruh, maka sekarang sudah banyak masyarakat khususnya pendengar radio Wadi 102 Fm memiliki pengetahuan, pemahaman, serta keIslaman yang mampu menjadi pegangan dan tuntunan hidup beragama berlandaskan Islam sesuai dengan tujuan dakwah.

Selama periode berjalannya radio Wadi 102 Fm ternyata analisis SWOT mampu menjadi tolak ukur yang senantiasa menjadi pengaruh dikala kehilangan kendali, petunjuk dikala kebimbangan melanda serta pegangan yang kokoh dikala kehilangan arah dan tujuannya.

+


(6)

74

B. Saran-saran

Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan berkaitan dengan skripsi ini, yakni:

1. Istiqomah dengan program ke Islaman dan dikemas dengan unik untuk meraih pendengar sebanyak-banyaknya.

2. Berdirinya radio Wadi 102 Fm meskipun terbilang baru, akan tetapi diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan program-program yang bermutu dengan nilai keIslaman yang kuat. Sehingga Wadi Fm dapat memberikan manfaat yang besar kepada pendengar radio Wadi.

3. Radio Wadi Fm diharapkan mengatasi hambatan-hambatan yang ada dan dapat mengambil tindakan yang tepat, sehingga hambatan-hambatan dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin.

4. Untuk kepengurusan agar selalu meningkatkan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia, sumber organisasi, sehingga pembinaan radio Wadi dilakukan terus berlangsung dengan baik.