Pemilihan Heat Exchanger Data Perpindahan Panas

BAB III PEMILIHAN DAN PERANCANAN HEAT EXCHANGER

3.1. Pemilihan Heat Exchanger

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan beberapa jenis heat exchanger. Dalam tugas karya ini penulis memilih heat exchanger jenis shell and tube, dan jenis iini merupakan yang paling banyak dipergunakan dalam industri perminyakan. Adapun beberapa keuntungan dari heat exchanger jenis shell and tube ini dapat dilihat dibawah ini, antara lain : 1. Konfigurasi yang dibuat akan membiarkan luas permukaan yang besar dengan bentuk atau volume yang kecil. 2. Mempunyai lay-out mekanik yang baik, bentuknya cukup baik untuk operasi bertekanan tinggi. 3. Menggunakan teknik pabrikasi yang sudah mapan. 4. Dapat dibuat dengan berbagai jenis material, dimana dapat dipilih jenis material yang dipergunakan sesuai dengan jenis fluida, temperature dan tekanan yang dioperasikan. 5. Mudah dalam perawatan dan pembersihanya. 6. Prosedur dan perencanaanya sangat baik dan tepat. 7. Konstruksinya sederhana dan pemakaian ruangan relative kecil. 8. Prosedur pengoperasiannya tidak berbelit-belit, sangat mudah dimengerti dan dipahami oleh para operator. 9. Konstruksinya dapat dipisah-pisah satu sama lain tidak merupakan satu kesatuan yang utuh, sehingga mudah dalam pengangkatannya atau dipindah- pindah. Universitas Sumatera Utara Oleh sebab itulah maka penulis memilih heat exchanger jenis shell and tube.

3.2. Data Perpindahan Panas

Dalam perhitungan heat exchanger ini, kita memerlukan bebarapa perhitungan yang penting untuk diketahui. Adapun perhitungan yang diperlukan adalah : - Perhitungan koefisien perpindahan panas menyeluruh dari heat exchanger dengan mengetahui tekanan, temperature masuk dan keluar, diameter pipa, pajang pipa, dan laju aliran fluida. - Perhitungan penurunan tekanan - Perhitungan faktor pengotoran dengan mengetahui tahanan thermal lainnyadan koefisien perpindahan panasmenyeluruh. Untuk lebih jelasnya, maka akan dihitung satu persatu dari point yang ada. Adapun data yang dihasilkan dari table spesifikasi pada heat exchanger yang diproleh dari Pertamina Dumai Indonesia adalah sebagai berikut : - Pada shell side, fluida yang mengalir adalah “kerosene”, dengan data :  Laju aliran kerosene W s : 200 hr kg  Temperatur masuk kerosene T 1 : 200 C  Temperatur keluar kerosene T 2 : 180 C  Tekanan kerosene P s : 15 2 cm kg Universitas Sumatera Utara - Pada tube side, fluida yang mengalir adalah “Crude Oil”, dengan data :  Laju aliran crude oil W t : 250.000 hr kg  Temperatur masuk crude oil t 1 : 50 C  Temperatur keluar crude oil t 2 : 60 C  Tekanan crude oil P t : 40 2 cm kg Dengan konstruksi dari heat exchanger  Jenis Heat Exchanger : TEMA Type “R” JIS B 8243  Diameter Tube Side OD : 25,4 mm  Diameter Shell Side ID : 590 mm  Panjang pipa L : 3176 mm  Jaraj antara Tube Pitch : 32 mm Dari data yang diketahui diatas, maka temperature kerosene memanasi crude oil. Untuk mengolah data tersebut akan dirubah kedalam derajat Farenheit F : T 1 = 200 C = 392 32 200 5 9          C F T 2 = 180 C =        C 200 5 9 + 32 = 356 F T 1 = 50 C =        C 50 5 9 + 32 = 122 F T 2 = 60 C =        C 60 5 9 + 32 = 140 F Berdasarkan table dari literature II hal. 821 diproleh kode API dari fluida :  Mid-Continent Crude 34 API dengan X = 10,3 dan Y = 21,3  Kerosen 42 API dengan X = 11,6 dan Y = 16,0 Universitas Sumatera Utara Keseimbangan suhu diproleh : e - K rosen F F F T T 2 1 374 t av = 2 2   356 392   r II didapa : Sehingga dari Fig. 4 dan Fig. 1 Literatu t dan Kt = 0,075 hr ft Btu . 2 F lb Btu . C ps = 0,64 -Crude Oil t av = F 2 1 131 2 2   F F t t 140 122   Fig. 4 da II didapat Sehingga dari n Fig. 1 literatur : C pt = 0,49 F lb . dan Kt = 0,076 Btu hr ft . 2 Btu 250.000kghr = 1kg = 2,205 lb Dengan laju aliran Crude Oil Wt = hr kg x 2,205 lb Wt = 250.000 hr lb = 551.250  a Crude Oil T = 551.250 Panas yang diterim Q = Wt . C pt . ∆ hr lb x 0,49 F lb Btu . x 140 F-122 F hr Btu = 4.862.025

3.3. Perhitungan