34 test control group design
dengan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Instrument yang digunakan untuk mengukur kemampuan
motorik kasar anak adalah tes DDST II yang terdiri dari 1 tes berjalan di atas garis lurus sejauh 5 meter, 2 tes lari zig-zag menghindari
rintangan kotak setinggi 20 cm, 3 tes berdiri 1 kaki selama 10 detik, 4 tes melompat menggunakan 1 kaki melompati rintangan kotak setinggi
20 cm, 5 tes melempar bola menggunakan 1 tangan. Pengujian tes ini menunjukkan bahwa kelima tes itu adalah valid dengan reliabilitas
sebesar 0,93 dan validitas 0,87. 2.
Fita Haryanti 2003 dengan judul “ Hubungan Intelegensi dengan Kemampuan Motorik Kasar Anak TK Aba Diponegoro Bumirejo
Lendah Kulon Progo” dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan motorik kasar berupa tes terdiri atas 1 tes berjalan di atas
garis lurus sejauh 5 meter, 2 tes lari menghindari 5 buah rintangan sejauh 15 meter, 3 tes berdiri 1 kaki selama 10 detik, 4 tes meloncat
dari atas balok setinggi 15 cm, 5 tes melompati balok setinggi 15 cm. Pengujian instrument ini menunjukkan bahwa kelima tes adalah valid
dengan validitas keseluruhan sebesar 0,855 dan reliabilitas sebesar 0, 805.
C. Kerangka Berpikir
Bermain merupakan bagian terbesar dalam kehidupan anak-anak untuk dapat belajar mengenal dan mengembangkan keterampilan sosial dan
fisik.
35 Manfaat yang didapat dari kegiatan bermain yaitu, anak dapat
mengembangkan etika, meningkatkan kreativitas, mengasah memori otak, dan melatih perkembangan sensorik serta motorik anak. Kemampuan
motorik kasar sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak, khususnya anak usia pra sekolah 4-6 tahun dimana pada masa tersebut pertumbuhan
anak sangat bagus. Jika terjadi keterlambatan perkembangan dapat
menghambat perkembangan anak menuju ke tahap selanjutnya. D.
Hipotesis
Hipotesis penelitian dalam penelitian kali ini adalah : 1.
Terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan pada kemampuan motorik kasar peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran permainan tradisional engklek.
2. Terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan pada kemampuan
motorik kasar peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran permainan tradisional gobak
sodor. 3.
Terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan pada kemampuan motorik kasar peserta didik antara yang diberi perlakuan permainan
tradisional engklek dengan permainan tradisional gobak sodor.
36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian quasi experimental
dengan desain penelitian “non equivalent control group design”. Pada desain ini terdapat dua kelompok sampel yang diambil tidak secara acak, dan diambil
data kemampuan motorik kasar awalnya, selanjutnya diberikan perlakuan untuk mendapatkan data hasil kemampuan motorik kasar dari sampel. Desain ini
diformulasikan sebagai berikut : X1
perlakuan T2
P Pa X2
perlakuan T2
Keterangan : P
: Pre-Test seluruh populasi Pa
: Ordinal Pairing penarikan sampel dengan cara memasangkan urutan rangking hasil Pre-test.
Engklek Gobak Sodor
1 4
5 8
9 2
3 6
7 10