PAN D AN GAN PERAN GEN D ER

    2 0 0 2 digit iz e d by USU digit a l libr a r y 12 f Penghasilan yait u bila penghasilan suam i yang t inggi m aka ket erlibat an suam i dalam pekerj aan rum ah t angga sedikit . Sebaliknya bila ist eri yang berpenghasilan t inggi m aka suam i akan lebih t erlibat dalam pekerj aan rum ah t angga. g Suku bangsa yait u suam i kulit hit am lebih berpart isipasi dalam pekerj aan rum ah t angga dibandingkan suam i kulit put ih.

B. PAN D AN GAN PERAN GEN D ER

1 . Pe n ge r t ia n Pe r a n Ge n de r Kat a gender berart i j enis kelam in, sedangkan gene m engandung art i plasm a pem baw a sifat di dalam ket urunan. Sapt ari Holzner 1997 m enj elaskan bahw a gender adalah keadaan individu yang lahir secara biologis sebagai laki- laki dan perem puan, m em peroleh ciri- ciri sosial sebagai laki- laki dan perem puan m elalui at ribut - at ribut m askulinit as dan fem ininit as yang sering didukung oleh nilai- nilai at au sist em sym bol m asyarakat yang bersangkut an. Pendapat di at as didukung oleh Christ ensen dalam Duval, 1977 yang m enyat akan bahw a perem puan dan laki- laki berbeda secara biologis dan kepribadian. Secara biologis yang sering disebut sex, ciri- ciri sepert i prost at , berpenis, berj akun adalah ciri- ciri yang t erdapat pada laki- laki dan t idak dim iliki perem puan. Begit u pula vagina, ham il, m enyusui adalah ciri- ciri dari perem puan yang t idak dim iliki laki- laki. Sedangkan kepribadian, ciri- ciri sepert i kuat , gagah, berani, lem ah lem but , halus, sabar, peka, m erupakan ciri- ciri kepribadian pada m asing- m asing individu sesuai j enis kelam innya. Jadi gender adalah pem bedaan ant ara laki- laki dan perem puan m askulin dan fem inin yang dicipt akan oleh m anusia, dapat dit ukar at au diubah sesuai t em pat , w akt u dan lingkungan sosial. Sem ent ara it u definisi peran m enurut Theodore Sarbin Lindzey Aronson, 1969 adalah t ingkah laku yang diharapkan dan dit am pilkan oleh seseorang dalam int eraksi sosial dim ana individu berada. Ward Hurlock, 1992 m erum uskan peran gender dengan pernyat aan bahw a peran j enis kelam in yang dit ent ukan secara budaya m encerm inkan perilaku dan sikap yang um um nya diset uj ui sebagai m askulin at au fem inin dalam suat u budaya t ert ent u. Menurut Berk 1989 , peran gender saling berkait an dengan st ereot ip j enis kelam in yang m em bedakan secara j elas bahw a peran perem puan berlaw anan dengan peran laki- laki. Sej alan dengan pendapat di at as, Ruble Ruble dalam Berk, 1989 m enj elaskan bahw a peran gender adalah st ereot ip j enis kelam in yang m engacu kepada kepercayaan yang dianut m asyarakat luas t ent ang karakt erist ik j enis kelam in laki- laki yang berlawanan dengan karakt erist ik j enis kelam in perem puan. Dari ket iga pendapat di at as dapat disim pulkan bahw a peran gender adalah sekum pulan pola- pola t ingkah laku at au sikap- sikap yang dit unt ut oleh lingkungan dan budaya t em pat individu it u berada unt uk dit am pilkan secara berbeda oleh laki- laki dan perem puan sesuai j enis kelam innya. 2 . Pe r k e m ba n ga n Pe m be n t u k a n I de n t it a s Pe r a n Ge n de r Sej ak kanak- kanak individu diperlakukan berbeda, unt uk m enj am in individu dapat m enj alankan t ugas peran sosialnya pada m asa dew asa. Teori yang m em bahas m engenai perkem bangan pem bent ukan ident it as peran gender, diant aranya adalah : a. Teori Psikoanalisa Tokoh ut am a dari aliran psikoanalisa adalah Sigm und Freud, yang berpendapat bahw a perkem bangan peran gender pada anak t erj adi karena adanya proses ident ifikasi anak pada orang t ua yang berj enis kelam in sam a. Proses ini     2 0 0 2 digit iz e d by USU digit a l libr a r y 13 t erj adi pada t ahap perkem bangan phalic, yait u ant ara dua set engah t ahun sam pai enam t ahun, pada w akt u it u anak m engalam i konflik yang kem udian m em pengaruhi perkem bangan peran gendernya. Proses ident ifikasi ini m erupakan ikat an yang didasarkan pada kebut uhan anak unt uk dicint ai dan ket akut an anak t erhadap orang t ua. b. Teori Belaj ar Sosial Social Learning Theory Berasal dari aliran behaviorist yang m enerangkan t ingkah laku lebih dit ekankan pada hal- hal yang dapat diam at i dan konsekuensi yang m enyert ai, dibandingkan hal- hal yang m erupakan perasaan- perasaan at au dorongan dari dalam . Anak belaj ar m elalui proses im it asi dan m elalui ganj aran t erhadap t ingkah laku yang konsist en dengan j enis kelam in. Teori ini berpendapat bahw a anak belaj ar m engabst raksikan inform asi dan perilaku orang lain, m engam bil keput usan m engenai perilaku m ana yang akan dit iru im it asi , kem udian m elakukan perilaku yang t elah dipilih. Hubungan ant ara pribadi anak dengan orang dew asa, m enyebabkan anak m eniru at au m enyerap perilaku social m isalnya anak laki- laki boleh berbuat kasar, boleh lebih akt if, lebih ribut daripada anak perem puan; sedangkan anak perem puan diharapkan lebih berperasaan halus dan bersikap t idak kasar. Dengan dem ikian m odeling at au m engam at i perilaku orang lain m em buat anak belaj ar m em bent uk peran gender. c. Teori Perkem bangan Kognit if Cognit ive Developm ent al Theory Teori ini m em usat kan perhat ian pada akt ivit as anak dalam m engint erpret asikan pesan yang dit erim a dari lingkungan. Law rence Kohlberg dalam Berk, 1989 berdasarkan rum usan Piaget , berpendapat bahw a perkem bangan ident it as peran gender dim ulai dengan gender const ancy. Seseorang lebih dulu m enj alani kat egorisasi diri sendiri yang kognit if, yait u m engenal diri sendiri sebagai laki- laki at au perem puan, baru sesudahnya pengaruh lingkungan m ulai t am pak. Pada saat anak berusia dua t ahun, anak dapat m engident ifikasi diri dengan orang lain dengan benar sebagai laki- laki at au perem puan, t et api anak cenderung m endasarkan pada hal- hal yang t am pak saj a sepert i panj ang ram but nya at au pakainnya, t idak dapat dengan ciri- ciri biologis berdasarkan j enis kelam in. Reinforcem ent t idak dapat m em buat pengert ian t ersebut , sebab kem am puan anak t erbat as sesuai dengan t ahap perkem bangan kognit if individu. Pada usia enam at au t uj uh t ahun, anak m ulai paham bahw a j enis kelam in bersifat t et ap, t idak dapat berubah sepert i cont oh m enggant i baj u. Anak dapat m engert i bahw a karakt er dasar t idak dapat berubah, sebab anak m em iliki kem am puan unt uk m encapai ide t ersebut . Anak belaj ar secara m andiri berusaha unt uk m enam pilkan t ingkah laku sebagai anak laki- laki at au anak perem puan yang diharapkan. Anak m elakukan ini sendiri sebab adanya kebut uhan dari dalam unt uk keseim bangan ant ara apa yang anak t ahu dan bagaim ana anak m enam pilkannya. Model dan reinforcem ent m enolong agar anak m enget ahui sej auh m ana yang dilakukan sesuai dengan orang lain, t et api m ot ivasi dasar adalah bersifat int ernal. d. Teori Skem a Gender Gender Schem a Theory Bem dalam Berk, 1989 m engem ukakan bahw a pengenalan j enis kelam in didasarkan pada proses penyerapan inform asi dari lingkungan oleh anak, yang didasarkan pada skem a gender. Skem a peran gender m engandung dim ensi sosial dan int elekt ual, m erupakan suat u j aringan yang saling berhubungan dan m em bent uk bagain dasar dari kerangka konsept ual seseorang individu m engenai peran gender. Menurut Bem , set iap individu berbeda dalam deraj at penggunaan skem a peran gender unt uk m em proses inform asi m engenai diri m ereka sendiri dan orang lain. Konsep diri seseorang pada akhirnya berasim ilasi dengan skem a gender. Evaluasi diri disusun disekit ar penilaian seberapa j auh diri sendiri dipersepsikan serupa dengan skem a gender. Lebih lanj ut dij elaskan bahw a anak- anak yang m em punyai kepercayaan st ereot ip dan persepsi diri kuat , skem a gender t am pil ekst rim . Jika     2 0 0 2 digit iz e d by USU digit a l libr a r y 14 lingkungan t idak m elebih- lebihkan perbedaan ant ara laki- laki dan perem puan, anak akan m enggunakan skem a peran gender dengan deraj at yang ringan. Hal ini m em ungkinkan seseorang t idak langsung digolongkan sebagai m askulin dan fem inin, sehingga t im bul kem ungkinan baru yait u androgini yang m enggunakan skem a dengan ruang lingkup lebih t erbat as dan pada hal- hal yang relevan saj a. Sebagai kesim pulan dari t eori- t eori di at as, fakt or- fakt or biologis m erupakan dasar bagi perkem bangan t ingkah laku spesifik laki- laki at au perem puan; sedangkan proses belaj ar sosial sej ak aw al t elah m enyum bang pada pem bent ukan ident it as kelam in m elalui norm a- norm a sosial yait u penilaian apa yang baik at au t idak baik bagi anak laki- laki at au perem puan, baik m elalui im it asi m aupun secara kognit if. 3 . Pa n da n ga n Pe r a n Ge n de r Sej alan dengan perkem bangan kem at angan individu dari m asa rem aj a hingga dew asa, m enurut t ahapan psikososial Erikson dalam Monks et al, 1994 , pandangan t erhadap peran gender secara bert ahap m ulai t erbent uk m enj adi lebih t erbedakan, lebih t idak ekst rim dan lebih unik bagi set iap pribadi, yait u perkem bangan ke arah individualit as yang m ant ap. Menurut William Best 1990 , pandangan peran gender m erupakan kepercayaan norm at if t ent ang bagaim ana seharusnya penam pilan seorang laki- laki at au perem puan, apa yang seharusnya dikerj akan oleh laki- laki at au perem puan, dan bagaim ana keduanya berint eraksi. Pem bent ukan art i dan pem bagian t ugas ant ara dua individu dalam suat u pasangan suam i- ist eri, secara langsung dipengaruhi oleh pandangan peran gender pasangan t ersebut Scanzoni, 1981 . Scanzoni 1981 m em bedakan pandangan peran gender m enj adi dua bagian yait u peran gender t radisional dan peran gender m odern. a. Peran gender t radisional Pandangan ini m em bagi t ugas secara kaku berdasarkan j enis kelam in. Laki- laki yang m em punyai pandangan peran gender t radisional, t idak ingin perem puan m enyam akan kepent ingan dan m inat diri sendiri dengan kepent ingan keluarga secara keseluruhan, sedangkan ist eri diharapkan m engakui kepent ingan dan m inat suam i adalah unt uk kepent ingan bersam a. Kekuasaan kepem im pinan dalam keluarga berada dit angan suam i. Perem puan secara t radisional t inggal di rum ah, set elah m enikah perem puan m encurahkan t enaga unt uk suam i dan keluarga. b. Peran gender m odern Dalam peran gender m odern, t idak ada lagi pem bagian t ugas yang berdasarkan j enis kelam in secara kaku, kedua j enis kelam in diperlakukan sej aj ar at au sederaj at . Laki- laki m engakui m inat dan kepent ingan perem puan sam a pent ingnya dengan m inat laki- laki, m enghargai kepent ingan pasangannya dalam set iap m asalah rum ah t angga dan m em ut uskan m asalah yang dihadapi secara bersam a- sam a. Perem puan yang berpandangan m odern, berusaha m em usat kan perhat iannya unt uk m encapai m inat nya sendiri yang t idak lebih rendah dari m inat suam i. Adanya cara pandang yang lebih m odern pada laki- laki dan perem puan m em bent uk m unculnya konsep androgini dalam diri individu. Menurut Bem dalam Sears et al, 1991 , androgini adalah suat u ist ilah yang m enggam barkan kesat uan perilaku dan karakt erist ik kepribadian yang secara t radisional dikenal sebagai fem inine dan m askulin. Androginit as dengan dem ikian dapat dilihat sebagai suat u hal yang posit if dan m enj adikan seseorang lebih kaya dalam t ingkah lakunya daripada bila ia hanya m em iliki t ingkah laku salah sat u peran gender saj a. Menurut Lam anna 1981 , androgini adalah kondisi social dan psikologis dim ana individu dapat berpikir, m erasa dan bert ingkah laku secara inst rum ent al     2 0 0 2 digit iz e d by USU digit a l libr a r y 15 m aupun ekspresif, t anpa t erikat pada j enis kelam innya. Seorang yang m enganut konsep androgini dapat m elakukan berbagai peran secara fleksibel. Dari uraian t ersebut m aka penulis m enyim pulkan bahw a keluarga t radisional m enganggap kedudukan laki- laki lebih dom inan daripada perem puan dan m engharapkan perem puan unt uk berperan sebagai ist eri dan ibu di rum ah. Sedangkan keluarga yang berpandangan m odern m enunj ukkan hubungan ant ara laki- laki dan perem puan yang sifat nya lebih egalit er. Konsep androgini j uga m em iliki cara pandang yang lebih egalit er karena individu t ersebut m em iliki sifat yang cenderung lebih fleksibel dan lebih kaya dalam t ingkah laku. 4 . Aspe k - a spe k Pa n da n ga n Pe r a n Ge n de r Menurut William Best 1990 , pandangan norm at if m engenai bagaim ana seharusnya hubungan peran ant ara seorang laki- laki dan seorang perem puan, yang dikait kan dengan kult ur budaya disebut sebagai pandangan peran gender gender role ideology . Pandangan ini bervariasi sepanj ang suat u kont inum dim ulai dari pandangan t radisional sam pai dengan pandangan m odern. Adapun aspek- aspek pandangan peran gender m enurut Kalin Tilby dalam William Best , 1990 adalah sebagai berikut : 1 Peran kerj a dari laki- laki dan perem puan. Aspek di at as m encakup pem bagian peran dalam pekerj aan yang dilakukan ant ara laki- laki dan perem puan dalam perkaw inan. 2 Tanggung j aw ab sebagai orang t ua. Dalam hal ini m eliput i t anggung j aw ab dan kew aj iban orang t ua t erhadap anak- anaknya, t erhadap m asing- m asing pasangan suam i- ist eri dan t erhadap pekerj aan rum ah t angga. 3 Hubungan ant ar pribadi Aspek ini m encakup akt ivit as yang dilakukan baik suam i at aupun ist eri yang berhubungan dengan orang lain selain pasangan t ersebut di dalam perkaw inannya. 4 Peran khusus kodrat perem puan Aspek ini m enj elaskan peran yang harus dilakukan ist eri sebagai perem puan dalam kedudukannya baik di rum ah t angga m aupun di dalam m asyarakat . 5 Abort us dan Hom oseksualit as Aspek ini m eliput i sikap yang dit am pilkan dalam berhubungan dengan sesam a j enis dan sikap yang diam bil t erhadap aborsi dalam perkaw inan. Dari uraian di at as dapat disim pulkan bahw a aspek- aspek yang t erdapat pada pandangan peran gender, ant ara lain adalah : a. Aspek yang m enj elaskan t ent ang peran kerj a ant ara laki- laki dan perem puan. b. Aspek m engenai t anggung j aw ab orang t ua t erhadap anak- anaknya. c. Aspek m engenai hubungan ant ar pribadi suam i- ist eri m aupun dengan orang lain. d. Aspek m engenai peran khusus kodrat perem puan sebagai ist eri. e. Aspek m engenai abort us dan hom oseksualit as. 5 . Fa k t or - fa k t or ya n g M e m pe n ga r u h i Pa n da n ga n Pe r a n Ge n de r a. Masa kanak- kanak Menurut Hurlock 1991 fakt or- fakt or yang m em pengaruhi pandangan peran gender adalah : 1 Orang t ua Peran orang t ua dalam penent uan peran gender anak berm acam - m acam t ergant ung dari j enis kelam in dan usia anak. Karena ibu lebih banyak bert anggung j aw ab dalam pendidikan anak selam a aw al m asa kanak- kanak dibandingkan dengan ayah m aka ibu lebh berperan dalam penent uan peran gender anak. dengan bert am bahnya usia dan m eluasnya lingkup social, anak m enem ukan bahw a peran ayah lebih bergengsi daripada ibu. Akibat nya ayah m ulai m em punyai pengaruh yang     2 0 0 2 digit iz e d by USU digit a l libr a r y 16 lebih besar pada penent uan peran gender anak. Bagi anak laki- laki, figur ayah bert indak sebagai m odel peran dan bagi anak perem puan figur ayah dij adikan sebagai sum ber pegangan unt uk perset uj uan at au ket idakset uj uan perilaku yang sesuai dengan j enis kelam in anak. Langlois dan Dow ns dalam At kinson, 1994 m engem ukakan bahw a para bapak lebih m em ikirkan perilaku t ipe seks daripada para ibu, t erut am a dalam hal anak laki- laki, dengan bereaksi negat if ket ika anak laki- laki berm ain dengan m ainan fem inin. Sedangkan para bapak kurang m erasa khaw at ir j ika anak perem puan sibuk dengan perm ainan m askulin. 2 Guru Fagot Pat t erson dalam Berk, 1989 m enyat akan bahw a guru t am an kanak- kanak dan sekolah dasar lebih m em berikan penguat an posit if pada anak perem puan dibandingkan dengan anak laki- laki dalam m em berikan inst ruksi dan akt ivit as berm ain. Hal ini disebabkan karena anak perem puan dapat m em enuhi t unt ut an sepert i ket enangan, kedisplinan dan kepat uhan dibandingkan dengan anak laki- laki. Anak laki- laki cenderung dianggap nakal sehingga akibat nya guru sering m enghukum anak laki- laki. 3 Tem an sebaya Tem an sebaya m erupakan fakt or yang pent ing dalam pem bent ukan t ingkah laku yang sesuai dengan j enis kelam in. Ket ika anak perem puan dan anak laki- laki m ulai berm ain dan m em bent uk persahabat an dengan t em an sebaya dari j enis kelam in yang sam a, dim ulailah pelaj aran t ent ang j enis kelam in dan t ingkah laku t ert ent u yang berlaku dan diharapkan oleh kelom poknya. Kegagalan bert ingkah laku yang sesuai dengan harapan kelom pok, sering m engakibat kan dit olaknya anak dari kelom pok sebayanya. Kekhaw at iran t erhadap penolakan ini m endorong anak unt uk berusaha m enam pilkan t ingkah laku yang berlaku dalam kelom poknya. Langlois dan Dow ns dalam At kinson, 1994 m enerangkan bahw a anak perem puan t idak keberat an j ika ada anak perem puan lain ikut kegiat an m askulin. Sebaliknya anak laki- laki m engerit ik anak laki- laki lain yang t erlibat dalam kegiat an anak perem puan m isalnya berm ain dengan boneka, m enangis j ika t erluka, at au m em perlihat kan rasa khaw at ir bila anak yang lebih kecil m enghadapi kesulit an. 4 Media Massa Buku cerit a anak- anak m aupun buku pelaj aran, um um nya m enggam barkan perem puan dalam peran yang kurang pent ing at aupun peran fem inin yang t radisional, m isalnya m em asak, berbelanj a, m em bersihkan rum ah. Televisi j uga cenderung m enam pilkan acara- acara yang m enggam barkan laki- laki sebagai seorang j agoan yang pandai, agresif, rasional dan selalu m enj adi pem im pin. Sem ent ara perem puan digam barkan sebagai pihak yang pasif, m udah m enangis, kurang m am pu m engat ur keuangan dan senang bergosip. Hal ini sangat besar peranannya sebagai sum ber inform si t ent ang peran gender, yang dipercayai anak bahw a segala sesuat u yang dibaca at au dilihat it u adalah benar. Akan t et api m enurut Cordua, McGraw , dan Drabm an dalam At kinson, 1994 , pert unj ukkan t elevisi t idak dapat m enent ang pengalam an hidup yang sebenarnya. Dengan m em iliki seorang ibu yang bekerj a di luar rum ah dan m elihat dokt er perem puan sert a peraw at laki- laki dalam kehidupan nyat a, m eningkat kan kecenderungan anak m enerim a peran yang t idak konvensional. b. Masa dew asa Pada m asa dew asa, fakt or- fakt or yang m em pengaruhi pandangan peran gender m enurut Losh- Hesselbart dalam St rong De Vault , 1989 adalah : 1 Pendidikan Lingkungan kam pus dan perguruan t inggi, m endorong individu unt uk berpikir krit is dan bert ingkah laku yang t idak t ergant ung pada orang lain. Peran gender     2 0 0 2 digit iz e d by USU digit a l libr a r y 17 m enj adi lebih liberal dan m engalam i banyak perubahan, m isalnya seorang gadis SMU akan beranggapan bahw a t uj uan ut am a seorang gadis adalah m enj adi popular dim at a rem aj a laki- laki dengan t ubuh yang m enaw an. Di Perguruan Tinggi, perem puan yang disukai adalah yang dapat diaj ak berdiskusi t ent ang polot ik at au hal- hal ilm iah. Perem puan dapat m em ilih karir sebagai dokt er at au hakim , padahal dahulu kebanyakan m em ilih m enj adi guru at au peraw at . 2 Perkaw inan Harapan dari pasangan dalam perkaw inan m erupakan fakt or yang pent ing dalam m enent ukan peran gender. Suam i biasanya beranggapan bahw a ist eri secara alam iah lebih m andiri dalam hal m em asak, m em bersihkan rum ah, berbelanj a, m engurus anak, nam un dalam perkaw inan akan t erj adi saling m em pengaruhi ant ar suam i- ist eri. Menurut hasil penelit ian Mirow sky Ross dalam St rong De Vault , 1989 , w alaupun perem puan m em punyai pekerj aan di luar rum ah, perem puan t et ap dit unt ut unt uk berfungsi penuh sebagai ibu rum ah t angga. 3 Tem pat kerj a Tem pat kerj a m em punyai pengaruh t ergant ung dari pandangan m anaj er di t em pat individu bekerj a. Pekerj aan dapat m em buat individu lebih akt if, fleksibel, t erbuka dan dem okrat is, j ika m anaj er m em punyai pandang yang m odern. Jika perem puan m em iliki st at us yang lebih rendah daripada laki- laki dalam pekerj aan, hal ini lebih disebabkan karena kurangnya kesem pat an unt uk diprom osikan, akibat pandang m anaj er yang t radisional. Dari uraian di at as dapat disim pulkan bahw a fakt or- fakt or yang m em pengaruhi pandangan peran gender dit ent ukan dari m asa kanak- kanak sam pai m asa dew asa. Orang t ua, guru, t em an sebaya dan m edia m asa m em bent uk pandangan t erhadap peran gender pada m asa kanak- kanak m elalui proses ident ifikasi baik dari cara pola asuhnya m aupun proses im it asi yang dilihat anak. Pendidikan, perkaw inan dan t em pat kerj a m erupakan fakt or yang m em bent uk pandangan t erhadap peran gender pada m asa dew asa, yang pada akhirnya m em bedakan peran ant ara laki- laki dan perem puan.

C. H UBUN GAN AN TARA PAN D AN GAN PERAN GEN D ER D EN GAN KETERLI BATAN SUAM I