Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol

(1)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI

BERAS ORGANIK KELOMPOK TANI CIBEUREUM JEMPOL

(Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

OLEH :

YENNI DUDIAGUNOVIANI H 34066132

PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

1 NAMA Yenni Dudiagunoviani

2

NRP H 34066132

3

ALAMAT DI BOGOR Jl. Cidangiang Wisma D-IV, Tegallega Bogor

4

ALAMAT ASAL Jl. Raya Barat Pangandaran Rt. 01 Rw. 01

No. 15 Sukamulya, Banjarsari-Ciamis

5

BEBAN STUDI SEMESTER

BERJALAN

7 Sks

6

BEBAN STUDI YANG

DISELESAIKAN

6 Sks

7

IPK SAMPAI SEMESTER

TERAKHIR

8

JUDUL Analisis Strategi Pengembangan

Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol

9

LOKASI Kel. Mulyaharja, Kec. Bogor Selatan

10

LAMA PENELITIAN 2 bulan

11

PERNYATAAN

PERSETUJUAN

Proposal ini telah disetujui oleh pembimbing tanggal Oktober 2008

Pembimbing

Ir. Joko Purwono, MS

NIP. 131 578 844

Ketua

Departemen Agribisnis

Fakultas ekonomi Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 131 415 082


(3)

RINGKASAN

YENNI DUDIAGUNOVIANI. Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor selatan, Kota Bogor) (Dibawah bimbingan JOKO PURWONO)

Saat ini perkembangan konsumsi masyarakat Indonesia akan beras organik semakin meningkat yaitu sekitar 230 juta jiwa. Hal ini seiring dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat serta kesadaran akan pentingnya kesehatan. Saat ini telah tumbuh beberapa kelompok tani yang mengembangkan usaha beras organik, terlebih lagi pada saat beras organik dijadikan sebagai komoditas unggulan selain talas bogor. Kelompok Tani Cibeureum Jempol merupakan satu-satunya kelompok yang mengusahakan beras organik dari hulu sampai hilir di bogor selatan. Besarnya permintaan akan beras organik pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol diperkirakan kurang lebih 6.000-15.000 kg perbulan hanya untuk memenuhi para pelanggan yang datang langsung serta permintaan dari Hero.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini bertujuan : 1) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal Kelompok Tani Cibeureum Jempol Muyaharja; serta 2) Menganalisis strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam rangka pengembangan usaha beras organik pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja. Penelitian ini hanya sampai kepada tahap formulasi dari manajemen strategis. Untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi merupakan wewenang dari manajemen Kelompok Tani Cibeureum Jempol sendiri.

Penelitian di Kelompok tani Cibeureum Jempol ini dilakukan secara sengaja (purposive), kasus di Kalurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Data dan informasi yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data analisis melalui perumusan strategi yang terdiri dari tahap masukan, tahap pemaduan dan tahap pemilihan strategi. Alat analisis yang digunakan adalah matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation), matriks IFE (Internal Factor Evaluation), matrik SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats), matriks I-E (Internal Eksternal) dan matriks QSP (Quantitative Strategic Planning).

Pada faktor eksternal peluang yang paling utama dapat dimanfaatkan adalah adanya program pemerintah “Go Organic” dengan nilai skor sebesar 0,396 dan nilai rating sebesar 4,000. Sedangkan untuk ancaman terbesar yang harus diwaspadai kelompok tani Cibeureum Jempol adalah tingkat daya beli masyarakat yang masih rendah dengan nilai skor sebesar 0,337 dan nilai rating sebesar 3,333. Dari factor EFE dan IFE dihasilkan Nilai rata-rata EFE sebesar 3,300 dan IFE sebesar 2,506 sehingga menempatkan kelompok tani Cibeureum Jempol pada sel 2. Posisi ini menggambarkan bahwa kelompok tani Cibeureum Jempol berada dalam kondisi tumbuh dan harus lebih dibina lagi.

Hasil analisis terhadap factor-faktor strategis internal dan eksternal digunakan matriks SWOT sehingga diperoleh alternatif startegi SO yaitu : 1) Memperluas jaringan pasar; dan 2) Meningkatkan kualitas produk beras organik melalui kemasan ataupun pengembangan penanganan pascapanen. Strategi ST, yaitu : 1) Meningkatkan promosi mengenai beras organik kepada masyarakat baik melalui penyuluhan ataupun media lain; dan 2) Mengembangkan produksi dengan menggunakan bibit organik unggul dengan tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Startegi WO yaitu : 1) Memperkuat modal melalui pengembangan kerjasama dengan pihak swasta, pemerintah serta masyarakat setempat; dan 2) Perbaikan sistem manajemen


(4)

keuangan pada kelompok tani Cibeureum Jempol. Sedangkan strategi WT terdiri dari : 1) Meningkatkan pendidikan SDM yang ada melalui pelatihan rutin didalam kelompok tani Cibeureum Jempol; dan 2) Menjalin kerjasama dengan para ahli teknologi baik dari institusi pendidikan maupun instansi terkait guna mendapatkan teknologi pertanian yang sehat, cepat dan tepat guna.

Berdasarkan hasil matriks QSP diperoleh bahwa strategi memperluas jaringan pasar dengan nilai TAS sebesar 7,377 sebagai strategi prioritas. Ini berarti kelompok tani ini harus lebih agresif lagi melihat pasar yang tersedia sehingga produk yang dihasilkan dapat masuk dan berkembang pada pasar tersebut. Sesuai dengan peluang-peluang yang ada sserta kekuatan-kakuatan yang dimiliki kelompok tani Cibeureum Jempol.


(5)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TANI BERAS ORGANIK KELOMPOK TANI CIBEUREUM JEMPOL (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Agribisnis Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

OLEH :

YENNY DUDIAGUNOVIANI H34066132

PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(6)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor) adalah hasil karya saya sendiri yang dibuat sebenar-benarnya dan belum pernah diajukan sebagai skripsi pada perguruan tinggi atau lembaga manapun.

Bogor, Januari 2009

Yenni Dudiagunoviani NRP : H34066132


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ciamis, Jawa Barat pada tanggal 11 November 1984, puteri ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Dudi Kurdi Permana, SE. dan Ibu Ridawati. Penulis mengawali pendidikan formal di SDN VIII Banjarsari pada tahun 1990 – 1997, dilanjutkan ke SLTP Negeri I Banjarsari pada tahun 1997 – 2001, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya ke SMU Negeri I Banjar pada tahun 2001 – 2003. Penulis diterima pada program studi Diploma III di Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis langsung melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Khusus Agribisnis, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.


(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan berkat, rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya halangan yang berarti, skripsi dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor) ini adalah prasyarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen , Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna dan berawal dari sini penulis berharap semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Oleh karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan demi keberhasilan bersama.

Bogor, Januari 2009

Yenni Dudiagunoviani NRP : H34066132


(9)

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulilahirobilalamin saya panjatkan dan mengucap syukur yang berlimpah kepada Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah diharapkan. Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalm penyusunan skripsi ini, di antaranya :

1. Kedua orang tua saya yang sangat berperan baik dalam memberikan doa ataupun dukungan dalam bentuk materi, nenekku tercinta, serta kedua kakakku dan adikku yang tak luput selalu memberikan semangat kepada penulis.

2. Ir. Joko Purwono, MS. selaku pembimbing penulis yang telah sabar dan bijaksana dalam membimbing penulis sehingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Amin Selaku ketua Kelompok Tani Cibeureum Jempol Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di kelompok tani tersebut.

4. Ir. Popong Nurhayati, Msi. Selaku dosen evaluator kolokium proposal penulis yang telah memberikan masukan yang sangat bermanfaat untuk penyusunan skripsi ini.

5. Cut Diah Kartika Putri, Amd selaku pembahas dalam seminar hasil yang telah memberikan masukan kepada penulis.


(10)

6. Dr. Ir. Rita Nurmalia, MS selaku dosen penguji sidang yang telah memberikan banyak masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

7. Ibu Etriya selaku Dosen Komisi Pendidikan Sidang, yang telah memberikan masukan dalam hal teknik penulisan skripsi yang baik dan benar.

8. Seluruh Dosen Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen yang telah mengajar penulis semasa kuliah sehingga penulis dapat mengerti materi-materi yang telah diberikan dengan baik.

9. Staff sekretariat Agribisnis yang telah rela melayani penulis pada masa kuliah hingga sekarang.

10.Rekan–rekan seperjuangan Agribisnis yang sama-sama sedang menyelesaikan penulisan skipsinya semoga kalian tetap semangat.

11.Rekan kerja di BAPPENAS IbuYanti, Bapak Anwar Sunari, Bapak Arif Haryana, Bapak Nono Rusono, Mas Jarot Indarto, Mas Ali Muharam, Mas Noor avianto, Bapak Suhada, Bapak Sunarto, Mbak Ayu dan rekan-rekan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

12.Untuk Harliyadi Bangkit Kuncoro beserta keluarga yang telah membantu penulis dalam kelancaran pembuatan bahan presentasi skripsi penulis serta memberikan support yang positif terhadap penulis.

13.Sahabat-sahabat terdekat penulis yang selalu memberikan semangat dan partisipasinya kepada penulis : Mira Apriani, De Esty, Agus, Imam Wahyudi, Firman Kamil, Desti, Ani, Mbak Yu Anita, Puteri, Chan2, Dodot, Sari dan banyak lagi sahabat-sahabatku yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. 14.Sahabat-sahabatku dikostan yang selalu berbagi berbagai hal dengan penulis:


(11)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI

BERAS ORGANIK KELOMPOK TANI CIBEUREUM JEMPOL

(Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

OLEH :

YENNI DUDIAGUNOVIANI H 34066132

PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

LEMBAR PENGESAHAN

1 NAMA Yenni Dudiagunoviani

2

NRP H 34066132

3

ALAMAT DI BOGOR Jl. Cidangiang Wisma D-IV, Tegallega Bogor

4

ALAMAT ASAL Jl. Raya Barat Pangandaran Rt. 01 Rw. 01

No. 15 Sukamulya, Banjarsari-Ciamis

5

BEBAN STUDI SEMESTER

BERJALAN

7 Sks

6

BEBAN STUDI YANG

DISELESAIKAN

6 Sks

7

IPK SAMPAI SEMESTER

TERAKHIR

8

JUDUL Analisis Strategi Pengembangan

Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol

9

LOKASI Kel. Mulyaharja, Kec. Bogor Selatan

10

LAMA PENELITIAN 2 bulan

11

PERNYATAAN

PERSETUJUAN

Proposal ini telah disetujui oleh pembimbing tanggal Oktober 2008

Pembimbing

Ir. Joko Purwono, MS

NIP. 131 578 844

Ketua

Departemen Agribisnis

Fakultas ekonomi Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 131 415 082


(13)

RINGKASAN

YENNI DUDIAGUNOVIANI. Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor selatan, Kota Bogor) (Dibawah bimbingan JOKO PURWONO)

Saat ini perkembangan konsumsi masyarakat Indonesia akan beras organik semakin meningkat yaitu sekitar 230 juta jiwa. Hal ini seiring dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat serta kesadaran akan pentingnya kesehatan. Saat ini telah tumbuh beberapa kelompok tani yang mengembangkan usaha beras organik, terlebih lagi pada saat beras organik dijadikan sebagai komoditas unggulan selain talas bogor. Kelompok Tani Cibeureum Jempol merupakan satu-satunya kelompok yang mengusahakan beras organik dari hulu sampai hilir di bogor selatan. Besarnya permintaan akan beras organik pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol diperkirakan kurang lebih 6.000-15.000 kg perbulan hanya untuk memenuhi para pelanggan yang datang langsung serta permintaan dari Hero.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini bertujuan : 1) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal Kelompok Tani Cibeureum Jempol Muyaharja; serta 2) Menganalisis strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam rangka pengembangan usaha beras organik pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja. Penelitian ini hanya sampai kepada tahap formulasi dari manajemen strategis. Untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi merupakan wewenang dari manajemen Kelompok Tani Cibeureum Jempol sendiri.

Penelitian di Kelompok tani Cibeureum Jempol ini dilakukan secara sengaja (purposive), kasus di Kalurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Data dan informasi yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data analisis melalui perumusan strategi yang terdiri dari tahap masukan, tahap pemaduan dan tahap pemilihan strategi. Alat analisis yang digunakan adalah matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation), matriks IFE (Internal Factor Evaluation), matrik SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats), matriks I-E (Internal Eksternal) dan matriks QSP (Quantitative Strategic Planning).

Pada faktor eksternal peluang yang paling utama dapat dimanfaatkan adalah adanya program pemerintah “Go Organic” dengan nilai skor sebesar 0,396 dan nilai rating sebesar 4,000. Sedangkan untuk ancaman terbesar yang harus diwaspadai kelompok tani Cibeureum Jempol adalah tingkat daya beli masyarakat yang masih rendah dengan nilai skor sebesar 0,337 dan nilai rating sebesar 3,333. Dari factor EFE dan IFE dihasilkan Nilai rata-rata EFE sebesar 3,300 dan IFE sebesar 2,506 sehingga menempatkan kelompok tani Cibeureum Jempol pada sel 2. Posisi ini menggambarkan bahwa kelompok tani Cibeureum Jempol berada dalam kondisi tumbuh dan harus lebih dibina lagi.

Hasil analisis terhadap factor-faktor strategis internal dan eksternal digunakan matriks SWOT sehingga diperoleh alternatif startegi SO yaitu : 1) Memperluas jaringan pasar; dan 2) Meningkatkan kualitas produk beras organik melalui kemasan ataupun pengembangan penanganan pascapanen. Strategi ST, yaitu : 1) Meningkatkan promosi mengenai beras organik kepada masyarakat baik melalui penyuluhan ataupun media lain; dan 2) Mengembangkan produksi dengan menggunakan bibit organik unggul dengan tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Startegi WO yaitu : 1) Memperkuat modal melalui pengembangan kerjasama dengan pihak swasta, pemerintah serta masyarakat setempat; dan 2) Perbaikan sistem manajemen


(14)

keuangan pada kelompok tani Cibeureum Jempol. Sedangkan strategi WT terdiri dari : 1) Meningkatkan pendidikan SDM yang ada melalui pelatihan rutin didalam kelompok tani Cibeureum Jempol; dan 2) Menjalin kerjasama dengan para ahli teknologi baik dari institusi pendidikan maupun instansi terkait guna mendapatkan teknologi pertanian yang sehat, cepat dan tepat guna.

Berdasarkan hasil matriks QSP diperoleh bahwa strategi memperluas jaringan pasar dengan nilai TAS sebesar 7,377 sebagai strategi prioritas. Ini berarti kelompok tani ini harus lebih agresif lagi melihat pasar yang tersedia sehingga produk yang dihasilkan dapat masuk dan berkembang pada pasar tersebut. Sesuai dengan peluang-peluang yang ada sserta kekuatan-kakuatan yang dimiliki kelompok tani Cibeureum Jempol.


(15)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TANI BERAS ORGANIK KELOMPOK TANI CIBEUREUM JEMPOL (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Agribisnis Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

OLEH :

YENNY DUDIAGUNOVIANI H34066132

PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(16)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor) adalah hasil karya saya sendiri yang dibuat sebenar-benarnya dan belum pernah diajukan sebagai skripsi pada perguruan tinggi atau lembaga manapun.

Bogor, Januari 2009

Yenni Dudiagunoviani NRP : H34066132


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ciamis, Jawa Barat pada tanggal 11 November 1984, puteri ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Dudi Kurdi Permana, SE. dan Ibu Ridawati. Penulis mengawali pendidikan formal di SDN VIII Banjarsari pada tahun 1990 – 1997, dilanjutkan ke SLTP Negeri I Banjarsari pada tahun 1997 – 2001, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya ke SMU Negeri I Banjar pada tahun 2001 – 2003. Penulis diterima pada program studi Diploma III di Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis langsung melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Khusus Agribisnis, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.


(18)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan berkat, rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya halangan yang berarti, skripsi dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor) ini adalah prasyarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen , Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna dan berawal dari sini penulis berharap semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Oleh karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan demi keberhasilan bersama.

Bogor, Januari 2009

Yenni Dudiagunoviani NRP : H34066132


(19)

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulilahirobilalamin saya panjatkan dan mengucap syukur yang berlimpah kepada Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah diharapkan. Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalm penyusunan skripsi ini, di antaranya :

1. Kedua orang tua saya yang sangat berperan baik dalam memberikan doa ataupun dukungan dalam bentuk materi, nenekku tercinta, serta kedua kakakku dan adikku yang tak luput selalu memberikan semangat kepada penulis.

2. Ir. Joko Purwono, MS. selaku pembimbing penulis yang telah sabar dan bijaksana dalam membimbing penulis sehingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Amin Selaku ketua Kelompok Tani Cibeureum Jempol Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di kelompok tani tersebut.

4. Ir. Popong Nurhayati, Msi. Selaku dosen evaluator kolokium proposal penulis yang telah memberikan masukan yang sangat bermanfaat untuk penyusunan skripsi ini.

5. Cut Diah Kartika Putri, Amd selaku pembahas dalam seminar hasil yang telah memberikan masukan kepada penulis.


(20)

6. Dr. Ir. Rita Nurmalia, MS selaku dosen penguji sidang yang telah memberikan banyak masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

7. Ibu Etriya selaku Dosen Komisi Pendidikan Sidang, yang telah memberikan masukan dalam hal teknik penulisan skripsi yang baik dan benar.

8. Seluruh Dosen Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen yang telah mengajar penulis semasa kuliah sehingga penulis dapat mengerti materi-materi yang telah diberikan dengan baik.

9. Staff sekretariat Agribisnis yang telah rela melayani penulis pada masa kuliah hingga sekarang.

10.Rekan–rekan seperjuangan Agribisnis yang sama-sama sedang menyelesaikan penulisan skipsinya semoga kalian tetap semangat.

11.Rekan kerja di BAPPENAS IbuYanti, Bapak Anwar Sunari, Bapak Arif Haryana, Bapak Nono Rusono, Mas Jarot Indarto, Mas Ali Muharam, Mas Noor avianto, Bapak Suhada, Bapak Sunarto, Mbak Ayu dan rekan-rekan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

12.Untuk Harliyadi Bangkit Kuncoro beserta keluarga yang telah membantu penulis dalam kelancaran pembuatan bahan presentasi skripsi penulis serta memberikan support yang positif terhadap penulis.

13.Sahabat-sahabat terdekat penulis yang selalu memberikan semangat dan partisipasinya kepada penulis : Mira Apriani, De Esty, Agus, Imam Wahyudi, Firman Kamil, Desti, Ani, Mbak Yu Anita, Puteri, Chan2, Dodot, Sari dan banyak lagi sahabat-sahabatku yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. 14.Sahabat-sahabatku dikostan yang selalu berbagi berbagai hal dengan penulis:


(21)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Nama : Yenni Dudiagunoviani

NRP : H 34066132

Judul : Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing

Ir. Joko Purwono, MS NIP. 131 578 844

Ketua

Depertemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082


(22)

i DAFTARISI

DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR LAMPIRAN ... vi I. PENDAHULUAN...1 I.I Latar Belakang ... 1 I.2 Perumusan Masalah ... 4 I.3 Tujuan Penelitian ... 8 I.4 Manfaat Penelitian ... 8 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 9 II. TINJAUAN PUSTAKA...10 2.1 Pengertian Pertanian Organik ... 10 2.2 Prinsip Pertanian Organik ... 11 2.3 Tujuan Pertanian Organik ... 13 2.4 Pengertian Beras Organik ... 14 2.5 Lahan Pertanian Organik ... 15 2.6 Konsep Pengembangan Kelompok Tani Cibeureum Beras Organik... 17 2.7 Konsep Manajemen Strategi... 18 2.8 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 20 III.KERANGKA PEMIKIRAN...26 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 26 3.1.1 Lingkungan Organisasi ... 26 3.1.2 Analisis Lingkungan Internal ... 26 3.1.3 Analisis Lingkungan Eksternal ... 27 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 30 IV.METODE PENELITIAN...35 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 35 4.2 Jenis dan Sumber Data ... 35 4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 39


(23)

ii 4.3.1 Proses Perumusan Alternatif Strategi ... 39 4.3.2 Matrix IFE dan EFE ... 41 4.3.3 Penentuan Bobot Setiap Variabel... 43 4.3.4 Matrix SWOT ... 45 4.3.5 Matrix QSPM ... 47 V. GAMBARAN UMUM KELOMPOK TANI ... 49 5.1 Gambaran Umum Kelompok Tani Cibeureum Jempol ... 49 5.2 Visi, Misi dan Tujuan... 50 5.3 Organisasi ... 51 5.4 Kegiatan Usaha Kelompok Tani Cibeureum Jempol... 52 5.5 Kegiatan Pemasaran Kelompok Tani Cibeureum Jempol ... 53 VI. ANALISIS LINGKUNGAN KELOMPOK TANI ... 55 6.1 Analisis Lingkungan Internal ... 55 6.1.1 Sumber Daya Manusia ... 55 6.1.2 Keuangan ... 56 6.1.3 Produksi dan Operasi... 57 6.1.4 Pemasaran ... 59 6.1.5 Pengembangan, Pembinaan dan Pelatihan ... 61 6.2 Analisis Faktor Eksternal ... 62 6.2.1 Lingkungan Makro ... 62 6.2.2 Analisis Lingkungan Industri... 70 6.3 Identifikasi Faktor-faktor Strategis Internal dan Eksternal Kelompok

Tani Cibeureum Jempol ... 75 VII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ... 85 7.1 Tahap Pemasukan Data ... 85 7.1.1 Analisis Matriks EFE ... 85 7.1.2 Analisis Matriks IFE ... 86 7.2 Tahap Pemaduan Data... 88 7.2.1 Matriks IE ... 88 7.2.2 Matriks SWOT ... 89 7.3 Matriks Quantitaive Strategic Planning (QSPM) ... 91 VIII.KESIMPULAN DAN SARAN ... 94


(24)

iii 8.1 Kesimpulan ... 94 8.2 Saran ... 97 VIII. DAFTAR PUSTAKA... 98 IX. LAMPIRAN ... 100


(25)

iv DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Proyeksi Luas Lahan, Produktivitas, Produksi dan Pertumbuhan

Produksi Padi Nasional Pada Tahun 2004-2008* ... 1 2. Perkembangan Kelompok Tani, Luas Lahan dan Produksi Beras Organik di Bogor Pada Tahun 2004-2008 ... 5 3. Total Penjualan Beras Organik Setiap Bulan pada Tahun 2007-2008 Pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja-Bogor Selatan ... 6 4. Luasan Lahan Pertanian Oganik di Kawasan Asia Tahun 2004 ... 17 5. Bentuk Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 43 6. Bentuk Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ... 43 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Organisasi ... 44 8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Organisasi ... 44 9. Matriks SWOT ... 46 10. Matriks QSPM ... 48 11. Laju Pertumbuhan PDB Nasional Menurut Lapangan Usaha

Triwulan I dan II Tahun 2008 (Persentase) ... 63 12. Komoditas Pangan yang Masih Harus Diimpor Pada Tahun 2007 ... 65 13. Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun 2000-2005 ... 68 14. Pertumbuhan Penduduk Kota Bogor Tahun 2001-2006 ... 69 15. Matriks EFE Kelompok Tani Cibeureum jempol ... 86 16. Matriks IFE Kelompok Tani Cibeureum jempol ... 87 17. Matriks SWOT Kelompok Tani Cibeureum Jempol ... 90


(26)

v DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1. Model Lima Kekuatan Porter ... 30 2. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional... 34 3. Matriks IE ... 45 4. Struktur Organisasi Kelompok Tani Cibeureum Jempol

Mulyaharja (2008) ... 52 5. Saluran Distribusi Produk Pada Kelompok Tani Cibeureum

Jempol ... 60 6. Matriks IE Kelompok Tani Cibeureum Jempol ... 88


(27)

vi DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Jawa Barat

Tahun 2003-2006 ... 100 2. Pembobotan Terhadap Kekuatan dan Kelemahan serta Peluang

dan Ancaman Kelompok Tani Cibeureum Jempol ... 101 3. Penilaian Bobot Rata-rata Faktor Strategis Internal

dan Eksternal... 106 4. Rating Rata-rata Faktor Strategis Internal dan Eksternal ... 108 5. Kuisioner Matriks QSP ... 117


(28)

I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional masih sangat besar terhadap pembentukan PDB nasional yaitu sebesar 27 persen pada triwulan I tahun 2008. Produk-produk pertanian sangat berguna dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia terutama kebutuhan akan pangan. Indonesia memiliki beberapa komoditas pangan utama yaitu beras, jagung, kedelai, gandum dan kentang. 1.750 juta jiwa penduduk Asia, termasuk Indonesia yaitu sebanyak 230 juta jiwa penduduk Indonesia mengkonsumsi hasil olahan beras yaitu nasi sebagai pangan utamanya, sehingga dapat menjadi peluang bagi petani produsen beras untuk mengembangkan usahanya.

Untuk memenuhi kebutuhan akan beras, pemerintah selalu memantau perkembangan produksi, luas lahan dan produktivitas akan padi nasional agar tidak terjadi defisit. Pada Tabel 1 dapat dilihat proyeksi perkembangan produksi, produktivitas serta luas lahan padi (beras) dari tahun 2004 sampai Juni (triwulan II) 2008.

Tabel 1. Proyeksi Luas Lahan, Produktivitas, Produksi dan Pertumbuhan Produksi Padi Nasional Pada Tahun 2004 – 2008*

Tahun Luas Lahan (Ha)

Produktivitas (Qu/Ha)

Produksi (Ton)

Pertumbuhan Produksi (%)

2004 11.922.974 45,41 54.088.468 3,74

2005 11.839.060 45,74 54.151.097 0,12

2006 11.786.430 46,20 54.454.937 0,56

2007 12.147.637 47,05 57.157.435 4,96

2008* 12.385.242 48,35 59.877.219 4,76

Sumber : Pusat Data dan Informasi, Departemen Pertanian, 2008 Keterangan : )* Data Triwulan II Tahun 2008


(29)

2

Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa proyeksi produksi padi nasional triwulan II tahun 2008 terus meningkat hingga mencapai 59.877.219 ton Gabah Kering Giling (GKG) dengan luas lahan sekitar 12.385.242 hektar. Artinya pertumbuhan produksi padi nasional pada triwulan II tahun 2008 ikut meningkat juga meskipun tidak terlalu signifikan yaitu mencapai 4,76 persen dibandingkan dengan tahun 2006 sekitar 0,56 persen yang meningkat tajam pada tahun 2007 hingga 4,96 persen. Sedangkan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat hingga 1,48 pertahun, sehingga diperkirakan pada tahun 2020 akan diperlukan beras sebanyak 40 juta ton untuk keperluan konsumsi.

Pertumbuhan akan padi nasional seiring dengan pertumbuhan akan padi di daerah bogor yang ikut berkembang dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 jumlah produksi di daerah Bogor menurun hingga angkanya mencapai 9.418.572 ton dengan luasan lahan sebesar 1.798.260 hektar sehingga tingkat produktivitasnya 4,76 ton/ha seperti yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Hal ini didukung oleh konsumsi masyarakat bogor yang masih menjadikan nasi (olahan beras) sebagai makanan pokok yang paling utama.

Melihat perkembangan tersebut, pihak pemerintah melakukan sistem revolusi hijau untuk pengembangan produktivitas pertanian yaitu suatu program yang terkait dengan mekanisasi pertanian, penggunaan bibit unggul dan pupuk kimia dengan dosis yang sangat tinggi serta pemanfaatan pestisida untuk menanggulangi hama dan penyakit yang bertujuan untuk mendukung tercapainya swasembada pangan (Pretty et al, dalam Rohmiatin 2006). Selain memberikan dampak positif, revolusi hijau juga memberikan dampak negatif yaitu dapat meracuni makhluk hidup, tanah, air dan udara sehingga menurunkan kualitas lahan yang akibatnya


(30)

3

dapat menurunkan tingkat produksi dan produktivitas pertanian. Revolusi hijau juga akan mengakibatkan tingginya residu pestisida yang berbahaya dalam pangan atau sayuran yang dikonsumsi sehingga menjadi ancaman besar bagi kesehatan manusia. Hal tersebut mendorong diterapkannya kembali teknologi pertanian organik yaitu pertanian yang sehat dan ramah lingkungan.

Berkembangnya pertanian organik mendukung program pemerintah dalam hal keamanan pangan yaitu suatu kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan manusia sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yang menegaskan bahwa pembangunan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor meliputi produksi, pengolahan, distribusi hingga konsumsi pangan dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang serta terjamin keamanannya.

Perkembangan pertanian organik juga didukung oleh tingkat pendidikan, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka semakin besar pula keinginan masyarakat tersebut memenuhi gizinya dalam hal pangan. Tingkat pendidikan masyarakat Jawa Barat pada tahun 2008 ini cukup tinggi yaitu sebesar 18,67 persen. Hal ini mendukung peningkatan usaha agribisnis pertanian organik. Di Bogor khususnya, kini mulai tumbuh pengusaha pertanian organik, mulai dari sayuran, buah-buahan hingga beras organik.

Kelompok tani Cibeureum Jempol merupakan salah satu produsen beras organik di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.


(31)

4

Kelompok tani Cibeureum Jempol merupakan salah satu kelompok tani yang masih bertahan mengembangkan usaha beras organik dari mulai hulu sampai hilir sejak tahun 1997 hingga sekarang. Beras organik yang dihasilkan sesuai dengan SNI 01-b729-2002 dan telah diuji di laboratorium Agro Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jawa Barat di Bandung dengan nomor 307.13/Ma/DN/XI/04 tanngal 1 Nopember 2004 yang hasilnya tidak terdeteksi residu zat kimia dari pupuk dan pestisida anorganik.

Dalam kegiatan pengembangan usahanya Kelompok tani Cibeureum Jempol menghadapi banyak permasalahan dari internal maupun eksternal diantaranya dalam hal usaha, organisasi dan manajemen, jumlah dan loyalitas sumber daya manusia, lahan yang terbatas, sarana dan prasarana yang masih sederhana serta permodalan yang masih terbatas. Penilaian terhadap strategi usaha beras organik yang tengah dikembangkan oleh Kelompok tani perlu dilakukan sehingga dapat diketahui faktor-faktor internal dan eksternal guna mengevaluasi perkembangan usahanya tersebut dan dapat dikombinasikan untuk dihasilkan prioritas pengembangan usaha beras organik tersebut.

1.2Perumusan Masalah

Program pemerintah ”Go Organik” merupakan salah satu pilihan program

untuk mempercepat terwujudnya pembangunan agribisnisberwawasan lingkungan (eco-agribusiness) guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani. Misi program ini yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan kelestarian lingkungan alam Indonesia, dengan mendorong berkembangnya pertanian organik yang berdaya saing dan berkelanjutan. Sedangkan tujuan yang


(32)

5

ingin dicapai dari program ini adalah mewujudkan Indonesia sebagai salah satu produsen dan pengekspor pangan organik utama di dunia pada tahun 2010.

Program pemerintah ”Go Organic 2010” memberikan angin segar kepada

para pengusaha untuk mengembangkan pertanian organik, salah satunya adalah beras organik. Hal ini mendorong semakin meningkatkan produsen produk pertanian organik termasuk kelompok tani yang mengusahakan beras organik. Peningkatan jumlah kelompok tani beras organik yang paling tinggi terjadi pada tahun 2005. Perkembangan kelompok tani ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Kelompok Tani, Luas Lahan dan Produksi Beras Organik di Bogor pada Tahun 2004-2008

Tahun Nama Kelompok Tani

Luas Lahan

(Ha)

Produksi (GKP Ton/Ha) 2004 - Cibeureum Jempol

- Lemah Duhur

100 50

7 7 2005 - Cibeureum Jempol

- Bojong Tani - Karya Tani - Baraya - Mukti Tani

100 20 50 10 20 7 5,8 5,8 5,8 5,8

2006 - Cibeureum Jempol 100 6,9

2007 - Cibeureum Jempol - Mekar Tani

40 50

7 7 2008 - Cibeureum Jempol

- Mekar Tani

40 25

7 7 Sumber : Dinas Pertanian Bogor, 2008.

Keterangan : GKP (Gabah Kering Panen)

Kelompok tani beras organik di Bogor pada tahun 2005 berjumlah lima kelompok, hanya pada tahuun 2006 turun hingga tinggal satu kelompok tani yaitu kelompok tani Cibeureum Jempol. Pada tahun 2007, muncul kembali kelompok tani beras organik di daerah Leuwiliang yaitu kelompok tani Mekar tani. Hingga pada perkembangannya kelompok tani Cibeuruem Jempol masih merupakan


(33)

satu-6

satunya kelompok tani yang mengusahakan beras organik dari mulai hulu hingga hilir dengan didukung luasan lahan yang dimiliki seluas 40 hektar. Sedangkan untuk kelompok tani Mekar tani hanya memiliki lahan seluas 25 hektar dimana pada awal berdirinya memiliki lahan seluas 50 hektar.

Penurunan luas lahan pada kelompok tani Cibeureum Jempol diakibatkan karena adanya konversi lahan pada lahan milik petani anggota. Lahan dikonversi menjadi lahan non-pertanian dimana lahan tersebut diolah untuk dijadikan tempat pariwisata non-pertanian. Petani ditawarkan harga yang tinggi pada setiap penjualan lahannya dan mereka juga dipaksa serta ditakut-takuti oleh pembeli lahan tersebut akan ketersediaan air yang akan ditutup alirannya oleh pembeli lahan tersebut. Hal ini membuat para petani ketakutan sehingga sekitar 60 hektar lahan milik petani tersebut terjual.

Tabel 3. Total Penjualan Beras Organik Setiap Bulan pada Tahun 2007-2008 Pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja-Bogor Selatan

Bulan Volume (Kg) Pendapatan (Rp)

Januari 2007 14.604 73.020.000

Pebruari 2007 9.714 48.570.000

Maret 2007 5.646 28.230.000

April 2007 3.562 19.591.000

Mei 2007 7.504 41.272.000

Juni 2007 5.185 28.517.500

Juli 2007 6.662 36.641.000

Agustus 2007 5.584 32.387.200

September 2007 6.567 38.088.600

Oktober 2007 6.295 36.511.000

November 2007 6.856 39.764.800

Desember 2007 9.391 54.467.800

Januari 2008 8.553 51.318.000

Pebruari 2008 8.924 53.556.000

Maret 2008 9.221 55.326.000

April 2008 6.192 37.152.000

Mei 2008 14.482 94.133.000

Juni 2008 15.135 98.377.500

Juli 2008 8.725 56.712.500


(34)

7

Permintaan akan beras organik di kelompok tani Cibeureum Jempol diperkirakan 6.000-15.000 kg perbulan. Permintaan ini berasal dari konsumen langganan kelompok tani ini, diantaranya konsumen sekitar yang langsung datang ke kelompok tani ini serta kepada para distributor tetap kelompok tani ini. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3. besarnya penjualan beras oganik pada bulan Januari-Juli tahun 2008.

Dalam perkembangan usaha beras organik, kelompok tani ini menghadapi berbagai permasalahan, seperti permasalahan internal yang saat ini tengah terjadi pada kelompok tani ini diantaranya pada penjualan, sarana dan prasarana, keterbatasan modal, ataupun keterbatasan pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh petani anggota dalam memanfaatkan teknologi yang ada. Dengan keterbatasan yang ada tersebut mengakibatkan sistem manajemen yang ada pada kelompok tani tersebut masih sangat sederhana. Pada Tabel 3 dapat dilihat terjadi penurunan tingkat penjualan beras organik di bulan April dan Juli yang hanya mampu terjual sekitar 6.192 dan 8.725 kilogram saja.

Selain permasalahan internal juga ada beberapa permasalahan eksternal yang mempengaruhi perkembangan usaha kelompok tani Cibeureum Jempol ini. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor tersebut serta besar pengaruhnya terhadap perkembangan usaha pada kelompok tani Cibeureum tersebut. Setelah itu dapat diformulasikan strategi apa yang paling tepat yang dapat dikembangkan oleh kelompok tani Cibeureum Jempol ini.

Untuk mengetahui strategi mana yang paling tepat bagi kelompok tani Cibeureum Jempol, maka langkah awalnya adalah mengetahui dengan jelas faktor-faktor internal maupun eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan,


(35)

8

peluang serta ancaman usahanya tersebut, sehingga dapat diajukan beberapa alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan sebagai solusi masalah yang ada.

Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang akan diangkat adalah : 1. Faktor – faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi penentuan

strategi pengembangan usaha beras organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja?

2. Alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja dalam pengembangan usaha beras organik?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini bertujuan :

1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal Kelompok Tani Cibeureum Jempol Muyaharja.

2. Menganalisis strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam rangka pengembangan usaha beras organik pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja.

1.4Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini antara lain :

1. Sebagai objek penelitian untuk mengevaluasi kegiatan di Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja

2. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembilan keputusan strategi pengembangan usahanya

3. Dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhksn serta sebagai bahan pustaka bagi penelitian selanjutnya.


(36)

9

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian dan pembahasan skripsi ini meliputi gambaran umum perusahaan yaitu kelompok tani, analisis faktor-faktor internal dan eksternal kelompok tani, perumusan strategi dan penentuan prioritas strategi yang dapat diterapkan pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol khususnya.

Penelitian ini hanya sampai kepada tahap formulasi dari manajemen strategis. Untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi merupakan wewenang dari manajemen Kelompok Tani Cibeureum Jempol sendiri.


(37)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pertanian Organik

Pertanian organik merupakan proses budidaya pertanian yang menyelaraskan pada keseimbangan ekologi, keanekaragaman varietas, serta keharmonisan dengan iklim dan lingkungan sekitar. Pertanian organik memiliki arti bahwa pada saat melakukan proses produksi hanya digunakan pupuk kandang atau kompos saja. Di Indonesia, pertanian organik sudah dimulai semenjak tahun 1997 pada saat harga sarana produksi pertanian (saprotan) seperrti pupuk pestisida dan pestisida kimia melambung tinggi.

Menurut IFOAM 2004 dalam Januar 2006, pertanian organik adalah sistem pertanian yang mengedepankan daur ulang unsur hara dan proses alami dalam pemeliharaan kesuburan tanah dan keberhasilan produksi. Lebih jauh menurut Badan Standarisasi Nasional Indonesia (SNI, 2002), sistem pertanian organik merupakan suatu sistem produksi pangan organik yang dirancang untuk : 1) mengembangkan keanekaragaman hayati dalam sistem secara keseluruhan; 2) meningkatkan aktivitas biologis tanah; 3) menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang; 4) mendaur ulang limbah yang berasal dari tumbuhan dan hewan untuk mengembalikan nutrisi ke lahan sehingga meminimalkan penggunaan sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui; 5) mengandalkan sumberdaya yang dapat


(38)

11

diperbaharui pada sistem pertanian yang dikelola secara lokal; 6) mempromosikan penggunaan tanah, air dan udara secara sehat, serta meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan oleh praktek - praktek pertanian; 7) menangani produk pertanian dengan penekanan pada cara pengolahan yang hati - hati untuk menjaga integritas organik dan mutu produk pada seluruh tahapan; dan 8) bisa diterapkan pada seluruh lahan pertanian yang ada melalui suatu periode konversi, dimana lama waktunya ditentukan oleh faktor spesifik lokasi seperti sejarah lahan serta jenis tanaman dan hewan yang akan diproduksi.

Pertanian organik memiliki kelebihan, diantaranya : 1) tidak menggunakan pupuk maupun pestisida kimia sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, baik pencemaran tanah, air, maupun udara, serta produknya tidak mengandung racun; 2) tanaman organik mempunyai rasa yang lebih manis dibandingkan tanaman non organik; 3) produk tanaman organik lebih mahal sehingga lebih menguntungkan petani. Selain itu, pertanian organik juga memiliki kekurangan diantaranya : 1) kebutuhan tenaga kerja lebih banyak, terutama untuk pengendalian hama dan penyakit karena umumnya masih dilakukan secara manual; dan 2) penampilan fisik tanaman organik kurang bagus (misalnya berukuran lebih kecil dan daun berlubang-lubang) dibandingkan dengan tanaman non-organik.

2.2 Prinsip Pertanian Organik

Prinsip pertanian organik menurut Pracaya dalam Januar 2006, yaitu pertanian yang berteman akrab dengan lingkungan, tidak merusak ataupun mencemaran lingkungan hidup sekitarnya. Cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya : (1) memupuk dengan kompos, pupuk kandang; (2)


(39)

12

memupuk dengan pupuk hijau; (3) memupuk dengan limbah yang berasal dari kandang ternak, rumah pemotongan hewan (RPH), septic tank; dan (4) mempertahankan dan melestarikan habitat tanaman dengan pola tanam polikultur.

Sedangkan pertanian organik menurut IFOAM, prinsip-prinsip pertanian organik terdiri dari :

1. Prinsip Kesehatan

Pada dasarnya, pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

2. Prinsip Ekologi

Pada prinsip ekologi, diartkan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis. Sehingga pada setiap kegiatan budidaya baik pertanian, peternakan dan pemanenan produk organik harus sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di alam.

3. Prinsip Keadilan

Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam dalam pertanian organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi semua pihakdi segala tingkatan : seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen. Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan dan pengurangan kemiskinan.


(40)

13

Dalam melakukan pertanian organik, perlindungan terhadap pelaku, pengguna maupun lingkungan juga harus diperhatikan. Oleh karena itu diperlukan ilmu pengetahuan yang akan mendukung dalam pertanian organik agar produk yang dihasilkan bersifat organik dan menyehatkan, aman serta ramah terhadap lingkungan.

2.3 Tujuan Pertanian Organik

Kegunaan dari budidaya organik yaitu meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi dan kemungkinan resiko terhadap lingkungan (Sutanto dalam Januar, 2006) adalah : 1. Menghemat penggunaan hara, berarti memperpanjang umur produktif tanah. 2. Melindungi tanah terhadap kerusakan karena erosi dan mencegah degradasi

tanah karena kerusakan struktur tanah (pemampatan tanah).

3. Meningkatnya penyediaan lengas tanah sehingga menghindarkan kemungkinan resiko kekeringan dan memperbaiki ketersediaan hara tanah dan hara yang berasal dari pupuk mineral, berarti meningkatkan kemungkinan penggunaannya, dan sekaligus menghemat penggunaan pupuk buatan yang harganya semakin mahal.

4. Menghindarkan terjadinya ketimpangan hara, bahkan dapat memperbaiki neraca hara dalam tanah.

5. Melindungi tanah terhadap cekaman (stress) oleh unsur-unsur yang ada dalam tanah atau yang masuk kedalam tanah dari bahan-bahan pencemar.

6. Tidak membahayakan flora dan fauna tanah, bahkan seharusnya dapat menyehatkannya. Itu berarti pertanian organik mempunyai daya untuk memelihara tanah.


(41)

14

7. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, khususnya atas sunberdaya air, karena zat-zat kimia yang terkandung berkadar rendah dan berbentuk senyawa yang tidak mudah larut.

8. Dapat menekan biaya produksi karena pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang dihasilkan dari bahan-bahan yang tersedia didalam usahatani itu sendiri dan pupuk hayati dalam jumlah yang relatif sedikit.

2.4 Pengertian Beras Organik

Beras organik merupakan beras sehat kandungan gizi dan vitamin yang tinggi karena tidak menghilangkan seluruh lapisan kulit arinya dan aman karena bebas dari kandungan Bahan Berbahaya Beracun (B3) yang dihasilkan dari padi yang ditanam tanpa menggunakan pupuk dan pestisida kimia dan telah disertifikasi oleh suatu badan mandiri. Penanamannya dilakukan menggunakan pupuk alami, hamanya dikendalikan dengan menggunakan pestisida alami yang dibuat sendiri oleh petani langsung baik padat maupun cair yang tidak membahayakan lingkungan. Beberapa tanaman yang dapat digunakan dan diolah menjadi pestisida alami yaitu tembakau, nimbi, mengkudu, mahoni, dan sebagainya (Pracaya dalam Januar, 2006). Beras organik dijamin sehat untuk dikonsumsi, rasanya lebih enak, warnanya lebih putih setelah dimasak menjadi nasi, tidak mudah basi (nasi organik tahan 24 jam sedangkan non-organik hanya 12 jam) serta aromanya lebih wangi.

Beras organik merupakan beras yang ditanam tanpa adanya kandungan pestisida atau pupuk kimia dan ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan agar menghasilkan beras organik yang berkualitas diantaranya :


(42)

15

1. Lokasi lahan yang akan digunakan untuk berproduksi beras organik harus jauh dari polusi seperti knalpot motor, limbah pabrik, dan lain - lain.

2. Sistem pengairan harus baik, tidak boleh bercampur dengan lahan pertanian yang belum organik (masih menggunakan pestisida).

3. Countur tanah Terasiring.

4. Lahan – lahan pertanian yang berada disekitarnya tidak boleh menggunakan pestisida.

5. Lahan yang awalnya digunakan untuk menanam tanaman an-organik, maka lahan tersebut harus diberakan (diistirahatkan) kurang lebih tiga bulan sebelum penanaman kembali.

2.5 Lahan Pertanian Organik

Karakteristik lahan yang dapat dijadikan lahan pertanian organik adalah lahan yang benar–benar aman, bebas dari kandungan pupuk kimia dan sisa pestisida. Ada dua jenis lahan yang dapat digunakan untuk berproduksi beras organik yaitu : 1) lahan pertanian yang baru dibuka dan belum pernah digunakan untuk berproduksi padi organik; atau 2) lahan pertanian yang sudah pernah digunakan untuk berproduksi tanaman an-organik yang harus dikonversi secara intensif terlebih tergantung sejarah penggunaan lahan, pupuk, pestisida dan jenis tanaman yang diproduksi. Lahan yang bisa digunakan untuk mendukung pertanian organik adalah lahan yang tekstur tanahnya lunak dan halus yang lazim disebut koloid. Di dalam koloid tersebut terkandung berbagai unsur hara yang penting bagi pertumbuhan tanaman organik. Adapun unsur – unsur hara yang tersebut diantaranya nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), magnesium (Mg), besi


(43)

16

(Fe), dan kalsium (Ca). Luasan lahan pertanian organik kawasan Asia seluas 61.595 ha, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Pada Tabel 4 dapat dilihat luasan lahan organik yang terdapat di beberapa negara di Asia. Beberapa negara di Asia yang sudah mulai mengembangkan lahan organik yang lebih dari 1.000 ha diantaranya Srilanka, India, China, Republik Korea, Thailand dan Vietnam. Masing-masing luasan yang dimiliki yaitu 9.201 ha, 5.147 ha, 2.910 ha, 1.237 ha, 1.154 ha dan 1.022 ha. Negara Philipines, Pakistan, Israel, Azerbaijan, Bangladesh, Ukraina, Nepal, Lebanon, Jepang, Kazakstan dan Syria hanya mengembangkan lahan pertanian organik kurang dari 1.000 ha. Luasan masing-masing negara yaitu 500 ha, 405 ha, 285 ha, 100 ha, 69 ha, 26 ha, 17 ha, 4 ha, 1 ha dan 1 ha. Diantara beberapa negara di Asia yang mengembangkan lahan pertanian organik, Indonesia memiliki luasan lahan yang paling luas. Hal ini diakibatkan karena negara Indonesia merupakan negara agraris yang penghasilan utamanya bersumber dari lahan pertanian. Pada Tabel dapat dilihat bahwa begitu luasnya lahan pertanian organik yang produktif di negara Indonesia.

Di Indonesia luasan lahan yang dapat digunakan sebagai lahan pertanian organik (seluruh tanaman organik) adalah seluas 45.000 ha. Potensi ekonomi lahan pertanian yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang berperan dalam perubahan biaya dan pendapatan ekonomi lahan. Setiap lahan memiliki potensi ekonomi yang bervariasi yang mendukung kondisi produksi dan pemasaran, karena lahan pertanian memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan kondisi lahan tersebut. Oleh karena itu, faktor – faktornya juga bervariasi dari satu lahan ke lahan yang lain dan dari satu negara ke negara yang lain. Secara umum,


(44)

17

semakin banyak perubahan dan adopsi yang diperlukan dalam lahan pertanian, semakin tinggi pula resiko ekonomi yang ditanggung untuk perubahan – perubahan tersebut. (Prawoto, 2006).

Tabel 4. Luasan Lahan Pertanian Oganik di Kawasan Asia Tahun 2004

Country Year

Organic Farms

% of all Farms Organics Hectares % of Agricultural Area

Azerbaijan 2002 285 0,75 2.540 0,2

Bangladesh 2002 100 177.700 7

China 2001 2.910 901.295 0,06

India 2002 5.147 97.050 0,03

Indonesia 2001 45.000 40.000 0,09

Israel 2002 420 5.000 0,90

Japan 1999 4 5.003 0,09

Kazakhstan 2002 1 26.992

Rep. of Korea 1999 1.237 902 0,05

Laos 2001 150 0,01

Lebanon 2001 17 0,01 250 0,07

Malaysia 2002 4

Nepal 2001 26 45 0,001

Pakistan 2001 405 0,06 2.009 0,09

Philippines 2000 500 2.000 0,02

Russia 2002 5.276 0,003

Sri Lanka 2001 9.201 15.215 0,65

Syria 2000 1 74 0,001

Thailand 2002 1.154 0,02 3.993 0,02

Ukraina 2002 69 239.542 0,09

Vietnam 2002 1.022 6.475 0,09

SUM 61.595

Sumber : SOEL – Survey, 2004

2.6 Konsep Pengembangan Kelompok Tani Cibeureum Beras Organik

Lima konsep utama pengembangan usahatani pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol (Wawan, 2008) diantaranya :


(45)

18

1. Berkelanjutan (sustainable), yaitu pada setiap berusahatani maka petani harus memperoleh keuntungan sehingga petani dapat meneruskan usahanya dalam agribisnis.

2. Berkerakyatan, yaitu setiap teknologi dapat diterapkan oleh petani untuk mengadopsi teknologi-teknologi yang diberikan oleh peneliti dengan tidak mengeluarkan biaya yang tinggi.

3. Berwawasan lingkungan, yaitu berusahatani dengan tidak merusak lingkungan dan menggunakan saprodi yang ramah lingkungan.

4. Spesifik lokal, yaitu memaksimalkan kearifan lokal (produk unggulan lokal) serta memotivasinya.

5. Usahatani yang berorientasi pada pasar, yaitu setiap petani harus mengetahui pasar mana yang akan dimasuki.

Kegiatan usaha yang dilakukan oleh Kelompok Tani Cibeureum Jempol diprioritaskan pada pengembangan produk dan usaha untuk mengenalkan dan memasarkan produk – produk beras organik. Kegiatan produksi pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol belum dilakukan secara optimal dikarenakan keterbatasan teknologi, sarana dan prasarana, lahan, ketersediaan air, sumberdaya serta sistem manajemen yang masih kurang terstruktur.

Perkembangan Kelompok Tani Cibeureum Jempol juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, baik lingkungan internal organisasi terkait dengan permasalahan usaha yang dihadapi oleh Kelompok Tani Cibeureum Jempol serta lingkungan eksternal. Faktor lingkungan eksternal Kelompok Tani Cibeureum Jempol adalah faktor – faktor luar organisasi yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perkembangan kemajuan Kelompok Tani Cibeureum


(46)

19

Jempol. Sedangkan faktor internal Kelompok Tani Cibeureum Jempol adalah sarana dan sumberdaya yang ada dalam kelompok tani tersebut secara langsung mempengaruhi perkembangan kemajuan usahanya.

2.7 konsep Manajemen Strategi

Setiap perusahaan atau organisasi akan selalu dihadapkan pada lingkungan yang selalu berubah dengan cepat setiap saat yang akan memberikan pengaruh positif ataupun negatif terhadap perkembangan perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus memiliki beberapa strategi untuk menghadapi segala perubahan tersebut, sehingga perubahan tersebut akan memberikan manfaat pada perkembangan perusahaan. Manajemen pada perusahaan atau organisasi pada dasranya dimaksudkan sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan melalui pelaksanaan empat fungsi dasar yaitu : planning, organizing, actuating, dan controlling dalam penggunaan sumberdaya perusahaan atau organisasi.

Menurut J David Hunger dan Thomas L. Wheelen (2004) Manajemen strategis merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategi atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi serta pengendalian. Manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan atau organisasi.

Manajemen startegi dibuat melalui perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi empat (David, 2004) diantaranya :


(47)

20

1. Penentuan misi perusahaan

Misi organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa organisasi atau perusahaan tersebut berdiri.

2. Menentukan tujuan yang ingin dicapai

Tujuan adalah hasil akhir aktivitas perencanaan. Beberapa bidang dan tujuan yang perlu dibuat perusahaan diantaranya : profitabilitas (laba bersih), efisiensi biaya produksi, pertumbuhan usaha perrusahaan, kekayaan pemegang saham, penggunaan sumberdaya, reputasi perusahaan, kontribusi untuk karyawan, kontribusi untuk lingkungan, kondisi pasar, kondisi perkembangan teknologi, kelangsungan hidup perusahaan dan kebutuhan pribadi manajemen puncak.

3. Pengembangan strategi

Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya.

4. Penetapan pedoman kebijakan

Kebijakan merupakan pedoman perusahaan secara luas yang menghubungkan perumusan strategi dengan implementasi.

Manajemen strategi paling utama adalah untuk membuat strategi pengembangan usaha yang dilakukan oleh para perencana strategi guna menentukan sasaran dalam membuat kesimpulan strategis yang bersifat dinamis dan berkesinambungan. Adapun pengertian dari bersifat dinamis karena suatu perusahaan selalu berubah sesuai dengan lingkungan yang dihadapi baik lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Berkesinambungan maksudnya karena proses manajemen strategi akan lebih baik jika terus dilakukan oleh setiap


(48)

21

perusahaan untuk mengantisipasi segala kemungkinan dan memperoleh manfaat dalam pencapaian tujuan.

2.8 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Kusumah (2004) mengenai Analisis Perbandingan Usahatani dan Pemasaran antara Padi Organik dan Padi An-Organik (Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor selatan). Penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah yang mengembangkan usahatani padi organik. Penelitian ini membandingkan usahatani padi organik dan an-organik. Pada kegiatan usahataninya, proses budidaya yang dilakukan oleh petani organik dan an-organik sama. Perbedaannya hanya pada waktu pembajakan. Input yang digunakan pada usahatani padi organik adalah benih, pupuk orgamik dan tenaga kerja, sedangkan pada usahatani padi an-organik adalah pupuk (Urea, TSP, KCL), pestisida, dan tenaga kerja. Jumlah benih yang digunakan oleh petani padi organik lebih sedikit dibandingkan dengan padi an-organik. Sedangkan untuk penggunaan pupuknya, petani padi organik menggunakan pupuk dalam jumlah yang lebih besar (1 ton/ha) dari padi an-organik, begitu pula dengan jumlah tenaga kerja (HOK) yang digunakannya.

Berdasarkan hasil analisis pendapatan diketahui ternyata pendapatan atas biaya tunai petani padi organik lebih rendah dari petani an-organik. Hal ini didukung oleh hasil uji-z yang menyimpulkan bahwa perubahan sistem usahatani yang dilakukan oleh petani padi ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani. Sedangkan apabila dilihat dari pendapatan atas biaya totalnya diketahui ternyata pendapata atas biaya total petani padi organik lebih besar dari pendapatan atas biaya total petani padi an-organik. Namun apabila dilihat dari


(49)

22

hasil uji-z ternyata disimpulkan bahwa perubahan sistem usahatani yang dilakukan oleh petani padi di kelurahan Mulyaharja tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan petani.

Apabila dilihat dari imbangan penerimaan dan biaya (R/C rasio) diketahui bahwa R/C rasio atas biaya tunai yang diperoleh petani padi organik (1,95) lebih rendah dari R/C rasio yang diperoleh petani padi an-organik, yaitu 2,23. Hal ini berarti bahwa dari setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan oleh petani padi organik hanya akan memberikan penerimaan sebesar Rp. 1,95 lebih rendah dari penerimaan yang diperoleh petani padi an-organik.

Dari sisi pemasarannya diketahui ternyata untuk pola pemasaran III dan IV padi organik jika dibandingkan dengan seluruh pola pemasaran padi an-organik diketahui ternyata nilai total marjin pemasarannya hampir sama dengan seluruh pola pemasaran padi an-organik. Untuk mengukur efisiensi pemasaran digunakan rasio biaya-keuntungan (п/C). Berdasarkan nilai rasio tersebut diketahui bahwa pola pemasaran padi organik lebih efisien bila dibandingkan dengan pola pemasaran padi an-organik. Adapun struktur pasar yang terbentuk untuk padi organik dan padi an-organik ini adalah sama yaitu pasar oligopsoni.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan : pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani padi organik masih lebih rendah dibandingkan dengan petani padi an-organik. Sedangkan pendapatan atas biaya total petani padi organik lebih tinggi daripada petani an-organik. Dan dilihat dari efeisiensi pemasarannya maka pola pemasaran padi organik lebih efisien daripada padi an-organik.

Penelitian yang dilakukan oleh Rohmiatin (2006) mengenai Analisis Strategi Pengembangan Usaha Beras Organik Lembaga Pertanian sehat di desa Pasir


(50)

23

Buncit Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil penelitian yang didasarkan pada EFE dan IFE, dimana total skor bobot hasil dari matriks EFE sebesar 2,81 dan matriks IFE sebesar 2,35 sehingga menempatkan LPS pada matriks V. Posisi ini menggambarkan posisi LPS pada respon unit-unit usaha yang ada terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapinya tergolong sedang.

Hasil dari matriks analisis SWOT diperoleh alternatif SO yaitu membantu proses sertifikasi kegiatan produk organik bagi petani binaan dan menjadi pengawas kegiatan pertanian organik petani dhuafa. Strategi ST yaitu meningkatkan mutu dan kemasan produk agar sulit dipalsukan. Strategi WO yaitu menjalin kerjasama dengan kelompok tani sehat dan dinas pertanian daerah dalam sosialisasi dan promosi produk. Strategi WT yaitu meningkatkan kualitas produksi beras organik dengan penambahan sarana dan prasarana yang mendukung.

Berdasarkan hasil matriks QSP diperoleh bahwa strategi menjalin kerjasama dengan kelompok tani sehat dan dinas pertanian daerah dalam sosialisasi dan promosi roduk merupakan strategi prioritas. Dengan nilai TAS terbesar yaitu 6,19.

Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan (2008) mengenai Analisis Usahatani Padi Ramah Lingkungan dan Padi An-Organik di kelurahan Situgede, kecamatan Bogor Barat. Berdasarkan analisis pendapatan, diketahui bahwa penerimaan total untuk usahatani padi anorganik lebih besar dibandingkan penerimaan total usahatani padi ramah lingkungan. Hal ini disebabkan oleh produktivitas padi anorganik lebih tinggi.

Nilai R/C rasio atas biaya tunai untuk petani pemilik usahatani padi ramah lingkungan sebesar 2,932 sedangkan nilai R/C rasio atas biaya tunai untuk petani pemilik usahatani an-organik hanya sebesar 2,275. Artinya dari setiap satu rupiah


(51)

24

yang dikeluarkan petani pemilik usahatani padi ramah lingkungan dapat menghasilkan tambahan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada penerimaan oleh petani pemilik usahatani an-organik. Untuk petani penggarap nilai R/C rasio atas biaya tunai dan nilai R/C rasio atas biaya total usahatani padi ramah lingkungan lebih besar daripada nilai R/C rasio atas biaya tunai dan nilai R/C rasio atas biaya total rasio atas biaya total usahatani an-organik artinya usahatani padi ramah lingkungan lebih layak daripada usahatani an-organik.

Untuk petani pemilik, nilai B/C rasio sebesar 1,132 artinya perubahan sistem usahatani yang dilakukan oleh petani pemilik memberikan tambahan manfaat yang lebih besar daripada tambahan biaya. Untuk petani penggarap nilai B/C rasio 0,801 artinya perubahan sistem usahatani yang dilakukan oleh petani penggarap memberikan tambahan manfaat yang lebih kecil daripada tambahan biaya sehingga perubahan usahatani yang dilakukan oleh petani penggarap akan memberikan kerugian apabila dilakukan. Dari dua faktor sensitivitas yang dianalisis, faktor penurunan harga beras lebih sensitif dibandingkan faktor kenaikan harga biaya tunai.

Sistem usahatani padi ramah lingkungan yang dilakukan di kelurahan Situgede memiliki produktivitas lebih rendah daripada produktivitas padi anorganik. Hal ini disebabkan karena petani belum menguasai teknik budidaya padi secara padi ramah lingkungan. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut yang membuktikan bahwa padi ramah lingkungan tidak hanya sebagai komoditi sumber karbohidrat tetapi lebih dari itu, padi ramah lingkungan sebagai padi yang sehat.


(52)

25

Perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :

1. Kusumah (2004) : berbeda pada alat analisis yang digunakan. Sama-sama meneliti padi organik (padi ramah lingkungan)

2. Rohmiatin (2006) : berbeda tempat yang dijadikan studi kasusnya sehingga permasalahan juga berbeda. Sama-sama meneliti padi organik serta menggunakan alat yang sama.

3. Ridwan (2008) : berbeda alat analisis dan tempat yang dijadikan studi kasus penelitian. Sama-sama meneliti padi organik.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang ada dimana pada kelompok tani ini memiki kelebihan yang tidak dimiliki oleh bebrapa kelompok tani yang telah diteliti sebelumnya. Secara sepintas kelompok tani ini sepertinya sudah berada pada titik kejenuhan karena usianya yang sudah lama serta perkembangan lahan dan kelompok tani yang ada. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Hal inilah yang membuat penelitian ini menjadi lebih menarik untuk dikaji dan beda dengan skripsi-skripsi yang ada sebelumnya.


(53)

26

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Lingkungan Organisasi

Lingkungan tempat organisasi itu berada, secara garis besar dibagi dalam dua kelompok yaitu lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal sifatnya berada dalam organisasi. Sedangkan lingkungan eksternal sifatnya berada diluar organisasi.

Lingkungan eksternal dapat dibagi dalam kelompok lingkungan makro yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kinerja organisasi serta kelompok lingkungan industri atau persaingan bisnis yang berpengaruh langsung dan signifikan terhadap organisasi. Dengan mengetahui lingkungan internal dan lingkungan eksternal maka dapat dirumuskan bagaimana strategi manajemen yang dapat digunakan perusahaan untuk terus meningkatkan produksi dan memperluas usahanya.

3.1.2 Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal adalah analisis yang dilakukan terhadap situasi dalam perusahaan. Lingkungan internal perusahaan menggambarkan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia, fisik, finansial perusahaan dan juga dapat memperkirakan kelemahan (weakness) dan kekuatan (strength) struktur organisasi maupun manajemen perusahaan (Pearce dan Robinson, 1997).


(54)

27

Dalam menganalisis lingkungan internal ada beberapa unsur yang dianalisis, yaitu diantaranya :

1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan pola hubungan didalam perusahaan atau bentuk formal peraturan dan hubungan antar orang sehingga setiap pekerja dapat diarahkan dalam mencapai tujuan dan misi perusahaan. 2. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan adalah sekumpulan kepercayaan, harapan dan nilai yang dipahami serta dilaksanakan oleh tiap-tiap anggota perusahaan dan akan membentuk perilaku orang-orang didalam perusahaan tersebut.

3. Sumberdaya Perusahaan

Sumberdaya perusahaan adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan guna mendukung perkembangan perusahaan, diantaranya sumberdaya manusia, sumberdaya produksi, sumberdaya keuangan, pemasaran serta penelitian dan pengembangan.

3.1.3 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan para perencana strategi untuk memantau faktor lingkungan eksternal dalam menentukan peluang dan ancaman terhadap perusahaan. Dengan demikian perusahaan dapat memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menangani ancaman dari luar. Lingkungan eksternal dibagi menjadi lingkungan makro dan lingkungan industri.


(55)

28

Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan tersebut memberikan perusahaan peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Lingkungan eksternal makro terdiri atas faktor ekonomi, sosial budaya, politik dan kebijakan pemerintah, teknologi serta demografi.

Faktor Ekonomi

Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan industri. Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara dan arah dari perekonomian dimana suatu perusahaan akan atau sedang berkompetisi. Indikator kesehatan perekonomian suatu negara antara lain adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga, defisit atau surplus perdagangan, ketersediaan kredit, pola konsumsi, tingkat tabungan pribadi dan bisnis serta produk domestik bruto. Misalnya jika terjadi inflasi di suatu negara maka akan berpengaruh kepada kenaikan harga-harga barang di pasar termasuk harga bahan pokok diantaranya beras sehingga akan mengancam penurunan permintaan terhadap produk perdagangan.

Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan

Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, ekologis, pendidikan dan kondisi etnis. Seandainya faktor sosial berubah maka permintaan untuk berbagai produk dan aktivitas juga turut mengalami perubahan. Perusahaan juga harus dapat memperhatikan tentang hal-hal yang menyangkut faktor demografi diantaranya adalah ukuran populasi, distribusi geografi (Lokasi/jalur distribusi beras organik/sehat sampai ke


(56)

agen-29

agen), pencampuran etnis serta distribusi pendapatan. Melihat dinamisnya perubahan yang global mengikuti trend organik, bukan hanya secara domestik.

Faktor Politik dan Kebijakan Pemerintah

Arah dan stabilitas dari faktor politik merupakan pertimbangan utama dalam memformulasikan strategi perusahaan. Kendala-kendala politik diberlakukan terhadap perusahaan melalui keputusan perdagangan yang wajar, program perpajakan, perundangan gaji minimum, kebijakan polusi dan penetapan harga, batasan administratif serta banyak tindakan lain yang bertujuan untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. Kebijakan pemerintah untuk memberi subsidi pada industri dan perusahaan tertentu akan mempengaruhi keberadaan industri atau perusahaan lain (David, 2004). Kebijakan pemerintah dalam hubungannya dengan perusahaan dapat berubah sewaktu-waktu sehingga tindakan pemerintah dapat mempengaruhi pilihan strategi usaha.

Faktor Teknologi

Untuk menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi suatu perusahaan maka harus disadari akan perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat memiliki dampak terhadap perencanaan perusahaan melalui pengembangan proses produksi dan pemasaran produk suatu perusahaan.

Pesaing

Persaingan diantara perusahaan yang bersaing biasanya berpengaruh diantara lima kekuatan bersaing atau konsep Porter’s Competitive strategy (David, 2004). Strategi yang dijalankan oleh salah satu perusahaan dapat berhasil hanya sejauh


(57)

30

strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Persaingan ini terjadi karena satu atau lebih pesaing melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Intensitas persaingan cenderung meningkat kalau jumlah pesaing bertambah karena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam ukuran dan kemampuan (David, 2004).

2. Lingkungan Industri

Dalam menganalisis suatu perusahaan, aspek persaingan industri dimana bisnis perusahaan berada menjadi hal yang sangat penting. Akibatnya, faktor- faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan termasuk kondisi persaingan industri tersebut meliputi pendatang baru, produk pengganti, pembeli, pemasok dan pesaing seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Model Lima Kekuatan Porter Sumber : Kotler, 2002

Pendatang Baru Potensial (Ancaman mobilitas)

Pesaing-Pesaing Industri (Rival Segmen) Pemasok

(Kekuatan Pemasok)

Pengganti/Substitusi (Ancaman Substitusi)

Pembeli (Kekuatan Pembeli)


(58)

31

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Proses manajemen strategi diawali dengan visi dan misi yang dibangun oleh Kelompok Tani Cibeureum Jempol. Selanjtnya, diidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perkembangan Kelompok Tani Cibeureum Jempol. Pada tahap ini dilakukan analisis faktor eksternal dan internal untuk menetapkan strategi pengembangan kelompok tani agar dapat meningkatkan kinerja dan daya saingnya. Analisis lingkungan internal kelompok tani berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kelompok tani tersebut. Sedangkan analisis eksternal kelompok tani berguna untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi Kelompok Tani Cibeureum Jempol.

Kekuatan Kelompok Tani Cibeureum Jempol adalah sebagai perkumpulan anggota petani yang mau berkembang, berwawasan, berkerakyatan serta berusahatani dalam agribisnis. Melalui adanya Kelompok Tani Cibeureum Jempol diharapkan para petani beras organik di Mulyaharja khusunya memiliki wadah aspirasi sehingga petani yang ada akan menjadi lebih kuat baik dalam penerapan teknologi, sistem budidaya, permodalan dan sebagainya. Kelompok Tani Cibeureum Jempol juga diharapkan dapat membantu petani dalam hal pemasaran atau penjualan beras organik/sehat sehingga mampu meningkatkan tingkat pendapatan para petani anggota melalui sistem usahatani yang berkelanjutan dan ramah lingkungan sehingga kelompok tani juga dapat terus berkembang. Penurunan penjualan beras organik pada bulan April dan Juli 2008 merupakan kendala yang dihadapi oleh Kelompok Tani Cibeureum Jempol.


(1)

II. Rating Rata-rata Faktro Strategi Eksternal

Petunjuk pengisian

Tentukan nilai atau rating yang didasarkan pada kemampuan usaha meraih

peluang yang ada berikut ini dengan cara memberikan tanda (v) pada pilihan

Bapak.

Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini :

Nilai 1 =

Sangat Rendah

, respon perusahaan dalam meraih

peluang/mengatasi ancaman tersebut rendah

Nilai 2 =

Rendah

, respon perusahaan dalam meraih peluang/mengatasi

ancaman tersebut sedang (respon sama dengan rata-rata)

Nilai 3 =

Tinggi

, respon perusahaan dalam meraih peluang/mengatasi

ancaman tersebut diatas rata-rata

Nilai 4 =

Sangat Tinggi

, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut

superior

Menurut Bapak/Ibu bagaimana kemampuan kelompok tani Cibeureum Jempol

dalam menanggapi peluang tersebut.

Pakar 1.

No

Peluang 1 2 3 4

1

2

3

4

5

6

Adanya program pemerintah ”Go Organic”

Meningkatnya pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi untuk hidup sehat

Adanya dukungan pemerintah dengan mengeluarkan UU No. 17 Tahun 2007 mengenai ketahanan pangan

Tersedianya pasar beras organik yang luas

Terjalinnya kerjasama yang baik dengan kelompok tani sejenis, PT. Pupuk Sriwijaya, serta dinas agribisnis setempat

Ketersediaan air yang cukup baik

v v

v

v

v


(2)

Pakar 2

P

akar 3.

No

Peluang 1 2 3 4

1

2

3

4

5

6

Adanya program pemerintah ”Go Organic”

Meningkatnya pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi untuk hidup sehat

Adanya dukungan pemerintah dengan mengeluarkan UU No. 17 Tahun 2007 mengenai ketahanan pangan

Tersedianya pasar beras organik yang luas

Terjalinnya kerjasama yang baik dengan kelompok tani sejenis, PT. Pupuk Sriwijaya, serta dinas agribisnis setempat

Ketersediaan air yang cukup baik

v

v

v

v

v

v

No

Peluang 1 2 3 4

1

2

3

4

5

6

Adanya program pemerintah ”Go Organic”

Meningkatnya pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi untuk hidup sehat

Adanya dukungan pemerintah dengan mengeluarkan UU No. 17 Tahun 2007 mengenai ketahanan pangan

Tersedianya pasar beras organik yang luas

Terjalinnya kerjasama yang baik dengan kelompok tani sejenis, PT. Pupuk Sriwijaya, serta dinas agribisnis setempat

Ketersediaan air yang cukup baik

v

v

v

v v


(3)

Menurut Bapak/Ibu bagaiman kemampuan kelompok tani Cibeureum Jempol

dalam menghadapi ancaman yang ada :

Pakar 1.

Pakar 2.

Pakar 3.

No

Ancaman 1 2 3 4

1

2

3

4

5

Tingkat daya beli masyarakat masih rendah

Banyaknya beredar produk organik palsu

Adanya program diversifikasi produk pangan

Semakin meningkatnya bers miskin yang disediakan oleh pemerintah

Lahan produktif yang semakin menyempit

diakibatkan pembelian secara paksa oleh salah satu perusahaan terbesar di Indonesia

v

v

v

v

v

No

Ancaman 1 2 3 4

1

2

3

4

5

Tingkat daya beli masyarakat masih rendah

Banyaknya beredar produk organik palsu

Adanya program diversifikasi produk pangan

Perubahan cuaca (Climate Change) dan isu bencana alam yang terjadi di Indonesia

Lahan produktif yang semakin menyempit

diakibatkan pembelian secara paksa oleh salah satu perusahaan terbesar di Indonesia

v

v

v

v

v

No

Ancaman 1 2 3 4

1

2

3

4

5

Tingkat daya beli masyarakat masih rendah Banyaknya beredar produk organik palsu

Adanya program diversifikasi produk pangan

Semakin meningkatnya bers miskin yang disediakan oleh pemerintah

Lahan produktif yang semakin menyempit

diakibatkan pembelian secara paksa oleh salah satu perusahaan terbesar di Indonesia

v

v

v

v


(4)

Rating Rata-rata Faktor Startegis Eksternal

Peluang : Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Rata-rata

A. Adanya program pemerintah “Go Organic”

B. Meningkatnya pendidikan dan kesadaran masyarakat akan oentingnya gizi untuk hidup sehat C. Adanya dukungan pemerintah

dengan mengeluarkan UU No. 17 Tahun 2007 mengenai ketahanan pangan

D. Tersedianya pasar beras organic yang masih luas

E. Terjalinnya kerjasama yang baik dengan kelompok tani sejenis, PT. Pupuk Sriwijaya serta Dinas agribisnis setempat

F. Ketersediaan air yang cukup baik

4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 2 3 4 4,000 3,667 3,333 2,667 3,333 4,000 Ancaman :

G. Tingkat daya beli masyarakat yang masih rendah

H. Banyaknya beredar produk organik palsu

I. Adanya program diversifikasi produk pangan

J. Semakin meningkatnya beras miskin yang disediakan oleh pemerintah

K. Lahan produktif yang semakin menyempit diakibatkan pembelian secara paksa oleh salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. 2 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3,333 3,000 3,000 2,000 3,000


(5)

Lampiran 5. Kuisioner Matriks QSP

Penentuan Alternatif Strategi dengan Matriks QSP

Tujuan :

QSPM menentukan daya tarik relative dari berbagai strategi berdasarkan seberapa

jauh faktor kunci keberhasilan internal dan eksternal dimanfaatkan atau

diperbaiki. QSPM secara objektif akan mengindikasikan alternatif strategi mana

yang terbaik untuk dilakukan.

Alternatif Strategi :

Strategi 1

: Memperluas jaringan pasar.

Strategi 2

: Meningkatkan kualitas produk beras organik melalui kemasan

ataupun pengembangan penanganan pascapanen.

Strategi 3

: Meningkatkan promosi mengenai beras organik kepada

masyarakat baik melalui penyuluhan ataupun media lain.

Strategi 4

: Mengembangkan produksi dengan menggunakan bibit beras

organik unggul dengan tingkat produktivitas yang lebih tinggi.

Strategi 5

: Memperkuat modal melalui pengembangan kerjasama dengan

pihak swasta, pemerintah serta masyarakat setempat.

Strategi 6

: Perbaikan sistem manajemen keuangan pada kelompok tani

Cibeureum Jempol.

Strategi 7

: Meningkatkan pendidikan SDM yang ada melalui pelatihan rutin

didalam kelompok tani Cibeureum Jempol

Strategi 8

: Menjalin kerjasama dengan para ahli teknologi baik dari institusi

pendidikan maupun instansi terkait guna mendapatkan teknologi

pertanian yang sehat, cepat dan tepat guna.


(6)

Petunjuk Pengisian :

Tentukan

Attractive Score

(AS) atau daya tarik masing-masing factor internal

(kekuatan dan kelemahan) serta factor eksternal (peluang dan ancaman) untuk

masing-masing alternative strategi pengembangan sebagaimana disebut diatas.

Mengajukan pertanyaan, apakah factor sukses kritis ini mempengaruhi pilihan

strategi yang dibuat. Jika jawabannya “tidak”, maka kolom AS tidak perlu diisi.

Jika jawabannya “ya” maka kolom AS diisi dengan :

1= Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relative terhadap alternatif

lain

2= Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relative terhadap alternatif

lain

3= Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relative terhadap alternatif

lain

4= Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relative terhadap alternatif

lain