Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas Perusahaan 1. Prosedur penerimaan kas perusahaan

Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009. Pendapatan operasional perusahaan disajikan pada bagian awal laporan laba rugi yaitu pendapatan premi underwriting. Penyajian secara terpisah antara pendapatan premi dan pendapatan lain-lain dimaksudkan untuk menonjolkan aktivitas utama perusahaan sebagai perusahaan asuransi kerugian. Penyajian pendapatan yang diterapkan perusahaan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang menyatakan bahwa laporan laba rugi perusahaan harus disajikan sedemikian rupa dengan memisahkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian yang wajar. Dasar pengakuan pendapatan premi pada PT. Jasaraharja Putera Medan adalah dengan accrual basis yaitu premi diakui selama periode polis kontrak berdasarkan proteksi yang diberikan. Pendapatan lain-lain merupakan pendapatan yang diterima perusahaan yang berasal dari luar pendapatan premi, yaitu yang dikenal dengan hasil non-operasional perusahaan. Pendapatan ini berupa pendapatan komisi dan pendapatan jasa giro bank. Pendapatan non operasional ini diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi. D. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas Perusahaan D.1. Prosedur penerimaan kas perusahaan Pengakuan pendapatan merupakan penentuan yang sangat penting, mengingat kesalahan dalam penentuan ini akan berakibat fatal pada kelayakan laba periodik yang nantinya akan mempengaruhi mutu informasi keuangan yang diperoleh dalam mengambil suatu keputusan oleh pimpinan perusahaan. Jadi apabila terjadi kesalahan Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009. dalam pengakuan pendapatan, maka hal ini akan turut mempengaruhi kelayakan jumlah laba yang seharusnya diakui perusahaan. Pendapatan yang diperoleh PT.Jasaraharja Putera Medan dibedakan atas: a. Pendapatan Premi underwriting, b. pendapatan lain-lain. Pendapatan premi underwriting yang merupakan pendapatan utama perusahaan berasal dari kegiatan yang berkaitan dengan seleksi resiko yang ditawarkan oleh perusahaan, termasuk juga dengan menetapkan tingkat premi dan ketentuan-ketentuan lain yang akan dikenakan kepada calon tertanggung. Dari setiap penutupan polis, pihak perusahaan akan memperoleh premi dari pihak tertanggung. Besarnya premi sangat bervariasi tergantung pada jenis asuransi yang dipertanggungkan, besarnya jumlah yang dipertanggungkan dan kemungkinan besarnya resiko kerugian. Pendapatan premi mencerminkan pendapatan yang dapat diakui pada suatu tahun berjalan, karena telah memperhitungkan penyisihan cadangan premi. Cadangan premi premi yang belum merupakan pendapatan sebenarnya merupakan nilai pendapatan yang yang sudah diterima di muka, namun bukan untuk realisasi kewajiban tahun yang bersangkutan. Premi yang belum merupakan pendapatan muncul karena pada umumnya sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan, premi dibayar sekaligus di muka oleh tertanggung. Setiap akhir periode akuntansi tutup buku, perusahaan akan melakukan penyesuaian terhadap premi yang belum Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009. merupakan pendapatan ini untuk menentukan besarnya jumlah yang dapat diakui sebagai pendapatan premi pada tahun berjalan. PT. Jasaraharja Putera Medan dalam hal kebijaksanaan pengakuan pendapatan premi sebagai hasil penjualan jasa menggunakan basis akrual yaitu pendapatan premi diakui pada saat telah terjadinya transaksi. Pendapatan premi underwriting dapat dikelompokan sebagai berikut: • Premi langsung direct premium, yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil penutupan polis produk asuransi, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun agen ataupun pialang. Premi langsung ini juga termasuk premi yang diperoleh dari penutupan polis bersama atau sering disebut koasuaransi. • Premi tidak langsung indirect premium, yaitu pendapatan premi yang berasal dari kegiatan reasuransi. Premi ini merupakan hak reasuradur berdasarkan kontrak reasuransi, yang disebut premi reasuransi. Untuk pendapatan premi dan komisi atas pertanggungan yang lebih dari satu tahun diakui pada saat akseptasi sebesar premi dan komisi yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk pendapatan premi dan komisi atas pertanggungan untuk masa dua belas bulan dihitung secara prorata sesuai dengan masa pertanggungan. Premi pertanggungan langsung, dapat berasal dari perusahaan sendiri, artinya klien membeli langsung polis asuransi ke perusahaan. Jadi perusahaan berhubungan secara langsung dengan tertanggung. Tetapi ada juga premi yang berasal dari hasil penjualan polis Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009. asuransi oleh agen atau pialang kepada tertanggung. Premi yang diperoleh baik dari perusahaan maupun agen dan pialang diakui pada saat polis diterbitkan. Contoh Pendapatan Premi: Pada tanggal 5 Januari 2005, harga pertanggungan Toyota Kijang atas nama Tuan Richard sebesar Rp 100.000.000,-, dengan jangka waktu asuransi sampai dengan 3 tahun. Premi dasar asuransi yang disepakati 2,22tahun, premi tambahan atas perluasan asuransi Toyota Kijang tersebut 0,10 atas Jaminan TJH III Tanggung Jawab Hukum terhadap pihak ketiga, yaitu bila ada pihak ketiga yang menderita kerugian yang disebabkan oleh kendaraan bermotor yang diasuransikan dalam suatu kecelakaan. Kerugian pihak ketiga tersebut ditanggung oleh polis untuk maksimum pelayanan Rp 10.000.000,-. Maka Perhitungan Premi untuk Jaminan Pertanggungan selama satu tahun: Premi Dasar: 2,22 x Rp 100.000.000,- = Rp 2.220.000,- Premi TJH: 0,10 x Rp 100.000.000,- = Rp 100.000,- Bea Materai = Rp12.000,- Biaya Polis = Rp10.000,- Premi selama satu tahun = Rp 2.342.000,- Jurnal Pada Saat Terjadinya Piutang Premi 5 Januari 2005: Piutang Premi Rp 2.342.000,- Pendapatan Premi Rp 2.342.000,- Jurnal Pada Saat Premi dibayar dengan ketentuan yang telah disepakati dalam polis, pembayaran dilakukan 10 hari dari tanggal polis terbit: Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009. 16 Januari 2005 : Kas Rp 2.342.000,- Piutang Premi Rp 2.342.000,- Premi yang berasal dari kegiatan reasuransi premi tidak langsung yang disebut premi reasuransi diakui pada saat dikeluarkannya slip reasuransi berdasarkan nota asuransi yaitu selama periode kontrak reasuransi secara proporsional dengan proteksi yang diberikan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Kantor Pusat karena jumlahnya cukup besar dan perusahaan melakukan kerjasama dengan perusahaan reasuransi lain. Pada akhir periode yaitu pada saat laporan laba rugi, premi reasuransi ini akan dikurangkan dari premi bruto sehingga diketahui jumlah premi yang sebenarnya yang dimiliki perusahaan. Pendapatan lain-lain merupakan pendapatan yang diterima perusahaan yang berasal dari luar pendapatan premi, yaitu yang dikenal dengan hasil non-operasional, yang diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi. Pendapatan ini berupa pendapatan komisi dan jasa giro bank. Pendapatan komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi dicatat sebagai pengurang beban komisi, dan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Tetapi apabila jumlah komisi yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan beban komisi yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membayar jasa agen atau pialang, maka selisih tersebut yang dicatat sebagai pendapatan komisi dalam laporan laba rugi. Sedangkan pendapatan jasa giro bank diakui pada saat laporan rekening dari pihak bank diterima pada akhir bulan. Jumlah pendapatan yang diakui adalah jumlah bunga dikurangi dengan biaya administrasi. Jurnal pencatatan pendapatan jasa giro: Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009. Bank xxx Pendapatan jasa giro xxx D.2. Prosedur Pengeluaran Kas Perusahaan Beban – beban yang terjadi pada PT. Jasaraharja Putera Medan dapat dibagi atas : a. Beban Underwriting, terdiri dari beban klaim dan beban komisireduksi, b. beban Non Operasional, terdiri dari beban usaha yaitu beban pemasaran, beban umum dan beban administrasi, c. beban lain-lain. Beban klaim muncul dari kegiatan yang menyangkut penyelidikan, penilaian dan penyelesaian tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh tertanggung, untuk menilai apakah kerugian yang terjadi memang dijamin dalam polis dan untuk menilai kerugian yang sebenarnya. Perusahaan asuransi ini sering dibantu oleh perusahaan penilai kerugian asuransi adjuster. Klaim dapat diajukan tertanggung kapanpun sepanjang memenuhi ketentuan yang telah disepakati dalam polis. Beban klaim meliputi klaim yang disetujui, klaim dalam proses penyelesaian termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dan beban penyelesaian klaim. Klaim tersebut diakui sebagai beban pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Ketika tertanggung melapor mengenai kerugian yang dialaminya, PT. Jasaraharja Putera Medan akan melakukan survei mengenai kelayakan dan jumlah kerugian dari tertanggung tersebut layak ditutup atau tidak. Bila ternyata layak, maka ditentukan besarnya ganti rugi yang akan diterima tertanggung, jumlah ganti rugi Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009. akan dicatat di dalam Laporan Kerugian Sementara. Besarnya ganti rugi dapat lebih kecil atau sama dengan jumlah ganti rugi yang disepakati untuk ditanggung perusahaan. Akan tetapi, tertanggung hanya boleh memperoleh ganti rugi maksimal sebesar kerugian yang dideritanya yaitu sebesar pertanggungan yang tercantum di dalam polis kontrak. Berdasarkan hasil survei akhir, perusahaan membuat Laporan Kerugian Pasti. Laporan Kerugian Pasti dikirim kantor cabang ke kantor pusat. Kantor Pusat mengeluarkan Surat Perintah Pembayaran yang telah diotorisasi salah satu direksi beserta cek. Surat Perintah Pembayaran beserta cek dikirim ke kantor cabang. Apabila tertanggung setuju dengan jumlah ganti rugi , maka kantor cabang membayar jumlah ganti rugi. Pada saat tertanggung melapor: Beban klaim sementara xxx Hutang klaim sementara xxx Pada saat perusahaan membayar klaim pada tertanggung: Hutang Klaim xxx Kas bank xxx Survei yang dilakukan perusahaan atas diterimanya tuntutan ganti rugi tertanggung akan menimbulkan beban penyelesaian klaim. Beban ini meliputi pembayaran atas jasa perusahaan penilai kerugian adjuster dan tenaga ahli lainnya sesuai dengan keperluan berdasarkan kerugian yang terjadi. Misalnya dalam klaim kebakaran, tenaga ahli berupoa kontraktor diperlukan oleh perusahaan untuk menilai besarnya kerugian selain dari adjuster. Termasuk biaya yang dikeluarkan tertanggung Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009. dalam usahanya untuk menyelamatkan barang-barang dari kebakaran pada saat terjadinya peristiwa, akan diganti oleh perusahaan dan dicatat sebagai beban penyelesaian klaim. Beban penyelesaian klaim merupakan bagian dari beban klaim dan diakui pada saat munculnya kewajiban untuk memenuhi klaim tertanggung. Beban klaim juga meliputi klaim yang menjadi tanggungan reasuradur berdasarkan perjanjian reasuransi. Estimasi bagian reasuradur atas klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dan bagian reasuradur atas klaim yang telah disetujui dan dibayar, diakui sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan periode pengakuan beban klaim. Klaim reasuransi harus dikeluarkan dari beban klaim perusahaan karena bukan merupakan beban yang ditanggung perusahaan. Dalam perjanjian reasuransi telah diatur bagian perusahaaan maupun reasurasur atas klaim yang terjadi. Bagian reasuradur tersebut akan disajikan sebagai pengurang beban klaim dalam laporan laba rugi. Karena klaim reasuransi merupakan bagian dari klaim bruto maka pengakuan terhadap klaim ini juga dilakukan pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Artinya, ketika muncul laporan keugian dari tertanggung atas objek yang ditutup dengan kontrak reasuransi, maka perusahaan akan mencatat beban klaim sebesar bagian yang menjadi tanggung jawabnya. Sedangkan bagian reasuradur atas klaim tersebut akan diakui sebagai klaim reasuransi. Beban komisi merupakan beban keperantaraan yaitu komisi yang diberikan kepada pialang asuransi dan agen sehubungan dengan penutupan pertanggungan. Beban komisi ini diakui dengan basis akrual, yaitu pada saat terjadinya dan dicatat Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009. dengan pengakuan premi yang bersangkutan. Beban usaha manajemen meliputi beban pemasaran, beban umum dan beban administrasi. Beban ini diakui sesuai dengan manfaatnya pada tahun yang bersangkutan dimana kas dikeluarkan atau kewajiban terjadi accrual basis. Beban lain-lain merupakan beban yang digunakan untuk mengelola usaha yang berasal dari luar beban klaim, beban komisi dan beban usaha manajemen. Misalnya beban pajak. Beban ini diakui pada periode pembayaran atau periode terjadinya beban. Perusahaan melakukan transaksi asuransi yang tidak sedikit jumlahnya yang menimbulkan beban klaim bila terjadi peristiwa yang menyebabkan kerugian bagi tertanggung. Peristiwa itu sendiri haruslah memenuhi syarat perjanjian yang dicantumkan dalam kontrak asuransi polis. Perhitungan premi dan periode penutupan polis untuk JP ASTOR yaitu asuransi kebakaran, kendaraan bermotor, pengangkutan, dan lain-lain pada umumnya dilakukan per tahun annual basis sedangkan untuk JP- ASPRI berdasarkan periode jangka pendek short period kurang dari satu tahun, dan untuk asuransi Surety Bond berdasarkan jangka waktu kontrak pekerjaan Surety Bond dan pemeliharaan. Oleh karena itu , klaim bisa terjadi pada akhir tahun sehingga beban klaim mencakup periode berjalan. Kebijakan pengakuan beban klaim pada PT. Jasaraharja Putera Medan adalah beban klaim diakui pada saat Laporan Kerugian Pasti Terbit. Akan tetapi, khusus untuk asuransi kebakaran fire beban klaim diakui pada saat Surat Perintah pembayaran diterima kantor cabang dari kantor pusat. Kebijakan ini akan Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009. mempengaruhi pengakuan beban klaim pada periode berjalan dan akn mempengaruhi laba yang dilaporkan pada periode berjalan tersebut. Contoh transaksi beban klaim asuransi kebakaran fire yang terjadi di perusahaan untuk periode berjalan: • PT. PSM sebagai tertanggung mengajukan klaim untuk asuransi kebakaran fire kepada PT. Jasaraharja Putera Medan tanggal 10 Nopember 2005. Perusahaan melakukan estimasi kerugian survei kelayakan dan jumlah kerugian dari tertanggung tersebut . Selanjutnya perusahaan mengeluarkan Laporan Kerugian Sementara tanggal 10 Desember 2005 dengan jumlah estimasi kerugian sebesar Rp 40.000.000,-. Perusahaan telah menetapkan bahwa kerugian dari PT. PSM layak ditutup dari hasil survei akhir, perusahaan mengeluarkan Laporan Kerugian Pasti tanggal 20 Desember 2005 dengan jumlah ganti rugi kepada PT.PSM sebesar Rp 40.000.000,- Perusahaan PT. Jasaraharja Putera Medan mengirimkan Laporan Kerugian Pasti ke Kantor Pusat tanggal 26 Desember 2005. Berdasarkan Bukti Laporan Kerugian Pasti dari Kantor Cabang, Kantor Pusat membuat Surat Perintah Pembayaran yang diotorisasi salah satu direksi di Kantor Pusat beserta cek. Kantor Pusat mengirimkan Surat Perintah Pembayaran ke kantor cabang. Surat Perintah Pembayaran dan cek diterima oleh Kantor Cabang pada tanggal 6 Januari 2006. Perusahaan mengakui dan mencatat beban klaim pada saat Surat Perintah Pembayaran dan Cek diterima yaitu tanggal 6 Januari 2006, dengan jurnal: Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009. Beban Klaim PT. PSM Rp 40.000.000,- Hutang Klaim PT. PSM Rp 40.000.000,- Pada saat perusahaan membayar klaim pada tetanggung, perusahaan mencatat: Hutang Klaim PT. PSM Rp 40.000.000,- KasBank Rp 40.000.000,- Survei yang dilakukan perusahaan atas diterimanya tuntutan ganti rugi tertanggung akan menimbulkan beban penyelesaian klaim. Beban ini meliputi pembayaran atas jasa perusahaan penilai kerugian adjuster dan tenaga ahli lainnya sesuai keperluan berdasarkan kerugian yang terjadi. Misalnya dalam klaim kebakaran, tenaga ahli berupa kontraktor diperlukan oleh perusahaan untuk menilai besarnya kerugian selain adjuster. Termasuk biaya yang dikeluarkan oleh tertanggung dalam usahanya untuk menyelamatkan barang-barang dari kebakaran pada saat terjadinya peristiwa kerugian, akan diganti oleh perusahaan dan dicatat sebagai beban penyelesaian klaim. Beban penyelesaian beban klaim merupakan bagian dari beban klaim dan diakui pada saat munculnya kewajiban untuk memenuhi klaim tertanggung. Beban Komisi merupakan komisi yang diberikan kepada pialang asuransi dan agen sehubungan dengan pertanggungan. Beban komisi ini diakui dengan metode akrual basis, yaitu pada saat terjadinya dan dicatat sesuai dengan pengakuan dan pencatatan premi bersangkutan. Beban Non Operasional atau beban usaha meliputi beban pemasaran, beban umum, beban admnistrasi. Beban ini diakui sesuai dengan manfaatnya pada tahun yang bersangkutan dimana kas dikeluarkan atau kewajiban Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009. terjadi accrual basis. Beban lain-lain merupakan beban yang digunakan untuk mengelola usaha yang berasal dari selain beban klaim, beban komisi, dan beban operasional. Beban iini diakui pada periode pembayaran atau periode terjadinya beban. Contoh transaksi beban klaim Asuransi kebakaran Fire pada perusahaan untuk periode satu tahun : PT. Varia sebagai tertanggung mengajukan klaim untuk asuransi kebakaran kepada PT. Jasaraharja Putera Medan tanggal 10 Mei 2006. Perusahaan melakukan estimasi kerugian survei kelayakan dan jumlah kerugian dari tertangggung tersebut. Selanjutnya, perusahaan mengeluarkan Laporan Kerugian Sementara tanggal 10 Juni 2006 dengan jumlah estimasi kerugian sebesar Rp 55.000.000,-. Perusahaan telah menetapkan bahwa kerugian dari PT. Varia layak ditutup dari hasil survei akhir, dan kemudian perusahaan mengeluarkan Laporan Kerugian Pasti Terbit tanggal 20 juni 2006 dengan jumlah ganti rugi kepada PT. Varia sebesar Rp 55.000.000,-. Perusahaan PT.Jasaraharja Putera Medan mengirimkan Laporan Kerugian Pasti ke kantor pusat tanggal 25 Juni 2006. Berdasarkan bukti laporan kerugian pasti dari kantor cabang, kantor pusat membuat surat perintah pembayaran yang diotorisasi oleh satu direksi di kantor pusat beserta cek. Kantor pusat mengirimkan surat perintah pembayaran ke kantor cabang pada tanggal 5 Juli 2006. Perusahaan mengakui dan mencatat beban klaim pada saat Surat Perintah Pembayaran dan Cek diterima yaitu pada tanggal 5 Juli 2006, dengan jurnal; Beban Klaim PT. Varia Rp 55.000.000,- Hutang Klaim PT. Varia Rp 55.000.000,- Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009. Pada saat perusahaan membayar klaim pada tertanggung, perusahaan mencatat: Hutang Klaim PT. Varia Rp 55.000.000,- Kas Bank Rp 55.000.000,- Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009.

BAB III ANALISA DAN EVALUASI