Alat dan Bahan Penelitian Prosedur Penelitian

No Ratio Mean ratio seluruh sampel Mean ratio satu sampel X Persntase deviasi relatif X- X 100 Bentuk lengkung rahang 3. L31L33 L61L66 L71L77 L33L66 L61L71 0,179 0,511 0,715 0,582 0,601 0,183 0,521 0,748 0,576 0,609 2,235 1,957 4,615 -1,031 1,331 Mid Diperoleh nilai persentase deviasi relatif dari kelima perbandingan L31L33, L61L66, L71L77, L33L66 dan L61L71 tidak ada perbedaan yang signifikan. Cocokkan dengan gambar 3 kolom 3 maka dapat hasil mid. No Ratio Mean ratio seluruh sampel Mean ratio satu sampel X Persntase deviasi relatif X- X 100 Bentuk lengkung rahang 4. L31L33 L61L66 L71L77 L33L66 L61L71 0,179 0,511 0,715 0,582 0,601 0,241 0,505 0,723 0,537 0,612 34,637 -1,174 1,119 -9,450 1,830 Pointed Diperoleh L31L33 nilai persentase deviasi relatif dari jauh lebih besar dari perbandingan lainnya L61L66, L71L77, L33L66 dan L61L71. Cocokkan dengan gambar 3 kolom 4 maka dapat hasil pointed. No Ratio Mean ratio seluruh sampel Mean ratio satu sampel X Persntase deviasi relatif X- X 100 Bentuk lengkung rahang 5. L31L33 L61L66 L71L77 L33L66 L61L71 0,179 0,511 0,715 0,582 0,601 0,137 0,519 0,724 0,583 0,617 -23,464 1,566 1,259 0,172 2,662 Flat Diperoleh L31L33 nilai persentase deviasi relatif dari jauh lebih kecil dari perbandingan lainnya L61L66, L71L77, L33L66 dan L61L71. Cocokkan dengan gambar 3 kolom 5 maka dapat hasil flat.

3.7 Alat dan Bahan Penelitian

Alat : 1. Digital kaliper Elecrown dengan ketelitian 0,01 mm. 2. Pensil mekanik. 3. Penggaris logam 4. Sendok cetak Universitas Sumatera Utara 5. Rubber bowl 6. Spatel Bahan : 1. Alginate hygedent 2. Dental stone Fujirock Gambar 4. Digital kaliper Elecrown dengan ketelitian 0,01 mm

3.8 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : a Dilakukan pencetakan rahang bawah pada mahasiswa Malaysia FKG USU yang telah memenuhi kriteria sampel. b Cetakan harus diisi dental stone Fujirock dengan segera. c Pengukuran lengkung gigi dalam arah sagital dan transversal dilakukan dengan menggunakan metode Monique Raberin 1993. d Penentuan titik-titik patokan yaitu pertengahan gigi insisif sentral bagian bukal, ujung puncak gigi kaninus, puncak tonjol mesio-bukal gigi molar pertama dan puncak tonjol disto-bukal gigi molar kedua gambar 5. Universitas Sumatera Utara Gambar 5. Penentuan Titik-titik Patokan. 3 e Untuk pengukuran transversal diukur jarak diantara ujung gigi kaninus kiri ke ujung puncak gigi kaninus kanan L33, jarak diantara puncak tonjol mesio-bukal gigi molar pertama kiri ke gigi molar pertama kanan L66, jarak diantara puncak tonjol disto-buka l gigi molar kedua kiri ke gigi molar kedua kanan L77 gambar 6. Gambar 6. Pengukuran secara transversal. 3 Keterangan : puncak tonjol gigi kaninus L33 puncak tonjol mesiobukal gigi molar pertama permanen L66 puncak tonjol distobukal gigi molar kedua permanen L77 f Untuk pengukuran sagital diukur jarak dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol kaninus kiri dan kanan L31, jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol mesio-buka l gigi molar pertama kiri dan kanan L61, jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungi puncak tonjol distobukal gigi molar kedua permanen kiri dan kanan L71, seperti gambar 7. g Pengukuran diatas dilakukan oleh 3 orang mahasiswa supaya nilai yang didapati lebih akurat. Universitas Sumatera Utara Gambar 7. Pengukuran secara sagital Keterangan : Jarak dari ujung pertengahan gigi insisivus sentral terhadap garis yang menghubungkan tonjol gigi kaninus. L31 Jarak diantara insisal edge pada garis yang menghubungkan tonjol gigi molar pertama. L61 Jarak diantara insisal edge sampai garis yang menghubungkan tonjol gigi molar kedua. L71

3.9 Analisa data