RESEPTOR HORMON Reseptor Insulin

RESEPTOR INSULIN I. PENDAHULUAN Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada sel suatu organisme. Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologis yang merupakan respon khas untuk obat tersebut. Setiap komponen makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor obat tetapi umumnya reseptor obat adalah juga reseptor untuk zat-zat endogen yaitu : neurotransmitor, hormon, autokoid dan sebagainya. 1 Semua reseptor,apakah reseptor bagi molekul polipeptida atau steroid memiliki sedikitnya dua buah domain fungsional. Domain pengenal ligand binding domain akan menjalankan fungsi reseptor meliputi pengikatan ligand yang sesuai dan effektor domain . akan meneruskan penghantaran sinyal 1,2,3

II. RESEPTOR HORMON

Zat endogen yang akan berikatan pada reseptor seperti hormon umumnya berada dalam konsentrasi yang sangat rendah dalam cairan ekstrasel. Yaitu umumnya berkisar dari 10 -15 – 10 -9 . Oleh karena itu sel yang menjadi sasaran harus dapat membedakan antara berbagai hormon dengan konsentrasi yang kecil. Derjad pembeda yang tinggi dihasilkan oleh molekul pengenal yang terikat pada sel disebut sebagai reseptor. yang dibentuk dari senyawa protein 1,3 Umumnya hormon berikatan secara reversible dengan reseptornya. Kerja yang ditimbulkan hormon akan terhenti ketika effektor itu terlepas dari reseptornya. Ikatan ini disebabkan oleh beberapa jenis kekuatan sepeti ikatan ionik; ikatan hidrogen;hidrofobik dengan mana permukaan hidrofobik pada hormon dan reseptor berinteraksi satu sama lain dengan pilihan air ; daya Van Der Waals yang sangat tergantung jarak.dan sangat jarang merupakan ikatan kovalen 3 Mutiara Indah Sari : Reseptor Insulin, 2007 Reseptor fisiologik dapat merupakan komponen intraseluler maupun komponen membran plasma . Reseptor intrasel bekerja dengan cara mengikat ligand yang sesuai kemudian meneruskan sinyalnya secara langsung sehingga menimbulkan efek intrasel . Reseptor di membran sel bekerja dengan cara mengikat ligand yang sesuai kemudian meneruskan sinyalnya ke sel target itu dengan cara memproduksi molekul pengatur lain second messenger , yang selanjutnya akan menimbulkan efek intrasel dengan pengaktifkan sejumlah enzim intraseluler. 2,3,4 Reseptor fisiologik di membran plasma yang berikatan dengan hormon akan merubah status konfirmasi dari protein reseptor yang akan mengaktivasi proses pembukaan saluran ion. Adanya influx dari ion akan merubah potensial elektrik membran dan memungkinkan terjadinya berbagai reaksi komunikasi susulan. Selain itu adanya transportasi ion akan mengakibatkan aktifasi sistem transduksi terutama yang melalui jalur kalmodulin, dimana deposisi ion kalsium akan merangsang jalur transkripsi beberapa protein tertentu 1,3,4,5,7 Sejumlah reseptor di membran plasma bekerja mengatur protein effektor tertentu dengan perantaraan sekelompok GTP binding protein yang dikenal sebagai protein G . Yang termasuk kelompok ini ialah reseptor untuk Eikosanoid dan hormon peptida lainnya. Pengaktifan protein G selanjutnya akan mengatur aktivitas effektor- effektor spesifik seperti enzim adenilat siklase, fosfolipase A, kanal Ca 2+, K + , atau Na + atau beberapa protein yang berfungsi sebagai transportasi 1,3,4,7 Reseptor untuk kebanyakan hormon peptida yang mengatur pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan juga terdapat pada membran plasma. Umumnya adalah suatu protein kinase yang mengkatalisis fosforilasi protein target pada residu tirosin. Ikatan antara ligan dengan reseptor akan mengaktifasi substrat protein sitosolik dengan cara memfosforilasi asam amino serin atau treonin mentransfer ion fosfat dari ATP melalui aktifitas enzim tirosin kinase yang tergolong ke dalam enzim protein kinase Kelompok reseptor ini meliputi reseptor yang salah satunya adalah untuk hormon insulin. 1,3,4,7 Mutiara Indah Sari : Reseptor Insulin, 2007 Gambar. 1 . Efek fisiologis Pengikatan hormon ligand pada reseptor Membran sel Levy et al . Insulin Receptor Substrates

III. RESEPTOR HORMON INSULIN