3. Perkembangan kognitif daya pikir sangat pesat, ditunjukkan dengan
rasa ingin tahu anak yang besar terhadap lingkungan sekitar. Anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat.
4. Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan
sosial. Walaupun aktivitas bermain dilakukan anak secara bersama. Anak usia 8
– 9 tahun memiliki perkembangan motorik yang mulai terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakan yang sudah selaras dengan kebutuhan
atau minat namun belum memiliki keseimbangan statis yang baik Budiman, 2010. Anak laki
– laki di bawah 10 tahun jauh lebih tidak stabil dibandingkan anak perempuan pada usia yang sama, disebabkan postural anak laki
– laki di usia tersebut lebih tidak stabil dibandingkan anak perempuan Permana, 2013.
Keseimbangan statis anak laki – laki pada usia 8 – 9 tahun dapat mengalami
peningkatan maupun penurunan tergantung pada aktifitas fisik yang dilakukan sehari
– hari. Sedangkan keseimbangan statis pada anak perempuan usia 8 – 9 tahun akan mengalami kecenderungan lebih baik dari usia sebelumnya, dikarenakan pada
usia ini anak perempuan lebih cepat perkembangannya, dan berpengaruh terhadap keseimbanganya Permana, 2013.
2.3 Proprioceptive Exercise
2.3.1 Pengertian Proprioceptive Exercise
Proprioceptive exercise merangsang sistem saraf yang mendorong terjadinya respon otot dalam mengontrol sistem neuromuskuler. Proprioceptive
umumnya didefinisikan sebagai kemampuan untuk menilai dimana masing –
masing posisi ekstremitas berada tanpa bantuan indera penglihatan. Proprioceptive diatur oleh mekanisme saraf pusat dan saraf tepi yang datang terutama dari
reseptor otot, tendon, ligamen, persendiaan dan fascia Lephart, et al., 2013. Proprioceptive dapat juga diartikan sebagai keseluruhan kesadaran dari
posisi tubuh. Kesadaran posisi akan berpengaruh terhadap gerak yang akan dilakukan, gerak yang timbul tersebut akibat impuls yang diberikan stimulus yang
diterima dari receptor yang selanjutnya informasi tersebut akan diolah di otak yang kemudian informasi tersebut akan diteruskan oleh reseptor kembali ke bagian tubuh
yang bersangkutan. Proprioceptive merupakan rasa sentuhan atau tekanan pada sendi yang disusun oleh komponen pembentuk sendi dari tulang, ligamen dan otot
serta jaringan spesifik lainnya Ismaningsih, 2015.
2.3.2 Proprioceptive Exercise terhadap Keseimbangan Statis
Proprioceptive merupakan
bagian dari
somatosensoris dimana
proprioceptive bekerjasama dengan persepsi dan taktil untuk memberikan informasi tentang daerah sekitar, kondisi permukaan sehingga dapat mengirimkan
sinyal ke otak untuk mengatur perintah kepada otot dan sendi seberapa menggunakan kekuatan dan bagaimana menyikapi lingkungan. Proprioception
memberikan gambaran sama seperti sistem kerja visual, dimana memberikan informasi tentang daerah sekitar, namun hal yang membedakannya adalah
proprioceptive bekerja saat sebuah sendi terjadi kontak langsung dengan
permukaan sebuah benda. Pada kondisi tanpa cahaya visual gelap tidak dapat memberikan banyak informasi untuk tubuh, maka proprioceptive bekerja lebih
dominan saat sendi menyentuh atau terjadi tekanan langsung dengan permukaannya. Saat mata tertutup kaki masih bisa merasakan dimana kita berdiri
sekarang, tempat miring, berbatu kasar atau datar, dll. Dari informasi yang diterima oleh golgi tendon dan muscle spindle terkumpul cukup baik selanjutnya neuron
akan meneruskan untuk dikirim ke sistem saraf pusat melalui ganglion basalis hingga sampai ke sistem saraf pusat seperti perjalanan di gambar kemudian otak
menentukan bagaimana kita menyikapi terhadap permukaan tersebut Kisner Allen, 2007.
Gambar 2.7 Lintasan Proprioceptive Sumber: Riemer, 2015
Reseptor yang diterima neuron saat menerima rangsangan sendi dikirim ke dua tempat yaitu ke korteks cerebri atau disebut dengan proprioceptive sadar karena
dapat dikontrol penuh oleh otak baik penerimaan maupun pengembaliaan impuls
ke afektor, dan kortek cerebellum biasa disebut dengan proprioceptive tak sadar atau bekerja otomatis Scholary, 2011. Neuron yang dikirim melalui lintasan ke
korteks cerebri memuat informasi lingkungan dikirim ke otak untuk mengatur kontraksi dan sistem tubuh, sedangkan neuron yang melalui korteks cerebri memuat
informasi yang akan diberikan ke otak kecil untuk diolah sehingga hasil yang didapat adalah menjaga keseimbangan tubuh. Cara penyampaian reseptor
proprioceptive ke cortex cerebri menggunakan tiga neuron berbeda, neuron I sel berada di ganglion spinal akan dikirimkan melalui Proprioception dihasilkan
melalui respon secara simultan, visual, vestibular, dan sistem sensorimotor, yang masing
– masing memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas postural. Paling diperhatikan dalam meningkatkan proprioception adalah fungsi dari sitem
sensorimotor, meliputi integrasi sensorik, motorik, dan komponen pengolahan yang terlibat dalam mempertahankan homeostasis bersama selama tubuh bergerak,
sistem sensorimotor mencakup informasi yang diterima melalui reseptor saraf yang terletak di ligamen, kapsul sendi, tulang rawan dan geometri tulang yang
terlibat dalam struktur setiap sendi. Mechanoreceptor sensorik khusus bertanggung jawab secara kuantitatif terhadap peristiwa hantaran mekanis yang terjadi dalam
jaringan menjadi impuls saraf Riemann Lephart, 2002.
2.3.3 Prinsip Proprioceptive Exercise
Prinsip Proprioceptive exercise adalah untuk kontrol postural manusia yaitu fungsi yang kompleks yang mencakup komponen seperti deteksi gerakan serta
respon otot bekerja menurut kesadaran untuk membangkitkan dan mengendalikan
saat terjadinya gerakan. Reseptor proprioceptive berada di kulit, otot, sendi, ligamen dan tendon. Mereka memberikan informasi kepada CNS berkaitan dengan
jaringan deformasi. Pada ujung ruffini terletak di kapsul sendi dan ligamen. Karena mechanoreseptor ini maksimal di rangsang pada sudut sendi tertentu serta
menghubungkan sensasi posisi sendi dan perubahan posisi Ismaningsih, 2015. Proprioceptive berkaitan dengan dimana rasa posisi mekanoreseptor
berada. Hal tersebut meliputi dua aspek yaitu posisi statis dan dinamis. Dalam hal ini statis di definisikan yaitu memberikan orientasi sadar pada satu bagian tubuh
yang lain sedangkan arti dinamis yaitu memberikan fasilitasi pada sebuah sistem neuromuscular berkaitan dengan tingkat dan arah gerakan. Proprioceptive exercise
sangat dianjurkan untuk meningkatkan proprioception untuk meningkatkan keseimbangan Laskowski, et al., 1997.
Dalam hal ini penulis memilih latihan proprioceptive exercise dengan wobble board berupa closed kinetic chain exercise dimana bahwa latihan closed
kinetic chain exercise memberikan umpan balik proprioceptive dan kinestetik lebih besar dari pada open kinetic chain exercise. Menurut teori saat bergerak beberapa
kelompok otot yang dilintasi untuk menerima impuls, sendi akan diaktifkan selama latihan closed kinetic chain exercise berlangsung sedangkan selama latihan open
kinetic chain exercise reseptor sensorik, otot, jaringan intra artikular dan ekstra articular diaktifkan dalam mengendalikan gerak Kisner Allen, 2007.
Aktifitas closed kinetic chain exercise dilakukan untuk menumpu berat badan, khusus untuk menstimulasi mechanoreseptor dan sekitar sendi maka latihan
ini lebih efektif daripada open kinetic chain exercise. Dengan demikian akan menstimulasi kontraksi otot, menambah stabilitas sendi dan meningkatkan
keseimbangan pada fungsional tubuh dengan menumpu berat badan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan wobble board papan keseimbangan.
Papan keseimbangan atau lebih dikenal di dunia fisioterapi dan olahraga yang disebut wobble board yaitu sebuah alat yang digunakan untuk melatih
proprioceptive ekstremitas atas atau bawah Kisner Allen, 2007. Wobble board dapat digunakan sebagai alat ukur atau treatment keseimbangan, stabilisasi, dan
koordinasi Mattacola Dwyer, 2002. Latihan ini meningkatkan fungsi saraf proprioceptive dari sistem saraf pusat dan mengurangi waktu dalam merespon
sehingga dapat memiliki keseimbangan yang baik serta dapat melindungi diri dari cedera McKeon Hertel, 2008. Pengertian yang lain tentang wobble board
adalah titik tumpu dari semua wobble board berbentuk setengah lingkaran atau semi bola, hal ini dapat memungkinkan papan bergerak ke segala arah, maju
– mundur, kiri dan kanan berputar 360 derajat. Wobble board banyak digunakan untuk
perkembangan anak, gymnasium, latihan olah raga, mencegah terjadinya cidera pada knee dan ankle, proses rehabilitasi setelah cedera hip, knee dan ankle serta
biasa digunakan sebagai salah satu alat fisioterapi Waddington Adams, 2004. Prinsip latihan ini adalah meningkatkan fungsi dari pengontrol
keseimbangan tubuh yaitu sistem informasi sensoris, central processing, dan affector untuk bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Fungsi dari latihan
ini meningkatkan proprioceptive, meningkatkan stabilitas tubuh, dan mengontrol postur alligment Ismaningsih, 2015.
2.4 Brain Gym