Gambar 4.1 Hasil pengolahan data breakdown menggunakan GUI Matlab
Selanjutnya sinyal digital suara di Threshold digunakan untuk menentukan nilai ambang sinyal dan dihitung puncak – puncak gelombang yang dihasilkan
dari suara Breakdown yang dihasilkan. Berdasarkan penelitian
Kurniawan.A,2002 Thresholding berarti melewatkan koefisientersebut ke suatu ambang batas yang telah ditentukan, sehingga koefisien yang tidak sesuai ambang
tersebut tidak terpakai.Nilai threshold sangat bergantung pada eksperimen karena untuk membersihkan noise dan mendapatkan rata – rata noise untuk memudahkan
menghitung jumlah gelombang.Noise dapat terjadi akibat terekamnya suara dari luar akibat perekeman suara yang terlalu lama.
Gambar 4.2 Hasil sinyal yang di treshold
Hasil sinyal suara dipanggil 3 kali disebabkan karena percobaan yang dilakukan sebanyak 3 kali.Hasil Threshold maka selanjutnya program akan
menghitung nilai probbility breakdown dari masing – masing sampel dengan energi yang terkecil sampai energi yang terbesar. Hasil nilai dari Probability
Breakdown disimpan dan diolah menjadi grafik .
4.2 Analisa Probability Breakdown Pada Sampel
4.2.1 Hasil Data Akustil Laser Induced Breakdown Detection LIBD
Laser-induced breakdown deteksi LIBD adalah salah satu teknik yang paling sensitif dikembangkan sejauh ini untuk mengukur ukuran nanopartikel dalam
kisaran 10-1000 nm dan konsentrasinya di kisaran 1 ng L ppt untuk mg L ppm. Dari hasil perhitungan programan Probability breakdown terhadap data
suara yang dihasilkan oleh Laser Induced Breakdown Detection dapat hubungan Energi dengan Probability Breakdown terhadap variasi air murni, air kran dan
Polysterene. Berikut gambar hasil data dari beberapa sampel yang digunakan : 1.
3ml Air Murni
Gambar 4.2 Hasil grafik energi VS Probability BD air Murni
2. 2 ml Air Murni + 1 ml Air Kran
Gambar 4.3 Hasil grafik Probability BD2ml Air Murni + 1 ml Air Kran
3. 1 ml Air Murni + 2 ml Air Kran
Gambar 4.4 Hasil grafik Probability BD1 ml Air Murni + 2 ml Air Kran
Untuk hasil grafik diatas peluang terjadinya Probabitity Breakdown 3ml air murni, 2ml air murni ditambah 1 ml air kran dan sebaliknya terlihat bahwa
Probability breakdown yang terjadi pada air murni relatif lebih sedikit dibandingkan dengan air lain. Semakin kecil Probability Breakdown yang terjadi
maka kosentrasi partikel dalam air tersebut adalah kecil.Kosentrasi dari partikel air yang kecil memerlukan energi yang lebih besar untuk menimbulkan terjadinya
breakdown. Hal ini membuktikan bahwa air murni hampir tidak memiliki koloid menyebabkan air tersebut dapat dikatakan benar murni. Terlihat bahwa untuk
energi yang kecil maka Probability breakdown yang ditimbulkan oleh air murni hampir tidak ada.
4. Air Kran
Gambar 4.5 Hasil grafik Probability BD Air Kran
5. Polysterene 330, 7,5 ppb
Gambar 4.6 Hasil grafik Probability BD Polysterene 330, 7,5 ppb
6. Polysterene 330, 15 ppb
Gambar 4.6 Hasil grafik Probability BD Polysterene 330, 7,5 ppb
Dari hasil grafik untuk sampel air kran, Polysterene 330, 15ppb dan polesterene 330, 7,5 ppb menunjukkan untuk energi yang kecil maka probability
breakdown sudah dapat terlihat. Hal ini membuktikan untuk sampel air kran dan polyterene telah terdapat koloid didalam sampel tersebut. Untuk sampel
Polysterene 330,15ppb peluang terjadinya breakdown lebih besar dibandingkan dengan poloysterene 330,7,5ppb , air kran,air murni, dan percampuran air murni
dengan air kran. Semakin banyak terjadinya Probability breakdown maka ukuran dan kosentrasi partikel dalam polysterene tersebut adalah besar. Ini menunjukkan
keberadaan koloid yang lebih banyak ada pada sampel polysterene 330,15ppb.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN