Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Berbasis Balanced Scorecard Pada Dinas Bina Marga Dan Sumber Daya Air Kota Bogor
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI
BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA DINAS
BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA BOGOR
AHMAD KHAIRI
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengukuran
Kinerja Organisasi Berbasis Balanced Scorecard pada Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air Kota Bogor adalah benar hasil karya saya dengan arahan dari
dosen pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan di daftar pustaka pada bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya ini kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Ahmad Khairi
NIM H24134073
ABSTRAK
AHMAD KHAIRI. Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Berbasis Balanced
Scorecard Pada Dinas Bina Marga Dan Sumber Daya Air Kota Bogor. Dibimbing
oleh LINDAWATI KARTIKA.
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor merupakan perangkat
daerah yang melaksanakan tugas urusan teknis di bidang bina marga dan sumber
daya air. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menyusun sistem alignment organisasi
pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor (2) Memformulasikan
rancangan peta strategi berdasarkan pendekatan BSC. (3) Mengukur pencapaian
kinerja dan inisiatif strategis pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota
Bogor tahun 2014. Data primer bersumber dari kuesioner, wawancara dan data
sekunder bersumber dari laporan kinerja instansi, tesis, dan jurnal. Metode
pengambilan sampel yaitu nonprobabability sampling dengan teknik purposive
sampling. Metode pengolahan dan analisis data berbasiskan BSC menggunakan
bantuan Microsoft Excel 2007. Hasil penelitian mengindikasikan kinerja Dinas
Bina Marga dan Sumber Daya Air masih rendah dengan nilai 36.87%
diekspresikan dengan warna merah. Kinerja ini dapat diperbaiki dengan
menerapkan program berupa inisiatif strategis terutama pada Indikator Kinerja
Utama yang masih rendah.
Kata kunci : balance scorecard, microsoft excel, pengukuran kinerja
ABSTRACT
AHMAD KHAIRI. The Analysis on Measuring the Organization Performance
Based on Balanced Scorecard at Bina Marga and Bogor Water Resources
Department. Supervised by LINDAWATI KARTIKA.
Bina Marga and Bogor Water Resources is a regional department to
implement technical duties on road and water resources management. The
purposes of this study are : (1) Designing organizational alignment system at Bina
Marga and Bogor Water Resources Department (2) Formulating strategy design
map based on BSC approach (3) Measuring performance achievement and
initiative strategic at Bina Marga and Bogor Water Resources department in 2014.
The primary data was obtained from questionnaires, interviews and secondary
data was obtained from performance reports, theses, and journal. This study used
nonprobabability sampling method with purposive technique. Analysis tools and
data processing based from balanced scorecard with the assistance microsoft excel
2007. The results of this studies indicated the performance of Bina Marga and
Bogor Water Resources is still low with 36.87% value expressed in red. This
performance can be improved by implementing a program of strategic initiatives,
espesially at key performance indicator are still low.
Keywords : balance scorecard, microsoft excel, performance measurement
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI
BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA DINAS BINA
MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA BOGOR
AHMAD KHAIRI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2015 ialah Analisis
Pengukuran Kinerja Organisasi Berbasis Balanced Scorecard pada Dinas Bina
Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan Ibu Lindawati Kartika, SE, MSi selaku
pembimbing atas arahan dan bimbingannya, kepada Ibu Hardiana Widyastuti,
SHut, MM serta Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM sebagai dosen penguji atas saran
dan masukannya. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Dra
Puji Astuti, MSi selaku kepala bagian umum dan kepegawaian, Ibu Ratu Vivi
Silviani, ST MSi selaku kepala seksi pengendalian dan pengujian laboratorium,
dan semua pihak dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor yang
telah membantu selama pengumpulan data di lapangan. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada bapak, ibu, adik, keluarga, sahabat dan teman satu
perjuangan skripsi atas segala doa, semangat dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2016
Ahmad Khairi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
3
Kinerja Organisasi
3
Konsep Indikator Kinerja Utama
4
Konsep Balanced Scorecard
4
Hasil Penelitian Relevan
4
METODE PENELITIAN
5
Kerangka Pemikiran Penelitian
5
Tahapan Penelitian
7
Lokasi dan Waktu Penelitian
9
Pengumpulan Data
9
Metode Pengambilan Sampel
9
Metode Pengolahan dan Analisis Data
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
Gambaran Umum
11
Alignment/Penyelarasan Organisasi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
14
Pengukuran Kinerja perspektif Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
18
Perancangan Peta Strategi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
21
Pengukuran skor keseluruhan perspektif Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
22
SIMPULAN DAN SARAN
25
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
28
RIWAYAT HIDUP
43
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Capaian Kinerja Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor tahun 2013
Model Penilaian SMART-C
Skala pembobotan pada pairwise comparison
Kerangka Pengukuran Kinerja
Hasil pengukuran perspektif keuangan
Hasil pengukuran perspektif pelanggan
Hasil pengukuran Kinerja Perspektif Manajemen Internal
Hasil pengukuran perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
Hasil skor keseluruhan perspektif Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Inisiatif strategis perspektif keuangan
Inisiatif strategi perspektif pelanggan
Inisiatif strategi perspektif manajemen internal
1
10
10
11
18
19
19
20
22
23
23
24
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
Kerangka pemikiran penelitian
Tahapan Penelitian
Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Alignment visi ke misi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Alignment misi ke tujuan Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Alignment tujuan ke sasaran strategis Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Alignment sasaran strategis dan IKU Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Peta Strategi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
6
8
12
14
15
16
17
21
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
Kuesioner Pembobotan IKU Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Kartu Skor Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Penetapan IKU berdasarkan prinsip SMART-C
Pembobotan perspektif balanced scorecard
Pengukuran kinerja Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Kriteria Penilaian Kinerja Dinas Bina Marga dan Sumber daya Air Kota Bogor
29
33
36
37
39
42
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengukuran kinerja merupakan kriteria kinerja yang mengacu pada penilaan
kinerja secara langsung, sehingga formatnya lebih bersifat kuantitatif. Instrumen
tersebut digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan. Pada instansi pemerintah
yang menjadi alat pelaporan atas kinerja adalah Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dilaporkan secara periodik. LAKIP merupakan
dokumen pengukuran kinerja untuk menilai tingkat kinerja yang dicapai sesuai
dengan rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah
ditetapkan. Kinerja instansi pemerintahan adalah gambaran pencapaian sasaran
ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi
instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
LAKIP sebagai dokumen pengukuran kinerja harus memuat indikator
keberhasilan kinerja instansi dalam mencapai sasaran strategi yang telah
ditetapkan dalam rencana strategis.
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor merupakan perangkat
daerah yang melaksanakan tugas urusan teknis di bidang bina marga dan sumber
daya air. Instansi pemerintah ini berfungsi membangun dan meningkatkan sarana
dan prasarana publik sistem transportasi dengan tujuan memenuhi ketersediaan
sarana dan prasarana publik secara baik seperti : prasarana jalan, jembatan, irigasi,
dan pengelolaan sumber daya air. Dalam penyelenggaraan tugasnya Dinas Bina
Marga dan Sumber Daya Air diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor
13 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah serta Peraturan Walikota
Bogor Nomor 53 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja dan
Uraian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas Bina Marga dan Sumber
Daya Air Kota Bogor.
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor sebagai salah satu
instansi pemerintah dilingkungan Pemerintah Kota Bogor dituntut memiliki
Laporan Akuntabilitas Kinerja yang merupakan tolak ukur dan evaluasi laporan
dalam menjalankan serangkaian program dan kegiatan selama satu tahun.
Berdasarkan LAKIP 2013 diketahui tingkat capaian kinerja Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Kota Bogor seperti yang terlihat pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1 Capaian kinerja Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor tahun 2013
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Sasaran
Terwujudnya sasaran dan
prasarana transportasi yang
layak dan berkualitas
Ketersediaan dokumen perencanaan
pembangunan,
peningkatan
dan
pemeliharaan jalan, drainase, dan
jembatan
Panjang jaringan jalan, drainase, dan
jembatan yang ditingkatkan
Panjang lahan yang disediakan untuk
peningkatan jalan dan jembatan
Target
Kinerja 2013
Realisasi
Ketercapaian
100%
100%
√
15.2 Km
12.817 Km
X
0.24 Km
0.24 Km
√
2
Lanjutan Tabel 1 Capaian kinerja Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor tahun 2013
Sasaran Strategis
Meningkatkan
kondisi
infrastruktur sumber daya air
a
Indikator Kinerja Sasaran
Panjang jalan yang berkualitas baik
Panjang pedestrian yang berkualitas
baik
Jumlah jembatan yang berkualitas
Tingkat penyediaan sarana prasarana
kebinamargaan
Jumlah perencanaan pembangunan,
peningkatan dan pemeliharaan jalan,
drainase, jembatan
Panjang lahan yang disediakan untuk
pembangunan jalan dan jembatan
Panjang jaringan jalan yang terbangun
Panjang drainase yang disediakan
Panjang jembatan yang disediakan
Panjang trotoar yang tersedia
Ketersediaan dokumen perencanaan
teknis pengembangan, pengelolaan dan
konservasi danau/situ
Luas lahan danau/situ dan kolam retensi
Jumlah danau/situ dan kolam retensi
berkondisi baik
Terbangunnya danau atau situ dan
kolam retensi
Ketersediaan dokumen perencanaan
teknis pengembangan, pengelolaan dan
jaringan irigasi dan sungai
Luas lahan untuk peningkatan kapasitas
saluran, sungai, dan jaringan irigasi
Panjang saluran sungai dan jaringan
irigasi dengan kapasitas memadai
(peningkatan sepanjang 3 km)
Panjang saluran dan sungai berkondisi
baik
Penurunan luas kawasan rawan
genangan dan banjir
Target
Kinerja 2013
Realisasi
Ketercapaian
635 Km
321.1 Km
X
20 Km
16.089 Km
X
30 unit
26 unit
X
100%
98.33%
X
100%
100%
√
2.30 Km
0.61 Km
X
2.3 Km
0.55 Km
2.5 Km
2.25 Km
1 unit
1 unit
1.33 Km
1.15 Km
X
X
√
X
100%
100%
√
19.4 ha
16.4 ha
X
6 situ
3 situ
X
1 unit
kolam
0 unit
kolam
X
100%
100%
√
25.783 M2
0 M2
X
2.25 Km
5.9 Km
√
292 km
174.54 km
X
22 ha
32 ha
√
Sumber : LAKIP Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor 2013
Keterangan : √ = Sudah Tercapai
X = Belum Tercapai
Berdasarkan laporan capaian kinerja tahun 2013 pada Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air Kota Bogor tersebut dapat dilihat bahwa indikator kinerja yang
sudah tercapai sebesar 36% dan belum tercapai sebesar 64%. Evaluasi yang
dilakukan yaitu melanjutkan program yang belum mencapai target pada tahun
selanjutnya, melaksanakan monitoring untuk mengetahui progres agar kendala
dapat direspon lebih cepat, peningkatan sarana baik kualitas dan kuantitas untuk
menunjang percepatan dan ketepatan pencapaian target. Dari permasalahan
tersebut diperlukan suatu pengukuran kinerja organisasi secara lebih mendalam
dari yang dilaksanakan selama ini. Pengukuran kinerja yang akan dilakukan
dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard (BSC). Suatu alat analisis
pengukuran yang komprehensif dan seimbang dalam mengukur kinerja yang telah
dicapai, terdiri dari empat perspektif yaitu finansial, pelanggan, manajemen
internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran.
3
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah adalah sebagai berikut : (1) Bagaimana sistem alignment organisasi pada
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor ? (2) Bagaimana rancangan
peta strategi dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor
berdasarkan pendekatan BSC ? (3) Bagaimana pencapaian kinerja dan inisiatif
strategis pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air tahun 2014 berdasarkan
pendekatan BSC.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Menyusun sistem
alignment organisasi pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor.
(2) Memformulasikan rancangan peta strategi dari Dinas Bina Marga dan Sumber
Daya Air Kota Bogor menggunakan pendekatan BSC. (3) Mengukur pencapaian
kinerja dan inisiatif strategis pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota
Bogor tahun 2014 berdasarkan pendekatan BSC.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: (1) Bagi Dinas
Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan alternatif pengukuran kinerja yang lebih komprehensif dan
seimbang. (2) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan khususnya tentang Balanced Scorecard.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada penyusunan sistem alignment
organisasi, memformulasikan rancangan peta strategi, dan pengukuran kinerja
2014 dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard.
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Organisasi
Kinerja organisasi merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis
suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika suatu organisasi
mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang telah ditetapkan
(Moeheriono, 2009).
4
Konsep Indikator Kinerja Utama
Menurut Moeheriono (2012), Indikator Kinerja Utama adalah sekumpulan
indikator yang dianggap sebagai indikator kinerja kunci baik yang bersifat
finansial maupun non finansial untuk melaksanakan operasional pada suatu
organisasi. Balanced Scorecard harus menjelaskan strategi unit bisnis secara
keseluruhan. Hal ini dilaksanakan dengan menggabungkan ukuran hasil atau
Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan faktor pendorong kinerja melalui
serangkaian hubungan sebab akibat. Ukuran hasil cenderung menjadi lagging
indicator menjelaskan tujuan utama strategi dan merupakan upaya jangka pendek
telah memberikan hasil yang diharapkan. Kemudian ukuran faktor pendorong
kinerja merupakan leading indicator yang menjelaskan kepada seluruh partisipan
perusahaan apa yang mereka harus lakukan hari ini untuk menciptakan nilai
tambah di masa depan. (Kaplan dan Norton, 2000)
Konsep Balanced Scorecard
Menurut Kaplan dan Norton (2000), Balanced Scorecard merupakan alat
analisis pengukuran kinerja yang mampu menterjemahkan misi dan strategi
kedalam berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun kedalam 4 perspektif :
finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran.
Scorecard memberi kerangka kerja, bahasa untuk mengkomunikasikan misi dan
strategi serta menggunakan pengukuran untuk memberi informasi kepada para
pekerja tentang tentang faktor yang mendorong keberhasilan saat ini dan masa
yang akan datang. Kerangka balanced scorecard tidak hanya terbatas untuk
organisasi bisnis, akan tetapi organisasi publik juga dapat menggunakannya
dengan penempatan tumpuan yang berbeda. Jika dalam organisasi bisnis
tumpuannya adalah perspektif keuangan, maka dalam organisasi sektor publik
tumpuannya adalah perspektif pelanggan. Tujuan utama organisasi publik adalah
bukan untuk maksimalisasi hasil finansial, tetapi menjaga keseimbangan
pertanggungjawaban finansial (anggaran) melalui pelayanan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan (stakeholder) sesuai dengan visi misi organisasi pemerintah
dengan pertimbangan organisasi pemerintah cenderung menekankan “pelayanan
publik” yang berkualitas.
Hasil Penelitian Relevan
Prima (2014) melakukan penelitian dengan judul rancangan strategis
pengukuran kinerja berbasis balanced scorecard pada Inspektorat Jenderal
Kementerian Kehutanan. Hasil penelitian tersebut adalah peta strategi Inspektorat
Jenderal Kementerian Kehutanan, urutan perspektif yang pertama yaitu pelanggan
berikutnya adalah perspektif manajemen internal dan pada posisi terbawah
terdapat perspektif keuangan dan pertumbuhan pembelajaran. Hal ini
menggambarkan bahwa peran Inspektorat Jenderal terhadap stakeholder baik
satuan kerja pusat maupun daerah serta masyarakat perlu diprioritaskan.
Okviyesha (2014) melakukan penelitian dengan judul analisis pengukuran
kinerja organisasi menggunakan balanced scorecard (studi kasus Badan
Penelitian Pengembangan dan Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI). Hasil penelitian tersebut adalah peta strategi menunjukkan
5
hubungan sebab akibat antar sasaran strategis pada setiap perspektif. Perspektif
pelanggan berada di posisi teratas pada peta strategi Balitfo menyusul dibawahnya
perspektif manajemen internal dan pada posisi paling bawah terdapat perspektif
keuangan dan pertumbuhan pembelajaran.
Wayan (2013) dalam penelitian berjudul analisis pengukuran kinerja
perusahaan dengan konsep balanced scorecard (studi kasus PT Wijaya Karya)
hasil penelitian adalah kinerja keuangan WIKA lebih baik dibanding tahun
sebelumnya. Kinerja kepuasan customer, proses bisnis internal dan kepuasan
karyawan menunjukkan hasil yang baik. Manajemen yang baik adalah alasan
WIKA mampu meningkatkan kinerjanya agar sesuai visi dan misi perusahaan.
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Penelitian
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor merupakan perangkat
daerah yang melaksanakan tugas urusan teknis di bidang Bina Marga dan Sumber
Daya Air. Instansi pemerintah ini berfungsi membangun dan meningkatkan sarana
dan prasarana publik, dengan tujuan memenuhi ketersediaan sarana dan prasarana
publik seperti : prasarana jalan, jembatan, dan pengelolaan sumber daya air.
Berdasarkan laporan kinerja tahun 2013 Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air
Kota Bogor menetapkan dua sasaran strategis diantaranya terwujudnya sarana dan
prasarana transportasi yang layak dan berkualitas, serta sasaran srategis
selanjutnya yaitu meningkatkan kondisi infrastruktur sumber daya air. Sedangkan
untuk indikator kinerja sasarannya diantaranya terdiri dari ketersediaan dokumen
perencanaan pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan, drainase, dan
jembatan, ketersediaan dokumen perencanaan teknis pengembangan, pengelolaan
dan konservasi danau/situ, ketersediaan dokumen perencanaan teknis
pengembangan, pengelolaan jaringan irigasi dan sungai.
Balanced scorecard merupakan salah satu alat manajemen untuk merancang
strategi dan mengukur kinerja secara komprehensif melalui empat perspektif yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan untuk mencapai tujuan organisasi
berdasarkan visi dan misi organisasi.
Langkah pertama dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi instansi
kemudian menganalisa visi, misi, tujuan dan sasaran serta indikator kinerja utama
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor. Langkah selanjutnya
dilakukan rancangan pengukuran kinerja berdasarkan empat perspektif balanced
scorecard dengan pembobotan perspektif menggunakan pairwise comparison,
kemudian dilanjutkan dengan membuat peta strategi dari Dinas Bina Marga dan
Sumber Air Kota Bogor. Berikutnya ditentukan hasil pengukuran kinerja di Dinas
Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor. Dari hasil pengukuran kinerja
tersebut kemudian dibuat inisiatif strategi yang akan menjadi feedback untuk
Dinas Bina Marga dan Sumber daya Kota Bogor. Uraian diatas dapat dilihat
Gambar 1 dibawah ini.
6
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor
Visi dan Misi Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air Kota Bogor
Perspektif
Keuangan
Perspektif
Pelanggan
Perspektif
Manajemen
Internal
Perspektif
Pertumbuhan dan
pembelajaran
Peta Strategi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya
Air Kota Bogor
Hasil Pengukuran Kinerja Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air Kota Bogor
Inisiatif Strategi Dinas Bina Marga dan SDA
Kota Bogor
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Feedback
Pendekatan Balanced Scorecard
7
Tahapan Penelitian
Pada tahap awal penelitian ini dengan mengidentifikasi permasalahan yang
ada dalam organisasi, kemudian menentukan tema penelitian yaitu pengukuran
kinerja berbasiskan pendekatan balanced scorecard. Tahapan selanjutnya
melakukan studi perpustakaan dan menentukan batasan permasalahan dan tujuan
penelitian. Setelah ditentukan tujuan penelitian maka diketahui apa yang
diperlukan untuk melakukan penelitian yaitu rancangan pengumpulan dan analisis
data serta rancangan kuesioner pembobotan.
Tahapan selanjutnya yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari data
internal organisasi, literatur dan sumber lain. Hasil dari kedua data tersebut
menjadi bahan untuk melakukan alignment antara visi ke misi, misi ke tujuan
dan tujuan ke sasaran kemudian sasaran ke Indikator Kinerja Utama serta menilai
IKU yang ada pada organisasi dilakukan dengan prinsip SMART-C. Hasil dari
analisis tersebut untuk merumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran serta empat
perspektif Balanced Scorecard (BSC).
Rancangan sistem pengukuran kinerja/kartu skor dibentuk melalui studi
literatur kemudian melakukan analisis sasaran strategis, menentukan indikator
pemicu dan penyempurnaan indikator kinerja utama yang tercantum dalam
LAKIP dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor. Selanjutnya
melakukan pembobotan pada keempat perspektif BSC dan setiap Indikator
Kinerja Utama (IKU) dan pengukuran kinerja setiap perspektif BSC serta
menghitung pencapaian setiap IKU pada tahun 2014 yang akan dijadikan sebagai
baseline. Setelah standar dan baseline terbentuk selanjutnya dibuat target hingga
2019 sebagai bahan penyusunan renstra 2015-2019 seperti yang terdapat pada
Lampiran 2.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan perancangan peta strategi dan
pengukuran kinerja Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor dengan
menggabungkan nilai masing-masing perspektif BSC. Hasil pengukuran kinerja
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor akan menjadi dasar untuk
menyusun inisiatif strategis. Selanjutnya membuat implikasi manajerial kemudian
dilanjutkan dengan kesimpulan dan saran. Dari uraian diatas maka dijelaskan pada
Gambar 2 dibawah ini.
8
Tahapan Penelitian
pra
Mengindentifikasi Permasalahan
Menentukan Tema Penelitian : Pengukuran Kinerja
Organisasi berdasarkan pendekatan Balance Scorecard
Melakukan Studi Kepustakaan
Batasan Masalah
Menentukan Tujuan Penelitian
Membuat Rancangan Pengumpulan dan Analisis Data
Merancang Kuesioner Pembobotan
Pengumpulan Data
Data Sekunder : Studi literatur,
jurnal yang relevan
during
Data Primer : Kuesioner,
wawancara
Melakukan Alignment/Penyelarasan
Pembobotan IKU dan pengukuran kinerja Setiap
Perspektif BSC
Perancangan Peta Strategi
Mengukur Kinerja Dinas Bina Marga dan
SDA Kota Bogor
post
Menyusun Inisiatif Strategis
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2 Tahapan Penelitian
9
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota
Bogor dengan alamat Jalan Pemuda No.30A Bogor 16153. Penelitian ini
dilakukan selama 5 (lima) bulan yaitu mulai bulan April 2015 sampai dengan
bulan September 2015.
Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yang digunakan melalui kuesioner yang terdapat pada
Lampiran 1. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dengan cara menganalisis
laporan kinerja instansi, Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) yang terdapat pada
Rencana Strategis 2010-2014 Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota
Bogor, skripsi, tesis dan jurnal nasional yang relevan dengan penelitian ini.
Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonprobabability sampling dengan teknik purposive sampling atau penetapan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Peneliti menggunakan penilaian pakar
mengetahui situasi dan kondisi instansi tersebut. Selain itu sampel yang dipilih
untuk penilaian perspektif BSC pakar internal karena sampel merumuskan
kebijakan teknis dan melaksanakan urusan di bidang bina marga dan sumber daya
air Kota Bogor diantaranya (1) Kepala Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor,
(2) Kepala Sub Bagian Keuangan, (3) Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan
Jembatan, (4) Kepala Bidang Sumber Daya Air, (5) Kepala Sub Bagian Umum
dan Kepegawaian, (6) Kepala Bidang Preservasi jalan dan jembatan.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam menyusun
pengukuran kinerja berdasarkan pendekatan Balanced Scorecard dan pembobotan
pakar mengunakan bantuan Microsoft Excel 2007.
Analisis Pengukuran Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard
Adapun tahapan untuk membangun dan mengimplementasikan Balanced
Scorecard pada organisasi mengacu pada teori Kaplan dan Norton adalah sebagai
berikut :
1.
Alignment
Alignment merupakan proses untuk menjamin bahwa visi, misi, sasaran
strategis (SS), dan Indikator Kinerja Utama (IKU) telah selaras. Untuk
memperoleh gambaran sebuah keadaan secara objektif mengenai keselarasan
tersebut maka dilakukan wawancara bersama dari pihak instansi.
2.
Pembuatan Kartu Skor
Kartu skor BSC digunakan untuk mencatat skor kinerja organisasi dan
merencanakan target yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Kartu skor
yang dibentuk harus sesuai dengan templete BSC yang terdiri dari Objective
(tujuan), Measurement (indikator kinerja utama dan indikator pemicu, Target
10
(target), dan Initiative (inisiatif). Template BSC diklasifikasikan kedalam 4
perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, manajemen internal, serta
pertumbuhan dan pembelajaran. Untuk mengetahui karakteristik indikator kinerja
yang baik dan cukup memadai. Masing-masing indikator Kinerja Utama dinilai,
model penilaian SMART-C terlihat pada Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2 Model penilaian SMART-C
No
a
Sasaran strategis
Indikator Kinerja Utama
S
Kriteria
M A R T
C
Sumber : Moeheriono (2012)
Berdasarkan Tabel 2 pengukuran kinerja unit organisasi yang bersangkutan
menggunakan prinsip SMART-C yaitu: Spesific (S) yaitu IKU mampu
menyatakan sesuatu yang unik dalam menilai kinerja, Measurable (M) yaitu IKU
dirancang harus dapat diukur dengan jelas, Achievable (A) yaitu IKU yang dipilih
dapat dicapai dan bermanfaat, Relevant (R) berarti IKU yang ditetapkan harus
sesuai dengan visi, misi tujuan strategis organisasi, Time Bound (T) berarti
memiliki batas waktu pencapaian dan Continuously improve (C) berarti IKU
mampu menyesuaikan dengan perkembangan organisasi.
3.
Perhitungan Bobot setiap Perspektif BSC dan Indikator Kinerja Utama
Pembobotan dilakukan dengan mengunakan metode pairwise comparison.
Penentuan bobot pada setiap elemen dibandingkan menggunakan skala seperti
pada Tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3 Skala pembobotan pada pairwise comparison
Tingkat Kepentingan
Definisi
Satu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen
9
lainnya.
Satu elemen sangat jelas lebih penting dibandingkan
7
elemen lainnya.
Elemen yang satu jelas lebih penting dibandingkan
5
elemen lainnya.
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari lainnya
1
Kedua elemen sama pentingnya
Apabila terdapat sedikit saja perbedaan kagu-raguan
2,4,6,8
antar dua nilai faktor yang berdekatan
a
Sumber : Saaty (1993)
Berdasarkan Tabel 3 pembobotan dilakukan dalam sebuah matrik. Matrik
merupakan label untuk membandingkan elemen satu dengan elemen yang lain.
Matrik memberi kerangka untuk menguji konsistensi, membuat segala
perbandingan. Matrik mengambarkan prioritas antara satu elemen dengan elemen
lainnya.
11
4.
Penyusunan Peta Strategi
Peta strategi disusun berdasarkan perspektif BSC dan mempertimbangkan
hubungan sebab akibat dari setiap strategi. Dalam tahapan ini terdiri dari beberapa
tahapan yakni menjelaskan visi dan misi serta sasaran strategi organisasi dari
masing-masing perspektif balanced scorecard.
5.
Pengukuran Kinerja
Setelah dilakukan pembobotan pada keempat perspektif BSC dan indikator
kinerja utama dari masing-masing perspektif. Selanjutnya dibuat kerangka
pengukuran kinerja BSC seperti Tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4 Kerangka pengukuran kinerja
Bobot
IKU
(a)
Penentuan
Standar
Nilai
Ekspresi
Warna
Baseline
(%)
Target
(%)
Pencapaian
(%)
(f)
Nilai KRI
(%)
(g)=(a*f)
Sangat baik
Baik
Sedang
Rendah
a
Sumber : Sirait et al (2010)
Berdasarkan Tabel 4 penentuan standar dibagi menjadi empat sangat baik
diekspresikan warna biru, baik diekspresikan warna kuning sedangkan sedang
diekspresikan warna kuning serta rendah diekspresikan warna merah. Secara
teknis metode pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan pencapaian
aktual terhadap target yang telah ditetapkan dikalikan dengan bobot IKU.
Pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC dilakukan dengan menggunakan
program Microsoft Excel 2007. Pengaturan nilai ekspresi warna dilakukan dengan
menggunakan conditional formatting. Excel akan memberi warna pada sel di tabel
sesuai dengan informasi/rule yang telah ditentukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 tahun 2010 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kota Bogor. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya
Air Kota Bogor dituntut dapat melaksanakan pekerjaan lebih efektif, efisien dan
profesional. Sedangkan Peraturan Walikota Bogor Nomor 53 tahun 2014 tentang
Tugas Pokok, Fungsi, Tata Kerja dan Uraian Tugas Jabatan Struktural di
Lingkungan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor. Dalam
melaksanakan tugas pokoknya dinas tersebut mempunyai fungsi : (1) Perumusan
kebijakan teknis dibidang Bina Marga dan Sumber Daya Air, (2) Penyelenggaraan
urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Bina Marga dan Sumber
Daya Air, (3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Bina Marga dan
Sumber Daya Air, (4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
12
tugas dan fungsinya. Berikut merupakan Struktur organisasi Dinas Bina Marga
dan Sumber Daya Air kota Bogor seperti Gambar 3 dibawah ini.
Kepala Dinas
Kelompok Jabatan Fungsional
Sekretaris
Subbag
Umum dan
Kepegawaian
Bidang Perencanaan
dan Pengawasan
Bidang Pembangunan
Jalan dan Jembatan
Bidang Preservasi Jalan
dan Jembatan
Subbag
Keuangan
Subbag
Perlengkapan
Bidang Sumber Daya Air
Seksi Perencanaan dan
Pengawasan
Kebinamargaan
Seksi Pembangunan
Jalan dan Jembatan
Wilayah I
Seksi Preservasi
Jalan dan Jembatan
Wilayah I
Seksi Sumber Daya Air
Wilayah I
Seksi Perencanaan dan
Pengawasan Sumber
Daya Air
Seksi Pembangunan
Jalan dan Jembatan
Wilayah II
Seksi Preservasi
Jalan dan Jembatan
Wilayah II
Seksi Sumber Daya Air
Wilayah II
Seksi Pengendalian
Program dan Pengujian
Laboratorium
Seksi Pembangunan
Jalan dan Jembatan
Wilayah III
Seksi Preservasi
Jalan dan Jembatan
Wilayah III
Gambar 3 Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Berdasarkan Gambar 3 diatas, Kepala Dinas mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang bina marga dan
sumber daya air. Untuk melaksanakan tugas pokok kepala dinas mempunyai
fungsi : (1) perumusan kebijakan teknis di bidang kebinamargaan dan sumber
daya air. (2) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang kebinamargaan dan sumber daya air. (3) pembinaan dan pelaksanaan tugas
di bidang kebinamargaan dan sumber daya air.
Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi dinas di
bidang pengelolaan kesekretariatan. Untuk melaksanakan tugas pokok sekretariat
mempunyai fungsi : (1) pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana program
kerja dilingkungan dinas. (2) pelaksanaan tugas administrasi umum dan
administrasi kepegawaian, perlengkapan, alat berat, keuangan, kearsipan, dan
kerumah tangaan serta pengadaan aset tanah. Sekretariat terdiri dari : (1) Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian, (2) Sub Bagian Keuangan (3) Sub bagian
Perlengkapan.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan
kegiatan dinas secara profesional sesuai keahlian, keterampilan, dan kebutuhan.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya bertanggung jawab kepada kepala dinas,
melaksanakan koordinasi dengan satuan organisasi dalam lingkup dinas, memiliki
kewajiban yang sama dengan satuan organisasi dalam lingkup dinas.
13
Bidang Perencanaan dan Pengawasan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagaian fungsi dinas di bidang perencanaan dan pengawasan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut bidang perencanaan dan pengawasan
mempunyai fungsi : (1) perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan dan
pengawasan. (2) pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan di bidang
perencanaan dan pengawasan. (3) pelaksanaan monitoring, evaluasi, pengawasan
dan pelaporan.
Bidang Perencanaan dan Pengawasan terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan dan Pengawasan Kebinamargaan
2. Seksi Perencanaan dan pengawasan Sumber Daya Air
3. Seksi Pengendalian dan Pengujian Laboratorium
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang pembangunan jalan dan jembatan.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
mempunyai fungsi : (1) perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan jalan
dan jembatan. (2) pelaksanaan dan pengkoordinasiian kegiatan di bidang
pembangunan jalan dan jembatan. (3) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
pelaporan.
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan terdiri dari :
1. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah I
2. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah II
3. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah III
Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian fungsi dinas di preservasi jalan dan jembatan. Untuk
melaksanakan tugas pokoknya Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan mempunyai
fungsi : (1) perumusan kebijakan teknis di bidang preservasi jalan dan jembatan.
(2) pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang preservasi jalan dan
jembatan. (3) pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan terdiri dari :
1. Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I
2. Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II
3. Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah III
Bidang Sumber Daya Air mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagaian
fungsi dinas di bidang sumber daya air. Untuk melaksanakan tugas pokok bidang
sumber daya air mempunyai fungsi : perumusan kebijakan teknis di bidang
sumber daya air. (2) pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang sumber
daya air. (3) pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
Bidang Sumber Daya Air terdiri dari :
1. Seksi Sumber Daya Air Wilayah I
2. Seksi Sumber Daya Air Wilayah II
14
Alignment/Penyelarasan Organisasi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Bagian tahap awal dari penyusunan balanced scorecard yang akan
dilakukan disini adalah alignment/penyelarasan visi ke misi, misi ke tujuan, tujuan
ke sasaran strategis serta sasaran strategis ke indikator kinerja utama dimana
masing-masing penyelarasan tersebut akan dijelaskan pada sub judul berikut.
Alignment/Penyelarasan Visi ke Misi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Visi merupakan suatu pernyataan ringkas tentang cita-cita organisasi yang
berikan arahan yang jelas dan apa yang akan diperbuat oleh organisasi di masa
yang akan datang (Moeheriono 2012).
Pernyataan visi dan misi yang dirancang dengan baik sangat penting untuk
merumuskan, menerapkan dan mengevaluasi strategi. Oleh karena itu, perlu
dilakukan alignment untuk mengetahui keselarasan antara visi dan misi Dinas
Bina Marga dan SDA Kota Bogor seperti pada Gambar 4 dibawah ini.
Visi
Misi
1. Meningkatkan
tata
kelola
penyelanggaraan prasarana jalan
kota dan sumber daya air
2. Mendayagunakan air dan sumber
daya air
Terwujudnya prasarana kota dan
prasarana sumber daya air yang
mantap, selaras, terpadu dan
berkesinambungan
3. Meningkatkan pengendalian dan
pengawasan prasarana jalan dan
sumber daya air
4.
Meningkatkan sumber daya
aparatur yang profesional dan
bertanggung jawab.
Keterangan :
Menunjukkan keselarasan
Pendukung
a
Gambar 4 Alignment visi ke misi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Sumber : Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor pada
tahun 2010-2014
Berdasarkan Gambar 4 keselarasan visi terhadap misi dimana visinya.
Untuk mewujudkan visi tersebut maka ada empat misi yang dilakukan. Misi
pertama meningkatkan tata kelola penyelenggaraan prasarana dan sumber daya air
merupakan penjabaran dari visi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
berdasarkan keyword diatas. Misi kedua mendayagunakan sumber daya air juga
merupakan penjabaran terwujudnya prasarana sumber daya air yang mantap,
15
selaras, terpadu dan berkesinambungan berdasarkan keyword diatas. Misi ketiga
dan misi keempat berdasarkan keyword diatas merupakan pendukung dalam
proses mewujudkan visi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor
yaitu terwujudnya prasarana kota dan prasarana sumber daya air yang mantap,
selaras, terpadu dan berkesinambungan. Untuk perbaikan alignment pada misi
pendukung, rekomendasi dari peneliti agar mengeksplisitkan bahasa pada misi
pendukung agar terwujud visi prasarana kota dan prasarana sumber daya air yang
mantap, selaras, terpadu dan berkesinambungan berdasarkan prinsip good dan
clean goverment.
Alignment/Penyelarasan Misi ke Tujuan Dinas Bina Marga dan SDA Kota
Bogor
Tahapan selanjutnya setelah dilakukan alignment antara visi ke misi adalah
menganalisis keselarasan antara misi dan tujuan Dinas Bina Marga dan Sumber
Daya Kota Bogor. Tujuan merupakan realisasi dari misi yang spesifik dan dapat
dilakukan dalam jangka pendek. Keselarasan antara misi dan tujuan perlu
dianalisis dengan proses alignment dibawah ini seperti Gambar 5.
Misi
Tujuan
Meningkatkan
tata
kelola
penyelanggaraan prasarana jalan kota
dan sumber daya air
Mendayagunakan air dan sumber
daya air
Meningkatkan pengendalian
pengawasan prasarana jalan
sumber daya air
dan
dan
Meningkatkan fungsi situ atau
kolam retensi sebagai sumber daya
air dan meningkatkan ketersediaan
air secara berkelanjutan
Meningkatkan tingkat pelayanan
jalan dan penyediaan akses jalan
penghubung
Meningkatkan sumber daya aparatur
yang profesional dan bertanggung
jawab.
Menunjukkan keselarasan
Pendukung
a
Gambar 5 Alignment misi ke tujuan Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Sumber : Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor pada
tahun 2010-2014
Berdasarkan Gambar 5 secara alignment misi terhadap tujuan Dinas Bina
Marga dan Sumber Daya Kota Bogor. Misi pertama meningkatkan tata kelola
prasarana dan sumber daya air berdasarkan keyword diatas memiliki keselarasan
dengan tujuan meningkatkan fungsi sumber daya air secara berkelanjutan. Misi
16
kedua mendayagunakan sumber daya air berdasarkan keyword diatas
menunjukkan keselarasan dengan tujuan meningkatkan fungsi situ atau kolam
retensi sebagai sumber daya air dan meningkatkan ketersediaan air secara
berkelanjutan. Misi ketiga berdasarkan keyword diatas merupakan pendukung
terhadap tujuan yaitu meningkatkan fungsi sumber daya air secara berkelanjutan.
Selanjutnya misi ketika terhadap tujuan kedua yaitu meningkatkan tingkat
pelayanan jalan dan penyediaan akses jalan penghubung selaras. Sementara itu
misi keempat berdasarkan keyword diatas merupakan pendukung terhadap tujuan
yaitu meningkatkan tingkat pelayanan jalan dan penyediaan akses jalan
penghubung pada Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor.
Alignment/ Penyelarasan Tujuan ke Sasaran Strategis Dinas Bina Marga dan
SDA Kota Bogor
Tahap ketiga dari proses alignment yaitu menganalisis keselarasan antara
tujuan dan sasaran strategis Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor. Sasaran
adalah suatu keadaan atau kondisi yang ingin dicapai oleh organisasi, baik tujuan
jangka pendek atau jangka panjang mencangkup organisasi keseluruhan. Tujuan
bersifat luas dan umum sedangkan sasaran bersifat lebih rinci dan memperlihatkan
langkah menuju pencapaian tujuan. Keselarasan tujuan Dinas Bina Marga dan
SDA Kota Bogor ke sasaran dapat dilihat pada Gambar 6.
Tujuan
Meningkatkan tingkat pelayanan
jalan dan penyediaan akses jalan
penghubung
Meningkatkan fungsi situ atau kolam
retensi sebagai sumber air dan
meningkatkan ketersediaan air secara
berkelanjutan
Sasaran Strategis
Terwujudnya sarana dan prasarana
transportasi yang layak dan
berkualitas
Meningkatkan kondisi infrastruktur
sumber daya air
Menunjukkan keselarasan
Gambar 6 Alignment tujuan ke sasaran strategis Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
a
Sumber : Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor tahun
2010-2014
Berdasarkan Gambar 6 alignment tujuan terhadap sasaran strategis yang
terdapat pada Restra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor tahun
2010-2014. Sasaran strategis yang pertama yaitu terwujudnya sarana dan
prasarana yang layak dan berkualitas menunjukkan penjabaran point dari tujuan
pertama Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor yaitu agar meningkatkan tingkat
pelayanan jalan dan penyediaan akses jalan penghubung. Sasaran strategis yang
kedua yaitu meningkatkan kondisi infrastruktur sumber daya air menunjukkan
keselaran dari tujuan untuk meningkatkan fungsi sumber daya air secara
berkelanjutan.
17
Alignment/Penyelarasan Sasaran Strategis ke Indikator Kinerja Utama
Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Tahap selanjutnya proses alignment yaitu mendiagnosis keselarasan antara
sasaran strategis dan indikator kinerja utama yang terdapat pada rencana strategis
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor tahun 2010-2014 Indikator
Kinerja Utama terdiri dari persentase panjang jalan, drainase, trotoar dan jembatan
dengan kapasitas memadai dan berkondisi baik, tersedia jalan yang
menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kota, jumlah danau atau situ
dan kolam retensi berkondisi baik dan panjang saluran, sungai dan jaringan irigasi
dengan kapasitas memadai dan berkondisi baik. Hasil diagnosis dapat dilihat pada
Gambar 7 dibawah ini.
Sasaran Strategis
IKU
Terwujudnya sarana dan prasarana
transportasi yang layak dan
berkualitas
Persentase panjang jalan, drainase,
trotoar dan jembatan dengan
kapasitas memadai dan berkondisi
baik
Meningkatkan kondisi infrastruktur
sumber daya air
Tersedia
jalan
yang
menghubungkan
pusat-pusat
kegiatan dalam wilayah kota
Jumlah danau atau situ dan kolam
retensi berkondisi baik
Panjang saluran, sungai dan
jaringan irigasi dengan kapasitas
memadai dan berkondisi baik
Menunjukkan keselarasan
Gambar 7 Alignment sasaran strategis dan IKU Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
a
Sumber : Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor tahun
2010-2014
Gambar 7 menunjukkan bahwa sasaran strategi pertama yaitu terwujudnya
sarana dan prasarana transportasi yang layak dan berkualitas selaras dengan IKU
yang ditetapkan yaitu persentase panjang jalan, trotoar dan jembatan dan
tersedianya jalan yang menghubungkan dalam wilayah kota. Sementara itu
sasaran strategis yang kedua meningkatkan kondisi infrastruktur sumber daya air
sudah selaras dengan IKU yang ditetapkan yaitu jumlah danau atau situ dan kolam
retensi, panjang saluran, sungai jaringan irigasi penjabaran dari sasaran strategi
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor tetapi berdasarkan analisis
ditemukan bahwa indikator kinerja utama secara umum belum memenuhi prinsip
SMART-C seperti yang terdapat pada Lampiran 3.
18
Pengukuran Kinerja perspektif Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Berdasarkan empat perspektif pada balanced scorecard yang terdiri dari 12
(dua belas) Indikator Kinerja Utama Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air
Kota Bogor, terdapat 4 (empat) indikator telah mencapai target yang ditetapkan,
sedangkan 8 (delapan) IKU belum mencapai target diantaranya : 2 (dua) berada
pada kategori rendah yang diekspresikan dengan warna merah, 5 (lima) berada
pada kategori sedang yang diekspresikan dengan warna kuning dan 1 (satu)
Indikator Kinerja Utama non available, dua Indikator Kinerja Utama berada pada
kategori baik yang diekspresikan dengan warna hijau dan 2 (dua) Indikator
Kinerja Utama berada pada kategori sangat baik yang diekspresikan dengan warna
biru. Untuk selengkapnya akan dijelaskan sub judul berikut ini.
Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor menetapkan sasaran
strategis yaitu peningkatan pengelolaan anggaran secara optimal. Indikator
Kinerja Utama dan pemicu indikator pemicu digunakan untuk mengukur
pencapaian dari sasaran strategis tersebut tercantum dalam pengukuran perspektif
keuangan yang dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.
Tabel 5 Hasil pengukuran perspektif keuangan
Indikator Pemicu
Indikator Kinerja
Utama
Pengelolaan daya
serap
anggaran
Dinas Bina Marga
dan Sumber daya
Air Kota Bogor
Persentase daya serap
anggaran
terhadap
kegiatan Dinas Bina
Marga dan Sumber
daya Air kota Bogor
Bobot IKU
(a)
0.083
Penentuan Standar (%)
Sangat Baik
Baik
Sedang
Rendah
>95-100
>85-95
75-85
90-100
Baik
>80-90
Sedang
75-80
Rendah
90
Baik
>80-90
Sedang
70-80
Rendah
BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA DINAS
BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA BOGOR
AHMAD KHAIRI
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengukuran
Kinerja Organisasi Berbasis Balanced Scorecard pada Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air Kota Bogor adalah benar hasil karya saya dengan arahan dari
dosen pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan di daftar pustaka pada bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya ini kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Ahmad Khairi
NIM H24134073
ABSTRAK
AHMAD KHAIRI. Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Berbasis Balanced
Scorecard Pada Dinas Bina Marga Dan Sumber Daya Air Kota Bogor. Dibimbing
oleh LINDAWATI KARTIKA.
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor merupakan perangkat
daerah yang melaksanakan tugas urusan teknis di bidang bina marga dan sumber
daya air. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menyusun sistem alignment organisasi
pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor (2) Memformulasikan
rancangan peta strategi berdasarkan pendekatan BSC. (3) Mengukur pencapaian
kinerja dan inisiatif strategis pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota
Bogor tahun 2014. Data primer bersumber dari kuesioner, wawancara dan data
sekunder bersumber dari laporan kinerja instansi, tesis, dan jurnal. Metode
pengambilan sampel yaitu nonprobabability sampling dengan teknik purposive
sampling. Metode pengolahan dan analisis data berbasiskan BSC menggunakan
bantuan Microsoft Excel 2007. Hasil penelitian mengindikasikan kinerja Dinas
Bina Marga dan Sumber Daya Air masih rendah dengan nilai 36.87%
diekspresikan dengan warna merah. Kinerja ini dapat diperbaiki dengan
menerapkan program berupa inisiatif strategis terutama pada Indikator Kinerja
Utama yang masih rendah.
Kata kunci : balance scorecard, microsoft excel, pengukuran kinerja
ABSTRACT
AHMAD KHAIRI. The Analysis on Measuring the Organization Performance
Based on Balanced Scorecard at Bina Marga and Bogor Water Resources
Department. Supervised by LINDAWATI KARTIKA.
Bina Marga and Bogor Water Resources is a regional department to
implement technical duties on road and water resources management. The
purposes of this study are : (1) Designing organizational alignment system at Bina
Marga and Bogor Water Resources Department (2) Formulating strategy design
map based on BSC approach (3) Measuring performance achievement and
initiative strategic at Bina Marga and Bogor Water Resources department in 2014.
The primary data was obtained from questionnaires, interviews and secondary
data was obtained from performance reports, theses, and journal. This study used
nonprobabability sampling method with purposive technique. Analysis tools and
data processing based from balanced scorecard with the assistance microsoft excel
2007. The results of this studies indicated the performance of Bina Marga and
Bogor Water Resources is still low with 36.87% value expressed in red. This
performance can be improved by implementing a program of strategic initiatives,
espesially at key performance indicator are still low.
Keywords : balance scorecard, microsoft excel, performance measurement
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI
BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA DINAS BINA
MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA BOGOR
AHMAD KHAIRI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2015 ialah Analisis
Pengukuran Kinerja Organisasi Berbasis Balanced Scorecard pada Dinas Bina
Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan Ibu Lindawati Kartika, SE, MSi selaku
pembimbing atas arahan dan bimbingannya, kepada Ibu Hardiana Widyastuti,
SHut, MM serta Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM sebagai dosen penguji atas saran
dan masukannya. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Dra
Puji Astuti, MSi selaku kepala bagian umum dan kepegawaian, Ibu Ratu Vivi
Silviani, ST MSi selaku kepala seksi pengendalian dan pengujian laboratorium,
dan semua pihak dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor yang
telah membantu selama pengumpulan data di lapangan. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada bapak, ibu, adik, keluarga, sahabat dan teman satu
perjuangan skripsi atas segala doa, semangat dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2016
Ahmad Khairi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
3
Kinerja Organisasi
3
Konsep Indikator Kinerja Utama
4
Konsep Balanced Scorecard
4
Hasil Penelitian Relevan
4
METODE PENELITIAN
5
Kerangka Pemikiran Penelitian
5
Tahapan Penelitian
7
Lokasi dan Waktu Penelitian
9
Pengumpulan Data
9
Metode Pengambilan Sampel
9
Metode Pengolahan dan Analisis Data
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
Gambaran Umum
11
Alignment/Penyelarasan Organisasi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
14
Pengukuran Kinerja perspektif Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
18
Perancangan Peta Strategi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
21
Pengukuran skor keseluruhan perspektif Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
22
SIMPULAN DAN SARAN
25
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
28
RIWAYAT HIDUP
43
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Capaian Kinerja Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor tahun 2013
Model Penilaian SMART-C
Skala pembobotan pada pairwise comparison
Kerangka Pengukuran Kinerja
Hasil pengukuran perspektif keuangan
Hasil pengukuran perspektif pelanggan
Hasil pengukuran Kinerja Perspektif Manajemen Internal
Hasil pengukuran perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
Hasil skor keseluruhan perspektif Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Inisiatif strategis perspektif keuangan
Inisiatif strategi perspektif pelanggan
Inisiatif strategi perspektif manajemen internal
1
10
10
11
18
19
19
20
22
23
23
24
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
Kerangka pemikiran penelitian
Tahapan Penelitian
Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Alignment visi ke misi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Alignment misi ke tujuan Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Alignment tujuan ke sasaran strategis Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Alignment sasaran strategis dan IKU Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Peta Strategi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
6
8
12
14
15
16
17
21
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
Kuesioner Pembobotan IKU Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Kartu Skor Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Penetapan IKU berdasarkan prinsip SMART-C
Pembobotan perspektif balanced scorecard
Pengukuran kinerja Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Kriteria Penilaian Kinerja Dinas Bina Marga dan Sumber daya Air Kota Bogor
29
33
36
37
39
42
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengukuran kinerja merupakan kriteria kinerja yang mengacu pada penilaan
kinerja secara langsung, sehingga formatnya lebih bersifat kuantitatif. Instrumen
tersebut digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan. Pada instansi pemerintah
yang menjadi alat pelaporan atas kinerja adalah Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dilaporkan secara periodik. LAKIP merupakan
dokumen pengukuran kinerja untuk menilai tingkat kinerja yang dicapai sesuai
dengan rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah
ditetapkan. Kinerja instansi pemerintahan adalah gambaran pencapaian sasaran
ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi
instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
LAKIP sebagai dokumen pengukuran kinerja harus memuat indikator
keberhasilan kinerja instansi dalam mencapai sasaran strategi yang telah
ditetapkan dalam rencana strategis.
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor merupakan perangkat
daerah yang melaksanakan tugas urusan teknis di bidang bina marga dan sumber
daya air. Instansi pemerintah ini berfungsi membangun dan meningkatkan sarana
dan prasarana publik sistem transportasi dengan tujuan memenuhi ketersediaan
sarana dan prasarana publik secara baik seperti : prasarana jalan, jembatan, irigasi,
dan pengelolaan sumber daya air. Dalam penyelenggaraan tugasnya Dinas Bina
Marga dan Sumber Daya Air diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor
13 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah serta Peraturan Walikota
Bogor Nomor 53 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja dan
Uraian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas Bina Marga dan Sumber
Daya Air Kota Bogor.
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor sebagai salah satu
instansi pemerintah dilingkungan Pemerintah Kota Bogor dituntut memiliki
Laporan Akuntabilitas Kinerja yang merupakan tolak ukur dan evaluasi laporan
dalam menjalankan serangkaian program dan kegiatan selama satu tahun.
Berdasarkan LAKIP 2013 diketahui tingkat capaian kinerja Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Kota Bogor seperti yang terlihat pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1 Capaian kinerja Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor tahun 2013
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Sasaran
Terwujudnya sasaran dan
prasarana transportasi yang
layak dan berkualitas
Ketersediaan dokumen perencanaan
pembangunan,
peningkatan
dan
pemeliharaan jalan, drainase, dan
jembatan
Panjang jaringan jalan, drainase, dan
jembatan yang ditingkatkan
Panjang lahan yang disediakan untuk
peningkatan jalan dan jembatan
Target
Kinerja 2013
Realisasi
Ketercapaian
100%
100%
√
15.2 Km
12.817 Km
X
0.24 Km
0.24 Km
√
2
Lanjutan Tabel 1 Capaian kinerja Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor tahun 2013
Sasaran Strategis
Meningkatkan
kondisi
infrastruktur sumber daya air
a
Indikator Kinerja Sasaran
Panjang jalan yang berkualitas baik
Panjang pedestrian yang berkualitas
baik
Jumlah jembatan yang berkualitas
Tingkat penyediaan sarana prasarana
kebinamargaan
Jumlah perencanaan pembangunan,
peningkatan dan pemeliharaan jalan,
drainase, jembatan
Panjang lahan yang disediakan untuk
pembangunan jalan dan jembatan
Panjang jaringan jalan yang terbangun
Panjang drainase yang disediakan
Panjang jembatan yang disediakan
Panjang trotoar yang tersedia
Ketersediaan dokumen perencanaan
teknis pengembangan, pengelolaan dan
konservasi danau/situ
Luas lahan danau/situ dan kolam retensi
Jumlah danau/situ dan kolam retensi
berkondisi baik
Terbangunnya danau atau situ dan
kolam retensi
Ketersediaan dokumen perencanaan
teknis pengembangan, pengelolaan dan
jaringan irigasi dan sungai
Luas lahan untuk peningkatan kapasitas
saluran, sungai, dan jaringan irigasi
Panjang saluran sungai dan jaringan
irigasi dengan kapasitas memadai
(peningkatan sepanjang 3 km)
Panjang saluran dan sungai berkondisi
baik
Penurunan luas kawasan rawan
genangan dan banjir
Target
Kinerja 2013
Realisasi
Ketercapaian
635 Km
321.1 Km
X
20 Km
16.089 Km
X
30 unit
26 unit
X
100%
98.33%
X
100%
100%
√
2.30 Km
0.61 Km
X
2.3 Km
0.55 Km
2.5 Km
2.25 Km
1 unit
1 unit
1.33 Km
1.15 Km
X
X
√
X
100%
100%
√
19.4 ha
16.4 ha
X
6 situ
3 situ
X
1 unit
kolam
0 unit
kolam
X
100%
100%
√
25.783 M2
0 M2
X
2.25 Km
5.9 Km
√
292 km
174.54 km
X
22 ha
32 ha
√
Sumber : LAKIP Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor 2013
Keterangan : √ = Sudah Tercapai
X = Belum Tercapai
Berdasarkan laporan capaian kinerja tahun 2013 pada Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air Kota Bogor tersebut dapat dilihat bahwa indikator kinerja yang
sudah tercapai sebesar 36% dan belum tercapai sebesar 64%. Evaluasi yang
dilakukan yaitu melanjutkan program yang belum mencapai target pada tahun
selanjutnya, melaksanakan monitoring untuk mengetahui progres agar kendala
dapat direspon lebih cepat, peningkatan sarana baik kualitas dan kuantitas untuk
menunjang percepatan dan ketepatan pencapaian target. Dari permasalahan
tersebut diperlukan suatu pengukuran kinerja organisasi secara lebih mendalam
dari yang dilaksanakan selama ini. Pengukuran kinerja yang akan dilakukan
dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard (BSC). Suatu alat analisis
pengukuran yang komprehensif dan seimbang dalam mengukur kinerja yang telah
dicapai, terdiri dari empat perspektif yaitu finansial, pelanggan, manajemen
internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran.
3
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah adalah sebagai berikut : (1) Bagaimana sistem alignment organisasi pada
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor ? (2) Bagaimana rancangan
peta strategi dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor
berdasarkan pendekatan BSC ? (3) Bagaimana pencapaian kinerja dan inisiatif
strategis pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air tahun 2014 berdasarkan
pendekatan BSC.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Menyusun sistem
alignment organisasi pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor.
(2) Memformulasikan rancangan peta strategi dari Dinas Bina Marga dan Sumber
Daya Air Kota Bogor menggunakan pendekatan BSC. (3) Mengukur pencapaian
kinerja dan inisiatif strategis pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota
Bogor tahun 2014 berdasarkan pendekatan BSC.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: (1) Bagi Dinas
Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan alternatif pengukuran kinerja yang lebih komprehensif dan
seimbang. (2) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan khususnya tentang Balanced Scorecard.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada penyusunan sistem alignment
organisasi, memformulasikan rancangan peta strategi, dan pengukuran kinerja
2014 dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard.
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Organisasi
Kinerja organisasi merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis
suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika suatu organisasi
mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang telah ditetapkan
(Moeheriono, 2009).
4
Konsep Indikator Kinerja Utama
Menurut Moeheriono (2012), Indikator Kinerja Utama adalah sekumpulan
indikator yang dianggap sebagai indikator kinerja kunci baik yang bersifat
finansial maupun non finansial untuk melaksanakan operasional pada suatu
organisasi. Balanced Scorecard harus menjelaskan strategi unit bisnis secara
keseluruhan. Hal ini dilaksanakan dengan menggabungkan ukuran hasil atau
Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan faktor pendorong kinerja melalui
serangkaian hubungan sebab akibat. Ukuran hasil cenderung menjadi lagging
indicator menjelaskan tujuan utama strategi dan merupakan upaya jangka pendek
telah memberikan hasil yang diharapkan. Kemudian ukuran faktor pendorong
kinerja merupakan leading indicator yang menjelaskan kepada seluruh partisipan
perusahaan apa yang mereka harus lakukan hari ini untuk menciptakan nilai
tambah di masa depan. (Kaplan dan Norton, 2000)
Konsep Balanced Scorecard
Menurut Kaplan dan Norton (2000), Balanced Scorecard merupakan alat
analisis pengukuran kinerja yang mampu menterjemahkan misi dan strategi
kedalam berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun kedalam 4 perspektif :
finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran.
Scorecard memberi kerangka kerja, bahasa untuk mengkomunikasikan misi dan
strategi serta menggunakan pengukuran untuk memberi informasi kepada para
pekerja tentang tentang faktor yang mendorong keberhasilan saat ini dan masa
yang akan datang. Kerangka balanced scorecard tidak hanya terbatas untuk
organisasi bisnis, akan tetapi organisasi publik juga dapat menggunakannya
dengan penempatan tumpuan yang berbeda. Jika dalam organisasi bisnis
tumpuannya adalah perspektif keuangan, maka dalam organisasi sektor publik
tumpuannya adalah perspektif pelanggan. Tujuan utama organisasi publik adalah
bukan untuk maksimalisasi hasil finansial, tetapi menjaga keseimbangan
pertanggungjawaban finansial (anggaran) melalui pelayanan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan (stakeholder) sesuai dengan visi misi organisasi pemerintah
dengan pertimbangan organisasi pemerintah cenderung menekankan “pelayanan
publik” yang berkualitas.
Hasil Penelitian Relevan
Prima (2014) melakukan penelitian dengan judul rancangan strategis
pengukuran kinerja berbasis balanced scorecard pada Inspektorat Jenderal
Kementerian Kehutanan. Hasil penelitian tersebut adalah peta strategi Inspektorat
Jenderal Kementerian Kehutanan, urutan perspektif yang pertama yaitu pelanggan
berikutnya adalah perspektif manajemen internal dan pada posisi terbawah
terdapat perspektif keuangan dan pertumbuhan pembelajaran. Hal ini
menggambarkan bahwa peran Inspektorat Jenderal terhadap stakeholder baik
satuan kerja pusat maupun daerah serta masyarakat perlu diprioritaskan.
Okviyesha (2014) melakukan penelitian dengan judul analisis pengukuran
kinerja organisasi menggunakan balanced scorecard (studi kasus Badan
Penelitian Pengembangan dan Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI). Hasil penelitian tersebut adalah peta strategi menunjukkan
5
hubungan sebab akibat antar sasaran strategis pada setiap perspektif. Perspektif
pelanggan berada di posisi teratas pada peta strategi Balitfo menyusul dibawahnya
perspektif manajemen internal dan pada posisi paling bawah terdapat perspektif
keuangan dan pertumbuhan pembelajaran.
Wayan (2013) dalam penelitian berjudul analisis pengukuran kinerja
perusahaan dengan konsep balanced scorecard (studi kasus PT Wijaya Karya)
hasil penelitian adalah kinerja keuangan WIKA lebih baik dibanding tahun
sebelumnya. Kinerja kepuasan customer, proses bisnis internal dan kepuasan
karyawan menunjukkan hasil yang baik. Manajemen yang baik adalah alasan
WIKA mampu meningkatkan kinerjanya agar sesuai visi dan misi perusahaan.
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Penelitian
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor merupakan perangkat
daerah yang melaksanakan tugas urusan teknis di bidang Bina Marga dan Sumber
Daya Air. Instansi pemerintah ini berfungsi membangun dan meningkatkan sarana
dan prasarana publik, dengan tujuan memenuhi ketersediaan sarana dan prasarana
publik seperti : prasarana jalan, jembatan, dan pengelolaan sumber daya air.
Berdasarkan laporan kinerja tahun 2013 Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air
Kota Bogor menetapkan dua sasaran strategis diantaranya terwujudnya sarana dan
prasarana transportasi yang layak dan berkualitas, serta sasaran srategis
selanjutnya yaitu meningkatkan kondisi infrastruktur sumber daya air. Sedangkan
untuk indikator kinerja sasarannya diantaranya terdiri dari ketersediaan dokumen
perencanaan pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan, drainase, dan
jembatan, ketersediaan dokumen perencanaan teknis pengembangan, pengelolaan
dan konservasi danau/situ, ketersediaan dokumen perencanaan teknis
pengembangan, pengelolaan jaringan irigasi dan sungai.
Balanced scorecard merupakan salah satu alat manajemen untuk merancang
strategi dan mengukur kinerja secara komprehensif melalui empat perspektif yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan untuk mencapai tujuan organisasi
berdasarkan visi dan misi organisasi.
Langkah pertama dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi instansi
kemudian menganalisa visi, misi, tujuan dan sasaran serta indikator kinerja utama
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor. Langkah selanjutnya
dilakukan rancangan pengukuran kinerja berdasarkan empat perspektif balanced
scorecard dengan pembobotan perspektif menggunakan pairwise comparison,
kemudian dilanjutkan dengan membuat peta strategi dari Dinas Bina Marga dan
Sumber Air Kota Bogor. Berikutnya ditentukan hasil pengukuran kinerja di Dinas
Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor. Dari hasil pengukuran kinerja
tersebut kemudian dibuat inisiatif strategi yang akan menjadi feedback untuk
Dinas Bina Marga dan Sumber daya Kota Bogor. Uraian diatas dapat dilihat
Gambar 1 dibawah ini.
6
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor
Visi dan Misi Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air Kota Bogor
Perspektif
Keuangan
Perspektif
Pelanggan
Perspektif
Manajemen
Internal
Perspektif
Pertumbuhan dan
pembelajaran
Peta Strategi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya
Air Kota Bogor
Hasil Pengukuran Kinerja Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air Kota Bogor
Inisiatif Strategi Dinas Bina Marga dan SDA
Kota Bogor
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Feedback
Pendekatan Balanced Scorecard
7
Tahapan Penelitian
Pada tahap awal penelitian ini dengan mengidentifikasi permasalahan yang
ada dalam organisasi, kemudian menentukan tema penelitian yaitu pengukuran
kinerja berbasiskan pendekatan balanced scorecard. Tahapan selanjutnya
melakukan studi perpustakaan dan menentukan batasan permasalahan dan tujuan
penelitian. Setelah ditentukan tujuan penelitian maka diketahui apa yang
diperlukan untuk melakukan penelitian yaitu rancangan pengumpulan dan analisis
data serta rancangan kuesioner pembobotan.
Tahapan selanjutnya yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari data
internal organisasi, literatur dan sumber lain. Hasil dari kedua data tersebut
menjadi bahan untuk melakukan alignment antara visi ke misi, misi ke tujuan
dan tujuan ke sasaran kemudian sasaran ke Indikator Kinerja Utama serta menilai
IKU yang ada pada organisasi dilakukan dengan prinsip SMART-C. Hasil dari
analisis tersebut untuk merumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran serta empat
perspektif Balanced Scorecard (BSC).
Rancangan sistem pengukuran kinerja/kartu skor dibentuk melalui studi
literatur kemudian melakukan analisis sasaran strategis, menentukan indikator
pemicu dan penyempurnaan indikator kinerja utama yang tercantum dalam
LAKIP dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor. Selanjutnya
melakukan pembobotan pada keempat perspektif BSC dan setiap Indikator
Kinerja Utama (IKU) dan pengukuran kinerja setiap perspektif BSC serta
menghitung pencapaian setiap IKU pada tahun 2014 yang akan dijadikan sebagai
baseline. Setelah standar dan baseline terbentuk selanjutnya dibuat target hingga
2019 sebagai bahan penyusunan renstra 2015-2019 seperti yang terdapat pada
Lampiran 2.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan perancangan peta strategi dan
pengukuran kinerja Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor dengan
menggabungkan nilai masing-masing perspektif BSC. Hasil pengukuran kinerja
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor akan menjadi dasar untuk
menyusun inisiatif strategis. Selanjutnya membuat implikasi manajerial kemudian
dilanjutkan dengan kesimpulan dan saran. Dari uraian diatas maka dijelaskan pada
Gambar 2 dibawah ini.
8
Tahapan Penelitian
pra
Mengindentifikasi Permasalahan
Menentukan Tema Penelitian : Pengukuran Kinerja
Organisasi berdasarkan pendekatan Balance Scorecard
Melakukan Studi Kepustakaan
Batasan Masalah
Menentukan Tujuan Penelitian
Membuat Rancangan Pengumpulan dan Analisis Data
Merancang Kuesioner Pembobotan
Pengumpulan Data
Data Sekunder : Studi literatur,
jurnal yang relevan
during
Data Primer : Kuesioner,
wawancara
Melakukan Alignment/Penyelarasan
Pembobotan IKU dan pengukuran kinerja Setiap
Perspektif BSC
Perancangan Peta Strategi
Mengukur Kinerja Dinas Bina Marga dan
SDA Kota Bogor
post
Menyusun Inisiatif Strategis
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2 Tahapan Penelitian
9
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota
Bogor dengan alamat Jalan Pemuda No.30A Bogor 16153. Penelitian ini
dilakukan selama 5 (lima) bulan yaitu mulai bulan April 2015 sampai dengan
bulan September 2015.
Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yang digunakan melalui kuesioner yang terdapat pada
Lampiran 1. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dengan cara menganalisis
laporan kinerja instansi, Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) yang terdapat pada
Rencana Strategis 2010-2014 Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota
Bogor, skripsi, tesis dan jurnal nasional yang relevan dengan penelitian ini.
Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonprobabability sampling dengan teknik purposive sampling atau penetapan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Peneliti menggunakan penilaian pakar
mengetahui situasi dan kondisi instansi tersebut. Selain itu sampel yang dipilih
untuk penilaian perspektif BSC pakar internal karena sampel merumuskan
kebijakan teknis dan melaksanakan urusan di bidang bina marga dan sumber daya
air Kota Bogor diantaranya (1) Kepala Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor,
(2) Kepala Sub Bagian Keuangan, (3) Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan
Jembatan, (4) Kepala Bidang Sumber Daya Air, (5) Kepala Sub Bagian Umum
dan Kepegawaian, (6) Kepala Bidang Preservasi jalan dan jembatan.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam menyusun
pengukuran kinerja berdasarkan pendekatan Balanced Scorecard dan pembobotan
pakar mengunakan bantuan Microsoft Excel 2007.
Analisis Pengukuran Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard
Adapun tahapan untuk membangun dan mengimplementasikan Balanced
Scorecard pada organisasi mengacu pada teori Kaplan dan Norton adalah sebagai
berikut :
1.
Alignment
Alignment merupakan proses untuk menjamin bahwa visi, misi, sasaran
strategis (SS), dan Indikator Kinerja Utama (IKU) telah selaras. Untuk
memperoleh gambaran sebuah keadaan secara objektif mengenai keselarasan
tersebut maka dilakukan wawancara bersama dari pihak instansi.
2.
Pembuatan Kartu Skor
Kartu skor BSC digunakan untuk mencatat skor kinerja organisasi dan
merencanakan target yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Kartu skor
yang dibentuk harus sesuai dengan templete BSC yang terdiri dari Objective
(tujuan), Measurement (indikator kinerja utama dan indikator pemicu, Target
10
(target), dan Initiative (inisiatif). Template BSC diklasifikasikan kedalam 4
perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, manajemen internal, serta
pertumbuhan dan pembelajaran. Untuk mengetahui karakteristik indikator kinerja
yang baik dan cukup memadai. Masing-masing indikator Kinerja Utama dinilai,
model penilaian SMART-C terlihat pada Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2 Model penilaian SMART-C
No
a
Sasaran strategis
Indikator Kinerja Utama
S
Kriteria
M A R T
C
Sumber : Moeheriono (2012)
Berdasarkan Tabel 2 pengukuran kinerja unit organisasi yang bersangkutan
menggunakan prinsip SMART-C yaitu: Spesific (S) yaitu IKU mampu
menyatakan sesuatu yang unik dalam menilai kinerja, Measurable (M) yaitu IKU
dirancang harus dapat diukur dengan jelas, Achievable (A) yaitu IKU yang dipilih
dapat dicapai dan bermanfaat, Relevant (R) berarti IKU yang ditetapkan harus
sesuai dengan visi, misi tujuan strategis organisasi, Time Bound (T) berarti
memiliki batas waktu pencapaian dan Continuously improve (C) berarti IKU
mampu menyesuaikan dengan perkembangan organisasi.
3.
Perhitungan Bobot setiap Perspektif BSC dan Indikator Kinerja Utama
Pembobotan dilakukan dengan mengunakan metode pairwise comparison.
Penentuan bobot pada setiap elemen dibandingkan menggunakan skala seperti
pada Tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3 Skala pembobotan pada pairwise comparison
Tingkat Kepentingan
Definisi
Satu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen
9
lainnya.
Satu elemen sangat jelas lebih penting dibandingkan
7
elemen lainnya.
Elemen yang satu jelas lebih penting dibandingkan
5
elemen lainnya.
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari lainnya
1
Kedua elemen sama pentingnya
Apabila terdapat sedikit saja perbedaan kagu-raguan
2,4,6,8
antar dua nilai faktor yang berdekatan
a
Sumber : Saaty (1993)
Berdasarkan Tabel 3 pembobotan dilakukan dalam sebuah matrik. Matrik
merupakan label untuk membandingkan elemen satu dengan elemen yang lain.
Matrik memberi kerangka untuk menguji konsistensi, membuat segala
perbandingan. Matrik mengambarkan prioritas antara satu elemen dengan elemen
lainnya.
11
4.
Penyusunan Peta Strategi
Peta strategi disusun berdasarkan perspektif BSC dan mempertimbangkan
hubungan sebab akibat dari setiap strategi. Dalam tahapan ini terdiri dari beberapa
tahapan yakni menjelaskan visi dan misi serta sasaran strategi organisasi dari
masing-masing perspektif balanced scorecard.
5.
Pengukuran Kinerja
Setelah dilakukan pembobotan pada keempat perspektif BSC dan indikator
kinerja utama dari masing-masing perspektif. Selanjutnya dibuat kerangka
pengukuran kinerja BSC seperti Tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4 Kerangka pengukuran kinerja
Bobot
IKU
(a)
Penentuan
Standar
Nilai
Ekspresi
Warna
Baseline
(%)
Target
(%)
Pencapaian
(%)
(f)
Nilai KRI
(%)
(g)=(a*f)
Sangat baik
Baik
Sedang
Rendah
a
Sumber : Sirait et al (2010)
Berdasarkan Tabel 4 penentuan standar dibagi menjadi empat sangat baik
diekspresikan warna biru, baik diekspresikan warna kuning sedangkan sedang
diekspresikan warna kuning serta rendah diekspresikan warna merah. Secara
teknis metode pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan pencapaian
aktual terhadap target yang telah ditetapkan dikalikan dengan bobot IKU.
Pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC dilakukan dengan menggunakan
program Microsoft Excel 2007. Pengaturan nilai ekspresi warna dilakukan dengan
menggunakan conditional formatting. Excel akan memberi warna pada sel di tabel
sesuai dengan informasi/rule yang telah ditentukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 tahun 2010 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kota Bogor. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya
Air Kota Bogor dituntut dapat melaksanakan pekerjaan lebih efektif, efisien dan
profesional. Sedangkan Peraturan Walikota Bogor Nomor 53 tahun 2014 tentang
Tugas Pokok, Fungsi, Tata Kerja dan Uraian Tugas Jabatan Struktural di
Lingkungan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor. Dalam
melaksanakan tugas pokoknya dinas tersebut mempunyai fungsi : (1) Perumusan
kebijakan teknis dibidang Bina Marga dan Sumber Daya Air, (2) Penyelenggaraan
urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Bina Marga dan Sumber
Daya Air, (3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Bina Marga dan
Sumber Daya Air, (4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
12
tugas dan fungsinya. Berikut merupakan Struktur organisasi Dinas Bina Marga
dan Sumber Daya Air kota Bogor seperti Gambar 3 dibawah ini.
Kepala Dinas
Kelompok Jabatan Fungsional
Sekretaris
Subbag
Umum dan
Kepegawaian
Bidang Perencanaan
dan Pengawasan
Bidang Pembangunan
Jalan dan Jembatan
Bidang Preservasi Jalan
dan Jembatan
Subbag
Keuangan
Subbag
Perlengkapan
Bidang Sumber Daya Air
Seksi Perencanaan dan
Pengawasan
Kebinamargaan
Seksi Pembangunan
Jalan dan Jembatan
Wilayah I
Seksi Preservasi
Jalan dan Jembatan
Wilayah I
Seksi Sumber Daya Air
Wilayah I
Seksi Perencanaan dan
Pengawasan Sumber
Daya Air
Seksi Pembangunan
Jalan dan Jembatan
Wilayah II
Seksi Preservasi
Jalan dan Jembatan
Wilayah II
Seksi Sumber Daya Air
Wilayah II
Seksi Pengendalian
Program dan Pengujian
Laboratorium
Seksi Pembangunan
Jalan dan Jembatan
Wilayah III
Seksi Preservasi
Jalan dan Jembatan
Wilayah III
Gambar 3 Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Berdasarkan Gambar 3 diatas, Kepala Dinas mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang bina marga dan
sumber daya air. Untuk melaksanakan tugas pokok kepala dinas mempunyai
fungsi : (1) perumusan kebijakan teknis di bidang kebinamargaan dan sumber
daya air. (2) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang kebinamargaan dan sumber daya air. (3) pembinaan dan pelaksanaan tugas
di bidang kebinamargaan dan sumber daya air.
Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi dinas di
bidang pengelolaan kesekretariatan. Untuk melaksanakan tugas pokok sekretariat
mempunyai fungsi : (1) pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana program
kerja dilingkungan dinas. (2) pelaksanaan tugas administrasi umum dan
administrasi kepegawaian, perlengkapan, alat berat, keuangan, kearsipan, dan
kerumah tangaan serta pengadaan aset tanah. Sekretariat terdiri dari : (1) Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian, (2) Sub Bagian Keuangan (3) Sub bagian
Perlengkapan.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan
kegiatan dinas secara profesional sesuai keahlian, keterampilan, dan kebutuhan.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya bertanggung jawab kepada kepala dinas,
melaksanakan koordinasi dengan satuan organisasi dalam lingkup dinas, memiliki
kewajiban yang sama dengan satuan organisasi dalam lingkup dinas.
13
Bidang Perencanaan dan Pengawasan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagaian fungsi dinas di bidang perencanaan dan pengawasan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut bidang perencanaan dan pengawasan
mempunyai fungsi : (1) perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan dan
pengawasan. (2) pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan di bidang
perencanaan dan pengawasan. (3) pelaksanaan monitoring, evaluasi, pengawasan
dan pelaporan.
Bidang Perencanaan dan Pengawasan terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan dan Pengawasan Kebinamargaan
2. Seksi Perencanaan dan pengawasan Sumber Daya Air
3. Seksi Pengendalian dan Pengujian Laboratorium
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian fungsi dinas di bidang pembangunan jalan dan jembatan.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
mempunyai fungsi : (1) perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan jalan
dan jembatan. (2) pelaksanaan dan pengkoordinasiian kegiatan di bidang
pembangunan jalan dan jembatan. (3) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
pelaporan.
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan terdiri dari :
1. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah I
2. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah II
3. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah III
Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian fungsi dinas di preservasi jalan dan jembatan. Untuk
melaksanakan tugas pokoknya Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan mempunyai
fungsi : (1) perumusan kebijakan teknis di bidang preservasi jalan dan jembatan.
(2) pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang preservasi jalan dan
jembatan. (3) pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan terdiri dari :
1. Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I
2. Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II
3. Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah III
Bidang Sumber Daya Air mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagaian
fungsi dinas di bidang sumber daya air. Untuk melaksanakan tugas pokok bidang
sumber daya air mempunyai fungsi : perumusan kebijakan teknis di bidang
sumber daya air. (2) pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang sumber
daya air. (3) pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
Bidang Sumber Daya Air terdiri dari :
1. Seksi Sumber Daya Air Wilayah I
2. Seksi Sumber Daya Air Wilayah II
14
Alignment/Penyelarasan Organisasi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Bagian tahap awal dari penyusunan balanced scorecard yang akan
dilakukan disini adalah alignment/penyelarasan visi ke misi, misi ke tujuan, tujuan
ke sasaran strategis serta sasaran strategis ke indikator kinerja utama dimana
masing-masing penyelarasan tersebut akan dijelaskan pada sub judul berikut.
Alignment/Penyelarasan Visi ke Misi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Visi merupakan suatu pernyataan ringkas tentang cita-cita organisasi yang
berikan arahan yang jelas dan apa yang akan diperbuat oleh organisasi di masa
yang akan datang (Moeheriono 2012).
Pernyataan visi dan misi yang dirancang dengan baik sangat penting untuk
merumuskan, menerapkan dan mengevaluasi strategi. Oleh karena itu, perlu
dilakukan alignment untuk mengetahui keselarasan antara visi dan misi Dinas
Bina Marga dan SDA Kota Bogor seperti pada Gambar 4 dibawah ini.
Visi
Misi
1. Meningkatkan
tata
kelola
penyelanggaraan prasarana jalan
kota dan sumber daya air
2. Mendayagunakan air dan sumber
daya air
Terwujudnya prasarana kota dan
prasarana sumber daya air yang
mantap, selaras, terpadu dan
berkesinambungan
3. Meningkatkan pengendalian dan
pengawasan prasarana jalan dan
sumber daya air
4.
Meningkatkan sumber daya
aparatur yang profesional dan
bertanggung jawab.
Keterangan :
Menunjukkan keselarasan
Pendukung
a
Gambar 4 Alignment visi ke misi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Sumber : Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor pada
tahun 2010-2014
Berdasarkan Gambar 4 keselarasan visi terhadap misi dimana visinya.
Untuk mewujudkan visi tersebut maka ada empat misi yang dilakukan. Misi
pertama meningkatkan tata kelola penyelenggaraan prasarana dan sumber daya air
merupakan penjabaran dari visi Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
berdasarkan keyword diatas. Misi kedua mendayagunakan sumber daya air juga
merupakan penjabaran terwujudnya prasarana sumber daya air yang mantap,
15
selaras, terpadu dan berkesinambungan berdasarkan keyword diatas. Misi ketiga
dan misi keempat berdasarkan keyword diatas merupakan pendukung dalam
proses mewujudkan visi Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor
yaitu terwujudnya prasarana kota dan prasarana sumber daya air yang mantap,
selaras, terpadu dan berkesinambungan. Untuk perbaikan alignment pada misi
pendukung, rekomendasi dari peneliti agar mengeksplisitkan bahasa pada misi
pendukung agar terwujud visi prasarana kota dan prasarana sumber daya air yang
mantap, selaras, terpadu dan berkesinambungan berdasarkan prinsip good dan
clean goverment.
Alignment/Penyelarasan Misi ke Tujuan Dinas Bina Marga dan SDA Kota
Bogor
Tahapan selanjutnya setelah dilakukan alignment antara visi ke misi adalah
menganalisis keselarasan antara misi dan tujuan Dinas Bina Marga dan Sumber
Daya Kota Bogor. Tujuan merupakan realisasi dari misi yang spesifik dan dapat
dilakukan dalam jangka pendek. Keselarasan antara misi dan tujuan perlu
dianalisis dengan proses alignment dibawah ini seperti Gambar 5.
Misi
Tujuan
Meningkatkan
tata
kelola
penyelanggaraan prasarana jalan kota
dan sumber daya air
Mendayagunakan air dan sumber
daya air
Meningkatkan pengendalian
pengawasan prasarana jalan
sumber daya air
dan
dan
Meningkatkan fungsi situ atau
kolam retensi sebagai sumber daya
air dan meningkatkan ketersediaan
air secara berkelanjutan
Meningkatkan tingkat pelayanan
jalan dan penyediaan akses jalan
penghubung
Meningkatkan sumber daya aparatur
yang profesional dan bertanggung
jawab.
Menunjukkan keselarasan
Pendukung
a
Gambar 5 Alignment misi ke tujuan Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Sumber : Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor pada
tahun 2010-2014
Berdasarkan Gambar 5 secara alignment misi terhadap tujuan Dinas Bina
Marga dan Sumber Daya Kota Bogor. Misi pertama meningkatkan tata kelola
prasarana dan sumber daya air berdasarkan keyword diatas memiliki keselarasan
dengan tujuan meningkatkan fungsi sumber daya air secara berkelanjutan. Misi
16
kedua mendayagunakan sumber daya air berdasarkan keyword diatas
menunjukkan keselarasan dengan tujuan meningkatkan fungsi situ atau kolam
retensi sebagai sumber daya air dan meningkatkan ketersediaan air secara
berkelanjutan. Misi ketiga berdasarkan keyword diatas merupakan pendukung
terhadap tujuan yaitu meningkatkan fungsi sumber daya air secara berkelanjutan.
Selanjutnya misi ketika terhadap tujuan kedua yaitu meningkatkan tingkat
pelayanan jalan dan penyediaan akses jalan penghubung selaras. Sementara itu
misi keempat berdasarkan keyword diatas merupakan pendukung terhadap tujuan
yaitu meningkatkan tingkat pelayanan jalan dan penyediaan akses jalan
penghubung pada Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor.
Alignment/ Penyelarasan Tujuan ke Sasaran Strategis Dinas Bina Marga dan
SDA Kota Bogor
Tahap ketiga dari proses alignment yaitu menganalisis keselarasan antara
tujuan dan sasaran strategis Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor. Sasaran
adalah suatu keadaan atau kondisi yang ingin dicapai oleh organisasi, baik tujuan
jangka pendek atau jangka panjang mencangkup organisasi keseluruhan. Tujuan
bersifat luas dan umum sedangkan sasaran bersifat lebih rinci dan memperlihatkan
langkah menuju pencapaian tujuan. Keselarasan tujuan Dinas Bina Marga dan
SDA Kota Bogor ke sasaran dapat dilihat pada Gambar 6.
Tujuan
Meningkatkan tingkat pelayanan
jalan dan penyediaan akses jalan
penghubung
Meningkatkan fungsi situ atau kolam
retensi sebagai sumber air dan
meningkatkan ketersediaan air secara
berkelanjutan
Sasaran Strategis
Terwujudnya sarana dan prasarana
transportasi yang layak dan
berkualitas
Meningkatkan kondisi infrastruktur
sumber daya air
Menunjukkan keselarasan
Gambar 6 Alignment tujuan ke sasaran strategis Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
a
Sumber : Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor tahun
2010-2014
Berdasarkan Gambar 6 alignment tujuan terhadap sasaran strategis yang
terdapat pada Restra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor tahun
2010-2014. Sasaran strategis yang pertama yaitu terwujudnya sarana dan
prasarana yang layak dan berkualitas menunjukkan penjabaran point dari tujuan
pertama Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor yaitu agar meningkatkan tingkat
pelayanan jalan dan penyediaan akses jalan penghubung. Sasaran strategis yang
kedua yaitu meningkatkan kondisi infrastruktur sumber daya air menunjukkan
keselaran dari tujuan untuk meningkatkan fungsi sumber daya air secara
berkelanjutan.
17
Alignment/Penyelarasan Sasaran Strategis ke Indikator Kinerja Utama
Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Tahap selanjutnya proses alignment yaitu mendiagnosis keselarasan antara
sasaran strategis dan indikator kinerja utama yang terdapat pada rencana strategis
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor tahun 2010-2014 Indikator
Kinerja Utama terdiri dari persentase panjang jalan, drainase, trotoar dan jembatan
dengan kapasitas memadai dan berkondisi baik, tersedia jalan yang
menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kota, jumlah danau atau situ
dan kolam retensi berkondisi baik dan panjang saluran, sungai dan jaringan irigasi
dengan kapasitas memadai dan berkondisi baik. Hasil diagnosis dapat dilihat pada
Gambar 7 dibawah ini.
Sasaran Strategis
IKU
Terwujudnya sarana dan prasarana
transportasi yang layak dan
berkualitas
Persentase panjang jalan, drainase,
trotoar dan jembatan dengan
kapasitas memadai dan berkondisi
baik
Meningkatkan kondisi infrastruktur
sumber daya air
Tersedia
jalan
yang
menghubungkan
pusat-pusat
kegiatan dalam wilayah kota
Jumlah danau atau situ dan kolam
retensi berkondisi baik
Panjang saluran, sungai dan
jaringan irigasi dengan kapasitas
memadai dan berkondisi baik
Menunjukkan keselarasan
Gambar 7 Alignment sasaran strategis dan IKU Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
a
Sumber : Renstra Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor tahun
2010-2014
Gambar 7 menunjukkan bahwa sasaran strategi pertama yaitu terwujudnya
sarana dan prasarana transportasi yang layak dan berkualitas selaras dengan IKU
yang ditetapkan yaitu persentase panjang jalan, trotoar dan jembatan dan
tersedianya jalan yang menghubungkan dalam wilayah kota. Sementara itu
sasaran strategis yang kedua meningkatkan kondisi infrastruktur sumber daya air
sudah selaras dengan IKU yang ditetapkan yaitu jumlah danau atau situ dan kolam
retensi, panjang saluran, sungai jaringan irigasi penjabaran dari sasaran strategi
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor tetapi berdasarkan analisis
ditemukan bahwa indikator kinerja utama secara umum belum memenuhi prinsip
SMART-C seperti yang terdapat pada Lampiran 3.
18
Pengukuran Kinerja perspektif Dinas Bina Marga dan SDA Kota Bogor
Berdasarkan empat perspektif pada balanced scorecard yang terdiri dari 12
(dua belas) Indikator Kinerja Utama Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air
Kota Bogor, terdapat 4 (empat) indikator telah mencapai target yang ditetapkan,
sedangkan 8 (delapan) IKU belum mencapai target diantaranya : 2 (dua) berada
pada kategori rendah yang diekspresikan dengan warna merah, 5 (lima) berada
pada kategori sedang yang diekspresikan dengan warna kuning dan 1 (satu)
Indikator Kinerja Utama non available, dua Indikator Kinerja Utama berada pada
kategori baik yang diekspresikan dengan warna hijau dan 2 (dua) Indikator
Kinerja Utama berada pada kategori sangat baik yang diekspresikan dengan warna
biru. Untuk selengkapnya akan dijelaskan sub judul berikut ini.
Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor menetapkan sasaran
strategis yaitu peningkatan pengelolaan anggaran secara optimal. Indikator
Kinerja Utama dan pemicu indikator pemicu digunakan untuk mengukur
pencapaian dari sasaran strategis tersebut tercantum dalam pengukuran perspektif
keuangan yang dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.
Tabel 5 Hasil pengukuran perspektif keuangan
Indikator Pemicu
Indikator Kinerja
Utama
Pengelolaan daya
serap
anggaran
Dinas Bina Marga
dan Sumber daya
Air Kota Bogor
Persentase daya serap
anggaran
terhadap
kegiatan Dinas Bina
Marga dan Sumber
daya Air kota Bogor
Bobot IKU
(a)
0.083
Penentuan Standar (%)
Sangat Baik
Baik
Sedang
Rendah
>95-100
>85-95
75-85
90-100
Baik
>80-90
Sedang
75-80
Rendah
90
Baik
>80-90
Sedang
70-80
Rendah