Efektivitas Kinerja dan Strategi Pengembangan Kelompok Tani Darma Bakti dalam Pengusahaan Beras Hitam di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

EFEKTIVITAS KINERJA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KELOMPOK
TANI DARMA BAKTI DALAM PENGUSAHAAN BERAS HITAM DI
KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR

ARINA PRADIAHSARI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Kinerja dan
Strategi Pengembangan Kelompok Tani Darma Bakti dalam Pengusahaan Beras
Hitam di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014

Arina Pradiahsari
NIM H34100090

ABSTRAK
ARINA PRADIAHSARI. Efektivitas Kinerja dan Strategi Pengembangan
Kelompok Tani Darma Bakti dalam Pengusahaan Beras Hitam di Kecamatan
Cigudeg Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ANNA FARIYANTI.
Beras hitam merupakan komoditi subsektor tanaman pangan yang perlu
dikembangkan karena permintaannya terus meningkat namun volume produksinya
masih rendah. Kecamatan Cigudeg adalah kecamatan di Kabupaten Bogor yang
dikenal sebagai penghasil beras hitam. Pengusahaan beras hitam di Kecamatan
Cigudeg dilakukan oleh Kelompok Tani Darma Bakti. Keberadaan kelompok tani
ini dapat membantu pengembangan beras hitam di Kabupaten Bogor dengan
memiliki kinerja yang efektif dan strategi pengembangan yang tepat untuk
diterapkan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis efektivitas kinerja
Kelompok Tani Darma Bakti dan merumuskan alternatif strategi pengembangan

bagi Kelompok Tani Darma Bakti dalam pengusahaan beras hitam dengan
pendekatan arsitektur strategik. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kelompok
Tani Darma Bakti memiliki kinerja yang cukup efektif. Adapun alternatif strategi
yang diperoleh yaitu membangun mitra kerja yang kontinu dalam penyediaan
input, pemasaran produk serta penelitian dan pengembangan; meningkatkan
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produksi beras hitam untuk memenuhi
permintaan; meningkatkan ketersediaan modal; penguatan kelembagaan
kelompok tani; mengembangkan produk beras hitam dengan optimalisasi
sumberdaya untuk memenangkan persaingan; mengembangkan produk dengan
penelitian dan pengembangan berkelanjutan; dan menciptakan nama jual dan
sertifikasi sebagai jaminan pada produk beras hitam yang dihasilkan. Seluruh
alternatif strategi dapat diimplementasikan oleh Kelompok Tani Darma Bakti
dengan rentang waktu pelaksanaannya masing–masing berdasarkan rancangan
arsitektur strategik.
Kata kunci: Arsitektur Strategik, Beras Hitam, Kelompok Tani, Kinerja, Strategi
Pengembangan.

ABSTRACT
ARINA PRADIAHSARI. Performance Effectiveness and Development Strategy
of Darma Bakti Farmers Group in Black Rice Cultivation in Cigudeg Subdistrict

Bogor Regency. Supervised by ANNA FARIYANTI.
Black rice is a food crops subsector’s commodity that need to be developed
because the demand is continues increasing but the volume production is still in
the low rate. Cigudeg is a subdistrict in Bogor regency that known as the producer
of black rice. In Cigudeg subdistrict, black rice cultivated by Darma Bakti
Farmers Group. The existence of these farmers group can help the black rice
development in Bogor Regency if it has an effective performance and appropriate
development strategies to be applied. The purposes of this research are to analyze
Darma Bakti Farmers Group’s performance effectivity and to formulate
appropriate alternative development strategies for Darma Bakti Farmers Group in

black rice cultivation with strategic architectural approach. The result of this
research shows that Darma Bakti Farmers Group has quite effective performance
all this time. There are alternative strategies that obtained are build a continuous
partner in the provision of inputs, marketing of products as well as research and
development; increase the quality, quantity, and continuity of black rice
production to meet demand; improve the capital availability; farmers group
institutional strengthening; develop black rice products with available resource
optimization to win the competition; develop products with continuous research
and development; and creating trademark and certification as a guarantee of black

rice products that produced. The entire alternative strategies can be implemented
by Darma Bakti Farmers Group with timescales respectively based on a strategic
architecture.
Keywords: Black Rice, Development Strategy, Farmers Group, Performance,
Strategic Architecture.

EFEKTIVITAS KINERJA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KELOMPOK
TANI DARMA BAKTI DALAM PENGUSAHAAN BERAS HITAM DI
KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR

ARINA PRADIAHSARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Efektivitas Kinerja dan Strategi Pengembangan Kelompok Tani Darma Bakti
dalam Pengusahaan Beras Hitam di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor”.
Shalawat serta salam senantiasa diucapkan kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai pemimpin dan suri tauladan terbaik bagi seluruh umat manusia.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Anna Fariyanti, MSi selaku
pembimbing yang telah memberikan banyak ide dan masukan dalam penyelesaian
skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Narni Farmayanti, MSc dan
Rahmat Yanuar, SP MSi selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan kritik dalam rangka
penyempurnaan skripsi penulis. Terima kasih juga disampaikan kepada Dr Ir Netti
Tinaprilla, MM yang senantiasa memberikan arahan dan dukungan dalam
menjalani masa – masa perkuliahan sebagai wali akademik. Tak lupa, penulis
sampaikan terima kasih kepada Ajeng Tiara Cesari, SE yang telah menjadi

pembahas dalam seminar hasil skripsi penulis. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu dan Bapak atas doa, dukungan moril dan materil serta
kasih sayang yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Selanjutnya, ucapan terima kasih dan apresiasi penulis sampaikan kepada
Kelompok Tani Darma Bakti di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor yang telah
bersedia menjadi objek penelitian dan membantu memberikan informasi untuk
penelitian ini. Tidak lupa, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada teman–
teman khususnya para sahabat, teman–teman Agribisnis 47 dan teman–teman
sebimbingan atas segala dukungan, motivasi, kasih sayang dan semangat yang
diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Arina Pradiahsari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Studi Empiris Kandungan, Manfaat dan Budidaya Beras Hitam
Studi Empiris Efektivitas Kinerja Kelompok Tani
Studi Empiris Strategi Pengembangan Kelompok Tani
Keterkaitan Kajian Empiris dengan Penelitian
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Efektivitas Kinerja Kelembagaan Kelompok Tani
Identifikasi Lingkungan Organisasi
Konsep Strategi
Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Instrumentasi Data
Metode Penentuan Sampel

Metode Pengolahan dan Analisis Data
Analisis Efektivitas Kinerja Kelembagaan Kelompok Tani
Analisis Alternatif Strategi Pengembangan
GAMBARAN UMUM KELOMPOK TANI
Sejarah dan Perkembangan Kelompok Tani Darma Bakti
Visi dan Misi Kelompok Tani Darma Bakti
Lokasi dan Letak Geografis
Struktur Organisasi Kelompok Tani Darma Bakti
Gambaran Umum Karakteristik Petani Responden
EFEKTIVITAS KINERJA KELOMPOK TANI DARMA BAKTI
STRATEGI PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI DARMA BAKTI
DALAM PENGUSAHAAN BERAS HITAM
Analisis Lingkungan Kelompok Tani Darma Bakti
Analisis Lingkungan Internal
Identifikasi Faktor Strategis Internal

xiii
xiii
xiv
1

1
5
6
6
7
7
9
10
11
13
13
13
16
19
22
25
25
25
25
26

26
27
30
30
32
32
33
34
36
45
45
45
55

Analisis Lingkungan Eksternal
Identifikasi Faktor Strategis Eksternal
Komponen SWOT
Kekuatan (Strenght)
Kelemahan (Weakness)
Peluang (Opportunity)

Ancaman (Threath)
Matriks SWOT
Strategi S-O
Strategi W-O
Strategi S-T
Strategi W-T
Perancangan Arsitektur Strategik
Visi dan Misi Kelompok Tani Darma Bakti
Industry Foresight
Tantangan Organisasi
Sasaran Organisasi
Rekomendasi Program Kegiatan
Rancangan Arsitektur Strategik Pengembangan Kelompok Tani Darma
Bakti dalam Pengusahaan Beras Hitam
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

55
65
65
65
67
70
73
74
76
76
77
78
78
78
78
79
79
79
82
85
85
85
86
88
94

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Product domestic bruto atas dasar harga berlaku menurut lapangan
usaha (miliar rupiah) 2008 – 2012
Persentase pengeluaran rata-rata per kapita penduduk Indonesia menurut
kelompok makanan pada September 2013
Komposisi gizi pada jenis – jenis beras
Skor jawaban skala likert
Selang kategori penilaian efektivitas kinerja
Luas wilayah Desa Bangunjaya menurut penggunaan tahun 2013
Karakteristik petani anggota berdasarkan tingkat usia
Karakteristik petani anggota berdasarkan tingkat pendidikan
Karakteristik petani anggota berdasarkan luas lahan yang diusahakan
Karakteristik petani anggota berdasarkan status kepemilikan lahan
Karakteristik petani anggota berdasarkan status usaha
Karakteristik petani anggota berdasarkan lamanya bertani
Selang kategori penilaian efektivitas kinerja Kelompok Tani Darma
Bakti
Identifikasi faktor strategis internal Kelompok Tani Darma Bakti
Pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia atas dasar harga konstan
2000 tahun 2009 – 2013
Produk domestik regional bruto Kabupaten Bogor atas dasar harga
konstan tahun 2008-2012 (jutaan rupiah)
Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia tahun 1990 - 2010
Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tahun 2008-2012
Identifikasi faktor strategis eksternal Kelompok Tani Darma Bakti
Matriks SWOT pengembangan Kelompok Tani Darma Bakti dalam
pengusahaan beras hitam
Rekomendasi program kegiatan

1
2
3
27
27
32
34
35
35
35
36
36
37
55
56
57
58
59
65
75
80

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6

Supply beras hitam Kelompok Tani Darma Bakti terhadap demand
Carefour pada tahun 2013 - 2014
Model lima kekuatan porter
Kerangka pemikiran operasional
Matriks SWOT
Kerangka perancangan arsitektur strategik Kelompok Tani Darma Bakti
Struktur organisasi Kelompok Tani Darma Bakti

5
18
24
29
30
33

7 Diagram kategori penilaian adanya pertemuan atau rapat anggota dan
pengurus secara berkala
8 Diagram kategori penilaian adanya rencana kerja dan evaluasi akhir
kelompok tani secara partisipatif
9 Diagram kategori penilaian adanya aturan atau norma tertulis yang
disepakati dan ditaati bersama
10 Diagram kategori penilaian adanya pencatatan atau pengadministrasian
organisasi yang rapih
11 Diagram kategori penilaian memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha
bersama di sektor hulu hingga hilir
12 Diagram kategori penilaian memfasilitasi usahatani komersial dan
berorientasi pasar
13 Diagram kategori penilaian pemberian pelayanan informasi dan
teknologi bagi anggota
14 Diagram kategori penilaian adanya jejaring kerjasama antara kelompok
tani dengan pihak lain dalam bentuk kemitraan
15 Diagram kategori penilaian adanya pemupukan modal baik iuran dari
anggota atau penyisihan hasil usaha kelompok
16 Sticker kemasan produk beras hitam Kelompok Tani Darma Bakti
terbaru
17 Saluran distribusi Kelompok Tani Darma Bakti
18 Teknologi tanam jajar legowo Kelompok Tani Darma Bakti
19 Rancangan arsitektur strategik pengembangan Kelompok Tani Darma
Bakti

38
39
40
41
42
43
43
44
45
46
47
52
82

DAFTAR LAMPIRAN
1 Perhitungan skor efektivitas kinerja Kelompok Tani Darma Bakti
2 Gambaran pendapatan usahatani per musim tanam petani beras hitam
di Kelompok Tani Darma Bakti Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor
(Hektar)
3 Dokumentasi

88
91
92

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang dilintasi oleh garis khatulistiwa dan juga
memiliki sumber daya alam yang melimpah sehingga baik pengaruhnya bagi
sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor yang mampu menyediakan
bahan pangan, sandang dan papan bagi penduduk Indonesia. Terlebih sektor
pertanian merupakan sektor dimana sebagian besar rakyat Indonesia
menggantungkan hidupnya. Hal ini terlihat dari besarnya peranan sektor pertanian
terhadap perekonomian di Indonesia melalui sumbangan Product Domestic Bruto
(PDB) yang diberikannya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (2014), sektor
pertanian merupakan sektor penyumbang PDB terbesar kedua di setiap tahunnya
setelah sektor pengolahan. Selain itu berdasarkan Tabel 1, PDB yang diberikan
oleh sektor pertanian jumlahnya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
dimulai dari tahun 2008 hingga tahun 2012. Pada tahun 2008, kontribusi PDB
sektor pertanian mencapai 14.48 persen dan pada tahun 2012 mampu meningkat
mencapai 14.50 persen dari total PDB atas dasar harga berlaku yang mampu
diperoleh Indonesia.
Tabel 1 Product domestic bruto atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha
(miliar rupiah) 2008 – 2012
Lapangan Usaha
Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan
Perikanan
•Tanaman Bahan
Pangan
•Tanaman Perkebunan
•Peternakan
•Kehutanan
•Perikanan

Tahun
2010

2011

20121

985 470.5

1 091 447.1

1 193 452.9

419 194.8

482 377.1

529 967.8

574 916.3

111 378.5
104 883.9
45 119.6
176 620

136 048.5
119 371.7
48 289.8
199 383.4

153 709.3
129 297.7
51 781.3
226 691

162 542.6
145 720
54 906.5
255 367.5

2008

2009

716 656.2

857 196.8

349 795.0
105 960.5
83 276.1
40 375.1
137 249.5

Status Angka : 1 = sementara
Sumber: BPS (2014)
Sektor pertanian di Indonesia secara luas terdiri dari beberapa subsektor
yaitu subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan,
dan perikanan. Subsektor tanaman pangan merupakan subsektor yang memiliki
peranan penting dalam pembangunan sektor pertanian. Berdasarkan Tabel 1,
subsektor tanaman pangan sebagai subsektor penyumbang PDB terbesar setiap
tahunnya jika dibandingkan dengan subsektor lain. Pada tahun 2012 subsektor
tanaman pangan mampu memberi sumbangan PDB mencapai 6.99 persen yang
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 yaitu 7.14 persen. Komoditas
tanaman pangan terdiri dari padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah,
kedelai, dan kacang hijau. Salah satu komoditi dari subsektor tanaman pangan
yang utama adalah padi. Menurut Mears dan Moeljono (1990), padi menjadi
komoditi subsektor tanaman pangan yang utama dan menempati prioritas penting
di Indonesia karena: (1) padi adalah bahan konsumsi penting baik dari segi

2

pengeluaran rumah tangga, sebagai sumber kalori maupun protein, (2) padi
sebagai sumber pendapatan dan kesempatan kerja bagi sebagian besar penduduk,
dan (3) padi merupakan komoditas politis. Hingga saat ini ketergantungan pangan
pada komoditi padi masih sangat besar. Hal ini dikarenakan adanya budaya di
Indonesia yang berbunyi “belum makan jika belum mengkonsumsi nasi“ dan
menurut data CIA World Fact Book 2006 lebih dari 95 persen penduduk di
Indonesia menjadikan beras sebagai sumber makanan pokok1. Terlihat pada Tabel
2 yang menunjukan bahwa persentase pengeluaran penduduk Indonesia tertinggi
pada kelompok makanan adalah untuk konsumsi beras (padi-padian) yaitu
mencapai 7.46 persen dari total pengeluaran konsumsi makanan per kapita pada
September 2013. Selain itu, tinggi nya jumlah penduduk di Indonesia yaitu
mencapai 253 juta jiwa pada tahun 2014 menyebabkan Indonesia menjadi negara
yang mengkonsumsi beras dengan jumlah tertinggi di dunia yakni mencapai 139
kilogram per kapita per tahun2.
Tabel 2 Persentase pengeluaran rata-rata per kapita penduduk Indonesia menurut
kelompok makanan pada September 2013
Kelompok Makanan
Padi-padian
Umbi-umbian
Ikan
Daging
Telur dan susu
Sayur-sayuran
Kacang-kacangan
Buah-buahan
Makanan lainnya
Jumlah makanan

Persentase Pengeluaran
7.46
0.47
3.98
1.8
2.85
3.91
1.24
1.84
23.65
47.2

Sumber: BPS (2014)
Menurut Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Purworejo (2012),
beras terdiri dari berbagai macam jenis yaitu beras putih, beras merah, beras hitam,
ketan putih dan ketan hitam. Beras hitam merupakan beras yang paling baik untuk
dikonsumsi. Komoditi pangan ini memang belum sepopuler komoditi pangan
lainnya namun beras hitam memiliki gizi paling baik dan memiliki begitu banyak
manfaat. Manfaat-manfaat tersebut yaitu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit, memperbaiki kerusakan sel hati (hepatitis dan chirosis), mencegah dan
menyembuhkan gangguan fungsi ginjal, kanker atau tumor, kencing manis, darah
tinggi, leukemia, jantung, diabetes, anemia, maag, asma, pengerasan pembuluh
nadi atau asam urat, alergi makanan, kegemukan, masalah pencernaan, masalah
kewanitaan, membersihkan kolesterol atau kolesterol jahat dalam darah,
mengurangi peradangan, memperlambat penuaan, memperkecil resiko penyakit
pembuluh darah otak dan sebagai antioksidan3. Selain itu, beras hitam diusahakan
dengan pertanian organik sehingga sangat baik untuk kesehatan dan lingkungan.
1

CIA. 2006. CIA World Fact Book [Internet]. [Diakses 29 Januari 2014]. Tersedia pada:
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html
2
[BKPD] Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat. 2014. Konsumsi Beras Tertinggi di Dunia
[Internet]. [Diakses 29 Januari 2014]. Tersedia pada: http://bkpd.jabarprov.go.id/
3
Suardi D, Ridwan I. 2009. Beras Hitam Pangan Berkhasiat Belum Populer [Internet]. [Diakses 20 Desember
2013]. Tersedia pada: http://www.pustaka.litbang.deptan.go.id.pdf

3

Berdasarkan Tabel 3, beras hitam juga merupakan jenis beras yang memiliki
kandungan serat lebih tinggi 100 kali lipat jika dibandingkan jenis beras lainnya
yaitu sebesar 20.1 gram. Hal ini membuat tingkat kekenyangan yang mampu
diberikan beras hitam berkali lipat dan efek kenyang yang diberikan lebih lama
dibandingkan jenis beras lainnya. Untuk itu, beras hitam selain sangat baik bagi
kesehatan dan ramah lingkungan juga dapat membantu mengurangi jumlah
konsumsi beras di Indonesia.
Tabel 3 Komposisi kandungan gizi pada jenis – jenis beras
Nama Bahan
Beras Hitam
Beras Putih
Beras Merah
Beras Ketan Putih
Beras Ketan Hitam

Energi
(Kkal)
351
357
352
361
360

Protein
(gram)
8
8.4
7.3
7.4
8

Karbohidrat
(gram)
1.3
1.7
0.9
0.8
2.3

Lemak
Serat (gram)
(gram)
76.9
20.1
77.1
0.2
76.2
0.8
78.4
0.4
74.5
1

Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Purworejo (2012)
Tinggi nya laju pertumbuhan populasi penduduk menurut Badan Pusat
Statistik (2014) yaitu sebesar 1.49 persen pada tahun 1990 hingga 2010, membuat
jumlah permintaan akan beras terus meningkat. Namun seiring dengan semakin
baiknya pengetahuan dan kesadaran masyarakat khususnya dalam hal kesehatan
dan lingkungan maka permintaan diikuti dengan selektivitas masyarakat dalam
memilih jenis beras yang akan dikonsumsi. Dengan demikian, muncul permintaan
terhadap beras hitam. Beras hitam mulai diminati dan permintaan beras hitam
terus mengalami peningkatan. Namun saat ini beras hitam masih terbilang langka
keberadaannya karena volume produksi beras hitam di Indonesia masih sangat
rendah4. Melihat hal tersebut dan mengingat begitu besarnya kandungan gizi serta
manfaat dari beras hitam, maka pentingnya melestarikan keanekaragaman plasma
nutfah yaitu beras hitam dan mengembangkannya untuk kesehatan. Hal ini karena
dikhawatirkan keberadaan beras hitam semakin langka bahkan hampir punah atau
diambil oleh pihak atau negara lain. Untuk itu, beberapa pemerintah daerah
menjadikan pelestarian dan pengembangan beras hitam sebagai program atau
agenda pembangunan pertaniaannya5. Salah satu daerah yang mulai menjadikan
pengembangan beras hitam sebagai agenda yang ditargetkan lebih lanjut adalah
Kabupaten Bogor6.
Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat
sebagai daerah penghasil beras. Menurut Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kabupaten Bogor (2012), pada tahun 2012 Kabupaten Bogor memiliki total luas
tanam 93 786 ha, luas panen 85 652 ha, produksi 549 154 ton dan produktivitas
64.11 ku/ha dalam pengusahaan komoditi padi. Besarnya luas lahan dan tinggi
nya produksi serta produktivitas pengusahaan padi di Kabupaten Bogor
4

[DEPTAN] Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2010. Beras Hitam, Nasinya Bercita Rasa
Bangsawan
[Internet].
[Diakses
20
Desember
2013].
Tersedia
pada:
http://www.litbang.deptan.go.id
5
Kristamtini. 2009. Mengenal Beras Hitam dari Bantul [Internet]. [Diakses pada 18 Juni 2014]. Tersedia
pada: http://www.litbang.deptan.go.id/
6
Kurnia A. 2014. Agenda Pengembangan Beras Hitam di Kabupaten Bogor [Komunikasi singkat]. Bogor:
Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan
Kabupaten Bogor.

4

menunjukkan bahwa Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah potensial
untuk pengembangan komoditi padi khususnya beras hitam. Kecamatan Cigudeg
merupakan kecamatan di Kabupaten Bogor yang dikenal sebagai daerah penghasil
beras hitam atau terkenal dengan “mutiara hitam” nya7. Pengusahaan beras hitam
di Kecamatan Cigudeg dilakukan dan didukung oleh kelompok tani bernama
Kelompok Tani Darma Bakti.
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013,
kelompok tani merupakan kelembagaan yang terbentuk secara non formal,
ditumbuh-kembangkan dari, oleh dan untuk petani. Kelompok tani memiliki
beberapa fungsi dan peran yaitu sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, unit
penyedia sarana prasarana, unit produksi, unit pengolahan dan pemasaran serta
unit jasa penunjang. Tinggi rendahnya fungsi, peranan dan manfaat kelompok tani
berhubungan erat dengan kinerja kelompok tani tersebut. Tidak semua kelompok
tani mampu memiliki kinerja yang efektif. Salah satu contohnya terlihat pada hasil
penelitian yang dilakukan oleh Abdurrahman (2001). Hasil penelitian menyatakan
bahwa kinerja Kelompok Tani di Kabupaten Halmahera Tengah Maluku Utara
masih rendah atau belum efektif. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Santoso (2008). Hasil penelitian menyatakan bahwa kelompok tani penghasil
beras bermutu atau beras delangu memiliki kinerja sedang atau sudah cukup
efektif. Keberadaan Kelompok Tani Darma Bakti diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada para petani. Kelompok Tani Darma Bakti kerap dijadikan
kelompok tani percontohan dalam pengusahaan beras hitam. Namun tingkat
produksi beras hitam yang mampu dihasilkan masih terbilang rendah sehingga
belum mampu memenuhi permintaan yang ada. Selain itu, Kelompok Tani Darma
Bakti tercatat memiliki 113 anggota tetapi saat ini jumlah anggota yang aktif
kurang lebih hanya berjumlah 30 anggota. Menurut BP3K setempat, hal ini
dikarenakan para petani menganggap bahwa Kelompok Tani Darma Bakti
merupakan usaha dari ketua kelompok semata8. Berdasarkan hal tersebut, maka
perlu dilihat bagaimana sebenarnya kinerja dari Kelompok Tani Darma Bakti.
Kelompok Tani Darma Bakti juga dihadapkan pada munculnya kelompokkelompok tani dan pesaing lainnya yang mulai mengusahakan beras hitam. Hal ini
dikarenakan besarnya peluang yang ada dan keuntungan yang mampu diperoleh
sedangkan budidaya yang dilakukan tidak berbeda dengan jenis beras lainnya.
Berdasarkan hal tersebut maka Kelompok Tani Darma Bakti perlu memiliki daya
saing dan juga keunggulan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi dan
mempertahankan posisi usaha serta permintaan yang ada ditengah persaingan
yang terus berkembang melalui strategi pengembangan. Untuk itu, pentingnya
meneliti efektivitas kinerja dan merumuskan alternatif strategi pengembangan
bagi Kelompok Tani Darma Bakti dalam pengusahaan beras hitam. Dengan
kinerja yang efektif dan strategi pengembangan yang tepat diharapkan Kelompok
Tani Darma Bakti mampu membantu pengembangan beras hitam di Kabupaten
Bogor.

7

Kurnia A. 2014. Kecamatan Cigudeg sebagai Penghasil Mutiara Hitam di Kabupaten Bogor [Komunikasi
singkat]. Bogor: Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
Kehutanan Kabupaten Bogor
8
Setiadi A. 2014. Ketidakaktifan Petani Anggota Kelompok Tani Darma Bakti [Komunikasi singkat]. Bogor:
Badan Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan Wilayah Cigudeg, Jasinga dan Sukajaya.

5

Perumusan Masalah

Jumlah (ton)

Kelompok Tani Darma Bakti merupakan kelompok tani yang
mengusahakan dan mengembangkan beras hitam di Kecamatan Cigudeg,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Keberadaan Kelompok Tani Darma Bakti
diharapkan mampu mendukung dan membantu pengembangan beras hitam di
Kabupaten Bogor. Menurut Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor,
Kelompok Tani Darma Bakti memiliki ketua kelompok yang aktif dan dinamis,
memiliki hubungan baik dengan pihak pemerintahan dan kelompok tani lain, dan
kerap dijadikan kelompok tani percontohan dalam pengusahaan beras hitam 9 .
Dalam mengusahakan beras hitam, Kelompok Tani Darma Bakti memiliki
kemampuan dalam menghasilkan benih secara mandiri dan memiliki sarana
prasarana serta jalur pemasarannya sendiri. Meskipun demikian, kelompok tani ini
masih dihadapkan dengan berbagai kendala.
Beras hitam yang dihasilkan belum memiliki nama jual dan sertifikasi serta
masih dikemas secara sederhana sehingga kurang memiliki daya jual dan daya
saing. Kelompok Tani Darma Bakti memiliki kemampuan manajemen yang
rendah untuk menunjang usahanya. Saat ini, Kelompok Tani Darma Bakti tercatat
memiliki 113 anggota namun jumlah anggota yang aktif kurang lebih hanya
berjumlah 30 anggota. Menurut BP3K setempat, hal ini dikarenakan para petani
menganggap bahwa Kelompok Tani Darma Bakti merupakan usaha dari ketua
kelompok semata 10 . Kelompok Tani Darma Bakti juga masih memiliki
keterbatasan modal dan belum mampu memenuhi permintaan yang ada,
sedangkan permintaan terus mengalami peningkatan. Salah satu permintaan beras
hitam yang belum dapat dipenuhi Kelompok Tani Darma Bakti adalah permintaan
dari kerjasama yang terjalin dengan pihak Carefour. Berdasarkan 14 kali periode
pengiriman yang dilakukan kurang lebih setiap satu bulan sekali, Kelompok Tani
Darma Bakti baru mampu memenuhi maksimal satu ton dari delapan ton
permintaan pihak Carefour seperti yang terlihat pada Gambar 1.
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

Demand
Carefour (Ton)

Supply
Kelompok Tani
Darma Bakti
(Ton)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Periode pengiriman

Gambar 1 Supply beras hitam Kelompok Tani Darma Bakti terhadap demand
Carefour pada tahun 2013 - 2014
9

[DISTANHUT] Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. 2014. Kelompok Tani Darma Bakti
[Komunikasi singkat]. Bogor: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor.
10
Setiadi A. 2014. Ketidakaktifan Petani Anggota Kelompok Tani Darma Bakti [Komunikasi singkat].
Bogor: Badan Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan Wilayah Cigudeg, Jasinga dan
Sukajaya.

6

Selain itu, Kelompok Tani Darma Bakti dihadapkan pada kenyataan
munculnya kelompok–kelompok tani dan pesaing lain yang mulai mengusahakan
beras hitam. Hal ini dikarenakan besarnya peluang yang ada dan keuntungan yang
mampu diperoleh namun budidaya yang dilakukan tidak berbeda dengan jenis
beras lainnya. Menurut ketua kelompok, beberapa kelompok tani pesaing yang
juga mengusahakan beras hitam di Kabupaten Bogor adalah Kelompok Tani
Barokah Harapan Kita di Kecamatan Parung Panjang dan Kelompok Tani Subur
di Wilayah Jasinga. Kelompok-kelompok tani tersebut mulanya memperoleh
benih dari Kelompok Tani Darma Bakti. Saat ini kelompok tani tersebut juga
mengusahakan beras hitam dan bersaing untuk memperoleh pasar. Berdasarkan
hal tersebut maka Kelompok Tani Darma Bakti perlu memiliki daya saing dan
juga keunggulan. Hal ini dilakukan guna memenuhi dan mempertahankan posisi
usaha serta permintaan yang ada ditengah persaingan yang terus berkembang
melalui strategi pengembangan. Terlebih lagi saat ini Kelompok Tani Darma
Bakti belum mampu memenuhi permintaan yang ada. Strategi pengembangan
digunakan agar peluang dan sumber daya yang dimiliki Kelompok Tani Darma
Bakti dapat termanfaatkan dengan baik dan kendala serta ancaman yang dihadapi
mampu teratasi. Strategi pengembangan juga diperlukan agar kelompok tani
mampu mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi.
Untuk itu, perlu diketahui sejauh mana tingkat efektivitas kinerja
Kelompok Tani Darma Bakti selama ini serta alternatif strategi pengembangan
yang tepat diterapkan Kelompok Tani Darma Bakti dalam pengusahaan beras
hitam. Dengan demikian, Kelompok Tani Darma Bakti dapat meningkatkan
efektivitas kinerjaanya dan mencapai visi, misi dan tujuan yang dimiliki serta
turut membantu pengembangan beras hitam di Kabupaten Bogor. Berdasarkan
uraian diatas, adapun permasalahaan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah Kelompok Tani Darma Bakti memiliki kinerja yang efektif?
2. Bagaimana alternatif strategi pengembangan Kelompok Tani Darma Bakti
dalam pengusahaan beras hitam dan bagaimana rancangan pelaksanaan
strateginya dilihat dengan menggunakan pendekatan arsitektur strategik?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis efektivitas kinerja Kelompok Tani Darma Bakti.
2. Merumuskan alternatif strategi pengembangan bagi Kelompok Tani
Darma Bakti dalam pengusahaan beras hitam dengan pendekatan
arsitektur strategik.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kelompok Tani Darma Bakti yang berlokasi
di Kampung Nanggung, Desa Bangunjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten
Bogor. Adapun komoditi yang diusahakan kelompok tani dan menjadi fokus
dalam penelitian ini adalah komoditi dari subsektor tanaman pangan yaitu beras
hitam. Ruang lingkup penelitian difokuskan pada analisis efektivitas kinerja
kelompok tani mengacu pada sembilan upaya kelompok tani dalam Peraturan

7

Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013, perumusan strategi
pengembangan dan rancangan arsitektur strategik Kelompok Tani Darma Bakti.
Adapun alat analisis yang digunakan yaitu: skala likert, analisis lingkungan
internal dan eksternal, matriks SWOT dan peta arsitektur strategik. Penelitian ini
dengan keterbatasan yang ada yaitu belum dapat melakukan analisis pendapatan
usahatani beras hitam secara lebih mendalam dan masih memiliki tingkat
subjektivitas yang cukup tinggi karena lebih bersifat kualitatif. Selain itu,
keterbatasan lainnya terletak pada sampel yang dipilih sebagai responden untuk
menganalisis efektivitas kinerja yakni hanya petani anggota aktif.

TINJAUAN PUSTAKA
Studi Empiris Kandungan, Manfaat dan Budidaya Beras Hitam
Beras hitam memiliki nama latin Oryza Sativa L. Indica. Berbeda dengan
jenis beras putih ataupun beras merah, beras hitam adalah varietas lokal berwarna
hitam yang hanya tumbuh dan dibudidayakan di daerah tertentu saja. Beras hitam
kebanyakan di jumpai di kawasan Asia, termasuk di Indonesia. Orang Amerika
menyebut beras hitam sebagai Indonesian Black Rice atau beras hitam melati
Thailand Thai Jasmine Black Rice. Pada masa kerajaan dahulu, beras hitam adalah
makanan yang hanya dikonsumsi kalangan raja, sultan, para bangsawan, ataupun
sebagai upeti persembahan antar kerajaan. Di Keraton Kasunanan Surakarta, beras
hitam dikenal sebagai Beras Wulung. Di Sleman disebut sebagai Gempo Ireng
atau Beras Jlitheng, di Bantul disebut sebagai Beras Melik dan di Subang, Jawa
Barat disebut sebagai Beras Gadong. Sementara itu di negara China, beras hitam
terbatas untuk dikonsumsi keluarga kaisar karena kaya akan nutrisi dan disebut
sebagai Beras Terlarang atau Forbidden Rice11.
Komoditi pangan ini memang belum sepopuler komoditi pangan lainnya
namun beras hitam merupakan salah satu jenis beras yang paling baik untuk
dikonsumsi. Beras hitam merupakan varietas lokal yang mengandung gizi paling
baik, berbeda dengan beras putih dan jenis beras lainnya. Selain itu, beras hitam
memiliki rasa yang enak, pulen dan mempunyai aroma yang wangi dengan
penampilan yang spesifik dan unik. Bila dimasak, warna beras hitam menjadi
pekat dengan rasa dan aroma yang menggugah selera. Pada dasarnya beras hitam
berwarna ungu pekat mendekati hitam karena jenis beras ini mengandung zat
antosianin dengan intensitas tinggi yang diproduksi oleh aleuron dan endospermia.
Kestabilan zat antosianin bergantung pada suhu, pH, oksigen, cahaya, struktur dan
konsentrasi dari antosianin serta komponen lain seperti flavonoid, protein dan
mineral. Beras hitam mengandung protein dan kadar gula yang lebih sedikit.
Namun beras hitam merupakan jenis beras yang memiliki kandungan vitamin E,
zat besi lebih tinggi yaitu sebesar 15,52 ppm dan serat 100 kali lipat lebih tinggi
dibandingkan jenis beras lainnya yaitu sebesar 20,1 gram. Hal–hal tersebutlah
yang membuat beras hitam mampu memberikan khasiat yang paling baik jika di
konsumsi dibandingkan dengan jenis beras lainnya.

11

[DEPTAN] Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2010. Mengenal Beras Hitam [Internet]. [Diakses
20 Desember 2013]. Tersedia pada: http://pustaka.litbang.deptan.go.id//bppi/search.php

8

Kandungan beras hitam berupa zat antosianin berguna untuk melindungi
kerusakan sel akibat oksidasi atau kontaminasi zat berbahaya seperti pengawet
makanan, pewarna makanan, obat-obatan, pestisida, dan sebagainya. Selain itu zat
ini juga memberi perlindungan kepada sistem kardiovaskular dan dapat berfungsi
untuk melawan penyakit kanker, jantung, kencing manis dan penyakit–penyakit
lainnya. Pigmen beras hitam juga kaya akan kandungan materi aktif flavanoid
yang sangat berperan dalam mencegah pengerasan pembuluh nadi. Zat flavanoid
yang dikandungnya lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan zat flavanoid yang
dikandung beras putih biasa. Beras hitam memiliki kadar vitamin, mikroelemen,
maupun asam amino yang tinggi yang berperan dalam anti penuaan, pemelihara
metabolisme tubuh agar tetap prima, sehat dan membantu kekebalan tubuh
terhadap serangan virus, penyakit atau bakteri. Beras hitam juga memiliki indeks
glikemik yang rendah sehingga mampu menjaga kestabilan gula darah dan baik
dikonsumsi oleh penderita diabetes karena beras hitam memiliki efek
mengenyangkan dan rasa kenyang yang panjang.
Dengan demikian, dapat disimpulkan banyak sekali manfaat yang dapat
diperoleh dari mengkonsumsi beras hitam. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, memperbaiki kerusakan sel
hati (hepatitis dan chirosis), mencegah dan menyembuhkan gangguan fungsi
ginjal, kanker atau tumor, darah tinggi, leukemia, jantung, kencing manis,
diabetes, anemia, maag, asma, pengerasan pembuluh nadi atau asam urat, alergi
makanan, kegemukan, masalah pencernaan, masalah kewanitaan, membersihkan
kolesterol atau kolesterol jahat dalam darah, mengurangi peradangan,
memperlambat penuaan, memperkecil resiko penyakit pembuluh darah otak dan
sebagai antioksidan12.
Ratnaningsih (2010) menjabarkan hasil penelitiannya mengenai kandungan
yang dimiliki beras hitam dan kandungan produk-produk turunan dari beras hitam.
Ratnaningsih (2010) menyatakan kandungan gizi beras hitam meliputi kadar abu
(berdasarkan berat kering) sebesar 0.71 – 1.69 persen, kadar protein total sebesar
8.40 – 10.44 persen, kadar lemak total sebesar 2.33 – 2.88 persen, kadar serat
kasar sebesar 1.09 – 1.28 persen, kadar karbohidrat sebesar 72.49 – 83.94 persen,
kadar protein tercerna sebesar 4.53 – 5.66 persen, kadar zat Fe sebesar 5.64 – 8.07
ppm dan warna beras hitam adalah biru kehitaman. Kandungan antosianin total
pada beras hitam berkisar antara 159.31 – 359.5 1 mg/IOO g. Aktivitas
antioksidan pada beras hitam secara in vitro berdasarkan bilangan TBA sebesar
0.404 – 0.477 mg malonaldehid/kg dan pemerangkapan DPPH sebesar 68.968 –
85.287 persen. Formulasi produk makanan tradisional Yogyakarta berbasis beras
hitam sudah diperoleh dengan penggunaan beras hitam berkisar 50 - 100 persen,
yaitu kembang goyang, putu mayang, kue apem, putu ayu, kue semprong,
nagasari, bolu kukus, dan kue lapis. Tingkat kesukaan terhadap produk makanan
tradisional Yogyakarta berbasis beras hitam berkisar antara 4.00 sampai dengan
6.20 atau kategori netral sampai dengan disukai. Kandungan gizi produk makanan
tradisional (berdasarkan berat kering) berkisar 2.58 – 49.89 persen air, 0.66 – 3.17
persen abu, 5.33 – 13.19 persen protein, 2.95 – 38.12 persen lemak, 4.28 – 22.06
persen serat kasar, 39.87 – 82.77 persen karbohidrat, 16.09 – 34.09 ppm Fe dan
15.35 – 56.83 mg/l00 g antosianin.
12

Suardi D, Ridwan I. 2009. Beras Hitam Pangan Berkhasiat Belum Populer [Internet]. [Diakses 20
Desember 2013]. Tersedia pada: http://www.pustaka.litbang.deptan.go.id.pdf

9

Menurut Sa’adah (2013) terdapat empat kelompok varietas lokal padi beras
hitam yakni Melik, Cempo Ireng, Padi Hitam, dan Padi Hitam Cianjur.
Berdasarkan morfologi gabah terdapat keragaman yang cukup tinggi pada
karakter bentuk biji (CV = 58,01 persen), panjang beras pecah kulit (CV = 55,31
persen) dan warna beras pecah kulit (CV = 23,79 persen). Adapun motivasi utama
petani membudidayakan atau menanam padi beras hitam adalah harga yang tinggi
sebesar 26 persen, untuk kesehatan sebesar 14 persen, untuk pelestarian padi
karena merupakan kultivar berkualitas dan untuk kemandirian petani masing masing sebesar 12 persen. Petani penanam varietas lokal padi beras hitam
sebagian besar mempraktekan pola budidaya konvensional dengan kecenderungan
kepada penerapan pola pertanian organik.
Terkait dengan pola budidaya yang dilakukan pada padi beras hitam, Hadi
P dan Sarwono (2013) berdasarkan penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa
perlakuan macam pupuk kandang dan pestisida berpengaruh nyata pada
pertumbuhan dan hasil tanaman padi beras hitam. Perlakuan macam pupuk
kandang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan produktif,
berat segar brangkasan, berat gabah kering giling per-rumpun dan berat gabah
kering giling per-petak. Sedangkan perlakuan macam pestisida organik beda
sangat nyata pada jumlah gabah hampa per-malai tetapi tidak beda nyata pada
tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, berat segar brangkasan, jumlah gabah isi
per-malai, berat gabah kering giling per-rumpun dan berat gabah kering giling
per-petak.
Studi Empiris Efektivitas Kinerja Kelompok Tani
Beras hitam masih terbilang langka karena volume produksi beras hitam di
Indonesia masih sangat rendah. Untuk itu, komoditi beras hitam perlu
dikembangkan. Keberadaan kelembagaan informal dalam sektor pertanian yaitu
kelompok tani bagi para petani beras hitam dengan kinerja yang efektif,
diharapkan dapat membantu para petani beras hitam meningkatkan volume
produksi beras hitam di Indonesia. Dengan demikian perlu diketahui bagaimana
tingkat efektivitas kinerja Kelompok Tani Darma Bakti melalui analisis efektivitas
kinerja.
Penelitian yang dijadikan referensi dalam mengkaji efektivitas kinerja
kelompok tani adalah penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2008) di
Kecamatan Delanggu. Kecamatan Delanggu merupakan penghasil jenis beras
bermutu dengan trademark yang dikenal “Beras Delanggu”. Tingkat efektivitas
kelompok tani dianalisis dengan rumus interval, hubungan antar variabel
penelitian dianalisis dengan koefisien korelasi rank Spearman, dan tingkat
signifikansi diuji dengan uji distribusi t-student pada tingkat kepercayaan 95
persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efektivitas kelompok tani
hamparan termasuk dalam kategori sedang. Dimana produktivitas kelompok tani
termasuk dalam kategori sedang, kepuasan anggota kelompok tani termasuk
dalam kategori sedang, dan semangat kelompok tani termasuk dalam kategori
tinggi. Hubungan antar variabel penelitian berdasarkan nilai koefisien korelasi
rank Spearman pada tingkat kepercayaan 95 persen adalah kepemimpinan, waktu
pertemuan, fungsi tugas kelompok tani dan tingkat karya Penyuluh Pertanian
Lapangan memiliki hubungan signifikan dengan efektivitas kelompok tani

10

hamparan. Sedangkan kehomogenan kelompok tani, dan tingkat penguasaan
materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian lapangan memiliki hubungan tidak
signifikan dengan efektivitas kelompok tani hamparan.
Penelitian lainnya yang menjadi referensi adalah penelitian yang dilakukan
oleh Astuti (2010). Analisis efektivitas kinerja kelompok tani dilakukan dengan
menggunakan rumus korelasi rank Spearman. Hasil penelitian menunjukan bahwa
dari segi produktivitas kelompok, Kelompok Tani di Kecamatan Gatak Kabupaten
Sidoarjo memiliki tingkat efektivitas sedang atau cukup efektif. Sedangkan dari
segi kepuasan anggota Kelompok Tani di Kecamatan Gatak Kabupaten Sidoarjo
memiliki tingkat efektivitas yang juga sedang atau cukup efektif.
Penelitian yang juga menganalisis efektivitas kinerja kelompok tani adalah
penelitian yang dilakukan oleh Abdurrahman (2001). Penelitian ini dilakukan
dengan metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa (1)
semakin tinggi kelas kemampuan kelompok semakin baik kinerjanya (2)
efektivitas kelompok tani masih rendah yang dibuktikan dengan terjadinya
perubahan produktivitas yang rendah dan tingkat keberhasilan kegiatan yang
masih rendah; (3) secara umum kemampuan kelompok tani masih rendah yang
dibuktikan kelompok belum mampu melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan
produktivitas, kelompok belum mampu memupuk modal, kelompok belum
mampu meningkatkan hubungan yang melembaga dengan koperasi, kelompok
belum mampu mencari dan memanfaatkan informasi serta menjalin kerjasama,
walaupun disisi lain kelompok telah mampu merencanakan kegiatan dengan
rekomendasi yang tepat.
Studi Empiris Strategi Pengembangan Kelompok Tani
Penelitian yang dijadikan referensi dalam membahas strategi
pengembangan usaha di kelompok tani adalah penelitian yang dilakukan oleh
Dudiagunoviani (2009). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian adalah
analisis IFE, analisis EFE, analisis IE, analisis SWOT dan analisis QSPM. Hasil
penelitian menunjukkan pada faktor internal yang menjadi kekuatan utama adalah
memiliki produk yang bernilai ekonomis, berdaya saing tinggi dan bersertifikasi
organik. Sedangkan kelemahan utama pada kelompok tani Cibeureum Jempol
adalah terjadinya konversi lahan dari pertanian ke non-pertanian, sehingga lahan
yang masih produktif semakin menyempit. Pada faktor eksternal peluang yang
paling utama dapat dimanfaatkan adalah adanya program pemerintah “Go
Organic”. Sedangkan untuk ancaman terbesar yang harus diwaspadai kelompok
tani Cibeureum Jempol adalah tingkat daya beli masyarakat yang masih rendah.
Posisi kelompok tani Cibeureum Jempol berada dalam kondisi tumbuh dan harus
lebih dibina lagi. Hasil analisis terhadap faktor-faktor strategis internal dan
eksternal digunakan matriks SWOT sehingga diperoleh alternatif startegi SO
yaitu: 1) Memperluas jaringan pasar; dan 2) Meningkatkan kualitas produk beras
organik melalui kemasan ataupun pengembangan penanganan pascapanen.
Strategi ST yaitu: 1) Meningkatkan promosi mengenai beras organik kepada
masyarakat baik melalui penyuluhan ataupun media lain; dan 2) Mengembangkan
produksi dengan menggunakan bibit organik unggul dengan tingkat produktivitas
yang lebih tinggi. Startegi WO yaitu: 1) Memperkuat modal melalui
pengembangan kerjasama dengan pihak swasta, pemerintah serta masyarakat

11

setempat; dan 2) Perbaikan sistem manajemen keuangan pada kelompok tani
Cibeureum Jempol. Sedangkan strategi WT terdiri dari: 1) Meningkatkan
pendidikan SDM yang ada melalui pelatihan rutin didalam kelompok tani
Cibeureum Jempol; dan 2) Menjalin kerjasama dengan para ahli teknologi
baikdari institusi pendidikan maupun instansi terkait guna mendapatkan teknologi
pe rtanian yang sehat, cepat dan tepat guna. Berdasarkan hasil matriks QSP
diperoleh bahwa strategi memperluas jaringan pasar sebagai strategi prioritas.
Dengan alat analisis dan metode yang sama, hasil penelitian Dewi (2011)
menyatakan bahwa peluang utama yang dihadapi oleh Gapoktan Silih Asih adalah
ketersediaan bahan baku sedangkan ancaman utama adalah perubahan cuaca tak
menentu. Kekuatan utama yang dimiliki adalah yang berjiwa wirausaha tinggi,
disiplin dan bertanggung jawab sedangkan kelemahan yang utama adalah
kurangnya ketersediaan air. Berdasarkan hasil matriks IE, unit usaha Gapoktan
Silih Asih berada pada sel ke V yaitu dalam menjaga dan mempertahankan
(penetrasi pasar dan pengembangan produk). Berdasarkan matriks SWOT terdapat
enam strategi yang dapat diterapkan meliputi meningkatkan promosi beras SAE,
meningkatkan pengembangan produk beras SAE, meningkatkan keterampilan
SDM petani Gapoktan Silih Asih, meningkatkan kualitas dan kuantitas beras SAE,
mengefisiensi fasilitas Gapoktan untuk perbaikan ketersediaan air serta
memperbaiki sistem administrasi. Berdasarkan matriks QSPM yang menjadi
prioritas utama adalah meningkatkan pengembangan produk beras SAE. Cara
pengembangan produk beras SAE tersebut yaitu mengupayakan peningkatan
penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi jasa atau produk saat ini.
Penelitian lainnya mengenai strategi pengembangan usaha yang dijadikan
referensi adalah yang dilakukan oleh Siahaan (2009). Metode penelitian yang
digunakan yaitu analisis lingkungan internal (pendekatan fungsional), analisis
lingkungan eksternal (lingkungan industri dan lingkungan makro), matriks SWOT
dan arsitektur strategik. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat delapans
alternatif strategi yaitu mengembangkan pasar dengan mempertahankan hubungan
yang baik dengan Dinas Pertanian dan menjalin kerjasama dengan TB Silalahi
Center, mengembangkan padi organik dengan meningkatkan permodalan melalui
menjalin kerjasama dengan TB Silalahi Center, mengembangkan produk dengan
cara meningkatkan keahlian budidaya padi organik melalui menjalin kerja sama
baik dengan Dinas Pertanian dan konsultan pertanian, penguatan kelembagaan
kelompok tani, pengembangan produk dengan adanya sertifikasi organik,
mengembangkan produk dengan adanya pemahaman pentingnya sektor pertanian
untuk menyangga ekonomi keluarga, menjalin kerjasama dengan para ahli
teknologi baik dari institusi pendidikan maupun instansi terkait untuk
mendapatkan teknologi yang sehat, cepat, dan tepat guna.
Keterkaitan Kajian Empiris dengan Penelitian
Kajian empiris yang peneliti jabarkan sebelumnya merupakan penelitianpenelitian terkait yang menjadi referensi bagi peneliti untuk melakukan dan
menyelesaikan penelitian. Kajian empiris yang dipilih yaitu terkait beras hitam,
analisis efektivitas kinerja dan juga analisis strategi pengembangan pada
kelompok tani. Secara umum penelitian ini memiliki persamaan dan juga
perbedaan dengan kajian-kajian empiris yang telah dijabarkan.

12

Penelitian ini memiliki persamaan dengan kajian empiris mengenai beras
hitam yaitu sama-sama mengangkat dan melakukan penelitian terkait komoditi
dari subsektor tanaman pangan tersebut. Perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sa’adah (2013), Hadi P dan Sarwono (2013) juga Ratnaningsih
(2010) terletak pada topik yang diambil, permasalahan yang dikaji, dan juga
lokasi dilakukannya penelitian. Namun kajian-kajian empiris beras hitam yang
telah dijabarkan dapat memberikan informasi dasar terkait komoditi beras hitam.
Hasil penelitian pada kajian-kajian empiris beras hitam mampu menjelaskan
varietas dari beras hitam, motivasi para petani membudidayakan beras hitam, pola
budidaya beras hitam, pengaruh pupuk dan pestisida organik terhadap penanaman
beras hitam serta kandungan-kandungan yang terdapat pada beras hitam juga
produk turunannya.
Kajian empiris berupa penelitian terdahulu mengenai efektivitas kinerja
kelompok tani dipilih peneliti karena memiliki keterkaitan dan persamaan dengan
penelitian yang dilakukan. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Santoso (2008), Abdurrahman (2001) dan Astuti (2010) terletak pada tujuan
penelitian, topik yang diambil, dan kelembagaan informal yang diteliti. Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mengukur efektivitas kinerja pada
kelompok tani, topik yang diambil yaitu efektivitas kinerja dan kelembagaan
informal yang diteliti adalah kelompok tani. Sedangkan perbedaan terletak pada
objek atau lokasi kelompok tani yang dipilih dan alat analisis yang digunakan
serta variabel-variabel yang diperhatikan untuk menganalisis efektivitas kinerja
pada kelompok tani. Selain itu yang membedakan pula, analisis efektivitas kinerja
pada penelitian ini dikaitkan dengan analisis strategi pengembangan. Tidak sama
halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2008), Abdurrahman
(2001) dan Astuti (2010) yang hanya menganalisis efektivitas kinerja kelompok
tani saja. Hasil penelitian dari Santoso (2008) dan Astuti (2010) selaras dengan
hasil dari penelitian ini yaitu kelompok tani memiliki kinerja yang sedang atau
cukup efektif. Sedangan hasil dari penelitian Abdurrahman (2001) berbeda
dengan penelitian ini yaitu kelompok tani memiliki kinerja yang rendah atau
belum efektif. Kajian empiris terkait efektivitas kinerja mampu memberikan
gambaran dan mengarahkan peneliti dalam melakukan dan menyelesaikan
penelitian terkait analisis efektivitas kinerja pada kelompok tani.
Kajian empiris berupa penelitian terdahulu mengenai strategi
pengembangan kelompok tani khususnya kelompok tani yang mengusahakan
komoditi padi atau beras dipilih peneliti juga dikarenakan memiliki keterkaitan
dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan. Persamaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dudiagunoviani (2009), Dewi (2011) dan Siahaan (2009)
terletak pada tujuan penelitian, topik yang diambil dan kelembagaan informal
yang dipilih untuk diteliti. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh
alternatif strategi pengembangan bagi kelompok tani, topik yang diambil yaitu
strategi pengembangan dan kelembagaan informal yang diteliti adalah kelompok
tani. Persamaa