Perencanaan Bisnis Pemasaran Komoditi Kentang Konsumsi Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang

i

PERENCANAAN BISNIS PEMASARAN KOMODITI
KENTANG KONSUMSI DI PASAR INDUK TANAH TINGGI
TANGERANG

ANGGI LESMANA SUKARYO

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
ISNTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

i

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Bisnis
Pemasaran Komoditi Kentang Konsumsi Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014
Anggi Lesmana Sukaryo
NIM H34090056

ii

RENCANA BISNIS PEMASARAN KOMODITI KENTANG KONSUMSI
DI PASAR INDUK TANAHTINGGI TANGERANG
ABSTRAK
CV. Agro Lesmana Grup adalah sebuah rancang usaha pengintegrasian
sistem agribisnis yang terfokus pada kegiatan pemasaran kentang konsumsi. Pasar
Induk Tanah Tinggi Tangerang dipilih sebagai salah satu dari segmentasi utama
usaha ini, karena kemampuannya menjual kentang konsumsi sebanyak 60-80 ton
per hari. Penargetan market share pada pasar ini adalah sebesar 65-70 persen.

Agar terjaganya kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dalam memenuhi pencapaian
target dan memenuhi kepuasaan pelanggan, diperlukan adanya kemitraan dengan
petani-petani. Kemitraan ini di rancang secara mutualisme dan kooperatif.
Sehingga pada analisa finansial usaha ini dengan asumsi yang ada, nilai NPV
selama proyek usaha 5 tahun sebesar Rp 16.173.779.127,- dengan nilai DF per
tahun sebesar 15%; nilai Net B/C sebesar 1,085 ; dan nilai IRR mencapai 826%
dimana nilai tersebut jauh lebih besar dibandingakan nilai DR (Discount Rate)
atau opportunity cost of capital sebesar 15%. Namun pada uji sensitivitas, jika
terjadi penurunan nilai penerimaan sebesar diatas 7,8%, terjadi peningkatan biaya
ongkos transportasi lebih dari Rp 500,-, dan terjadi peningkatan biaya pembelian
barang dagang lebih dari 9,5% mengakibatkan usaha ini tidak layak untuk
dijalani.
Keyword : perencanaa bisnis, kentang, pemasaran, pasar induk, kemitraan
BUSINESS MARKETING PLAN OF POTATO CONSUMPTION
COMODITY IN PASAR INDUK TANAH TINGGI TANGERANG
ABSTRACT
CV. Agro Lesmana Group is a integrating coorporate design of agrobusiness
system that focused on marketing of consumption potato. Pasar Induk Tanah
Tinggi Tangerang is choseen as one from many segmentations for this business,
because of its ability to sell potato consumption as much as 60-80 tons each day.

Market share target on this segmentation is about 65-70 percent. Partnership with
ther local farmers is needed to keep the best quality, optimum quantity, and
supply continuity. This partnership is designed with mutuality and cooporation
system. So that the financial analysis with reaches the assumption of 5 years
project show NPV value of this business is about IDR 16,173,779,127.- with DF
Value per year is 15 percent; net B/C value is 1.085 and IRR value reaches 826
percent which these percentages is greater than its Discount Rate (DR) or
opportunity cost of capital that reach 15 percent. On the other side, in a sensitivity
analysis test, if there is a declining of revenue above 7,8 percent, escalataion of
delivery cost greater than Rp. 500,- and procurement cost above 9,5 percent, so
that this business is not fease to be made.
Keyword : business plan, marketing, potato, production center, pasar induk,
coopration/partnership

i

PERENCANAAN BISNIS PEMASARAN KOMODITI
KENTANG KONSUMSI PASAR INDUK TANAH TINGGI
TANGERANG


ANGGI LESMANA SUKARYO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

i

Judul Skripsi : Perencanaan Bisnis Pemasaran Komoditi Kentang Konsumsi
Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang

Nama
: Anggi Lesmana Sukaryo
NIM
: H34090056

Disetujui oleh

Dr. Ir. Lukman M. Baga, MA.Ec
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Dwi Rachmina, M.Si
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

ii

i


PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan
skripsi ini dengan sebaik-baiknya sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama penelitian dan penyusunan skripsi,
penulis banyak mendapat bantuan, dukungan, arahan, bimbingan, pengetahuan
dan pengalaman yang sangat berharga dari berbahai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua atas segala doa, dorongan, dukungan, dan pengalaman
selama penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ir. Lukman M. Baga, MA.Ec selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian dan penyusunan
skripsi.
3. Direktur CV. Mitra Tani Farm, Budi Susilo Setiawan yang telah memberikan
masukan, pengalaman, dan gambaran lebih luas dalam dunia pertanian yang
berguna bagi penyusunan skripsi ini.
4. Achmad Fachruddin dan Nursil Ocsanari selaku korektor yang telah
memberikan masukan, dukungan, dan arahan yang sangat berguna bagi

penyusunan skripsi ini
5. Restu Rahmana Putra, Royeka Pratama, Muhammad Hilal, Tedi A. Lesmana,
Cecep Sentaulan, M. Firdaus Zuhdi, Cynthia Mawarnita, Emilia Huda, Nora
Asfia, Farida Ajeng Bayanti, dan Rekan-rekan “Journey” yang telah
memberikan bantuan, dukungan, dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, semoga bantuan
anda semua diberikan balasan yang setimpal oleh Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan
di masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pihak yang memerlukan
Bogor, September 2014

ii

DAFTAR ISI
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar belakang
Perumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Perencanaan Bisnis
Keluaran Hasil Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kentang
Perencanaan Bisnis
Perbedaan Studi Kelayakan Bisnis dengan Perencanaan Bisnis
Penelitian Terdahulu
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Analisis dan manajemen pemasaran
Analisis dan manajemen operasi
Analisis dan manajemen sumberdaya manusia
Analisis aspek legalitas
Analisis finansial
Kerangka Pemikiran Operasional

METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Rencana Pasar dan Pemasaran
Rencana Manajemen Operasi
Rencana Manajemen Sumberdaya Manusia
Rencana Analisa Finansial
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis dan Manajemen Pemasaran
Permintaan
Penawaran
Strategi Pemasaran
Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Analisis dan Manajemen Operasi
Pengadaan Input
Analisis Usahatani Sederhana
Tabel Analisis Usahatani Sederhana
Sistem Kemitraan
Dampak Lingkungan

Analisis dan Manajemen Sumberdaya Manusia
Aspek Legalitas
Struktur Organisasi

i
ii
iii
iii
iii
1
1
4
4
5
5
5
5
6
9
9

11
11
11
11
12
12
13
14
16
16
16
18
18
19
19
19
21
21
21
22
23
24
26
26
28
31
32
34
35
35
38

iii

Deskripsi Pekerjaan
Analisis Aspek Finansial
Asumsi Analisis Keuangan
Komponen Biaya Investasi dan Biaya Operasional
Analisis Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja
Proyeksi Laba Rugi Tahunan
Tabel Cashflow Tahunan
Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS

39
40
40
41
43
44
45
46
48
48
49
49
51
513

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbedaan studi kelayakan dan perencanaan bisnis
Tabel 2. Jenis, sumber, dan metode pengumpulan data
Tabel 3. Penetapan target pemasaran kentang
Tabel 4. Penetapan harga beli dan estimasi keuntungan
Tabel 5. Seleksi berdasarkan ukuran dan persentase produksi kentang per Ha
Tabel 6. Analisis Usahatani Ketang per Ha (Sekali Musim Tanam)
Tabel 7. Matrik stake holders kemitraan usaha pemasaran kentang
Tabel 8. Asumsi analisis keuangan
Tabel 9. Biaya investasi
Tabel 10. Penyusutan
Tabel 11. Biaya tetap
Tabel 12. Biaya variabel
Tabel 13. Perhitungan laba-rugi tahunan rencana usaha pemasaran kentang
Tabel 14. Perhitungan cashflow tahunan rencana usaha pemasaran kentang
Tabel 15. Kelayakan usaha pemasaran kentang untuk penurunan inflow
Tabel 16. Kelayakan usaha pemasaran kentang, untuk perubahan ongkos kirim
Tabel 17. Kelayakan usaha pemasaran kentang konsumsi, perubahan input

9
17
24
25
30
31
32
38
41
42
42
43
44
45
47
47
47

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tataniaga agribisnis kentang konsumsi
Gambar 2. Kentang varietas Granola
Gambar 3. Bagan kerangka pemikiran operasional
Gambar 4. Diagram alir proses rencana pasar dan pemasaran
Gambar 5. Diagram aliran rencana operasional kentang konsumsi
Gambar 6. Diagram aliran rencana manajemen SDM kentang konsumsi
Gambar 7. Diagram proses produksi kentang
Gambar 8. Rancang sistem kemitraan CV. ALG
Gambar 9. Struktur organisasi CV. ALG

2
6
14
18
19
19
30
32
39

iv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Poto-poto kegiatan usahatani kentang
Lampiran 1. Poto-poto kegiatan pemasaran kentang

1

PENDAHULUAN
Latar belakang
Pembangunan sektor pertanian dan usaha agribisnis yang berdaya saing,
berkerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi, senantiasa mendorong untuk
terwujudnya perekonomian nasional yang lebih baik. Hal ini tercermin dari visi
dan misi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, dimana pada misinya
menetapkan beberapa nilai, seperti :
 Mengembangkan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengan
sumberdaya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional
dan internasional.
 Mendorong terwujudnya sistem kemitraan usaha dan perdagangan
komoditas pertanian yang sehat, jujur dan berkeadilan.
Nilai tersebut membentuk suatu pemikiran bahwa usaha agribisnis akan
berdaya saing jika setiap sistem terintegrasi dan saling menguatkan satu dengan
yang lainnya dalam bentuk kemitraan. Salah satu kegiatan pada usaha agribisnis
yang dapat melancarkan keintegrasian dan kemitraan sistem tersebut adalah
kegiatan pemasaran. Pemasaran dimana dapat berfungsi sebagai alat pencari tahu
semua kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi, sebagai penunjuk dengan
cepat segmen pasar yang dapat dilayani dengan sangat baik oleh perusahaan, dan
sebagai perancang atau peningkat kualitas, kuantitas, dan kekontinuitasan produk
atau jasa yang tepat (Kotler 2006).
Pemasaran akan efektif, jika secara keseluruhan kegiatan usaha memberikan
nilai yang dijanjikan dan memuaskan sesuai dengan keinginan pasar. Banyak
kegiatan usaha beranggapan bahwa pemasaran hanya berfungsi untuk mendukung
kegiatan produksi/pabrikasi (manufacturing) sehingga bertujuan untuk
“membuang” produk kegiatan usaha. Pada kenyataannya justru sebaliknya, kotler
(2006) mengemukakan bahwa aspek lain yang harus menjadi faktor pedukung
pemasaran, seperti kegiatan produksi. Dukungan tersebut menjadikan pemasaran
dapat menentukan bagaimana meluncurkan, menetapkan harga, mendistribusikan,
mempromosikan penawaran produk atau jasa di pasar, dan kegiatan pemasaran
tidak lagi dikenal hanya dengan kegiatan penjualan.
Pada kegiatan pemasaran di sistem hilir agribisnis Indonesia,
pengefektivitasan masih terkendala oleh beberapa hal, seperti : karena terjadinya
kesinambungan produksi, kurang memadainya pasar (penetapan harga),
panjangnya saluran pemasaran, rendahnya kemampuan tawar-menawar,
berfluktuasinya harga, kurang tersedianya informasi pasar, kurang jelasnya
jaringan pemasaran, rendahnya kualitas produksi, dan rendahnya kualitas
sumberdaya manusia. Terutaman kendala ini biasa terjadi pada komoditas sayurmayur dan umbi-umbian (hortikultura).
Penyerapah hasil komoditas hortikultura di Indonesia masih didominasi
terbesar oleh pasar tradisional. Salah satu dari pasar tradisional yang menyerap
hasil pertanian secara besar-besaran adalah pasar induk. Pasar induk menyerap
hasil pertanian secara besar karena kemampuannya dalam memasarkan hasil
pertanian adalah sebesar 1.000 ton – 5.000 ton per harinya, tergantung dengan
besarnya tempat pasar induk tersebut, kesetrategisan lokasi pasar, dan

2

keeksistensian pasar beroperasi. Pasar induk yang berlokasi di Jabodetabek
memiliki kemampuan pemasaran tinggi dibandingkan dengan pasar induk di
lokasi-lokasi lainnya. (Paskomnas, 2013)
Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang merupakan salah satu pasar induk
yang menjadi primadona baru di Jabodetabek. Pasar ini mampu memenuhi
kebutuhan pasokan buah-buahan, sayur-mayur, dan umbi-umbian untuk wilayah
Banten, Jabodetabek, dan Lampung dengan total perdagangan harian mencapai
2.000 ton. Pada komoditas umbi-umbian, kentang konsumsi (Granola) yang
paling mendominasi dalam pengiriman barang ke pasar ini sebanyak 60 ton – 100
ton setiap harinya yang terbagi kebeberapa lapak pada masing-masing blok
(Paskomnas, 2013).
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan salah satu dari komoditas
impor sayur-sayuran dengan memiliki jumlah impor lebih dari 42.000 ton, dimana
jumlah tersebut menempati urutan kedua setelah jumlah impor bawang putih.
Meski demikian, secara data nasional kentang tercatat memiliki luasan lahan
panen seluas 65.989 ha, total produksi sebanyak 1.094.240 ton dan rata-rata
produktivitas sebanyak 16,56 ton/ha. Di Indonesia sentra produksi kentang
terbesar tersebar di beberapa provinsi, seperti Sumatra Utara, Jambi, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara (Deptan, 2012).
Pemanfaatan hasil panen Kentang Granola dibagi menjadi dua, yaitu
kentang sebagai bibit dan kentang untuk konsumsi. Pada hasil pengamatan,
mekanisme tataniaga dan alur pasok kentang konsumsi dapat digambarkan
sebagai berikut :
Perusahaan Ekspor-Impor

Perusahaan Lokal

Sentra Produksi

Pasar Induk
Bandar (Wholesaler)

Petani
Pedagang Pengepul

Pasar Pengecer
Pedagang Pengecer

Konsumen Akhir
Rumah Tangga

Unit Usaha
Rumah Makan
Catering

Warungan

Centeng (Agen Perantara)
Wholesaler Pasar Induk Lain

Gambar 1. Tataniaga agribisnis kentang konsumsi
Gambar 1. Menjelaskan bahwa pada sentra produksi, umumnya petani
melakukan kegiatan usahatani dengan luas lahan yang sempit, yaitu kurang dari
0,5 ha (small scale farming), sehingga produksi dan produktivitas yang dihasilkan
pun sedikit. Sedangkan pada penyaluran komoditas kentang pada pasar pertama,
yakni pasar induk. Seorang bandar (wholesaler) di pasar induk membutuhkan
komoditas dalam jumlah banyak bahkan berkalilipat dari hasil panen petani dan
kontinu setiap harinya. Hal tersebut mendorong seorang pedagang pengepul
(assembler) untuk memanfaatkan situasi tersebut, terlebih lagi seorang pedagang
pengepul (assembler) lebih mengetahui situasi dan kondisi petanian secara detail
di sentra produksi. Seorang assembler biasanya adalah seorang petani yang
memiliki luasan lahan garapan yang lebih luas dari pada petani lain secara
signifikan (2-400 ha), atau seseorang yang memiliki tingkat pendidikan maupun

3

pengalaman yang tinggi, atau seseorang yang memiliki permodalan yang kuat,
atau seseorang keturunan dari salah satu tokoh masyarakat di sentra produksi
tersebut, dan atau seseorang yang memiliki akses dan jaringan kepada pasar
secara luas.
Pada pasar induk ada dua tingkatan pedagang, yakni bandar dan centeng.
Komoditas yang dibeli oleh bandar akan dibagikan atau dijual kepada centeng
(agen perantara), hal ini dikarenakan setiap kepemilikan per lapak pedagang
hanya memiliki kapasitas penjualan per hari sebanyak 3,5 ton hingga 4 ton.
Sedangkan seorang bandar akan membeli persediaan barang dagang lebih dari
kapasitas lapak (≥7 ton), dikarenakan dengan membeli persedian barang dagang
yang banyak akan menurunkan nilai harga pokok penjualan (HPP), biaya
penyusutan, dan biaya pengiriman. Sedangkan seorang centeng tidak akan
memiliki daya saing jika melakukan pembelian langsung kepada petani
dikarenakan dari segi biaya pengiriman saja akan membengkakkan biaya
persatuan unit barang dagang (biaya pengiriman pembelian 3,5 ton akan sama
dengan biaya pengiriman 7 ton). Oleh karena itu, ketergantungan pengadaan
barang dagang seorang centeng dari seorang bandar sangat tinggi, meski demikian
seorang bandar tidak akan berjalan dengan baik jika kemitraan yang dijalani oleh
kedua belah pihak tidak terjaga.
Kondisi pada pasar induk ini memberikan beberapa peluang bagi pelaku
usaha agribisnis baru untuk memposisikan diri sebagai bandar (wholesaler).
Selain itu memposisikan diri sebagai bandar akan lebih mudah dibandingkan
memposisikan diri sebagai centeng (agen perantara) karena pada pasar induk
adanya keterbatasan lapak sewa untuk berdagang. Namun demikian, untuk
menjadi seorang bandar dihadapkan dengan beberapa tantangan, seperti :
 memilikinya kemampuan mengakses pembelian barang dagang kompetitif
(baik harga, kualitas, dan kontinu) yang sangat luas dan tidak tergantung
pada satu sentra produksi,
 mampu bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan importir maupun
lokal untuk menyediakan maupun menjual persediaan barang dagang,
 memiliki akses kerjasama dengan bandar (wholesaler) pasar induk
lainnya,
 memiliki permodalan yang kuat,
 memiliki pengetahuan luas terhadap komoditas yang dipasarkan,
 menjalin kerjasama dengan beberapa lapak mitra (agen perantara/centeng)
terpercaya, dan
 memiliki kemampuan membaca pergerakan situasi pasar
Namun, untuk membuka minat investasi yang lebih besar pada usaha ini,
diperlukan suatu rancangan bisnis yang dapat dengan mudah memberikan
informasi mengenai perencanaan bisnis pemasaran konsumsi kentang konsumsi di
pasar induk tersebut dan dapat membantu para calon investor untuk menentukan
perencanaan bisnis yang sesuai untuk dijalankan pada bidang ini. Rancangan
bisnis pemasaran kentang konsumsi diharapkan dapat membantu pengambilan
keputusan rencana bisnis yang cepat, tepat dan efisien. Oleh karena itu,
penyusunan sebuah rencana bisnis adalah satu tahap penting dalam pendirian
setiap bisnis baru maka diperlukan rencana yang baik.
Adanya sebuah perencanaan, keuntungan yang akan dicapai dapat
diperkirakan dan hambatan yang mungkin akan dihadapi dapat diantisipasi.

4

Rencana yang telah dibuat tersebut dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan
kegiatan dan memiliki gambaran yang jelas dan tegas terhadap sesuatu yang akan
dikerjakan. Perancangan rencana bisnis pemasaran komoditi kentang konsumsi
pasar induk yang terkomputerisasi ini akan memudahkan dalam memberikan
informasi mengenai usaha tersebut dan dapat membantu pengguna dalam
menyusun rencana bisnis yang sesuai untuk dijalankan pada bidang ini. Selain itu,
dengan pengambilan keputusan secara cepat, tepat dan efisien, akan menghemat
waktu dan biaya.
Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka masalah pokok yang akan diteliti
adalah apakah usaha pemasaran kentang konsumsi di pasar induk berpotensi
memberikan peluang usaha yang baik? dan bagaimana membentuk perencanaan
bisnis pemasaran komoditi kentang konsumsi pada pasar induk?
Untuk mempermudah pembentukan perencanaan bisnis ini, secara bertahap
perlu dijawab masalah-masalah sebagai berikut :
a) Bagaimana profil usaha pemasaran komoditi kentang konsumsi yang akan
terbentuk?
b) Seberapa besar peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh usaha
pemasaran komoditi kentang konsumsi?
c) Bagaimana analisis pasar dan pemasaran dari usaha pemasaran komoditi
kentang konsumsi?
d) Bagaimana pembentukan aspek managerial dan organisasi usaha
pemasaran komoditi kentang konsumsi?
e) Bagaimana analisis aspek operasional yang akan digunakan dalam usaha
pemasaran komoditi kentang konsumsi?
f) Bagaimana analisis aspek penentuan skala usaha, dan aspek legal usaha
pemasaran komoditi kentang konsumsi?
g) Bagaimana menyusun analisis aspek finansial usaha pemasaran komoditi
kentang konsumsi?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:
a) Mengkaji dan membuat rancangan bisnis pemasaran komoditi kentang
konsumsi pasar induk
b) Mengkaji keunggulan dari rancangan bisnis pemasaran komoditi kentang
konsumsi dengan pola kemitraan
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
seperti :
a) Para pelaku agribisnis dapat memanfaatkannya program ini dalam
menyusun rencana bisnis bagi usaha agribisnis yang akan dijalankan, dan
untuk menentukan sumber modal bagi usaha tersebut.
b) Lembaga keuangan dapat memanfaatkannya sebagai salah satu
pertimbangan dalam meminjamkan dana bagi usaha
c) Pihak akademisi dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai salah
satu alat bantu dalam menyusun rencana bisnis pemasaran komoditi
kentang konsumsi pasar induk.

5

Ruang Lingkup Perencanaan Bisnis
Pengkajian masalah khusus ini meliputi pengamatan terhadap faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap rencana bisnis pada pemasaran komoditi kentang
konsumsi pasar induk dan membuat rancang bangun rencana bisnisnya.
Keputusan yang diambil dalam rencana bisnis ini adalah keputusan yang berkaitan
dengan jumlah prakiraan permintaan, penentuan prioritas produksi, pemilihan
lokasi, penentuan rencana kebutuhan produksi, dan analisis kelayakan finansial.
Keputusan tersebut didasarkan kajian mengenai aspek pasar dan pemasaran, aspek
operasional, aspek manajemen dan organisasi, dan aspek finansial secara umum.
Aspek pasar dan pemasaran meliputi prakiraan permintaan dan harga pokok
produk. Aspek teknis dan teknologis meliputi lokasi yang tepat dan penyediaan
kebutuhan sarana untuk produksi. Aspek manajemen dan organisasi meliputi
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, sedangkan aspek kelayakan finansial
meliputi sumber pembiayaan dan besarnya bunga pinjaman bank.
Keluaran Hasil Penelitian
Hasil keluaran dari penelitian ini adalah suatu rancangan bisnis pemasaran
kentang konsumsi pasar induk yang diharapkan dapat menjadi acuan untuk bisnis
lain. Rancangan Bisnis ini dapat dimanfaatkan oleh para pelaku wirausaha muda
agribisnis, koperasi, lembaga keuangan, calon investor dan pemerintah dalam
menyusun rencana bisnis mengenai usaha yang akan dijalankan, dalam hal ini
khususnya adalah pemasaran komoditi kentang konsumsi pasar induk.
Pengumpulan data dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Data
primer diperoleh dengan cara melakukan penelitian, wawancara, dan pengamatan.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, studi pustaka di Departemen
Pertanian, Badan Pusat Statistik, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan
pengkajian masalah khusus ini.

TINJAUAN PUSTAKA
Kentang
Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah jenis sayuran yang sudah sangat
dikenal di Indonesia dan sudah dijadikan sebagai bahan pangan alternatif selain
beras. Umbi kentang mengandung sedikit lemak dan kolesterol, namun
mengandung karbohidrat, sodium, serat diet, protein, vitamin C, kalsium, zat besi
dan vitamin B6 yang cukup tinggi (Kolasa, 1993). Varietas kentang yang banyak
ditanam oleh petani Indonesia saat ini adalah kentang introduksi Granola dan
Atlantik. Granola mempunyai spesifikasi sebagai kentang sayur atau kentang
konsumsi sedangkan Atlantik merupakan bahan baku industri keripik kentang.

6

Gambar 2. Kentang varietas Granola
Produksi dan penanaman kentang di Indonesia masih sebagian besar
didominasi oleh varietas Granola (asal Jerman) yaitu mencapai 80-90 persen.
Sementara produksi varietas Atlantik (asal Amerika Serikat) hanya mampu
memenuhi 25 persen dari kebutuhan, sehingga sisanya harus diimpor. Akibatnya
industri makanan kentang olahan di Indonesia kurang berkembang. Keterbatasan
produksi kentang Atlantik saat ini karena benihnya masih diimpor, teknologi
pengolahan kentang belum dikuasai oleh masyarakat dan pasarnya hanya untuk
industri tertentu. Namun keunggulan Atlantik berumur pendek, mutu umbi sangat
baik, bahan kering tinggi dan sangat baik untuk dijadikan chips dan fries,
meskipun kelemahannya tidak tahan penyakit salah satunya penyakit layu bakteri.
Sementara Granola banyak dipilih oleh petani karena keunggulannya antara lain
berumur pendek, daya adaptasi sangat tinggi, hasil cukup tinggi (20-35 ton)
dibandingkan atlantik (21-25 ton), bentuk umbi yang bagus dan agak tahan
penyakit layu bakteri, meskipun kelemahannya mempunyai kadar air tinggi dan
tidak cocok untuk kentang olahan (Purwito dan Wattimena, 2008).
Perencanaan Bisnis
Pengertian bisnis ialah suatu kegiatan usaha yang terorganisiri untuk
menghasilkan dan menjual barang dan jasa una mendaoatkan keuntungan dalam
memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat. Brown dan Pertrello, (1976)
dalam Solihin (2007) mendefinisikan bisnis sebagai suatu lembaga yang
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila
kebutuhan masyarakat meningkat maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula
perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Satu tahap penting dalam
pendirian setiap bisnis baru adalah penyusunan sebuah rencana bisnis. Rencana
bisnis merupakan dokumen tertulis yang menjelaskan rencana perusahaan atau
pengusaha untuk memanfaatkan peluang-peluang usaha (business opportunities)
yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan (Robbins and Coulter, 2003
dalam Solihin, 2007), menjelaskan keunggulan bersaing (competitive advantage)
usaha, serta menjelaskan berbagai langkah yang harus dilakukan untuk
menjadikan peluang usaha tersebut menjadi suatu bentuk usaha yang nyata
(Wheelen and Hunger, 2004 dalam Solihin, 2007).

7

Tujuan Perencanaan Bisnis
Menurut Pinson (2003), ada tiga tujuan utama menulis rencana bisnis, antara
lain :
1. Sebagai panduan
Alasan utama menulis rencana bisnis yaitu mengembangkan suatu
panduan yang dapat diikuti sepanjang usia bisnis. Rencana bisnis adalah
cetak biru bisnis dan akan dilengkapi dengan alat untuk menganalisa dan
menerapkan perubahan-perubahan agar usaha lebih menguntungkan.
Rencana bisnis akan memberi informasi yang lebih rinci atas seluruh
aspek operasi perusahaan di masa lalu dan masa sekarang, maupun
proyeksi beberapa tahun ke depan. Bisnis baru belum memiliki sejarah,
informasi yang ada dalam rencana hanya berdasarkan proyeksi. Rencana
yang diberikan ke pemberi pinjaman harus dijilid, sedangkan untuk arsip
sebaiknya menggunakan loose-leaf binder. Ini akan mempermudah bila
perlu menambah data terbaru, seperti daftar harga, laporan keuangan,
informasi pemasaran, dan lainnya.
2. Sebagai dokumentasi perdana
Apabila mencari dana, rencana bisnis akan merinci bagaimana
dana tersebut dapat memajukan tujuan perusahaan dan meningkatkan
laba. Pemberi pinjaman ingin mengetahui cara bagaimana pengusaha
mengatur arus kas dan membayar pinjaman dan bunganya tepat waktu.
Sedangkan investor ingin mengetahui apakah investasinya dapat
meningkatkan kekayaan bersih (net worth) serta merincikan bagaimana
laba atas investari (return of investment, ROI) yang diharapkan.
Pengusaha harus merincikan bagaimana uang tersebut akan digunakan
dan menggunakan angka-angka tersebut dengan informasi yang solid,
seperti estimasi, norma industri, daftar harga, dan lainnya. Proyeksi
tersebut harus beralasan, karena pemberi pinjaman dan investor sangat
mungkin memiliki akses atas angka-angka statistik industry.
3. Bekerja di pasar luar negeri
Apabila berbisnis secara internasional, rencana bisnis menjadi alat
standar untuk mengevaluasi potensi bisnis di pasar luar negeri. Saat ini,
tidak ada bisnis yang boleh mengabaikan potensi perdagangan
internasional, karena pesatnya perubahan teknologi, komunikasi, dan
transportasi. Rencana bisnis dapat menunjukkan cara agar bisnis dapat
bersaing di era ekonomi global
Isi Rencana Bisnis
1. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan Rencana Bisnis
Selain digunakan untuk keperluan internal perusahaan, rencana
bisnis juga berguna untuk meyakinkan para investor maupun kreditor
terhadap prospek usaha yang akan dijalankan. Sebagai sebuah dokumen
yang akan menjadi peta panduan jalan (road map) bagi seluruh
manajemen perusahaan yang berasal dari berbagai bidang fungsional atau
pemasaran (marketing), sumber daya manusia (human resources),
produksi (production/operation), dan keuangan (finance), rencana bisnis
yang dibuat perusahaan harus terhindar dari pandangan sempit masingmasing departemen perusahaan di dalam melihat arah pengusahaan

8

perusahaan dalam jangka panjang. Rencana bisnis yang dibuat harus dapat
dijadikan acuan yang handal dalam melihat letak usaha yang akan
dijalankan perusahaan di tengah persaingan usaha saat ini dan lima tahun
ke depan.
2. Elemen-Elemen Rencana Bisnis
Menurut Baga (1993), tahapan-tahapan dan elemen-elemen yang
dapat dikembangkan dalam suatu perencanaan bisnis antara lain deskripsi
umum perusahaan, tinjauan umum perusahaan, deskripsi produk, deskripsi
pelanggan, deskripsi pasar, deskripsi pesaing, bahan baku dan sumber
perolehannya, metode produksi dan peralatan, perencanaan staf karyawan,
kemasan, jasa profesional pendukung, perencanaan jangka panjang, resiko,
dan asumsi. Menurut Solihin (2007), meskipun terdapat variasi dalam
penyusunan rencana bisnis, tetapi sebuah rencana bisnis yang baik
sekurang-kurangnya akan mencantumkan tujuh elemen pokok, yaitu :
a. Ringkasan eksekutif yang merangkum secara singkat seluruh isi
rencana bisnis baik yang menyangkut tujuan usaha, strategi usaha,
tujuan penyusunan rencana bisnis, uraian umum usaha, rencana
pemasaran, rencana produksi, rencana keuangan, dan risiko-risiko
usaha di masa depan.
b. Uraian umum usaha (general business description) yang akan
dijalankan. Uraian umum usaha akan menguraikan :
 Usaha apa yang akan dijalankan di mana hal ini sekaligus
menjelaskan barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
 Tujuan apa yang ingin dicapai perusahaan berikut strategi
untuk mencapai tujuan tersebut.
 Bagaimana perkembangan usaha perusahaan sampai pada saat
rencana bisnis disusun serta proyeksi usaha perusahaan di masa
mendatang yang dikaitkan dengan tujuan dan strategi
perusahaan.
 Siapa yang menjadi target pasar perusahaan
 Nilai apa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran
untuk dapat meraih keunggulan bersaing (competitive
advantage).
 Dimana usaha tersebut akan dijalankan. Hal ini berkaitan
dengan pemilihan lokasi tempat usaha serta berbagai
penjelasan yang logis mengapa usaha dijalankan di lokasi yang
dipilih.
 Siapa yang akan menjalankan kegiatan usaha. Dalam bagian
ini, uraian umum usaha akan menjelaskan manajemen inti dan
tokoh kunci (key person) di dalam perusahaan yang akan
terlibat dalam pengurusan perusahaan.
 Bentuk badan usaha atau badan hukum apa yang dipilih oleh
perusahaan untuk menjalankan usahanya.
 Bagaimana bidang fungsional manajemen akan dijalankan
c. Rencana pasar dan pemasaran akan menjelaskan pasar sasaran yang
dipilih serta bauran pemasaran yang dibuat perusahaan untuk

9

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, anggaran penjualan,
dan sebagainya.
Rencana produksi menjelaskan antara lain proses produksi, bagaimana
perusahaan menjaga kualitas produk, memperoleh pasokan bahan
baku, pertimbangan pemilihan lokasi pabrik, anggaran produksi, dan
sebagainya.
Rencana keuangan antara lain berisi proyeksi keuangan yang
menunjukkan ekspektasi laba dari usaha yang akan dijalankan dalam
beberapa tahun awal operasionalnya, proyeksi arus kas (cash flow),
dan sebagainya.
Rencana manajemen dan organisasi antara lain berisi uraian mengenai
jumlah personil yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha, spesifikasi
apa yang dibutuhkan oleh masing-masing personil tersebut dilihat dari
pengetahuan, keahlian, dan kemampuan (Knowledge, Skill, and
Ability) yang dibutuhkan, anggaran tenaga kerja yang juga berisi
proyeksi kebutuhan tenaga kerja dalam lima tahun ke depan, dan
sebagainya.
Risiko-risiko utama yang dihadapi perusahaan di masa depan dan
bagaimana antisipasinya untuk menghadapi risiko tersebut di masa
yang akan datang.

d.

e.

f.

g.

Perbedaan Studi Kelayakan Bisnis dengan Perencanaan Bisnis
Tabel 1. Perbedaan studi kelayakan dan perencanaan bisnis
Faktor
Jenis Data
Sumber Data
Penyusun/Analis
Tujuan

Studi Kelayakan Bisnis
Data Estimasi (Estimate
Data)
Data Eksternal
Pihak Eksternal
(Konsultan)
Menilai kelayakan gagasan
bisnis

Waktu Pembuatan

Investor, bank, pemerintah,
LSM
Bisa lebih dari 1 tahun

Biaya

Relatif besar

User (Pengguna)

Perencanaan Bisnis
Berdasarkan data empiris
perusahaan
Data Internal
Pihak Internal (manajemen)
Merencanakan kegiatan
bisnis untuk masa yang
akan datang
Manajemen, kreditor
Kurang dari 1 tahun
Relatif lebih kecil dari Studi
Kelayakan Bisnis

Sumber : Solihin (2007)

Penelitian Terdahulu
Perencanaan bisnis merupakan dokumen tertulis yang menjelaskan rencana
perusahaan atau pengusaha untuk memanfaatkan peluang-peluang usaha (business
opportunities) yang terdapat di lingkungan internal maupun eksternal perusahaan.
Penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan perencanaan bisnis biasanya
berfokus pada satu jenis usaha tertentu misalnya Perencanaan Bisnis Industri
Manisan Stroberi yang dilakukan oleh Muhammad Iqbal Ardi Wibowo. pada
penelitian tersebut dijelaskan berbagai faktor dan parameter yang berpengaruh

10

terhadap agroindustri stroberi yang diolah menjadi manisan serta melakukan
analisis investasi. Selain itu, pada penelitian tersebut menjelaskan bahwa
perencanaan bisnis (business plan) dapat mengurangi kegagalan pada pendirian
suatu proyek bisnis dan mengoptimalkan keterbatasan sumberdaya atau sumber
kekayaan suatu pengusaha ataupun perusahaan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang terkait langsung
dengan topik perencanaan bisnis terletak pada objek kajian yang terfokus pada
bidang pemasaran, tempat penelitian, dan hasil penelitian. Adapun persamaannya
terletak pada tujuan penelitian dalam menyajikan analisis aspek pemasaran, aspek
operasi, aspek manajemen sumberdaya manusia, aspek lingkugan dan legalitas,
dan aspek finansial.

11

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Analisis dan manajemen pemasaran
Pemasaran adalah ilmu dan seni menjelajah, menciptakan, dan
menyampaikan nilai-nilai untuk memuaskan kebutuhan pasar sasaran (target
market) (Kotler, 2006). Sedangkan pemasaran produk pertanian dari aspek ilmu
ekonomi adalah keragaan dari semua aktivitas bisnis dalam mengalirkan produk
dan jasa dari petani produsen (usahatani/usahaternak) sampai ke konsumen akhir.
Pemasaran menjembatani jarak antara petani produsen dengan konsumen akhir
(Asmarantaka, 2012).
Konsep-konsep utama yang digunakan dalam pemasaran adalah
segmentation, targeting, positioning, kebutuhan, keinginan, permintaan,
penawaran, brand, nilai, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan/jejaring, jalur
pemasaran, rantai distribusi (supply chain), persaingan, lingkungan pemasaran,
dan program pemasaran. Sedangkan proses-proses utama dalam pemasaran adalah
mengindentifikasi peluang, mengembangkan produk baru, menarik pelanggan
atau pembeli potensial, mempertahankan dan membangun loyalitas pelanggan,
dan memenuhi pesanan (Kotler, 2006).
Analisis dan manajemen operasi
Operations Management (OM) adalah serangkaian aktivitas untuk
menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa melalui transformasi input
menjadi output. Aktivitas merupakan proses atau sekumpulan kegiatan yang
memerlukan satu atau lebih dari input, merubah dan menambah nilai pada input
tersebut, sehingga dapat memberikan satu atau lebih output bagi pelanggan. Input
terdiri atas sumber daya manusia (tenaga kerja), modal (peralatan dan fasilitas),
pembelian bahan baku dan jasa, tanah dan energi. Sedangkan outputnya adalah
barang dan jasa.
Ada empat dimensi daya saing (competitiveness) yang mengukur efektivitas
fungsi operasi, yaitu :
1 Biaya
Meskipun harga merupakan senjata bersaing yang digunakan di pasar,
profitabilitas berkaitan dengan selisih antara harga dan biaya. Biaya adalah
variable yang dapat memungkinkan harga lebih rendah namun tetap
menguntungkan. Agar dapat bersaing atas dasar harga dituntut kemampuan
fungsi operasi untuk berproduksi dengan biaya rendah, karenanya efek
lokasi, desain produksi, penggunaan dan penggantian peralatan,
produktivitas tenaga kerja, manajemen persediaan yang baik, pemanfaatan
teknologi proses sehingga memberikan kontribusi pada biaya yang
dihasilkan.
2 Kualitas

12

Efektivitas dari faktor ini telah ditunjukkan oleh dominasi pasar jepang di
bidang produk elektronik konsumen, baja, mobil dan mesin perkakas,
dimana kualitas produk seringkali dinyatakan sebagai alasan untuk memilih
produk yang dibeli.
3 Keandalan sebagai pemasok
Reputasi akan keandalan pasokan atau bahkan ketersediaan “diluar toko”
seringkali merupakan senjata bersaing yang kuat. Pelanggan mungkin mau
berkompromi dalam hal harga atau bahkan mutu untuk mendapatkan waktu
penyerahan barang yang sesuai kebutuhan mereka.
4 Fleksibilitas atau layanan
Kemampuan untuk fleksibel banyak bergantung pada desain sistem
produksi dan teknologi proses yang digunakan.
Analisis dan manajemen sumberdaya manusia

Struktur organisasi
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) struktur formal organisasi
menunjukkan masing-masing bagian dan anggota dalam organisasi tersebut,
kedudukan dan hubungan mereka satu sama lain. Dalam struktur organisasi lini
garis kewenangan hanya satu, sederhana dan jelas serta bergerak dari manajemen
puncak ke setiap personel di bawahnya pada organisasi. Organisasi berdasarkan
fungsi menyatukan dalam suatu departemen orang-orang yang menjalankan
pekerjaan yang sama atau saling berhubungan.
Manajemen kemudian mengembangkan strukur organisasi dengan
menggariskan berbagai tanggung jawab, wewenang, pelaporan karyawan, yang
bertugas membantu mengembangkan dan melaksanakan berbagai rencana untuk
mencapai tujuan bisnis. Tanggung jawab adalah kewajiban (obligation) untuk
mengawasi penyelesaian tugas, diatur menurut perjanjian (bersifat mengikat).
Wewenang adalah hak untuk memerintah atau memaksa orang lain melakukan
sesuatu, memungkinkan pemberian perintah kepada orang lain agar dilaksanakan
secara eksplisit. Wewenang diperoleh dari sumber akhir tanggung jawab.
Pelaporan (accountability) bersangkut-paut dengan keadaan seseorang di mana
dia bisa diminta “pelaporan” sehubungan dengan prestasi kerjanya, berkaitan
dengan imbalan bagi perilaku yang baik atau hukuman bagi perilaku yang
merugikan.

Uraian dan spesifikasi kerja
Perekrutan karyawan berupa wewenang untuk mengisi suatu posisi dengan
mengembangkan suatu kumpulan pelamar, menggunakan perekrutan internal dan
menggunakan iklan pencari kerja. Penyeleksian karyawan berarti mengurangi
sedikit demi sedikit kumpulan pelamar dengan menggunakan alat penyaring,
termasuk tes, pusat penilaian, dan pemeriksaan latar belakang dan rujukan.
Analisis aspek legalitas
Pembangunan suatu usaha hendaknya tetap memperhatikan kepentingan
manusia dan lingkungannya. Pembangunan usaha yang baik adalah pembangunan
yang berwawasan lingkungan. Pembangunan tersebut dapat terwujud apabila

13

semua komponen dalam perusahaan mengerti pentingnya menjaga keseimbangan
lingkungan dalam setiap tahapan proses produksinya. (Umar 2005).
Aspek legalitas penting karena menyangkut hukum yang mengatur tingkah
laku badan usaha. Untuk menampung aspirasi dalam mencapai tujuan usaha
diperlukan suatu wadah untuk menampung kegiatan. Dalam evaluasi yuridis,
salah satu pokok pengamatan yang merupakan kekuatan yang menunjang usaha
adalah tentang izin-izin yang dimiliki karena dapat dikatakan bahwa izin usaha
merupakan syarat legalisasi usaha.
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) dalam pengkajian aspek yuridis
atau hukum, hal yang perlu diperhatikan meliputi bentuk badan usaha yang akan
digunakan dan berbagai akte, sertifikat, serta izin yang diperlukan. Aspek legalitas
atau yuridis berguna untuk kelangsungan hidup usaha dalam rangka meyakinkan
kreditor dan investor bahwa usaha yang akan dibuat sesuai dengan peraturan yang
berlaku (Umar 2006).
Analisis finansial
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) aspek keuangan meneliti berbagai
faktor penting seperti: kebutuhan dan sumber dana, proyeksi rugi/laba, serta
penilaian investasi.
 Kebutuhan sumber pendanaan
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) perhitungan kebutuhan dana terdiri
dari kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan dana untuk modal kerja. Aktiva tetap
yang diperlukan untuk investasi diklasifikasikan menjadi: 1) Aktiva tetap
berwujud, yang terdiri dari tanah dan pengembangan lokasi, bangunan dan
perlengkapannya, pabrik dan mesin-mesin, dan aktiva tetap lainnya; 2) Aktiva
tetap tidak berwujud, yang terdiri dari aktiva tidak berwujud, biaya-biaya
pendahuluan, dan biaya-biaya sebelum operasi. Modal kerja diartikan sebagai
semua investasi yang diperlukan untuk aktiva lancar yang terdiri dari kas, suratsurat berharga, piutang, dan persediaan.
Sumber-sumber dana yang utama terdiri dari: 1) Modal sendiri yang disetor
oleh pemilik perusahaan; 2) Saham biasa atau saham preferen (yang juga
merupakan modal sendiri) yang diperoleh dari emisi (penerbitan) saham di pasar
modal; 3) Obligasi, yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal; 4)
Kredit bank, baik kredit investasi maupun non investasi; 5) Leasing (sewa guna),
dari lembaga keuangan non bank; 6) Project Finance.
 Proyeksi rugi/laba
Proyeksi rugi/laba adalah perkiraan-perkiraan pendapatan dan biaya yang
dicatat terpisah sebagai penambahan dan pengurangan modal. Pendapatan dapat
berasal dari kegiatan penjualan, upah jasa, pendapatan jasa, pendapatan bunga
atau pendapatan sewa yang masing-masing dicatat dalam perkiraan yang terpisah.
Contoh perkiraan biaya adalah biaya gaji, biaya perlengkapan, biaya listrk, air,
telepon, biaya penyusutan, biaya bunga, biaya sewa dan biaya lain-lainnya.
Rugi/laba bersih dapat dicari dengan mengurangkan jumlah debit pada jumlah
kredit kolom ”perhitungan rugi/laba”. Apabila jumlah kolom kredit lebih besar
dibandingkan dengan jumlah kolom debit maka kelebihan ini merupakan laba
bersih. Sebaliknya apabila kolom debit lebih besar dari kolom kredit maka sisanya
adalah rugi bersih.

14



Penilaian investasi
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) metode-metode yang biasa
dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian investasi adalah: metode payback
periods, metode net present value, metode internal rate of return, metode net
benefit cost ratio. Metode-metode tersebut menilai apakah suatu proyek layak
untuk dilaksanakan apabila dipandang dari aspek profitabilitas komersialnya.
Kerangka Pemikiran Operasional
Kemitraan
Perusahaan

Sentra Produksi
Petani
Pedagang Pengepul

Pasar Induk
Petani
Pedagang Pengepul

Permasalahan

Peluang Usaha

Indentifikasi
Perencanaan
Bisnis
Analisis dan Manajemen
Pasar dan Pemasaran

Analisis dan Manajemen
Sumberdaya Manusia

Analisis dan
dan Manajemen
Manajemen
Analisis
Produksi
Operasi

Analisis
dan
Manajemen
Analisis
Aspek
Legal
Lingkungan dan Legalitas

Analisis Finansial

Design Perencanaan Bisnis

Gambar 3. Bagan kerangka pemikiran operasional
Sentra produksi sebagai tempat penghasil komoditas utama hortikultur,
menghasilkan komoditi sayur-mayur dalam jumlah besar. Hasil produksi yang
besar ini, masih saja terkendala pada rendahnya kualitas produk. Hal ini
menyebabkan penyerapan tertinggi hasil produksi pertanian adalah pasar

15

tradisional. Pembenahan perbaikan kualitas produksi sebenarnya sudah dilakukan
untuk komoditas hortikultura, namun pada kenyataannya permasalahan lain pun
muncul dikarenakan pembenahan kualitas tidak diiringi dengan ketidakmampuan
pasar modern untuk menyerap hasil panen petani secara keseluruhan tersebut.
Salah satu pasar tradisonal penyerap hasil pertanian tertinggi adalah pasar
induk. Pasar Induk seperti Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang adalah salah satu
pasar grosir pertanian yang dapat menampung dan menjual hasil pertanian
sebanyak 2.000 ton per hari baik berupa sayuran, buah-buahan, maupun umbiumbian. Pada hasil survei komoditas kentang, pasar ini mampu memasarkan
kentang sebanyak 60-80 ton per harinya. Pemasaran kentang pada pasar ini
terbagi pada lapak pedagang bandar (wholesaler) dan centeng (agen perantara)
kentang sebanyak ±21 lapak dan ±5 lapak pedagang spekulan.
Pada Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang, ada dua tingkatan pedagang
utama, yakni bandar (wholesaler) dan centeng (agen perantara). Komoditas yang
dibeli oleh bandar akan dibagikan atau dijual kepada centeng, hal ini dikarenakan
setiap kepemilikan per lapak pedagang di pasar induk hanya dapat menjual
komoditi kentang per hari itu sebanyak 3,5 ton. Sedangkan seorang bandar akan
membeli persediaan barang dagang lebih dari kapasitas lapak (>7 ton),
dikarenakan dengan membeli persedian barang dagang yang banyak akan
menurunkan nilai HPP, biaya penyusutan, dan biaya pengiriman.
Aktivitas pasar induk seperti ini mengakibatkan ketergantungan seorang
centeng (agen perantara) untuk mendapatkan barang dagang dari seorang bandar
sangat tinggi. Ketergantungan ini menimbulkan peluang bagi pelaku usaha
agribisnis baru untuk memposisikan diri sebagai bandar. Selain itu memposisikan
diri sebagai bandar akan lebih mudah dibandingkan memposisikan diri sebagai
centeng (agen perantara) karena pada pasar induk adanya keterbatasan lapak sewa
untuk berdagang. Karena seorang wholesaler hanya perlu menyediakan dan
menawarkan barang kebutuhan di pedagang perantara yang kompetitif dan
kontinu.
Oleh karena itu, untuk menjadi seorang bandar yang baik harus memiliki
kemampuan mengakses pembelian barang dagang kompetitif (baik harga,
kualitas, dan kontinu) yang sangat luas dan tidak tergantung pada satu sentra
produksi, mampu menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan importir
maupun lokal untuk menyediakan maupun menjual persediaan barang dagang,
memiliki akses dan menjalin kerjasama dengan bandar pasar induk lainnya,
memiliki permodalan yang kuat, memiliki pengetahuan luas terhadap komoditas
yang dipasarkan,
menjalin kerjasama dengan beberapa lapak mitra (agen
perantara/centeng) terpercaya, dan memiliki kemampuan membaca pergerakan
situasi pasar.
Peluang tersebut membuktikan bahwa usaha pemasaran komoditas pertanian
khususnya pada komoditi kentang di pasar induk masih terbuka lebar bagi para
pengusaha, investor, lembaga keuangan, dan pemerintah untuk menjalakan usaha
ini ataupun menanamkan permodalannya. Namun sebelum usaha pemasaran
komiditi kentang konsumsi pasar induk diimplementasikan, terlebih dahulu
dilakukan pembuatan perencanaan bisnis yang meliput analisis dari berbagai
aspek. Hal ini dilakukan untuk memberikan manfaat dan rekomendasi kepada
pihak pengambil keputusan (stake holders) usaha pemasaran komoditi kentang
konsumsi untuk bertindak.

16

Perencanaan pembentukan dan pengembangan pemasaran komiditi kentang
konsumsi pasar induk harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu analisis
aspek pasar dan pemasaran, analasis ketersediaan bahan dagang, analisis aspek
operasi, analisis aspek sumberdaya manusia, analisis legalitas dan lingkungan, dan
analisis aspek finansial. Hasil dari analisis-analisis tersebut dapat memberikan
gambaran mengenai permasalahan yang mungkin ada, sehingga dapat disusun
rekomendasi pembentukan dan pengembangan pemasaran komiditi kentang
konsumsi pasar induk.

METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Tangerang, yakni berada di Pasar Induk Tanah
Tinggi Tangerang. Sebuah Pasar Induk Sayur Mayur dan Buah yang berlokasi di
jalan Jend. Sudirman/ By-Pass, Tangerang dengan luasan lahan seluas ± 3 hektar.
Pasar ini mulai beroperasi pada Januari 2001. Pasar ini mampu menjual dan
menampung 2.000 ton per hari hasil pertanian berupa sayur-mayur dan buahbuahan. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) yang meliputi kawasan
lapak-lapak Bandar (wholesaler) centeng (agen perantara) di blok D,E,F, G, dan
H (tempat bursa sayur-sayuran), dan tempat-tempat penyimpanan atau tempat
bongkar muat.
Meski terbilang pasar yang masih berusia muda dibandingkan pasar
saingannya pada wilayah jabodetabek seperti Pasar Induk Keramatjati Jakarta dan
Pasar Induk Cibitung Bekasi, lokasi Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang yang
strategis mendasari asumsi bahwa di lokasi tersebut akan lebih berpotensial untuk
dijadikan peluang bagi calon pengusaha baru dibidang agribisnis. Pengambilan
data dilakukan pada bulan September-Oktober 2013
Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data
Tahapan yang harus dilakukan pada perencanaan bisnis analisis ini adalah
melakukan analisis masalah dan meneliti aspek-aspek yang berhubungan dengan
perencanaan bisnis tersebut yaitu rencana pasar dan pemasaran, rencana
operasional, rencana manajemen dan organisasi, dan rencana keuangan.
Perencanaan bisnis ini terdiri dari pengumpulan data dan analisis data.
Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan
tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yaitu perencanaan bisnis.
Data tersebut diharapkan dapat digunakan untuk pemecahan masalah pengambilan
suatu keputusan. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait
serta para pakar pada bidang teknik dan teknologi yang sesuai. Untuk data
sekunder diperoleh melalui laporan, artikel, jurnal, dan statistik dari instansiinstansi pemerintah, swasta, balai penelitian, dan sebagainya

17

Tabel 2. Jenis, sumber, dan metode pengumpulan data
No.
1
A
B
C
D
E
2
A
B
C
D
E
3
A
B
C
D
4
A
B
C
D

Jenis Data

Sumber Data

Metode Pengumpulan
Data

Rencana Pasar dan Pemasaran
Pasar, Swalayan, Internet,
Harga jual Kentang Konsumsi
Survei
dan Perusahaan
Jumlah ketersediaan Kentang
Badan Pusat Statistik
Pengumpulan dokumen
Konsumsi
Jumlah permintaan Kentang
Pasar dan Badan Pusat
Pengumpulan dokumen
Konsumsi
Statistik
dan survey
Daftar pesaing atau pedagang
Data Pasar dan
Survey dan Pengumpulan
Kentang Konsumsi
Kementerian Perdagangan
dokumen
Daftar perusahaan lokal
Kementerian
Pengumpulan dokumen
maupun impor-ekspor Kentang
Perdagangan, Internet
Konsumsi
Rencana Operasi
Sentra Produksi,
Perusahaan, Internet,
Pengadaan Input
Pen