Adat Qasamsumpah Unsur-unsur Sumpah dalam Alquran

c. Untuk menakut-nakuti manusia akan keberadaannya serta mengingatkan mereka akan keburukannya. d. Untuk menggugah hati manusia dalam mengkaji dan mempelajari Alquran serta mencari rahasia-rahasianya. 66 Hanya saja perlu dipahami sekalipun terdapat pembagian urgensi antara al- muqsam ‘alaihi dan al-muqsam bihi, namun pada dasarnya qasam atau sumpah di dalam Alquran memiliki urgensi pokok yang disebut al-maqshad al-ashil yaitu untuk memperkuat dan mempertegas sasaran sumpah serta menetapkan atau mengokohkannya di dalam hati seorang hamba sehingga ia dapat yakin dengan seyakin-yakinnya atas kebenaran berita dalam sumpah tersebut. Karena memang Alquran merupakan wahyu Ilahi yang diperuntukkan bagi seluruh manusia sebagai pedoman yang membawa petunjuk kebahagiaan dunia akhirat.

2. Unsur-unsur Sumpah dalam Alquran

Munculnya suatu sumpah akan dibarengi dengan adanya unsur-unsur yang mendukung sumpah tersebut. Tanpa adanya unsur-unsur tersebut tidak dapat dikatakan sebagai pernyataan sumpah. Sekurang-kurangnya sumpahqasam terdiri dari tiga unsur yaitu adat sumpah, muqsam bih dan muqsam alaih, yang kemudian juga dikenal dengan rukun qasam. 7

a. Adat Qasamsumpah

Adat sumpah yaitu sighat digunakan untuk menunjukkan qasamsumpah, baik dalam bentu k fi’il maupun huruf seperti ba, ta dan waw yang digunakan sebagai pengganti fi’il qasam مس ل لعف 8 karena sumpah sering digunakan dalam pembicaraan. Menurut Manna` al-Qaththan, ta adalah huruf sumpah yang jarang didapatkan dalam Alquran, 67 demikian juga dengan pemakaian huruf ba selalu diiringi dengan kata kerja. Huruf ba dapat diganti dengan huruf waw apabila digunakan untuk lafadh-lafadh yang dzahir dan dapat diganti dengan waw pada lafadh jalalah. Oleh karena sumpah sering dipergunakan dalam suatu pembicaraan, oleh 66 Jalaluddin al-Suyuti, al-Itqan, h. 392. 67 Unsur-unsur sumpah yang selengkapnya adalah huruf sumpah, muqsim, muqsam bih, mu qsam ‘alaih dan sabab qasam. Lihat Manna’ al-Qaththan, Mabahits, h . 284, dan Muhamm ad Bakar Isma’il, Dirasat fi Ulum al-Qur‟an Kairo: Dar al-Manar, 1991, h . 364. karenanya diringkas dengan menghilangkan fi ‟il qasam dan dicukupkan dengan ba. 68 Contoh adat qasamsumpah dengan memakai fi ‟il surat al-Nahl ayat 38; Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh- sungguh: Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati. Tidak demikian, bahkan pasti Allah akan membangkitnya, sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui Qs an-Nahl:38. Adat sumpah yang banyak digunakan adalah waw, 69 huruf tersebut pada umumnya digunakan untuk sesuatu yang nyata atau bersifat indrawi dan terdapat pada awal surat. Dalam khazanah kearaban dan khususnya yang terkait dengan Alquran, bagian pendahuluan surat menjadi bahan kajian yang cukup penting. As-Suyuthi berpendapat bahwa bagian pendahuluan suatu karya atau surat Alquran telah melahirkan suatu kategori penilaian terhadap kualitas karya atau surat bersangkutan yang disebut dengan husn al-ibtida`. 70 Demikian juga Subhi al- Shalih menjelaskan bahwa huruf-huruf yang mengawali surat Alquran penting dipelajari dan dianalisa, karena huruf-huruf pada awalan surat tersebut memang perhatian. 71 Sedangkan khusus untuk lafadh jalalah yang digunakan untuk pengganti 68 Ada pula yang berpendapat bahwa huruf sumpah terdiri dari empat macam, waw, ba, ta, dan hamzah. Akan tetapi yang ditemukan dalam al-Qur ‟an sebagai huruf qasam hanya tiga huruf yang pertama, karena hamzah diterjemahkan “apakah” yang berfungsi sebagai huruf istifham. Lihat Abu Abdullah al-Husain bin Ahmad, I ‟rab Tsalatsin Surah min al-Qur‟an al-Karim Beirut: Dar al-Kutub al- ‘ilmiyah, t.th, h. 37. 69 Manna ’ al-Qaththan , Mabahits, h . 291. 70 Mann a’ al-Qaththan, Mabahits, h . 284, lihat juga Ibn Qayyim, al-Tibyan, h. 10. 71 Lihat contoh dalam QS. al-Tiin: 1-2. Disebutkan bahwa sumpah dengan waw dalam Alquran lebih banyak daripada dengan huruf ba atau ta. Muhammad Bakar Isma ‟il, Dirasat, h . 369. fi’il Qasam adalah huruf ta. 72 Adakalanya fi’il Qasam didahului oleh la nahiyah, tapi menurut sebagian besar mufassir, kata la merupakan tambahan yang artinya sama dengan uqsimu. 73 Aisyah binti Syathi ‟ menambahkan bahwa ungkapan la uqsimu saya tidak bersumpah yang mendapat tambahan la dalam Alquran hanya digunakan bila pelakunya atau muqsimnya adalah Allah swt. 74 Adat qasam yang banyak dipakai adalah waw, sebagaimana firman Allah swt: Artinya: “Demi buah Tin dan buah Zaitun dan demi bukit Sinai.” QS. At-Tin 95 : 1-2 Sedangkan khusus lafadz al-jalalah yang digunakan untuk pengganti fi’il qasam adalah huruf ta seperti dalam firman Allah swt: Artinya: “Demi Allah, Sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya. QS. Al-Anbiyaa 21 : 57

b. Muqasam Bih