Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolia) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kadar Trigliserida pada Tikus Diabetes strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014

(1)

BERAT BADAN, DAN KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS

DIABETES strain Sprague dawley YANG DIINDUKSI

ALOKSAN

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Candra Achmad Hanif Rosyidi

NIM: 1111103000090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

Assalamualaikum wr.wb.

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan pada Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, serta umatnya.

Alhamdulillahi rabbil alamin, penelitian ini akan sulit terselesaikan jika tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Prof. DR. (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp. And, dr. M. Djauhari Widjajakusumah, DR Arif Sumantri, S.K.M, M.Kes, Dr. Dra. Delina Hasan, Apt, M.Kes, selaku Dekan dan Wakil Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu membimbing dan memberikan kesempatan kepada saya untuk menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh dosen di prodi ini yang selalu membimbing serta memberikan ilmu kepada saya selama menjalani masa pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dan dr. Hari Hendarto, Sp.PD, Ph.D, FINASIM selaku dosen pembimbing penelitian saya, yang selalu membimbing dan mengarahkan dalam berjalannya penelitian ini.

4. dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh, Ph.D dan dr. Nurmila Sari, M.Kes selaku dewan penguji penelitian saya, untuk ilmu, waktu dan tenaga dalam memperbaiki laporan penelitian ini.

5. Kedua orang tua tercinta, Chamim Rosyidi Irsyad, MPd dan Sunarsih, MPd yang selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya, memberikan doa, nasihat, serta semangat sepanjang hidup saya. Juga pada kedua kakak


(6)

vi

kandung saya, Aviva Nisahita Ungky Rosyidi dan Badar Joang Harista Rosyidi serta adik saya, Dinda Adiratna Azizah Rosyidi, dan untuk seluruh Keluarga besar Rosyidi dan alm. Rasyid yang senantiasa membuat saya bersemangat dalam menjalani kehidupan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggungjawab (PJ) modul riset PSPD 2011, drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD selaku PJ laboratorium Riset, Ibu Nurlaely Mida R, M.Biomed, DMS selaku PJ laboratotium Animal house,Ibu Endah Wulandari, M.Biomed selaku PJ laboratorium Biokimia yang telah memberikan izin atas penggunaan lab pada penelitian ini. 7. Untuk teman seperjuangan penelitian saya, Laras Respati, Anisatul

Muqorobin, Elsa Amelia, Hermansyah dan Norma Maulidatul F. 8. Seluruh mahasiswa PSPD 2011 dan semua teman serta sahabat saya. 9. Laboran yang terlibat Mba Ai, Mba Suryani, Mas Rachmadi, Mba Din.

Juga pada Mas Haris, Mas Panji yang sangat membantu berlangsungnya penelitian ini.

10.Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan laporan penelitian ini.

Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Ciputat, 10 September 2014


(7)

vii

Candra Achmad Hanif Rosyidi. Program Studi Pendidikan Dokter. Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolia) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kadar Trigliserida pada Tikus Diabetes strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.

Angka kejadian diabetes di Indonesia tertinggi ke 7 di dunia pada tahun 2012, dan diperkirakan akan terus berkembang jumlah penderitanya. Daun Insulin (Smallanthus sonchifolia) adalah tanaman tradisional Amerika Selatan yang menarik perhatian karena diketahui memiliki efek hipoglikemik dan hipolipidemik, dan sebagian penduduk indonesia sudah memakainya sebagai terapi diabetes serta tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di tanah Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak daun insulin dengan dosis 300 mg/kgBB per oral selama 14 hari terhadap glukosa darah, berat badan serta trigliserida pada tikus Sprague dawley dibetes yang diinduksi aloksan. Hasil penelitian adalah glukosa darah menurun 29% pada kelompok terapi (p<0,05). Selain itu terdapat peningkatan BB pada kelompok terapi sebesar 7,69% yang merupakan peningkatan terbesar diantara semua kelompok (p>0,05), sedangkan rerata trigliserida pada kelompok terapi sebesar 73,375 mg/dL lebih rendah dari kelompok diabetes 175,25 mg/dL (p<0,05). Simpulan, daun insulin mempunyai efek hipoglikemik dan hipolipidemik, akan tetapi tidak mempengaruhi berat badan pada tikus diabetes Sprague dawley .

Kata kunci : daun insulin, glukosa darah, trigliserida, DM

ABSTRACT

Candra Achmad Hanif Rosyidi. Medical Education Study Program. Effect of Insulin Leaves Extract (Smallanthus sonchifolia) on Blood Glucose, Body Weight and Triglycerides of Alloxan-induced Sprague dawley rats. 2014.

The incidence of diabetes in Indonesia, the world's 7th highest in 2012, and is expected to continue to expand the number of its victims. Insulin leaves (Smallanthus sonchifolia) is a traditional South American plant that attracts


(8)

viii

attention because it is known to have hypoglycemic and hypolipidemic effect, and partly Indonesians already wore it as a therapy of diabetes and this plant can grow well in the land of Indonesia. This research was conducted to determine the effect of insulin leaves extract at a dose of 300 mg/kgBB orally during 14 days of blood glucose levels, body weight and triglyceride levels on Aloxxan-induced Sprague dawley rats. Results of the study were blood glucose decreased 29% at therapy group (p<0.05). Beside, weight gain for about 7.69% which is the largest increase among all groups (p>0.05), and the average of triglyceride level in therapy group 73,375 mg/dL is the lower than the diabetes group 175,25 mg/dL (p<0,05). Conclusions, insulin leaves has hypoglycemic effect and possible as a hypolipidemic agent, but not affecting weight to Sprague dawley diabetic rats.


(9)

ix

LEMBAR JUDUL...i

LEMBAR PERNYATAAN...ii

LEMBAR PERSETUJUAN...iii

LEMBAR PENGESAHAN...iv

KATA PENGANTAR...v

ABSTRAK... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GRAFIK... xii

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 2

1.3. Tujuan Penelitian... 3

1.3.1. Tujuan Umum... 3

1.3.2. Tujuan Khusus... 3

1.4. Manfaat Penelitian... 3

1.4.1. Bagi Peneliti... 3

1.4.2. Bagi Institusi... 4


(10)

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1. Landasan Teori... 5

2.1.1. Definisi dan Klasifikasi Diabetes Melitus... 5

2.1.2. Patofisiologi Diabetes Melitus... 6

2.1.2.1. Fisiologi Pankreas... 7

2.1.2.2. Fisiologi Insulin dan Pengaruh Insulin Terhadap Patofisiologi DM.../... 7

2.1.3. Manifestasi Klinis... 9

2.1.4. Kriteria Diagnosis... 9

2.1.5. Komplikasi Diabetes... 9

2.1.5.1. Dislipidemia pada Diabetes Melitus... 11

2.1.6. Tatalaksana Diabetes Melitus... 11

2.1.7. Daun Insulin... ...13

2.1.7.1. Kandungan Daun Insulin...15

2.1.8. Aloksan... 15

2.2. Kerangka Konsep... 17

2.3. Definisi Operasional... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 19

3.1. Desain Penelitian... 19

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian... 19

3.2.1. Waktu Penelitian... 19

3.2.2. Tempat Penelitian...19

3.3. Sampel Penelitian... 19

3.3.1. Kriteria Inklusi... 20

3.3.2. Kriteria Eksklusi... 20

3.4. Cara Kerja Penelitian... 21

3.4.1. Alat Penelitian... 21

3.4.2. Bahan Penelitian... 21

3.4.3. Proses Ekstraksi... 22

3.4.4. Adaptasi Hewan Sampel... 22


(11)

xi

3.4.7.1. Berat Badan... 23

3.4.7.2. Glukosa Darah Sewaktu... 23

3.4.7.3. Trigliserida... 24

3.5. Alur Penelitian... 25

3.6. Managemen Data... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 27

4.1. Glukosa Darah Sewaktu... 27

4.2. Berat Badan... 29

4.3. Trigliserida... 31

4.4. Keterbatasan Penelitian... 32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 33

5.1. Simpulan... 33

5.2. Saran... 33

BAB VI KERJASAMA PENELITIAN... 34

DAFTAR PUSTAKA... 35


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Etiologi DM... 5

Tabel 2.2 Diagnosis DM... 9

Tabel 2.3 Perbandingan OHO... 13

Tabel 4.1 Rata-Rata dan Standar Deviasi Glukosa Darah Tikus Setiap Kelompok Penelitian... 27

Tabel 4.2 Hasil Analisa Data Glukosa Darah Setiap Kelompok Penelitian... 28

Tabel 4.3 Rata-Rata dan Standar Deviasi BB Tikus Setiap Kelompok Penelitian... 29

Tabel 4.4 Hasil Analisa Data BB Setiap Kelompok Penelitian... 30

Tabel 4.5 Rata-Rata Kadar dan Standar Deviasi Trigliserida Setiap Kelompok Penelitian... 31

DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Rata-Rata Glukosa Darah Tikus Setiap Kelompok Penelitian... 27

Grafik 4.2 Rata-Rata Berat Badan Tikus Setiap Kelompok Penelitian... 29

Grafik 4.3 Rata-Rata Kadar Trigliserida Tikus Setiap Kelompok Penelitian... 31

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Sekresi Insulin... 8

Gambar 2.2 Tanaman Yacon...14

Gambar 2.3 Struktur Kimia Aloksan... 15

Gambar 7.1 Surat Keterangan Tikus Sehat... 38

Gambar 7.2 Surat Hasil Identifikasi Bahan Uji... 39

Gambar 7.3 Blender daun insulin... 42

Gambar 7.4 Serbuk hasil blender... 42

Gambar 7.5 Hasil setelah serbuk diayak... 42

Gambar 7.6 Pengadukan dengan stirer hot plate... 42


(13)

xiii

Gambar 7.10 Ekstrak kering daun insulin... 43

Gambar 7.11 Sampel penelitian... 43

Gambar 7.12 Alloxan monohydrate... 43

Gambar 7.13 Induksi Alloxan monohydrate pada sampel... 43

Gambar 7.14 Pengambilan glukosa darah sampel... 43

Gambar 7.15 Pengukuran BB sampel... 44

Gambar 7.16 Proses pemberian ekstrak insulin... 44

Gambar 7.17 Proses sacrificed dan pengambilan darah... 44

Gambar 7.18 Pengukuran trigliserida... 44

Gambar 7.19 Alat centrifuge... 44

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keterangan Tikus Sehat... 38

Lampiran 2 Hasil Determinasi Bahan Uji... 39

Lampiran 3 Data Awal Semua Kelompok Penelitian... 40

Lampiran 4 Hasil Data uji Statistik... 41

Lampiran 5 Gambar Proses Penelitian... 42

Lampiran 6 Cara Perhitungan... 45


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Diabetes menduduki 10 besar dunia penyebab disabilitas dan penurunan produktifitas & perkembangan manusia. Jika tidak ada aksi yang dilakukan, angka penderita diabetes di dunia akan meningkat dari lebih dari 366 juta pada tahun 2011 menjadi 552 juta pada tahun 2030, atau 1 dari 10 orang dewasa. Pada tahun 2012, Indonesia menjadi negara tertinggi ke 7 jumlah penduduknya yang menderita diabetes, yaitu 7.551.940 penderita, dan diperkirakan sejumlah 4.437.520 orang terlewat tidak terdiagnosa. Angka mortalitas akibat diabetes di Indonesia mencapai 155.465 jiwa. Diabetes merupakan salah satu tantangan besar dalam dunia kesehatan di abad 21. (1)

Tantangan bagi para tenaga kesehatan adalah bagaimana menurunkan angka penderita dan ongkos pengobatan dengan cara diagnosis dini, tatalaksana yang efektif dan pencegahan kasus baru. Di Indonesia, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) telah menerbitkan Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 dengan revisi terbaru tahun 2011 untuk mewujudkan penatalaksanaan diabetes mellitus yang efektif.(2)

Praktik pelayanan medik herbal telah berkembang dengan pesat , bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan keamanannya. Dalam kasus DM ini, banyak literatur menunjukkan beberapa spesies tanaman memiliki efektivitas yang cukup tinggi dalam menurunkan kadar gula darah, dengan sedikit efek samping, dengan harga obat yang lebih murah daripada obat konvensional.(3)

Sebagian masyarakat telah menggunakan tanaman tradisional sebagai terapi diabetes mellitus, salah satunya adalah tanaman yacon. Tanaman


(15)

yacon telah terbukti memiliki bahan kimia aktif seperti fructooligosacarida, karbohidrat dan flavonoid yang bisa menyebabkan penurunan glukosa dalam darah. Daun tanaman yacon, yang lebih dikenal daun insulin atau

Smallanthus sonchifolia (Ss) oleh masyarakat, juga telah diketahui mengandung komponen phenol. Komponen ini seperti chlorogenic, caffeic,

dan ferulicpada pasien diabetes mellitus dapat memperbaiki sel β pankreas

sehingga dapat meningkatkan sekresi insulin dan meningkatkan sensitifitas reseptor insulin.(4)

Daun insulin juga mengandung Smallanthaditepenic acids A, B, C dan

D yang memiliki efek anti-diabetik.(5) Hal ini menunjukkan bahwa tanaman ini bisa digunakan sebagai agen hipoglikemia yang baru. Tanaman ini sudah banyak tumbuh di Indonesia, dan mudah dalam pengembangbiakannya.(3)

Penelitian Baroni et al. (2008) menunjukkan pemberian ekstrak daun insulin dengan dosis 400 mg/kgBB/hari pada tikus diabetes selama 14 hari memberikan efek hipoglikemik dan hipolipidemik pada tikus.(6)

Dalam penelitian ini, dipilih bagaimana efek ekstraksi alkohol daun insulin dengan dosis lebih rendah yaitu 300 mg/kgBB/hari yang diberikan selama 14 hari terhadap kadar glukosa darah, berat badan dan kadar trigliserida pada tikus diabetes strain sprague dawley yang diinduksi aloksan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini adalah :

 Apakah ekstrak daun insulin (Ss) dengan dosis 300 mg/kgBB/hari yang diberikan selama 14 hari dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes strain sprague dawley yang diinduksi aloksan?

 Apakah ekstrak daun insulin (Ss) dengan dosis 300 mg/kbBB/hari yang diberikan selama 14 hari dapat menaikkan berat badan tikus diabetes


(16)

3

 Apakah ekstrak daun insulin (Ss) dengan dosis 300 mg/kbBB/hari yang diberikan selama 14 hari dapat mempengaruhi kadar trigliserida tikus diabetes strain sprague dawley yang diinduksi aloksan?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak daun insulin (Ss) dengan dosis 300 mg/kgBB/hari selama 14 hari terhadap kadar glukosa darah, berat badan, dan kadar trigliserida pada tikus diabetes strain sprague dawley yang diinduksi aloksan.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Menentukan perbedaan kadar glukosa darah pada tikus diabetes yang dilakukan pemberian ekstrak daun insulin (Ss) selama 14 hari dan yang tidak dilakukan pemberian.

b. Menentukan perbedaan berat badan pada tikus diabetes yang dilakukan pemberian ekstrak daun insulin (Ss) selama 14 hari dan yang tidak dilakukan pemberian.

c. Mengetahui perbedaan trigliserida pada tikus diabetes yang dilakukan pemberian ekstrak daun insulin (Ss) selama 14 hari dan yang tidak dilakukan pemberian.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1. Bagi Peneliti

a. Mendapatkan pengalaman melakukan penelitian dengan metode eksperimen.

b. Mendapat pengetahuan mengenai tanaman herbal yang memiliki efek hipoglikemik.

c. Sebagai salah satu syarat mendapat gelar Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.


(17)

1.4.2. Bagi Institusi

Dapat menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

1.4.3. Bagi Masyarakat

Sebagai informasi bagi masyarakat akan manfaat efek ekstrak daun insulin terhadap kadar glukosa darah, berat badan dan kadar trigliserida pada diabetes melitus .


(18)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Definisi dan Klasifikasi Diabetes Melitus

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.(7)

Klasifikasi etiologis DM (4 tipe):

Tabel 2.1 : Konsensus Pengendalian dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia 2011. PERKENI(2)

No. Tipe DM

1. DM Tipe 1 Destruksi sel , umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut

 Autoimun  Idiopatik

2. DM Tipe 2  Dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif

 Dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin

3. DM tipe lain  Defek genetik fungsi sel   Defek genetik kerja insulin  Penyakit eksokrin pankreas  Endokrinpati

 Karena obat atau zat kimia  Infeksi

 Sebab imunologi yang jarang

 Sindrom genetik lain yang berhubungan dengan DM

4. DM gestasional

DM tipe 1 mencakup sekitar 10-20% dari semua kasus DM dengan ditandai tidaknya adanya sekresi insulin. Subtipe ini lebih sering timbul pada etnik keturunan Afrika-Amerika dan Asia. (8,9)


(19)

Sedangkan pada DM tipe 2 terjadi resistensi insulin, padahal sekresi insulin mungkin masih normal atau bahkan meningkat. Subtipe ini sering dikaitkan dengan kondisi obesitas pada pasien. (8,9)

Insidensi DM gestasional tercatat pada 4% dari semua kehamilan. Faktor resiko terjadiya subtipe ini adalah usia tua, etnik, obesitas, multiparitas, riwayat keluarga dan riwayat diabetes pada pasien sebelum kehamilan.(8,9)

2.1.2. Patofisiologi Diabetes Melitus

Defisiensi sekresi insulin maupun resistensi insulin mengakibatkan gangguan metabolisme makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak. Kegagalan uptake glukosa darah ke sel mengakibatkan sel kekurangan sumber energi sehingga sel mengalami starving cells. Keadaan tersebut mengakibatkan sel adiposa dipecah sebagai sumber energi alternatif, akibatnya leptin sebagai pemberi stimulus sinyal kenyang yang berada di sel adiposa pun berkurang. Tidak adanya sinyal untuk memberikan sensasi kenyang mengakibatkan pasien DM cenderung banyak makan atau polifagia.(10)

Kegagalan uptake glukosa darah ke sel juga menyebabkan hiperglikemia. Ketika kadar glukosa darah tinggi dan melebihi ambang filtrasi glukosa ginjal, maka glukosa yang secara fisiologi tidak dapat lolos dari filtrasi gromerulus, akhirnya bergabung bersama urin. Glukosa merupakan diuresis osmotik, maka glukosa di urin dapat menarik air dari tubulus ginjal sehingga volume urin meningkat. Kandung kemih pun cepat penuh dan merangsang pasien untuk sering buang air kecil atau poliuria. (10)

Kehilangan cairan yang disebabkan mekanisme diatas mengaktivasi pusat haus singga pasien DM akan sering minum atau polidipsi.(10)

Glukoneogenesis berupa glikogenolisis, lipolisis, katabolisme protein yang berada di otot terus menerus dipecah dan juga kegagalan


(20)

7

lipogenesis dan uptake glukosa mengakibatkan pasien DM juga dapat mengalami penurunan berat badan.(10)

2.1.2.1. Fisiologi Pankreas

Pankreas menyekresikan enzim-enzim pencernaan dan insulin. Enzim-enzim pencernaan pankreas disekresikan oleh asini pankreas, dan sejumlah besar larutan natrium bikarbonat disekresi oleh duktus kecil dan duktus lebih besar yang bersal dari asini. Produk kombinasi ezim dan natrium bikarbonat mengalir melalui duktus pankreatikus dan masuk ke duodenum melalui papila Vateri yang diatur oleh sfingter Oddi.(11)

Lain dengan insulin. Insulin disekresi oleh pulau-pulau Langerhans, juga menyekresikan glukagon. Insulin dan glukagon langsung ke dalam darah, berbeda dengan getah pankreas yang bekerja di usus. Pulau Langerhans mengandung 3 jenis sel utama, yakni sel alfa, beta dan delta. 60 %-nya merupakan sel beta yang merupakan penyekresi insulin dan amilin. Sel alfa ± 25 %, menyekresikan glukagon. Sel delta ± 10 %, menyekresikan somatostatin.(11)

Insulin menghambat sekresi glukagon, amilin mengahambat sekresi insulin, dan somatostatin mengahambat sekresi insulin dan glukagon.(11)

2.1.2.2. Fisiologi Insulin dan Pengaruh Insulin Terhadap Patofisiologi DM Insulin mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Bila terdapat sejumlah besar makanan berenergi-tinggi di dalam diet, terutama kelebihan jumlah karbohidrat, insulin akan disekresikan dalam jumlah yang besar. Selanjutnya, bila terdapat kelebihan karbohidrat, insulin menyimpannya sebagai glikogen terutama di hati dan otot, yang tidak dapat disimpan sebagai glikogen juga diubah dibawah rangsangan insulin menjadi lemak dan disimpan di jaringan adiposa. Dengan adanya kelebihan protein, insulin mempunyai efek langsung dalam memacu ambilan asam amino oleh sel dan pengubahan asam


(21)

amino ini menjadi protein. Selain itu, insulin menghambat pemecahan protein yang sudah terdapat di dalam sel.(11)

Mekanisme produksi insulin dijelaskan melalui gambar berikut :

Gambar 2.1 Sekresi insulin(12)

Mekanisme insulin memasukkan glukosa ke dalam sel-sel, khususnya yang menggunakan GLUT-4 sebagai transporter glukosa seperti sel-sel-sel otot, sel adiposa dan sel otot jantung. Insulin Akan berikatan dengan insulin receptor substrate (IRS) yang terdapat di membran sel. Kemudian transduksi sinyal mengakibatkan GLUT-4 menuju membran sel untuk proses uptake glukosa ke dalam sel.(12)

Insulin juga mempengaruhi fungsi dari lipoprotein lipase (LPL). LPL yang berpasangan dengan insulin dapat memecah trigliserida dalam darah untuk masuk ke dalam sel adiposa. Kekurangan jumlah insulin menyebabkan disfungsi LPL sehingga terjadi gangguan profil lipid.(12)


(22)

9

2.1.3. Manifestasi Klinis

Terdapat 2 macam keluhan DM, yaitu keluhan klasik dan keluhan lain. Keluhan klasik dari DM yaitu: Poliuria, Polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Sedangkan keluhan lainnya antara lain: badan lemah, kesemutan, gatal, mata kabur serta disfungsi ereksi pada pria dan pruritus vulva pada wanita.(13)

2.1.4. Kriteria Diagnosis Ada 3 cara diagnosis(2) :

Tabel 2.2 : Konsensus Pengendalian dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia 2011. PERKENI(2)

2.1.5. Komplikasi Diabetes

Komplikasi pada diabetes melitus dapat digolongkan sebagai berikut: (1)Komplikasi metabolik akut dan (2)Komplikasi vaskular jangka panjang.(9)

Komplikasi metabolik akut salah satunya diakibatkan perubahan akut kadar glukosa plasma. Kondisi dapat berupa ketoasidosis diabetikum (KAD) yaitu komplikasi yang paling parah yang dapat terjadi pada pasien DM tipe 1. Peningkatan lipolisis dan oksidasi asam lemak bebas akibat defisiensi insulin yang parah berujung pada pembentukan benda keton, seperti asetoasetat, hidroksibutirat dan aseton. Peningkatan


(23)

benda keton ini menimbulkan ketosis, sedangkan peningkatan H+ menimbulkan asidosis.(9)

Glikosuria dan ketonuria mengakibatkan diuresis osmotik, sehingga pasien mengalami dehidrasi dan juga gangguan elektrolit, sehingga dapat jatuh pada kondisi hipotensi dan syok. Jika perfusi ke otak kurang, pasien dapat mengalami koma dan meninggal.(9)

Komplikasi metabolik akut lainnya adalah hiperglikemia, hiperosmolar, koma nonketotik (HHNK) yang sering pada DM tipe 2 usia tua. Hal ini disebabkan tingginya kadar glukosa darah (>600 mg/dL) yang menyababkan hiperosmolaritas, diuresis osmotik dan dehidrasi berat. Pasien akan kehilangan kesadaran dan jika tidak ditangani dengan benar dan cepat dapat menyebakan kematian.(9)

Komplikasi yang paling sering adalah hipoglikemia akibat ketidakpatuhan terhadap terapi atau dosis yang berlebih. Gejalan-gejalanya disebabkan oleh pelepasan epinefrin (berkeringat, palpitasi, sakit kepala dan tremor), juga bisa diakibatkan kurang asupan glukosa ke otak (koma, tingkah laku aneh dan sensorium tumpul).(9)

Komplikasi vaskular jangka panjang meliputi makroangiopati dan mikroangiopati. Komplikasi makroangiopati meliputi kelainan kardiovaskuler, kelainan serebrovaskuler dan kelainan pembuluh darah.(2) Pada makroangiopati didapatkan gambaran histologis aterosklerosis, yang menyebabkan penyumbatan vaskuler. Jika mengenai arteri koronaria dan aorta dapat menyebakan infark miokardium atau angina.(9)

Mekanismenya insufisiensi insulin dapat menyebabkan penimbunan sorbitol dalam intima vaskuler, hiperliproteinemia dan kelainan pembentukan darah.(9)

Komplikasi mikroangiopati berupa klaudikasio intermitten dan gangren pada ekstremitas, serta stroke. Pada mata dapat terjadi retinopati diabetik, pada gromerulus ginjal dapat terjadi nefropati diabetik, pada saraf perifer dapat terjadi neuropati diabetik.(2)


(24)

11

2.1.5.1. Dislipidemia pada Diabetes Melitus

Pada keadaan defisiensi insulin terdapat penurunan masuknya asam lemak dari darah ke dalam sel jaringan adiposa, sehingga keadaan ini menyebabkan kadar trigliserida di darah meningkat. Pada keadaan resistensi insulin, hormone sensitive lipase di jaringan adiposa akan menjadi aktif sehingga lipolisis meningkat sehingga salahn satunya menyebabkan trigliserida yang beredar di darah meningkat. (7,8)

Free fatty acid (FFA) yang berlebihan di darah sebagian dapat digunakan sebagai sumber energi, dan sebagian akan dibawa ke hati untuk dibentuk kembali menjadi trigliserida dan menjadi komponen VLDL. Akibat kadar trigliserida yang tinggi mengakibatkan kondisi

large VLDL. (7)

Saat Large VLDL beredar di sirkulasi, trigliserida yang banyak di VLDL tersebut akan bertukar dengan kolesterol ester yang dikandung LDL, yang mengakibatkan LDL yang kaya dengan trigliserida tetapi kurang kolesterol ester berupa LDL yang kecil tetapi padat, dikenal dengan small dense LDL. Sifat small dense LDL adalah mudah teroksidasi, oleh karena itu sangat aterogenik.(7)

Large VLDL juga dipertukarkan dengan kolesterol ester dari HDL, mengakibatkan HDL miskin kolesterol ester, yang bentuk tersebut lebih mudah dikatabolisme oleh ginjal sehingga jumlah HDL menurun. (7)

Oleh karena itu pada resistensi insulin terjadi kelainan profil lipid yang khas yaitu kadar trigliserida meningkat, HDL menurun dan LDL meningkat.

2.1.6. Tatalaksana Diabetes Melitus

Terdapat 4 pilar penatalaksanaan diabetes melitus yaitu : 1) Edukasi, 2) Terapi gizi medis, 3)Latihan jasmani dan 4)Intervensi Farmakologis.(2)


(25)

1) Edukasi

Untuk mencapai perubahan perilaku sehat dibutuhkan edukasi yang komprehensif dan upaya peningkatan motivasi, seperti pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya.

2) Terapi gizi medis

Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan.

3) Latihan jasmani

Latihan jasmani secara teratur 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas insulin, sehingga akan memperbaiki glukosa darah.

4) Intervensi farmakologis

Untuk pasien DM tipe 1 yang mengalami defisiensi insulin, tatalaksana yang dilakukan adalah terapi insulin. Terdapat 3 jenis insulin yaitu insulin masa kerja pendek, masa kerja sedang dan masa kerja panjang. Insulin masa kerja pendek digunakan untuk mengontrol hiperglikemia postpandrial karena puncak kerjanya pada beberapa menit hingga 6 jam pasca injeksi, selain itu terapi ini digunakan untuk pasien dengan ketoasidosis. Insulin masa kerja sedang untuk mengontrol harian pasien karena dapat bekerja maksimal pada enam hingga delapan jam pasca injeksi. Sedangkan insulin masa kerja panjang mencapai puncaknya dalam waktu 14 hingga 20 jam pasca injeksi.(9)

Untuk pasien DM tipe 2, tatalaksana yang dilakukan adalah obat hipoglikemik oral (OHO) dan atau suntikan insulin. Adapun perbandingan antar beberapa contoh golongan OHO dijelaskan di tabel berikut :


(26)

13

Tabel 2.3 : Konsensus Pengendalian dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia 2011. PERKENI(2)

OHO Cara kerja utama Efek samping utama Reduksi HbA1C

Keuntungan Kerugian

Sulfonilurea (cth:Glibenklamid) Meningkatkan sekresi insulin BB naik, hipoglikemia

1-2% Sangat efektif

BB, hipoglikemia Penghambat glukoneogenesis (cth: Metformin) Menekan produksi glukosa hati & menambah sensitifitas terhadap insulin Dispepsia, diare, asidosis, laktat

1-2% Tidak ada kaitan dengan BB Kontraindikasi pada insufisiensi renal -glukosidase inhibitor (cth: acarbose) Menghambat absorpsi glukosa Flatulens, tinja lembek 0,5-0,8% Tidak ada kaitan dengan BB Mahal

2.1.7. Daun Insulin

Daun yacon (Smallanthus sonchifolius) lebih dikenal sebagai daun insulin di masyarakat. Tanaman yacon bersama dengan 21 spesies Smallanthus lain termasuk dalam kelas Asteraceae. Spesies ini tumbuh subur di lereng Pegunungan Andean, Amerika Latin. Suhu optimum untuk pertumbuhan yacon ini adalah 18-25 °C, tetapi juga masih bisa menolerir sampai suhu 40 °C tanpa mengurangi hasil panen, jika disiram dengan jumlah air yang adekuat. Umumnya, penanaman optimum untuk yacon ini sedalam 800 mm. Yacon dapat hidup di berbagai macam tanah, tetapi lebih bagus tumbuh di tanah yang teraliri air dengan baik, dengan struktur tanah yang bagus. Pertumbuhan buruk jika ditanam di tanah yang keras. Yacon juga bisa hidup di pH mulai dari yang asam sampai basa (lemah).(14)

Di Indonesia sudah banyak didapatkan tanaman ini, khususnya di daerah pegunungan. Banyak orang Indonesia yang sudah mengembangbiakannya.


(27)

Secara morfologi, tanaman yacon dapat mencapai tinggi 1,5-3 meter., akarnya tersusun dari 4-20 berbentuk oval. Bagian atas tanaman tersusun dari daun yang lebar dan bunga yang berwarna kuning.(6)

Gambar 2.2 Tanaman yacon(15)

Taksonomi daun yacon adalah sebagai berikut : Kingdom Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Asterales

Famili Asteraceae

Genus Smallanthus

Spesies Smallanthus sonchifolius

Tumbuhan Yacon terdiri dari akar, batang, dan daun. Di daerah Andean, akar yacon dianggap sebagai buah dan dijual bersama buah lainnya seperti apel, alpukat, dan nanas. Akarnya lezat dan manis rasanya, gurih dan penduduk asli daerah tersebut sering menjemurnya di bawah panas matahari agar rasanya menjadi lebih manis. Mereka mengonsumsi, mengupasnya, dan menyampurkannya dengan buah lain sebagai salad serta bentuk lainnya. Akar yacon telah digunakan sebagai obat tradisional penduduk Peru untuk mengobati hiperglikemia, masalah ginjal, dan peremajaan kulit. Di Brazil, daun yacon yang digunakan sebagai obat dalam bentuk teh. Di Jepang, daun dan buahnya dicampur dengan daun teh.(14,15,16)


(28)

15

Macam sediaan yang pernah diteliti adalah roots aqueous extract, methanol extract, buthanol extract, chloroform extract, yacon flour, 10% yacon solution dan memakan buah yacon. Semuanya menunjukkan efek yang baik pada diabetes dengan dosis yang bermacam-macam. Pada tepung akar yacon kaya akan fructooligosaccharides (FOS) yang memberikan manfaat pada diabetes dengan hiperlipidemia dengan menurunkan kadar fasting plasma triacylglycerol dan low-density lipoprotein (LDL). (14,15,16,17,18)

2.1.7.1. Kandungan Daun Insulin

Daun insulin mengandung protein, lipid, serat, dan sakarida, catechone, terpenes, dan flavonoid. Daun tersebut memiliki efek seperti insulin, yaitu menurunkan produksi glukosa di hepatosit.(14,15,16,17,18)

Penelitian Baroni et al. (2008) menunjukkan bahwa daun insulin yang dikonsumsi dalam sediaan teh dapat menurunkan glukosa darah dan meningkatkan jumlah insulin pada tikus diabetes.(6)

2.1.8. Aloksan

Gambar 2.3 Struktur Kimia Aloksan(19)

Aloksan merupakan bahan kimia yang hidrofilik dan tidak stabil yang bentuknya mirip dengan glukosa, sehingga diuptake secara selektif oleh sel β pankreas. Kemiripannya menyebabkan aloksan bisa masuk ke


(29)

pankreas. Efek biologis lainnya adalah aloksan bisa menyebabkan reaktivitas grup thiol sehingga terjadi inhibisi glukokinase. Hal ini bisa berefek terhadap penurunan oksidasi glukosa dan penghasilan ATP sehingga terjadi penekanan pada sekresi insulin yang diinduksi glukosa.(19,20)

Aloksan bisa menginduksi diabetes melalui 4 tahapan(21,22), yaitu: 1. Fase pertama terjadi dalam beberapa menit pertama injeksi aloksan,

maksimal pada 30 menit, terjadi hipoglikemik transien. Hal ini terjadi karena terjadi peningkatan sekresi insulin secara transien yang menyebabkan peningkatan uptake glukosa oleh sel β pankreas sehingga terjadi hipoglikemia

2. Fase kedua terjadi pada jam pertama injeksi, yaitu fase pertama kali terjadi hiperglikemia. Hal ini terjadi karena aloksan menyebabkan supresi sekresi insulin

3. Fase ketiga adalah fase hipoglikemik kembali pada 4-8 jam injeksi. Pada fase ini terjasi sekresi insulin besar-besaran yang diinduksi oleh aloksan. Selain itu, terjadi ruptur membran sel dan mitokondria sel β pankreas sehingga menyebabkan nekrosis sel β pankreas.

4. Fase keempat terjadi degranulasi dan hilangnya integritas sel β pankreas secara komplit sehingga terjadi diabetes. Fase ini terjadi pada 24-48 jam setelah injeksi.


(30)

17

2.2. Kerangka Konsep Aloksan

(glukomimetik)

Nekrosis sel β pankreas Pembentukan

ROS Masuk ke sel β pankreas melalui

GLUT 2

Uptake glukosa ke sel otot rangka 

Influx Ca2+ di

cytoplasma Produksi insulin  Diabetes Melitus Metabolisme makronutrien terganggu karbohidrat Hiperglikemia  katabolisme protein BB Turun  lipolisis

 Trigliserida di jar. adiposa

Disfungsi lipoprotein lipase

 Trigliserida

di darah  Lipogenesis

Smallanthus sonchifolia

Komponen phenol

memiliki efek antidiabetik

1. Memperbaiki sel β pankreas sehingga

meningkatkan sekresi insulin

2. Meningkatkan sensitifitas reseptor insulin


(31)

2.3. Definisi Operasional

No Variabel Definisi operasional

Alat Ukur Cara Pengukuran Skala Pengukuran 1 Gula Darah

Sewaktu (GDS)

Hasil pemeriksaan gula darah sampel secara acak tanpa dipuasakan. Blood glucose Test Meter GlucoDrTM model AGM-2100 (diproduksi oleh allmedicus Co Ltd., Korea) Darah yang diambil dari ekor sampel diteteskan pada strip

glukometer, interpretasi angka yang muncul pada alat.

Numerik

2 Berat badan (BB)

Ukuran yang

digunakan secara

umum untuk

menilai keadaan gizi

Timbangan merk kitchen scale

Sampel diletakkan pada timbangan selanjutnya dilihat angka pada timbangan. Angka tersebut merupakan BB sampel Numerik

3 Trigliserida Komponen lipid

utama pada

kilomikron dan VLDL Spektrofoto meter Plasma sampel dicampurkan dengan reagen trigliserida. Campuran sampel dan reagen selanjutnya dinilai pada alat sektrofotometer. Numerik


(32)

19 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimental laboratorium.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2013 sampai April 2014

3.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Animal House, laboratorium Biologi, laboratorium Riset, laboratorium Pharmacy Drug Research (PDR), laboratorium Farmakologi, dan laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Kertamukti no. 05 Pisangan, Ciputat 15419, Tangerang Selatan.

3.3. Sampel Penelitian

Obyek percobaan yang digunakan adalah tikus jantan Sprague Dawley

usia 14 minggu, dengan berat badan rata- rata 170-200 gram yang diperoleh dari Departemen Patologi Institut Pertanian Bogor (IPB). Hewan percobaan tersebut telah dinyatakan memiliki status kesehatan yang baik dan belum pernah mendapatkan perlakuan apapun, seperti pada lampiran 2.

Penelitian ini dilakukan dengan membagi hewan coba menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok N (normal) sebagai kontrol negatif. Kelompok kedua merupakan kelompok D (diabetes) sebagai kontrol positif. Sedangkan kelompok ketiga merupakan kelompok D+Ss (diabetes dengan terapi Smallanthus sonchfolia) yaitu kelompok tikus DM yang diinduksi aloksan dan diberikan terapi daun insulin (Smallanthus sonchifolia) dengan dosis 300 mg/kgBB/hari selama 14 hari.


(33)

Penentuan jumlah sampel pada setiap kelompok penelitian menggunakan rumus Federer yaitu:

Keterangan:

t = jumlah kelompok, n = jumlah sampel

Dibulatkan menjadi 9

Menurut hasil perhitungan menggunakan rumus federer didapatkan jumlah sampel minimum yang harus ada dalam setiap kelompok percobaan adalah 9 ekor. Pada penelitian ini digunakan 9 sampel untuk kelompok . Jadi, total seluruh tikus adalah 27 ekor.

3.3.1. Kriteria Inklusi

1. Kelompok N : tikus jantan strain Sprague dawley dengan glukosa darah sewaktu < 200 mg/dL.

2. Kelompok D dan D+Ss : tikus jantan strain Sprague dawley dengan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL.

3.3.2. Kriteria Eksklusi

1. Tikus betina atau sakit sebelum perlakuan


(34)

21

3.4. Cara Kerja Penelitian 3.4.1. Alat Penelitian

Alat- alat yang harus disiapkan untuk penelitian ini antara lain: 1. Kandang tikus

2. Tempat makan dan minum tikus 3. Perlengkapan kebersihan

4. Blood glucose Test Meter GlucoDrTM model AGM-2100 (diproduksi oleh allmedius Co Ltd., Korea)

5. Glucotest strip

6. Neraca hewan 7. Syringe oral 8. Sonde

9. Neraca analitik

10.Timbangan milligram 11.Minor set

12.Tissue

13.Tabung EDTA 14.Valcon tube

15.Effendorf

16.Vortex

17.Sentrifuge

18.Spektrofotometer 19.Kit trigliserida 20.Kulkas -80oC.

3.4.2. Bahan Penelitian

Bahan utama untuk penelitian ini adalah daun insulin (Smallanthus sonchifolia) yang diperoleh dari Bursa Bibit Yogyakarta sebanyak 2 kg. Daun insulin kemudian dideterminasi di LIPI Kebun Raya Bogor. Kemudian dilanjutkan proses ekstraksi yang peneliti lakukan sendiri di laboratorium Riset dan laboratorium PDR. Selanjutnya hasilnya diolah labih lanjut menjadi ekstrak kering daun insulin di PAU Institut Pertanian Bogor. Daun insulin yang semula sebanyak 2 kg, hanya 750 gram saja yang dilakukan proses ekstraksi kemudian menyusut jumlahnya saat telah menjadi ekstrak kering, yaitu sekitar 250 gram.

Bahan-bahan kimia yang diperlukan untuk dalam penelitian ini adalah aloksan monohidrat 5% untuk menginduksi agar tikus dalam kondisi diabetes, ethanol 70% digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan ekstrak, selain itu juga dipersiapkan larutan natrium hidroklorida 0,9%, ether, D-glukosa monohidrat 40% dan reagen lipid (Sclavo).


(35)

3.4.3. Proses Ekstraksi

Daun insulin awalnya di blender, kemudian diayak sehingga didapatkan serbuk daun insulinyang halus. Kemudian serbuk daun insulin dilarutkan dengan ethanol 70% dengan prinsip perbandingannya 10 mg serbuk dilarutkan dengan 100 ml ethanol 70%. Proses ini dilakukan di lab riset

Hasil larutan tersebut kemudian diaduk dengan hot plate stirer

selama 5 jam. Proses pengadukan dilakukan di lab riset dan lab biokimia.Hasil adukan tersebut kemudian disaring dengan saringan mikro.

Ekstrak cair tersebut kemudian dievaporasi di PAU Institut Pertanian Bogor. Dan didapatkan ekstrak kering daun insulin.

3.4.4. Adaptasi Hewan Sampel

Sampel diadaptasikan di Animal house pada hari pertama sampai hari kedua puluh satu. Sampel diadaptasikan terhadap tempat tinggal barunya, pemberian makanan maupun pemberian minuman. Perlakuan disamakan pada semua tikus.

Menurut referensi adaptasi cukup selama 7 hari(15). Adaptasi ini bertujuansemua obyek penelitian tidak dalam kondisi stress dan dalam kondisi yang sama saat dimulai penelitian.

3.4.5. Induksi Aloksan

Pada hari ke-22 tikus diinduksi aloksan 150 mg/kgbb secara intraperitoneal. Setelah hewan diinduksi, diberi makanan yang cukup (ad libitum) dan dalam waktu 72 jam pertama dalam air minumnya ditambahkan 40% larutan D-glukosa monohidrat untuk mencegah terjadinya hipoglikemi yang fatal. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan 7 hari setelah induksi. Pada penelitian kami, pengukuran dilakukan di hari ke-29. Tikus dengan glukosa >200 mg/dl dikatakan sebagai tikus DM.


(36)

23

3.4.6. Pemberian Ekstrak Daun Insulin Terhadap Tikus

Setelah tikus dinyatakan DM, dilakukan pemberian ekstrak daun insulin (Smallanthus sonchifolia) selama 14 hari (hari ke-29 sampai 42) dengan dosis 300 mg/kgBB/hari pemberian secara oral dengan menggunakan alat sonde. Alasan peneliti memakai ekstrak daun insulin dijelaskan dalam bab I.

Dosis dan lama pemberian ini diambil berdasarkan penilitian sebelumnya yaitu menggunakan dosis 400 mg/kgBB selama 14 hari secara signifikan dapat menurunkan glukosa darah pada tikus diabetes.(6) Peneliti mencoba dengan dosis lebih rendah yaitu 300 mg/kgBB/hari dengan lama pemberian 14 hari.

3.4.7. Pengukuran Sampel 3.4.7.1. Berat Badan

Agar mendapatkan nilai perbandingan berat badan tikus sebelum dan sesudah pemberian ekstrak, maka sebelum tikus dinyatakan DM, berat badan harus diukur dan selanjutnya baru boleh diberikan ekstrak. Selanjutnya berat badan tikus diukur selama 14 hari sejak diberikan ekstrak tersebut.

3.4.7.2. Glukosa Darah Sewaktu

Kadar glukosa darah diukur dua kali, yaitu sebelum pemberian ekstrak dan terakhir saat pemberian ekstrak selesai (setelah 14 hari). Yang diukur adalah glukosa darah sewaktu tikus. Pertama, kita harus membius tikus terlebih dahulu menggunakan larutan ether sampai tidak sadarkan diri. Hal ini dilakukan agar mengurangi rasa sakit yang dialami tikus. Kemudian, dilakukan pemotongan pada ekornya. Setelah dilakukan pemotongan, darah akan keluar dan diteteskan pada strip pengukur glukosa darah dan dilihat hasilnya di glukometer


(37)

3.4.7.3. Trigliserida

Kadar trigliserida dihitung di akhir perlakuan. Tikus yang telah dibius dengan ether hingga hampir mati, dibedah, kemudian diambil darahnya dari vena cava inferior jantung sebanyak 3 cc. Darah tersebut disimpan terlebih dahulu di tabung EDTA agar darah tidak terjadi koagulasi. Teknik pengambilan darah juga dengan teknik yang benar sehingga darah yang diambil tidak lisis.

Kemudian dilanjutkan proses sentrifugasi, yaitu dengan memindahkan terlebih dahulu darah dari tabung EDTA ke tabung

effendorf sebanyak 1,5 ml. Sentrifugasi dilakukan selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Proses sentrifugasi ini untuk mendapatkan plasma, plasma ini yang diukur dengan kit pengukur kadar trigliserida.

Kit dalam penelitian ini adalah jenis sclavo, perhitungan setiap sample dilakukan dua kali (duplo), sehingga didapatkan variasi data untuk kemudian ditentukan rata-rata.

Setiap tabung terdiri dari 6 μL serum sampel yang selanjutnya dicampur dengan 600 μL reagen trigliserida. Kemudian dikocok hingga homogen, dan dibaca di alat spectrofotometer dengan panjang gelombang 550 nm.


(38)

25

3.5. Alur Penelitian

Penilaian kadar trigliserida menggunakan spektrofotometer

Didapatkan :

1. GDS hari ke-42 (mg/dL)

2. Rasio berat badan hari-42/ hari-29 3. Kadar trigliserida (mg/dL) *Hari-29 = hari pengukuran ke-1 Hari-42 = hari pengukuran ke-14

Analisa statistik pada data Tikus tiba di Animal House

(Hari 1)

Adaptasi selama 3 minggu Makan dan minum ad libitum

(Hari 1-21)

Kelompok N (normal), Gula darah < 200 mg/dl

(Hari 22)

Tikus yang diinduksi aloksan

Gula darah <200 mg/dl Induksi aloksan 150 mg/kgbb

(Hari 22)

Kelompok D (DM tanpa terapi)

Gula darah >200 mg/dl Mengukur berat badan

(Hari 29)

Kelompok D+Ss (DM dengan terapi ekstrak Smallanthus sonchifolius). Gula darah >200

mg/dl. Mengukur berat badan

(Hari 29)

Sonde oral ekstrak Smallanthus

sonchifolius 300 mg/kgbb/hari,

dilarutkan dengan aquades.

(Hari 29-42)

Sacrifice

Sacrifice, pembiusan dengan ether dan pengambilan darah

dari vena cava inferior

(Hari 43)

Darah kemudian disentrifugasi, didapatkan plasma selanjutnya dicampur dengan kit trigliserida Mengukur berat badan

(Hari 29)

Mengukur gula darah, dari darah vena ekor menggunakan glukometer

(Hari 42)

Mengukur berat badan


(39)

3.6. Managemen Data

Dalam pengambilan data untuk penelitian ini, dilakukan eksperimen langsung terhadap tikus jenis ”Sprague-Dawley” dengan berat badan 170-200 gram , yang telah diberi perlakuan sebelumnya berupa pemberian aloksan dan ekstrak daun insulin (Smallanthus sonchifolia). Ditambah dengan pencarian literatur dan melakukan peninjauan pustaka untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh daun insulin (Smallanthus sonchifolia) terhadap kadar glukosa darah, berat badan dan kadar trigliserida. Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data secara komputerisasi yaitu dengan SPSS versi 16.0.

Uji yang digunakan adalah Uji Oneway Annova karena penelitian ini termasuk analitik kategorik numerik dan tidak berpasangan. Untuk melakukan uji Oneway Annova, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dan uji homogenitas. Jika salah satu uji tersebut tidak terpenuhi maka dilakukan transformasi data. Ketika uji transformasi data tidak berhasil maka dilakukan uji Kruskal Wallis.


(40)

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pengelompokan hewan coba penelitian tidak secara random sampling, namun menggunakan teknik consecutive sampling yaitu berdasarkan tingginya kadar gula darah setelah diinduksi aloksan, sampel dengan kadar gula tertinggi dimasukkan kelompok terapi dengan tujuan dapat terlihatnya pengaruh pemberian ekstrak secara nyata.

4.1. Glukosa Darah Sewaktu

Data glukosa darah yang diambil adalah jumlah rata-rata (mean) dari glukosa darah yang diambil pada hari ke-1, ke-7 dan ke-14 masing-masing kelompok. Data yang didapatkan selama penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Rata-rata dan Standar Deviasi Glukosa Darah Tikus Setiap Kelompok Penelitian

Kelompok Glukosa Darah Sewaktu hari ke-1

Glukosa Darah Sewaktu hari ke-7

Glukosa Darah Sewaktu hari ke-14 N 132,75±18,02 120,75±29,51 136,75±13,67* D 540,25±54,63 430±220,76 536,25±84,94* D+Ss 487,25±119,15 407,25±185,27 345,75±103,25* Keterangan : N, kelompok normal (N=4), D, kelompok diabetes (N=4), D+Ss, kelompok diabetes dengan terapi Smallanthus sonchifolia (N=4) *p < 0,05

** p value < 0,01

* p value <0,05

Grafik 4.1 Rata-rata Glukosa Darah Tikus Setiap Kelompok Penelitian 0 100 200 300 400 500 600 700

1 7 14

G D S (m g/d L)

Waktu Pengukuran (Hari)

N D D+Ss ** *


(41)

Dari Tabel 4.1 dan Grafik 4.1 didapatkan bahwa kelompok D dan D+Ss mengalami penurunan kadar glukosa darah pada hari akhir penelitian dibandingkan pada hari awal penelitian. Persentase penurunan terbesar terdapat pada kelompok D+Ss yaitu sebesar 29%, meskipun penurunan glukosa darah kelompok terapi tidak sampai pada kadar glukosa darah normal. Pada kelompok normal didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sebesar 3%.

Selanjutnya dilakukan perhitungan statistik menggunakan One-Way Anova untuk mengetahui signifikansi perbedaan antar kelompok. Tetapi karena distribusi data normal namun varians data tidak homogen (Lampiran 3), maka perhitungan statistik dilanjutkan mentransformasi data, namun hasil data tetap tidak memenuhi syarat untuk dilakukan One-Way Anova. Sehingga uji statisk dilanjutkan dengan menggunakan uji Kruskal-Waliis.(18)

Data yang didapat adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2. Hasil Analisa Data Glukosa Darah Setiap Kelompok Penelitian

Kategori Kelompok Mean Rank p-value

Glukosa darah N 2.50

D 10.00 0,012

D+Ss 7.00

Dari analisa data statistik Kruskal Wallis pada kadar glukosa darah sewaktu hari ke-14 didapatkan hasil seperti pada tabel 4.2. Terdapat nilai (p<0.05) yang menunjukkan perbedaan glukosa darah yang bermakna pada semua kelompok. Hal ini dapat disebabkan kandungan smallanthaditepenic acid A,B,C dan D pada daun insulin yang memiliki sifat anti-diabetik.(5)

Studi sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak daun insulin dengan dosis 400 mg/kgBB/hari selama 14 hari dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes sebesar 59% dan juga didapatkan perbedaan antar kelompok penelitian yang bermakna. Dalam studi tersebut dijelaskan efek hipoglikemik dari daun insulin melalui mekanisme jumlah dan sensisitifitas reseptor insulin yang meningkat, menurunkan degradasi insulin,

H H H H H H


(42)

29

meningkatkan pelepasan insulin oleh sel  pankreas sehingga uptake

glukosa ke dalam jaringan otot dapat ditingkatkan.(6)

4.2. Berat Badan

Data berat badan yang diambil berdasarkan rerata tikus masing-masing kelompok selama penelitian. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3. Rata-rata dan standar deviasi BB Tikus Setiap Kelompok Penelitian

BB hari ke-1 BB hari ke-7 BB hari ke-14 Rasio BB (%) (H14 / H1 x 100 %)

N 310±50 285±35,71 330±15,49 108.735

D 245±21,79 240±51,96 240±28,28 98.3225 D+Ss 260±20 250±33,17 280±28,28 107.74 Keterangan : N, kelompok normal (N=4), D, kelompok diabetes (N=4), D+Ss, kelompok diabetes dengan terapi Smallanthus sonchifolia (N=4)

** p value < 0,01

*** p value >0,05

Grafik 4.2. Rasio Berat Badan Tikus Setiap Kelompok Penelitian

Dari tabel 4.3 didapatkan adanya kenaikan terdapat peningkatan 6.45% pada kelompok N, penurunan 2,04% pada kelompok D, sedangkan terjadi peningkatan rerata berat badan sebesar 7,69% pada kelompok D+Ss. Pada data ini dapat dilihat bahwa kelompok D+Ss terjadi peningkatan berat badan paling besar dari kelompok lain. Hal ini menunjukkan bahwa adanya

0 20 40 60 80 100 120 140

H14 / H1

R a si o B er a t B a d a n (% )

Waktu Pengukuran (Hari)

N D D+Ss


(43)

kemungkinan pemberian terapi ekstrak Smallanthus sonchifolia selama 14 hari dengan dosis 300 mg/kgBB dapat menaikkan berat badan tikus.

Kemudian dilakukan perhitungan statistik dilakukan dengan metode

One-Way Annova. Data yang diinput adalah rasio berat badan hari ke-14 dengan berat badan hari ke-1. Uji normalitas menunjukkan distribusi data yang normal, dan uji homogenitas varians data menunjukkan homogen sehingga perhitungan statistik memenuhi syarat menggunakan metode One-Way Annova.(23)

Tabel 4.4 Hasil Analisa Data BB Setiap Kelompok Penelitian

Rasio berat badan p-value

N 108.74 ± 17.17

0.518

D 98.32 ± 13.58

D+Ss 107.74 ± 8.99 *Data adalah rata-rata± standar deviasi

Dari Tabel 4.4. diatas diperoleh nilai (p>0,05) menunjukkan perbedaan BB yang tidak bermakna pada semua kelompok penelitian.

Peningkatan berat badan pada kelompok diabetes yang diberikan terapi daun insulin lebih tinggi dibandingkan kelompok diabetes tanpa terapi sesuai dengan penelitian Baroni et al. (2012) dengan dosis 400 mg/kgBB/hari selama 14 hari.

Pada penelitian lainnya oleh Genta et al. (2005) dengan ekstrak akar yacon yang diberikan per oral menunjukkan hasil peningkatan berat badan kelompok diabetes yang diberikan terapi dibanding kelompok diabetes tanpa diberikan terapi pada hewan coba.


(44)

31

4.3. Trigliserida

Pada perhitungan statistik kadar trigliserida pada uji normalitas didapatkan distrubusi data tidak normal dan pada uji homogenitas varians data homogen (lampiran 3), sehingga tidak memenuhi syarat perhitungan statistik dengan uji One-Way Anova, maka perhitungan statistik dilanjutkan dengan menggunakan uji non-parametric test yaitu uji Kruskal-Walis.(23)

Hasil perhitungan statistik data trigliserida sebagai berikut :

Tabel 4.5 Rerata kadar Trigliserida dan Standar Deviasi Setiap Kelompok Penelitian

Kelompok Kadar Trigliserida (mg/dL)

N 79,5 ± 16,70

D 175,25 ± 62,19

D + Ss 73,375 ± 50,55

* p value < 0,05

*** p value >0,05

Grafik 4.3. Rata-rata Kadar Trigliserida Tikus Setiap Kelompok Penelitian 0 50 100 150 200 250 14 T ri g li ser ida (m g /dL )

Waktu Pengukuran (Hari)

N D D + Ss *

*** *


(45)

Tabel 4.6. Hasil Analisa Data Pengaruh Ekstrak Daun Smallanthus sonchifolia Terhadap Kadar Trigliserida.

Kelompok Mean Rank p-value

N 5.50

D 10.00 0,05

D+Ss 4.00

Dari analisa data statistik Kruskal Wallis didapatkan nilai yang mendekati (p<0.05) yang menunjukkan perbedaan trigliserida yang bermakna pada semua kelompok. Hal ini sesuai penelitian sebelumnya oleh Habib et al. (2011) dan Roselino et al.(2012) bahwa ekstrak daun insulin efektif menurunkan kadar trigliserida, ditambahkan lagi dalam penelitian tersebut bahwa pemberian ekstrak daun insulin efektif meningkatkan HDL-kolesterol.(14,24)

4.4. Keterbatasan Penelitian

Selama penelitian berlangsung, banyak hambatan yang didapat, antara lain:

a. Mencegah kematian pada tikus pasca induksi aloksan, karena kematian tikus percobaan dalam penelitian ini tinggi.

b. Referensi penelitian di Indonesia mengenai efek ekstrak daun insulin pada diabetes mellitus masih kurang.

c. Terbatasnya sample akibat banyaknya kematian tikus percobaan pasca induksi aloksan menyebabkan, peneliti tidak bisa menambah kelompok normal yang diberikan ekstrak daun insulin.


(46)

33

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan uji statistik pada penelitian ini, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun insulin (Smallanthus sonchifolia) dengan dosis 300 mg/kgbb selama 14 hari dapat mempengaruhi kadar glukosa darah, berat badan dan trigliserida tikus diabetes strain Sprague dawley yang diinduksi aloksan. Pengaruhnya dijelaskan sebagai berikut :

1) Didapatkan persentase penurunan rata-rata glukosa darah sebesar 29% (p-value 0,012)

2) Didapatkan persentase kenaikan berat badan 7,69% (p-value 0,518) 3) Didapatkan perbedaan kadar trigliserida antar kelompok yang bermakna

(p-value 0,05)

5.2. Saran

Bagi peneliti selanjutnya :

 Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang efek ekstrak daun insulin (Smallanthus sonchifolia) dengan waktu yang lebih lama dan sampel yang lebih banyak.

 Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang efek ekstrak daun insulin (Smallanthus sonchifolia) dengan membandingkan beberapa dosis, agar dapat ditentukan kadar terbaik untuk digunakan sebagai terapi pasien diabetes melitus.


(47)

34

BAB VI

KERJASAMA PENELITIAN

Penelitian ini merupakan bagian kerjasama penelitian mahasiswa dan kelompok penelitian diabetes dan regenerasi pankreas PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dibiayai oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dibawah bimbingan dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dan dr. Hari Hendarto, Sp.PD, Ph.D, FINASIM.


(48)

35

DAFTAR PUSTAKA

(1) International Diabetes Federation. (2011). IDF – Global Diabetes Plan 2011

– 2021. Diunduh 25 Des 2013 pukul 11.12 page 4

(2) PERKENI. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PERKENI

(3) Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalamed. V jilid III. Jakarta : Interna Publishing.

(4) Valentova , K., Ladislav Cvak., Alexandr Muck et al.(2002). Antioxidant activity of extracts from the leaves of Smallanthus sonchifolius. Institute of Medical Chemistry and Biochemistry. Olomouc: European Journal of Nutrition.

(5) Xiang, Z., He, F., Kang, T.G., Dou, D.Q., Gai, K., Shi, Y.Y., Kim, Y.H., Dong, F. (2010). Anti-diabetes constituents in leaves of Smallanthus sonchifolius.Natural Product Communication, 5(1), 95-98. (6) Baroni, Silmara, et. al. (2008). Effect of crude extracts of leaves of

Smallanthus sonchifolius (yacon) on glycemia in diabetic rats. Revista Brasileira de Ciências Farmacêuticas.

(7) Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalamed. V jilid III. Jakarta : Interna Publishing.

(8) Sherwood, Lauralee. (2010). Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Edisi 7.

Jakarta: EGC.

(9) Price, Sylvia Anderson., Wilson, Lorraine M. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit vol.1 ed. 6. Jakarta: EGC.

(10) Gardner, David, G., Shoback, Dolores. (2007). Greenpan’s Basic & Clinical

Endocrinology 8thed. McGraw Hill.

(11) Guyton, Hall JE. (2006). Guyton textbook of Medical Physiology 11th ed. Pennysylvania : Elsivier.

(12) Longo., Fauci., Kasper., Hauser., Jameson., Loscalzo., (2012). Harrisons’s

Principles of Internal Medicine 8th ed. USA: McGraw-Hill.

(13) International Diabetes Federation. 2003. IDF – Diabetes Atlas 2nd ed. Diunduh 25 Des 2013 11.12


(49)

(14) Habib NC, Honoré SM, Genta SB, Sánchez SS. 2011. Hypolipidemic effect of Smallanthus sonchifolius (yacon) roots on diabetic rats: biochemical approach. Universidad Nacional de Tucumán, San Miguel de Tucumán, Argentina. Diunduh 18/12/2013 pukul 0:36

(15) Simonovska B, Vovk I, Andrensek S, Valentová K, Ulrichová J. (2003).

Investigation of phenolic acids in yacon (Smallanthus sonchifolius) leaves and tubers. National Institute of Chemistry, Laboratory for Food Chemistry, Slovenia. Diunduh 18/12/2013 pukul 0:43

(16) Rao, M.Upendra, et. al. (2010) Herbal Medicines for Diabetes Mellitus: A Review. USA: International Journal of PharmTech Research.

(17) Genta, S.B., Cabrera, W.M., Mercado, M.I., Grau, A., Catalán, C.A., Sánchez, S.S. (2010). Hypoglycemic activity of leaf organic extracts from Smallanthussonchifolius: Constituents of the most active fractions. Chemico-Biological Interaction, 185(2), 143-152.

(18) Honoré, S.M., Cabrera, W.M., Genta, S.B., Sánchez, S.S. (2012). Protective effect of yacon leaves decoction against early nephropathy in experimental diabetic rats. Food and Chemical Toxicology, 50(5), 1704-1715.

(19) Hashemi, M., et. al. (2009). Influence of Aloxanes on the Apoptosis of Pancreas B-Cells of Rat. World Journal of Medical Sciences 4 (2): 70-73. IDOSI Publication.

(20) Lenzen, Sigurd. (2008). Alloxan and Streptozotocin Diabetes. Institute of Clinicl Biochemestry. Hannover : Pubmed. 1-13.

(21) Rohilla, Ankur., Shahjad Ali. (2012). Alloxan Induced Diabetes: Mechanisms and Effects. India: Shri Gopi Chand Group of Institutions. (22) Szkuldelski, T. (2001). The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin

Action in B Cells of the Rat Pancreas. Poznan: Department of Animal Physiology and Biochemestry, University of Agriculture, Poland.

(23) Dahlan, Muhammad Sopiyudin.(2009) Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba Medika.

(24) Roselino, Mariana N., Nadiege DP., Daniela CU., Larissa SC., Roseli AP., Regina CV., Elizeu AR. (2012). A Potential Synbiotic Product Improves the


(50)

37

Lipid Profile of Diabetic Rats. Department of Food & Nutrition, School of Pharmaceutical Sciences, Sao Poulo State University. Araraquara: BioMed Central.

(25) Hendarmin, Laifa Annisa., Tjakradidjaja, Francisca A., Nasution, Silvia Fitriana. (2011). Pedoman Penulisan Laporan Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter. Jakarta: FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(51)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Tikus Sehat


(52)

39

Lampiran 2 Hasil Determinasi / Identifikasi Bahan Uji


(53)

Lampiran 3 Data Awal Semua Kelompok Penelitian 1. Glukosa Darah Sewaktu (mg/dL)

2. Berat Badan (gram) 3. Trigliserida


(54)

41

Lampiran 4 Hasil Data Uji Statistik

A. Uji Normalitas dan Varians Data B. Uji One – Way Annova

C. Uji Kruskal Wallis


(55)

Lampiran 5 Gambar Proses Penelitian 1. Pengekstrakan Smallanthus sonchifolius

Gambar 7.3 Blender daun insulin

Gambar 7.5 Hasil setelah serbuk diayak

Gambar 7.6 Pengadukan dengan stirer hot plate

Gambar 7.7 Hasil adukan kemudian disaring

Gambar 7.8 Evaporator Gambar 7.4 Serbuk hasil blender


(56)

43

(Lanjutan)

2. Hari pertama hingga hari ke empat belas

Gambar 7.10 Ekstrak kering daun insulin Gambar 7.9 Maltodextrin 250

mg & 500 ml aquades

Gambar 7.11 Sampel penelitian

Gambar 7.12 Alloxan

monohydrate

Gambar 7.13 Induksi

Alloxan monohydrate pada

sampel

Gambar 7.14 Pengambilan glukosa darah sampel


(57)

(Lanjutan)

Gambar 7.15 Pengukuran BB sampel

Gambar 7.17 Proses sacrificed

dan pengambilan darah

Gambar 7.18 Pengukuran trigliserida

Gambar 7.19 alat centrifuge

Gambar 7.16 Proses pemberian ekstrak insulin


(58)

45

Lampiran 6 Cara Perhitungan 1. Induksi aloksan

Dosis aloksan yang digunakan adalah 150 mg/kgBB = 150mg /1000grBB.

 Dosis untuk 10 ekor tikus dengan berat 300 gr : 10 x 300 x 150 / 1000 = 1500 mg

Jadi dosis untuk 10 ekor tikus dengan berat badan 300 gr adalah 1500 mg aloksan.

Konsentrasi obat = 15 mg 0,1 ml

 15 mg = 1500 0,1 ml X

X = 0,1 ml x 1500 = 10 ml 15

Jadi untuk dosis 1500 mg aloksan diperlukan 10 ml akuades.

 1500 mg = 15 mg 10 ml 0,1ml

Dosis aloksan untuk 10 ekor tikus dengan berat badan 300 gr adalah: 150 mg x 300 gr = 45 mg

10 ml Konsentrasi obat :

15 mg = 45 mg  X = 0,1ml x 45 mg = 0,3 ml 0,1 X 15

Jadi untuk tikus dengan BB 300 gr disuntik aloksan yang telah dilarutkan dengan akuades sebanyak 0,3 ml.


(59)

(Lanjutan)

2. Pemberian ekstrak

Dosis ekstrak daun insulin yang diberikan adalah 300 mg/kgBB

 300 mg/1000grBB = 30 mg /100 grBB Untuk konsentrasi obatnya adalah : 30 mg 0,1ml

Dosis ekstrak untuk 10 ekor tikus dengan rata-rata BB 300 gr adalah sebagai berikut:

10 ekor tikus x 300 grBB x 30/100 grBB = 900 mg Konsentrasi obat = 30 mg = 900 mg

0,1ml X

X = 0,1ml x 900 mg = 3 ml 30 mg

Jadi untuk setiap 10 ekor tikus dibutuhkan 900 mg ekstrak daun insulin dan 3 ml akuades.

Pemberian ekstrak daun insulin :

900 mg = 300 mg = 30 mg  30 mg x 300 grBB = 90 mg 3ml 1 ml 0,1 ml 100gr

 30 mg = 90 mg  X = 0,3 ml 0,1 ml X

Jadi untuk tikus dengan BB 300 gr diberikan ekstrak daun insulin sebanyak 0,3 ml.


(60)

47

(Lanjutan)

3. Trigliserida

Cara Perhitungan kadar trigliserida adalah sebagai berikut : Trigliserida = kadar kolesterol sampel x 200 mg/dL

standar

Sampel duplo  tabung 1 + tabung 2 2

Nilai rujukan normal trigliserida <150 mg/dL Standar = 0.800 + 0,951 = 0,875


(61)

Lampiran 7 Riwayat Penulis

IDENTITAS

Nama : Candra Achmad Hanif Rosyidi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 14 April 1992

Agama : Islam

Alamat : Perumahan Kota Baru Driyorejo, Gresik

Email : candrarosyidi@gamil.com

Riwayat Pendidikan :

1997 – 1998 : TK Gondang, Mojokerto 1998 – 2004 : SD Muhammadiyah 6 Surabaya 2004 – 2008 : SMP Negeri 1 Surabaya

2008 – 2009 : PP Modern Islam Assalaam, Sukoharjo, Jateng

2009 – 2011 : Madrasah Bertaraf Internasional Amanatul Ummah, Mojokerto 2011 – sekarang : Prodi Pendidikan Dokter, FKIK, UIN Syarif Hidayatullah


(1)

(Lanjutan)

2. Hari pertama hingga hari ke empat belas

Gambar 7.10 Ekstrak kering daun insulin Gambar 7.9 Maltodextrin 250

mg & 500 ml aquades

Gambar 7.11 Sampel penelitian

Gambar 7.12 Alloxan monohydrate

Gambar 7.13 Induksi Alloxan monohydrate pada

sampel

Gambar 7.14 Pengambilan glukosa darah sampel


(2)

(Lanjutan)

Gambar 7.15 Pengukuran BB sampel

Gambar 7.17 Proses sacrificed dan pengambilan darah

Gambar 7.18 Pengukuran trigliserida

Gambar 7.19 alat centrifuge

Gambar 7.16 Proses pemberian ekstrak insulin


(3)

Lampiran 6 Cara Perhitungan

1. Induksi aloksan

Dosis aloksan yang digunakan adalah 150 mg/kgBB = 150mg /1000grBB.

 Dosis untuk 10 ekor tikus dengan berat 300 gr : 10 x 300 x 150 / 1000 = 1500 mg

Jadi dosis untuk 10 ekor tikus dengan berat badan 300 gr adalah 1500 mg aloksan.

Konsentrasi obat = 15 mg 0,1 ml

 15 mg = 1500 0,1 ml X

X = 0,1 ml x 1500 = 10 ml 15

Jadi untuk dosis 1500 mg aloksan diperlukan 10 ml akuades.

 1500 mg = 15 mg 10 ml 0,1ml

Dosis aloksan untuk 10 ekor tikus dengan berat badan 300 gr adalah: 150 mg x 300 gr = 45 mg

10 ml Konsentrasi obat :

15 mg = 45 mg  X = 0,1ml x 45 mg = 0,3 ml 0,1 X 15

Jadi untuk tikus dengan BB 300 gr disuntik aloksan yang telah dilarutkan dengan akuades sebanyak 0,3 ml.


(4)

(Lanjutan) 2. Pemberian ekstrak

Dosis ekstrak daun insulin yang diberikan adalah 300 mg/kgBB

 300 mg/1000grBB = 30 mg /100 grBB Untuk konsentrasi obatnya adalah : 30 mg 0,1ml

Dosis ekstrak untuk 10 ekor tikus dengan rata-rata BB 300 gr adalah sebagai berikut:

10 ekor tikus x 300 grBB x 30/100 grBB = 900 mg Konsentrasi obat = 30 mg = 900 mg

0,1ml X

X = 0,1ml x 900 mg = 3 ml 30 mg

Jadi untuk setiap 10 ekor tikus dibutuhkan 900 mg ekstrak daun insulin dan 3 ml akuades.

Pemberian ekstrak daun insulin :

900 mg = 300 mg = 30 mg  30 mg x 300 grBB = 90 mg 3ml 1 ml 0,1 ml 100gr

 30 mg = 90 mg  X = 0,3 ml

0,1 ml X

Jadi untuk tikus dengan BB 300 gr diberikan ekstrak daun insulin sebanyak 0,3 ml.


(5)

3. Trigliserida

Cara Perhitungan kadar trigliserida adalah sebagai berikut : Trigliserida = kadar kolesterol sampel x 200 mg/dL

standar

Sampel duplo  tabung 1 + tabung 2 2

Nilai rujukan normal trigliserida <150 mg/dL Standar = 0.800 + 0,951 = 0,875


(6)

Lampiran 7 Riwayat Penulis

IDENTITAS

Nama : Candra Achmad Hanif Rosyidi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 14 April 1992

Agama : Islam

Alamat : Perumahan Kota Baru Driyorejo, Gresik

Email : candrarosyidi@gamil.com

Riwayat Pendidikan :

1997 – 1998 : TK Gondang, Mojokerto 1998 – 2004 : SD Muhammadiyah 6 Surabaya 2004 – 2008 : SMP Negeri 1 Surabaya

2008 – 2009 : PP Modern Islam Assalaam, Sukoharjo, Jateng

2009 – 2011 : Madrasah Bertaraf Internasional Amanatul Ummah, Mojokerto 2011 – sekarang : Prodi Pendidikan Dokter, FKIK, UIN Syarif Hidayatullah


Dokumen yang terkait

Efek ekstrak kayu manis “cinnamomum cassia” terhadap kadar glukosa darah, berat badan dan trigliserida pada tikus jantan strain sparague dawley yang diinduksi aloksan

2 13 69

Pengaruh Ekstrak Daun Yakon (Smallanthus sonchifolia) terhadap Berat Badan, Glukosa Darah, serta Kadar Kolesterol Tikus Diabetes strain Sprague dawley yang Diinduksi dengan Aloksan. 2014

0 7 63

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolia) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kadar Trigliserida pada Tikus Diabetes strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.

0 15 61

Efek Ekstrak Daun Yakon “Smallanthus Sonchifolius” terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Berat Organ Pankreas, Ginjal, dan Jantung pada Tikus Jantan Strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014

0 16 51

Efek Ekstrak Daun Yakon “Smallanthus Sonchifolius” terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Berat Organ Pankreas, Ginjal, dan Jantung pada Tikus Jantan Strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.

0 9 51

Efek ekstrak kayu manis (cinnamomun cassia) terhadap kadar glukosa darah, berat badan, berat organ pankreas, ginjal dan jantung tikus diabetes mellitus strain sprague dawley yang diinduksi aloksan

0 6 64

Efek Ekstrak Daun Yacon (Smallanthus sonchifolius) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kolesterol Tikus yang Diinduksi Streptozotosin. 2015

1 21 76

Efek Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum Cassia) terhadap Glukosa Darah, Berat Badan, dan Trigliserida Tikus strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014

0 5 69

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Low Density Lipoprotein pada Tikus yang Diinduksi Streptozotosin. 2015

1 18 71

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Low Density Lipoprotein pada Tikus yang Diinduksi Streptozotosin. 2015

0 17 71