Strategi Pengembangan Usaha Beras Hitam Pada Asosiasi Tani Organik Sawangan Di Kabupaten Magelang

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BERAS HITAM
PADA ASOSIASI TANI ORGANIK SAWANGAN
DI KABUPATEN MAGELANG

ESKA STEFANI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesisi yang berjudul Strategi
Pengembangan Usaha Beras Hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan di
Kabupaten Magelang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2016

Eska Stefani
NIM H351130291

iv

RINGKASAN
ESKA STEFANI. Strategi Pengembangan Usaha Beras Hitam pada Asosiasi Tani
Organik Sawangan di Kabupaten Magelang. Dibimbing oleh RITA
NURMALINA dan AMZUL RIFIN.
Beras merupakan makanan pokok dari setengah populasi dunia, dari
beberapa jenis beras tersebut ada yang tidak umum dari segi aroma, warna biji dan
komposisi kimianya. Jenis beras ini disebut beras khusus, salah satu jenisnya

adalah beras hitam. Proyeksi permintaan untuk jenis beras khusus ini masih
tinggi. Indonesia sebagai negara ketiga yang mempunyai semberdaya beras hitam
terbanyak di dunia berpotensi untuk mengembangkan beras hitam. Beras hitam
mempunyai banyak sekali manfaat kesehatan dan dikenal sebagai pangan
fungsional sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi. Di Indonesia hanya ada
beberapa daerah yang mempunyai varietas lokal beras hitam, salah satu daerah
yang mempunyai varietas lokal adalah Kabupaten Magelang. Pengembangan
beras hitam di Kabupaten Magelang didukung oleh Asosiasi Tani organik
Sawangan. Namun dalam usahanya mengalami kendala yaitu lahan beras hitam
yang semakin sempit dan penjualan yang semakin menurun. Oleh karena itu
diperlukan strategi pengembangan usaha beras hitam.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis lingkungan internal dan
eksternal Asosiasi Tani Organik Sawangan, merumuskan alternatif strategi serta
prioritasnya dalam pengembangan Asosiasi Tani Organik Sawangan dalam
mengusahakan beras hitam, dan memetakan rekomendasi program dari alternatif
strategi dalam pengembangan usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik
Sawangan.
Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif
dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif untuk
mendeskripsikan gambaran umum dan faktor-faktor internal dan ekternal Asosiasi

Tani Organisasi Sawangan. Data kuantitatif berupa pembobotan untuk faktorfaktor internal dan penentuan prioritas strategi pengembangan. Alat analisis yang
digunakan adalah metode A’WOT yaitu kombinasi dari AHP (Analytical
Hierarchy Process) dengan analisis SWOT (Stengths, Weaknesses, Opportunities
dan Threats). Kemudian dilakukan pemetaan rekomendasi program dari alternatif
strategi, dilakukan dengan metode arsitektur strategik.
Hasil analisis didapatkan faktor-faktor internal yaitu kekuatan yang dimiliki
adalah tersedia RMU, menerapkan teknologi pertanian oragnik, produk
bersertifikat organik, produk menawarkan banyak manfaat kesehatan, adanya
pelatihan anggota, dan dapat melakukan pemurnian benih. Sedangkan
kelemahannya adalah luas tanam padi beras hitam yang menurun, promosi belum
maksimal, kemasan masih sederhana, ketersediaan modal terbatas,
pengorganisasian belum berjalan baik, dan kemampuan administrasi rendah.
Faktor-faktor eksternal yaitu peluangnya adalah industri pengolahan mulai
berkembang, adanya kredit dari bank, gaya hidup sehat dilingkungan masyarakat,
lingkungan mendukung untuk pertanian oraganik, Kabupaten Magelang
mempunyai daya tarik wisata, adanya dukungan dari Dinas Pertanian, dan
kemajuan teknologi informasi. Sedangkan ancamannya adalah pengetahuan

v


masyarakat akan beras hitam dan manfaatnya masih terbatas, adanya hama
burung, dan persaingan dalam industri beras hitam semakin tinggi.
Prioritas alternatif strategi yang diterapkan pada Asosiasi Tani Organik
Sawangan dalam mengusahakan beras hitam, mulai dari prioritas pertama sampai
kedelapan adalah membangun mitra kerja yang continue (0.326), menguatkan
kelembagaan (0.163), memperluas jaringan pasar (0.148), memanfaatkan
teknologi untuk meningkatkan penjualan (0.135), mengembangkan produk
dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada (0.100), mengembangkan produk
dengan penelitian dan pengembangan (0.052), menambah modal dengan kredit
(0.045) serta memperbaiki kemasan untuk meningkatkan daya saing (0.031).
Berdasarkan alternatif strategi tersebut kemudian dipetakan menjadi sepuluh
program rutin dan dua belas program yang dijalankan secara bertahap.
Kata kunci : beras hitam, Asosiasi Tani Organik Sawangan, strategi
pengembangan, A’WOT, arsitektur stretegik

vi

SUMMARY
ESKA STEFANI. Black Rice Business Development Strategy at Association of
Sawangan Organic Farmers in Magelang Regency. Supervised by RITA

NURMALINA and AMZUL RIFIN.
Rice is the staple food of half the world's population, some types of rice are
uncommon in terms of aroma, karnel colour and chemical composition. This type
of rice called special rice, one of its kind is black rice. Projected demand for this
special rice is high. Indonesia as a third country that has black rice resource in the
world has the potential to develop black rice. Black rice has a lot of health
benefits and known as functional foods that have a high value. In Indonesia there
are only a few areas that have local varieties of black rice, one of the areas that
have local varieties are Magelang regency. Black rice development in Magelang
regency is supported by the Association of Organic Farmers Sawangan. But in his
quest to experience problems that black rice lands of the narrow and diminishing
sales. Therefore we need the business development strategies of black rice.
The objectives of this study are to analyze the internal and external
environment Association of Sawangan Organic Farmers (TOS), formulate
alternative strategies, making priorities in the black rice business development of
the Association of Sawangan Organic Farmers (TOS), and mapping
recommendations program of alternative strategies in black rice business
development at Association of Sawangan Organic Farmers (TOS).
Processing and analyzing data on this research, using qualitative and quantitative
method. The qualitative data were presented in descriptive form to describe a

general overview, internal and external factors from Association of Sawangan
Organic Farmers (TOS). The quantitative data in the form of weighting factors of
internal and prioritization of the development strategy. The analysis tool was used
A'WOT method, it is a combination of AHP (Analytical Hierarchy Process) with
SWOT analysis (Strength, Weaknesses, Opportunities and Threats). Then
conducted the mapping recommendations program of alternative strategies by the
method of strategic architecture.
The results from internal factor, obtained that The Strength were availability
of RMU, applying organic agricultural technology, organic products certified, the
product offers many health benefits, training members, and can perform the
purification of seed. The Weakness were a reduction of black rice field, the
promotion is not maximized, the packaging is still modest, limited availability of
fund, poor in the organizing of association (TOS) and administrative capacity.
From External factors obtained that Opportunity were processing industry began
to bloom, credit from banks, healthy lifestyle community, environmental support
for the organic agriculture, Magelang Regency has a tourist attraction, the support
of the Department of Agriculture, and advances in information technology. The
threat were public knowledge of black rice and benefits limited, bird pests, and
competition in black rice industry getting tougher.
Priority alternative strategy adopted at the Association of Sawangan Organic

Farmers (TOS) in developing black rice business, from first priority to the eighth
were: 1) build a continue business partner (0.326), 2) strengthen institutional
(0.163), 3) expanding the market (0148), 4) utilizing information technology to

vii

increase sales ( 0.135), 5) developing products by utilizing existing resources
(0.100), 6) developing products with research and development (0.052), 7)
increase its capital to loans (0.045) and 8) improved packaging to improve
competitiveness (0.031). Based on strategic alternatives above then divided into
ten regular programs and twelve programs that run gradually.
Keywords: black rice, Association of Sawangan Organic Farmers, strategy
development, A'WOT, architecture strategy

viii

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

ix

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BERAS HITAM
PADA ASOSIASI TANI ORGANIK SAWANGAN
DI KABUPATEN MAGELANG

ESKA STEFANI

Tesis
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Agribisnis


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

x

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Burhanuddin, MM

xii

xiii

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2015 ini ialah
pengembangan usaha beras hitam, dengan judul Strategi Pengembangan Usaha
Beras Hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan di Kabupaten Magelang.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang membantu

dalam penyelesaian karya ilmiah, yaitu kepada:
1. Ibu Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS dan Bapak Dr Amzul Rifin, SP MA selaku
pembimbing,
2. Ibu Dr Ir Rr Heny K Daryanto, MEc selaku dosen evaluator pada kolokium,
3. Bapak Dr Ir Burhanuddin, MM dan Bp Dr Ir Suharno, MADev sebagai dosen
penguji pada ujian sidang,
4. Ibu Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS dan Bapak Dr Ir Suharno, MADev selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Agribisnis IPB,
5. Ibu Yuni Sulistyawati, SAB Ibu Dewi Martiawaty Utami, SPi dan Bapak
Yusuf yang membantu proses administrasi tingkat program studi,
6. Bapak Widagdo, Fajar dan Saleh selaku pengurus Asosiasi Tani Organik
Sawangan, Bapak Slamet selaku Kasi Tanaman Padi dari Dinas Pertanian
Kabupaten Magelang dan Bapak Iwan selaku direktur dari PT Martani yang
telah membantu pengumpulan data selama melakukan penelitian.
7. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan selaku pemberi Beasiswa
Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPP-DN) Direktorat Pendidikan
Tinggi,
8. Kedua orang tua Ayah Supriwasono KH, SIP dan Ibu Sriwiyani, SPd serta
seluruh keluarga dan saudara-saudara atas doa dan motivasinya.
9. Suami M. Aji Permana, ST dan anak tercinta Azwa yang selalu menemani

saat suka maupun duka, terima kasih atas kasih sayang, motivasi dan
kesabaran yang selalu diberikan,
10. Sahabat-sahabat Magister Sains Agribisnis (MSA) Angkatan 4 IPB atas
segala dukungan dan motivasinya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor,

Agustus 2016

Eska Stefani

xiv

DAFTAR ISI

1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
Latar Belakang................................................................................................. 1
Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7
Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7
Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 7
2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 8
Potensi Beras Hitam ......................................................................................... 8
Strategi Pengembangan .................................................................................... 9
Analisis A’WOT............................................................................................. 10
3 KERANGKA PEMIKIRAN............................................................................. 11
Konsep Strategi .............................................................................................. 11
Identifikasi Lingkungan Organisasi ............................................................... 12
SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat) ................................ 16
AHP (Analytic Hierarchy Process) ................................................................ 16
A’WOT ........................................................................................................... 17
Arsitektur Strategi .......................................................................................... 17
Kerangka Pemikiran Operasional ................................................................... 19
4 METODE PENELITIAN .................................................................................. 21
Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 21
Jenis dan Sumber Data ................................................................................... 21
Metode Penentuan Responden ....................................................................... 21
Metode Pengumpulan dan Analisis Data ....................................................... 21
5 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 27
Gambaran Umum Asosiasi Tani Organik Sawangan ..................................... 27
Sejarah dan Perkembangan Asosiasi Tani Organik Sawangan ...................... 27
Visi dan Misi Asosiasi Tani Organik Sawangan ............................................ 28
Lokasi dan Letak Geografis ........................................................................... 28
Struktur Organisasi Asosiasi Tani Organik Sawangan .................................. 29
Strategi Pengembangan Usaha Beras Hitam pada Asosiasi TOS .................. 31
Analisis Lingkungan Asosiasi Tani Organik Sawangan ................................ 31
Komponen SWOT .......................................................................................... 45
Pembobotan Faktor ........................................................................................ 53
Alternatif Strategi Pengembangan ................................................................. 55
Analisis Prioritas Strategi ............................................................................... 59
Struktur Hierarki AHP-SWOT ....................................................................... 60
Perencanaan Arsitektur Strategik ................................................................... 60
6 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 67
LAMPIRAN .......................................................................................................... 71
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 78

xv

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Proyeksi permintaan untuk beras berkualitas tinggi (1000t) ........................1
Penyebaran beras hitam di dunia ..................................................................2
Komposisi kandungan gizi pada jenis-jenis beras ........................................2
Harga gabah dan beras organik ditingkat petani sampai pengecer ...............3
Beberapa jenis beras hitam di Indonesia .......................................................4
Penjualan beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan bulan
Februari-Juli tahun 2015 ...............................................................................5
Matriks perbandingan berpasangan antar subfaktor ...................................23
Skala banding secara berpasangan ..............................................................23
Nilai Random Index ....................................................................................25
Luas wilayah menurut penggunaan di Kecamatan Sawangan tahun 2014 .28
Identifikasi faktor strategis internal Asosiasi Tani Organik Sawangan ......37
Identifikasi faktor strategis eksternal Asosiasi Tani Organik Sawangan ...45
Bobot prioritas faktor SWOT pengembangan usaha beras itam pada
Asosiasi Tani Organik Sawangan ...............................................................54
Urutan prioritas strategi pengembangan usaha beras hitam pada Asosiasi
Tani Organik Sawangan ..............................................................................59
Rekomendasi program kegiatan pengembangan usaha beras hitam pada
62
Aosiasi Tani Organik Sawangan ..........

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Grafik penjualan beras hitam di JaPPSA 2012 ........................................... 6
Permintaan beras hitam di salah satu lokasi pelestarian padi beras hitam di
Sleman ........................................................................................................ 6
Model manajemen strategi ........................................................................ 11
Model lima kekutan Porter ....................................................................... 15
Kerangka pemikiran operasional .............................................................. 20
Matriks SWOT .......................................................................................... 24
Persentasi hierarki dari analisis A'WOT ................................................... 26
Kerangka perencanaan arsitektur strategi pada Asosiasi Tani Organik
Sawangan .................................................................................................. 26
Struktur organisasi Asosiasi Tani Organik Sawangan .............................. 31
Saluran distribusi Asosiasi Tani Organik Sawangan ................................ 34
Proporsi diabetes militus pada penduduk usia 15 tahun hasil wawancara di
Indonsia tahun 2007 dan 2013 .................................................................. 40
Kemasan produk beras hitam kelompok tani di Karanganyar .................. 44
RMU (Rice Milling Unit) milik Asosiasi Tani Organik Sawangan .......... 46
Sertifikat organik Asosiasi Tani Organik Sawangan ................................ 46
Training SAFSeN ..................................................................................... 47
Kemasan produk beras hitam Asosiasi Tani Organik Sawangan ............. 48
Berbagai macam olahan beras hitam ........................................................ 50
Pendapatan objek wisata di Kabupaten Magelang 2014 .......................... 51

xvi

19
20
21

Matriks SWOT Asoaisai Tani Organik Sawangan dalam mengusahakan
beras hitam ............................................................................................... 56
Persentasi hierarki dari analisis A'WOT pada Asosiasi Tani Organik
Sawangan ................................................................................................. 60
Rancangan arsitektur strategi pengembangan usaha beras hitam pada
Asosiasi Tani Organik Sawangan
65

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Perbandingan berpasangan pada level faktor ............................................. 73
Bobot level faktor ....................................................................................... 73
Perbandingan berpasangan pada level subfaktor kekuatan ........................ 73
Bobot pada level subfaktor kekuatan ......................................................... 73
Perbandingan berpasangan pada level subfaktor kelemahan ..................... 74
Bobot level pada subfaktor kelemahan ...................................................... 74
Perbandingan berpasangan pada level subfaktor peluang .......................... 74
Bobot level pada subfaktor peluang ........................................................... 74
Perbandingan berpasangan pada level subfaktor ancaman ........................ 75
Bobot pada level subfaktor ancaman ......................................................... 75
Perbandingan berpasangan pada level alternatif strategi ........................... 75
Dokumentasi di lapang ............................................................................... 75
Peta Penyebaran Lokasi Organik Asosiasi Tani Organik Sawangan ......... 77

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Beras merupakan bahan makanan pokok dari setengah populasi dunia.
Masyarakat di 135 negara menggunakan beras, 95% beras diproduksi dan
dikonsumsi di Asia. Di negara-negara Eropa dan Amerika Utara penduduknya
juga mulai mengonsumsi beras. Beras menyediakan protein dari nutrisi
berkualitas tinggi, dan juga mineral, vitamin dan serat. Ada 20 jenis beras yang
dikenal, hanya Oriza sativa dan Oriza glaberrima yang dibudidayakan dan
merupakan jenis beras yang biasa dikonsumsi oleh 5 milyar orang. Dari beberapa
produk beras Oriza sativa ada beberapa jenis yang tidak umum dari segi aroma,
warna biji dan komposisi kimianya, beras-beras itu disebut dengan “beras
khusus”. Terdapat beragam warna padi/beras dan warna tergantung pada pigmen
warna khususnya antosianin pada lapisan pericarp, kulit biji (seed coat), tetapi
sebagian besar beras yang dikonsumsi adalah beras putih. Dengan semakin
meningkatnya kemakmuran, permintaan untuk beras khusus ini juga bertambah.
Permintaan untuk beras hitam bertambah pesat dari Amerika dan Eropa karena
dinilai sebagai pangan sehat dan pangan organik berwarna (Chaudhary 2003).
Tabel 1 Proyeksi permintaan untuk beras berkualitas tinggi (1000t)
Negara/wilayah
Amerika Latin
Sub-Saharan Afrika
Asia barat dan Afrika utara
Asia
Asia selatan
Asia tenggara
Asia timur
Negara Berkembang
Negara Maju
Dunia

1993

2010

4 725
245
2 197
14 818
7 953
2 279
4 586
5 076
21 985
27 061

6 091
419
3 283
19 776
11 164
2 752
5 861
6 038
29 570
35 608

2020
7 114
566
4 096
21 482
12 395
2 779
6 308
6 777
33 259
40 036

% perubahan
(1993-2020)
51
131
86
45
56
22
38
34
51
48

Sumber : Rosegrant et al. dalam Chaudhary (2003)

Beras hitam merupakan beras khusus yang berasal dari Asia. Analisis dari
46 0000 temuan dari Bank Gen China dan 75 000 dari Bank Gen IRRI terungkap
bahwa China merupakan negara terkaya dalam sumberdaya beras hitam (61.6%),
diikuti oleh Sri Lanka kemudian Indonesia diperingkat ketiga. Sebagai negara
ketiga di dunia yang mempunyai sumberdaya beras hitam terbanyak, Indonesia
menjadi negara yang berpotensi untuk mengembangkan beras hitam. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 2.

2

Tabel 2 Penyebaran beras hitam di dunia
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Negara
Cina
Sri Lanka
Indonesia
India
Filipina
Banglades
Malaysia
Thailand
Miyanmar

%
61.6
8.6
7.2
5.1
4.3
4.1
2.2
1.7
1.4

No
10
11
12
13
14
15
16
17

Negara
Jepang
Vietnam
Laos
Nepal
Libya
Nigeria
Pakistan
Lain-lain
Total

%
0.9
0.7
0.3
0.3
0.3
0.3
0.2
0.7
100

Sumber : Tang dalam Chaudhary (2003)

Beras hitam merupakan varietas lokal yang mengandung pigmen paling
baik, berbeda dengan jenis beras lainnya. Beras hitam memiliki aroma yang baik
dengan penampilan yang spesifik dan unik. Bila dimasak, nasi beras hitam
berubah warna menjadi pekat (Suardi dan Ridwan 2009). Beras hitam banyak
mengandung aleuron dan endospermia yang dapat memproduksi antosianin
sehingga warna beras menjadi ungu pekat mendekati hitam. Selain antosianin,
beras hitam juga mengandung kadar gula yang lebih sedikit, lebih banyak serat
dan vitamin E (BPTP 2010). Sehingga beras hitam sangat bermanfaat bagi
kesehatan antara lain sebagai antioksidan, baik bagi penderita diabetes, baik untuk
diet, serta mencegah penuaan dini pada kulit. Menurut Tabel 3 beras hitam
memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis beras lainnya, yaitu kandungan
seratnya paling tinggi bahkan 100 kali lipat dibanding dengan beras putih.
Tabel 3 Komposisi kandungan gizi pada jenis-jenis beras
Jenis beras
Beras hitam
Beras putih
Beras merah

Energi
(Kkal)
351
357
352

Protein
(gr)
8.0
8.4
7.3

Karbohidrat
(gr)
1.3
1.7
0.9

Lemak
(gr)
76.9
77.1
76.2

Serat
(gr)
20.1
0.2
0.8

Sumber : DPPKP Kabupaten Purworejo (2012)

Beras hitam dikenal sebagai pangan fungsional, yaitu pangan yang secara
alami atau melalui proses tertentu mengandung satu atau lebih senyawa yang
dianggap mempunyai fungsi fisiologi yang bermanfaat bagi kesehatan
(Kristamtini et al. 2014). Kebutuhan masyarakat akan makanan tidak hanya
ditujukan untuk menghilangkan rasa lapar, tetapi juga adanya kepercayaan bahwa
makanan akan berkontribusi secara langsung terhadap kesehatan manusia,
terutama untuk masyarakat yang berpendidikan atau masyarakat dengan tingkat
ekonomi menengah keatas. Hal ini akan berdampak pada peningkatan nilai jual
dan permintaan bahan makanan atau produk-produk dengan label pangan
fungsional. Mengingat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
kesehatan, yang diiringi dengan keinginan untuk menerapkan pola hidup sehat
dengan memperbaiki pola diet atau asupan makanan yang lebih baik (Bech-Larsen

3

dan Scholderer 2007). Sehingga pengembangan budidaya dan produksi beras
hitam akan memiliki prospek ekonomi yang cukup signifikan.
Pangan warna hitam kini mulai banyak diminati. Industri pengolahan
makanan dan minuman di Asia dan Barat semakin marak mempromosikan pangan
warna hitam. Produk makanan dan minuman dari kacang hitam, wijen hitam, dan
beras hitam menjadi popular. Di Korea, beras hitam menjadi bagian penting dalam
pemeliharaan kesehatan karena kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan
(Suardi dan Ridwan 2009). Menurut Lee et al. (2015) beras hitam banyak
dikonsumsi di Korea sebagai pangan fungsional, dengan mencampurkan lebih dari
10% beras hitam dengan beras putih pada saat memasak nasi untuk diet terbukti
dapat menurunkan resiko obesitas pada laki-laki. Di Cina beras hitam digunakan
untuk pemulihan patah tulang dan digunakan sebagai pewarna makanan orhanik
(Chaudhary 2003). Indonesia sendiri telah mengekspor beras hitam ke beberapa
negara seperti Eropa, Amerika, Kanada dan Jepang. Ekspor yang paling besar ke
Singapura yaitu sebesar 44%, AS 13%, Taiwan 10% dan Belgia 3%. Untuk pasar
di dalam negeri beras hitam banyak dipasarkan di sekitar Jabodetabek. Hal ini
menunjukkan adanya potensi pemasaran yang besar untuk beras hitam.
Jika dilihat dari nilai ekonomisnya, beras hitam memiliki harga jual yang
lebih tinggi dibandingkan dengan jenis beras lainnya. Seperti yang terlihat pada
Tabel 4 baik harga gabah maupun beras hitam memiliki nilai jual yang lebih
tinggi. Ditingkat petani gabah padi hitam mencapai 10 000 rupiah per kilo,
ditingkat dipengumpul mencapai 17 000 rupiah per kilo, ditingkat distributor
mencapai 30 000 rupiah per kilo bahkan ditingkat pengecer mencapai 58 000
rupiah per kilo. Selain itu jika dilihat dari pendapatan usahatani beras hitam pada
penelitian Djatiharti dan Kristamtini (2009) apabila dijual dalam bentuk gabah
kering beras hitam memiliki nilai B/C sebesar 1,39 dan nilai R/C 2,39. Dan
keuntungannya akan meningkat jika dijual dalam bentuk beras yaitu memiliki
nilai B/C sebesar 1,59 serta nilai R/C sebesar 2,59. Hal ini dapat menunjukan
beras hitam layak untuk diusahakan oleh petani.
Tabel 4 Harga gabah dan beras organik ditingkat petani sampai pengecer
Jenis beras
Beras hitam
Beras merah
Beras putih

a

Gabah (Rp/kg)

9 000 -10 000
4 000 - 4 500
7 000

a

Pengumpul
(Rp/kg)
17 000
7 000 - 8 000
13 000

Beras
Distributorb
(Rp/kg)
30 000
25 000
16 000

Pengecerb
(Rp/kg)
58 000
49 000
33 000

Sumber : aICCO Coorperation, bdata primer

Perkembangan beras hitam di Indonesia masih mengalami beberapa kendala
yaitu petani masih enggan untuk menanam beras hitam karena beberapa alasan,
yaitu karena umur tanaman yang relatif panjang jika dibandingkan umur padi pada
umumnya, produktivitas relatif rendah bila dibandingkan dengan varietas unggul
dan tanaman sangat disukai oleh burung. Di Indonesia sendiri beras ini belum
banyak dikenal sehingga masyarakat belum mengetahui manfaat kesehatan yang
dimiliki beras hitam.

4

Beras hitam kebanyakan hanya dijumpai di kawasan Asia, termasuk di
Indonesia dan orang Amerika sering menyebutnya sebagai Indonesia Black Rice1.
Keberadaannya hanya ada di beberapa daerah saja di Indonesia dan memiliki
nama-nama tersendiri disetiap daerahnya (Tabel 5). Salah satu daerah yang
mempunyai varietas lokal beras hitam adalah Kabupaten Magelang dimana beras
hitam yang dikembangkan di daerah ini adalah varietas Jowo Melik dan Cempo
Ireng (Sa’adah et al 2013). Daerah di Kabupaten Magelang yang paling banyak
mengusahakan beras hitam adalah Kecamatan Sawangan, dimana usaha beras
hitam di daerah ini didukung oleh Asosiasi Tani Organik Sawangan.
Pengembangan beras hitam menjadi penting untuk dilakukan karena dapat
memberikan beberapa manfaat yaitu sumberdaya genetik beras hitam dapat
dilestarikan, petani produsen dan pedagang mendapat untung serta konsumen
dapat memperoleh lebih banyak ragam pilihan pangan fungsional. Selain itu
diperlukan strategi pengembangan mengingat peluang pasar yang masih besar dan
ada beberapa kendala pengembangan usaha beras hitam yang perlu diatasi.
Tabel 5 Beberapa jenis beras hitam di Indonesia
No
1 Melik
2
3
4
5
6
7

Varietas

Jlitheng
Cempo Ireng
Pari Ireng

Padi Hitam NTT
Padi Hitam Bantul
Padi Hitam Magelang (berbulu) /
Jawa Melik
8 Padi Hitam Magelang (Tidak
berbulu)/ Cempo Ireng
9 Padi Hitam Sragen
10 Padi Hitam Banjarnegara-Wonosobo
11 Padi Hitam Banjarnegara
Sumber : Kristamtini et al. (2014)

Daerah Asal
Kedon – Ganjuran – Bantul –
Yogyakarta
Sleman Yogyakarta
Seyegan – Sleman - Yogyakarta
Padasan – Pakembinangun –
Sleman - Yogyakarta
Alor – NTT
Njayan – Imogiri – Bantul
Sawangan – Magelang – Jawa
Tengah
Sawangan – Magelang – Jawa
Tengah
Sragen – Jawa Tengah
Wonosobo – JawaTengah
Banjarnegara – Jawa Tengah

Rumusan Masalah
Asosiasi Tani Organik Sawangan merupakan gabungan petani di
Kecamatan Sawangan yang peduli akan kesehatan dan lingkungannya. Asosiasi
TOS mengembangkan beras hitam varietas Cempo Ireng yang merupakan varietas
lokal Kabupaten Magelang. Kecamatan Sawangan merupakan daerah di
Kabupaten Magelang yang paling banyak mengusahakan beras hitam2.
1

Beras Hitam Organik, Makanan Diet, Makanan Penyakit Jantung dan Makanan Diabetes Terbaik.
[Internet]. Diakses 8 Agustus 2015). Tersedia pada : https://berasorganikblog.worspress.com
2
Riyanto, Slamet. 2015. Kecamatan Sawangan Pengembang Beras Hitam. [komunikasi singkat]
Magelang: Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Magelang

5

Diharapkan keberadaan asosiasi ini dapat mendukung upaya pelestarian varietas
lokal beras hitam. Asosiasi TOS berperan dalam membantu anggotanya
memasarkan beras hitam serta mendukung dalam proses produksinya.
Asosiasi tani ini telah melakukan usahataninya secara organik dan sudah
memiliki sertifikasi organik oleh LESOS (Lembaga Sertifikasi Organik
Seloliman). Anggota TOS saat ini mencapai 883 orang petani dan memiliki luas
tanam sebesar 508 Ha3. Namun saat ini petani anggota Asosiasi TOS yang
menanam padi beras hitam jumlahnya semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat
dari luas lahan yang ditanami beras hitam berkurang secara signifikan. Pada tahun
2013 luas lahan padi beras hitam mencapai 50 Ha tapi saat ini hanya 10 Ha. Hal
ini dikarenakan pernah terjadi pelanggaran kerjasama dengan salah satu
distributor yang akan mengambil beras hitam dalam jumlah banyak, secara
sepihak distributor tersebut menurunkan harga beras hitam dari harga yang telah
disepakati sebelumnya. Sejak saat itu hanya ada beberapa petani yang mau
menanam beras hitam. Selain itu ada beberapa alasan lain yang membuat petani
enggan untuk menanam beras hitam yaitu hasil produksi tidak terlalu banyak jika
dibandingkan dengan jenis beras lain yang ditanam di Sawangan serta masa tanam
lebih panjang jika dibanding dengan varietas yang lain, untuk varietas beras hitam
yang dikembangkan di Kabupaten Magelang ini masa tanam beras hitam
mencapai 120 hari serta hama burung yang sangat mengganggu.
Asosiasi TOS masih sulit untuk memasarkan beras hitam karena jenis
beras ini belum banyak dikenal oleh masyarakat terutama terkait khasiat beras
hitam. Serta dalam melakukan promosi Asosiasi TOS belum maksimal, promosi
yang dilakukan hanya melalui pameran-pameran saja, belum ada upaya lebih
untuk mempromosikan beras hitam. Bahkan penjualan beras hitam cenderung
menurun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Penjualan beras hitam pada Asosiasi Tani Organik Sawangan bulan
Februari-Juli tahun 2015
Periode penjualan
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli

Volume (ton)
5.13
2.35
7.55
5.56
12.57
5.05

Penerimaan (Rp)
97 565 000
44 650 000
143 545 000
105 640 000
238 868 000
95 950 000

Sumber : Asosiasi Tani Organik Sawangan

Potensi pasar untuk beras hitam di Indonesia masih terbuka, hal ini dapat
dilihat dari stok penjualan beras hitam di JaPPSA (Jaringan Pemasaran Pertanian
Selaras Alam) yang masih sering kosong karena supply yang sedikit dan tidak
kontinyu, bahkan dalam satu tahun selama delapan bulan tidak ada stok beras
hitam. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 (Ildrakasil et al. 2013).

3

Widagdo. 2015. Anggota Asosiasi Tani Organik Sawangan. [Komunikasi singkat]. Magelang :
Asosiasi Tani Organik Sawangan

6

Gambar 1 Grafik penjualan beras hitam di JaPPSA 2012

Selain itu adanya permintaan beras hitam juga dapat dilihat dari
permintaan beras hitam di salah satu lokasi pelestarian beras hitam di Sleman,
dimana jumlah permintaan beras hitam cenderung naik. Permintaan beras hitam
tidak hanya dari Yogyakarta tetapi juga dari luar kota seperti Tuban, Depok,
Bogor dan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2 ( Kristamtini et al. 2011).
Artinya jika dapat mencari cerug pasar untuk beras hitam sebenarnya pasar masih
terbuka dan diperlukan pemasaran yang eksklusif karena harga beras hitam yang
cukup mahal jika dibanding dengan jenis beras lainnya serta manfaat kesehatan
yang membuat beras hitam menjadi beras khusus.

Gambar 2 Permintaan beras hitam di salah satu lokasi pelestarian padi beras hitam di Sleman

Asosiasi Tani Organik Sawangan dihadapkan pada kenyataan munculnya
kelompok–kelompok tani dan pesaing lain yang mulai mengusahakan beras hitam.
Hal ini dikarenakan besarnya peluang yang ada dan keuntungan yang mampu
diperoleh namun budidaya yang dilakukan tidak berbeda dengan jenis beras
lainnya. Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Magelang, beberapa daerah yang
juga mengusahakan beras hitam di Kabupaten Magelang adalah di Kecamatan
Bandongan, Muntilan, dan Kaliangkrik. Saat ini kelompok tani tersebut juga
mengusahakan beras hitam dan bersaing untuk memperoleh pasar. Berdasarkan
hal tersebut maka Asosiasi Tani Organik Sawangan perlu memiliki daya saing dan
juga keunggulan. Hal ini dilakukan guna memenuhi dan mempertahankan posisi
usaha serta permintaan yang ada ditengah persaingan yang terus berkembang

7

melalui strategi pengembangan. Strategi pengembangan digunakan agar peluang
dan sumber daya yang dimiliki Asosiasi Tani Organik Sawangan dapat
termanfaatkan dengan baik dan kendala serta ancaman yang dihadapi mampu
teratasi. Strategi pengembangan juga diperlukan agar kelompok tani mampu
mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi. Untuk itu diperlukan kajian lebih
agar Asosiasi TOS dapat membantu pengembangan beras hitam di Kabupaten
Magelang. Berdasarkan uraian diatas, maka beberapa pertanyaan yang ingin
dijawab melalui penelitian ini antara lain :
1. Faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam pengembangan usaha beras
hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan, dengan mengkaji lebih dalam
faktor internal dan eksternal?
2. Bagaimana strategi yang dapat dirumuskan dengan tepat dan prioritasnya
untuk dilakukan dalam pengembangan usaha beras hitam di Asosiasi Tani
Organik Sawangan?
3. Bagaimana pemetaan rekomendasi program dari alternatif strategi dalam
pengembangan usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah
1. Menganalisis lingkungan internal dan eksternal Asosiasi Tani Organik
Sawangan
2. Merumuskan alternatif strategi serta prioritasnya dalam pengembangan
Asosiasi Tani Organik Sawangan dalam mengusahakan beras hitam
3. Memetakan rekomendasi program dari alternatif strategi dalam pengembangan
usaha beras hitam di Asosiasi Tani Organik Sawangan

Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini, diharapkan dapat digunakan
sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya terkait dengan topik strategi
pengembangan maupun objek beras hitam. Penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi pertimbangan pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan bagi
Asosiasi Tani Organik Sawangan dalam menentukan strategi pengembangan
usahanya. Serta, diharapkan dapat memberikan pengetahuan atau informasi bagi
masyarakat umum atau pelaku usaha terkait dengan peluang usaha beras hitam.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Asosiasi Tani Organik Sawangan di
Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Komoditi yang menjadi objek
penelitian adalah beras hitam. Ruang lingkup penelitian difokuskan pada analisis
faktor internal dan eksternal dan perumusan strategi pengembangan usaha
Asosiasi Tani Organik Sawangan serta prioritas strategi. Alat analisis yang
digunakan yaitu analisis A’WOT dan arsitektur strategik.

8

2

TINJAUAN PUSTAKA
Potensi Beras Hitam

Beras hitam memang belum banyak dikenal, namun beras ini memiliki
banyak keunggulan terutama untuk kesehatan tubuh. Beras hitam memiliki kadar
antosianin dan aktivitas anti oksidan paling tinggi dibanding beras yang lain
(Widarta et al. 2013 dan Swasti 2007). Selain itu beras hitam juga telah terbukti
dapat meningkatkan daya tahan tubuh, seperti penelitian yang telah dilakukan oleh
Narwidina (2009), dengan mengonsumsi minuman isotonik berbasis antosianin
beras hitam dapat memberikan efek rehidrasi secara optimal dan dapat
meningkatkan kapasitas pertahanan antioksidan dalam tubuh. Manfaat utama dari
beras hitam adalah membersihkan racun dari dalam tubuh (detoksifikasi),
membantu memelihara ketahanan tubuh dan membantu memelihara
keseimbangan sistem organ dan hormon serta dapat menurunkan kadar kolesterol.
Selain itu beras hitam mampu mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler
seperti jantung coroner dan hipertensi (Sa’adah 2014). Beras hitam juga dapat
dikembangkan menjadi minuman fungsional yang terbukti dapat menurunkan
kadar gula dalam darah (Pramitasari 2014).
Pangan warna hitam kini mulai banyak diminati. Industri pengolahan
makanan dan minuman di Asia dan Barat semakin marak mempromosikan pangan
warna hitam. Produk makanan dan minuman dari kacang hitam, wijen hitam, dan
beras hitam menjadi popular. Di Korea, beras hitam menjadi bagian penting dalam
pemeliharaan kesehatan karena kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan
(Suardi dan Ridwan 2009). Menurut Lee et al (2015) beras hitam banyak
dikonsumsi di Korea sebagai pangan fungsional, dengan mencampurkan lebih dari
10% beras hitam dengan beras putih pada saat memasak nasi untuk diet terbukti
dapat menurunkan resiko obesitas pada laki-laki. Hal ini menunjukkan adanya
potensi pemasaran yang besar untuk beras hitam.
Ada beberapa keunggulan beras hitam yang membuat petani ingin
menanamnya. Motivasi utama petani untuk menanam padi hitam adalah harga
yang tinggi (26%), untuk kesehatan (14%), untuk pelestarian padi (12%),
merupakan kultivar berkualitas dan kemandirian petani (12%). Terdapat empat
kelompok varietas padi hitam yaitu Melik, Cempo Ireng, Padi Hitam dan Padi
Hitam Cianjur (Sa’adah 2013).
Faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli beras hitam, dalam
penelitian ini beras organik yang dimaksud adalah beras varietas pandan wangi,
beras merah dan beras hitam yaitu pendapatan dan persepsi konsumen. Dimana
jika terjadi peningkatan pendapatan sebesar 1juta rupiah maka peluang seseorang
membeli beras organik akan meningkat 13,2 persen. Berdasarkan hasil penelitian
hal ini terjadi karena pendapatan konsumen beras organik lebih tinggi
dibandingkan dengan beras anorganik (Ildrakasih et al 2013). Hal ini juga
menunjukan bahwa pangsa pasar untuk beras hitam yaitu orang-orang dengan
penghasilan tinggi. Selain itu yang mempengaruhi pembelian beras organik yaitu
persepsi konsumen dimana semakin banyak konsumen yang paham akan kualitas
dan manfaat beras organik maka konsumen akan tertarik dan terdorong untuk
membeli dan mengonsumsinya (Ildrakasih et al 2013).

9

Beras hitam merupakan komoditi yang sangat layak untuk dikembangkan.
Usahatani beras hitam memiliki nilai R/C 1,61 yang berarti penambahan biaya
sebesar satu persen akan memberikan tambahan pendapatan sebesar 1,61 persen.
Dan nilai tersebut merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan nilai R/C
untuk usahatani beras merah dan beras putih. Selain itu beras hitam juga memiliki
keunggulan kompetitif dan komparatif. Keunggulan kompetitif dapat dilihat dari
besarnya PCR (Privat Cost Ratio) dan KP (Keuntungan Privat). Nilai PCR untuk
beras hitam sebesar 0,6 yang artinya untuk mendapatkan nilai tambahan output
satu satuan pada harga privat diperlukan biaya faktor domestik sebesar 0,6 dan
untuk KP mencapai dua belas juta rupiah lebih per hektar. Selain itu usahatani
beras hitam juga memiliki keunggulan komparatif yang dapat dilihat dari nilai
DRC (Domestic Resource Cost) dan KS (Keuntungan Sosial), nilai DRC untuk
usahatani beras hitam adalah 0,17 dan nilai KS mencapai hampir lima puluh dua
juta rupiah per hektar. Bahkan nilai DRC yang paling rendah adalah usahatani
beras hitam jika dibandingkan dengan usahatani beras putih dan merah, artinya
beras hitam memiliki keunggulan komparatif dibandingkan beras putih dan merah
(Jakiyah 2015). Kelayakan usaha beras hitam juga ditunjukkan pada penelitian
Djatiharti dan Kristamtini (2009) apabila dijual dalam bentuk gabah kering beras
hitam memiliki nilai B/C sebesar 1,39 dan nilai R/C 2,39. Dan keuntungannya
akan meningkat jika dijual dalam bentuk beras yaitu memiliki nilai B/C sebesar
1,59 serta nilai R/C sebesar 2,59.
Strategi Pengembangan
Luthfiningtyas (2014) melakukan penelitian tentang strategi
pengembangan usaha batik warna alami di CV Naf Mandiri Sukses. Menganalisisi
lingkungan internal dan eksternal, mengidentifikasi dan menetapkan strategi serta
menetapkan prioritas strategi. Teknik pengolahan dan analisis data melalui
tahapan analisis lingkungan internal dan eksternal, menyusun struktur hierarki,
perbandingan berpasangan faktor SWOT, mengembangkan strategi, dan
menyusun evaluasi strategi dengan menggunakan metode A’WOT.
Strategi yang dapat diterapkan pada pengembangan usaha beras organik
antara lain: menyediakan kemasan yang bervariasi dengan informasi produk yang
lengkap mengenai kandungan gizi serta jaminan bebas dari bahan kimia,
meningkatkan luasan lahan padi organik agar ketersediaan beras lebih kontinu,
menerapkan harga bersaing, menerapkan rantai pemasaran yang pendek,
penguatan kelembagaan petani padi organik melalui gapoktan serta kemitraan
yang dapat memperluas akses pasar ke saluran-saluran khusus, serta promosi
melalui leaflet dan media internet oleh pemasar ataupun petani beras organik
(Idaman 2012).
Dalam penelitian Mojaveri dan Fazlollahtabar (2012) perumusan strategi
pengembangan pertanian di Iran dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT
dan perekomendasian strategi dilakukan dengan penilaian dari AHP.
Permasalahan pertanian di Iran adalah teknologi pertanian yang dinilai sudah baik
akan tetapi sebagian petani tidak tahu informasi seputar pertanian sehingga
strategi yang diusulakan dalam pengembembangan pertanian di Iran adalah
pengembangan teknologi informasi. Dengan demikian diharapkan kesenjangan

10

informasi dengan petani dapat dihubungkan dengan adanya kemajuan teknologi
informasi.
Arsitektur strategi digunakan dalam penelitian Fauzi et al (2016) yaitu
strategi pengembangan agribisnis kentang merah di Kabupaten Solok.
Penggunaan alat analisis ini dengan alasan bentuk arsitektur strategi lebih mudah
dipahami karena strategi ini dijabarkan dalam bentuk gambar dan merumuskan
strategi kedalam roadmap untuk meraih visi dan misi perusahaan. Dengan
demikian perusahaan akan lebih mudah memahami perubahan dan konsekuensi
yang harus dilaksanakan sehubungan dengan strategi yang dipilih. Selain itu akan
sangat berguna bagi perusahaan yang belum memiliki rancangan arsitektur
strategik.
Analisis A’WOT
Teknik SWOT telah terbukti sangat membantu dalam mengetahui
lingkungan suatu organisasi dan menghasilkan rencana strategi pertumbuhan dan
pengembangan organisasi tersebut. Namun teknik ini harus disempurnakan
dengan menggunakan teknik yang lain. Dalam beberapa kasus teknik SWOT
dikombinasikan dengan teknik AHP untuk dipilih strategi yang terbaik untuk
organisasi tersebut (Osuna dan Aranda 2007). Metode SWOT digabungkan
dengan metode AHP untuk menentukan pembobotan dalam analisis SWOT.
Tujuannya adalah untuk mengurangi subjektifitas penilaian terhadap faktor-faktor
internal dan eksternal, baik menyangkut kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam pengambilan keputusan strategi. Hasil analisis A’WOT dari
persepsi stakeholders digunakan untuk menyusun rumusan rencana dan strategi
pengembangan (Rudita et al 2012).
Penggabungan metode AHP dan SWOT dapat diaplikasikan untuk
menambah dan memperbaiki dasar informasi dari proses perencanaan strategi.
Alat analisis ini tidak hanya mendukung keputusan yang kuat tapi juga dapat
memberikan kerangka kerja yang efektif untuk membuat keputusan strategi dalam
berbagai situasi. A’wot juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan
pembelajaran dalam proses pembuatan keputusan diberbagai bidang (Kangas et al
2001), seperti bidang pariwisata (Wikramasinghe dan Takano 2009), bidang
teknik (Triantaphyllou dan Mann 1995), pertanian (Zhang dan Feng 2013), dan
agroindustri (Rochman et al 2011).
Kelebihan dari penggunaan metode A’WOT adalah memungkinkan
pengujian kuantitatif dari faktor SWOT dan melibatkan pilihan pembuat
keputusan dalam merencanakan strategi, selain itu metode ini menggunakan
pendekatan sistematik dalam pembuatan keputusan dengan kerangka analisis
SWOT. Memungkinkan perbandingan berpasangan antara faktor-faktor SWOT
dengan analisis eigenvalues sehingga dapat mengukur rasio konsistensi dalam
pembobotan. Setelah melakukan perbandingan berpasangan, pembuat keputusan
mendapat informasi kuantitatif ang baru tentang situasi dari keputusan yang akan
dibuat (Oreski 2012).

11

3 KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Konsep Strategi
Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk
mencapai tujuannya melalui pengintergrasian segala keunggulan organisasi dalam
menghadapi tantangan dan ancaman yang dihadapi dan potensial untuk
menghadapi di masa yang akan datang oleh organisasi tersebut (Yoshida 2006).
Strategi dimulai dengan menggunakan konsep bagaimana menggunakan
sumberdaya perusahaan secara paling efektif dalam lingkungan yang berubahubah. Sedangkan menurut David (2011) strategi adalah aksi potensial yang
membutuhkan keputuasan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam
jumlah yang besar. Strategi merupakan alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan jangka panjang. Strategi perlu mempertimbangkan faktor eksternal dan
internal yang dihadapi perusahaan karena mempunyai konsekuensi
multifungsional.
Proses manajemen strategik meliputi aktivitas-aktivitas mulai dari
pengamatan lingkungan sampai dengan evaluasi kinerja. Manajemen mengamati
lingkungan eksternal untuk melihat kesempatan dan ancaman dan mengamati
lingkungan internal untuk melihat kekuatan dan kelemahan. Faktor yang paling
penting untuk perusahaan disebut faktor-faktor strategis yaitu kekuatan (strength),
kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats). Setelah
menganalisis faktor-faktor strategis, manajemen mengevaluasi interaksinya dan
menentukan misi perusahaan yang sesuai. Langkah pertama merumuskan strategi
adalah pernyataan misi, yang berperan dalam menentukan tujuan, strategi, dan
kebijakan perusahaan. Perusahaan mengimplementasikan strategi dan kebijakan
tersebut melalui program, anggaran dan prosedur. Akhirnya evaluasi kinerja dan
umpan balik untuk memastikan tepatnya pengendalian aktivitas perusahaan
(Wheelen dan Hunger 2008).
Pengamatan

evaluasi dan
perumusan strategi

implementasi strategi

Lingkungan
Eksternal
lingk sosial
Lingk
tugas

Pengendalian
misi
Tujuan
Strategi
Kebijakan

Internal
Struktur

Program
Anggaran

Budaya

Prosedur

Sumber
daya

Kinerja

Gambar 3 Model manajemen strategi
Sumber : (Wheelen dan Hunger 2008)

12

Identifikasi Lingkungan Organisasi
Lingkungan dimana suatu organisasi berada dibagi dalam dua kelompok
yaitu lingkungan internal dan eksternal. Tujuan dilakukannya analisis terhadap
lingkungan internal perusahaan adalah mengidentifikasi sejumlah kekuatan dan
kelemahan yang terdapat pada sumber daya dan proses bisnis suatu perusahaan.
Kekuatan merupakan sumber daya dan proses bisnis yang dapat menciptakan
kompetensi khusus sehingga perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif.
Sedangkan kelemahan merupakan sumber daya dan proses bisnis yang dapat tidak
mampu menciptakan kopetensi khusus sehingga perusahaan kalah bersaing
dengan per