Rejeksi membran Karakteristik Membran Selulosa Asetat

4.2.2 Rejeksi membran

Rejeksi merupakan salah satu ukuran selektivitas membran. Jenis larutan yang dipakai untuk rejeksi yaitu larutan dekstran dengan berat molekul 100-200 kDa. Pemilihan larutan uji ini karena penggunaan membran ultrafiltrasi sesuai dengan alat yang digunakan pada penelitian ini. Pemilihan larutan ini juga mengacu pada penelitian yang dilakukan Aprilia,2012 dan larutan dekstran juga dipilih karena sifatnya yang tidak bereaksi dengan polimer utama membran ini yaitu selulosa asetat. Tahap pertama untuk menentukan koefisien rejeksi ditentukan dahulu panjang gelombang maksimal yang diserap oleh dekstran. Dari hasil scanning panjang gelombang optimum 490 nm pada lampiran E. Gambar 4.6 Hubungan antara waktu penguapan dengan koefisien rejeksi membran selulosa asetat terhadap dekstran. Data hasil penelitian pada gambar 4.6 menunjukkan bahwa variasi komposisi pelarut aseton dan asam format mempengaruhi nilai koefisien rejeksi suatu membran. Gambar 4.6 grafik pengaruh variasi komposisi pelarut terhadap nilai rejeksi membran memberikan hasil rejeksi membran terhadap dekstran cenderung naik turun dengan semakin meningkatnya komposisi aseton dan menurunnya asam format. Rejeksi membran terhadap dekstran 100-200 kDa cenderung mengalami kenaikan pada komposisi asetonasam format : 510 ; 69 ; kemudian penurunan pada komposisi 78; 87 mol, tetapi mengalami peningkatan kembali pada komposisi 96 mol. Data lebih lengkap dalam penentuan koefisien rejeksi dapat dilihat di lampiran G. Hasil uji SEM menunjukkan pori yang rapat, seragam pada permukaan atas dan mempunyai struktur finger like yang bagus. Indikasinya adalah aseton membuat pori lebih rapi, rapat dan merata, adalah semakin meningkatnya komposisi aseton. Hasil uji SEM ketika komposisi aseton dan asam formatnya 96 menunjukkan pori yang terbentuk penampang atas ukuran keseragaman porinya rapat hal ini juga yang membuat nilai rejeksi yang dihasilkan melebihi 90 yakni sebesar 96,86 . Komposisi 69 mol menghasilkan rejeksi 87 , pelarut aseton yang digunakan lebih sedikit dan asam format lebih banyak, hasil uji SEM menunjukkan permukaan atas terbentuk ukuran pori yang dapat di katakan cukup lebar, dibandingkan dengan komposisi 96 pori. Membran yang memiliki nilai koefisien rejeksi diatas 90 kemungkinan memiliki nilai MWCO kurang 100-200 kDa. Untuk membran dengan nilai koefisien rejeksi kurang dari 90 kemungkinan memiliki nilai MWCO lebih dari 100-200 kDa. Data lebih lengkap dalam perhitungan koefisien rejeksi dapat dilihat di lampiran G.

4.3 Analisa Membran Selulosa Asetat dengan FTIR