Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009.
perusahaan dalam mengadakan pengawasan terhadap struktur organisasi, prosedur- prosedur keuangan dan pencatatan-pencatatan guna mendapatkan kecermatan dan
ketelitian pada data akuntansi, tindak yang efesien dan efektif serta dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
C. Pengawasan Intern Kas Perusahaan
C.1. Unsur-unsur Pengawasan Intern Kas Perusahaan
Untuk mencapai tujuan pengawasan intern, maka pihak manajemen perusahaan perlu merancang dan menerapkan unsure-unsur pengawasan intern
disebutkan sebagai berikut : 1.Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara
tegas. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan.
Perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. 3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya. Mulyadi,2001:164 1.
Struktur Organisasi Yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional Secara Tegas.
Strutur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini : harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi
Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009.
dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan, suatu fungsi tidak boleh diberi
tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
2. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan Yang Memberikan Perlindungan
yang cukup terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan, dan Biaya. Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan
alat bagi manajemen untuik mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi- transaksi yang terjadi dan juga untuk menghasilkan data akuntansi yang tepat.
Klasifikasi data akuntansiii dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar. Menurut AICPA, susunan rekening yang baik harus dapat memenuhi hal-hal sebagai
berikut : Membantu mempermudah penysunan laporan-laporan lainnya dengan ekonomis, meliputi rekening-rekening yang diperlukan untuk menggambarkan
dengan baik dan teliti harta-harta milik, utang-utang, pendapatan-pendapatan, harga pokok dan biaya-biaya yang harus dirinci sehingga memuaskan dan berguna bagi
manajemen didalam melakukan operasi, menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat didalam setiap rekening, memberi batas sejelas-jelasnya antara
pos-pos aktiva, modal, pendapatan, dan biaya-biaya, membuat rekening-rekeningdan biaya-biaya.
3. Praktek Yang Sehat Harus Dijalankan didalam Melaksanakan Tugas dalam
Fungsi Setiap Unit Organisasi.
Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009.
Adapun cara-cara umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah : penggunaan formulir bernomor urut cetak yang
pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang, pemeriksaan mendadak, setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh
suatu organisasi tanpa ada campur tangan dari organisasi lainnya, keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak, pembentukan unit organisasi yang
bertugas untuk mengecek efektivitas unsure-unsur system pengawasan intern atau staf pemeriksaan intern.
4. Karyawan Yang Mutunya Sesuai Dengan Tanggung jawabnya.
Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tidaknya suatu system pengendalian intern. Apabila sudah disusun struktur organisasi yang tepat, prosedur-
prosedur yang baik tetapi tingkat kecakapan pegawai tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta, bisa diharapkan bahwa system pengawasan intern tidak akan berhasil
dengan baik. Jika perusahaan memiliki kekayaan yang kompeten yang dipercaya, berbagai cara
dapat ditempuh : seleksi calon karyawan sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya, yang dilakukan dengan mengadakan analisa jabatan yang ada dalam
peruasahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan yang akan menduduk i jabatan tersebut, pengembangan pendidikan karyawan selama
menjadi karyawan perusahaan sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
C.2. Sistem Pengawasan Intern Kas Perusahaan
Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009.
1. Sistem pengawasan Intern Kas. Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang
terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan prosedur adalah suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu depertemen
atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Dapat disimpulkan bahwa suatu sistemterdiri
dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal. Sistem pengawasan yang baik haruslah mengandung prosedur-prosedur
untuk melindungi kas dan juga penanganan atas transaksi penerimaan maupun pengeluaran kas. Ada tiga elemen penting dalam suatu kerangka pengawasan intern
yang baik atas kas, yaitu : a.
pemisahan fungsi dan tanggung jawab atas penanganan dan penyimpanan kas dari petugas yang bertanggungjawab untuk melakukan pencatatan atas transaksi kas,
b.menyetorkan atau menyimpankan semua kas yang diterima setiap hari ke rekening perusahaan di bank,
c. Semua pembayaran harus dilakukan dengan mempergunakan cek,
sehingga apabila hal ini dikombinasikan dengan kedua elemen diatas, maka memungkinan perusahaan untuk menggunakan catatan bank sebagai alat
pengontrol catatan kas perusahaan. Berdasarkan pengertian sistem pengawasan intern kas yang telah diuraikan,
maka dapat diketahui bahwa pengawasan intern merupakan yang ditekankan pada penggunaan cara dan prosedur yang berfungsi :
Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009.
a. menjaga aktiva atau harta kekayaan dan catatan perusahaan,
b.memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, c.
memajukan efisiensi dan efektifitas dalam operasi, d.membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan
manajemenyang telah ditetapkan lebih dulu. Jadi fungsi pengawasan intern kas adalah untuk menjaga agar rencana yang
telah ditetapkan dapat berjalan secara menguntungkan efektif dan ekonomis. Selain memiliki fungsi, system pengawasan intern kas mempunyai tujuan, yaitu :
a. untuk menyediakan data yang dapat dipercaya dan menjamin
kebenaran data akuntansi, b.untuk melindungi dan mengamankan harta kekayaan perusahaan,
c. untuk meningkatkan efisiensi usaha,
d.untuk mendorong ditaatinya kebijaksanaan pimpinan yang telah digariskan.
2. Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT.Jasaraharja Putera Medan Penyajian laporan laba rugi pada PT. Jasaraharja Putera Medan adalah bentuk
multiple steps, dimana unsur-unsur kegiatan operasi dan kegiatan di luar operasi perusahaan dikelompokan sesuai dengan keterkaitan unsur-unsur yang disajikan.
Pendapatan pada kegiatan di luar operasi dilaporkan secara terpisah dari pendapatan dari hasil operasi utama perusahaan. Sedangkan beban dikelompokan sesuai dengan
keterkaitannya dengan pos pendapatan.
Bona Tua Samosir : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. Jasaraharja Putera Medan, 2009.
Pendapatan operasional perusahaan disajikan pada bagian awal laporan laba rugi yaitu pendapatan premi underwriting. Penyajian secara terpisah antara
pendapatan premi dan pendapatan lain-lain dimaksudkan untuk menonjolkan aktivitas utama perusahaan sebagai perusahaan asuransi kerugian. Penyajian pendapatan yang
diterapkan perusahaan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang menyatakan bahwa laporan laba rugi perusahaan harus disajikan sedemikian rupa
dengan memisahkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian yang wajar. Dasar pengakuan pendapatan premi pada PT. Jasaraharja Putera Medan
adalah dengan accrual basis yaitu premi diakui selama periode polis kontrak berdasarkan proteksi yang diberikan.
Pendapatan lain-lain merupakan pendapatan yang diterima perusahaan yang berasal dari luar pendapatan premi, yaitu yang dikenal dengan hasil non-operasional
perusahaan. Pendapatan ini berupa pendapatan komisi dan pendapatan jasa giro bank. Pendapatan non operasional ini diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi.
D. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas Perusahaan D.1. Prosedur penerimaan kas perusahaan