Ukuran dan Bentuk Lengkung Gigi Rahang Bawah pada Mahasiswa Suku Batak Fakultas Kedokteran Gigi dan Teknik USU

(1)

UKURAN DAN BENTUK LENGKUNG GIGI RAHANG

BAWAH PADA MAHASISWA SUKU BATAK

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI DAN TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh: JESIKA NIM: 080600124

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ortodonti Tahun 2012

Jesika

Ukuran dan Bentuk Lengkung Gigi Rahang Bawah pada Mahasiswa Suku Batak Fakultas Kedokteran Gigi dan Teknik USU.

x+31 halaman

Raberin menyatakan bahwa salah satu syarat utama dalam menentukan diagnosis dan rencana perawatan ortopedi dentofasial adalah susunan gigi pada lengkung rahang bawah. Lengkung gigi rahang bawah merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam mempertahankan stabilitas hasil perawatan ortodonti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rerata ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU. Penelitian ini menggunakan 50 model studi gigi yang diperoleh dari mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU yang diseleksi terlebih dahulu. Model studi yang diperoleh diukur dalam arah transversal dan sagital berdasarkan metode Raberin. Setelah dilakukan pengukuran, diperoleh rerata ukuran lengkung gigi rahang bawah mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU dalam arah transversal (lebar interkaninus, intermolar pertama, intermolar kedua) adalah sebagai berikut, 26,8086; 46,7562; 55,4858,

sedangkan dalam arah sagital (kedalaman kaninus, molar pertama, molar kedua) adalah 4,3658; 23,7278; 39,6344. Distribusi bentuk lengkung gigi rahang bawah


(3)

mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU adalah sebagai berikut, narrow (32%), flat (26%), mid (20%), wide (18%), dan pointed (4%). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU pada umumnya berbentuk narrow dengan persentase 32%. Hal ini disebabkan karena nilai persentase devasi relatif perbandingan L31/L33, L61/L66, L71/L77 hasilnya positif.


(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Medan, 28 Juli 2012

Pembimbing: Tanda tangan

1. Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort. ………..


(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 28 Juli 2012

TIM PENGUJI

KETUA : Siti Bahirrah, drg., Sp. Ort

ANGGOTA : 1. Erna Sulistyawati, drg., Sp. Ort (K) 2. Mimi Marina Lubis, drg.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkat-Nya sehingga skripsi ini telah selesai disusun dalam rangka memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Penulis banyak mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., Ph.D., Sp.Ort. selaku dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort(K)., selaku ketua Departemen Ortodonti Fakultas Kedoteran Gigi Sumatera Utara, dan dosen penguji yang telah menyediakan waktu dan memberikan masukan kepada penulis.

3. Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort(K)., selaku koordinator skripsi Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara.

4. Siti Bahirrah, drg., Sp.Ort., selaku selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, memberikan pemikiran serta masukan untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Mimi Marina Lubis, drg., selaku dosen penguji yang telah menyediakan

waktu dan memberikan masukan kepada penulis.

6. Dr. Surya Darma, selaku dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis

7. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

8. Orang tua tercinta, ayahanda Johny dan ibunda Rusmiani serta adik tercinta Jecksen yang selalu memberikan dorongan dan semangat pada penulis.

9. Para sahabat penulis, Monika, Merry, Fensuny, Surya, Kiki H, Jesica, Steffi.R dan kepada teman-teman stambuk 2008 yang telah memberi


(7)

dukungan dan semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dengan demikian hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berguna bagi fakultas, bangsa dan negara.

Medan, 28 Juli 2012

JESIKA NIM: 080600124


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...

HALAMAN PERSETUJUAN...

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI...

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL……….. viii

DAFTAR GAMBAR………. ix

DAFTAR LAMPIRAN………. x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan Penelitian………... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lengkung Gigi... 4


(9)

2.2 Bentuk Lengkung Gigi………... 6

2.3 Lebar Lengkung Gigi…..……….. 7

2.4 Panjang Lengkung Gigi..………... 9

2.5 Suku Batak………. 12

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ……….... 14

3.2 Tempat dan Tujuan Penelitian …..………..……….... 14

3.3 Populasi dan Sampel...………... 14

3.3.1 Populasi………...………... 14

3.3.2 Sampel...………... 14

3.3.2.1 Kriteria Inklusi... 14

3.3.2.2 Kriteria Eksklusi... 15

3.3.2.3 Besar Sampel... 15

3.4 Definisi Operasional ……….. 16

3.5 Alat dan Bahan Penelitian ………. 18

3.6 Cara Pengumpulan Data ……….... 19

3.7 Pengolahan dan Analisis Data……….... 19

BAB 4 HASIL PENELITIAN………. 21

BAB 5 PEMBAHASAN………... 24


(10)

6.2 Saran……… 27

DAFTAR PUSTAKA... 28


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rerata ukuran lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa

suku Batak FKG dan FT USU………. 21 2. Distribusi bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tipe bentuk lengkung gigi menurut Clarity, MBT……….. 6 2. Bentuk lengkung gigi menurut Monique Raberin... 7

3. Pengukuran lebar lengkung gigi menurut Ling dan Wong………. 8 4. Pengukuran lebar lengkung gigi rahang bawah menurut Uysal….. 9 5. Lebar intermolar bukal dan lingual menurut Poosti dan Jalali..….. 10 6. Pengukuran panjang lengkung rahang maksila menurut Thu dan

Winn……… 10

7. Pengukuran panjang lengkung gigi menurut Poosti dan Jalali…… 11 8. Pengukuran panjang lengkung gigi rahang bawah menurut

Nojima………. 12

9. Pengukuran lengkung gigi dalam arah transversal……….. 17 10.Pengukuran lengkung gigi dalam arah sagital………. 18 11.Bentuk lengkung gigi rahang bawah mahasiswa suku Batak FKG


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kerangka Konsep 2. Kerangka Teori 3. Kuesioner Penelitian

4. Hasil Pengukuran Model Rahang Bawah Mahasiswa Suku Batak FKG dan FT USU

5. Bentuk Lengkung Gigi Rahang Bawah Mahasiwa Suku Batak FKG dan FT USU 6. Hasil Perhitungan Statistik Ukuran Lengkung Gigi Rahang Bawah Mahasiswa

Suku Batak FKG dan FT USU


(14)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ortodonti Tahun 2012

Jesika

Ukuran dan Bentuk Lengkung Gigi Rahang Bawah pada Mahasiswa Suku Batak Fakultas Kedokteran Gigi dan Teknik USU.

x+31 halaman

Raberin menyatakan bahwa salah satu syarat utama dalam menentukan diagnosis dan rencana perawatan ortopedi dentofasial adalah susunan gigi pada lengkung rahang bawah. Lengkung gigi rahang bawah merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam mempertahankan stabilitas hasil perawatan ortodonti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rerata ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU. Penelitian ini menggunakan 50 model studi gigi yang diperoleh dari mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU yang diseleksi terlebih dahulu. Model studi yang diperoleh diukur dalam arah transversal dan sagital berdasarkan metode Raberin. Setelah dilakukan pengukuran, diperoleh rerata ukuran lengkung gigi rahang bawah mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU dalam arah transversal (lebar interkaninus, intermolar pertama, intermolar kedua) adalah sebagai berikut, 26,8086; 46,7562; 55,4858,

sedangkan dalam arah sagital (kedalaman kaninus, molar pertama, molar kedua) adalah 4,3658; 23,7278; 39,6344. Distribusi bentuk lengkung gigi rahang bawah


(15)

mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU adalah sebagai berikut, narrow (32%), flat (26%), mid (20%), wide (18%), dan pointed (4%). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU pada umumnya berbentuk narrow dengan persentase 32%. Hal ini disebabkan karena nilai persentase devasi relatif perbandingan L31/L33, L61/L66, L71/L77 hasilnya positif.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diagnosis dibidang ortodonti dapat didefinisikan sebagai suatu studi dan interpretasi data klinis untuk menetapkan ada tidaknya anomali (maloklusi).1-5 Diagnosis merupakan suatu langkah dalam bidang ortodonti sebelum merencanakan perawatan ortodonti. Moyers menyatakan bahwa diagnosis ortodonti adalah perkiraan yang sistematik, bersifat sementara, akurat dan ditujukan pada 2 hal, yaitu klasifikasi dan perencanaan tindakan berikutnya.1-2,5

Keberhasilan suatu perawatan ortodonti tergantung pada diagnosis dan rencana perawatan yang tepat. Ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam diagnosis dan rencana perawatan.6-9 Raberin menyatakan bahwa salah satu syarat utama dalam menentukan diagnosis dan rencana perawatan ortopedi dentofasial adalah susunan gigi pada lengkung rahang bawah, karena lengkung gigi rahang bawah merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam mempertahankan stabilitas hasil perawatan ortodonti.7,9-10

Evaluasi lengkung gigi penting untuk diagnosis yang defenitif dan perawatan kraniofasial yang optimal.6-9,11 Bentuk lengkung gigi menjadi pertimbangan utama bagi peran klinis, khususnya dalam memperkirakan perubahan pertumbuhan yang akan datang dan hasil perawatan mengingat bahwa estetik yang baik adalah bila terjadi harmonisasi antara lengkung gigi dan morfologi ukuran gigi geligi.10

Penelitian mengenai bentuk lengkung gigi telah dimulai sejak awal berkembangnya ilmu ortodonti. Berbagai metode dan formulasi dikembangkan untuk dapat memprediksi bentuk lengkung gigi individual, tetapi belum ada diantara formulasi tersebut yang dapat mewakili variasi bentuk lengkung gigi pada seluruh populasi dan ras.7,9,13

Beberapa penelitian tentang ukuran dan bentuk lengkung gigi telah dilakukan dengan metode Raberin. Febrina dkk melakukan penelitian tentang bentuk lengkung


(17)

gigi rahang bawah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran yang menunjukkan bahwa presentase terbanyak adalah pointed sebesar 54,55%.7 Gunawan melakukan penelitian pada suku Jawa dan Papua yang menunjukkan bentuk lengkung gigi rahang bawah suku Jawa merata antara bentuk narrow, wide, mid, pointed, dan flat sedangkan pada suku Papua umumnya pointed.16 Novrida meneliti ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan diperoleh bentuk lengkung gigi dengan persentase terbanyak adalah mid (37,21%).17 Penelitian Hasibuan MK tentang ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa FKG USU ras Deutro-Melayu dan diperoleh bentuk lengkung gigi dengan persentase terbanyak berbentuk wide sebesar 28,57%.18

Indonesia terdiri dari kelompok-kelompok yang tidak homogen, tetapi lebih menunjukkan gabungan dari beberapa area geografis dan lingkungan.12 Sassouni dan Rickets berpendapat bahwa kelompok ras yang berbeda akan menampilkan pola kraniofasial yang berbeda pula.13-14,5 Oleh karena itu, setiap suku di Indonesia memiliki ukuran dan bentuk lengkung gigi yang berbeda satu sama lain termasuk suku Batak.

Berdasarkan penelitian yang telah dikemukakan, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah pada suku Batak dengan metode Raberin sebagai pendukung penelitian-penelitian terdahulu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapakah rerata ukuran lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU.

2. Berapakah rerata bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU.


(18)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mendapatkan ukuran rerata lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU.

2. Untuk mendapatkan bentuk rerata lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai penunjang dalam diagnosis dan penyusunan rencana perawatan ortodonti khususnya pada suku Batak.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Lengkung gigi merupakan suatu garis lengkung imajiner yang menghubungkan sederetan gigi pada rahang atas dan bawah.7,9 Bentuk lengkung gigi ini berhubungan dengan bentuk kepala misalnya pasien dengan bentuk kepala brachychepalic cenderung memiliki bentuk lengkung yang lebar.1,5

Menurut Moyers, pada waktu dilahirkan lengkung alveolar cukup lebar untuk ruangan gigi sulung. Pada waktu berlangsungnya peralihan antara gigi sulung ke gigi permanen terjadi perubahan ukuran lengkung gigi dan perubahan oklusi. Selama periode gigi geligi bercampur, lengkung gigi menjadi bertambah lebar tetapi panjang lengkung bertambah pendek.2

2.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Lengkung Gigi

Beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk lengkung yaitu skeleton cartilaginous, genetik, lingkungan, ras dan jenis kelamin.2,5,10,19 Menurut Moyers, pada dasarnya ukuran dan bentuk lengkung gigi dipengaruhi oleh skeleton cartilaginous dari maksila dan mandibula pada masa janin. Kemudian berkembang mengikuti benih gigi dan tulang rahang yang tumbuh. Faktor genetik mempunyai pengaruh penting dalam menentukan variasi ukuran dan bentuk lengkung gigi, tulang alveolar dan tengkorak.2,5 Kelainan herediter seperti sindrom Down dan sindrom Crouzon juga dapat mempengaruhi lengkung gigi. Pada sindrom Down sering dijumpai protusi mandibula dan hipoplasia maksila.20

Cassidy menyatakan bahwa faktor lingkungan lebih berpengaruh terhadap ukuran dan bentuk lengkung gigi daripada faktor genetik.5 Faktor lingkungan tersebut adalah lokasi, makanan, kebiasaan oral, fisik dan malnutrisi.5,10,21-22 Perubahan dalam


(20)

sempit.21 Kebiasaan oral yang mempengaruhi lengkung gigi antara lain menghisap ibu jari atau jari-jari tangan, menghisap dot, bernafas melalui mulut, dan penjuluran lidah. Aznar menyatakan bahwa kebiasaan menghisap mainan akan menyebabkan pengurangan lengkung gigi maksila terutama di bagian kaninus dan kebiasaan bernafas melalui mulut menyebabkan pengurangan ukuran pada rahang atas dan bawah.22

Menurut Pundayani, pola maloklusi dapat diturunkan melalui genetik dan rasial, sehingga ras tertentu mempunyai kecenderungan yang berbeda dengan ras lain.12 Lavelle dan Olmez menyatakan bahwa kelompok ras yang berbeda akan menunjukkan ukuran dan bentuk lengkung rahang yang bervariasi.19,23

Moyers menyatakan bahwa ukuran lebar lengkung pada laki-laki lebih besar dari perempuan. Hal ini disebabkan karena laki-laki mempunyai muka yang lebih besar dan pertumbuhan ke arah transversal yang lebih besar dari perempuan.2 Lavelle menyatakan bahwa perbedaan ukuran lengkung gigi rahang bawah antara laki-laki dan perempuan disebabkan karena adanya faktor kekuatan fungsional, kebiasaan makan, sikap tubuh dan trauma yang lebih berpengaruh pada laki-laki daripada perempuan.19

Faktor lain yang berpengaruh pada lengkung gigi seperti karies interproksimal dan kehilangan prematur gigi sulung. Karies dan kehilangan gigi molar sulung dapat menyebabkan berkurangnya panjang lengkung gigi.2,5,10

2.2 Bentuk Lengkung Gigi

Untuk mengatasi banyaknya variasi lengkung gigi, beberapa klinisi membuat klasifikasi bentuk lengkung gigi guna memudahkan pekerjaannya. Model dilihat dari oklusal kemudian diamati bentuk lengkung gigi. Taner dkk mengkombinasi lima bentuk lengkung gigi dengan persamaan kubik Bezier menggunakan sistem komputerisasi dan menghasilkan empat template bentuk lengkung gigi yaitu tapered, ovoid, normal dan narrow tapered. Titik referensi pada sistem pentamorphic ini adalah titik tengah insisal gigi insisivus sentral dan lateral, puncak cusp gigi kaninus,


(21)

puncak cusp bukal gigi premolar pertama dan kedua, dan puncak cusp mesiobukal gigi molar pertama.25

Bentuk lengkung gigi yang telah dijabarkan oleh para peneliti pada dasarnya dikategorikan atas tiga bentuk, yaitu tapered, ovoid, dan square (Gambar 1). Variabel terpenting dalam menentukan ketiga bentuk lengkung gigi ini adalah lebar interkaninus, yang berjarak sekitar 5 mm. Bagian posterior dari ketiga bentuk lengkung gigi ini pada umumnya hampir sama, dan dapat melebar atau meyempit sesuai yang dibutuhkan.4,6

Gambar 1. Tipe bentuk lengkung gigi menurut Clarity, MBT4

Raberin telah melakukan penelitian untuk menetapkan ukuran dan bentuk lengkung gigi yang ideal pada bangsa Perancis yang mempunyai oklusi normal dan ditetapkan dalam lima klasifikasi bentuk lengkung gigi yaitu narrow (sempit), wide (lebar), mid (sedang), pointed (runcing/tajam) dan flat (datar) (Gambar 2).7,9


(22)

atau titik paling lingual atau dihitung rata-ratanya antara titik paling labial dan titik paling palatal (Gambar 3).26

Gambar 2. Bentuk lengkung gigi menurut Raberin9

Menurut Raberin, lebar lengkung gigi adalah yang diukur dalam arah transversal yang dikategorikan atas9:

1. L33 yaitu jarak yang diukur antara puncak tonjol kaninus kiri ke kaninus kanan (lebar interkaninus)

2. L66 yaitu jarak yang diukur antara puncak tonjol mesio-bukal molar pertama permanen kiri ke molar pertama permanen kanan (lebar intermolar pertama)

3. L77 yaitu jarak yang diukur antara puncak tonjol disto-buka l molar kedua permanen kanan ke molar kedua permanen kiri (lebar intermolar kedua).


(23)

Gambar 3. Pengukuran lebar lengkung gigi menurut Ling dan Wong.26

Menurut Uysal, lebar lengkung gigi rahang bawah dapat diukur dari8:

1. Lebar interkaninus rahang bawah, yaitu jarak antara puncak tonjol kaninus kiri dan kanan rahang bawah.

2. Lebar interpremolar rahang bawah, yaitu jarak antara puncak tonjol premolar pertama kiri dan kanan rahang bawah.

3. Lebar intermolar rahang bawah, yaitu jarak antara tepi groove bukal molar pertama kiri dan kanan rahang bawah (Gambar 4).


(24)

Gambar 4. Pengukuran lebar lengkung gigi rahang bawah menurut Uysal.8

Menurut Poosti dan Jalali, lebar lengkung dibagi menjadi lebar interkaninus dan lebar intermolar. Pengukuran interkaninus dilakukan pada daerah bukal dan palatal. Pada daerah bukal, lebar interkaninus diukur 5 mm apikal ke pertengahan mesiodistal margin gingival dari gigi kaninus disatu sisi ke titik yang sama pada sisi yang berlainan. Pada daerah lingual, lebar interkaninus diukur dari titik tengah servikal gigi kaninus di satu sisi ke titik yang sama pada sisi berlainan. Kedua prosedur diatas digunakan untuk mengukur lebar intermolar (Gambar 5).27


(25)

Gambar 5. Lebar intermolar bukal dan lingual menurut Poosti dan Jalali27

2.4 Panjang Lengkung Gigi

Thu dan Winn mengukur panjang lengkung anterior dengan menarik garis tegak lurus dari bagian depan labial insisivus sentralis sampai terhubung dengan garis yang ditarik dari titik terdalam fisur kedua premolar permanen pertama (Gambar 6).28

Gambar 6. Pengukuran panjang lengkung rahang maksila menurut Thu dan Winn28


(26)

Menurut Raberin, panjang lengkung gigi adalah jarak yang diukur dalam arah sagital yang dikategorikan atas9:

1. L31 yaitu jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol kaninus kiri dan kanan (kedalaman kaninus).

2. L61 yaitu jarak yang diukur dari pertengaham insisivus sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol mesiobuka l molar pertama permanen kiri dan kanan (kedalaman molar pertama).

3. L71 yaitu jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol distobukal molar kedua permanen kiri dan kanan (kedalaman molar kedua).

Menurut Poosti dan Jalali, panjang lengkung gigi diukur dari garis tegak lurus titik kontak antara gigi insisivus sentral permanen ke garis yang menghubungkan permukaan distal gigi molar pertama permanen (Gambar 7).27

Gambar 7. Pemgukuran panjang lengkung gigi menurut Poosti dan Jalali27

Menurut Nojima, panjang lengkung gigi rahang bawah dapat diukur dari kedalaman kaninus (jarak terpendek dari garis yang menghubungkan titik puncak kaninus kiri dan kanan terhadap pertengahan insisivus sentralis) dan kedalaman molar


(27)

(jarak tependek dari garis yang menghubungkan tonjol mesiobukal molar pertama kiri dan kanan terhadap pertengahan insisivus sentralis) (Gambar 8).23-29

Gambar 8. Pengukuran panjang lengkung gigi rahang bawah menurut Nojima.29

2.5 Suku Batak

Penduduk Indonesia termasuk dalam ras Pleomongoloid, sebutan yang diberikan oleh Von Eickstedt untuk ras Melayu. Ras Pleomongoloid ini terdiri atas Proto-Melayu (Melayu tua) dan Deutro-Melayu (Melayu muda) yang berasal dari Yunnan di Cina Selatan.30 Suku-suku yang termasuk Proto-Melayu adalah Batak, Gayo, Sasak dan Toraja sedangkan yang termasuk Deutro-Melayu adalah orang-orang Aceh, Minangkabau, Sumatera Pesisir, Rejang Lebong, Lampung, Jawa, Madura, Bali, Bugis, Manado Pesisir, Sunda kecil Timur, dan Melayu.31

Antropologi Fischer berpendapat bahwa kelompok Melayu tua datang terlebih dahulu ke Nusantara dari pada kelompok Melayu muda. Kelompok Proto-Melayu awalnya menempati pantai-pantai Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi


(28)

Pulau Sumatera.30 Ciri-ciri jasmani Melayu tua pada umumnya terdapat pada bentuk kepala yaitu memiliki kepala yang panjang (dolicochepalic).31

Suku Batak termasuk bagian dari ras Proto-Melayu merupakan suku terbesar yang menempati Sumatera Utara dengan persentase 44,75%, kemudian diikuti Jawa (33,40%), Nias (6,36%), Melayu (5,89%), Minang (2,66%), Tionghoa (2,17%), Aceh (0,97%), dan suku lainnya (3,29%).32


(29)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Pengukuran dan pengamatan dilakukan pada studi model mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU tahun 2004-2010.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang bertempat di Jl. Alumni No. 2 Universitas Sumatera Utara, Medan. Waktu penelitan dilakukan mulai dari Oktober 2011 sampai Juli 2012.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU tahun 2004-2010.

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini diperoleh melalui peminjaman model lengkung gigi pada Departemen Ortodonti FKG USU. Sampel merupakan data sekunder dari penelitian Haspeni Simanjuntak dengan judul ukuran lebar mesiodistal dan dimensi lengkung gigi pada mahasiswa suku Batak USU. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penyeleksian sampel adalah sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi


(30)

- Usia ≥ 18 tahun (fase pertumbuhan sudah berhenti) - Gigi permanen lengkap (kecuali molar tiga)

- Tidak ada karies/tambalan interproksimal maupun protesa - Tidak ada riwayat perawatan ortodonti

- Crowded dan diastema ringan (0-2mm)

- Hubungan molar pertama permanen klas I Angle dengan overjet dan overbite normal (2-4 mm).

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : - Agenese

- Adanya fraktur dan atrisi

- Adanya kelainan ukuran gigi dan bentuk gigi - Sampel menolak berpartisipasi

- Adanya kendala etis

c. Besar Sampel

Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan rumus

2 2

e

pq

Z

n

α

Keterangan :

n = besar sampel

Zα = standar deviasi normal = 95% = 1,96 p = prakiraan proporsi populasi = 0,3 q = 1 – p = 0,7


(31)

sehingga : 2 2 ) 14 , 0 ( ) 7 , 0 )( 3 , 0 ( ) 96 , 1 ( = n

n = 41,15 ~ 42 orang

3.4 Defenisi Operasional

a. Mahasiswa FKG dan FT USU adalah seluruh mahasiswa FKG dan FT yang terdaftar dan masih aktif mengikuti pendidikan di Universitas Sumatera Utara

b. Suku Batak asli adalah penduduk Indonesia yang berasal dari provinsi Sumatera Utara dan ditandai dengan adanya nama marga yang diturunkan dari orangtua yang ditambahkan di belakang nama.

c. Usia merupakan satuan umur seseorang yang dihitung dari lahir sampai sekarang dan tercatat pada kuesioner penelitian.

d. Lebar lengkung gigi menurut Raberin adalah jarak yang diukur dalam arah transversal (Gambar 9). Dikategorikan atas :

1. L33 yaitu jarak yang diukur antara puncak tonjol kaninus kiri ke kaninus kanan (lebar interkaninus).

2. L66 yaitu jarak yang diukur antara puncak tonjol mesio-bukal molar pertama permanen kiri ke molar pertama permanen kanan (lebar intermolar pertama).

3. L77 yaitu jarak yang diukur antara puncak tonjol disto-bukal molar kedua permanen kanan ke molar kedua permanen kiri (lebar intermolar kedua).


(32)

Gambar 9. Pengukuran lengkung gigi dalam arah transversal.9

e. Panjang lengkung gigi menurut Raberin adalah jarak yang diukur dalam arah sagital (Gambar 10). Dikategorikan sebagai :

1. L31 yaitu jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol kaninus kiri dan kanan (kedalaman kaninus).

2. L61 yaitu jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol mesiobuka l molar pertama permanen kiri dan kanan (kedalaman molar pertama).

3. L71 yaitu jarak yang diukur dari pertengahan insisivus sentralis tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan puncak tonjol disto-bukal molar kedua permanen kiri dan kanan (kedalaman molar kedua).


(33)

Gambar 10. Pengukuran lengkung gigi dalam arah sagital.6

Pengukuran transversal dan sagital dilakukan dengan ketepatan 0,05 mm. f. Bentuk lengkung gigi menurut Raberin diklasifikasikan atas:

1. Narrow (sempit) bila nilai persentase deviasi relatif dari perbandingan L31/L33, L61/L66, L71/L77 hasilnya positif (+).

2. Wide (lebar) bila nilai persentase deviasi relatif dari perbandingan L31/L33, L61/L66, L71/L77 hasilnya negatif (-).

3. Mid (sedang) bila nilai persentase deviasi relatif dari kelima perbandingan diatas hasilnya tidak ada perbandingan yang signifikan.

4. Pointed (runcing/tajam) bila nilai persentase deviasi relatif dari perbandingan L31/L33 jauh lebih besar dari perbandingan lainnya.

5. Flat (datar) bila nilai persentase deviasi relatif dari perbandingan L31/L33 jauh lebih kecil dari perbandingan yang lainnya.

g. Nilai deviasi relatif dapat dihitung dengan mengurangkan perbandingan nilai yang diukur tehadap perbandingan nilai rata-rata seluruh sampel yang diukur.

3.5 Alat dan bahan Penelitian 3.5.1 Alat


(34)

c. Pulpen merk Standard AE7 d. Penggaris merk Butterfly e. Penghapus merk Radar f. Kalkulator merk Casio

3.5.2 Bahan

a. Model rahang atas dan rahang bawah yang diperoleh dari penelitian sebelumnya dengan judul Ukuran lebar mesiodistal dan dimensi lengkung gigi pada mahasiswa suku Batak USU.

3.6 Cara Pengumpulan Data

a. Dilakukan peminjaman Model rahang atas dan rahang bawah dari penelitian sebelumnya dengan judul Ukuran lebar mesiodistal dan dimensi lengkung gigi pada mahasiswa suku Batak USU kepada Departemen Ortodonti FKG USU.

b. Penentuan titik-titik patokan pada pertengahan insisivus sentralis, puncak tonjol kaninus, puncak tonjol mesiobukal molar pertama, dan puncak tonjol distobukal gigi molar kedua.

c. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode Raberin. Untuk pengukuran transversal diukur jarak L33, L66, dan L77 dan untuk sagital diukur jarak L31, L61, dan L71. Pengukuran secara transversal dan sagital dilakukan dengan ketepatan 0,05 mm.

d. Bentuk lengkung gigi ditentukan berdasarkan persentasi deviasi relatif dari perbandingan L31/L33, L61/L66, L71/L77, L33/L66, dan L61/L71.

e. Untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran dilakukan uji intrapersonal.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data, 3.7.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan program analisa statistik secara komputerisasi.


(35)

3.7.2 Analisis Data

• Dihitung rerata dan standar deviasi ukuran lengkung gigi seluruh sampel. • Ditentukan bentuk lengkung gigi seluruh sampel.


(36)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Sampel penelitian berjumlah 50 orang yang diambil dari mahasiswa suku Batak Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang masih aktif mengikuti pendidikan dan memenuhi kriteria yang ditetapkan. Pengukuran dilakukan pada model gigi rahang bawah. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan terhadap sampel, dapat dilihat gambaran rerata ukuran lengkung gigi rahang bawah mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU pada Tabel 1.

Tabel 1. RERATA UKURAN LENGKUNG GIGI RAHANG BAWAH PADA MAHASISWA SUKU BATAK FKG DAN FT USU

Pengukuran Rerata (mm) Simpangan Baku Batas bawah (mm) Batas atas (mm) Transversal

L33 26,8086 2,3546 21.69 30,77

L66 46,7562 3,1569 41.07 52,42

L77 55,4858 3,5088 48,09 61,25

Sagital

L31 4,3658 1,0947 1,73 6,54

L61 23,7278 2,0179 19,73 27,54

L71 39,6344 2,9871 34.51 46,53

Keterangan :

L33 = lebar interkaninus L31 = kedalaman kaninus L66 = lebar intermolar pertama L61 = kedalaman molar pertama L77 = lebar intermolar kedua L71 = kedalaman molar kedua


(37)

Tabel 1 menunjukkan rerata ukuran lengkung gigi rahang bawah mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU dalam arah transversal (lebar interkaninus, intermolar pertama, intermolar kedua) berturut-turut sebagai berikut, 26.8086; 46.7562; 55.4858. Sedangkan lebar lengkung gigi dalam arah sagital (kedalaman kaninus, molar pertama, molar kedua) berturut-turut sebagai berikut, 4.3658; 23.7278; 39.6344.

Hasil pengukuan panjang dan lebar lengkung gigi rahang bawah dapat menentukan bentuk lengkung gigi rahang bawah mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU (tabel 2).

Tabel 2. DISTRIBUSI BENTUK LENGKUNG GIGI RAHANG BAWAH PADA MAHASISWA SUKU BATAK FKG DAN FT USU

Bentuk Lengkung Jumlah (n) Persentase (%)

Narrow 16 32

Wide 9 18

Mid 10 20

Pointed 2 4

Flat 13 26

Tabel 2 menunjukkan bentuk lengkung gigi rahang bawah mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU pada umumnya berbentuk narrow sebesar 32%, diikuti flat (26%), mid (20%), wide (18%), dan yang terkecil persentasenya adalah pointed (4%).

Contoh bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


(38)

Gambar 11. Bentuk lengkung gigi rahang bawah mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU.

a. Narrow d. Wide

b. Flat e. Pointed

c. Mid

a

e d

c


(39)

BAB 5 PEMBAHASAN

Studi tentang morfologi lengkung gigi merupakan bagian penting di bidang kedokteran khususnya kedokteran gigi. Bentuk lengkung gigi menjadi pertimbangan utama bagi para dokter gigi, khususnya dalam memperkirakan perubahan pertumbuhan yang akan datang dan stabilisasi hasil perawatan.7-10

Para ortodontis terdahulu menetapkan satu bentuk lengkung gigi yang ideal sebagai hasil dari perawatan ortodonti.7,9,23 Namun Raberin dalam penelitiannya menyatakan bahwa bentuk lengkung rahang bawah yang ideal tidak hanya satu bentuk karena bentuk lengkung yang ideal pada satu individu tidak sama dengan individu yang lain.7

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ukuran dan bentuk rerata lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU. Hal ini terlihat pada tabel 1 menunjukkan rerata ukuran lengkung gigi rahang bawah mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Hasibuan MK. Pengukuran secara transversal L33 pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU lebih besar 0,8266 mm daripada mahasiswa FKG USU ras Deutro-Melayu. L66 pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU lebih besar 1,0086 mm daripada mahasiswa FKG USU ras Deutro-Melayu. L77 pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU lebih besar 1,3138 mm daripada mahasiswa FKG USU ras Deutro-Melayu. Pengukuran secara sagital L31 pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU lebih kecil 0,6252 mm daripada mahasiswa FKG USU ras Deutro-Melayu. L61 pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU lebih kecil 0,1902 mm daripada mahasiswa FKG USU ras Deutro-Melayu. L71 pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU


(40)

oleh kebudayaan, lingkungan, ras dan tipe wajah.3,34 Faktor lainnya adalah jenis kelamin, genetik, letak geografis, dan diet.2,35

Graber menyatakan bahwa ada korelasi antara tipe wajah dan bentuk lengkung gigi seseorang. Pada tipe dolicochepalic, akan cenderung memiliki bentuk lengkung gigi yang panjang dan sempit. Pasien dengan tipe wajah brachychepalic, akan cenderung memiliki bentuk lengkung gigi yang lebar dan membulat. Sedangkan tipe mesochepalic berada diantaranya atau biasa disebut dengan tipe normal atau rata-rata. Kecenderungan tersebut masih belum dapat menjamin kepastian bentuk lengkung gigi yang paling ideal bagi seseorang. Tidak dapat dikatakan secara pasti bahwa pasien dengan wajah lebar memiliki bentuk lengkung gigi yang lebar juga.1,36 Monique Raberin telah melakukan penelitian untuk menetapkan ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah yang ideal dan menyatakan bahwa ada lima bentuk lengkung gigi rahang bawah, yaitu narrow, wide, mid, pointed dan flat.7 Berdasarkan petunjuk lima bentuk lengkung gigi rahang bawah yang dikemukakan oleh Raberin, maka dari 50 sampel rahang bawah mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU dikelompokkan menjadi beberapa macam bentuk lengkung gigi rahang bawah.

Tabel 2 menunjukkan bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU pada umumnya berbentuk narrow dengan persentase 32%. Hal ini disebabkan karena nilai persentase devasi relatif perbandingan L31/L33, L61/L66, L71/L77 hasilnya positif. Bentuk lengkung gigi rahang bawah yang paling sedikit pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU adalah pointed (4%). Hal ini disebabkan karena nilai persentase deviasi relatif perbandingan L31/L33 jauh lebih besar dari perbandingan lainnya.

Moyers dan Cassidy menyatakan faktor yang mempengaruhi perubahan lengkung gigi adalah genetik dan lingkungan seperti lokasi, makanan, kebiasaan oral, malnutrisi, fisik dan penyakit.2,5 Menurut Cassidy, faktor lingkungan lebih berpengaruh terhadap ukuran dan bentuk lengkung gigi daripada faktor genetik.5 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk lengkung gigi pada mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU umumnya berbentuk narrow. Hal ini dapat disebabkan karena faktor lingkungan antara lain lokasi tempat tinggal mahasiswa suku Batak


(41)

FKG dan FT USU yang berpusat di kota dan makanan berkonsistensi lebih lunak yang tersedia di kota dibandingkan dengan lokasi asalnya. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya stimulus terhadap lengkung gigi sehingga menyebabkan bentuk lengkung gigi menjadi narrow atau sempit.

Sassouni dan Ricketts berpendapat bahwa kelompok ras yang berbeda akan menampilkan pola kraniofasial yang berbeda pula.12,5 Lavelle dan Olmez menyatakan bahwa kelompok ras yang berbeda akan menunjukkan ukuran dan bentuk lengkung rahang yang bervariasi.19,23 Menurut Pudyani, pola maloklusi dapat diturunkan melalui genetik dan rasial, sehingga ras tertentu mempunyai kecenderungan yang berbeda dengan ras lain.10 Pernyataan diatas sesuai dengan penelitian Hasibuan MK tentang ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa FKG USU ras Deutro-melayu umumnya berbentuk wide dengan persentase sebesar 28,57%. Sedangkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk lengkung gigi pada mahasiswa suku Batak yang termasuk dalam ras Proto-melayu FKG dan FT USU pada umumnya berbentuk narrow dengan persentase 32%. Penelitian-penelitian diatas menujukkan bahwa setiap ras memiliki bentuk lengkung gigi rahang bawah yang berbeda-beda.


(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Rerata ukuran lengkung gigi rahang bawah mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU dalam arah transversal (lebar interkaninus, intermolar pertama, intermolar kedua) adalah sebagai berikut, 26,8086; 46,7562; 55,4858, sedangkan dalam arah

sagital (kedalaman kaninus, molar pertama, molar kedua) adalah 4,3658; 23,7278; 39,6344.

Distribusi bentuk lengkung gigi rahang bawah mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU adalah sebagai berikut, narrow (32%), flat (26%), mid (20%), wide (18%), dan pointed (4%). Persentase terbesar bentuk lengkung gigi rahang bawah mahasiswa suku Batak FKG dan FT USU adalah narrow (32%).

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar agar didapatkan validitas yang tinggi.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah untuk tiap-tiap suku bangsa di Indonesia, mengingat Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

1. Rahardjo P. Diagnosis ortodonti. Surabaya: Airlangga University Press, 2008. 1-2.

2. Moyer RE. Handbook of orthodontics. 4th eds. London : Year book Medical Publisher, INC 1998. 1-15.

3. Rakosi T, Jonas I, Graber TM. Orthodontic diagnosis, In : Rateitschak KH, Wolf HF, eds. Color atlas of dental medicine. New York: Georg Thieme Verlag, Stuttg art & Thieme Medical Publishers Inc. 1993. 207-18.

4. Clarity. Efficient treatment solutions for clinical excellence. USA: 3M Unitek. 2010. 18-9.

5. Cassidy KM, Edward F, Elizabeth A, Robert G. Genetic influence on dental arch form. JAngle Orthod 1998; 68(5): 445-454.

6. Tajit I, Musthaq N, Khan M. Arch form among different angle classifications a – study. Pakistan Oral & Dental Journal 2011; 31(1): 92-5.

7. Febrina RS, Eky SSS, Endah M. Ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa fakultas kedokteran gigi UNPAD. J Ked Gigi 1997 : 9 : 22-7.

8. Uysal T, Usumez S, Memili B, Sari Z. Dental and alveolar arch widths in normal occlusion and class III malocclusion. J Angle Orthod 2005; 75(5): 809-13.

9. Raberin M, Laumon B, Martin JL, Brunner F. Dimension and form of dental arches in with normal occlusion. Am J Orthod and Dentofac Orthod 1993 ; 104 : 67-72.

10.Desi FK, Sylvia M, Kristiani S. Hubungan lebar mesiodistal gigi insisif dengan lengkung gigi pada kasus berdesakan anterior. Jurnal PDGI 2007; 50(2):52-5.


(44)

11.Lara EC, Carlos GPJ, Kubodera IT, Margarita MN. Dental arch morphology of Mazahua and mestizo teenagers from central Mexico. Braz J Oral Sci 2007. 8(2): 92-6.

12.Pundayani PS. Perbandingan lebar lengkung basal dan lengkung gigi rahang atas pada maloklusi kelas II divisi I dan oklusi normal remaja keturunan Cina di kodya Yogyakarta. MIKGI 2004; 6(12): 340-3.

13.Swasonoprijo S, Susilowati. Studi banding morfologi dan indeks : kepala, wajah, hidung pada orang Toraja dan Naulu. Sci&Tech, 2002; 3(3): 28-36. 14.Argyropoulos E, Sassouni V. Comparison of the dentofacial patterns for

native Greek and American Caucasian adolescent. American Journal Orthodontist 1989; 95: 48-238.

15.Arthadini VD, Anggani HS. Perubahan lengkung gigi di dalam perawatan ortodonti. M.I. Kedokteran Gigi 2008; 23(4): 199-4.

16.Gunawan S. Perbandingan ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah anatara suku Jawa dan suku Papua. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada, 2002.

17.Novrida Z. Ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. (Skripsi). Medan; Universitas Sumatera Utara: 2007.

18.Hasibuan MK. Ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU ras Deutro Melayu. (Skripsi). Medan; Universitas Sumatera Utara: 2009.

19.Lavelle CLB, Foster TD, Flinn RM. Dental arches in various ethnic groups. J Angle Orthod 1971; 41(4): 293-9.

20.Suri S, Tompson BD, Cornfoot L Cranial base, maxillary and mandibular morphology in Down syndrome. J Angle Orthod 2010; 80 (5): 861-9.

21.Lindsten R, Ogaard B, Larsson E, Bjerklin K. Transverse dental and dental arch depth dimensions in the mixed dentition in a skeletal sample from the 14th to the 19 th century and Norwegian children and Norwegian sami children of today. J Angle Orthod 2002 ; 72(5) : 439-447.


(45)

22.Aznar T, Galan AF, Marin I, Dominguez A. dental arch diameters and relationships to oral habits. J Angle orthod 2006 ;76(3) : 441-5.

23.Olmez S, Dogan S. Comparison of the arch form and dimensions in various malocclusions of the Turkish population. Open Journal of Stomatology 2011; 1: 158-164.

24.Kuswahyuning S. Perubahan ukuran lengkung gigi sebagai pertimbangan dalam observasi pada periode gigi geligi bercampur. Kongres Nasional XVI Persatuan Dokter Gigi Indonesia 1985: 2-6.

25.Taner TS, Hakan, Germec, et al. Evaluation of dental arch width and form changes after orthodontic treatment and retention with a new computerized method. Am J Orthod and Dentofac 2004; 126(4): 464-75.

26.Ling JYK, Wong RWK. Dental arch width of Shouthern Chinese. The EH Angle Education and Research Foundation,Inc 2009; 54-63.

27.Poosti M, Jalali T. Tooth size and arch dimension in uncrowded versus crowded class I malocclusions. J Contemp Dent Prac 2007; 8(3):1-8.

28.Thu KM, Abdullah N, Jayasinghe JAP, Chandima GL. The maxillary arch and its relationship to cephalometric landmarks of selected Malay ethnic group. Malaysian Journal of Medical Sciences 2005; 12(1): 29-38.

29.Nojima K, McLaughlin, RP, Isshiki, Y, Sinclair PM. A comparison study of Caucasian and Japanese mandibular clinical arch form. J Angle Orthod 2001; 71: 195-200.

30.Daldjoeni N. Ras-ras umat manusia. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991. 189-191.

31.Koesoemahardja HD, Nasution FH, Trenggono BS. Antropologi untuk mahasiswa kedokteran gigi. Jakarta: Universitas Trisakti; 2005: 41-9.

32.Andy RH. Kajian etnik pemilih pilkada Sumut. Kompas. 17 April 2008. <http://nasional.kompas.com>


(46)

34.Braun S, William P, Dana E, Harry L. The form of the human dental arch. Angle Orthod 1998; 68(1): 29-36.

35.Agnihotri G, Gulati M. Maxillary molar and premolar indices in North Indians: A Dimorphic Study. The internet Journal of Biological Anthropology 2008; 2(1).

36.Graber TM. Orthodontics principles and practice, 3rd ed. Philadelphia: WB Saunders Co, 1972. 176-9.


(47)

KUESIONER PENELITIAN

DEPARTEMEN ORTODONTI FKG USU

Nama :

NIM :

Umur :

No. Handphone :

Suku : Ayah: Kakek:

Nenek:

Ibu: Kakek

Nenek: Pekerjaan Orangtua : Ayah :

Ibu :

Perawatan Ortodonti : Sudah Sedang Belum

Trauma pada wajah : Pernah Tidak pernah

Pemeriksaan Intraoral (diisi oleh operator) :

Gigi geligi sampai M2 : Lengkap Tidak lengkap

Oklusi M1 : Klas I Klas II Klas III

Karies Aproksimal : Ada Tidak ada

Tambalah Aproksimal : Ada Tidak ada

Tambalan Onlay : Ada Tidak ada


(48)

KERANGKA KONSEP

Pengolahan data

Analisa data

Kesimpulan Mahasiswa FKG

dan FT USU suku Batak

Sampel

Analisa model

Panjang lengkung gigi Lebar lengkung gigi

Bentuk lengkung gigi RB LAMPIRAN 2


(49)

KERANGKA TEORI

Ortodonti

Rencana perawatan

Diagnosa Hasil

perawatan

Anamnese Analisa model Analisa foto profil Analisa sefalometri Ras

Ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang

bawah

Deutro Melayu Proto

Melayu

- Narrow

- Flat

- Mid

- Wide

- Pointed

Suku Batak

Fungsi Stabilitas Estetik LAMPIRAN 3


(50)

Hasil Pengukuran Model Rahang Bawah Mahasiswa Suku Batak FKG dan FT USU No L33 L66 L77 L31 L61 L71

1 28.52 50.05 55.3 6.54 22.88 38.6 2 29.93 49.12 55.9 6.34 23.03 40.26 3 30.21 50.8 61.07 3.51 26.6 44.56 4 25.6 50.58 58.23 4.18 23.81 39.2 5 23.97 42.76 52.15 4.64 21.08 34.66 6 30.37 46.05 55.81 5.34 27.2 43.38 7 29.62 49.34 56.35 5.63 27.38 45.61 8 30.77 47.55 57.6 5.21 26.51 43.46 9 28.52 49.56 58.49 2.69 22.28 38.45 10 21.69 42.68 52.02 4.62 21.06 35.8 11 29.53 49.11 55.96 4.69 24.19 40.36 12 26.57 46.04 53.97 4.69 24.61 40.67 13 29.12 52.08 61.25 5.29 24.77 42.23 14 27.06 52.04 61.07 3.69 20.72 35.21 15 29.29 50.11 58.91 3.83 22.01 37.82 16 24.54 43.44 49.22 5.67 24.21 39.39 17 28.77 49.52 58.24 4.49 25.52 42.23 18 26.83 47.4 54.84 3.54 21.94 36.58 19 24.38 45.21 52.31 4.86 23.48 39.82 20 26.35 45.38 56.51 5.06 24.96 40.17 21 26.19 46.33 56.9 5.04 24.55 40.44 22 27.13 50.1 57.72 4.06 22.45 38.86 23 28.64 52.42 60.83 3.5 22.67 38.41 24 24.13 43.22 51.14 3.6 23.46 38.87 25 23.83 43.52 52.32 3.69 22.61 36.76 26 29.53 50.93 60.23 6.41 26.06 42.05 27 25.45 52.39 60.47 2.09 19.73 35.86 28 26.04 44.82 52.17 4.72 23.83 39.4 29 24.62 43.21 50.12 5.14 24.09 38.36 30 25.31 44.84 54.1 3.74 22.47 35.84 31 30.42 43.7 53.42 4.14 23.09 38.31 32 24.65 46.75 56.28 4.26 23.09 39.24 33 27.35 47.02 55.04 3.37 23.8 42.06 34 28.42 48.78 60.36 4.01 24.88 40.94 35 29.32 46.62 53.51 4.46 26.42 43.77 36 22.42 41.07 48.09 4.43 22.32 36.02 37 26.09 44.07 56.13 3.7 25.12 40.96 38 26.82 49.08 58.59 2.79 22.71 38.15 39 24.65 46.4 56.88 4.08 22.97 39.82 40 29.02 50.03 59.49 6.23 27 43 41 26.07 43.84 54.62 1.97 21.21 34.51


(51)

42 27.39 46.35 56.68 1.73 20.01 35.14 43 26.35 43.28 57.38 5.25 27.54 42.47 44 29.06 42.87 53.81 3.9 25.87 41.69 45 22.71 44.75 52.39 4.22 21.81 37.27 46 28.09 43.07 49.41 5.54 27.25 44.97 47 25.99 47.79 55.88 3.68 24.41 46.53 48 24.69 41.1 49.51 4 21.35 36.23 49 23.19 45.66 55.6 5.78 23.48 39.64 50 25.22 44.98 50.02 4.25 21.9 37.69 26.8086 46.7562 55.4858 4.3658 23.7278 39.6344


(52)

Bentuk Lengkung Gigi Rahang Bawah Mahasiswa Suku Batak FKG dan FT USU No L31/L33 L61/L66 L71/L77 L33/L66 L61/L71 Bentuk

1 1.270422 -0.25739 5.567277 0.519582 0.819606 mid 2 0.632473 -0.2952 1.510381 1.320501 -1.11541 mid 3 -0.2516 0.710273 0.88206 0.84114 0.583117 flat 4 0.153732 0.021497 -0.1583 -0.31607 -0.18923 pointed 5 -0.0966 0.662579 1.491216 0.710325 0.532285 flat 6 0.273544 -4.91674 11.55336 -5.04305 0.927008 mid 7 0.449669 1.413499 6.914603 1.088087 0.611185 narrow 8 0.213106 3.504913 1.809479 4.990426 0.727258 narrow 9 -0.9792 -0.51637 -0.39425 0.610386 1.222391 wide 10 -0.04966 0.654482 1.106354 1.255728 0.695754 flat 11 0.11913 0.196363 1.530156 1.156173 0.63699 narrow 12 -1.35876 -1.23178 -0.6832 0.333147 0.851873 wide 13 0.399844 0.195762 0.450297 0.434164 0.401526 narrow 14 -2.68815 -0.56925 -0.79231 0.047579 0.679821 wide 15 -0.21593 -0.5122 -0.52988 0.739877 0.946759 wide 16 -0.57489 -0.14541 0.039005 0.684096 -1.973 mid 17 0.063322 0.648455 0.942415 0.709675 0.690476 narrow 18 -38.5888 -2.77695 4.729638 0.03324 0.58532 flat 19 -0.20349 0.160264 -0.05844 1.570689 -1.33513 mid 20 -1.51374 -0.89536 0.522945 0.088192 2.300597 flat 21 -1.08988 -1.92914 0.569651 1.451431 1.020606 mid 22 -0.95146 -0.38214 -0.34661 0.096118 1.650052 wide 23 -0.47275 -0.18677 -0.22911 0.323352 0.863933 wide 24 0.285896 0.075731 0.175894 0.75748 0.35034 narrow 25 0.226885 0.345405 0.907954 0.9204 0.388881 narrow 26 0.751157 0.558771 0.509169 0.65202 0.965474 narrow 27 1.675107 -0.70961 -0.75727 -0.24115 1.059188 wide 28 -0.46084 -0.05278 0.070692 0.396963 -0.43601 flat 29 -0.35374 -0.10214 0.237504 0.617168 -0.28421 flat 30 0.41759 0.656403 2.738057 0.782069 0.331489 narrow 31 -0.06252 0.208691 0.641108 -1.18166 0.481577 flat 32 0.049013 102.871 -0.4966 348.1613 1.61714 mid 33 -1.83931 0.273692 -5.441 2.052312 0.029766 flat 34 -0.2208 0.569325 0.267859 0.796225 0.882506 flat 35 0.037509 -19.7665 -2.09313 -18.4391 0.650982 mid 36 -0.01463 0.247582 0.48871 0.771798 0.389498 flat 37 0.926524 -0.51828 2.057746 0.267515 1.050241 mid 38 -138.228 -0.43799 -0.47819 0.004906 0.685664 wide 39 0.132401 2.127456 0.133123 6.060079 -4.08297 narrow 40 0.842995 0.999511 0.840517 0.675484 0.972249 narrow 41 3.243704 0.863384 5.918688 0.253275 0.491336 narrow


(53)

42 -4.53354 9.152634 -3.76352 -1.43131 0.827207 flat 43 -1.92804 -1.09666 1.496991 0.131926 1.344407 flat 44 -0.20689 -0.55123 -1.22664 -0.57933 1.042129 wide 45 0.035573 0.955937 0.763744 2.042967 0.811115 narrow 46 0.916342 -0.95551 -0.87817 -0.34762 0.660132 pointed 47 0.837772 0.659896 17.49264 -0.79184 0.098933 narrow 48 0.172661 0.420388 0.569698 0.374562 0.698449 narrow 49 -0.39081 0.226054 0.049037 3.30104 -44.25 mid 50 0.072894 1.029051 0.355739 0.894381 0.940033 narrow


(54)

GET DATA /TYPE=XLS

/FILE='F:\data lengkung rahang bawah.xls' /SHEET=name 'Sheet1'

/CELLRANGE=full /READNAMES=on

/ASSUMEDSTRWIDTH=32767.

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT. DESCRIPTIVES

VARIABLES=L33 L66 L77 L31 L61 L71 /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX .

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

L33 50 21.69 30.77 26.8086 2.35462

L66 50 41.07 52.42 46.7562 3.15691

L77 50 48.09 61.25 55.4858 3.50884

L31 50 1.73 6.54 4.3658 1.09477

L61 50 19.73 27.54 23.7278 2.01794

L71 50 34.51 46.53 39.6344 2.98714

Valid N (listwise) 50


(1)

KERANGKA TEORI

Ortodonti

Rencana

perawatan

Diagnosa

Hasil

perawatan

Anamnese Analisa model Analisa foto profil Analisa sefalometri Ras

Ukuran dan bentuk

lengkung gigi rahang

bawah

Deutro

Melayu

Proto

Melayu

-

Narrow

-

Flat

-

Mid

-

Wide

-

Pointed

Suku

Batak


(2)

Hasil Pengukuran Model Rahang Bawah Mahasiswa Suku Batak FKG dan FT USU

No L33 L66 L77 L31 L61 L71

1 28.52 50.05 55.3 6.54 22.88 38.6 2 29.93 49.12 55.9 6.34 23.03 40.26 3 30.21 50.8 61.07 3.51 26.6 44.56 4 25.6 50.58 58.23 4.18 23.81 39.2 5 23.97 42.76 52.15 4.64 21.08 34.66 6 30.37 46.05 55.81 5.34 27.2 43.38 7 29.62 49.34 56.35 5.63 27.38 45.61 8 30.77 47.55 57.6 5.21 26.51 43.46 9 28.52 49.56 58.49 2.69 22.28 38.45 10 21.69 42.68 52.02 4.62 21.06 35.8 11 29.53 49.11 55.96 4.69 24.19 40.36 12 26.57 46.04 53.97 4.69 24.61 40.67 13 29.12 52.08 61.25 5.29 24.77 42.23 14 27.06 52.04 61.07 3.69 20.72 35.21 15 29.29 50.11 58.91 3.83 22.01 37.82 16 24.54 43.44 49.22 5.67 24.21 39.39 17 28.77 49.52 58.24 4.49 25.52 42.23 18 26.83 47.4 54.84 3.54 21.94 36.58 19 24.38 45.21 52.31 4.86 23.48 39.82 20 26.35 45.38 56.51 5.06 24.96 40.17 21 26.19 46.33 56.9 5.04 24.55 40.44 22 27.13 50.1 57.72 4.06 22.45 38.86 23 28.64 52.42 60.83 3.5 22.67 38.41 24 24.13 43.22 51.14 3.6 23.46 38.87 25 23.83 43.52 52.32 3.69 22.61 36.76 26 29.53 50.93 60.23 6.41 26.06 42.05 27 25.45 52.39 60.47 2.09 19.73 35.86 28 26.04 44.82 52.17 4.72 23.83 39.4 29 24.62 43.21 50.12 5.14 24.09 38.36 30 25.31 44.84 54.1 3.74 22.47 35.84 31 30.42 43.7 53.42 4.14 23.09 38.31 32 24.65 46.75 56.28 4.26 23.09 39.24 33 27.35 47.02 55.04 3.37 23.8 42.06 34 28.42 48.78 60.36 4.01 24.88 40.94 35 29.32 46.62 53.51 4.46 26.42 43.77 36 22.42 41.07 48.09 4.43 22.32 36.02 37 26.09 44.07 56.13 3.7 25.12 40.96 38 26.82 49.08 58.59 2.79 22.71 38.15 39 24.65 46.4 56.88 4.08 22.97 39.82 40 29.02 50.03 59.49 6.23 27 43 41 26.07 43.84 54.62 1.97 21.21 34.51

LAMPIRAN 4


(3)

44 29.06 42.87 53.81 3.9 25.87 41.69 45 22.71 44.75 52.39 4.22 21.81 37.27 46 28.09 43.07 49.41 5.54 27.25 44.97 47 25.99 47.79 55.88 3.68 24.41 46.53 48 24.69 41.1 49.51 4 21.35 36.23 49 23.19 45.66 55.6 5.78 23.48 39.64 50 25.22 44.98 50.02 4.25 21.9 37.69 26.8086 46.7562 55.4858 4.3658 23.7278 39.6344


(4)

Bentuk Lengkung Gigi Rahang Bawah Mahasiswa Suku Batak FKG dan FT USU

No L31/L33 L61/L66 L71/L77 L33/L66 L61/L71 Bentuk

1 1.270422 -0.25739 5.567277 0.519582 0.819606 mid 2 0.632473 -0.2952 1.510381 1.320501 -1.11541 mid 3 -0.2516 0.710273 0.88206 0.84114 0.583117 flat 4 0.153732 0.021497 -0.1583 -0.31607 -0.18923 pointed 5 -0.0966 0.662579 1.491216 0.710325 0.532285 flat 6 0.273544 -4.91674 11.55336 -5.04305 0.927008 mid 7 0.449669 1.413499 6.914603 1.088087 0.611185 narrow 8 0.213106 3.504913 1.809479 4.990426 0.727258 narrow 9 -0.9792 -0.51637 -0.39425 0.610386 1.222391 wide 10 -0.04966 0.654482 1.106354 1.255728 0.695754 flat 11 0.11913 0.196363 1.530156 1.156173 0.63699 narrow 12 -1.35876 -1.23178 -0.6832 0.333147 0.851873 wide 13 0.399844 0.195762 0.450297 0.434164 0.401526 narrow 14 -2.68815 -0.56925 -0.79231 0.047579 0.679821 wide 15 -0.21593 -0.5122 -0.52988 0.739877 0.946759 wide 16 -0.57489 -0.14541 0.039005 0.684096 -1.973 mid 17 0.063322 0.648455 0.942415 0.709675 0.690476 narrow 18 -38.5888 -2.77695 4.729638 0.03324 0.58532 flat 19 -0.20349 0.160264 -0.05844 1.570689 -1.33513 mid 20 -1.51374 -0.89536 0.522945 0.088192 2.300597 flat 21 -1.08988 -1.92914 0.569651 1.451431 1.020606 mid 22 -0.95146 -0.38214 -0.34661 0.096118 1.650052 wide 23 -0.47275 -0.18677 -0.22911 0.323352 0.863933 wide 24 0.285896 0.075731 0.175894 0.75748 0.35034 narrow 25 0.226885 0.345405 0.907954 0.9204 0.388881 narrow 26 0.751157 0.558771 0.509169 0.65202 0.965474 narrow 27 1.675107 -0.70961 -0.75727 -0.24115 1.059188 wide 28 -0.46084 -0.05278 0.070692 0.396963 -0.43601 flat 29 -0.35374 -0.10214 0.237504 0.617168 -0.28421 flat 30 0.41759 0.656403 2.738057 0.782069 0.331489 narrow 31 -0.06252 0.208691 0.641108 -1.18166 0.481577 flat 32 0.049013 102.871 -0.4966 348.1613 1.61714 mid 33 -1.83931 0.273692 -5.441 2.052312 0.029766 flat 34 -0.2208 0.569325 0.267859 0.796225 0.882506 flat 35 0.037509 -19.7665 -2.09313 -18.4391 0.650982 mid 36 -0.01463 0.247582 0.48871 0.771798 0.389498 flat 37 0.926524 -0.51828 2.057746 0.267515 1.050241 mid 38 -138.228 -0.43799 -0.47819 0.004906 0.685664 wide 39 0.132401 2.127456 0.133123 6.060079 -4.08297 narrow 40 0.842995 0.999511 0.840517 0.675484 0.972249 narrow 41 3.243704 0.863384 5.918688 0.253275 0.491336 narrow

LAMPIRAN 5


(5)

44 -0.20689 -0.55123 -1.22664 -0.57933 1.042129 wide 45 0.035573 0.955937 0.763744 2.042967 0.811115 narrow 46 0.916342 -0.95551 -0.87817 -0.34762 0.660132 pointed 47 0.837772 0.659896 17.49264 -0.79184 0.098933 narrow 48 0.172661 0.420388 0.569698 0.374562 0.698449 narrow 49 -0.39081 0.226054 0.049037 3.30104 -44.25 mid 50 0.072894 1.029051 0.355739 0.894381 0.940033 narrow


(6)

GET DATA /TYPE=XLS

/FILE='F:\data lengkung rahang bawah.xls' /SHEET=name 'Sheet1'

/CELLRANGE=full /READNAMES=on

/ASSUMEDSTRWIDTH=32767.

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT. DESCRIPTIVES

VARIABLES=L33 L66 L77 L31 L61 L71 /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX .

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

L33 50 21.69 30.77 26.8086 2.35462

L66 50 41.07 52.42 46.7562 3.15691

L77 50 48.09 61.25 55.4858 3.50884

L31 50 1.73 6.54 4.3658 1.09477

L61 50 19.73 27.54 23.7278 2.01794

L71 50 34.51 46.53 39.6344 2.98714

Valid N (listwise) 50

LAMPIRAN 6