Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Cabang Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA PT. PLN (PERSERO)

CABANG MEDAN

Oleh :

UTARI MERIDHA PUTRI 102102129

PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat, petunjuk, dan kasihNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat beriringkan salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang kelak kita harapkan Syafa’atNya di Yaumil Mahshar kelak, Amin ya Rabbal Alamin.

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis telah berupaya maksimal untuk mendapatkan hasil yang terbaik dengan berbagai usaha dan perjuangan. Namun sebagai manusia biasa penulis pasti memiliki keterbatasan dan penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna dalam pengerjaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih atas segala dukungan, pikiran, tenaga, semangat, materi dan juga doa dari semua pihak yang telah membantu penulis menjalani masa perkuliahan dan penyusunan tugas akhir ini kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.


(5)

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, MEc, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE .M. Acc, Ak selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Drs. Rustam, M. Si, Ak selaku Ketua Program Studi DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Chairul Nazwar M.Si, Ak selaku sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan sempurna.

6. Bapak dan Ibu Dosen / Pengajar, Pembimbing & Penasehat Akademik di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan mengajarkan berbagai mata kuliah yang sangat bermanfaat.

7. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Seluruh pimpinan dan staf PT. PLN (Persero) Cabang Medan yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi dan data-data yang diperlukan sehingga penulis dapat menyusun tugas akhir ini.

9. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada orang tua tercinta. Ayahanda Sugeng Mardiono dan Ibunda Jubaidah syam, SH yang telah berkorban dan berjasa dalam mengasuh dan


(6)

membimbing penulis tanpa pamrih, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Demikian juga untuk kedua saudara tercinta Juanda Mardiansyah dan Aulianda Feriansyah atas dukungan dan semangat buat penulis.

10.Ucapan terima kasih buat kakak-kakak senior, di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

11.Semua sahabat-sahabat penulis yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan dan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

12.Akhirnya penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada kakanda Oki Ridha Pratama yang juga memberikan dorongan, semangat dan doa dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Harapan penulis semoga kiranya tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi mereka yang membutuhkannya.

Medan, 5 Juli 2013 Penulis

UTARI MERIDHA PUTRI NIM. 102102129


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C . Tujuan dan Manfaat Penelitian. ... 3

1. Tujuan Penelitian ... 3

2. Manfaat Penelitian ... 3

D. Rencana Penulisan ... 4

1. Jadwal Survei / Observasi ... 4

2. Rencana Isi ... 5

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN ... 6

A. Sejarah singkat PT.PLN (Persero) Cabang Medan ... 6

1. Listrik Sebelum Kemerdekaan Dan Di Awal Kemerdekaan ... 6

2. Dari Eksploitasi I menjadi Eksploitasi II ... 7

3. Eksploitasi II menjadi Wilayah II ... 8

4. Dari PERUM menjadi PERSERO ... 8

5. Pemisahan PT. PLN (Persero) dan PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Utara ... 9


(8)

C. Job Description ... 12

1. Manajer Cabang ... 12

2. Fungsional Ahli ... 12

3. Asman Jaringan ... 13

4. Asman Transaksi Dan Energi Listrik ... 14

5. Asman Administrasi Dan Niaga ... 16

6. Sub. Bagian Spv. Operasi Distribusi ... 17

7. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan Distribusi ... 17

8. Sub. Bagian Spv. PDKB ... 18

9. Sub. Bagian Spv. Transaksi Dan Energi ... 18

10. Sub. Bagian Spv. Pengendalian Susut ... 19

11. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan APP ... 20

12. Sub. Bagian Spv. Pelayanan Pelanggan ... 21

13. Sub. Bagian Spv. Keuangan Dan Administrasi ... 22

D. Jaringan Usaha / Kegiatan ... 24

E. Kinerja Kegiatan Terkini ... 24

F. Rencana Kegiatan ... 25

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN ... 26

A. Pengertian Kas ... 26

B. Pengawasan Intern ... 27

C. Unsur-Unsur Pengawasan ... 32

D. Pengawasan Intern Penerimaan Kas ... 38

E. Pengawasan Intern Pengeluaran Kas ... 41


(9)

A . Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 44


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir ... 4


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, dunia usaha semakin berkembang pesat diikuti dengan tingkat persaingan yang semakin ketat pula. Hal ini terlihat dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang bermunculan, baik perusahaan-perusahaan milik pemerintah, perusahaan swasta nasional maupun milik asing.

Semakin berkembangnya suatu perusahaan, dimana ruang lingkupnya semakin besar dan kompleks menyebabkan manajemen tidak lagi terlibat langsung didalam perusahaan. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem pengawasan yang efektif dan terpadu yang nantinya diharapkan akan dapat membantu manajemen dalam mempertahankan kelangsungan jalannya perusahaan serta meningkatkan efektifitasnya.

Setiap perusahaan memerlukan adanya prinsip akuntansi yang baik, terutama dalam hal pengelolaan kas. Kas sangat mempengaruhi transaksi dalam perusahaan. Oleh karena itu penggunanya harus secara optimal. Optimal dalam arti kata dapat menjaga keseimbangan antara jumlah yang cukup untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan dan menghindari kas yang menganggur.


(13)

Kas merupakan aktiva lancar yang mudah disalah gunakan, maka itu harus ada sistem pengawasan intern kas yang baik. Dimana hal ini harus didukung oleh adanya struktur organisasi yang baik dan penempatan personil yang tepat. Pengawasan intern ini membutuhkan fungsi dan tugas didalam pengurusan kas, misalnya pemisahan antara penerimaan dan pengeluaran kas.

Untuk mencapai pengawasan yang baik perlu dianjurkan dengan sarana-sarana, prosedur-prosedur, dan alat-alat sehingga tujuan akhir perusahaan dapat lebih mudah tercapai. Pengawasan dapat dilakukan dari dalam maupun dari luar perusahaan. Sebagian ahli menyatakan bahwa pengawasan dari dalam perusahaan sifat rutin dan kontiniu. Pengawasan intern adalah mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang digunakan untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan, mengecek kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya serta mengatur aktivitas perusahaan dan membuat rencana dimasa yang akan datang.

Masalah kas dalam perusahaan merupakan salah satu persoalan yang penting karena hampir semua transaksi ataupun operasi selalu berawal dan berakhir pada kas. Pada umumnya semua transaksi yang ditemui dalam kegiatan perusahaan selalu berhubungan dengan kas, baik penerimaan maupun pengeluaran. Kas memiliki bentuk yang sederhana, ringan, dan mudah dibawa sehingga kas sangat disukai setiap orang.


(14)

Dengan dilandasi pemikiran tersebut diatas penulis merasa sangat tertarik untuk membahas masalah kas dengan judul :

“SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah Pengawasan intern kas sudah efektif dilakukan pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian adalah:Untuk mengetahui bagaimana sistem pengawasan intern kas pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yang dilakukan penulis adalah :

a) Bagi penulis, untuk menambah dan memperluas wawasan penulis mengenai pengawasan intern kas dan sebagai perbandingan dengan teori yang didapat diperkuliahan.

b) Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai masukan dalam melaksanakan pengawasan intern kas pada masa yang akan datang.


(15)

c) Bagi pembaca, bahan masukan dan pertimbangan yang nantinya dapat bermanfaat sebagai referensi bagi rekan-rekan mahasiswa dalam membuat paper ditahun-tahun mendatang.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan JL. Listrik No. 8 Medan.

T a b e l 1 . 1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

NO KEGIATAN

APRIL MEI JUNI

IV I II III IV I II III IV

1 Pengajuan Judul

2 Pengajuan Dosen Pembimbing

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan dan Analisa Data

5 Penyusunan Tugas Akhir

6 Bimbingan dan Penyempurnaan

Tugas Akhir


(16)

2. Rencana Isi

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian tugas akhir yang terdiri dari jadwal penelitian dan rencana isi.

BAB II : PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat PT.PLN (Persero) Cabang Medan, struktur organisasi dan personalia, job description, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan PT. PLN (Persero) Cabang Medan.

BAB III : SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA

PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

Berisikan teori yang menjelaskan tentang kas, pengawasan intern, unsur-unsur pengawasan intern, pengawasan intern penerimaan kas, pengawasan intern pengeluaran kas.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan saran sehingga dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi PT.PLN (Persero) Cabang Medan di masa yang akan datang.


(17)

BAB II

PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

A. Sejarah Ringkas PT. PLN (Persero) Cabang Medan

1. Listrik Sebelum Kemerdekaan Dan Di Awal Kemerdekaan Sampai 1965

Sejarah listrik di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada diwilayah Indonesia tahun1893 didaerah Batavia (Jakarta sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun ditanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di JL. Listrik No.8 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan swasta belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM), Labuhan bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik milik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa, dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintah tentara Jepang waktu itu.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik diseluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas


(18)

Belanda dari tangan tentara Jepang. Perusahaan listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum.

Untuk mengenang peristiwa pengambil alih itu, maka dengan penetapan Pemerintah No.ISD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang semakin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No.163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik Swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat 2 UUD 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno (merangkap Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan diubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I.

Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri PU No.9/PRT/64 dan dengan peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja menjadi 15 Kesatuan Daerah Eksploitasi I, Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.


(19)

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan Keputusan Direksi PLN No. 009/DIR (Keputusan Direktur) PLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi 4 cabang dan satu sektor, yaitu :

a. Cabang Medan

b. Cabang Binjai

c. Cabang Sibolga

d. Cabang Pematang Siantar.

Peraturan Perundang-undangan No.18 Tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik keseluruhan Wilayah Negara RI. Dalam Surat Keputusan (SK) Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

3. Eksploitasi II menjadi Wilayah II

Kemudian menyusul Peraturan Menteri Perusahaan Umum Tenaga Listrik (PTUL) No.013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi Wilayah II Sumatera Utara.

4. Dari PERUM menjadi PERSERO

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No.23/1994 Tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai Persero. Adapun yang


(20)

membelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat. Pada abad 21, PLN tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada, PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswada tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, disentralisasi, profit centre

dan cost centre.

Untuk mencapai tujuan, PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang bertanggung jawab cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait, perlu dibina dan ditingkatkan terus.

5. Pemisahan PT.PLN (Pesero) dan PT.PLN (Persero) Pembangkian dan Penyaluran Sumatera Utara

Perkembangan kelistrikan Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa listrik, maka berdasarkan Surat Keputusan No. 078.K/023/DIR (Direktur) /1996 Tanggal 9 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru dibidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT.PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara.


(21)

Dengan pembentukan organisasi baru PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Utara yang terpisah dari PLN Wilayah II, maka fungsi-fungsi Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PLN Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, PT.PLN memiliki struktur organisasi yang tertata menurut fungsi dan golongannya. Tujuan adanya struktur organisasi adalah untuk pencapaian kerja/pendelegasian dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab.


(22)

GAMBAR 2.1

STRUKTUR ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

MANAJER

ASMAN

JARINGAN ASMAN

TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK

ASMAN

ADMINISTRASI & NIAGA

FUNGSIONAL AHLI

SPV. OPERASI DISTRIBUSI SPV. PEMELIHARAAN DISTRIBUSI SPV. PDKB SPV.

TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK

SPV. PENGENDALIAN SUSUT SPV. PEMELIHARAAN APP SPV. PELAYANAN PELANGGAN SPV.

KEUANGAN & ADMINISTRASI

RAYON BELAWAN RAYON LABUHAN RAYON MEDAN TIMUR RAYON MEDAN KOTA RAYON MEDAN SELATAN RAYON SUNGGAL RAYON JOHOR RAYON HELVETIA RAYON MEDAN BARU

Sumber : PT.PLN (Persero) Cabang Medan

1


(23)

C. JOB DESCRIPTION

Uraian job description dan tugas pokok pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan, yaitu :

1. Manajer Cabang

Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis. Pengelolaan perusahaan pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan pelanggan, dan memastikan terlaksananya

Good Corporate Governance (GCG) di PT.PLN (Persero) Cabang Medan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkit (skala kecil) secara efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan.

b. Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara.

c. Memastikan program Rencana kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara, dilaksanakan sesuai penetapan Direksi.

2. Fungsional Ahli

Bertanggung jawab atas evaluasi pencapaian target kinerja dan memberikan masukan pada manajemen untuk meningkatkan hasil kinerja.


(24)

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengevaluasi data perusahaan yang berhubungan dengan target kerja. b. Merancang langkah-langkah strategis untuk mencapai target kerja. c. Mengawasi baca meter.

d. Mengawasi penjualan rekening. 3. Asman Jaringan

Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) dan Pembangkitan Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk menjamin mutu dan keandalan jaringan distribusi. Hasil/Output pendistribusian energi listrik yang kontiniu dan andal.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun program rencana kerja (PRK) untuk kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.

c. Melakukan monitoring, evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

d. Melakukan analisa, evaluasi kinerja operasi, pemeliharaan jaringan distribusi termasuk PDKB.

e. Melakukan monitoring, evaluasi kinerja proteksi distribusi, pelayanan teknik.


(25)

f. Melakukan verifikasi dan validasi asset distribusi secara periodik. g. Mengkoordinasikan penyusunan, mengendalikan pelaksanaan SOP

untuk setiap jenis pekerjaan Distribusi guna tercapainya zero accident. h. Melakukan koordinasi dalam rangka operasi, pemeliharaan Jaringan

Distribusi dengan Rayon/instansi terkait termasuk PFK.

i. Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang efisien.

4. Asman Transaksi Dan Energi Listrik

Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan Area/Rayon/Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter transaksi untuk memenuhi standar operasional yang berlaku. Hasil/Output laporan transaksi energi listrik, susut, dan pemeliharaan meter transaksi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Pelaksanaan manajemen billing.

b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) terkait dengan proses billing.

c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP. d. Memonitoring, mengendalikan realisasi penggunaan anggaran

SKKI/SKKO.


(26)

f. Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL, AMR, pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter transaksi.

g. Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi.

h. Melaksanakan statement antar unit pelaksana, P3B dalam pengelolaan transfer price energi.

i. Mengkoordinasikan, mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan AMR.

j. Merencanakan, mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil penerapan metrologi secara berkala.

k. Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP. l. Mengkoordinasikan kegiatan Wiring dan Setting APP.

m. Mengkoordinasikan dengan instansi yang berwenang untuk kegiatan P2TL.

5. Asman Administrasi Dan Niaga

Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya manusia, kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan perusahaan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :


(27)

b. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan Tenaga kerja. c. Mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan administrasi, SDM dan pelanggan.

d. Memonitor data pelanggan.

e. Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi pembayaran.

f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan. g. Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi, Cash Budget.

h. Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan Pihak ketiga. i. Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat.

j. Melakukan monitoring operasional kendaraan dinas, fasilitas kantor, pemeliharaan Gedung.

k. Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai.

l. Mengevaluasi fasilitas/sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/APK, tunjangan kecelakaan kerja dan permohonan SPPD.

m. Memonitor realisasi anggaran.

6. Sub. Bagian Spv. Operasi Distribusi

Bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan pengoperasian jaringan distribusi sesuai SOP untuk menjamin keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi penyaluran tenaga listrik.


(28)

a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) Operasi.

b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi sesuai SOP.

c. Melaksanakan pemutakhiran data asset distribusi secara berkala. d. Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan distribusi.

e. Mengendalikan dan monitoring pelaksanaan operasional pelayanan teknik.

f. Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instansi terkait dalam rangka operasi jaringan distribusi.

g. mengevaluasi kinerja operasi.

7. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja (PRK).

b. Melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan jaringan

distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.

c. Merencanakan kebutuhan meterial operasi, pemeliharaan untuk

meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk


(29)

d. Melaksanakan koordinasi dengan Rayon dan Bagian terkait dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan distribusi.

e. Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

8. Sub. Bagian Spv. PDKB

Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB. b. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan PDKB sesuai dengan SOP. c. Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (SP2B),Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (SP3B) kepada Kepala Operasi.

d. Melaksanakan inventarisasi, mengusulkan peremajaan peralatan PDKB. e. Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat kompetensi/brevet personil PDKB.

f. Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke komisi PDKB. g. Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada kepala Operasi.

9. Sub. Bagian Spv. Transaksi Dan Energi

Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk akurasi pengukuran pemakaian energi listrik.


(30)

a. Memonitor program pemeliharaan meter transaksi oleh meter rusak, buram.

b. Memonitor pelaksanaan pemasangan dan pemeliharaan AMR. c. Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan.

d. Memonitor pelaksanaan hasil penerapan metrologi secara berkala. e. Menyiapkan data pendukung untuk kebutuhan pemeliharaan meter

transaksi.

f. Memonitor pekerjaan pemeliharaan, tera ulang APP serta Meter Elektronik (ME) dan sistem AMR yang dikerjakan pihak ketiga.

g. Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan kelengkapannya untuk material baru atau bekas andal.

h. Memastikan hasil sampling penerapan APP-baru hasil Metrologi dan rekondisi pihak ketiga.

i. Memonitor manajemen segel APP.

10. Sub. Bagian Spv. Pengendalian Susut

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan,

Menertibkan PJU / reklame liar dan pelaksanaan P2TL.

Rincian tugaspokok sebagai berikut :

a. Memonitor pelaksanaan penekanan susut, berkoordinasi dengan rayon terkait.


(31)

berkala.

c. Melakukan updating data PJU secara berkala.

d. Melakukan koordinasi, pengawasan hasil P2TL yang telah dilakukan

dengan Rayon terkait.

e. Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA.

f. Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara rutin.

g. Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.

h. Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan Instansi

berwenang untuk pelaksanaan P2TL.

j. Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV) atas hasil pelaksanaan P2TL.

11. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan APP

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan

APP. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang. b. Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan.

c. berkoodinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP. d. Memvalidasi data kelainan APP.

e. Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala. f. Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan prabayar


(32)

secara berkala.

12. Sub. Bagian Spv. Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi Pelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, pengelolaan pendapatan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan, mensupervisi fungsi Pelayanan Pelanggan sesuai proses bisnis.

b. Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial ( TM/TT ). c. Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodik,

menindak lanjuti pencapaian TMP.

d. Melaksanakan kegiatan Riset Pasar, Menyusun Data Potensi Pasar e. Mengolah peta Segmentasi Pelanggan.

f. Melaksanakan supervisi untuk penyempurnaan layanan PB/PD Rayon. g. Memastikan proses PB/PD, SPJBTL pelanggan Potensial sesuai

kewenangannya.

h. Memonitor Penerbitan SIP/SPJBTL.

i. Memonitor Mutasi Data Induk Langganan, memelihara Arsip Induk Langganan.

j. Memonitor Laporan penagihan lain-lain (multi guna, P2TL, BP). k. Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang pelanggan.


(33)

l. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung, piutang ragu-ragu dan usulan penghapusan piutang.

13. Sub. Bagian Spv. Keuangan Dan Administrasi

Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan kesekretariatan, proses Akuntansi dan Keuangan untuk menjamin terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengelolaan Tenaga Kerja. b. Melaksanakan pengelolalaan K3.

c. Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja, kebakaran, kebanjiran, musibah lain terkait dengan K3.

d. Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran. e. Melaksanakan Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan dan

akuntansi.

f. Melaksanakan fungsi bagian keuangan.

g. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian Keuangan dan Administrasi.

h. Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan, bank, Hutang-Piutang, Persekot Dinas dan PUMP-KPR/BPRP.

i. Menyiapkan rincian biaya Rayon untuk rencana alokasi dana operasional.


(34)

Kantor PLN terdekat

Rayon Belawan : JL. Medan-Belawan km 20,5 Telp (061) 6940847

Rayon Labuhan : JL. Medan-Belawan Telp (061) 6857934

Rayon Medan Timur : JL. Pasar III No.54 Krakatau Telp (061) 6618120

Rayon Medan Kota : JL. Listrik No.8 Medan Telp (061) 4144205

Rayon Medan Selatan : JL. Sakti Lubis No.20 Medan Telp (061) 7861911

Rayon Medan Baru : JL. Sei Batu Gingging No.9 Telp (061) 8213885

Rayon Johor : JL. Karya Wisata Telp (061) 7871778

Rayon Helvetia : JL. Kemuning Raya Helvetia Telp (061) 8453039

Rayon Sunggal : JL. Bunga Raya Sunggal Telp (061) 8456064

Visi PT. PLN (Persero) Cabang Medan

Visi perusahaan adalah : “Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani”.

Misi PT. PLN (Persero) Cabang Medan

Misi perusahaan adalah :

1. Menjalankan bisnis kelistrikan, kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, pemegang saham.


(35)

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Motto PT.PLN (Persero) Cabang Medan

Motto perusahaan adalah : “Listrik untuk kehidupan yang lebih baik (Electricity for a Better Life)”.

D. JARINGAN USAHA / KEGIATAN

Jaringan usaha yang dilakukan pada PT. PLN (Persero) Cabang Medanadalah sebagai berikut :

a. Penjualan energi listrik.

b. Penyewaan tiang listrik untuk penarikan kabel Telekomunikasi. c. Jasa sertifikasi lembaga manajemen ketenaga listrikan.

d. Jasa wisma / gedung untuk penginapan masyarakat di daerah touris.

E. KINERJA USAHA

Kinerja usaha yang dilakukan pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut :

a. Pelanggan

b. Produk dan layanan.

c. Proses bisnis internal.


(36)

e. Keuangan dan pasar.

f. Kepimpinan.

F. RENCANA KEGIATAN

Rencana kegiatan yang dilakukan pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan nilai hasil survey kepuasan pelanggan. b. Menghitung jumlah pelanggan periode berjalan. c. Menghitung jumlah pelanggan tahun sebelumnya.

d. Sistem average index frekuensi & sistem average index duration. e. Kecepatan pelayanan pasang baru tenaga listrik.

f. Mutu tegangan listrik pelayanan. g. Rasio pemakaian materai. h. Rasio kerusakan trafo distribusi.

i. Pendataan pelanggan dalam rangka Revenue Assurance.

j. Gangguan penyulang per 100 kms. k. Susut distribusi tanpa I-4.

l. Human capital readiness & Organization capital readiness. m. Tunggakan aliran listrik.

n. Penyerapan disburse investasi PLN. o. Pengadaan kendaraan listrik.


(37)

BAB III

SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA

PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

A. Pengertian Kas

Kas adalah komponen aktiva paling aktif dan sangat mempengaruhi setiap transaksi terjadi. Hal ini disebabkan karena setiap transaksi memerlukan suatu dasar pengukuran yaitu kas. Banyak transaksi perusahaan baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Tidak hanya terbatas pada uang tunai yang tersedia didalam perusahaan saja, melainkan meliputi semua jenis asset yang dapat dipergunakan dengan segera untuk membiayai seluruh kegiatan perusahaan.

Sebagai harta yang paling likuid, kas adalah media pertukaran baku dan dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya. Agar dapat dilaporkan sebagai kas pos bersangkutan harus siap tersedia untuk pembayaran kewajiban lancar dan harus terbebas dari setiap ikatan kontraktual yang membatasi penggunaannya dalam pemenuhan hutang.

Kas terdiri dari simpanan komersial dan rekening atau deposit dibank atau di tempat lainnya serta pos–pos yang ada didalam yang dapat dipergunakan sebagai media tukar atau yang dapat diterima oleh bank dengan nilai nominal yang tercantum padanya. Kas yang ada dalam perusahaan meliputi dana kas kecil (petty cash), dan dana pertukaran


(38)

dibelanjakan secara teratur serta pos-pos seperti cek pribadi, cek perjalanan, cek kasir, wesel bank, dan pos wesel. Rekening tabungan biasanya juga diklasifikasikan sebagai kas. Dari segi akuntansi yang dimaksud dengan kas adalah :

“Kas adalah segala sesuatu, baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.”(Soemarso, 2004 : 320)

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia bahwa :

“Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan-perubahan yang signifikan.”(IAI, 2007 : 22)

Pengertian kas yang lain adalah :

“Kas adalah jumlah uang tunai yang ada di perusahaan dan rekening giro simpanan-simpanan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi baik dalam waktu maupun jumlah dan investasi jangka pendek yang secara formal disebut kas dan setara kas.” (Munawir, 2002 : 42)

Adapun fungsi kas adalah sebagai berikut :

1. Membiayai kegiatan operasional perusahaan. 2. Sebagai alat tukar pembayaran,

3. Sebagai Investasi baru dalam aktiva tetap.

4. Alat yang diterima sebagai net bank sebagai nilai nominal


(39)

Pengawasan intern merupakan alat pengawasan yang sangat membantu manajemen dalam melaksanakan tugas. Sehingga mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Pada awalnya pengawasan intern dipandang sebagai permasalahan pengecekan internal atau internal check yang hanya menyangkut segi teknik pembukuan yang dapat menjamin ketelitian dan kecermatan data perusahaan maupun pelaksanaannya dan jika ditemui maka dilakukan pemeriksaan atau prosedur-prosedur tambahan.

“Pengawasan intern merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan yang dipatuhi sebagaimana mestinya.” (Warren, Reeve Fess, 2005 : 289)

Pengertian pengawasan intern yang lain adalah :

“Pengawasan intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan.” (Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, 1998 : 171)

Adapun tujuan sebagai berikut ini :

a. Keandalan pelaporan keuangan.

b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. c. Efektivitas dan efisiensi operasi.


(40)

“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Dari sisi lain pengertian pengawasan intern (Internal Control)

dapat dipandang dalam dua arti, yaitu :

1. Dalam arti sempit

Pengawasan intern merupakan pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan mendasar (cross footing) maupun penjumlahan menurun

(down footing).

2. Dalam arti luas

Pengawasan intern tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan, tetapi meliputi semua alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan. Berikut ini akan diberikan sistem pengawasan intern :

“Sistem pengawasan intern suatu organisasi terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai.” (Abubakar, Erwin. 2001 : 83)

Dari tahun ke tahun dirasakan kegunaan dari sistem pengawasan intern semakin penting. Hal ini disebabkan karena perusahaan telah berkembang semakin besar dan kegiatannya semakin kompleks sehingga manajemen harus tergantung pada laporan dan


(41)

analisa yang beraneka ragam untuk mengawasi kegiatan perusahaan. Dengan adanya sistem pengawasan intern yang baik maka dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan ataupun kecurangan yang disebabkan oleh kecurangan manusia.

Menurut Hall (2001 : 5) pengertian sistem adalah sebagai berikut :

“Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (Interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (Common

Purpose).

Suatu sistem terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem terdiri dari elemen atau bagian-bagian yang membentuk sistem tersebut, yang memberikan jawaban atas pertanyaan mengenai sistem tersebut. Alat menjelaskan cara bekerjanya tiap elemen untuk mencapai tujuan tersebut adalah proses.

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pengawasan yang memuaskan adalah jika orang-orang yang ada dalam perusahaan tidak dapat melakukan secara bebas, baik kesalahan sistem, kesalahan akuntansi atau penggelapan dana dan meneruskan tindakan tanpa diketahui dalam waktu yang cukup lama. Suatu perusahaan dagang bisa mengalami kerugian dalam bentuk uang tunai dan barang dagang yang sangat besar jika tidak dilakukan langkah pencegahan. Jalan yang terbaik untuk


(42)

melakukannya adalah dengan menerapkan sistem pengawasan yang baik didalam perusahaan.

Pengertian pengawasan intern kas juga dapat diuraikan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan intern merupakan pengawasan akuntansi yang meliputi rencana, prosedur dan pencatatannya yang berfungsi untuk :

a. Menjaga kekayaan organisasi.

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. c. Mendorong efisiensi.

d. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.

Jadi, fungsi pengawasan intern kas adalah untuk menjaga agar rencana yang telah ditetapkan dapat berjalan secara menguntungkan, efektif, dan ekonomis. Adapun tujuan sistem pengawasan intern sebagai suatu kegiatan jasa nilai kegunaan data akuntansi diukur dengan kemampuannya untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat dalam membantu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas manajemen. Banyaknya informasi diperlukan oleh manajemen tidak sama untuk setiap perusahaan dan tergantung pada sifat dan jenis usaha perusahaan. Penyusunan sistem akuntansi untuk setiap perusahaan dipengaruhi oleh jenis dan besarnya perusahaan.

Pada perusahaan yang relatif besar luasnya kegiatan perusaahan akan menimbulkan keanekaragaman transaksi yang penyelesaiannya semakin rumit. Sehingga memerlukan pengawasan yang baik agar tercapai


(43)

maksud dan tujuan yang telah ditetapkan dari awal. Setiap tingkatan kepemimpinan merupakan bentang kekuasaan dan tanggung jawab. Demikian aspek komoditas dalam rangka mengkomunikasikan berbagai kegiatan masing-masing ditugaskan kepada dan menjadi tanggung jawab bagian atau sub bagian terutama dalam organisasi menjadi sangat penting. Tujuan pengawasan intern menurut Mulyadi (2001 : 178) sebagai berikut :

a. Menjaga kekayaan perusahaan

1. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan.

2. Pertanggung jawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada.

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

1. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan.

2. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi.

c. Mendorong Efisiensi

Memungkinkan bagi perusahaan untuk mempunyai pengawasan yang komponen dan dapat dipercaya dengan alur wewenang yang jelas, prosedur otorisasi, pelaksanaan dan pencatatan transaksi yang pantas, dokumen, catat, dan laporan yang memadai, pengawasan fisik atau aktiva dan dicatat dan sampai tingkat tertentu pengecekan atas pelaksanaan.

a. Mendorong Dipatuhinya Kebijakan Manajemen Penilaian

Efektivitas rancangan dan operasi struktur pengendalian intern secara priodik dan terus menerus oleh manajemen untuk melihat apakah telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan keadaan. Dengan adanya pengawasan diharapkan segala aktifitas perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, serta penyimpangan dan penyelewengan dapat dihindari.


(44)

Terdapat unsur-unsur pengawasan intern yang harus ada dalam sebuah organisasi / manajemen. Dalam konsep dan pengertian pengawasan intern yang baru atau menurut Guy (2002), Terdapat lima unsur pengawasan intern. Kelima unsur pengawasan intern tersebut yaitu :

1. Lingkungan Pengawasan (control Environment). 2. Penilaian Resiko (Risk Assessment).

3. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication). 4. Aktivitas Pengawasan (Control Activities).

5. Pemantauan (Monitoring).

Kelima unsur-unsur pengawasan internal diatas dapat diterapkan dengan tingkat formalitas dan spesifikasi implementasi yang berbeda berdasarkan pertimbangan logis dan dan praktis, tergantung jenis dan ukuran perusahaan. Suatu satuan usaha yang relatif lebih kecil, dapat memperlunak kelemahan melalui pengembangan budaya yan memberikan penekanan atau integritas, nilai etika dan kompetensi lingkungan pengawasan (Control Environment) terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan keseluruhan sikap manajemen puncak dan pemilik perusahaan terhadap pengawasan intern. Perusahaan lingkungan pengawasan merupakan kombinasi pengaruhdari berbagai faktor yang membentuk, memperkuat atau memperlemah efektivitas kebijakan dan prosedur tertentu didalam perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan pengawasan yaitu : 1. Integritas dan nilai-nilai etis.

2. Komitmen terhadap kompetensi.

3. Partisipasi dewan direksi dan komite audit. 4. Gaya operasi dan filosofi manajemen.


(45)

5. Struktur organisasi.

Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kebijakan dan praktik sumber daya manusia dan aplikasinya, Pengendalian organisasi dan operasional yang efektif tergantung pada sikap pimpinan perusahaan. Jika pimpinan merasa bahwa pengawasan intern bukan dan tidak mendapat perhatian yang berarti, maka pengawasan intern tersebut tidak akan tercapai.

Penilaian resiko (Risk Assessment) adalah identifikasi, analisis dan manajemen resiko entitas harus memperhatikan keadaan serta kejadian internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuannya dalam mencatat, memproses dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan sersi manajemen dalam laporan keuangan, contoh-contoh resiko seperti itu adalah sistem informasi yang baru diperbaiki, teknologi baru dan operasi luar negri yang baru.

Informasi dan komunikasi (Information and communication)

adalah sistem informasi pelaporan keuangan yang mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi entitas (kejadian dan kondisi) serta untuk mempertahankan akuntabilitas atas aktiva dan kewajiban yang berkaitan.

Aktivitas pengawasan (Control Activities) merupakan kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk mencapai tujuan perusahaan selain dari sistem akuntansi dan unsur-unsur lingkungan pengawasan.


(46)

Pada dasarnya aktivitas pengawasan adalah prosedur otorisasi yang seharusnya dan jelas pembagian tugas yang jelas, perancangan dan penggunaan dokumen yang seharusnya, pengamanan yang cukup atas akses penggunaan aktiva dan catatannya, pengecekan pekerjaan secara independen atas jumlah yang dicatat.

Berdasarkan uraian diatas, jelas terlihat bahwa pengawasan intern mengalami suatu hal yang penting bagi manajemen peusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya pengawasan intern, maka tujuan perusahaan dapat dilaksanakan dengan cepat. Hal-hal yang dapat menghambat laju perkembangan perusahaan dapat dideteksi penyebabnya dengan segera, hal ini disebabkan karena tujuan dari pengawasan intern adalah menciptakan keandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku, dan menjaga kekayaan perusahaan.

Pemantauan (Monitoring) merupakan kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk membantu menjamin bahwa arahan manajemen telah dijalankan dengan tepat dan benar. Ada banyak pemantauan potensial yang bias digunakan oleh perusahaan. Salah satunya adalah pemantauan akuntansi yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal bahwa tujuan aktivitas pengawasan telah dipenuhi sebagaimana mestinya. Suatu prosedur dirancang untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan yang rutin terjadi.


(47)

Oleh karena itu, dalam suatu perusahaan diperlukan suatu sistem yang dapat menangani kegiatan yang terjadi, salah satunya adalah penanganan dalam akuntansi. Sistem akuntansi yang efektif dan efisiensi harus mempertimbangkan pembuatan metode dan catatan transaksi yang akan mengidentifikasi dan mencatat seluruh transaksi yang sah, menggambarkan transaksi yang tepat waktu dan terperinci, mengukur nilai transaksi yang tepat waktu dan terperinci, menentukan periode terjadinya transaksi pada periode tertentu, menyajikan secara akurat dalam laporan keuangan.

Untuk mencapai tujuan pengawasan intern, sistem akuntansi harus berfungsi secara efektif sampai kepada pelaporan dan penggunaan sumber daya yang ada. Pada konsep pengawasan intern didasarkan atas 2 premis utama, yaitu tanggung jawab manajemen dan jaminan yang memadai. Hal ini dilaksanakan melalui kewajiban dalam pemeliharaan catatan-catatan yang memadai untuk menjaga harta dan menganalisa pembebasan tanggung jawab.

Oleh sebab, itu setiap individu dalam menajemen perusahaan harus diberi tanggung jawab untuk tugas dan fungsi tertentu. Alasan diberikan tanggung jawab adalah karena:

1. Tanggung jawab harus ditetapkan secara jelas untuk menggambarkan lingkungan masalah dan mengarahkan perhatian kepada hal tersebut.


(48)

2. Apabila karyawan telah memahami secara jelas ruang lingkup

tanggung jawabnya, maka mereka akan terdorong bekerja lebih keras untuk pengendalian tanggung jawab tersebut.

Untuk dapat mengawasi penerimaan kas perlu adanya pemisahan fungsi pencatat dan pengelola kas. Adapun tujuan dari pengawasan intern atas penerimaan kas adalah :

a. Untuk menjamin bahwa seluruh penerimaan kas benar diterima dan dicatat.

b. Untuk menciptakan kegunaan sebesar-besarnya dari jumlah uang yang diterima yang dimiliki oleh perusahaan.

c. Untuk membuktikan kewajaran, keberadaan kas yang tercantum dalam neraca.

Dalam pengawasan intern penerimaan kas, perusahaan ini telah melakukan pemisahan fungsi pencatat dan pengelola kas serta membuat laporan penerimaan kas setiap harinya yang dilakukan oleh Seksi Anggaran dan Keuangan dan Seksi Akuntansi. Untuk pengawasan kas harus disesuaikan dengan keadaan khusus dari suatu perusahaan. Pada umumnya sistem pengawasan intern menolak praktek pencatatan kas dan penanganan uang kas berada dalam satu tangan. Kemungkinan besar penyalahgunaan kas dapat dikurangi apabila dua atau lebih pegawai bekerja sama dengan untuk melawan maksud-maksud penggelapan uang kas.


(49)

Dengan diadakannya pemeriksaan intern kas dalam jangka waktu yang tidak beraturan, dapat mendorong setiap pegawai melakukan pekerjaannya dengan benar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara analisa, penilaian rekomendasi, dan komentar-komentar dengan terhadap kinerja karyawan dan kegiatan operasi perusahaan.

D. Pengawasan Intern Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan bermacam-macam, terdapat banyak pos-pos untuk pengeluaran kas. Pos-pos tersebut adalah sebagai berikut :

I. Tunjangan kerja

II. Pemeliharaan, yang meliputi : a. Pemeliharaan gedung, antara lain :

1. Kantor 2. Gedung 3. Ruang dinas

b. Pemeliharaan kendaraan bermotor, 1. Sepeda motor

2. Mobil

3. STNK semua kendaraan 4. Sewa kendaraan bermotor 5. BBM Premium

c. Pemeliharaan peralatan, 1. Kantor


(50)

2. Gedung

III. Beban lain-lain meliputi : 1. Honor dan biaya

2. Perlengkapan

3. Biaya pengolahan data dan penagihan 4. Rupa-rupa persediaan biaya dan servis kecil 5. Biaya satpam / keamanan

6. Perjalanan dinas

7. Pemakaian listrik, air, dan gas 8. Konsumsi

9. Alat keperluan kantor (alat tulis, fotokopi) 10.Biaya bank

11.Pajak / PBB 12.Asuransi

13.Penerbitan / ekshibisi 14.Lain-lain

Beban gaji karyawan tidak termasuk ke dalam pengeluaran-pengeluaran diatas karena dilakukan system payroll (Sistem Penggajian) ini sangat sederhana karena hanya untuk para pemula yang memerlukan model pembanding penggajian ditempat kerja sekarang. Banyak model sistem penggajian yang rumit dan canggih. Semua model sistem penggajian karyawan masing-masing mempunyai kelebihan dan


(51)

kekurangan, tergantung mana yang lebih cocok untuk digunakan pada perusahaan setempat.

Adapun pengertian dari System payroll (Sistem Penggajian) yaitu sistem yang bekerjasama dengan pihak bank dengan cara mentransfer langsung uang gaji karyawan ke rekening masing-masing karyawannya. Dengan begini, akan mempermudah karyawan-karyawan dalam mendapatkan hak mereka.

Untuk pembayaran biaya operasional dan biaya lain yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan biasanya menggunakan kas yang ada di perusahaan, dimana setiap pengeluaran yang terjadi harus disesuaikan dengan anggaran yang sudah ditetapkan dan tidak boleh melebihi anggaran yang telah ditetapkan tersebut. Ini juga didukung oleh bukti-bukti pendukung seperti bukti pembayaran kas dan pembayaran bank. Kasir akan mengeluarkan kas sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan setelah disetujui dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. Untuk pengeluaran yang relatif kecil, perusahaan menggunakan dana kas kecil (petty cash) yang dipegang oleh kasir. Dana kas ini dipergunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang relatif kecil jumlahnya.

Bila ditinjau mengenai pengeluaran kas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menetapkan sistem pengawasan yang sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari :


(52)

pengeluaran kas, mencatat pengeluaran kas, serta yang memberikan otorisasi atas pengeluaran kas.

2. Dalam setiap transaksi pengeluaran kas dibuatkan bukti kas untuk menunjukkan berapa besar jumlah pengeluaran kas dan kepada siapa kas tersebut dibayarkan.

3. Setiap transaksi pengeluaran kas, kasir langsung mencatat pengeluaran tersebut dalam buku kas harian.

4. Otorisasi pejabat yang berwenang dalam melaksanakan transaksi pengeluaran kas. Dalam hal ini jika dana kas yang jumlahnya sampai dengan lima juta rupiah yang berwenang mengotorisasi bukti pengeluaran baik kas atau bank yaitu Manager Supervisor Administrasi Keuangan dan Manager Bagian Keuangan, sedangkan jika pengeluaran diatas lima juta rupiah yang berwenang mengotorisasinya adalah General Manager (GM) dan Manager Supervisor Administrasi Keuangan.

5. Digunakan kartu registrasi harian kas untuk memperlihatkan kesesuaian jumlah fisik dana kas yang tersedia di kasir dengan yang tercatat di buku kas perusahaan.

E. Pengawasan Intern Penerimaan Kas

Setiap perusahaan mempunyai sumber penerimaan kas, baik yang bersifat rutin maupun tidak. Dengan adanya prosedur penerimaan kas yang baik, maka dapat dipastikan bahwa semua penerimaan kas sudah dicatat,


(53)

diklasifikasikan secara tepat dan akurat dengan didukung oleh bukti penerimaan kas.

Untuk setiap bukti penerimaan kas berisikan : 1. Tanggal penerimaan.

2. Nama orang atau perusahaan yang melaksanakan pembayaran. 3. Berapa jumlah uang diterima.

4. Transaksi apa yang berhubungan dengan penerimaan itu. 5. Nama orang/kasir yang menerima kas tersebut.

Pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan, bukti penerimaan kas dibuat rangkap empat, yaitu :

a. Lembar pertama untuk Seksi Akuntansi. b. Lembar kedua untuk Seksi Keuangan. c. Lembar ketiga untuk Kasir.


(54)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kas merupakan aktiva lancar dan memegang peranan penting dalam menjalankan operasi perusahaan dan oleh karena itu perusahaan telah membuat suatu sistem pengawasan intern atas penerimaan dan pengeluaran kas.

2. PT. PLN (Persero) Cabang Medan melakukan pemisahan fungsi penerimaan kas, pencatatannya, dan penyimpanan kas. Hal ini dilakukan perusahaan mengingat kas merupakan aktiva yang mudah disalah gunakan tanpa adanya bukti kepemilikan.

3. Dalam hal penerimaan maupun pengeluaran kas pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan harus didasarkan pada bukti-bukti dan diotorisasi oleh manajer keuangan. Dengan demikian perusahaan mampu mewujudkan pengawasan terhadap kas.

4. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) Cabang Medan adalah sistem garis lurus staff (staff line) yaitu, aliran perintah dan pengawasan datang dari pemimpin tertinggi yaitu general manager dan selanjutnya mengalir ke bawah yaitu deputi manajer masing-masing bagian yang masing-masing-masing-masing membawahi beberapa orang staff


(55)

yang berfungsi sebagai ahli dalam bidang tertentu dan dapat memberi pendapat kepada kepala cabang.

5. Setiap penerimaan dan pengeluaran kas mempunyai bukti-bukti yang ditanda tangani oleh pejabat-pejabat yang berwenang.

6. Segala bentuk pengeluaran dilakukan dengan menggunakan bukti kas/bank, cek, dan dana kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil.

7. Sebagai alat bantu dalam melakukan pengawasan intern, PT. PLN (Persero) Cabang Medan membuat suatu anggaran kas yang berisi rencana penerimaan dan pengeluaran kas.

8. Tidak adanya bagian yang dibentuk dalam perusahaan yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap kasir dalam mengelola kas kecil.

9. Dalam pembayaran gaji pegawai perusahaan bekerjasama dengan bank, selanjutnya bank langsung mentransfer gaji ke rekening masing-masing karyawan.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran yang mungkin berguna untuk diterapkan bagi pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan dan sebagai bahan pertimbangan di masa yang akan datang. Adapun saran yang diberikan penulis, yaitu:


(56)

1. Sistem pengawasan intern penerimaan dan pengeluaran kas pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan telah berjalan dengan efektif. Sebaiknya perusahaan dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan pengawasan intern kas mengingat perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat yang memicu kebutuhan pribadi yang semakin meningkat pula sehingga dapat mendorong seseorang untuk berbuat kecurangan.

2. Pengawasan intern terhadap kas yang telah diterapkan pada perusahaan ini hendaknya lebih dipantau secara teratur guna mendeteksi kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat ditemukan solusi untuk segera diadakan perbaikan.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Munawir, S, 2002, Pokok-Pokok Akuntansi, Edisi Pertama, PT. Bima Pena Pariwara,Yogyakarta.

Pedoman Magang Diploma Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pedoman Magang PT. PLN (Persero) Cabang Medan.

Pedoman Karya Ilmiah dan Tugas Akhir.

Soemarso S, R, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Carls, S, Reeve, Philip, E, Fees, 2005. Prinsip-Prinsip Akuntansi,


(1)

pengeluaran kas, mencatat pengeluaran kas, serta yang memberikan otorisasi atas pengeluaran kas.

2. Dalam setiap transaksi pengeluaran kas dibuatkan bukti kas untuk menunjukkan berapa besar jumlah pengeluaran kas dan kepada siapa kas tersebut dibayarkan.

3. Setiap transaksi pengeluaran kas, kasir langsung mencatat pengeluaran tersebut dalam buku kas harian.

4. Otorisasi pejabat yang berwenang dalam melaksanakan transaksi pengeluaran kas. Dalam hal ini jika dana kas yang jumlahnya sampai dengan lima juta rupiah yang berwenang mengotorisasi bukti pengeluaran baik kas atau bank yaitu Manager Supervisor Administrasi Keuangan dan Manager Bagian Keuangan, sedangkan jika pengeluaran diatas lima juta rupiah yang berwenang mengotorisasinya adalah General Manager (GM) dan Manager Supervisor Administrasi Keuangan.

5. Digunakan kartu registrasi harian kas untuk memperlihatkan kesesuaian jumlah fisik dana kas yang tersedia di kasir dengan yang tercatat di buku kas perusahaan.

E. Pengawasan Intern Penerimaan Kas

Setiap perusahaan mempunyai sumber penerimaan kas, baik yang bersifat rutin maupun tidak. Dengan adanya prosedur penerimaan kas yang baik, maka dapat dipastikan bahwa semua penerimaan kas sudah dicatat,


(2)

diklasifikasikan secara tepat dan akurat dengan didukung oleh bukti penerimaan kas.

Untuk setiap bukti penerimaan kas berisikan : 1. Tanggal penerimaan.

2. Nama orang atau perusahaan yang melaksanakan pembayaran. 3. Berapa jumlah uang diterima.

4. Transaksi apa yang berhubungan dengan penerimaan itu. 5. Nama orang/kasir yang menerima kas tersebut.

Pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan, bukti penerimaan kas dibuat rangkap empat, yaitu :

a. Lembar pertama untuk Seksi Akuntansi. b. Lembar kedua untuk Seksi Keuangan. c. Lembar ketiga untuk Kasir.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kas merupakan aktiva lancar dan memegang peranan penting dalam menjalankan operasi perusahaan dan oleh karena itu perusahaan telah membuat suatu sistem pengawasan intern atas penerimaan dan pengeluaran kas.

2. PT. PLN (Persero) Cabang Medan melakukan pemisahan fungsi penerimaan kas, pencatatannya, dan penyimpanan kas. Hal ini dilakukan perusahaan mengingat kas merupakan aktiva yang mudah disalah gunakan tanpa adanya bukti kepemilikan.

3. Dalam hal penerimaan maupun pengeluaran kas pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan harus didasarkan pada bukti-bukti dan diotorisasi oleh manajer keuangan. Dengan demikian perusahaan mampu mewujudkan pengawasan terhadap kas.

4. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) Cabang Medan adalah sistem garis lurus staff (staff line) yaitu, aliran perintah dan pengawasan datang dari pemimpin tertinggi yaitu general manager dan selanjutnya mengalir ke bawah yaitu deputi manajer


(4)

masing-yang berfungsi sebagai ahli dalam bidang tertentu dan dapat memberi pendapat kepada kepala cabang.

5. Setiap penerimaan dan pengeluaran kas mempunyai bukti-bukti yang ditanda tangani oleh pejabat-pejabat yang berwenang.

6. Segala bentuk pengeluaran dilakukan dengan menggunakan bukti kas/bank, cek, dan dana kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil.

7. Sebagai alat bantu dalam melakukan pengawasan intern, PT. PLN (Persero) Cabang Medan membuat suatu anggaran kas yang berisi rencana penerimaan dan pengeluaran kas.

8. Tidak adanya bagian yang dibentuk dalam perusahaan yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap kasir dalam mengelola kas kecil.

9. Dalam pembayaran gaji pegawai perusahaan bekerjasama dengan bank, selanjutnya bank langsung mentransfer gaji ke rekening masing-masing karyawan.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran yang mungkin berguna untuk diterapkan bagi pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan dan sebagai bahan pertimbangan di masa yang akan datang. Adapun saran yang diberikan penulis, yaitu:


(5)

1. Sistem pengawasan intern penerimaan dan pengeluaran kas pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan telah berjalan dengan efektif. Sebaiknya perusahaan dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan pengawasan intern kas mengingat perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat yang memicu kebutuhan pribadi yang semakin meningkat pula sehingga dapat mendorong seseorang untuk berbuat kecurangan.

2. Pengawasan intern terhadap kas yang telah diterapkan pada perusahaan ini hendaknya lebih dipantau secara teratur guna mendeteksi kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat ditemukan solusi untuk segera diadakan perbaikan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Munawir, S, 2002, Pokok-Pokok Akuntansi, Edisi Pertama, PT. Bima Pena Pariwara,Yogyakarta.

Pedoman Magang Diploma Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pedoman Magang PT. PLN (Persero) Cabang Medan.

Pedoman Karya Ilmiah dan Tugas Akhir.

Soemarso S, R, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Carls, S, Reeve, Philip, E, Fees, 2005. Prinsip-Prinsip Akuntansi,