Pengetahuan Tentang Program Spesifik 1000 Hari Pertama Kehidupan Pada Ibu Hamil Di Bogor

DRAFT SKRIPSI

PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM SPESIFIK
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)
PADA IBU HAMIL DI BOGOR

IRMA RATNA ARMEIDA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM SPESIFIK
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)
PADA IBU HAMIL DI BOGOR

IRMA RATNA ARMEIDA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
Dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi ini
dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor dengan judul “Pengetahuan Program Spesifik 1000 Hari
Pertama Kehidupan pada Ibu Hamil di Bogor”.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada papa dan mama yang selalu

mendoakan dan memberikan kasih sayang yang tulus dan atas semua yang telah
diberikan baik dukungan moril maupun materi selama menempuh pendidikan.
Adik-adik tersayang (Mariska Ratna Sundari,S. Sos, Risky Prana Disastra, Nadila
Ratna Dilasari, Dani Prana Dinata) dan untuk Eko P. Doni, SH yang selalu
memberi semangat dan menjadi inspirasi bagi penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS
selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus pembimbing akademik yang telah
dengan sabar membimbing penulis selama proses penyelesaian skripsi dalam
memberi arahan, kritik, motivasi dan bimbingan. Ucapan terima kasih juga untuk
Prof. Dr. M.Rizal M.Damanik, MRepSc, PhD yang telah bersedia menjadi dosen
pemandu dan penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam
penyempurnaan skripsi ini.
Terima kasih kepada pihak Puskesmas Semplak, Puskesmas Pasir Mulya,
Puskesmas Lewiliang, dan Puskesmas Ciampea, seluruh responden yang
berpartisipasi dalam penelitian ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada
sahabat terbaik Rama Tina, S.Gz, teman-teman sesama tim penelitian Prien dan
Sofya serta teman-teman Alih Jenis Gizi Masyarakat Angkatan 7 atas semua
saran, motivasi, bantuan, dan dukungannya selama ini, serta semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan

pelaksanaan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis dengan terbuka menerima saran
dan kritik berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat.

Bogor, Januari 2016
Irma Ratna Armeida

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengetahuan tentang
Program Spesifik 1000 Hari Pertama Kehidupan pada Ibu Hamil di Bogor adalah
benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016


Irma Ratna Armeida
NIM I14134004

ABSTRAK

IRMA RATNA ARMEIDA. Pengetahuan tentang Program Spesifik 1000 Hari
Pertama Kehidupan pada Ibu Hamil di Bogor. Dibimbing oleh HARDINSYAH.
Pengetahuan ibu yang baik mengenai 1000 HPK penting terutama bagi
kualitas kehamilan maupun kesehatan anak dan merupakan salah satu dasar
terjadinya perubahan perilaku gizi untuk menurunkan masalah gizi. Penelitian ini
bertujuan menganalisis pengetahuan tentang program spesifik 1000 HPK pada
Ibu Hamil di Kota dan Kabupaten Bogor. Responden penelitian sebanyak 100 ibu
hamil di empat puskesmas di Bogor. Data 1000 HPK didapat dengan cara
wawancara terstruktur kepada contoh, antara lain data karakteristik contoh dan
data karakteristik keluarga. Data sekeunder seperti data status hemoglobin
diperoleh dari data rekam medis di Puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar contoh memiliki tingkat pengetahuan program spesifik yang
kurang. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan program
spesifik dengan usia contoh, pekerjaan contoh, paritas, besar keluarga, pekerjaan
suami, pendapatan perkapita. Terdapat hubungan yang signifikan antara

pengetahuan program spesifik dengan pendidikan contoh dan pendidikan suami.
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan program spesifik
terkait masa kehamilan dengan status gizi contoh. Tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan program spesifik terkait masa kehamilan dengan
status hemoglobin contoh di kota. Hasil uji beda menunjukkan terdapat perbedaan
yang signifikan antara pengetahuan program spesifik pada contoh di wilayah kota
dan kabupaten.
Kata kunci: pengetahuan, program spesifik 1000 HPK, ibu hamil, status gizi

ABSTRACT
IRMA RATNA ARMEIDA. The knowledge about Specific Program of 1000 First
Days of Life in Pregnant Women in Bogor. Supervised by HARDINSYAH.
Good knowledge of pregnant women on 1000 HPK is important for
quality pregnancy and children's health, which is a basic for behavior changes to
reduce nutrition problems. This study aimed to analyze the knowledge on the
specific program of 1000 First Day of Life (1000 HPK) in pregnant woman in
City and District of Bogor. Total number of subjects was 100 pregnant women in
four Health Centers of Public of Bogor. Data on knowledge of 1000 HPK was
collected through a structured interview; and data of hemoglobin status based on
secondary data from Health Office. The result show that most of the subjects had

a low level of knowledge on specific programs. There was no significant
correlation between knowledge on specific programs and age, work, parity, family
size, husband's occupation and income per capita. There was a significant
correlation between knowledge on specific programs and educational's pregnant
women and husband's education. There was no significant correlation between

knowledge on specific program and the maternal education as well as pregnant
women's nutritional status. There was no significant correlation between level on
specific program knowledge about maternal education and status of hemoglobin in
urban areas. There was a significant difference between the knowledge on the
specific program of subjects in the city and district area.
Keywords: knowledge, specific program of 1000 HPK, pregnant women,
nutritional status

i

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
METODE
Desain, Tempat, dan Waktu
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakterisitik Contoh
Karakteristik Keluarga
Status Gizi
Pengetahuan Program Spesifik1000 HPK
Hubungan Pengetahuan Program Spesifik dengan Status Gizi
Hubungan Pengetahuan Program Spesifik dengan Karakteristik
Contoh
Hubungan Pengetahuan Program Spesifik dengan Karakteristik
Keluarga

Perbedaan Tingkat Pengetahuan Program Spesifik di Kota dan
Kabupaten
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
ii
1
1
2
3
5
5
5
6
6
8

8
8
11
12
13
22
23
27
31
33
33
33
34

ii

DAFTAR TABEL

1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kategori Variabel Peneltitan
Sebaran contoh berdasarkan karakteristik contoh
Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga contoh
Sebaran contoh berdasarkan status gizi

Sebaran contoh berdasarkan jawaban benar pengetahuan program
spesifik terkait kehamilan
Sebaran contoh berdasarkan jawaban benar pengetahuan program
spesifik terkait perawatan baduta
Sebaran contoh berdasarkan kategori pengetahuan program
spesifik
Sebaran contoh di kota berdasarkan pengetahuan program
spesifik dan status gizi
Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan program spesifik
dengan karakteristik usia contoh
Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan program spesifik
dengan karakteristik pendidikan contoh
Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan program spesifik
dengan karakteristik jenis pekerjaan contoh
Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan program spesifik
dengan karakteristik paritas contoh
Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan program spesifik
dengan karakteristik besar keluarga
Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan program spesifik
dengan karakteristik pendidikan suami
Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan program spesifik
dengan karakteristik pekerjaan suami
Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan program spesifik
dengan karakteristik pendapatan perkapita
Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan program spesifik dan
wilayah domisili

7
9
11
12
13
16
21
22
24
25
26
27
28
29
29
30
31

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran pengetahuan tentang program spesifik 1000
Hari Pertama Kehidupan (HPK) pada ibu hamil di Bogor

4

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pembangunan suatu bangsa pada hakekatnya untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah
peningkatan kualitas manusia. Upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) seharusnya dimulai sedini mungkin sejak janin dalam
kandungan. Masa kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan kualitas
SDM di masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan sejak masa
ini. Penanganan yang tepat pada awal kehidupan anak yang dilahirkan akan
menentukan kualitas hidup mereka di kemudian hari (Mawaddah et al 2006).
Periode seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK), yaitu 270 hari selama
kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya,
merupakan periode sensitif karena masalah yang timbul selama periode ini
sifatnya permanen dan tidak dapat diubah. Salah satu masalah yang akan
ditimbulkan antara lain gangguan pada pertumbuhan fisik, gangguan pertumbuhan
mental dan kecerdasan. Dampak akan terlihat saat usia dewasa yang bisa ditandai
dengan tidak optimalnya ukuran fisik dan kualitas kerja yang tidak kompetitif dan
mumpuni, yang pada akhirnya berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi
(Bappenas 2012).
Hasil Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa prevalensi BBLR di
Indonesia sekitar 10.2 % dan prevalensi balita yang mengalami stunting, wasting,
dan underweight masing-masing sebesar 37.2%, 12.1%,19.6 %. Dalam jangka
pendek dari masalah ini akan menimbulkan yang terganggunya perkembangan
otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam
tubuh. Sedangkan, dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan
adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya
penyakit tidak menular dan disabilitas pada usia tua. Secara tidak langsung, hal ini
akan ada kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia Indonesia, produktifitas,
dan daya saing bangsa kedepannya (Bappenas 2013).
Global SUN Movement bertujuan untuk menurunkan masalah gizi, dengan
fokus pada 1000 HPK yaitu pada ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-23
bulan. Gerakan SUN Movement di Indonesia dikenal dengan Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan
disingkat menjadi Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Adapun
program yang dilakukan pada gerakan 1000 HPK terdiri dari program spesifik dan
program sensitif. Program spesifik dilakukan langsung terhadap kelompok sasaran
1000 HPK oleh sektor kesehatan, yaitu ibu hamil, bayi 0—6 bulan, dan bayi 7—
23 bulan sedangkan program sensitif merupakan kegiatan yang dilakukan lintas
sektor dengan sasaran masyarakat umum, yang dampaknya sensitif keselamatan
proses pertumbuhan dan perkembangan 1000 hari pertama kehidupan (Bappenas
2013a).
Menurut Yuliana et al (2006), tingkat pengetahuan gizi seseorang akan
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku. Dalam arti kata lain, pengetahuan gizi

2
merupakan komponen dan prasyarat penting terjadinya perubahan sikap dan
perilaku gizi untuk menurunkan masalah gizi. Oleh karena itu, diperlukan
pengetahuan ibu yang baik mengenai 1000 HPK mengingat pentingnya peran gizi
pada periode tersebut.
Hasil penelitian Amrin (2011) mengenai pengetahuan dan sikap gizi dan
praktik konsumsi susu terhadap 30 orang ibu hamil di Kota dan Kabupaten Bogor
menunjukkan lebih dari separuh responden (55.7%) mempunyai tingkat
pengetahuan gizi yang kurang. Mengingat pentingnya pengetahuan tentang
program 1000 HPK bagi ibu hamil dan dampaknya pada generasi yang akan
dilahirkan, maka peneliti tertarik untuk mengkaji dan mempelajari pengetahuan
tentang 1000 HPK pada ibu hamil di Bogor.

Tujuan
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengetahuan ibu hamil tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di wilayah
Kota dan Kabupaten Bogor. Tujuan khususnya dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik subjek, paparan media, karakteristik
keluarga, status gizi, dan pengetahuan ibu hamil tentang pengetahuan
program spesifik 1000 HPK mengenai kehamilan dan perawatan anak usia
baduta.
2. Menganalisis hubungan status gizi dengan pengetahuan ibu hamil tentang
pengetahuan program spesifik 1000 HPK mengenai kehamilan.
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik ibu hamil (usia, pendidikan,
pekerjaan, dan paritas) dan karakteristik keluarga dengan pengetahuan ibu
hamil tentang pengetahuan program spesifik 1000 HPK mengenai
kehamilan dan perawatan baduta.
4. Menganalisis perbedaan pengetahuan tentang program spesifik 1000 HPK
mengenai kehamilan dan perawatan baduta pada ibu hamil di wilayah kota
dan kabupaten

Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti
mengenai pengetahuan ibu hamil yang ada di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor
tentang Program Spesifik 1000 Hari Pertama Kehidupan. Informasi ini diharapkan
menjadi dasar pertimbangan untuk perumusan kebijakan dan sosialisasinya di
masyarakat terkait 1000 Hari Pertama Kehidupan. Selain itu, penelitian ini juga
diharapkan akan menambah wawasan ibu hamil tentang prilaku yang sehat selama
kehamilan yang pada nantinya bermanfaat dalam peningkatan status gizi maupun
kesehatan anak hingga dewasa nanti.

3

KERANGKA PEMIKIRAN

Ibu hamil, ibu menyusui, bayi baru lahir dan anak usia di bawah dua tahun
(baduta) merupakan kelompok sasaran untuk meningkatkan kualitas kehidupan
1000 hari pertama manusia. Seribu hari pertama kehidupan adalah periode seribu
hari mulai sejak terjadinya konsepsi hingga anak berumur 2 tahun. Seribu hari
terdiri dari, 270 hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama sejak bayi
dilahirkan. Periode ini disebut periode emas (golden periode) atau disebut juga
sebagai waktu yang kritis, penanganan gizi yang kurang baik selama masa ini
akan menyebabkan permasalahan gizi yang sifatnya siklis dan menyeluruh. Salah
satu program perbaikan gizi untuk mengatasi permasalahan ini dikenal dengan
Gerakan 1000 hari pertama kehidupan. Fokus awal perhatian untuk 1000 HPK ini
dimulai ketika masa kehamilan, untuk itu penting bagi ibu hamil untuk tahu
tentang penanganan gizi yang baik selama masa kehamilan hingga kelahiran dan
anak berusia 0-23 bulan.
Faktor-faktor yang diduga ikut mempengaruhi pengetahuan ibu hamil
tentang 1000 HPK antara lain usia, pendidikan, pekerjaan, dan paritas. Sedangkan
karakteristik keluarga yang turut berkontribusi adalah besar keluarga, pendidikan
suami, pekerjaan suami dan pendapatan keluarga. Selain itu, paparan media yang
didapat ibu hamil dari berbagai media juga memberi peranan terhadap
pengetahuan ibu hamil.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka pengetahuan mengenai
1000 HPK juga akan meningkat. Selain itu, ibu hamil akan bersikap terbuka
dalam menerima informasi yang turut berkontribusi langsung pada pengetahuan.
Pendidikan yang baik diharapkan dapat berdampak terhadap jenis pekerjaan yang
sesuai sehingga bisa memperoleh pendapatan yang layak dan paparan informasi
yang lebih baik. Pendapatan yang layak juga akan memberikan kontribusi yang
sangat berarti terhadap akses informasi dari media. Selain itu, status pekerjaan ibu
hamil dan suami yang akan erat kaitannya dengan kemudahan menerima
informasi terkait 1000 HPK. Tingkat pendapatan perkapita juga diduga sangat
mempengaruhi pengetahuan, pada keluarga dengan pendapatan tinggi terdapat
kecenderungan memiliki kesempatan dan fasilitas yang lebih besar dalam
mengakses informasi.
Diharapkan dengan pengetahuan mengenai 1000 HPK yang baik, maka
seorang ibu akan semakin mengerti akan penanganan gizi selama kehamilan,
kelahiran, hingga generasi yang akan dilahirkan. Hal ini akan dapat mencegah
timbulnya permasalahan gizi di masa yang akan datang.
Penyederhanan kerangka pemikiran secara sistematis pengetahuan ibu
hamil mengenai 1000 Hari Pertama Kehidupan dapat dilihat dalam skema sebagai
berikut:

4
Karakteristik Ibu Hamil:
- Usia
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Paritas
- Paparan media

Karakteristik Keluarga:
- Besar Keluarga
- Pekerjaan
- Pendapatan/kapita/bulan
- Pendidikan suami

Pengetahuan ibu hamil
tentang 1000 HPK

Pengetahuan ibu hamil tentang
Program Spesifik 1000 HPK

Pengetahuan tentang
intervensi pada masa
kehamilan:
- Pemberian TTD dan
pemeriksaan kehamilan
- KIE gizi bagi ibu hamil
- PMT-P untuk ibu hamil
KEK
- KIE penanggulangan
dan pengobatan
kecacingan
- Promosi suplementasi
Kalsium
- Konseling Menyusui

Pengetahuan tentang
intervensi pada kelompok
baduta:
- IMD
- ASI Eksklusif
- Pemberian MP-ASI
diatas usia 6 bulan
- KIE gizi pada anak
- Suplementasi Zink untuk
anak dengan yang
mengalami diare
- Suplementasi kapsul
Vitamin A
- KIE penggunaan garam
beryodium
- PMT-P balita gizi kurang
- KIE penanggulangan dan
pengobatan kecacingan
- Pemantauan pertumbuhan
- Imunisasi

Cakupan capaian sasaran
program (Ibu Hamil)

Status gizi ibu hamil :
- Kadar Hb (mg/dL)
- LLA (Cm)
-

Pengetahuan ibu hamil
tentang Program Sensitif
1000 HPK:
- Penyediaan air bersih
dan sanitasi
- Kawasan bebas rokok
- Keluarga berencana
- Penanggulangan
kemiskinan
- Jaminan Kesehatan
masyarakat
- Edukasi gizi dan
kesehatan
- Ketahanan pangan
- Fortifikasi pangan

5
Keterangan:
= Variabel yang tidak diteliti
= Variabel yang diteliti
= Hubungan yang tidak diteliti
= Hubungan yang diteliti
Gambar 1 Kerangka pemikiran pengetahuan tentang program spesifik 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK) pada ibu hamil di Bogor

METODE

Desain Tempat, dan Waktu
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study.
Penelitian dilakukan pada bulan Mei s/d Juli 2015 yang dilaksanakan di dua
puskesmas terpilih, yaitu Puskesmas Pasir Mulya dan Puskesmas Semplak untuk
daerah Kota Bogor, serta Puskesmas Ciampea dan Puskesmas Leuwiliang untuk
daerah Kabupaten Bogor. Pemilihan tempat dilakukan secara purposif dengan
pertimbangan wilayah kerja yang paling besar dan jumlah kunjungan ibu hamil ke
Puskesmas yang paling banyak, kemudahan akses lokasi dan perolehan izin.

Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh
Penelitian ini menggunakan populasi ibu hamil dengan usia kehamilan
Trimester I,II dan III dengan kriteria inklusi ibu hamil yang terdaftar dan menetap
di lokasi penelitian yang melakukan kunjungan KIA ke puskesmas ataupun yang
datang ke Posyandu pada saat penelitian berlangsung, serta bersedia menjadi
responden penelitian dan diwawancara. Sedangkan yang termasuk kriteria
eksklusi adalah responden yang pindah tempat tinggal saat pengambilan data atau
mengundurkan diri menjadi sampel penelitian. Pengambilan contoh dilakukan
dengan purposive sampling, dengan minimal jumlah contoh dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
n > Zα2 x p x (1-p)
d2
Jumlah contoh diperoleh dengan tingkat kepercayaan yang digunakan (α)
adalah 0,05 dan estimasi toleransi (d) sebesar 10%. Jumlah minimal sampel yang
diperoleh adalah 95 ibu hamil yang diperoleh dengan menggunakan prevalensi (p)
ibu hamil dengan tingkat pengetahuan gizi kurang di daerah pedesaan dan
perkotaan di Bogor yaitu sebesar 55.7 % (Amrin 2011). Namun jumlah sampel
keseluruhan yang diambil di lokasi penelitian menjadi 100 sampel, 50 sampel

6
yang berasal dari wilayah kota dan 50 sampel yang berasal dari wilayah
kabupaten.

Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner
yang dilakukan terhadap ibu hamil yang menjadi contoh dalam penelitian ini.
Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik contoh dan karakteristik keluarga.
Karakteristik contoh meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan paparan
media. Karakteristik keluarga meliputi besar keluarga, pendidikan dan pekerjaan
serta pendapatan/kapita/bulan. Pengetahuan gizi ibu hamil diperoleh dengan
menilai jawaban contoh terhadap pertanyaan mengenai program spesifik 1000
hari pertama kehidupan.
Data sekunder yang digunakan adalah data mengenai status Hb ibu hamil
yang didapat dari pemeriksaan langsung dari Puskesmas yang tercantum dalam
register rekam medis ataupun pencatatan pemeriksaan kadar Hb di buku KIA.
Data LLA ibu hamil di dapat dengan cara pengukuran langsung terhadap contoh
untuk melihat status gizi contoh.

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Pengolahan
data dimulai dari editing, coding, entri, cleaning dan selanjutnya dianalisis.
Coding dilakukan dengan cara menyusun code-book sebagai panduan entri dan
pengolahan data. Selanjutnya dilakukan entri data kemudian dilakukan cleaning
data untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Analisis
data diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Excell dan
Statistical Program for Social Sciences (SPSS) versi 13 for windows.
Uji beda berdasarkan wilayah untuk setiap data yang tersebar normal
menggunakan uji Independent Sample T-test. Korelasi antara variabel yang
tersebar normal diuji menggunakan Pearson dan korelasi antara variabel yang
tersebar acak diuji menggunakan Spearman.
Karakteristik contoh meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan, paritas.
Usia dibedakan menjadi >20 tahun; 20-35 tahun; dan 80%); sedang (skor 60-80%); dan kurang (skor 23.5 cm menunjukan keadaaan gizi normal. Selain itu, status
gizi juga didapat dari hasil pemeriksaan kadar Hb darah, hasil dikategorikan
anemia apabila kadar Hb ibu hamil < 11 gr/dl dan tidak anemia bila kadar Hb ibu
hamil > 11 gr/dl. Namun, data kadar Hb ibu hamil yang bisa dianalisis hanya data
yang di kota saja, karena ketidaklengkapan data kadar Hb ibu hamil yang di
kabupaten.
Secara ringkas dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:
Tabel 1 Kategori variabel penelitian
No.
1.

2.
3.

4.

5.

6.

Variabel
Paritas

1.
2.
3.
Besar keluarga
1.
2.
Pendidikan formal
1.
2.
3.
4.
5.
Pekerjaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Status gizi ibu hamil
1.
- Lingkar Lengan Atas 2.
- Kadar Hb
1.
2.
Pengetahuan program 1.
spesifik 1000 HPK
2.
3.

Kategori
< 1 kali
1-2 kali
> 2 kali
Besar (> 4 orang)
Kecil (≤ 4 orang)
Tidak Tamat SD
Tamat SD/sederajat
Tamat SMP/sederajat
Tamat SMA/sederajat
Tamat Perguruan Tinggi
PNS
Wirausaha
TNI/ABRI
Pegawai Swasta
Buruh
Tidak bekerja/Ibu rumah tangga
KEK jika LLA< 23.5cm
Normal jika LLA ≥23.5cm
Anemia jika < 11 gr/dl
Normal jika ≥ 11 gr/dl
Kurang 80

Sumber

BKKBN
1996
-

-

Supariasa
2001

Mawaddah et
al 2006

8
Definisi Operasional
Ibu hamil adalah perempuan yang sedang mengandung dengan usia kehamilan
Trimester I, II dan III.
Umur adalah bilangan yang dinyatakan dalam tahun, dihitung dari tahun
kelahiran hingga saat penelitian.
Paritas adalah jumlah kehamilan dan lahir hidup yang pernah dialami oleh ibu
hamil.
Karakteristik keluarga adalah keragaan keluarga ibu hamil yang ditunjukkan
oleh tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, pekerjaan dan besar keluarga
Besar keluarga adalah banyaknya anggota dalam satu keluarga ibu hamil yang
keluarga kecil (≤ 4 orang), dan keluarga besar (> 4 orang).
Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh ibu
hamil/keluarga.
Pekerjaan adalah mata pencaharian ibu hamil /keluarga.
Pendapatan perkapita adalah jumlah pendapatan perkapita anggota keluarga
yang tinggal dalam satu rumah.
Paparan media adalah sumber media informasi yang paling sering digunakan
diakses oleh ibu hamil baik itu media massa ataupun media elektronik.
Pengetahuan 1000 HPK adalah pemahaman dan wawasan contoh mengenai
program 1000 HPK.
Pengetahuan Program spesifik 1000 HPK adalah pemahaman dan wawasan ibu
hamil mengenai intervensi dalam program spesifik 1000 HPK yang
mencakup intervensi selama masa kehamilan, perawatan baduta.
Pengetahuan kehamilan adalah pemahaman dan wawasan ibu hamil tentang gizi
dan kesehatan.
Pengetahuan perawatan baduta adalah pemahaman dan wawasan ibu hamil
tentang baduta.
Status gizi contoh adalah keadaan kesehatan tubuh ibu hamil yang diakibatkan
oleh konsumsi, absorpsi dam penggunaan zat gizi yang ditentukan melalui
ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) dan kadar Hb.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Contoh
Karakteristik contoh yang dianalisis meliputi umur, pendidikan, jenis
pekerjaan, paritas, usia kehamilan dan paparan media. Berikut disajikan data
karakteristik keluarga contoh.

9
Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik contoh
Karakteristik
Contoh
Usia
35 tahun
Jumlah
Rata-rata±SD
Pendidikan

Kota

n

Jumlah
%

%

3
42
5
50

6.0
84.0
10.0
100.0

6
12.0
42
84.0
2
4.0
50
100.0
26.1±5.7

9
9.0
84
84.0
7
7.0
100
100.0
27.4±5.7

28.6±5.5

n

Kabupaten
%

N

SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi

10
7
22
11

20.0
14.0
44.0
22.0

17
19
12
2

34.0
38.0
24.0
4.0

27
26
34
13

27.0
26.0
34.0
13.0

Jumlah
Jenis Pekerjaan
Karyawan Swasta
Buruh
Wirausaha
PNS
Tidak Bekerja
Jumlah
Paritas
2x
Jumlah
Usia Kehamilan
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Jumlah
Paparan media
TV
Handphone
(Online)
Media cetak

50

100.0

50

100.0

100

100.0

5
1
3
1
40
50

10.0
2.0
6.0
2.0
80.0
100.0

0
0
1
0
49
50

0
0
2.0
0
98.0
100.0

5
1
4
1
89
100

5.0
1.0
4.0
1.0
89.0
100.0

21
28
1
50

42.0
56.0
2.0
100.0

24
22
4
50

48.0
44.0
8.0
100.0

45
50
5
100

45.0
50.0
5.0
100.0

8
25
17
50

16.0
50.0
34.0
100.0

15
29
6
50

30.0
58.0
12.0
100.0

23
54
23
100

23.0
54.0
23.0
100

50

100.0

48

96.0

98

98.0

24

48.0

12

24.0

36

36.0

27

54.0

5

10.0

32

32.0

Usia berkaitan erat kematangan berfikir seseorang yang berpengaruh dalam
pengambilan suatu keputusan untuk menentukan jenis aktifitas yang paling tepat.
Seseorang yang masih muda memiliki produktifitas yang lebih baik jika
dibandingkan dengan seseorang yang berusia lebih tua, hal ini dikarenakan masih
baiknya kesehatan dan kondisi fisik pada orang yang berusia lebih muda
(Khomsan et al 2009). Sebagian besar usia contoh termasuk ke dalam usia 20-35
tahun, dengan persentase contoh yang usianya < 20 tahun lebih tinggi pada contoh
di kabupaten. Namun untuk persentase kategori usia >35 tahun lebih tinggi di
kota. Rata-rata usia untuk contoh di kota 28.6±5.5 tahun dan 26.1±5.7 tahun untuk
contoh di kabupaten.
Sebagian besar contoh memiliki tingkat pendidikan dalam kategori SMP
dan SMA. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan diduga dipengaruhi oleh lokasi
geografis dan kondisi ekonomi keluarga. Orang yang tinggal di daerah kabupaten
akan memiliki akses terbatas terhadap berbagai fasilitas pendidikan. Hal ini

10
terlihat bahwa contoh yang di kota memiliki kecenderungan tingkat pendidikan
yang lebih tinggi daripada contoh yang di kabupaten. Diketahui bahwa contoh
yang di kota berpendidikan SMA lebih banyak bila dibandingkan dengan
kabupaten. Selain itu, juga terdapat 22.0% contoh di kota berpendidikan hingga
perguruan tinggi, dan hanya terdapat 4.0% untuk contoh di kabupaten. Ulfa
(2006) mengatakan bahwa tingkat pendidikan formal ibu berbanding lurus dengan
tingkat pengetahuannya, sebab semakin tinggi tingkat pendidikan formal ibu akan
sejalan dengan peningkatan wawasan berfikirnya yang akan menyebabkan lebih
banyak informasi yang diserap.
Sebagian besar contoh diketahui tidak bekerja dengan persentase di kota
lebih besar dibanding kabupaten. Sebanyak 2.0% contoh di kota bekerja sebagai
buruh dan PNS dan hanya 2.0% contoh di kabupaten bekerja sebagai wirausaha.
Khomsan et al (2006) berpendapat bahwa jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang
memiliki hubungan dengan pendapatan yang diterima, karena itu menjadi salah
satu faktor penentu kualitas dan kuantitas makanan dan kesehatan. Pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga memungkinkan pengalokasian waktu yang lebih besar
untuk memperhatikan konsumsi, kesehatan diri dan keluarga.
Persentase terbesar contoh termasuk ke dalam kategori paritas pada rentang
1-2 kali, contoh yang memiliki paritas 1-2 kali lebih banyak di kota daripada
contoh di kabupaten. Sebagian kecil termasuk ke dalam kategori paritas >2 kali.
Budiman (2014) mengatakan bahwa paritas merupakan faktor penting yang
berkaitan dengan pengalaman. Paritas diperkirakan ada kaitannya dengan arah
pencarian informasi, hal tersebut akan memberikan arah pencarian yang dapat
dihubungkan dengan pengaruh pengalaman sendiri maupun orang lain yang bisa
mempengaruhi prilaku.
Kategori usia kehamilan dibagi berdasarkan atas tiga kelompok besar, yaitu
Trimester I untuk contoh dengan usia kehamilan 0-12 minggu, Trimester II untuk
contoh dengan usia kehamilan 13-24 minggu dan Trimester III untuk contoh
dengan usia kehamilan 25-37 minggu. Sebagian besar contoh mempunyai usia
kehamilan yang tergolong Trimester ke-II. Usia kehamilan contoh yang paling
sedikit untuk wilayah kota ada pada kategori usia kehamilan Trimester I, dan
Trimester III untuk wilayah kabupaten.
Secara umum, contoh yang berasal dari daerah kota lebih banyak yang
terpapar media bila dibandingkan dengan contoh yang berasal dari wilayah
kabupaten. Contoh yang berasal dari daerah kota sebagian besar sudah terpapar
media televisi dan persentase terkecil ada pada media Handphone dengan fitur
internet yang bisa diakses sepanjang waktu, sedangkan persentase contoh yang
paling sedikit pada daerah di kabupaten terdapat pada media cetak.
Berdasarkan penelitian terdapat gambaran bahwa contoh yang mempunyai
media elektronik TV di rumah lebih sering mengakses berita umum baik itu yang
berkenaan dengan ekonomi ataupun politik, dan juga infotainment serta sinetron
televisi. Contoh yang tersedia media Handphone yang di dukung dengan fitur
internet, akses yang sering dilakukan lebih kepada media sosial seperti Facebook.
Pemanfaatan internet untuk browsing bacaan-bacaan yang berkenaan dengan
kesehatan selama kehamilan jarang dilakukan. Paparan contoh yang berkenaan
dengan program spesifik umumnya lebih kepada media cetak yang memuat
tulisan-tulisan yang terkait di dalamnya, seperti buku KIA, tabloid ataupun koran,

11
termasuk juga pamflet, poster ataupun brosur yang biasa terpajang di
Puskesmas/Posyandu dan di jalan-jalan.

Karakteristik Keluarga
Karakteristik keluarga yang dianalisis meliputi besar keluarga, pendapatan
per kapita, dan pendidikan orang tua. Data mengenai sebaran contoh berdasarkan
karakteristik keluarga dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga contoh
Karakteristik Keluarga
Besar Keluarga
Besar (>4 orang)
Kecil (≤4 orang)
Jumlah
Tingkat Pendidikan suami

SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
Jumlah
Jenis Pekerjaan suami
Karyawan Swasta
Wirausaha
PNS
Buruh
Jumlah
Pendapatan perkapita (Rp)
1 500 000
Jumlah
x±SD(Rp/Kap/bulan)

n

Kota
%

Kabupaten
n
%

Jumlah
n
%

7
43
50

14.0
86.0
100.0

9
41
50

18.0
82.0
100.0

16
84
100

16.0
84.0
100.0

2
10
29
9
50

4.0
20.0
58.0
18.0
100.0

16
17
14
3
50

32.0
34.0
28.0
6.0
100.0

18
27
43
12
100

18.0
27.0
43.0
12.0
100.0

33
5
0
12
50

66.0
10.0
0.0
24.0
100.0

11
17
2
20
50

22.0
34.0
4.0
40.0
100.0

44
22
2
32
100

44.0
22.0
2.0
32.0
100.0

5
10.0
28
56.0
17
34.0
50
100.0
1 020 911
± 636 165

19
29
2
50

38.0
58.0
4.0
100.0
616 376
±293 703

24
24.0
57
57.0
19
19.0
100
100.0
818 643
±533 226

Ukuran rumah tangga adalah jumlah anggota rumah tangga yang tinggal
dalam satu rumah dan menggunakan sumber daya yang sama dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Secara keseluruhan, sebagian besar subjek termasuk dalam
kategori keluarga kecil. Terdapat 14.0% contoh di kota dan 18.0% contoh di
kabupaten yang termasuk dalam kategori keluarga besar.
Proporsi terbesar tingkat pendidikan suami contoh berpendidikan
menengah (SMP dan SMA). Pendidikan suami contoh di kota cenderung lebih
tinggi bila dibandingkan dengan di kabupaten, terlihat dengan suami contoh yang
tamat SMA lebih banyak di kota daripada di kabupaten. Bahkan sebanyak 18.0%
contoh di kota berpendidikan hingga perguruan tinggi, dan hanya sekitar 6.0%
untuk contoh di kabupaten. Seperti yang dikatakan oleh Khomsan (2009) bahwa
ketidakmerataan tingkat kesejahteraan ditimbulkan dengan adanya ketimpangan
yang cukup tinggi terjadi antara daerah perkotaan dan pedesaan. Hal ini

12
memberikan indikasi bahwa sebenarnya manfaat hasil pembangunan yang
diterima oleh rumah tangga pedesaan tidak memadai dibanding dengan perkotaan,
pada akhirnya hanya akan memberi efek pada peningkatan produktifitas rumah
tangga yang salah satunya melalui pengeluaran untuk pendidikan.
Salah satu sumber pendapatan dalam keluarga tergantung pada jenis
pekerjaan. Pekerjaan ini sendiri memiliki hubungan dengan tingkat pendidikan
dan akan mempengaruhi kehidupan sosial ekonominya. Adanya pekerjaan tetap
dalam suatu keluarga, secara otomatis pendapatan keluarga tersebut setiap bulan
akan relatif terjamin (Khomsan 2009). Jenis pekerjaan suami contoh tersebar
dalam 4 kategori diantaranya karyawan swasta, wirausaha, PNS dan buruh.
Sebagian besar suami contoh bekerja sebagai karyawan swasta, sisanya tersebar
sebagai wirausaha, PNS dan buruh. Mayoritas suami contoh di kota bekerja
sebagai karyawan swasta, sedangkan suami contoh di kabupaten umumnya
bekerja sebagai buruh. Persentase terkecil suami contoh yang tinggal di kota
bekerja sebagai wirausaha (10.0%), sedangkan suami contoh yang tinggal di
kabupaten bekerja sebagai PNS (4.0%).
Menurut Badan Pusat Statistik (2014), garis kemiskinan di Provinsi Jawa
Barat ditetapkan sebesar Rp 291 474/kap/bulan. Apabila dibandingkan, rata-rata
pendapatan perkapita perbulan di kota dan di kabupaten Bogor masih berada di
atas garis kemiskinan Provinsi Jawa Barat tahun 2014. Lebih dari separuh
keluarga contoh memiliki pendapatan perkapita perbulan yang ada pada rentang
Rp.500 000 - Rp.1 000 000 dengan rata-rata Rp. 818 643±533 226. Terdapat 34.0%
contoh di kota dan hanya 4.0% contoh di kabupaten yang memiliki kategori
pendapatan perkapita >1 500 000.

Status gizi
Sebagian besar contoh memiliki Lingkar Lengan Atas yang dikategorikan
normal dengan persentase terbesar ada pada contoh di kota, hanya terdapat 16.0%
contoh yang diketahui KEK untuk contoh yang di kota dan sebanyak 28.0% untuk
contoh di kabupaten. Data mengenai sebaran contoh berdasarkan status gizi dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan status gizi
Kota
Kabupaten
Jumlah
N
%
n
%
n
%
Lingkar lengan atas
KEK (