Analisis Pola Konsumsi Pangan di Provinsi Jawa Barat

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN
DI PROVINSI JAWA BARAT

RATNA CAHYANINGSIH

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN
DI PROVINSI JAWA BARAT

RATNA CAHYANINGSIH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga


PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

RINGKASAN
RATNA CAHYANINGSIH. Analisis Pola Konsumsi Pangan di Provinsi Jawa
Barat. Dibimbing oleh YAYUK FARIDA BALIWATI.
Pangan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia yang berperan
penting dalam meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat. Terpenuhinya
kebutuhan pangan tersebut dapat dilihat dari ketersediaan pangannya. Namun,
ketersediaan pangan yang cukup untuk seluruh penduduk di suatu wilayah belum
menjamin terhindarnya penduduk dari masalah pangan dan gizi. selain
ketersediaannya juga perlu diperhatikan dari aspek pola konsumsi rumah tangga
atau keseimbangan kontribusi diantara jenis pangan yang dikonsumsi, sehingga
dapat memenuhi standar gizi yang dianjurkan.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis pola konsumsi
pangan di Provinsi Jawa Barat. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: (1)
Menganalisis pola konsumsi pangan sumber karbohidrat dan protein menurut

tipe daerah; (2) Menganalisis pola konsumsi pangan sumber karbohidrat dan
protein menurut golongan pengeluaran; dan (3) Menganalisis tingkat dan
keanekaragaman konsumsi pangan menurut tipe daerah dan golongan
pengeluaran.
Desain penelitian ini merupakan time series. Penelitian dilakukan di
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan melakukan analisis data
sekunder Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2005 dan 2007.
Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive/sengaja dengan alasan Jawa Barat
memiliki jumlah penduduk yang cukup besar baik di perkotaan maupun
pedesaan. Jumlah penduduk tahun 2005 di Provinsi Jawa Barat sebanyak 39
960 869 jiwa, sedangkan di provinsi lain seperti Jawa Timur sebanyak 36 294
280 jiwa, Jawa Tengah sebanyak 31 977 968 jiwa.
Data yang diolah dan dianalis pada penelitian ini adalah data sekunder
hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) untuk Provinsi Jawa Barat tahun
2005 (data modul) dan 2007 (data panel). Data tersebut meliputi data konsumsi
pangan rata-rata per kapita seminggu menurut jenis makanan berdasarkan
golongan pengeluaran per kapita sebulan yang mencakup 214 jenis pangan
yang meliputi data kuantitas dan nilainya pada berbagai tipe wilayah (pedesaan,
perkotaan, dan pedesaan+perkotaan).
Pengolahan data dilakukan dengan “Program Aplikasi Perencanaan

Pangan dan Gizi” yang dikembangkan oleh Heryatno, Baliwati, Martianto, &
Herawati (2004). Analisis data dilakukan secara deskriptif. Analisis dibedakan
menurut tipe daerah (pedesaan, perkotaan dan pedesaan+perkotaan) dan
golongan pengeluaran. Penentuan pola konsumsi pangan berdasarkan kuantitas,
kkal/kap/hari dan kontribusi energi (%).
Pola konsumsi pangan sumber karbohidrat didominasi oleh beras dan
terigu. Hal ini terjadi di pedesaan, perkotaan dan pedesaan+perkotaan wilayah
Provinsi Jawa Barat, baik tahun 2005 maupun 2007. Kuantitas konsumsi beras di
pedesaan sebesar 338.4 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 322.2 gr/kap/hari (tahun
2007), perkotaan sebesar 284.6 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 266.6 gr/kap/hari
(tahun 2007) dan pedesaan+perkotaan sebesar 310.0 gr/kap/hari (tahun 2005)
dan 289.5 gr/kap/hari (tahun 2007). Kuantitas konsumsi terigu di pedesaan
sebesar 29.3 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 35.7 gr/kap/hari (tahun 2007),
perkotaan sebesar 33.9 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 41.6 gr/kap/hari (tahun
2007) dan pedesaan+perkotaan sebesar 31.7 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 39.2
gr/kap/hari (tahun 2007). Kontribusi energi dari beras lebih tinggi di pedesaan

(78.9% tahun 2005 dan 75.7% tahun 2007) daripada perkotaan (76.2% tahun
2005 dan 71.0% tahun 2007), namun kontribusi energi terigu di pedesaan (16.6%
tahun 2005 dan 20.4% tahun 2007) lebih rendah daripada perkotaan (20.8%

tahun 2005 dan 25.6% tahun 2007).
Pola konsumsi pangan sumber protein hewani didominasi oleh ikan baik
di pedesan, perkotaan maupun pedesaan+perkotaan wilayah Provinsi Jawa
Barat. Kuantitas konsumsi ikan di pedesaan sebesar 43.0 gr/kap/hari (tahun
2005) dan 37.6 gr/kap/hari (tahun 2007), perkotaan sebesar 44.5 gr/kap/hari
(tahun 2005) dan 40.6 gr/kap/hari (tahun 2007) dan pedesaan+perkotaan
sebesar 43.5 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 39.4 gr/kap/hari (tahun 2007).
Kontribusi energi dari ikan lebih tinggi di pedesaan (24.9% tahun 2005 dan
22.1% tahun 2007) daripada perkotaan (17.1% tahun 2005 dan 15.9% tahun
2007). Susu merupakan pangan yang memiliki laju peningkatan paling tinggi,
baik di pedesaan, perkotaan maupun pedesaan+perkotaan yaitu sebesar 31.0,
20.3 dan 27.3.
Pola konsumsi pangan sumber protein nabati didominasi oleh kacang
kedelai baik di pedesan, perkotaan maupun pedesaan+perkotaan wilayah
Provinsi Jawa Barat. Kuantitas konsumsi kacang kedelai di pedesaan sebesar
25.4 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 24.9 gr/kap/hari (tahun 2007), perkotaan
sebesar 29.4 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 30.0 gr/kap/hari (tahun 2007) dan
pedesaan+perkotaan sebesar 27.6 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 27.9 gr/kap/hari
(tahun 2007). Kontribusi energi dari kacang kedelai tahun 2005 di perkotaan
(23.1%) lebih tinggi daripada pedesaan (19.5%), sedangkan pada tahun 2007 di

pedesaan (21.9%) lebih tinggi daripada perkotaan (21.2%).
Pola konsumsi pangan sumber karbohidrat di Provinsi Jawa Barat adalah
beras dan terigu. Kondisi tersebut terlihat di setiap golongan pengeluaran, baik
pada tahun 2005 maupun 2007. Pola konsumsi pangan sumber protein hewani
menurut golongan pengeluaran di Provinsi Jawa Barat yaitu ikan, daging
ruminansia, daging unggas dan susu. Untuk pola konsumsi pangan sumber
protein nabati didominasi oleh kacang kedelai. Kondisi tersebut terlihat di setiap
golongan pengeluaran. Kacang tanah juga menjadi pola konsumsi pangan,
namun tidak merata di setiap golongan pengeluaran.
Tingkat konsumsi energi di pedesaan lebih tinggi daripada di perkotaan.
Kelompok pangan yang mendominasi adalah kelompok padi-padian. Hal ini
karena tingkat pendapatan di perkotaan relatif lebih tinggi daripada di pedesaan.
Skor PPH di Provinsi Jawa Barat masih belum mencapai ideal yaitu 100. Skor
PPH di perkotaan (77.5 tahun 2005 dan 80.3 tahun 2007) lebih tinggi daripada di
pedesaan (71.7 tahun 2005 dan 75.2 tahun 2007) dan skor PPH tahun 2007
lebih tinggi dibandingkan tahun 2005. Hal ini menunjukkan mutu keragaman
konsumsi pangan di perkotaan lebih beragam dibandingkan di pedesaan.
Pola konsumsi pangan sumber karbohidrat di Provinsi Jawa Barat adalah
beras dan terigu. Kondisi tersebut terlihat di pedesaan, perkotaan dan
pedesaan+perkotaan, baik pada tahun 2005 maupun 2007. Pola konsumsi

pangan sumber protein hewani di Provinsi Jawa Barat yaitu ikan, daging
ruminansia, daging unggas dan susu terlihat di pedesaan, perkotaan dan
pedesaan+perkotaan, baik pada tahun 2005 maupun 2007. Pola konsumsi
pangan sumber protein nabati didominasi oleh kacang kedelai dan kacang tanah.
Kondisi tersebut terlihat di pedesaan, perkotaan dan pedesaan+perkotaan.
Tingkat konsumsi energi didominasi dari kelompok pangan padi-padian, di
pedesaan, perkotaan dan pedesaan+perkotaan baik tahun 2005 maupun 2007.
Kondisi tersebut juga terlihat pada setiap golongan pengeluaran.

Judul Skripsi

: Analisis Pola Konsumsi Pangan di Provinsi Jawa Barat

Nama mahasiswa

: Ratna Cahyaningsih

NIM

: A54104006


Disetujui
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, MS
NIP : 131 669 944

Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr
NIP : 131 124 019

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Pola Konsumsi Pangan di Provinsi Jawa Barat”. Penulis menyampaikan
terima kasih dan penghargaan atas semua keikhlasan bantuan yang telah

diberikan, yaitu kepada:
1.

Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, MS selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, dan dorongan dengan
penuh pengertian sejak awal penyusunan hingga terselesainya skripsi ini.

2.

Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS selaku dosen pembimbing akademik atas
bimbingan dan arahannya selama ini.

3.

Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS selaku dosen pemandu seminar dan penguji atas
arahan dan saran yang diberikan.

4.

Seluruh Staf Pengajar GMSK yang telah memberikan bekal pendidikan dan

wawasan serta staf administrasi yang telah membantu penulis.

5.

Bapak, ibu dan adikku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa,
dukungan dan perhatian kepada penulis.

6.

Keluarga besar Woso Sirus dan Mat Asim yang juga selalu memberikan
dukungan dan kasih sayang kepada keluarga penulis.

7.

Kakak-kakakku, mbak Ulik, dan mas Ipung yang selalu memberikan
semangat, dukungan dan perhatian untuk menyelesaikan skripsi ini.

8.

Teman-teman satu bimbingan, mbak Anna dan Merry atas semangatnya

serta mbak Anggit atas bantuan, kerjasama dan dukungannya.

9.

Sahabat-sahabatku, Devi P, Venny, Any, Rizka, Nanad, Angel, Yesa, Henny,
Friska, Adhin, Ira, Dewi, Meita, Ima, Noni, Yuli, Ari, dan teman-teman GMSK
41 lainnya atas bantuan, semangat, serta keceriaan yang diberikan.

10. Semua teman Wardhatul Jannah (Shofi, Ulil, Astri, Mimi, Hasti dkk) dan
teman KKP di Caringin, Bogor (Agita, Marni, Desty, Anggy, dan Rocky) atas
kerja sama, dukungan, dan keceriaan selama ini serta kepada berbagai
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Bogor, Agustus 2008

Ratna Cahyaningsih

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 27 Maret 1986 dari ayah
Tumiran dan ibu Kasih. Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan di MI Bahrul Ulum Kebonsari Madiun pada
tahun 1998. Pada tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan di MTs Negeri
Doho Dolopo Madiun. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di SMU Negeri
1 Geger Madiun dan lulus pada tahun 2004.
Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Program Studi Gizi Masyarakat
dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian. Semasa kuliah, penulis pernah
aktif dalam organisasi kemahasiswaan Koperasi Mahasiswa, Bina Desa GMSK,
Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia (HMPPI) pada tahun 2006-2007
dan pengurus Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu Gizi Pertanian (Himagita)
periode tahun 2005-2006 dan 2006-2007. Selain itu penulis juga pernah menjadi
relawan pada Posko Penanganan Tumbuh Kembang Anak Korban Gempa di
Kabupaten Klaten pada tahun 2006.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xiii
PENDAHULUAN................................................................................................1
Latar Belakang .........................................................................................1
Tujuan ......................................................................................................3
Kegunaan .................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................5
Pola Konsumsi Pangan ............................................................................5
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan ..............................13
Karakteristik Umum Data Susenas ...........................................................15
KERANGKA PEMIKIRAN ..................................................................................21
METODE ...........................................................................................................22
Desain, Tempat dan Waktu ......................................................................22
Jenis dan Cara Pengumpulan Data ..........................................................22
Pengolahan dan Analisis Data ..................................................................22
Definisi Operasional..................................................................................26
HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................................28
Keadaan Umum Wilayah ..........................................................................28
Geografis dan Topografis ................................................................28
Demografi dan Sosial Ekonomi........................................................28
Produksi Pangan.............................................................................31
Pola Konsumsi Pangan ............................................................................33
Menurut Tipe Daerah .......................................................................33
Menurut Golongan Pengeluaran ......................................................52
Tingkat dan Keragaman Konsumsi Pangan Menurut Tipe Daerah
dan Golongan Pengeluaran ............................................................74
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................84
Kesimpulan ...............................................................................................84
Saran ........................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................87
LAMPIRAN ........................................................................................................91

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1.

Susunan pola pangan harapan (PPH) nasional tahun 2020 ..............................
13

2.

Pengelompokan dan jumlah jenis pangan dalam data Susenas
17
2005 dan 2007 ................................................................................................

3.

19
Variabel/klasifikasi, skor dan kriteria desa 2000 ................................................

4.

Pengelompokan golongan pengeluaran dalam Susenas menurut
24
Badan Pusat Statistik tahun 2005 dan 2007 ......................................................

5.

25
Skor dan susunan pola pangan harapan (PPH) ................................................

6

Persentase jumlah penduduk pencari kerja berdasarkan
30
pendidikan ................................................................................................

7.

Target ketersediaan dan produksi wilayah Provinsi Jawa Barat
32
tahun 2007 ................................................................................................

8.

Pola konsumsi pangan sumber karbohidrat penduduk di Provinsi
34
Jawa Barat menurut tipe daerah tahun 2005 dan 2007 ................................

9.

Pola konsumsi pangan sumber protein hewani penduduk di
39
Provinsi Jawa Barat menurut tipe daerah tahun 2005 dan 2007........................

10. Pola konsumsi pangan sumber protein nabati penduduk di Provinsi
43
Jawa Barat menurut tipe daerah tahun 2005 dan 2007 ................................
11. Pola konsumsi pangan sumber karbohidrat dan protein penduduk
46
di Provinsi Jawa Barat menurut tipe daerah tahun 2005 dan 2007 ....................
12. Konsumsi energi beras menurut bentuk pangan dan tipe daerah di
46
Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ........................................................
13. Konsumsi energi terigu menurut bentuk pangan dan tipe daerah di
47
Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ........................................................
14. Konsumsi energi ikan menurut bentuk pangan dan tipe daerah di
48
Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ........................................................
15. Konsumsi energi telur menurut bentuk pangan dan tipe daerah di
49
Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ........................................................
16. Konsumsi energi daging unggas menurut bentuk pangan dan tipe
50
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
17. Konsumsi energi kacang kedelai menurut bentuk pangan dan tipe
51
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................

18. Konsumsi energi kacang tanah menurut bentuk pangan dan tipe
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007................................
51
19. Kontribusi energi pangan sumber karbohidrat menurut golongan
pengeluaran dan tipe daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005
dan 2007 ................................................................................................64
20. Kontribusi energi pangan sumber protein hewani menurut
golongan pengeluaran dan tipe daerah di Provinsi Jawa Barat
68
tahun 2005 dan 2007 ........................................................................................
21. Kontribusi energi pangan sumber protein nabati menurut golongan
pengeluaran dan tipe daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005
dan 2007 ................................................................................................70
22. Rekap pola konsumsi pangan sumber karbohidrat dan protein
penduduk di Provinsi Jawa Barat menurut golongan pengeluaran
73
tahun 2005 dan 2007 ........................................................................................
23. Situasi komposisi pangan penduduk di Provinsi Jawa Barat
75
menurut tipe daerah tahun 2005 dan 2007 ........................................................
24. Konsumsi pangan sumber protein hewani di pedesaan wilayah
77
Provinsi Jawa Barat menurut tipe daerah tahun 2005 dan 2007 ........................
25. Konsumsi pangan sumber protein hewani di perkotaan wilayah
78
Provinsi Jawa Barat menurut tipe daerah tahun 2005 dan 2007 ........................
26. Konsumsi pangan sumber protein hewani di pedesaan+perkotaan
wilayah Provinsi Jawa Barat menurut tipe daerah tahun 2005 dan
78
2007 ..................................................................................................................
27. Situasi konsumsi pangan penduduk provinsi Jawa Barat menurut
81
tipe daerah dan kelompok pangan tahun 2005 dan 2007 ................................
28. Rincian rata-rata konsumsi energi per kapita per hari menurut tipe
daerah tahun 2005 dan 2007 ................................................................82
29. Rincian rata-rata konsumsi protein per kapita per hari menurut tipe
daerah tahun 2005 dan 2007 ................................................................83

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN
DI PROVINSI JAWA BARAT

RATNA CAHYANINGSIH

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN
DI PROVINSI JAWA BARAT

RATNA CAHYANINGSIH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

RINGKASAN
RATNA CAHYANINGSIH. Analisis Pola Konsumsi Pangan di Provinsi Jawa
Barat. Dibimbing oleh YAYUK FARIDA BALIWATI.
Pangan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia yang berperan
penting dalam meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat. Terpenuhinya
kebutuhan pangan tersebut dapat dilihat dari ketersediaan pangannya. Namun,
ketersediaan pangan yang cukup untuk seluruh penduduk di suatu wilayah belum
menjamin terhindarnya penduduk dari masalah pangan dan gizi. selain
ketersediaannya juga perlu diperhatikan dari aspek pola konsumsi rumah tangga
atau keseimbangan kontribusi diantara jenis pangan yang dikonsumsi, sehingga
dapat memenuhi standar gizi yang dianjurkan.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis pola konsumsi
pangan di Provinsi Jawa Barat. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: (1)
Menganalisis pola konsumsi pangan sumber karbohidrat dan protein menurut
tipe daerah; (2) Menganalisis pola konsumsi pangan sumber karbohidrat dan
protein menurut golongan pengeluaran; dan (3) Menganalisis tingkat dan
keanekaragaman konsumsi pangan menurut tipe daerah dan golongan
pengeluaran.
Desain penelitian ini merupakan time series. Penelitian dilakukan di
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan melakukan analisis data
sekunder Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2005 dan 2007.
Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive/sengaja dengan alasan Jawa Barat
memiliki jumlah penduduk yang cukup besar baik di perkotaan maupun
pedesaan. Jumlah penduduk tahun 2005 di Provinsi Jawa Barat sebanyak 39
960 869 jiwa, sedangkan di provinsi lain seperti Jawa Timur sebanyak 36 294
280 jiwa, Jawa Tengah sebanyak 31 977 968 jiwa.
Data yang diolah dan dianalis pada penelitian ini adalah data sekunder
hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) untuk Provinsi Jawa Barat tahun
2005 (data modul) dan 2007 (data panel). Data tersebut meliputi data konsumsi
pangan rata-rata per kapita seminggu menurut jenis makanan berdasarkan
golongan pengeluaran per kapita sebulan yang mencakup 214 jenis pangan
yang meliputi data kuantitas dan nilainya pada berbagai tipe wilayah (pedesaan,
perkotaan, dan pedesaan+perkotaan).
Pengolahan data dilakukan dengan “Program Aplikasi Perencanaan
Pangan dan Gizi” yang dikembangkan oleh Heryatno, Baliwati, Martianto, &
Herawati (2004). Analisis data dilakukan secara deskriptif. Analisis dibedakan
menurut tipe daerah (pedesaan, perkotaan dan pedesaan+perkotaan) dan
golongan pengeluaran. Penentuan pola konsumsi pangan berdasarkan kuantitas,
kkal/kap/hari dan kontribusi energi (%).
Pola konsumsi pangan sumber karbohidrat didominasi oleh beras dan
terigu. Hal ini terjadi di pedesaan, perkotaan dan pedesaan+perkotaan wilayah
Provinsi Jawa Barat, baik tahun 2005 maupun 2007. Kuantitas konsumsi beras di
pedesaan sebesar 338.4 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 322.2 gr/kap/hari (tahun
2007), perkotaan sebesar 284.6 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 266.6 gr/kap/hari
(tahun 2007) dan pedesaan+perkotaan sebesar 310.0 gr/kap/hari (tahun 2005)
dan 289.5 gr/kap/hari (tahun 2007). Kuantitas konsumsi terigu di pedesaan
sebesar 29.3 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 35.7 gr/kap/hari (tahun 2007),
perkotaan sebesar 33.9 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 41.6 gr/kap/hari (tahun
2007) dan pedesaan+perkotaan sebesar 31.7 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 39.2
gr/kap/hari (tahun 2007). Kontribusi energi dari beras lebih tinggi di pedesaan

(78.9% tahun 2005 dan 75.7% tahun 2007) daripada perkotaan (76.2% tahun
2005 dan 71.0% tahun 2007), namun kontribusi energi terigu di pedesaan (16.6%
tahun 2005 dan 20.4% tahun 2007) lebih rendah daripada perkotaan (20.8%
tahun 2005 dan 25.6% tahun 2007).
Pola konsumsi pangan sumber protein hewani didominasi oleh ikan baik
di pedesan, perkotaan maupun pedesaan+perkotaan wilayah Provinsi Jawa
Barat. Kuantitas konsumsi ikan di pedesaan sebesar 43.0 gr/kap/hari (tahun
2005) dan 37.6 gr/kap/hari (tahun 2007), perkotaan sebesar 44.5 gr/kap/hari
(tahun 2005) dan 40.6 gr/kap/hari (tahun 2007) dan pedesaan+perkotaan
sebesar 43.5 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 39.4 gr/kap/hari (tahun 2007).
Kontribusi energi dari ikan lebih tinggi di pedesaan (24.9% tahun 2005 dan
22.1% tahun 2007) daripada perkotaan (17.1% tahun 2005 dan 15.9% tahun
2007). Susu merupakan pangan yang memiliki laju peningkatan paling tinggi,
baik di pedesaan, perkotaan maupun pedesaan+perkotaan yaitu sebesar 31.0,
20.3 dan 27.3.
Pola konsumsi pangan sumber protein nabati didominasi oleh kacang
kedelai baik di pedesan, perkotaan maupun pedesaan+perkotaan wilayah
Provinsi Jawa Barat. Kuantitas konsumsi kacang kedelai di pedesaan sebesar
25.4 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 24.9 gr/kap/hari (tahun 2007), perkotaan
sebesar 29.4 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 30.0 gr/kap/hari (tahun 2007) dan
pedesaan+perkotaan sebesar 27.6 gr/kap/hari (tahun 2005) dan 27.9 gr/kap/hari
(tahun 2007). Kontribusi energi dari kacang kedelai tahun 2005 di perkotaan
(23.1%) lebih tinggi daripada pedesaan (19.5%), sedangkan pada tahun 2007 di
pedesaan (21.9%) lebih tinggi daripada perkotaan (21.2%).
Pola konsumsi pangan sumber karbohidrat di Provinsi Jawa Barat adalah
beras dan terigu. Kondisi tersebut terlihat di setiap golongan pengeluaran, baik
pada tahun 2005 maupun 2007. Pola konsumsi pangan sumber protein hewani
menurut golongan pengeluaran di Provinsi Jawa Barat yaitu ikan, daging
ruminansia, daging unggas dan susu. Untuk pola konsumsi pangan sumber
protein nabati didominasi oleh kacang kedelai. Kondisi tersebut terlihat di setiap
golongan pengeluaran. Kacang tanah juga menjadi pola konsumsi pangan,
namun tidak merata di setiap golongan pengeluaran.
Tingkat konsumsi energi di pedesaan lebih tinggi daripada di perkotaan.
Kelompok pangan yang mendominasi adalah kelompok padi-padian. Hal ini
karena tingkat pendapatan di perkotaan relatif lebih tinggi daripada di pedesaan.
Skor PPH di Provinsi Jawa Barat masih belum mencapai ideal yaitu 100. Skor
PPH di perkotaan (77.5 tahun 2005 dan 80.3 tahun 2007) lebih tinggi daripada di
pedesaan (71.7 tahun 2005 dan 75.2 tahun 2007) dan skor PPH tahun 2007
lebih tinggi dibandingkan tahun 2005. Hal ini menunjukkan mutu keragaman
konsumsi pangan di perkotaan lebih beragam dibandingkan di pedesaan.
Pola konsumsi pangan sumber karbohidrat di Provinsi Jawa Barat adalah
beras dan terigu. Kondisi tersebut terlihat di pedesaan, perkotaan dan
pedesaan+perkotaan, baik pada tahun 2005 maupun 2007. Pola konsumsi
pangan sumber protein hewani di Provinsi Jawa Barat yaitu ikan, daging
ruminansia, daging unggas dan susu terlihat di pedesaan, perkotaan dan
pedesaan+perkotaan, baik pada tahun 2005 maupun 2007. Pola konsumsi
pangan sumber protein nabati didominasi oleh kacang kedelai dan kacang tanah.
Kondisi tersebut terlihat di pedesaan, perkotaan dan pedesaan+perkotaan.
Tingkat konsumsi energi didominasi dari kelompok pangan padi-padian, di
pedesaan, perkotaan dan pedesaan+perkotaan baik tahun 2005 maupun 2007.
Kondisi tersebut juga terlihat pada setiap golongan pengeluaran.

Judul Skripsi

: Analisis Pola Konsumsi Pangan di Provinsi Jawa Barat

Nama mahasiswa

: Ratna Cahyaningsih

NIM

: A54104006

Disetujui
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, MS
NIP : 131 669 944

Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr
NIP : 131 124 019

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Pola Konsumsi Pangan di Provinsi Jawa Barat”. Penulis menyampaikan
terima kasih dan penghargaan atas semua keikhlasan bantuan yang telah
diberikan, yaitu kepada:
1.

Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, MS selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, dan dorongan dengan
penuh pengertian sejak awal penyusunan hingga terselesainya skripsi ini.

2.

Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS selaku dosen pembimbing akademik atas
bimbingan dan arahannya selama ini.

3.

Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS selaku dosen pemandu seminar dan penguji atas
arahan dan saran yang diberikan.

4.

Seluruh Staf Pengajar GMSK yang telah memberikan bekal pendidikan dan
wawasan serta staf administrasi yang telah membantu penulis.

5.

Bapak, ibu dan adikku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa,
dukungan dan perhatian kepada penulis.

6.

Keluarga besar Woso Sirus dan Mat Asim yang juga selalu memberikan
dukungan dan kasih sayang kepada keluarga penulis.

7.

Kakak-kakakku, mbak Ulik, dan mas Ipung yang selalu memberikan
semangat, dukungan dan perhatian untuk menyelesaikan skripsi ini.

8.

Teman-teman satu bimbingan, mbak Anna dan Merry atas semangatnya
serta mbak Anggit atas bantuan, kerjasama dan dukungannya.

9.

Sahabat-sahabatku, Devi P, Venny, Any, Rizka, Nanad, Angel, Yesa, Henny,
Friska, Adhin, Ira, Dewi, Meita, Ima, Noni, Yuli, Ari, dan teman-teman GMSK
41 lainnya atas bantuan, semangat, serta keceriaan yang diberikan.

10. Semua teman Wardhatul Jannah (Shofi, Ulil, Astri, Mimi, Hasti dkk) dan
teman KKP di Caringin, Bogor (Agita, Marni, Desty, Anggy, dan Rocky) atas
kerja sama, dukungan, dan keceriaan selama ini serta kepada berbagai
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Bogor, Agustus 2008

Ratna Cahyaningsih

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 27 Maret 1986 dari ayah
Tumiran dan ibu Kasih. Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di MI Bahrul Ulum Kebonsari Madiun pada
tahun 1998. Pada tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan di MTs Negeri
Doho Dolopo Madiun. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di SMU Negeri
1 Geger Madiun dan lulus pada tahun 2004.
Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Program Studi Gizi Masyarakat
dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian. Semasa kuliah, penulis pernah
aktif dalam organisasi kemahasiswaan Koperasi Mahasiswa, Bina Desa GMSK,
Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia (HMPPI) pada tahun 2006-2007
dan pengurus Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu Gizi Pertanian (Himagita)
periode tahun 2005-2006 dan 2006-2007. Selain itu penulis juga pernah menjadi
relawan pada Posko Penanganan Tumbuh Kembang Anak Korban Gempa di
Kabupaten Klaten pada tahun 2006.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xiii
PENDAHULUAN................................................................................................1
Latar Belakang .........................................................................................1
Tujuan ......................................................................................................3
Kegunaan .................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................5
Pola Konsumsi Pangan ............................................................................5
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan ..............................13
Karakteristik Umum Data Susenas ...........................................................15
KERANGKA PEMIKIRAN ..................................................................................21
METODE ...........................................................................................................22
Desain, Tempat dan Waktu ......................................................................22
Jenis dan Cara Pengumpulan Data ..........................................................22
Pengolahan dan Analisis Data ..................................................................22
Definisi Operasional..................................................................................26
HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................................28
Keadaan Umum Wilayah ..........................................................................28
Geografis dan Topografis ................................................................28
Demografi dan Sosial Ekonomi........................................................28
Produksi Pangan.............................................................................31
Pola Konsumsi Pangan ............................................................................33
Menurut Tipe Daerah .......................................................................33
Menurut Golongan Pengeluaran ......................................................52
Tingkat dan Keragaman Konsumsi Pangan Menurut Tipe Daerah
dan Golongan Pengeluaran ............................................................74
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................84
Kesimpulan ...............................................................................................84
Saran ........................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................87
LAMPIRAN ........................................................................................................91

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1.

Susunan pola pangan harapan (PPH) nasional tahun 2020 ..............................
13

2.

Pengelompokan dan jumlah jenis pangan dalam data Susenas
17
2005 dan 2007 ................................................................................................

3.

19
Variabel/klasifikasi, skor dan kriteria desa 2000 ................................................

4.

Pengelompokan golongan pengeluaran dalam Susenas menurut
24
Badan Pusat Statistik tahun 2005 dan 2007 ......................................................

5.

25
Skor dan susunan pola pangan harapan (PPH) ................................................

6

Persentase jumlah penduduk pencari kerja berdasarkan
30
pendidikan ................................................................................................

7.

Target ketersediaan dan produksi wilayah Provinsi Jawa Barat
32
tahun 2007 ................................................................................................

8.

Pola konsumsi pangan sumber karbohidrat penduduk di Provinsi
34
Jawa Barat menurut tipe daerah tahun 2005 dan 2007 ................................

9.

Pola konsumsi pangan sumber protein hewani penduduk di
39
Provinsi Jawa Barat menurut tipe daerah tahun 2005 dan 2007........................

10. Pola konsumsi pangan sumber protein nabati penduduk di Provinsi
43
Jawa Barat menurut tipe daerah tahun 2005 dan 2007 ................................
11. Pola konsumsi pangan sumber karbohidrat dan protein penduduk
46
di Provinsi Jawa Barat menurut tipe daerah tahun 2005 dan 2007 ....................
12. Konsumsi energi beras menurut bentuk pangan dan tipe daerah di
46
Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ........................................................
13. Konsumsi energi terigu menurut bentuk pangan dan tipe daerah di
47
Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ........................................................
14. Konsumsi energi ikan menurut bentuk pangan dan tipe daerah di
48
Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ........................................................
15. Konsumsi energi telur menurut bentuk pangan dan tipe daerah di
49
Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ........................................................
16. Konsumsi energi daging unggas menurut bentuk pangan dan tipe
50
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
17. Konsumsi energi kacang kedelai menurut bentuk pangan dan tipe
51
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................

18. Konsumsi energi kacang tanah menurut bentuk pangan dan tipe
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007................................
51
19. Kontribusi energi pangan sumber karbohidrat menurut golongan
pengeluaran dan tipe daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005
dan 2007 ................................................................................................64
20. Kontribusi energi pangan sumber protein hewani menurut
golongan pengeluaran dan tipe daerah di Provinsi Jawa Barat
68
tahun 2005 dan 2007 ........................................................................................
21. Kontribusi energi pangan sumber protein nabati menurut golongan
pengeluaran dan tipe daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005
dan 2007 ................................................................................................70
22. Rekap pola konsumsi pangan sumber karbohidrat dan protein
penduduk di Provinsi Jawa Barat menurut golongan pengeluaran
73
tahun 2005 dan 2007 ........................................................................................
23. Situasi komposisi pangan penduduk di Provinsi Jawa Barat
75
menurut tipe daerah tahun 2005 dan 2007 ........................................................
24. Konsumsi pangan sumber protein hewani di pedesaan wilayah
77
Provinsi Jawa Barat menurut tipe daerah tahun 2005 dan 2007 ........................
25. Konsumsi pangan sumber protein hewani di perkotaan wilayah
78
Provinsi Jawa Barat menurut tipe daerah tahun 2005 dan 2007 ........................
26. Konsumsi pangan sumber protein hewani di pedesaan+perkotaan
wilayah Provinsi Jawa Barat menurut tipe daerah tahun 2005 dan
78
2007 ..................................................................................................................
27. Situasi konsumsi pangan penduduk provinsi Jawa Barat menurut
81
tipe daerah dan kelompok pangan tahun 2005 dan 2007 ................................
28. Rincian rata-rata konsumsi energi per kapita per hari menurut tipe
daerah tahun 2005 dan 2007 ................................................................82
29. Rincian rata-rata konsumsi protein per kapita per hari menurut tipe
daerah tahun 2005 dan 2007 ................................................................83

DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.

Halaman

Kerangka pemikiran analisis pola konsumsi pangan di Provinsi
Jawa Barat ................................................................................................
21

2.

Grafik konsumsi beras menurut golongan pengeluaran dan tipe
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
52

3.

Grafik konsumsi jagung menurut golongan pengeluaran dan tipe
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
53

4.

Grafik konsumsi terigu menurut golongan pengeluaran dan tipe
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
54

5.

Grafik konsumsi ubi kayu menurut golongan pengeluaran dan tipe
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
55

6.

Grafik konsumsi ubi jalar menurut golongan pengeluaran dan tipe
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
56

7.

Grafik konsumsi sagu menurut golongan pengeluaran dan tipe
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
57

8.

Grafik konsumsi talas menurut golongan pengeluaran dan tipe
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
57

9.

Grafik konsumsi kentang menurut golongan pengeluaran dan tipe
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
58

10. Grafik konsumsi ikan menurut golongan pengeluaran dan tipe
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
59
11. Grafik

konsumsi

daging

ruminansia

menurut

golongan

pengeluaran dan tipe daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005
dan 2007 ................................................................................................59
12. Grafik konsumsi daging unggas menurut golongan pengeluaran
dan tipe daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ...........................
60
13. Grafik konsumsi telur menurut golongan pengeluaran dan tipe
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
60
14. Grafik konsumsi susu menurut golongan pengeluaran dan tipe
daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
61
15. Grafik konsumsi kacang kedelai menurut golongan pengeluaran
dan tipe daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ...........................
62
16. Grafik konsumsi kacang tanah menurut golongan pengeluaran dan
tipe daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
63

17. Grafik konsumsi kacang hijau menurut golongan pengeluaran dan
tipe daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
63
18. Grafik konsumsi kacang lain menurut golongan pengeluaran dan
tipe daerah di Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan 2007 ................................
64

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1.

Halaman

Pola konsumsi pangan sumber karbohidrat penduduk di Provinsi
92
Jawa Barat menurut golongan pengeluaran tahun 2005 dan 2007 ....................

2.

Pola konsumsi pangan sumber protein hewani penduduk di
Provinsi Jawa Barat menurut golongan pengeluaran tahun 2005
dan 2007 ................................................................................................97

3.

Pola konsumsi pangan sumber protein nabati penduduk di Provinsi
100
Jawa Barat menurut golongan pengeluaran tahun 2005 dan 2007 ....................

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia yang berperan
penting dalam meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat. Mendapatkan
pangan yang cukup merupakan hak asasi setiap manusia karena pangan
merupakan sumber energi yang diperlukan manusia untuk mempertahankan
hidup. Menurut UU No. 7 tahun 1996 tentang pangan, ketahanan pangan
merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
aman, merata dan terjangkau. Oleh karena itu pemerintah dituntut untuk
menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan masalah pangan seperti
ketersediaan pangan, distribusi maupun konsumsi pangan.
Ketersediaan pangan yang cukup untuk seluruh penduduk di suatu
wilayah belum menjamin terhindarnya penduduk dari masalah pangan dan gizi.
Kebutuhan pangan untuk konsumsi rumah tangga merupakan hal pokok dalam
kelangsungan hidup. Untuk itu, selain ketersediaannya juga perlu diperhatikan
pola konsumsi rumah tangga atau keseimbangan kontribusi diantara jenis
pangan yang dikonsumsi, sehingga dapat memenuhi standar gizi yang
dianjurkan. Pola konsumsi pangan rumah tangga dipengaruhi oleh pola makan
sebagian besar penduduk, ketersediaan bahan pangan, dan tingkat pendapatan
(Suhardjo 1989).
Tingkat pendapatan merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat
kesejahteraan

masyarakat.

Peningkatan

pendapatan

per

kapita

akan

mencerminkan adanya perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat dengan
asumsi bahwa peningkatan pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, pendidikan dan pelayanan
kesehatan. Peningkatan pendapatan mempengaruhi kemampuan masyarakat
untuk meningkatkan gizinya. Tingkat pendapatan tersebut sangat berpengaruh
terhadap pola konsumsi pangan secara umum.
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sejak tahun 2005 merupakan
salah satu faktor yang berpengaruh pada harga pangan. Hal inilah yang
menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat terhadap pangan sehingga
tingkat konsumsi menurun baik dalam segi kualitas maupun kuantitas terutama
pada golongan pengeluaran rendah. Penurunan kualitas dan kuantitas konsumsi
pangan penduduk dalam jangka pendek dapat menurunkan produktivitas kerja

dan dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadap status gizi dan kesehatan
masyarakat terutama bagi kelompok rawan gizi seperti anak balita dan ibu
hamil/menyusui, sehingga menurunkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia.
Penduduk yang memiliki tingkat pendapatan berbeda akan memiliki pola
konsumsi yang berbeda pula. Oleh karena itu penting untuk mengetahui
bagaimana pola konsumsi pangan dari berbagai tipe daerah dan golongan
pengeluaran yang berbeda. Selain dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tingkat
konsumsi pangan juga dipengaruhi oleh letak strategis (kota dan desa) dan
budaya daerah setempat.
Berbagai studi empiris mengenai pola konsumsi pangan di Indonesia
menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan keragaannya berbeda menurut tipe
daerah (perkotaan dan pedesaan), musim dan karakteristik sosial ekonomi
(Teklu dan Johnson 1986 diacu dalam Nurfarma 2005). Umumnya daerah
pedesaan berperan sebagai konsumen sekaligus produsen yang menghasilkan
pangan, sedangkan daerah perkotaan merupakan daerah konsumen.
Adanya perbedaan tipe daerah antara pedesaan dan perkotaan juga
dapat mempengaruhi pola konsumsi pangannya karena tingkat pendapatan antar
kedua tipe daerah tersebut cukup signifikan. Tingkat pendapatan akan
mempengaruhi daya beli masyarakat dan dapat menentukan pangan apa saja
yang dapat dikonsumsinya.
Di daerah perkotaan persentase pengeluaran untuk konsumsi pangan
lebih kecil dibandingkan dari daerah pedesaan. Di perkotaan persentase untuk
pangan tahun 1999 mencapai 63.38 persen sedangkan di pedesaan telah
mencapai 70.33 persen. Untuk perkembangan dari tahun 1993, 1996, dan 1999
terlihat persentase pengeluaran untuk konsumsi pangan terus meningkat seiring
dengan menurunnya persentase pengeluaran untuk konsumsi bukan pangan
baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan (Nurfarma 2005).
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang terkena dampak
akibat kenaikan harga BBM tahun 2005. Kenaikan harga BBM menyebabkan
penurunan konsumsi pangan penduduk terutama masyarakat miskin. Penduduk
di Provinsi Jawa Barat cukup padat yaitu sebanyak 39 960 869 jiwa berdasarkan
hasil Survei Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) tahun 2005 dengan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1.29 persen dan tahun 2006 sebanyak 40 737
594 jiwa orang masih ada rumah tangga yang mengalami defisit energi.

Provinsi Jawa Barat terdiri dari 16 kabupaten dan 9 kota. Kabupaten
merupakan wilayah pertanian sedangkan kota merupakan wilayah industri.
Perekonomian Provinsi Jawa Barat bertumpu pada sektor pertanian, namun
setelah terjadi krisis moneter Provinsi Jawa Barat mengalami pergeseran struktur
perekonomian yaitu dari sektor pertanian ke sektor industri. Hal inilah yang
menyebabkan adanya perbedaan antara pedesaan dan perkotaan. Kondisi
tersebut juga menimbulkan adanya pergeseran/perubahan pola konsumsi
pangan penduduk di Provinsi Jawa Barat.
Data Modul pada Susenas yang terdiri dari data konsumsi pangan rumah
tangga menggambarkan konsumsi pangan penduduk Indonesia. Data Modul
Susenas yang dikumpulkan setiap tiga tahun sekali digunakan untuk memantau
kecukupan konsumsi pangan penduduk. Data konsumsi/pengeluaran rumah
tangga merupakan dasar hitung perkiraan jumlah penduduk miskin, sehingga
pemerintah

melakukan

pengumpulan

data

konsumsi/pengeluaran

secara

tahunan agar rumah tangga miskin dapat terdeteksi. Pengumpulan data
konsumsi tahunan tersebut dilakukan secara panel dan dirancang untuk level
nasional.

Dengan

perkembangan

data

pola

modul

konsumsi

dan

panel

pangan

pemerintah

penduduk.

dapat

Hal

melihat

inilah

yang

melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian pola konsumsi pangan
dengan menggunakan data Susenas tahun 2005 dan 2007.
Tujuan
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis pola konsumsi
pangan di Provinsi Jawa Barat. Sedangkan tujuan khususnya yaitu:
1. Menganalisis pola konsumsi pangan sumber karbohidrat dan protein
menurut tipe daerah.
2. Menganalisis pola konsumsi pangan sumber karbohidrat dan protein
menurut golongan pengeluaran.
3. Menganalisis tingkat dan keanekaragaman konsumsi pangan menurut
tipe daerah dan golongan pengeluaran.

Kegunaan
Hasil penelitian tentang analisis pola konsumsi pangan di Provinsi Jawa
Barat diharapkan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan pola
konsumsi pangan penduduk Jawa Barat kepada pemerintah dan instansi terkait.
Dengan demikian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam program
peningkatan kesejahteraan mayarakat dan perbaikan gizi serta sebagai bahan
evaluasi terhadap program yang telah dilakukan berkaitan dengan pangan dan
gizi.

TINJAUAN PUSTAKA
Pola Konsumsi Pangan
Penelitian Junaidi (1997) menggunakan data primer yang beralokasi di
Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat mendefinisikan pola
konsumsi sebagai suatu kebiasaan tentang makan dan jenis makanan yang
dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat sebagai refleksi dari keadaan lingkungan,
sosial dan budaya masyarakat. Penelitian tersebut dilakukan dengan metode
deskriptif. Gambaran pola konsumsi pangan meliputi: jenis bahan pangan
pantangan (taboo) dikonsumsi, frekuensi makan, jumlah konsumsi pangan,
jumlah konsumsi energi dan zat gizi serta mutu konsumsi pangan (PPH). Dalam
penelitian ini diperoleh gambaran pola konsumsi pangan pada musim hujan dan
musim kemarau menunjukkan bahwa beras sebagai sumber karbohidrat dan
sekaligus sumber protein nabati dan ikan merupakan sumber protein hewani.
Hampir tidak ada perbedaan frekuensi makan penduduk antar musim hujan dan
musim kemarau. Umumnya penduduk makan tiga kali sehari.
Penelitian Ariani (1993) menggunakan data Susenas 1990, pola
konsumsi didefinisikan sebagai jenis pangan dan jumlah energi yang dikonsumsi
penduduk. Penelitian tersebut menggunakan metode analisis deskriptif untuk
melihat gambaran pola konsumsi dan analisis model Almost Ideal Demand
System (AIDS) untuk melihat permintaan pangan. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan beras menjadi pola pangan pokok tunggal di Sumatera Barat,
sedangkan dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur mempunyai pola konsumsi
pangan pokok yang lebih dari satu. Pada umumnya semakin tinggi kelompok
pengeluaran, semakin tinggi pula tingkat konsumsi beras, terutama rumah
tangga di Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. Dengan demikian dapat diartikan
ada hubungan positif antara pendapatan rumah tangga dengan konsumsi beras.
Penelitian Nurnaningsih (2003) tentang pengembangan pola konsumsi
pangan pend