Konsep Kebijakan Publik TINJAUAN PUSTAKA

11

2.1 Konsep Kebijakan Publik

2.1.1 Pengertian Kebijakan Publik Pengertian tentang kebijakan publik sangatlah beragam. Salah satunya adalah menurut Thomas R. Dye dalam Winarno, 2012:20 kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan. Carl Fredrich dalam Winarno 2002:16 mengungkapkan bahwa: “kebijakan sebagai suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, yang memberikan hambatan- hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu.” Adapun pendapat lain mengenai kebijakan publik menurut Anderson dalam Winarno 2002:16, kebijakan merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan. Jadi, setiap kebijakan yang akan dilakukan harus memiliki arah tertentu yang ditetapkan oleh pelaksana kebijakan untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam setiap program yang dilaksanakan. Menurut Anderson dalam Winarno 2002:18, konsep kebijakan publik mempunyai beberapa implikasi, yaitu: 1. Titik perhatian kita dalam membicarakan kebijakan publik berorientasi pada maksud atau tujuan dan bukan perilaku secara serampangan; 2. Kebijakan merupakan arah atau pola tindakan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintah dan bukan merupakan keputusan-keputusan yang tersendiri. Suatu kebijakan mencangkup tidak hanya keputusan untuk menetapkan undang-undang suatu hal, tetapi juga keputusan-keputusan beserta pelaksanaannya; 3. Kebijakan adalah apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemerintah dalam mengatur perdagangan, mengendalikan inflasi, atau ,mempromosikan perumahan rakyat dan bukan apa yang diinginkan oleh pemerintah; 4. Kebijakan publik mungkin dalam bentuknya bersifat positif atau negatif. Secara positif, kebijakan mungkin mencangkup bentuk tindakan pemerintah yang jelas untuk mempengaruhi suatu masalah tertentu. Secara negatif, kebijakan mungkin mencangkup 12 suatu keputusan oleh pejabat-pejabat pemerintah, tetapi tidak untuk mengambil tindakan dan tidak untuk melakukan sesuatu mengenai suatu persoalan yang memerlukan keterlibatan pemerintah. Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Retribusi Parkir Kendaraan Kabupaten Jember, Perda ini dibuat guna untuk: a Bahwa dalam rangka penertiban dan memperlancar lalu lintas di jalan umum agar pelaksanaan parkir lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jalan perlu pengaturan parkir kendaran di Kabupaten Jember b Bahwa agar peningkatan sumber-sumber pendapatan asli daerah lebih signifikan dan lebih intensif perlu diatur dan menetapkan Retribusi Parkir Kendaraan di Kabupaten Jember c Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu mambentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Parkir Kendaraan Kabupaten Jember. 2.1.2 Tahap-Tahap Kebijakan Publik Menurut William Dunn dalam Winarno 2012:35-37 tahap-tahap kebijakan publik antara lain: 1. Tahap Penyusunan Agenda Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik. Sebelumnya masalah-masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk ke dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus kebijakan. Pada tahap ini suatu masalah mungkin tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah karena alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama. 2. Tahap Formulasi Kebijakan Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada. Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk kedalam agenda kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan masing-masing 13 alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. 3. Tahap Adopsi Kebijakan Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan yang diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus di antara direktur lembaga, atau keputusan peradilan. 4. Tahap Implementasi Kebijakan Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit, jika program tersebut tidak diimplementasikan. Oleh karena itu, keputusan program yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah harus diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang memobilisasikan sumberdaya finansial dan manusia. Pada tahap ini berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana implementors, namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang oleh para pelaksana. 5. Tahap Evaluasi Kebijakan Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi, untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu memecahkan masalah. Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan dalam hal ini, untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu, ditentukanlah ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang diinginkan. 14 Penyusunan Agenda Formulasi Kebijakan Adopsi Kebijakan Implementasi Kebijakan Evaluasi Kebijakan Gambar 2.1 Tahap-tahap kebijakan publik sumber : Winarno 2012:36 Dari keterangan diatas, tahap kebijakan publik dimulai dari tahap penyusunan agenda hingga tahap evaluasi kebijakan. Dalam kebijakan publik, untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat diperlukan evaluasi. Dalam penelitian ini, evaluasi digunakan untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan yang ada pada kebijakan atau program parkir berlangganan yang sedang dijalankan. Evaluasi dapat dilakukan ketika kebijakan atau program parkir berlangganan sedang berjalan.

2.2 Konsep Evaluasi Kebijakan Publik

Dokumen yang terkait

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PARKIR BERLANGGANAN (STUDI MENGENAI KUALITAS JASA JURU PARKIR DI ZONA E KABUPATEN JEMBER)

1 36 19

Analisis Kualitas Pelayanan Parkir Berlangganan (Studi Mengenai Kualitas Jasa Juru Parkir di Zona E Kabupaten Jember),

0 22 19

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR BERLANGGANAN DI KOTA PASURUAN (Studi Kebijakan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2000 tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum)

0 3 3

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR BERLANGGANAN DI KABUPATEN MADIUN

1 11 17

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR BERLANGGANAN DI KABUPATEN MADIUN (Suatu Studi Tentang Pelaksanaan Kebijakan Retribusi Parkir Berlangganan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 8 Tahun 2009)

0 9 17

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR BERLANGGANAN DI KABUPATEN MADIUN (Suatu Studi Tentang Pelaksanaan Kebijakan Retribusi Parkir Berlangganan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 8 Tahun 2009)

2 17 17

IMPLEMENTASI PERDA KABUPATEN JEMBER NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN (STUDI TENTANG PELAKSANAAN RETRIBUSI PARKIR BERLANGGANAN DI WILAYAH KAMPUS UNIVERSITAS JEMBER)

4 11 70

STUDI EVALUASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR BERLANGGANAN DI KABUPATEN SIDOARJO

0 0 12

STUDI EVALUASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR BERLANGGANAN DI KABUPATEN SIDOARJO

0 0 12

PARKIR BERLANGGANAN DI KABUPATEN SIDOARJO (Studi Interaksi Simbolik Parkir Berlangganan di Kabupaten Sidoarjo) - Repository Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

0 0 104