BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Gambar bergerak atau biasa disebut animasi pada saat ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan. Mulai dari kegiatan santai
sampai serius, mulai dari proyek kecil seperti serial TV dan film DVD, sampai proyek besar seperti film layar lebar. Animasi digunakan untuk
berbagai kebutuhan yang ditinjau dari manfaatnya yaitu sebagai media hiburan, media presentasi, dan media iklan atau promosi.
Serial dan film animasi karya animator Indonesia memang jarang populer. Sejak zaman animasi dua dimensi hingga tiga dimensi, film
animasi karya anak negeri yang ditayangkan di televisi dapat dihitung dengan jari. Pada tahun 1990-an, kartun karya animator Indonesia hanya
sebatas film animasi yang diangkat dari dongeng, misalnya Si Kancil, Bawang Merah Bawang Putih yang ditayangkan di televisi pelat merah,
TVRI. Perkembangan animasi di Indonesia berjalan lambat karena
sulitnya ruang lingkup promosi bagi para animator Indonesia. Alasan lain adalah kurangnya pendidikan formal animasi yang dapat mendukung
peran mereka sebagai animator. Selain itu masalah kemampuan bahasa juga mempengaruhi perkembangan animasi tersebut,yang mana di
Indonesia sendiri penguasaan akan bahasa asing khususnya bahasa inggris sangat terbatas sehingga kebanyakan animation house mancanegara
1
kurang berminat mendirikan studi animasinya di Indonesia, namun disamping itu semua di Indonesia patut berbangga karena wayang kulit
merupakan salah satu bentuk animasi tertua di dunia. Bahkan ketika teknologi elektronik dan komputer ditemukan pertunjukan wayang kulit
telah memenuhi semua elemen animasi seperti layar, gambar bergerak, dialog dan ilustrasi music. Pada perkembangannya sekarang ini di
Indonesia mulai berkembang lebih baik lagi ditandai dengan munculnya film-film
animasi di
Indonesia yang
semakin beragam.
http:animationforus.weebly.com 10 Juni 2015 03.32 pm Karya anak negeri yang harum di luar negeri lebih banyak
menggambarkan prestasi mereka sebagai individu, bukan industri animasi Indonesia secara keseluruhan. Fakta ini diakui oleh Hari Waluyo –
Kementrian pariwisata ekonomi kreatif mengatakan, “Selain pendidikan dibutuhkan sebuah manajemen produksi dan pemasaran yang membuat
animasi menjadi nilai bisnis, system manajemen inilah yang masih sangat kurang di Indonesia.” Di Indonesia ada lagi persoalan lainnya yang
membuat Industri animasi tak berkembang pesat, belum banyak yang memahami bahwa menghasilkan animasi yang berkualitas membutuhkan
proses yang rumit. Sebuah film animasi yang berkualitas membutuhkan ratusan bahkan ribuan animator. Data Kemenparekraf menunjukkan bahwa
Indonesia baru memiliki 150 studio animasi dan games. Sumber: https:www.youtube.comwatch?v=Y5cZ8ooZoY4, 2 Maret
2014 19.15 pm
Walau belum ada dukungan pemerintah yang lebih intens pada kemajuan dunia kreatif Indonesia faktanya, masih banyak animator Indonesia yang
ingin memajukan film animasi Indonesia. Itu terlihat dari bermunculannya studio animasi di kota-kota besar di Indonesia. Salah satunya Infinite
Frameworks IFW, studio animasi yang berpusat di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Studio ini berhasil mengharumkan nama Indonesia
dengan memproduksi film Meraih Mimpi versi Bahasa Inggris: Sing to The Dawn. Film ini tak hanya ditayangkan di Indonesia, namun juga di
Singapura dan beberapa negara lain di Eropa. Tak hanya itu, studio animasi Indonesia mulai menerima pesanan
luar negeri karena kemampuan para animator nasional yang baik, kata Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian
Triharso. Triharso mengatakan, industri film animasi di Hollywood AS termasuk diantara mereka yang memesan karena kemampuan studio
animasi Indonesia yang tidak kalah dengan yang lain. Menurut dia, pengguna produk animasi di Tanah Air sudah sepatutnya berpihak kepada
karya-karya anak bangsa sendiri sehingga industri kreatif khususnya amimasi film menjadi berkembang dan dikenal luas masyarakat. Dari
aspek kemampuan sumber daya manusia, para animator Indonesia lebih unggul dibanding Malaysia, katanya. Keunggulan Indonesia itu dapat
dilihat dari para animator Indonesia yang bekerja di studio-studio animasi Malaysia namun keberpihakan pemerintah dan berbagai pihak di negeri
jiran itu lebih baik dari Indonesia, katanya. http:www.kemenperin.go.id 10 Juni 2015 04.55 pm
Geliat dunia animasi di kota Surakarta sendiri sudah terasa dengan munculnya lembaga-lembaga pendidikan animasi, adanya jurusan grafis,
dan dibentuknya komunitas animasi. Contohnya seperti komunitas Animasolo yang berbasis social edukasi animasi, dan komunitas studi
animasi Lakon Animasi. Mengutip pernyataan Doni dari komunitas Animasolo mengenai kehadiran Lakon Animasi, “Kehadiran Pada Suatu
Ketika membuka mata masyarakat bahwa Surakarta mempunyai potensi animasiyang patut diperhitungkan”, menunjukkan bahwa animasi diterima
baik dan mulai berkembang di kota Surakarta. Dari pihak Lakon Animasi yang diwakili Siswanto mengemukakan bahwa Surakarta sebagai kota
budaya dan pendidikan memiliki potensi di bidang animasi. Hal itulah yang membuat Lakon Animasi menjadikan Surakarta sebagai target
geografis terlaksananya pelatihan animasi. http:www.solopos.com 10 Juni 2015 4.16 pm
Menilik dari berbagai aspek di atas, sebuah wadah tentunya diperlukan untuk meningkatkan produksi animasi di Indonesia agar lebih
maju, yaitu dengan mewujudkan sebuah studio animasi yang siap memberikan kontribusi bagi kemajuan animasi Indonesia. Walikota
Surakarta sendiri mendukung dan memfasilitasi sektor industri animasi yang siap berkembang di kota Surakarta. Presiden Joko Widodo juga
menyebut industri kreatif animasi perlu dibesarkan. Ia juga mengakui banyak animator Indonesia bekerja di negara lain karena kurang dihargai
di nusantara. Studio animasi merupakan salah satu alternatif baik untuk menjawab permasalahan yang ada.
B. BATASAN MASALAH