PENGARUH TEPUNG BIJI KARET SEBAGAI SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SURVIVAL RATE (SR) BENIH IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum)
ABSTRAK
PENGARUH TEPUNG BIJI KARET SEBAGAI SUBSTITUSI TEPUNG KEDELAI DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SURVIVAL
RATE (SR) BENIH IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum)
Oleh
Hery Agusmansyah
Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) banyak dibudidayakan di Indonesia karena pertumbuhannya yang cepat dan tahan terhadap penyakit. Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh petani ikan adalah tingginya harga pakan ikan. Salah satu bahan yang digunakan dalam formulasi pakan ikan adalah tepung kedelai yang harganya mahal karena merupakan bahan baku impor. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah mengantikan dengan bahan baku lokal seperti tepung biji karet yang berpotensi menurunkan biaya produksi pakan. Penelitian bertujuan mempelajari pengaruh tepung biji karet sebagai substitusi tepung kedelai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu dengan taraf perbandingan tepung kedelai dan tepung biji karet yang berbeda sebagai berikut A (45% : 0%); B (40% : 5%); C (30% : 15%); D (20% : 25%); E (15% : 35%); dan F (0% : 45%). Data dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji beda nyata (P> 0,05). Tepung biji karet sebagai substitusi tepung kedelai dalam pakan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan tidak berpengaruh nyata terhadap survival rate (SR). Tepung biji karet 5% sebagai substitusi tepung kedelai dalam pakan memberikan pertumbuhan (9,9 g) yang tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan penggunaan pakan tanpa substitusi tepung biji karet (10,2 g) pada benih ikan bawal air tawar (C. macropomum). Substitusi tepung kedelai dengan tepung biji karet sampai taraf 5% masih dapat dipergunakan dalam formulasi pakan benih ikan bawal air tawar (C. macropomum).
Kata kunci : C. macropomum, tepung biji karet, tepung kedelai, pertumbuhan dan survival rate (SR)
(2)
EFFECT OF RUBBER SEED MEAL AS A SUBSTITUTION OF SOY BEAN MEAL IN FISH TOWARDS GROWTH AND SURVIVAL RATE OF Colossoma
macropomum LARVA
Hery Agusmansyah
Colossoma macropomum much culture in Indonesia because have a fast growth and resistant to diseases. The latest aquaculturist problem is the high price of fish feed. One of in materials used in fish feed formulation is soybean meal which is very expensive, because it is an import basic commodity. One of alternative to overcome these problems is to replace with local raw materials such as rubber seed flour with a potentially lower the cost of feed production. The research to study the effect of rubber seed meal as a substitution of soy bean meal. The purpose of this research was for studying the effect of rubber seed meal as a substitution of soy bean meal. The research was conducted by using complete random design with six treatment and three replications that which had different level comparation of soy bean meal and rubber seed meal, as follows A (45% : 0%); B (40% : 5%); C (30% : 15%); D (20% : 25%); E (10% : 35%) and F (0% : 45%). The data was analysed by ANOVA and continued with least significantly different test (P>0,05). The rubber seed meal as a substitution of soy bean meal were significantly different on the growth and were not significantly different on the survival rate. The rubber seed meal 5% it can be concluded, substitution of soy bean meal 40% with 5% rubber as a substitute for soybean meal in feed to a had the growth (9,9 g) were not significantly different (P>0,05) with the used of feed is no substitution of rubber seed meal (10,2 g) of C. macropomum larva. substitution of soy bean meal with rubber seed meal at level 5% can be used as feed formulation of C. macropomum larva.
(3)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tepung biji karet sebanyak 5 % sebagai substitusi tepung kedelai dalam pakan
memberikan pertumbuhan (9,9 g) yang tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan penggunaan
pakan tanpa substitusi tepung biji karet (10,2 g) pada benih ikan bawal air tawar (C.
macropomum).
5.2 Saran
Substitusi tepung kedelai dengan tepung biji karet dalam formulasi pakan benih ikan
bawal air tawar (C. macropomum) yaitu dengan mengunakan persentase 40 % tepung
kedelai ; 5 % tepung biji karet masih bisa mencukupi kebutuhan ikan untuk pertumbuhan
(4)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum), merupakan ikan introduksi yang
berasal dari wilayah Amazon negara bagian Amerika Serikat. Di negara asalnya ikan ini
telah dibudidayakan secara luas karena mempunyai keunggulan seperti pertumbuhannya
cepat, nafsu makan yang baik dan relatif tahan terhadap penyakit. keunggulan yang lain,
merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi
baik sebagai ikan konsumsi maupun ikan hias. Sebagai ikan konsumsi, ikan bawal air
tawar memiliki rasa daging enak dan gurih. Keistimewaan tersebut membuat banyak
petani ikan membudidayakan dan menjadi peluang usaha yang menjanjikan dalam usaha
budidaya ikan bawal air tawar (Arie, 2009).
Usaha budidaya ikan bawal air tawar (C. macropomum) telah berkembang pesat di
Indonesia, terutama setelah berhasil dilakukan penelitian pemijahan. Sementara untuk
meningkatkan produksi budidaya dapat dicapai dengan mempercepat pertumbuhan.
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
umumnya adalah faktor yang sukar dikontrol, diantaranya ialah keturunan, jenis kelamin
dan umur. Faktor eksternal yang utama mempengaruhi pertumbuhan adalah pakan dan
kualitas lingkungan perairan. Faktor-faktor kimia perairan dalam keadaan ekstrim,
mempunyai pengaruh bahkan dapat berakibat fatal. Diantaranya adalah oksigen,
karbondioksida, pH, dan suhu, dimana pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan
(5)
Dalam pemberian pakan yang harus diperhatikan yaitu jumlah pakan yang cukup, tepat
waktu dan kandungan nutrient yang sesuai dengan kebutuhan ikan. Adelina (1999)
menyatakan bahwa pertumbuhan sebagian besar dipengaruhi oleh kualitas pakan
terutama keseimbangan nutrient-nutrientnya. Nutrient tersebut meliputi protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral.
Pakan selain sebagai kebutuhan pertumbuhan bagi ikan, juga merupakan biaya variabel
terbesar dalam proses produksi sekitar 60 % dari biaya produksi. Kenaikan harga pakan
akan menurunkan laba dan meningkatkan biaya produksi. Oleh karena itu harus
dikembangkan formulasi pakan yang memiliki efisiensi pakan yang tinggi dengan biaya
produksi pakan yang serendah mungkin tetapi tidak mengurangi kandungan nutrient yang
ada pada pakan (Arie, 2009). Salah satu cara untuk menekan biaya produksi adalah
mengunakan sumber bahan pakan yang dalam penggunaannya tidak bersaing dengan
bahan pokok makanan manusia, ketersediaan berkesinambungan, mempunyai nilai gizi
tinggi dan harganya relatif murah (Murtidjo, 2001).
Salah satu bahan yang sering digunakan dalam proses formulasi pakan ikan adalan
tepung kedelai. Dalam penggunaan bahan kedelai, harganya relatif mahal karena
merupakan bahan baku impor. Sementara itu permintaan akan kedelai dalam pangsa
pasar dunia semakin meningkat (Pitojo, 2003). Untuk mengurangi ketergantungan
tehadap tepung kedelai dalam pemakaian formulasi pakan, dengan cara mencari bahan
alternatif yang mudah diperoleh dan ketersediaan berkesinambungan seperti penggunaan
tepung biji karet dalam formulasi pakan. Disamping itu biji karet merupakan limbah
(6)
Dengan pertimbangan diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh tepung
biji karet sebagai substitusi tepung kedelai dalam formulasi pakan untuk kebutuhan
nutrient bagi ikan bawal air tawar (C. macropomum).
1.2Tujuan penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh tepung biji karet sebagai substitusi
tepung kedelai dalam pakan terhadap pertumbuhan dan survival rate (SR) benih ikan
bawal air tawar (C. macropomum).
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah bagi mahasiswa, para
pembudidaya dan industri pakan tentang penggunaan bahan alternatif sebagai bahan baku
pakan khususnya ikan bawal air tawar (C. macropomum).
(7)
Sistem budidaya ikan secara intensif, permasalahan yang sering dihadapi oleh petani ikan
bawal air tawar (C. macropomum) adalah tingginya harga pakan ikan. Pakan merupakan
biaya variabel terbesar hampir 60 % dari biaya produksi. Kenaikan harga pakan akan
meningkatkan biaya produksi dan dapat menurunkan laba usaha budidaya ikan. Terlebih
lagi pada budidaya ikan bawal air tawar (C. macropomum) yang memiliki
keuntungan yang tipis. Bahkan resiko kerugian bisa bertambah dengan adanya mortalitas
ikan akibat penyakit (Mamora, 2009).
Kualitas dan kuantitas dalam pemberian pakan harus sesuai dengan kebutuhan ikan, yang
akan berdampak pada penurunan biaya produksi dan meningkatkan laba usaha.
Berdasarkan kualitas pakan, ikan membutuhkan kandungan protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral. Berdasarkan kuantitas pakan, pemberian pakan terlalu banyak
dapat mengakibatkan pemborosan dan penurunan kualitas air sehingga nafsu makan
menurun. Apabila pemberian pakan kurang tepat dapat menyebabkan pertumbuhan ikan
terhambat dan terjadi persaingan dalam perebutan pakan. Ditambah lagi ikan bawal air
tawar (C. macropomum) memiliki sifat kanibal hal ini dapat mempengaruhi penurunan
survival rate (SR).
Oleh karena itu, harus dikembangkan formulasi pakan yang memiliki efisiensi pakan
yang tinggi dengan biaya produksi yang rendah tetapi tidak mengurangi nutrient yang ada
pada pakan. Terdapat pada formulasi pakan yang akan dibuat, yaitu tepung biji karet
sebagai substitusi tepung kedelai. Dalam segi kuantitas, tepung kedelai merupakan bahan
impor yang relatif mahal dan merupakan bahan makanan manusia. Sedangkan tepung biji
(8)
merupakan limbah dari perkebunan (Murtidjo, 2001). Secara umum kerangka pikir
dalam penilitian ini disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian Usaha Budidaya Ikan Bawal
1. Pertumbuhan Cepat 2. SR Tinggi
Biji Karet (bahan baku lokal) Pendapatan Meningkat
Pakan Biaya Produksi
Harga Bahan Baku
Kedelai (bahan baku impor)
Substitusi diharapkan
(9)
1.5 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
A. Hipotesis untuk parameter Pertumbuhan
Ho = τi = 0 : Pada selang kepercayaan 95 %, substitusi tepung kedelai dengan tepung biji karet tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan benih ikan bawal air
tawar (C.macropomum).
H1= τi ≠ 0 : Pada selang kepercayaan 95 %, substitusi tepung kedelai dengan tepung biji karet berpengaruh terhadap pertumbuhan benih ikan bawal air tawar
(C.macropomum).
B. Hipotesis untuk parameter Survival rate (SR)
Ho = τi = 0 : Pada selang kepercayaan 95 %, substitusi tepung kedelai dengan tepung biji karet tidak berpengaruh terhadap survival rate (SR) benih ikan bawal
air tawar (C. macropomum).
H1= τi ≠ 0 : Pada selang kepercayaan 95 %, substitusi tepung kedelai dengan tepung biji karet berpengaruh terhadap survival rate (SR) benih ikan bawal air
(1)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum), merupakan ikan introduksi yang
berasal dari wilayah Amazon negara bagian Amerika Serikat. Di negara asalnya ikan ini
telah dibudidayakan secara luas karena mempunyai keunggulan seperti pertumbuhannya
cepat, nafsu makan yang baik dan relatif tahan terhadap penyakit. keunggulan yang lain,
merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi
baik sebagai ikan konsumsi maupun ikan hias. Sebagai ikan konsumsi, ikan bawal air
tawar memiliki rasa daging enak dan gurih. Keistimewaan tersebut membuat banyak
petani ikan membudidayakan dan menjadi peluang usaha yang menjanjikan dalam usaha
budidaya ikan bawal air tawar (Arie, 2009).
Usaha budidaya ikan bawal air tawar (C. macropomum) telah berkembang pesat di
Indonesia, terutama setelah berhasil dilakukan penelitian pemijahan. Sementara untuk
meningkatkan produksi budidaya dapat dicapai dengan mempercepat pertumbuhan.
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
umumnya adalah faktor yang sukar dikontrol, diantaranya ialah keturunan, jenis kelamin
dan umur. Faktor eksternal yang utama mempengaruhi pertumbuhan adalah pakan dan
kualitas lingkungan perairan. Faktor-faktor kimia perairan dalam keadaan ekstrim,
mempunyai pengaruh bahkan dapat berakibat fatal. Diantaranya adalah oksigen,
karbondioksida, pH, dan suhu, dimana pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan
(2)
Dalam pemberian pakan yang harus diperhatikan yaitu jumlah pakan yang cukup, tepat
waktu dan kandungan nutrient yang sesuai dengan kebutuhan ikan. Adelina (1999)
menyatakan bahwa pertumbuhan sebagian besar dipengaruhi oleh kualitas pakan
terutama keseimbangan nutrient-nutrientnya. Nutrient tersebut meliputi protein, lemak,
karbohidrat, vitamin dan mineral.
Pakan selain sebagai kebutuhan pertumbuhan bagi ikan, juga merupakan biaya variabel
terbesar dalam proses produksi sekitar 60 % dari biaya produksi. Kenaikan harga pakan
akan menurunkan laba dan meningkatkan biaya produksi. Oleh karena itu harus
dikembangkan formulasi pakan yang memiliki efisiensi pakan yang tinggi dengan biaya
produksi pakan yang serendah mungkin tetapi tidak mengurangi kandungan nutrient yang
ada pada pakan (Arie, 2009). Salah satu cara untuk menekan biaya produksi adalah
mengunakan sumber bahan pakan yang dalam penggunaannya tidak bersaing dengan
bahan pokok makanan manusia, ketersediaan berkesinambungan, mempunyai nilai gizi
tinggi dan harganya relatif murah (Murtidjo, 2001).
Salah satu bahan yang sering digunakan dalam proses formulasi pakan ikan adalan
tepung kedelai. Dalam penggunaan bahan kedelai, harganya relatif mahal karena
merupakan bahan baku impor. Sementara itu permintaan akan kedelai dalam pangsa
pasar dunia semakin meningkat (Pitojo, 2003). Untuk mengurangi ketergantungan
tehadap tepung kedelai dalam pemakaian formulasi pakan, dengan cara mencari bahan
alternatif yang mudah diperoleh dan ketersediaan berkesinambungan seperti penggunaan
tepung biji karet dalam formulasi pakan. Disamping itu biji karet merupakan limbah
(3)
Dengan pertimbangan diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh tepung
biji karet sebagai substitusi tepung kedelai dalam formulasi pakan untuk kebutuhan
nutrient bagi ikan bawal air tawar (C. macropomum).
1.2Tujuan penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh tepung biji karet sebagai substitusi
tepung kedelai dalam pakan terhadap pertumbuhan dan survival rate (SR) benih ikan
bawal air tawar (C. macropomum).
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah bagi mahasiswa, para
pembudidaya dan industri pakan tentang penggunaan bahan alternatif sebagai bahan baku
pakan khususnya ikan bawal air tawar (C. macropomum).
(4)
Sistem budidaya ikan secara intensif, permasalahan yang sering dihadapi oleh petani ikan
bawal air tawar (C. macropomum) adalah tingginya harga pakan ikan. Pakan merupakan
biaya variabel terbesar hampir 60 % dari biaya produksi. Kenaikan harga pakan akan
meningkatkan biaya produksi dan dapat menurunkan laba usaha budidaya ikan. Terlebih
lagi pada budidaya ikan bawal air tawar (C. macropomum) yang memiliki
keuntungan yang tipis. Bahkan resiko kerugian bisa bertambah dengan adanya mortalitas
ikan akibat penyakit (Mamora, 2009).
Kualitas dan kuantitas dalam pemberian pakan harus sesuai dengan kebutuhan ikan, yang
akan berdampak pada penurunan biaya produksi dan meningkatkan laba usaha.
Berdasarkan kualitas pakan, ikan membutuhkan kandungan protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral. Berdasarkan kuantitas pakan, pemberian pakan terlalu banyak
dapat mengakibatkan pemborosan dan penurunan kualitas air sehingga nafsu makan
menurun. Apabila pemberian pakan kurang tepat dapat menyebabkan pertumbuhan ikan
terhambat dan terjadi persaingan dalam perebutan pakan. Ditambah lagi ikan bawal air
tawar (C. macropomum) memiliki sifat kanibal hal ini dapat mempengaruhi penurunan
survival rate (SR).
Oleh karena itu, harus dikembangkan formulasi pakan yang memiliki efisiensi pakan
yang tinggi dengan biaya produksi yang rendah tetapi tidak mengurangi nutrient yang ada
pada pakan. Terdapat pada formulasi pakan yang akan dibuat, yaitu tepung biji karet
sebagai substitusi tepung kedelai. Dalam segi kuantitas, tepung kedelai merupakan bahan
impor yang relatif mahal dan merupakan bahan makanan manusia. Sedangkan tepung biji
(5)
merupakan limbah dari perkebunan (Murtidjo, 2001). Secara umum kerangka pikir
dalam penilitian ini disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian Usaha Budidaya Ikan Bawal
1. Pertumbuhan Cepat 2. SR Tinggi
Biji Karet (bahan baku lokal) Pendapatan Meningkat
Pakan Biaya Produksi
Harga Bahan Baku
Kedelai (bahan baku impor)
Substitusi diharapkan
(6)
1.5 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
A. Hipotesis untuk parameter Pertumbuhan
Ho = τi = 0 : Pada selang kepercayaan 95 %, substitusi tepung kedelai dengan tepung biji karet tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan benih ikan bawal air
tawar (C.macropomum).
H1= τi ≠ 0 : Pada selang kepercayaan 95 %, substitusi tepung kedelai dengan tepung biji karet berpengaruh terhadap pertumbuhan benih ikan bawal air tawar
(C.macropomum).
B. Hipotesis untuk parameter Survival rate (SR)
Ho = τi = 0 : Pada selang kepercayaan 95 %, substitusi tepung kedelai dengan tepung biji karet tidak berpengaruh terhadap survival rate (SR) benih ikan bawal
air tawar (C. macropomum).
H1= τi ≠ 0 : Pada selang kepercayaan 95 %, substitusi tepung kedelai dengan tepung biji karet berpengaruh terhadap survival rate (SR) benih ikan bawal air