Analisis Pendapatan Agroindustri Dodol Di Kabupaten Serdang Bedagai

(1)

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL

DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

DESY ARISANDY

090304024

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL

DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

OLEH: DESY ARISANDY

090304024 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh, Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS

NIP. 194608021973011001 NIP. 196309281998031001 DR. Ir. Rahmanta Ginting, MSi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

ABSTRAK

DESY ARISANDY (090304024/AGRIBISNIS) dengan judul penelitian “ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI”. Studi kasus Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr.Ir. Kelin Tarigan, MS. dan Bapak DR. Ir. Rahmanta Ginting, MSi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh biaya produksi terhadap besar penerimaan per kilogram dodol, untuk menganalisis hubungan jumlah produksi terhadap besar pendapatan per kilogram dodol, untuk menganalisis komposisi biaya per kilogram dodol yang dihasilkan, dan untuk menganalisis perbedaan pendapatan agroindustri dodol berdasarkan skala usahanya di Kabupaten Serdang Bedagai.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, analisis korelasi pearson, dan uji beda rata-rata Independent Samples T Test dengan menggunakan alat bantu SPSS. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Besar sampel yang akan diambil dihitung dengan menggunakan rumus Slovin. Teknik pengambilan sampel dengan metode Stratified Random Sampling dengan besar sampel 44 yang terdiri dari 32 sampel untuk skala rumah tangga dan 12 sampel untuk skala kecil. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juli tahun 2013.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil estimasi dapat diperoleh nilai determinasi (R2) sebesar 0,814. Hal ini berarti 81,4 % variasi yang terjadi pada variabel biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya pengemasan, biaya bahan bakar dan biaya penunjang menjelaskan penerimaan per kilogram dodol, sedangkan 19,6 % lagi dipengaruhi oleh variabel lain. Ada hubungan yang sangat erat antara jumlah produksi/tahun dengan pendapatan/kg dodol yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,898. Komposisi biaya/kg dodol yang paling tinggi adalah biaya bahan baku, untuk dodol biasa komposisi biaya bahan baku 73,85%, dodol durian 77,47%, san dodol pandan 73,67%, sisanya adalah komposisi biaya-biaya produksi lainnya. Ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan agroindustri dodol skala rumah tangga dengan agroindustri dodol skala kecil, hal ini dilihat dari nilai t hitung –(13,104) > t-tabel (1,681), dan signifikansi 0,000 < 0,05.


(4)

RIWAYAT HIDUP

DESY ARISANDY, lahir di Laut Tador pada tanggal 1 Desember 1991. Merupakan anak dari Bapak Basri dan Ibu Rusmiah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1997 masuk Sekolah Dasar di SDN. 010225 Laut Tador, Kabupaten Batu Bara dan tamat tahun 2003.

2. Tahun 2003 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMPN. 2 Sei Suka, Kabupaten Batu Bara dan tamat tahun 2006.

3. Tahun 2006 masuk Sekolah Menengah Atas di SMAN. 1 Tebing Tinggi dan tamat tahun 2009.

4. Tahun 2009 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Bulan Mei s/d Juli 2013 melakukan penelitian skripsi di Kecamatan Perbaungan dan Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Batu Bara. Bulan Juli 2013 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Bandar Pinang Kebun, Kecamatan Bintang Bayu, Kabupaten Serdang Bedagai.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan yaitu menjadi anggota Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP).


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, hidayat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI”. Studi kasus Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr.Ir. Kelin Tarigan, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak DR. Ir. Rahmanta Ginting, MSi selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan waktu untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS. selaku Ketua Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Seluruh instansi dan responden yang terkait dengan penelitian ini yang telah membantu penulisan dalam memperoleh data-data yang diperlukan.


(6)

Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda Basri dan Ibunda Rusmiah atas motivasi, kasih sayang, dan dukungan baik secara materi maupun doa yang diberikan kepada penulis selama menjalani masa pendidikan. Tak lupa terima kasih kepada adik-adik tersayang, Novita Sari dan Riky Afandy atas semangat dan motivasi yang diberikan.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman di Program Studi Agribisnis Stambuk 2009 yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dalam penyusunannya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2013


(7)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 5

Tujuan Penelitian ... 5

Kegunaan Penelitian ... 5

TINJAUAN PUSTAKA Agroindustri ... 7

Dodol ... 8

Tepung Ketan ... 9

Gula ... 10

Santan Kelapa ... 10

Landasan Teori ... 11

Kerangka Penelitian ... 15

Hipotesis Penelitian ... 19

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 20

Metode Pengambilan Sampel ... 21

Metode Pengumpulan Data ... 23

Metode Analisis Data ... 23

Defenisi dan Batasan Operasional ... 28

Defenisi ... 28

Batasan Operasional ... 29


(8)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian ... 30

Luas dan Letak Geografis ... 30

Keadaan Penduduk ... 32

Tata Guna Lahan ... 37

Karakteristik Sampel ... 35

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Besar Penerimaan Per Kilogram Dodol ... 42

Hubungan Jumlah Produksi Per Tahun Dengan Besar Pendapatan Per Kilogram Dodol ... 46

Komposisi Biaya Per Kilogram Dodol ... 48

Perbedaan Pendapatan Agroindustri Dodol Skala Rumah Tangga dengan Skala Kecil ... 51

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 54

Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1. Populasi pengusaha dodol di Kabupaten Serdang Bedagai 2012 20 2. Populasi pengusaha dodol di Kabupaten Serdang Bedagai 2013 21 3. Besar sampel pengusaha dodol berdasarkan skala usaha 23

4. Pedoman Penilaian Koefisien Korelasi 27

5. Distribusi Penduduk Desa Bengkel Berdasarkan Agama 33 6. Distribusi Penduduk Desa Bengkel Berdasarkan Pekerjaan 33 7. Distribusi Penduduk Desa Sei Sijenggi Berdasarkan Agama 34 8. Distribusi Penduduk Desa Sei Sijenggi Berdasarkan Pekerjaan 34 9. Distribusi Penduduk Desa Pematang Sijonam Berdasarkan Agama 35 10. Distribusi Penduduk Desa Pematang Sijonam Berdasarkan Pekerjaan 35 11. Distribusi Penduduk Desa Sei Buluh Berdasarkan Agama 36 12. Distribusi Penduduk Desa Sei Buluh Berdasarkan Pekerjaan 37

13. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Bengkel 37

14. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Pematang Sijonam 37 15. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Sei Buluh 39

16. Karakteristik Sampel Agroindustri Dodol 39

17. Tingkat Pendidikan Terakhir Sampel Agroindustri Dodol 41 18. Hasil Regresi Biaya Produksi PerKilogram Dodol Dengan 42

Penerimaan Per Kilogram Dodol

19. Hasil Pengujian Hubungan Junlah Produksi Dodol Per Tahun 46 Dengan Pendapatan Per Kilogram Dodol

20. Komposisi Biaya Per Kilogram Dodol Biasa 48


(10)

22. Komposisi Biaya Per Kilogram Dodol Pandan 50 23. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Agroindustri dodol 51


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

1. Karakteristik Sampel Agroindustri Dodol

2. Total Produksi Dodol Biasa, Durian dan Pandan Per Tahun 3. Biaya Penyusutab Dalam Agroindustri Dodol

4. Total Biaya Penyustan Agroindustri Dodol Berdasarkan Cita Rasa 5. Biaya Tenaga Kerja

6. Total Biaya Tenaga Kerja 7. Biaya Listrik, Air, dan Telfon 8. Biaya Pajak Buni dan Bangunan 9. Biaya Bahan Baku Agroindustri Dodol 10. Biaya Pengemasan

11. Biaya Bahan Bakar Agroindustri Dodol Berdasarkan Cita Rasa 12. Penerimaan Agroindustri Dodol

13. Rata-Rata Penerimaan Agroindustri Dodol Seluruh Cita Rasa 14. Total Biaya Produksi Dodol Berdasarkan Cita Rasa

15. Pendapatan Agroindustri Dodol Berdasarkan Cita Rasa 16. Penggunaan Tenaga Kerja Agroindustri Dodol

17. Upah TKDK Agroindustri Dodol Per Tahun


(13)

ABSTRAK

DESY ARISANDY (090304024/AGRIBISNIS) dengan judul penelitian “ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI”. Studi kasus Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr.Ir. Kelin Tarigan, MS. dan Bapak DR. Ir. Rahmanta Ginting, MSi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh biaya produksi terhadap besar penerimaan per kilogram dodol, untuk menganalisis hubungan jumlah produksi terhadap besar pendapatan per kilogram dodol, untuk menganalisis komposisi biaya per kilogram dodol yang dihasilkan, dan untuk menganalisis perbedaan pendapatan agroindustri dodol berdasarkan skala usahanya di Kabupaten Serdang Bedagai.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, analisis korelasi pearson, dan uji beda rata-rata Independent Samples T Test dengan menggunakan alat bantu SPSS. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Besar sampel yang akan diambil dihitung dengan menggunakan rumus Slovin. Teknik pengambilan sampel dengan metode Stratified Random Sampling dengan besar sampel 44 yang terdiri dari 32 sampel untuk skala rumah tangga dan 12 sampel untuk skala kecil. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juli tahun 2013.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil estimasi dapat diperoleh nilai determinasi (R2) sebesar 0,814. Hal ini berarti 81,4 % variasi yang terjadi pada variabel biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya pengemasan, biaya bahan bakar dan biaya penunjang menjelaskan penerimaan per kilogram dodol, sedangkan 19,6 % lagi dipengaruhi oleh variabel lain. Ada hubungan yang sangat erat antara jumlah produksi/tahun dengan pendapatan/kg dodol yang ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,898. Komposisi biaya/kg dodol yang paling tinggi adalah biaya bahan baku, untuk dodol biasa komposisi biaya bahan baku 73,85%, dodol durian 77,47%, san dodol pandan 73,67%, sisanya adalah komposisi biaya-biaya produksi lainnya. Ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan agroindustri dodol skala rumah tangga dengan agroindustri dodol skala kecil, hal ini dilihat dari nilai t hitung –(13,104) > t-tabel (1,681), dan signifikansi 0,000 < 0,05.


(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada tahap awal pembangunan, ekspor setiap negara didominasi oleh hasil–hasil pertanian. Tetapi permintaan komoditas pertanian cenderung menurun dan diganti oleh produk olahan yang harganya relatif lebih tinggi, bahkan lebih stabil. Oleh karena itu agroindustri perlu dikembangkan untuk meningkatkan basis pasar ekspor melalui diversifikasi produk, dan meningkatkan nilai tambah devisa melalui substitusi terhadap produk ekspor olahan (Soekartawi, 1994).

Soekartawi (1999) menyatakan bahwa komponen pengolahan hasil pertanian menjadi penting karena beberapa pertimbangan. Pertimbangan tersebut antara lain mampu meningkatkan nilai tambah, meningkatkan kualitas hasil, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan keterampilan produsen, dan meningkatkan pendapatan produsen. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengolahan hasil yang baik yang dilakukan produsen dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian yang diproses. Konsekuensi logis dari hasil olahan yang lebih baik akan menyebabkan total penerimaan yang lebih tinggi. Bila keadaan memungkinkan sebaiknya petani mengolah sendiri hasil pertaniannya untuk mendapatkan kualitas hasil yang lebih baik yang harganya lebih tinggi dan akhirnya juga akan mendatangkan total penerimaan atau total keuntungan yang lebih besar.

Permasalahan yang terjadi sekarang ini adalah rendahnya kemampuan masyarakat kita memanfaatkan sumber daya yang ada dan menangkap peluang bisnis yang bisa meningkatkan pendapatannya. Kebutuhan masyarakat akan makanan dapat


(15)

dijadikan peluang bisnis, apalagi negara kita memiliki begitu banyak hasil pertanian yang dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan melalui industri pengolahan.

Begitu banyaknya makanan–makanan import yang masuk ke Indonesia menyebabkan makanan tradisional dalam negeri mulai dilupakan. Sebenarnya makanan dalam negeri sendiri tidak kalah cita rasanya dibandingkan makanan import tersebut. Pandangan masyarakat yang menganggap makanan–makanan import lebih baik dan lebih berkualitas dibandingkan makanan tradisional dalam negeri harus diubah. Caranya dengan meningkatkan kualitas makanan melalui manajemen yang baik, seperti penganekaragaman jenis dan cita rasa, daya tahan makanan, dan kemasan yang lebih menarik sehingga tampilannya lebih modern. Jika masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan menjadikannya sebagai suatu bisnis yang berbasis agroindustri, maka akan tercipta nilai tambah yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan produsen.

Ketan mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan dalam rangka menunjang kebutuhan bahan pangan di Indonesia mengingat kebutuhan ketan sebagai bahan baku berbagai macam makanan. Ketan merupakan komoditi pertanian dari salah satu macam beras yang jika ditinjau dari segi nilai gizi didominasi oleh pati dan juga mengandung protein, vitamin, mineral dan air. Hasil pengolahan lebih lanjut dari beras ketan diantaranya berupa tepung ketan. Tepung ketan adalah salah satu bahan baku yang sesuai untuk pembuatan kue,


(16)

gula-gula, pudding, dodol, jenang, produk saus, tepung pembungkus ayam goreng.

Salah satu produk olahan dari ketan yang terkenal adalah dodol. Dodol merupakan makanan tradisional yang cukup popular di beberapa daerah di Indonesia. Salah satu daerah yang terkenal dengan produk dodolnya adalah Kabupaten Serdang Bedagai. Usaha dodol di daerah ini masih berskala rumah tangga hingga skala kecil.

Tersedianya bahan baku pembuatan dodol yaitu tepung ketan, gula aren dan santan kelapa, seharusnya dapat dimanfaatkan lebih baik lagi melalui kegiatan agroindustri yang pada akhirnya akan memberikan pendapatan bagi masyarakat. Dodol yang pada awalnya digunakan pada perayaan hari besar seperti idul fitri, perkawinan dan sebagainya, sekarang ini sudah mulai dipasarkan secara meluas. Dodol biasanya dijadikan buah tangan oleh para wisatawan domestik terutama yang melintas di sepanjang jalan besar Medan–Tebing Tinggi.

Dodol telah menjadi ciri khas di Kabupaten Serdang Bedagai. Banyak wisatawan domestik yang datang ke daerah ini untuk membeli buah tangan sehingga permintaan dodol akan tetap ada. Dalam perkembangannya, produk dodol memiliki variasi rasa yang beragam seperti rasa vanili/biasa, rasa pandan, rasa nenas, rasa mangga, rasa durian, atau rasa kacang. Umumnya produk dodol ini dikemas dalam kemasan plastik biasa kemudian dikemas kembali dalam kemasan plastik yang lebih tebal dan diklem dengan hekter. Walaupun demikian, masih ada yang dikemas dengan menggunakan ”upe” (bagian permukaan dari kulit batang daun pinang yang agak tipis berwarna putih kekuningan), tetapi ada juga yang


(17)

ditimbang sesuai keinginan pembeli dan dibungkus dengan plastik biasa (Anonimous, 2011).

Usaha dodol secara keseluruhan masih dikelola secara perorangan dan proses produksinya masih bersifat tradisional, mulai dari penyiapan bahan baku sampai pengemasan. Hal ini menyebabkan kapasitas produksinya rendah, ongkos produksi tinggi dan produksinya kurang higienis. Sedangkan untuk dapat menembus pasar ekspor dan bisa bersaing dengan produk jenis makanan ringan lainnya dibutuhkan kualitas produk yang terjamin, ongkos produksi lebih rendah dan ketahanan produk yang lebih lama (Anonimous, 2011).

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa industri pengolahan dapat meningkatkan pendapatan produsen, maka usaha pembuatan dodol yang merupakan industri pengolahan hasil pertanian, juga mampu meningkatkan pendapatan produsennya namun ongkos produksi masih relatif tinggi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan analisis yang terkait dengan pendapatan yang diperoleh dari agroindustri dodol di Kabupaten Serdang Bedagai. Termasuk didalamnya analisis mengenai pengaruh biaya produksi terhadap penerimaan per kilogram dodol, hubungan jumlah produksi dengan pendapatan per kilogram dodol, hingga ke perbedaan pendapatan usaha dodol menurut skala usahanya.


(18)

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang didapat adalah :

1. Bagaimana pengaruh biaya produksi terhadap besar penerimaan per kilogram dodol?

2. Bagaimana hubungan jumlah produksi terhadap besar pendapatan per kilogram dodol?

3. Bagaimana komposisi biaya per kilogram dodol yang dihasilkan?

4. Bagaimana perbedaan pendapatan usaha dodol menurut skala usahanya?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis pengaruh biaya produksi dengan besar penerimaan per

kilogram dodol di daerah penelitian.

2. Untuk menganalisis hubungan jumlah produksi terhadap besar pendapatan per kilogram dodol di daerah penelitian.

3. Untuk menganalisis komposisi biaya per kilogram dodol yang dihasilkan di daerah penelitian.

4. Untuk menganalisis perbedaan pendapatan usaha dodol menurut skala usahanya.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai sumber masukan dan informasi bagi para pengusaha dodol dalam pengembangan usahanya.


(19)

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam pengambilan kebijakan dan pengembangan usaha dodol.


(20)

TINJAUAN PUSTAKA

Agroindustri

Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir (Statistik Industri, 2009).

Soekartawi (2000) mengatakan bahwa agroindustri dapat diartikan dalam 2 hal, yaitu :

• Agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian. Studi agroindustri pada konteks ini adalah menekankan pada food processing management dalam suatu perusahaan produk olahan yang bahan baku utamanya adalah produk pertanian. Menurut FAO (Hicks, 1996) suatu industri yang menggunakan bahan baku dari pertanian dengan jumlah minimal 20% dari jumlah bahan bakuyang digunakan adalah agroindustri.

• Agroindustri diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri.

Statistik industri (2009) menjelaskan bahwa perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur


(21)

biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut. Perusahaan industri pengolahan dibagi dalam 4 golongan, yaitu sebagai berikut :

a. Industri besar tenaga kerja 100 orang atau lebih b. Industri sedang tenaga kerja 20 – 99 orang c. Industri kecil tenaga kerja 5 – 19 orang d. Industri rumah tangga tenaga kerja 1 – 4 orang

Dalam perusahaan agroindustri skala kecil, pemilik bertindak apa saja, mulai dari pembelian bahan baku, pengolahan dan bahkan sampai menjual hasil olahan agroindustri. Dalam agroindustri skala kecil, tidak jelas adanya pembagian tugas (Soekartawi, 2000).

Dodol

Dodol merupakan suatu olahan pangan yang dibuat dari campuran tepung ketan, gula, dan santan kelapa, yang didihkan sehingga menjadi kental dan berminyak tidak lekat, dan jika telah dingin menjadi padat, lunak dan dapat diiris. Dodol memiliki warna coklat, rasa manis dan gurih yang khas. Komponen utama dodol ialah tepung ketan, sebagai pendukung utama tekstur dodol (Haryadi, 2008).

Menurut Redaksi Agromedia (2007), cara membuat dodol adalah sebagai berikut :

• Cuci beras ketan dengan air hingga bersih, kemudian rendam dalam air bersih selama tiga jam. Tujuan perendaman agar beras menjadi lunak dan mudah digiling.

• Angkat, tiriskan, kemudian jemur beras selama satu jam hingga beras menjadi agak lebih lembab. Setelah itu digiling hingga halus.


(22)

• Masukkan tepung beras kedalam ember penampungan. Tambahkan air, kemudian aduk hingga merata dan menjadi adonan. Air yang digunakan sekitar lima liter untuk tujuh liter tepung.

• Parut kelapa, peras, kemudian ambil santannya. Campur santan dengan enam liter air.

• Masak santan bersama gula merah sambil terus diaduk–aduk hingga gula meleleh dan santan mendidih.

• Masukkan adonan tepung beras kedalam wajan yang berisi santan dan gula merah. Tambahkan garam dan aduk terus menerus selama lima jam.

• Angkat dodol setelah warnanya berubah menjadi coklat tua (pekat) dan terlihat mengilat.

• Masukkan dodol ke ember–ember penampungan. Dinginkan selama sekitar satu jam. Timbang sesuai ukuran yang diinginkan kemudian dinginkan kembali. Dodol siap dikemas.

Tepung Ketan

Padi ketan yaitu jenis tanaman padi yang hasilnya bukan sebagai makanan pokok sehari–hari. Beras ketan umumnya dibuat tepung sebagai bahan pembuat panganan atau makanan ringan. Dengan demikian padi ketan tidak dikonsumsi langsung sebagai makanan pokok sebagaimana beras (Yandianto, 2003).

Tepung beras ketan mengandung amilosa kurang dari 0.5% pada patinya dan

sejumlah α-amilase yang tidak dapat diabaikan. Tepung beras ketan berbeda dengan tepung beras lainnya dalam hal ketahanan terhadap pelepasan air dari olahannya yang banyak mengandung air pada saat pelelehan esnya dari


(23)

penyimpanan beku (thawing). Tepung beras ketan dan patinya mempunyai ciri paling baik diantara pati–pati dan tepung padian lainnya, karena pastanya lebih tahan pada perlakuan beku–leleh dari pada tepung–tepung ataupun pati–pati lainnya. Perilaku ini kemungkinan besar karena kandungan amilosa yang sangat sedikit (Haryadi, 2008).

Gula

Gula yang digunakan dalam pembuatan dodol tradisional umumnya adalah gula

aren yang umum dikenal sebagai gula merah. Syarat gula merah yang digunakan

dalam pembuatan dodol yaitu cokelat, kering dan tidak kotor. Fungsi gula merah

dalam pembuatan dodol ini yaitu memberikan aroma, rasa manis, mempercepat

kekentalan, warna cokelat pada dodol, sebagai pengawet, membantu lapisan keras

atau tekstur dodol (Hatta, 2012).

Santan Kelapa

Sebagai tanaman tropis, kelapa telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk minyak goreng atau dibuat santan sebagai bahan campuran berbagai masakan/produk pangan. Santan murni secara alami mengandung sekitar 54% air, 35% lemak dan 11% padatan tanpa lemak (karbohidrat ± 6%, protein ± 4% dan padatan lain) yang dikategorikan sebagai emulsi minyak dalam air. Selain itu, santan juga mengandung vitamin C, B-6, thiamin, niasin, folat dan sejumlah mineral seperti kalsium, seng, magnesium, besi, fosfor (Kulinologi, 2013).

Santan dari buah kelapa diperoleh dengan cara pemarutan dan memerasnya

dengan air. Santan yang digunakan dalam pembuatan dodol terdiri dari 2 macam


(24)

penambah cita rasa dan aroma. Santal kental penting dalam pembuatan dodol

karena banyak mengandung lemak sehingga dihasilkan dodol yang mempunyai

cita rasa yang lezat dan membentuk tekstur kalis. Santan encer berfungsi untuk

mencairkan tepung, sehingga terbentuk adonan dan untuk melarutkan gula

(Hatta, 2012).

Landasan Teori Teori Biaya Produksi

Pengolahan hasil menjadi penting karena mampu meningkatkan pendapatan produsen. Menurut Rahim dan Hastuti (2008), penerimaan adalah perkalian antara produksi dengan harga jual dan pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.

Rosyidi (2006) menyatakan bahwa tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin. Maka persoalan biaya produksi sangat penting diketahui karena laba merupakan selisih antara penerimaan dan biaya (selisih antara revenue dan cost). Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat menghasilkan output. Produksi dapat dilaksanakan apabila tersedia faktor–faktor produksi. Sudah barang tentu pula bahwa semua faktor produksi itu tidak dapat diperoleh dengan cuma–cuma melainkan harus dibeli karena tidak ada satu faktor produksi pun yang merupakan barang bebas, semuanya adalah barang ekonomi yang jumlah atau tersedianya adalah langka sehingga untuk mendapatkannya tentu harus dilakukan pengorbanan dengan cara pembelian. Jelasnya, biaya produksi adalah nilai semua faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan (memproduksi) output.


(25)

Case dan Fair (2007) menyatakan bahwa biaya total (total cost) disusun oleh biaya tetap dan biaya variabel. Fixed cost adalah biaya untuk fixed resources. Dengan demikian, karena perusahaan tidak dapat mengubah- ubah jumlah sumber itu dalam proses produksinya, fixed cost itu pun akan tetap saja besarnya tidak perduli berapa pun jumlah output yang dihasilkan, misalnya sewa, asuransi, biaya pemeliharaan, biaya penyusutan barang–barang modal, gaji, dan sebagainya. Sedangkan variable cost merupakan biaya untuk pembelian variable resources. Besarnya variable cost akan berubah–ubah seiring dengan berubahnya jumlah output yang dihasilkan. Biaya variabel akan naik jika jumlah output yang dihasilkan bertambah dan akan turun jika jumlah output yang dihasilkan berkurang (Rosyidi, 2006).

Menurut Case & Fair (2007), dalam membahas biaya tetap harus dibedakan antara biaya tetap total (TFC) dan biaya tetap rata–rata (AFC). Biaya tetap total (TFC) adalah biaya yang tidak berubah sesuai output, meskipun outputnya nol. Sedangkan biaya tetap rata–rata (AFC) adalah biaya tetap untuk setiap satuan output yang dihasilkan, yang didapat dari pembagian biaya tetap total (TFC) dengan jumlah unit output (q). Sewaktu output meningkat, biaya tetap rata–rata turun karena kita membagi angka yang tetap dengan kuantitas yang lebih besar dan lebih besar lagi.

Biaya Variabel Total (TVC) adalah jumlah biaya yang beragam sesuai tingkat output yang dihasilkan. Untuk memproduksi output lebih banyak, suatu perusahaan menggunakan input yang lebih banyak pula. Biaya output tambahan tergantung langsung pada berapa input tambahan yang diperlukan dan berapa


(26)

banyak biayanya. Rosyidi (2006) menyatakan bahwa biaya variabel rata–rata atau AVC adalah besarnya biaya variabel untuk setiap satuan output yang dihasilkan. AVC ini diperoleh dengan cara membagi biaya variabel dengan jumlah output.

Adapun biaya total produksi atau lebih dikenal total cost (TC) merupakan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen berkaitan dengan proses produksi sebagai aktivitas utama untuk menghasilkan suatu produk. Dalam jangka pendek total cost sangat ditentukan oleh input–input produksi baik secara kuantitas maupun kualitas (Sarnowo et al, 2011). Sedangkan biaya rata–rata (Average cost =AC) menurut Putong (2020) adalah rata–rata biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan, baik yang bersifat tetap maupun yang bersifat variabel. Dimana AC = TC/q atau AC = AFC + AVC.

Regresi Linear Berganda

Persamaan matematika yang memungkinkan kita meramalkan nilai–nilai peubah tak bebas dari nilai – nilai satu atau lebih peubah bebas disebut persamaan regresi (Hamang, 2005). Menurut Soleh (2005) secara umum regresi linear terdiri dari dua, yaitu regresi linear sederhana dengan satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Dan regresi linear berganda dengan beberapa variabel bebas dan satu variabel terikat. Analisis regresi linear merupakan metode statistik yang paling jamak dipergunakan dalam penelitian–penelitian sosial, terutama penelitian ekonomi. Program computer yang paling banyak digunakan adalah SPSS (Statistical Package For Service Solutions).

Model regresi yang digunakan untuk menyatakan pengaruh beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat disebut model regresi linear berganda.


(27)

Wibowo (2012) menyatakan bahwa dalam penggunaan analisis ini ada beberapa hal yang bisa dibuktikan seperti bentuk dan arah hubungan yang terjadi antara variabel independen dan variabel dependen, serta dapat mengetahui nilai estimasi atau prediksi nilai dari masing–masing variabel independen terhadap variabel dependennya jika suatu kondisi terjadi. Kondisi tersebut adalah naik turunnya nilai masing–masing variabel independen itu sendiri yang disajikan dalam model regresi.

Korelasi

Korelasi adalah pengukuran hubungan antara dua peubah X dan Y. Analisis korelasi mencoba mengukur kekuatan hubungan antara dua peubah melalui sebuah bilangan yang disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi linear didefenisikan sebagai ukuran hubungan linear antara dua peubah X dan Y, dan dilambangkan dengan “r” (Hamang, 2005). Menurut Wibowo (2012), pada korelasi hubungan yang dibentuk adalah hubungan yang sejajar, rekrusif dimana rxy akan sama dengan ryx.

Nilai korelasi berada pada rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif dan negatif menunjukkan arah hubungan. Tanda positif menunjukkan arah perubahan yang sama. Jika 1 variabel naik, variabel yang lain juga naik. Tanda negatif menunjukkan arah perubahan yang berlawanan. Jika suatu variabel naik, variabel yang lain malah turun (Trihendradi, 2005).

Jika nilai yang diperoleh semakin dekat ke angka 1 itu berarti hubungan semakin kuat dan arah hubungan tersebut adalah searah. Sebaliknya jika nilai yang diperoleh semakin dekat ke angka -1 itu berarti hubungan semakin kuat dan arah


(28)

hubungan tersebut adalah berkebalikan. Jika nilai yang diperoleh adalah nol berarti tidak terdapat hubungan antara kedua variabel (Wibowo, 2012).

Uji Beda Rata – Rata Independent Sample T Test

Independent-Sample T Test digunakan untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Test ini biasanya digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel independent terhadap satu atau lebih variabel dependent (Trihendradi, 2011).

Kerangka Pemikiran

Agroindustri adalah suatu kegiatan yang mengolah bahan yang dihasilkan dari usaha pertanian dalam arti luas, baik dari pertanian pangan maupun non pangan, peternakan ataupun perikanan. Usaha agroindustri dapat dibagi menjadi beberapa skala usaha, yaitu skala rumah tangga, skala kecil, skala menengah dan skala besar. Di daerah penelitian yaitu Kabupaten Serdang Bedagai, agroindustri dodol yang dilakukan masih berskala rumah tangga hingga skala kecil.

Dalam kegiatan pengolahan diperlukan berbagai sumber daya yang merupakan input dalam proses produksi, yang pada akhirnya akan menghasilkan output. Begitu pula dalam agroindustri dodol yang juga memerlukan bermacam–macam input seperti bahan baku utama, bahan penunjang, tenaga kerja, peralatan, dll.

Sumberdaya (input) yang diperlukan dalam proses pengolahan tidak di dapatkan secara cuma–cuma tetapi harus dibeli. Pembelian input memerlukan uang. Uang yang dikeluarkan untuk pembelian input disebut biaya produksi. Besarnya biaya produksi dari masing–masing skala usaha akan berbeda. Hal ini dikarenakan jumlah produksi dari setiap skala usaha berbeda sehingga jumlah input produksi


(29)

yang digunakan juga berbeda. Semakin besar skala usahanya maka akan semakin besar total biaya produksi yang dikeluarkan.

Setiap jenis input yang diperlukan dalam proses pengolahan dodol memerlukan besar biaya yang berbeda – beda. Misalnya, besar biaya untuk bahan baku akan berbeda dengan besar biaya untuk tenaga kerja atau peralatan. Hal ini akan menimbulkan adanya komposisi biaya untuk setiap jenis input dalam pengolahan.

Banyaknya dodol yang dihasilkan dari industri pengolahan baik itu skala rumah tangga maupun skala kecil, dikaitkan dengan harga jual akan menghasilkan penerimaan bagi pengusaha. Penerimaan merupakan pendapatan kotor karena masih terdapat biaya produksi didalamnya. Setelah penerimaan tersebut dikurangi dengan biaya produksi maka diperoleh pendapatan bersih dari usaha dodol. Didalam agroindustri dodol, tenaga kerja yang digunakan bukan hanya berasal dari luar keluarga atau orang lain, tetapi ada juga peran serta anggota keluarga dalam kegiatan usaha tersebut. Oleh karena itu, upah atau gaji untuk tenaga kerja dalam keluarga juga harus diperhitungkan. Pendapatan usaha dodol ditambah dengan upah tenaga kerja dalam keluarga disebut dengan pendapatan keluarga dari usaha dodol.

Besarnya biaya produksi yang dikeluarkan dapat mempengaruhi besar penerimaan per kilogram dodol. Untuk itu perlu diketahui apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak. Disisi lain besar penerimaan per kilogram dodol ada hubungannya dengan jumlah produksi dan perlu diketahui seberapa kuat hubungan tersebut. Selain itu, adanya perbedaan besar biaya produksi dan jumlah produksi antara skala rumah tangga dan skala kecil akan menyebabkan besar pendapatan usaha


(30)

dodol dari setiap skala usaha tersebut berbeda pula. Untuk itu perlu diketahui apakah perbedaan pendapatan tersebut signifikan atau tidak. Skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.


(31)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan :

: Menyatakan hubungan

: menyatakan pengaruh : Menyatakan perbandingan Produksi

Industri Pengolahan Dodol

Skala Rumah Tangga

Skala Kecil

Harga Jual

Pendapatan usaha dodol

Komposisi Biaya

Penerimaan Biaya Produksi

Biaya Produksi

Produksi

Penerimaan

Pendapatan usaha dodol

Pendapatan Keluarga

TKDK TKDK

Pendapatan Keluarga


(32)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang dibuat, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Ada pengaruh yang signifikan antara biaya produksi dengan besar penerimaan per kilogram dodol.

2. Ada hubungan yang signifikan antara jumlah produksi dengan besar pendapatan per kilogram dodol.

3. Komposisi biaya bahan baku lebih besar dari pada komposisi biaya lainnya. 4. Ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan usaha dodol skala rumah


(33)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive atau secara sengaja yaitu di Kabupaten Serdang Bedagai. Daerah ini dipilih karena merupakan salah satu daerah penghasil dodol yang terkenal. Dodol merupakan produk agroindustri yang diunggulkan di daerah ini. Bahkan produknya sudah dikenal hingga keluar kota. Industri pengolahan dodol di daerah ini berkembang pesat, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya kios–kios dodol yang berdiri disepanjang jalan besar di daerah penelitian. Masyarakat yang melakukan agroindustri dodol di daerah ini jumlahnya terbilang banyak.

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serdang Bedagai, agroindustri dodol hanya terdapat di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Perbaungan dan Kecamatan Teluk Mengkudu. Hampir seluruh populasi usaha dodol yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai terdapat di Kecamatan Perbaungan dan sebagian kecilnya berada di Kecamatan Teluk Mengkudu. Banyaknya jumlah usaha dodol yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat dari Tabel 1. Tabel 1. Populasi Pengusaha Dodol di Kabupaten Serdang Bedagai 2012 No. Kecamatan Alamat Desa Jumlah Unit Usaha 1 Perbaungan Bengkel 75

Sei Sijenggi 5 Kota Galuh 2

Pematang Sijonam 1

2 Teluk Mengkudu Sei Buluh 2

Jumlah Populasi 85


(34)

Setelah dilakukan pra survey lebih lanjut ke daerah penelitian, dengan berpedoman pada data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan di dapatkan populasi usaha dodol berdasarkan skala usahanya. Pembagian skala usaha dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan statistik industri (2009). Jumlah populasi usaha dodol berdasarkan skala usahanya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Populasi Pengusaha Dodol di Kabupaten Serdang Bedagai 2013 No. Kecamatan Alamat Desa Skala RT Skala Kecil Total 1 Perbaungan Bengkel 57 18 75

Sei Sijenggi 2 - 2 Pematang Sijonam - 1 1 2 Teluk Mengkudu Sei Buluh - 2 2 Jumlah Populasi 59 21 80 Sumber : Data Primer, 2013

Dari tabel 2dapat dilihat bahwa terjadi perubahan jumlah populasi usaha dodol di Kabupaten Serdang Bedagai. Pada tahun 2013 jumlah usaha dodol di desa Sei Sijenggi hanya tinggal 2 (dua) unit dari 5 (lima) unit usaha di tahun 2012. Hal ini dikarenakan 3 unit usaha tidak berproduksi lagi. Sedangkan di Kota Galuh, menurut perangkat desa setempat tidak terdapat usaha pengolahan dodol.

Metode Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah stratified random sampling karena populasi usaha dodol dibagi berdasarkan skala usahanya. Dalam strategi ini populasi dikategorikan dalam kelompok–kelompok yang mewakili strata yang sama (Consuelo et al, 1993).


(35)

Jumlah seluruh populasi usaha dodol di Kabupaten Serdang Bedagai baik skala rumah tangga maupun skala kecil sebanyak 80 unit usaha. Besar sampel usaha dodol yang akan diambil dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dengan galat penduga 10%. Dibawah ini adalah cara menghitungnya.

n = �

� (�)2 + 1

Keterangan :

n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi d : Galat penduga (10%)

Maka didapat besar sampel penelitian sebagai berikut :

n = 80 unit usaha 80 (0.1)2 + 1

n = 80 unit usaha 1.8

n = 44.4 = 44 unit usaha

Jadi, besar sampel pengusaha dodol yang akan diteliti sebanyak 44 unit usaha.

Tahap selanjutnya, dari 44 unit usaha yang akan dijadikan sampel, maka akan di ambil besar sampel dari masing – masing strata seperti yang terlihat di Tabel 3.


(36)

Tabel 3. Besar Sampel Pengusaha Dodol Berdasarkan Skala Usaha

No. Skala Usaha Populasi (unit) Sampel (unit) 1 Rumah Tangga 59 59/80 x 44 = 32.45 = 32 2 Kecil 21 21/80 x 44 = 11.55 = 12

Jumlah 80 44 Sumber : Data Primer, 2013

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada para responden dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi – instansi terkait diantaranya Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, buku – buku yang mendukung penelitian, dan lain-lain.

Metode Analisis Data

Identifikasi masalah 1 akan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Data diolah dengan menggunakan program SPSS dengan meregresikan data biaya produksi per kilogram dengan penerimaan per kilogram dodol. Biaya produksi dalam usaha dodol meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, penyusutan, pengemasan, bahan bakar dan biaya penunjang. Dibawah ini adalah rumus–rumus yang digunakan untuk memperoleh besar biaya produksi dan penerimaan.

Untuk memperoleh besar biaya produksi digunakan rumus sebagai berikut. TC = FC + VC

Keterangan :


(37)

FC = Fixed cost atau biaya tetap VC = Variable cost atau biaya variabel.

Selanjutnya, untuk memperoleh pendapatan digunakan rumus sebagai berikut. Pd = TR – TC

Keterangan :

Pd = Pendapatan

TR = Total revenue atau total penerimaan TC = Total cost atau total biaya

Total penerimaan (TR) diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut : TR = P x Q

Keterangan :

P = Harga dodol/kg

Q = Jumlah produksi dodol

Setelah data biaya produksi dan penerimaan per kilogram dodol diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis regresi linear berganda. Persamaannya di notasikan sebagai berikut :

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + ε Keterangan :

Y = Penerimaan per kilogram dodol a = Nilai konstanta

b1 s/d b6 = Koefisien regresi x1 = Biaya bahan baku/Kg x2 = Biaya tenaga kerja/Kg


(38)

x3 = Biaya penyusutan/Kg x4 = Biaya pengemasan/Kg x5 = Biaya bahan bakar/Kg x6 = Biaya penunjang/Kg

ε = Std. eror

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Nilai t hitung

Jika t hitung < t tabel atau Sig > 0.05 ; H0 diterima dan H1 ditolak Jika t hitung > t tabel atau Sig < 0.05 ; H0 ditolak dan H1 diterima

H0: Biaya bahan baku, biaya tanaga kerja , biaya penyusutan, biaya pengemasan, biaya bahan bakar dan biaya penunjang secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan per kilogram dodol.

H1: Biaya bahan baku, biaya tanaga kerja , biaya penyusutan, biaya pengemasan, biaya bahan bakar dan biaya penunjang secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan per kilogram dodol.

2. Nilai F hitung

Jika F hitung > F tabel atau Sig < 0.05 ; H0 ditolak dan H1 diterima. Jika F hitung < F tabel atau Sig > 0.05 ; H0 diterima dan H1 ditolak.

H0 : Biaya bahan baku, biaya tanaga kerja , biaya penyusutan, biaya pengemasan, biaya bahan bakar dan biaya penunjang secara serempak tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan per kilogram dodol.

H1: Biaya bahan baku, biaya tanaga kerja , biaya penyusutan, biaya pengemasan, biaya bahan bakar dan biaya penunjang secara serempak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan per kilogram dodol.


(39)

Untuk Identifikasi masalah 2 dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi Pearson. Data diolah dengan menggunakan program SPSS dengan mengkorelasikan jumlah produksi dengan pendapatan per kilogram dodol. Hasil dan kesimpulan dari analisis dapat diketahui dengan berpedoman pada kriteria sebagai berikut.

1. Pengujian hipotesis

Jika sig > 0.05 maka Ho diterima, H1 ditolak. Jika sig < 0.05 maka H1 diterima, H0 ditolak.

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah produksi dengan pendapatan per kilogram dodol.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara jumlah produksi dengan pendapatan per kilogram dodol.

2. Nilai dari derajat keeratan

Menurut Supranto (1995), koefisien korelasi (r) dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut.

�= �Σ����− Σ��Σ��

��Σ��2−(Σ��)2��Σ��2−(Σ��)2 Keterangan :

r = koefisien korelasi n = besar sampel

Xi = jumlah produksi sampel ke-i


(40)

Sugiyono (2001) dalam Nugroho (2011) menggolongkan pedoman dalam menilai koefisien korelasi sebagai berikut

Tabel 4. Pedoman Penilaian Koefisien Korelasi

No Nilai Interval Kriteria

1 0.00 – 0.199 Sangat rendah

2 0.20 – 0.399 Rendah

3. 0.40 – 0.599 Sedang

4. 0.60 – 0.799 Kuat

5. 0.80 – 1.00 Sangat Kuat

Untuk identifikasi masalah 3 akan dianalisis dengan cara sebagai berikut :

:����� ����� �

��

x 100%

Keterangan :

Total biaya X : Total biaya untuk kategori tertentu. TC : Total biaya produksi dodol.

Untuk identifikasi masalah 4 akan dianalisis dengan uji beda rata-rata Independent Samples T Test. Data yang akan dianalisis beda rata-ratanya adalah pendapatan usaha dodol skala rumah tangga dan pendapatan usaha dodol skala kecil. Data diolah dengan program SPSS. Secara matematis, untuk mendapatkan t hitung digunakan rumus sebagai berikut.

� = �1 − �2

�(�1−1)�12 + (�2−1)�22

�1+�2−2 �

1

�1+

1

�2�

Keterangan :

X1 : Rata-rata pendapatan usaha dodol skala rumah tangga X2 : Rata-rata pendapatan usaha dodol skala kecil


(41)

n1 : Besar sampel usaha dodol skala rumah tangga n2 : Besar sampel usaha dodol skala kecil

�12 : Varian dari usaha dodol skala rumah tangga �22 : Varian dari usaha dodol skala kecil

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

Jika t hitung > t tabel atau sig < 0.05, maka H0 tolak dan H1 diterima Jika t hitung < t tabel atau sig > 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak

H0 : Tidak ada perbedaan pendapatan usaha dodol skala rumah tangga dengan skala kecil.

H1 : Ada perbedaan pendapatan usaha dodol skala rumah tangga dengan skala kecil.

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menjelaskan dan menghindari kesalah pahaman dalam penelitian, maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

Defenisi

1. Agroindustri dodol adalah usaha pengolahan bahan baku berupa tepung ketan, gula, dan kelapa (santan) menjadi dodol.

2. Pengusaha dodol adalah orang yang melakukan kegiatan pengolahan bahan baku berupa tepung ketan, gula, dan kelapa (santan) menjadi dodol.

3. Biaya produksi adalah biaya – biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dodol berlangsung, yang terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost).


(42)

4. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung dengan jumlah produksi dodol, seperti biaya penyusutan peralatan, penyusutan kios, biaya listrik, air dan telefon, serta biaya pemasaran seperti biaya tenaga kerja penjaga kios.

5. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya sangat dipengaruhi oleh jumlah produksi dodol, seperti biaya bahan baku utama dan penunjang, biaya bahan bakar, biaya tenaga kerja pengolahan, dan biaya kemasan.

6. Biaya penyusutan adalah biaya yang diperoleh dengan cara membagikan harga beli produk dengan umur ekonomisnya.

7. Penerimaan adalah jumlah produksi dodol dikalikan dengan harga jual dodol yang belum dikurangi dengan biaya produksi.

8. Pendapatan usaha dodol adalah hasil penjualan dodol yang diterima pengusaha setelah dikurangi dengan biaya produksi.

9. Pendapatan keluarga adalah pendapatan usaha dodol ditambahkan dengan upah TKDK yang bekerja dalam usaha tersebut. Pendapatan keluarga yang dimaksud adalah pendapatan keluarga dari usaha dodol bukan dari usaha lain.

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

2. Cita rasa dodol yang dijadikan objek adalah dodol biasa, dodol durian, dodol pandan.


(43)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Serdang Bedagai, tepatnya di Kecamatan Perbaungan yaitu di desa Bengkel, desa Sei Sijenggi, dan desa Pematang Sijonam, serta di Kecamatan Teluk Mengkudu yaitu di desa Sei Buluh.

Luas dan Letak Geografis Desa Bengkel

Desa Bengkel terletak di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Desa Bengkel adalah 145 Ha yang terdiri dari 5 dusun. Jumlah penduduk desa ini sebanyak 4.372 jiwa yang terbagi dalam 1.134 KK. Wilayah ini merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut antara 0-10 m. Suhu udara rata-rata di daerah berkisar 23o-32oC dengan curah hujan 250mm/tahun. Jarak desa Bengkel ke pusat pemerintahan kecamatan adalah 5 km, sedangkan jarak ke ibu kota kabupaten adalah 18 km.

Adapun batas-batas desa Bengkel adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Suka Beras/Pematang Sijonam

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Karang Anyar Kecamatan Pegajahan - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Deli Muda Hilir

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pematang Sijonam/Kelurahan Tualang.

Desa Sei Sijenggi

Desa Sei Sijenggi terletak di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Desa Sei Sijenggi adalah 292 Ha


(44)

yang terdiri dari 4 dusun. Jumlah penduduk desa ini sebanyak 5.784 jiwa yang terbagi dalam 1.513 KK. Wilayah ini merupakan daerah dataran rendah. Suhu udara rata-rata di daerah berkisar 23o-32oC dengan curah hujan 250mm/tahun. Jarak desa Sei Sijenggi ke pusat pemerintahan kecamatan adalah 9 km, sedangkan jarak ke ibu kota kabupaten adalah 14 km.

Adapun batas-batas Desa Sei Sijenggi adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Suka Deli Muda Hilir - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bogang Besar - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sei Buluh - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bengkel

Desa Pematang Sijonam

Desa Pematang Sijonam terletak di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Desa Pematang Sijonam adalah 569 Ha yang terdiri dari 6 dusun. Jumlah penduduk desa ini sebanyak 4.200 jiwa yang terbagi dalam 1.090 KK. Wilayah ini merupakan daerah dataran rendah. Suhu udara rata-rata di daerah berkisar 23o-32oC dengan curah hujan 250mm/tahun. Jarak desa Pematang Sijonam ke pusat pemerintahan kecamatan adalah 6 km, sedangkan jarak ke ibu kota kabupaten adalah 23 km.

Adapun batas-batas desa Pematang Sijonam adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lubuk Cemara/Kecamatan Pantai Cermin.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kebun Melati Kecamatan Pegajahan - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bengkel


(45)

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tualang.

Desa Sei Buluh

Desa Sei Buluh terletak di Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Desa Sei Buluh adalah 800,3 Ha yang terdiri dari 10 dusun. Jumlah penduduk desa ini sebanyak 9.926 jiwa yang terbagi dalam 2.580 KK. Wilayah ini merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut ± 8m. Suhu udara rata-rata di daerah ini 31oC. Jarak desa Sei Buluh ke pusat pemerintahan kecamatan adalah 12 km, sedangkan jarak ke ibu kota kabupaten adalah 10 km.

Adapun batas-batas desa Sei Buluh adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan - Sebelah Selatan berbatasan dengan PTPN III Tanah Raja Kecamatan Sei

Rampah

- Sebelah Timur berbatasan dengan PT. Socfindo Mata Pao dan PTPN III Tanah Raja

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sei Buluh Kecamatan Perbaungan.

Keadaan Penduduk Desa Bengkel

Penduduk Desa Bengkel berjumlah 4.372 jiwa yang terbagi dalam 1.134 KK, terdiri dari 2.162 jiwa laki-laki dan 2.210 jiwa perempuan. Penduduk desa ini terdiri dari berbagai agama seperti yang terlihat pada Tabel 5.


(46)

Tabel 5. Distribusi Penduduk Desa Bengkel Berdasarkan Agama

Agama Jumlah Penduduk Persentase (%)

Islam 4291 98,14

Protestan 23 0,53

Katolik 20 0,46

Budha 38 0,87

Total 4372 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Bengkel, 2012

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Bengkel terdiri dari berbagai agama. Mayoritas penduduk desa ini menganut agama Islam (98,14%), kemudian diikuti agama Protestan (0,53%), Katolik (0,46%), dan Budha (0.87%). Selain berasal dari berbagai agama, penduduk Desa Bengkel juga terdiri dari mata pencaharian yang berbeda-beda. Pada Tabel 6 dapat dilihat berbagai jenis pekerjaan yang menjadi mata pencaharian penduduk Desa Bengkel.

Tabel 6. Distribusi Penduduk Desa Bengkel Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase (%)

PNS 72 4,85

ABRI/POLRI 14 0,94

Karyawan 125 8,42

Wiraswasta 1007 67,86

Jasa 78 5,26

Petani 89 6,00

Buruh 99 6,67

Total 1484 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Bengkel, 2012

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Bengkel adalah wiraswasta (67,86%), kemudian karyawan (8,42%), Buruh (6,67%), petani (6%), Jasa (5,26%), PNS (4,85%), dan ABRI/POLRI (0,94%).


(47)

Desa Sei Sijenggi

Penduduk Desa Sei Sijenggi berjumlah 5.779 jiwa yang terbagi dalam 1.513 KK, terdiri dari 2.981 jiwa laki-laki dan 2.798 jiwa perempuan. Penduduk desa ini terdiri dari berbagai agama seperti yang terlihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Distribusi Penduduk Desa Sei Sijenggi Berdasarkan Agama

Agama Jumlah Penduduk Persentase (%)

Islam 5680 98,29

Protestan 58 1,00

Katolik 38 0,66

Budha 3 0,05

Total 5779 100

Sumber : Kantor Kepala Sei Sijenggi, 2012

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Desa Sei Sijenggi. beragama islam (98,29%), kemudian diikuti oleh agama Protestan (1%), Katolik (0,66%) dan Budha (0,05%). Selain terdiri dari berbagai agama, penduduk Desa Sei Sijenggi juga memiliki mata pencaharian yang beraneka ragam seperti yang terlihat pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Distribusi Penduduk Desa Sei Sijenggi Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase (%)

PNS 40 1,34

ABRI/POLRI 16 0,54

Karyawan 463 15,54

Wiraswasta 1276 42,83

Jasa 73 2,45

Petani 269 9,03

Buruh 729 24,48

Dll 113 3,79

Total 2979 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Sijenggi, 2012

Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Sei Sijenggi adalah wiraswasta (42,83%), kemudian diikuti oleh profesi buruh


(48)

(24,48%), karuawan (25,54%), petani (9,03%), jasa (2,455), PNS (1,34%). ABRI/POLRI (0,54%) dan lain-lain (3,79%).

Desa Pematang Sijonam

Jumlah penduduk Desa Pematang Sijonam ada sebanyak 4.200 jiwa yang terbagi dalam 1.090 KK, terdiri dari 2.127 jiwa laki-laki dan 2.073 jiwa perempuan. Penduduk desa ini berasal dari berbagai agama seperti yang terlihat pada Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Distribusi Penduduk Desa Pematang Sijonam Berdasarkan Agama

Agama Jumlah Penduduk Persentase (%)

Islam 3764 89,62

Protestan 436 10,38

Total 4200 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2012

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Pematang Mayoritas beragama islam yaitu sebanyak 89,62% dan selebihnya beragama protestan (10,38%). Selain berasal dari berbagai agama, penduduk Desa Pematang Sijonam juga terdiri dari mata pencaharian yang berbeda-beda seperti yang terlihat pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10. Distribusi Penduduk Desa Pematang Sijonam Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase (%)

PNS 25 0,72

TNI/POLRI 7 0,21

Karyawan 15 0,43

Wiraswasta 1465 42,07

Jasa 28 0,80

Petani 476 13,67

Buruh 1466 42,10

Total 3482 100


(49)

Dari Tabel 10 diketahui bahwa mayoritas penduduk Desa Pematang sijonam berprofesi sebagai buruh (42,10%) dan wiraswasta (42,07%). Sisanya berprofesi sebagai petani (13,67%), bidang jasa (0,80%), PNS (0,72%), karyawan (0,43%) dan TNI/POLRI (0,21%).

Desa Sei Buluh

Jumlah penduduk Desa Sei Buluh ada sebanyak 9926 jiwa yang terbagi dalam 2.580 KK yang terdiri dari 5.036 jiwa laki-laki dan 4.890 jiwa perempuan. Penduduk desa ini terdiri dari berbagai agama seperti yang terlihat pada Tabel 11 berikut ini.

Tabel 11. Distribusi Penduduk Desa Sei Buluh Berdasarkan Agama

Agama Jumlah Penduduk Persentase (%)

Islam 9017 90,84

Protestan 731 7,37

Katolik 32 0,32

Budha 146 1,47

Total 9926 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 2012

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Desa Sei Buluh beragama islam (90,84%), selanjutnya diikuti oleh agama protestan (7,37%), budha (1,47%) dan katolik (0,32%). Selain berasal dari agama yang berbeda, penduduk Desa Sei Buluh juga terdiri dari mata pencaharian yang berbeda-beda pula, seperti yang terlihat pada Tabel 12 berikut ini..


(50)

Tabel 12. Distribusi Penduduk Desa Sei Buluh Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase (%)

PNS 84 1,39

ABRI 31 0,51

Karyawan 715 11,80

Wiraswasta 2125 35,08

Petani 1807 29,83

Buruh Tani 765 12,63

Pertukangan 368 6,07

Pensiunan 78 1,29

Pemulung 85 1,40

Total 6058 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 2012

Dari Tabel 12 diketahui bahwa mayoritas penduduk desa Sei Buluh bekerja sebagai wiraswasta (35,08%). Selebihnya bekerja sebagai petani (29,83%), buruh tani (12,63%), karyawan (11,80%), pertukangan (6,07%), pemulung (1,40%), PNS (1,39%), pensiunan (1,29%) dan ABRI (0,51%).

Tata Guna Lahan Desa Bengkel

Desa Bengkel yang memiliki lahan seluas 145 Ha digunakan untuk berbagai kepentingan seperti yang terlihat di Tabel 13 berikut ini.

Tabel 13. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Bengkel

Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

Sawah 45 31,03

Ladang 8 5,52

Pemukiman 80 55,17

Pekuburan 3 2,07

Pertokoan 9 6,21

Total 145 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Bengkel, 2012

Dari Tabel 13 tersebut dapat dilihat bahwa 55,17% lahan di Desa Bengkel digunakan untuk pemukiman, 31,03% digunakan untuk sawah, 6,21% digunakan


(51)

untuk lahan pertokoan, 5,52% digunakan untuk ladang dan 2,07% untuk perkuburan.

Desa Sei Sijenggi

Desa Sei Sijenggi dengan lahan seluas 292 Ha digunakan untuk berbagai kepentingan seperti pemukiman, pertanian sawah dan non sawah, industri, pertokoan dan lain-lain.

Desa Pematang Sijonam

Desa Pematang Sijonam yang memiliki lahan seluas 569 Ha digunakan untuk berbagai kepentingan seperti yang terlihat pada Tabel 14 berikut ini.

Tabel 14. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Pematang Sijonam

Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

Industri 4 0,70

Sawah 368 64,67

Ladang 9,5 1,67

Pekuburan 0,2 0,04

Pasar desa 0.5 0,09

Pemukiman dan lahan tidur 186,68 32,83

Total 569 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2012

Dari Tabel 14 diketahui bahwa mayoritas lahan di Desa Pematang Sijonam digunakan untuk lahan persawahan (64,68%). Sisanya digunakan untuk pemukiman dan lahan tidur (32,83%), ladang (1,67%), industri (0,70%), pasar desa (0,09%) dan perkuburan (0,04%).

Desa Sei Buluh

Desa Sei Buluh yang memiliki lahan seluas 800,3 Ha digunakan untuk berbagai kepentingan seperti yang terlihat pada Tabel 15 berikut ini.


(52)

Tabel 15. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Sei Buluh

Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

Jalan Umum 0,3 0,04

Sawah 600 74,97

Ladang 0,5 0,06

Pekuburan 0,6 0,08

Pemukiman 198,1 24,75

Bangunan umum 0,6 0,08

Saluran irigasi 0,1 0,01

Dll 0,1 0,01

Total 800,3 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 2012

Dari Tabel 15 diketahui bahwa mayoritas lahan di Desa Sei Buluh digunakan untuk lahan sawah (79,97%). Sisanya digunakan untuk pemukiman (24,74%), pekuburan (0,08%), bangunan umum (0,08%), ladang (0,06%), jalan umum (0,04%) saluran irigasi (0,01%) dan lain-lain (0,01%).

Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, lama usaha, jumlah produksi per tahun, jumlah tenaga kerja yang digunakan dan skala usaha. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 16 berikut ini.

Tabel 16. Karakteristik Sampel Agroindustri Dodol

Uraian Rata-rata Rentang

Umur 44 tahun 28 – 65 tahun

Lama Usaha 13,82 tahun 2 – 33 tahun Jumlah Produksi 819,41 kuali 243 –2.430 kuali Jumlah Tenaga Kerja 4,64 orang 3 – 11 orang Sumber : Analisis Data Primer lampiran 1

Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa umur pelaku agroindustri dodol di daerah penelitian berkisar antara 28-65 tahun, dengan rataan 44 tahun. Dari hasil penelitian diketahui bahwa agroindustri dodol dapat dilakukan oleh masyarakat


(53)

dari semua golongan umur angkatan kerja dan merupakan usaha turun temurun yang diwariskan ke generasi berikutnya.

Lamanya usaha agroindustri dodol yang dilakukan oleh sampel berkisar antara 2-33 tahun, dengan rataan 13,82 tahun. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sabagian sampel sudah melakukan agroindustri dodol sejak lama dan sebagian lainnya masih mulai merintis usaha tersebut.

Rata-rata jumlah produksi dodol per tahun adalah 891,41 kuali atau setara dengan 12.291,14 Kg. Produksi dodol terendah dari sampel adalah 243 kuali atau setara dengan 3.645 Kg per tahun, dan produksi paling tinggi adalah 2.430 kuali atau setara dengan 36.450 Kg per tahun.

Penggunaan tenaga kerja dalam agroindustri dodol berkisar antara 3-11 orang, dengan rataan 4,64 orang. Agroindustri dodol didaerah penelitian masih merupakan usaha berskala rumah tangga dan skala kecil. Hal ini dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja yang digunakan. Oleh karena itu, usaha yang dijadikan sampel penilitian diambil dari beberapa yang berskala rumah tangga dan beberapa yang berskala kecil.

Tingkat Pendidikan terakhir pelaku usaha dodol di daerah penelitian beraneka ragam mulai dari SD, SMP, SMA/STM/SMEA, D3 dan S1, seperti yang tercantum pada Tabel 17 berikut ini.


(54)

Tabel 17. Tingkat Pendidikan Terakhir Sampel Agroindustri Dodol

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SD 4 9,09

SMP 12 27,27

SMA/STM/SMEA 21 47,73

D3 2 4,55

S1 5 11,36

Total 44 100

Sumber : Analisis Data Primer lampiran 1

Dari Tabel 17 diketahui bahwa mayoritas sampel penelitian yaitu sebesar 47,73% memiliki pendidikan terakhir SMA/STM/SMEA. Selebihnya memiliki pendidikan terakhir SMP (27,27%), S1 (11,36%), SD (9,09%) dan D3 (4,55%).


(55)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Biaya Produksi Dengan Besar Penerimaan Per Kilogram Dodol Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk melihat pengaruh biaya produksi per kilogram dodol yang mencakup biaya bahan baku (X1), biaya tenaga kerja (X2), biaya penyusutan (X3), biaya pengemasan (X4), biaya bahan bakar (X5), dan biaya penunjang (X6) terhadap penerimaan per kilogram dodol (Y). Pada Tabel 18 dapat dilihat hasil regresi linear berganda dari penerimaan per kilogram dodol dengan biaya-biaya produksi per kilogram dodol tersebut.

Tabel 18. Hasil Regresi Biaya Produksi Per Kilogram Dodol Dengan Penerimaan Per Kilogram Dodol

Variabel Koefisien t-hitung Signifikansi

Regresi

constanta 23656,384 7,260 0,000

Bahan baku 0,456 2,312 0,026**

Tenaga kerja 2,044 4,274 0,000**

Penyusutan -14,121 - 6,240 0,000**

Pengemasan -5,797 -1,165 0,251*

Bahan bakar 2,604 0,547 0,588*

Penunjang -6,553 -2,501 0,017**

R-Square = 0,814 F-hitung = 27,045 Sig F = 0,000 Keterangan : * = tidak nyata ** = nyata

Sumber : Diolah dari hasil analisis regresi pada lampiran 19

Dari nilai koefisien korelasi pada Tabel 18, maka persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut.


(56)

Nilai konstanta pada model regresi tersebut adalah sebesar 23656,384. Nilai koefisien determinasi (R2) = 0,814 atau 81,4%. Ini berarti bahwa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya pengemasan, biaya bahan bakar dan biaya penunjang per kilogram dodol mampu menjelaskan penerimaan per kilogram dodol sebesar 81,4% sedangkan sisanya 19,6% lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model.

Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa nilai F-hitung adalah 27,045 dan nilai dari F-tabel adalah 2,35, berarti F-hitung > F-tabel dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara serempak biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya pengemasan, biaya bahan bakar dan biaya penunjang per kilogram dodol mempengaruhi penerimaan per kilogram dodol. Dengan kata lain ada pengaruh yang nyata antara biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya pengemasan, biaya bahan bakar dan biaya penunjang terhadap penerimaan per kilogram dodol.

Secara parsial biaya bahan baku per kilogram berpengaruh nyata terhadap penerimaan per kilogram dodol. Hal ini disimpulkan berdasarkan nilai t-hitung

dan signifikansi dari biaya bahan baku. Dimana nilai t-hitungnya adalah 2,312 > t-tabel yaitu 1,681 dan nilai sig 0,026 < 0,05. Nilai koefisien regresi dari

biaya bahan baku adalah 0,456. Hal ini menunjukkan jika biaya bahan baku per kg dodol bertambah Rp.1 maka penerimaan per kilogram dodol akan bertambah sebesar Rp.0,456. Ini terjadi karena penambahan biaya bahan baku akan menambah jumlah produksi dodol, ketika produksi bertambah maka penerimaan juga akan bertambah.


(57)

Secara parsial biaya tenaga kerja per kilogram berpengaruh nyata terhadap penerimaan per kilogram dodol. Hal ini disimpulkan berdasarkan nilai t-hitung dan signifikansi dari biaya tenaga kerja. Dimana nilai t-hitungnya adalah 4,274 > t-tabel yaitu 1,681 dan nilai sig 0,000 < 0,05. Nilai koefisien regresi dari biaya tenaga kerja adalah 2,044. Hal ini menunjukkan jika upah tenaga kerja per kg dodol bertambah Rp.1 maka penerimaan per kilogram dodol akan bertambah sebesar Rp.2,044. Sama halnya dengan biaya bahan baku, bertambahnya upah tenaga kerja berarti terjadi penambahan tenaga kerja. Penambahan tenaga kerja akan menambah jumlah produksi dodol dan akhirnya akan menambah penerimaan.

Secara parsial biaya penyusutan per kilogram berpengaruh nyata terhadap penerimaan per kilogram dodol. Hal ini disimpulkan berdasarkan nilai t-hitung dan signifikansi dari biaya penyusutan. Dimana nilai t-hitungnya adalah –(6,240) > t-tabel yaitu 1,681 dan nilai sig 0,000 < 0,05. Nilai koefisien regresi dari biaya penyusutan adalah -14,121. Hal ini menunjukkan jika biaya penyusutan per kg dodol bertambah Rp.1 maka penerimaan per kilogram dodol akan berkurang sebesar Rp.14,121. Ini terjadi dikarenakan penambahan biaya penyusutan menghasilkan peningkatan produksi yang semakin mengecil yang mengakibatkan biaya rata-rata meningkat dan penerimaan berkurang.

Secara parsial biaya pengemasan per kilogram tidak berpengaruh nyata terhadap penerimaan per kilogram dodol. Hal ini disimpulkan berdasarkan nilai t-hitung

dan signifikansi dari biaya pengemasan. Dimana nilai t-hitungnya adalah –(1,615) < t-tabel yaitu 1,681 dan nilai sig 0,251 > 0,05. Nilai koefisien regresi


(1)

Lampiran 8. Biaya Bahan Bakar Agroindustri Dodol Berdasarkan Cita Rasa No

Produksi (Kuali/Thn) Biaya Biaya Kayu Bakar

Sampel Kayu Bakar Per Tahun

Biasa Durian Pandan (Rp/Kuali) (Rp/Kg) Biasa Durian Pandan

1 102 207 150 8,000 533.33 816,000 1,656,000 1,200,000

2 93 102 93 8,500 566.67 790,500 867,000 790,500

3 105 207 102 8,300 553.33 871,500 1,718,100 846,600

4 126 288 207 10,000 666.67 1,260,000 2,880,000 2,070,000

5 162 315 153 8,000 533.33 1,296,000 2,520,000 1,224,000

6 72 102 69 9,000 600.00 648,000 918,000 621,000

7 102 171 105 10,000 666.67 1,020,000 1,710,000 1,050,000

8 141 270 129 10,000 666.67 1,410,000 2,700,000 1,290,000

9 126 171 171 8,500 566.67 1,071,000 1,453,500 1,453,500

10 186 207 102 9,000 600.00 1,674,000 1,863,000 918,000

11 102 126 105 8,300 553.33 846,600 1,045,800 871,500

12 102 207 105 10,000 666.67 1,020,000 2,070,000 1,050,000

13 171 207 207 9,500 633.33 1,624,500 1,966,500 1,966,500

14 150 207 102 10,000 666.67 1,500,000 2,070,000 1,020,000

15 126 171 171 9,500 633.33 1,197,000 1,624,500 1,624,500

16 102 171 105 9,000 600.00 918,000 1,539,000 945,000

17 93 102 93 8,000 533.33 744,000 816,000 744,000

18 93 102 93 9,000 600.00 837,000 918,000 837,000

19 102 207 105 10,000 666.67 1,020,000 2,070,000 1,050,000 20 102 171 105 10,000 666.67 1,020,000 1,710,000 1,050,000

21 126 207 171 9,500 633.33 1,197,000 1,966,500 1,624,500

22 126 171 171 9,000 600.00 1,134,000 1,539,000 1,539,000

23 207 270 153 8,300 553.33 1,718,100 2,241,000 1,269,900

24 102 171 150 8,000 533.33 816,000 1,368,000 1,200,000

25 141 162 102 9,500 633.33 1,339,500 1,539,000 969,000

26 105 126 102 8,000 533.33 840,000 1,008,000 816,000

27 102 207 150 9,000 600.00 918,000 1,863,000 1,350,000

28 171 243 126 8,500 566.67 1,453,500 2,065,500 1,071,000

29 162 252 171 8,500 566.67 1,377,000 2,142,000 1,453,500

30 102 207 105 8,300 553.33 846,600 1,718,100 871,500

31 102 207 150 8,500 566.67 867,000 1,759,500 1,275,000

32 126 171 171 8,000 533.33 1,008,000 1,368,000 1,368,000

33 450 810 495 9,000 600.00 4,050,000 7,290,000 4,455,000

34 495 810 450 8,500 566.67 4,207,500 6,885,000 3,825,000

35 765 945 450 8,500 566.67 6,502,500 8,032,500 3,825,000

36 495 1,170 765 9,000 600.00 4,455,000 10,530,000 6,885,000

37 450 540 495 8,500 566.67 3,825,000 4,590,000 4,207,500

38 405 540 405 9,000 600.00 3,645,000 4,860,000 3,645,000

39 450 540 495 8,500 566.67 3,825,000 4,590,000 4,207,500

40 495 810 450 9,000 600.00 4,455,000 7,290,000 4,050,000

41 765 855 405 8,500 566.67 6,502,500 7,267,500 3,442,500

42 540 1,035 810 8,500 566.67 4,590,000 8,797,500 6,885,000

43 495 900 495 9,000 600.00 4,455,000 8,100,000 4,455,000


(2)

Lampiran 9. Total Biaya Produksi Dodol Berdasarkan Citarasa

No

Biaya Produksi Dodol Biasa

Biaya Produksi Dodol Durian

Biaya Produksi Dodol Pandan

Sampel (Rp/Kg)

(Rp/Kuali)

(Rp/Thn)

(Rp/Kg)

(Rp/Kuali)

(Rp/Thn)

(Rp/Kg)

(Rp/Kuali)

(Rp/Thn)

1

21,179.22 317,688.31 32,404,207.41 23,196.48 347,947.14 72,746,754.55 20,063.14 292,947.14 44,179,808.08

2

20,783.61 311,754.17 28,993,137.50 23,564.50 353,467.57 36,916,313.51 20,431.17 306,467.57 28,907,091.89

3

20,898.33 313,474.88 32,914,862.32 22,673.58 340,103.70 71,310,633.33 20,506.91 307,603.70 32,042,300.00

4

23,097.54 346,463.12 43,654,353.62 27,256.31 408,844.66 119,024,878.43 22,322.98 334,844.66 69,951,652.94

5

20,797.78 311,966.67 50,538,600.00 22,787.97 341,819.56 107,178,534.19 20,587.97 308,819.56 48,238,649.57

6

22,191.27 332,869.00 23,966,567.90 25,262.87 378,943.07 38,652,193.42 22,196.20 332,943.07 22,973,072.02

7

22,953.59 344,303.88 35,118,995.77 27,466.87 412,003.06 71,536,233.33 23,566.87 353,503.06 37,117,821.26

8

22,145.80 332,187.04 46,838,372.22 26,291.12 394,366.82 106,827,643.84 21,891.12 328,366.82 42,998,424.66

9

20,371.59 305,573.79 38,502,297.44 22,360.93 335,413.97 58,368,917.54 19,594.26 293,913.97 50,259,288.89

10

20,504.09 307,561.28 57,206,397.98 23,404.90 351,073.50 72,672,215.38 19,604.90 294,073.50 31,477,169.23

11

21,034.32 315,514.81 32,182,511.11 22,874.59 343,118.87 44,579,326.98 21,174.59 317,618.87 33,349,981.48

12

23,351.37 350,270.53 35,727,594.20 27,187.92 407,818.87 84,418,505.21 23,087.92 346,318.87 38,691,005.21

13

22,641.14 339,617.09 58,074,523.08 25,421.87 381,328.11 80,783,995.73 22,755.21 341,328.11 70,654,918.80

14

23,501.81 352,527.09 52,879,063.18 27,416.45 411,246.75 85,128,077.78 23,083.12 346,246.75 37,453,577.78

15

23,442.70 351,640.46 44,306,697.44 27,452.95 411,794.21 71,370,602.08 22,919.61 343,794.21 59,742,602.08

16

22,469.79 337,046.91 34,378,785.19 24,134.86 362,022.96 63,101,953.33 20,934.86 314,022.96 34,168,437.78

17

21,242.70 318,640.51 29,633,567.36 23,255.82 348,837.27 35,581,401.39 21,722.48 325,837.27 30,302,865.97

18

23,402.81 351,042.13 32,646,918.06 27,750.49 416,257.41 42,458,255.56 23,083.83 346,257.41 32,201,938.89

19

23,684.32 355,264.73 36,237,002.90 26,010.88 390,163.25 82,972,115.38 22,077.55 331,163.25 35,344,669.23

20

23,321.16 349,817.46 35,681,380.95 28,030.34 420,455.03 71,897,809.52 23,097.00 346,455.03 36,377,777.78

21

23,307.93 349,618.92 44,051,983.33 27,349.60 410,244.07 85,868,908.70 22,016.27 330,244.07 56,471,735.75

22

23,537.21 353,058.12 44,485,323.08 26,273.46 394,101.97 69,745,978.13 22,940.13 344,101.97 60,018,707.29

23

20,687.44 310,311.64 64,234,509.52 23,661.00 354,914.96 96,062,073.59 20,127.66 301,914.96 47,603,196.54

24

21,520.91 322,813.71 32,926,998.58 23,323.84 349,857.67 60,724,138.10 20,357.18 305,357.67 46,327,761.90


(3)

25

22,774.38 341,615.64 48,167,804.94 26,986.67 404,800.08 66,596,414.97 22,820.01 342,300.08 34,914,607.71

26

21,491.16 322,367.37 33,848,573.57 24,483.25 367,248.75 46,273,342.34 20,883.25 313,248.75 31,951,372.37

27

23,770.20 356,553.01 36,368,407.41 27,793.56 416,903.46 87,554,672.13 22,426.90 336,403.46 49,790,836.07

28

21,176.05 317,640.74 54,316,566.67 24,194.85 362,922.79 89,271,264.10 21,161.52 317,422.79 39,995,271.79

29

21,610.31 324,154.70 52,513,061.54 23,279.82 349,197.31 90,567,781.82 21,813.15 327,197.31 56,685,042.42

30

22,422.34 336,335.10 34,306,180.68 24,082.44 361,236.65 75,734,906.90 21,482.44 322,236.65 34,793,768.20

31

21,513.89 322,708.28 32,916,244.44 24,688.87 370,333.00 77,394,518.18 19,388.87 290,833.00 42,644,165.66

32

21,736.66 326,049.86 41,082,282.05 24,391.64 365,874.64 65,708,897.44 19,958.31 299,374.64 49,983,705.13

33

22,634.57 339,518.61 152,783,376.07 26,950.65 404,259.73 327,450,384.62 21,483.98 322,259.73 159,518,568.38

34

22,111.07 331,666.00 164,174,670.94 24,632.97 369,494.48 307,387,545.45 22,566.30 338,494.48 153,672,018.18

35

22,699.47 340,491.98 260,476,361.11 26,559.08 398,386.16 378,183,672.13 23,059.08 345,886.16 163,338,163.93

36

22,490.61 337,359.12 166,992,765.43 26,656.92 399,853.78 476,963,543.38 21,556.92 323,353.78 248,196,061.64

37

23,034.83 345,522.45 155,485,101.01 26,892.93 403,393.91 221,989,066.67 21,159.59 317,393.91 157,109,985.19

38

21,388.89 320,833.33 129,937,500.00 23,905.65 358,584.69 198,670,911.11 21,872.31 328,084.69 132,874,300.00

39

22,449.44 336,741.53 151,533,686.87 26,631.19 399,467.90 222,341,666.67 20,897.86 313,467.90 154,430,055.56

40

22,851.36 342,770.47 169,671,380.34 26,797.77 401,966.61 334,430,918.03 21,797.77 326,966.61 153,026,950.82

41

22,596.80 338,951.93 259,298,229.63 26,127.92 391,918.82 342,722,909.84 21,394.59 320,918.82 132,053,663.93

42

21,257.86 318,867.92 172,188,679.25 23,856.73 357,850.97 374,423,805.97 20,856.73 312,850.97 253,987,577.11

43

21,024.03 315,360.49 156,103,444.44 23,802.29 357,034.41 321,330,972.22 21,235.63 318,534.41 157,674,534.72

44

22,698.09 340,471.36 137,890,900.00 25,774.47 386,617.04 208,773,200.00 21,641.14 324,617.04 131,469,900.00

Total

975,800.41 14,637,006.14 3,377,639,866.52 1,132,567.04 16,693,489.63 6,043,697,852.96 969,267.20 14,235,989.63 3,364,965,003.84

Rata2

22,177.28 332,659.23 76,764,542.42 25,740.16 379,397.49 137,356,769.39 22,028.80 323,545.22 76,476,477.36


(4)

Lampiran 10. Penerimaan Agroindustri Dodol Seluruh Cita Rasa

No

Dodol Biasa

Dodol Durian

Dodol Pandan

Rata-Rata Penerimaan

Sampel (Rp/Kg) (Rp/Kuali) (Rp/Thn)

(Rp/Kg) (Rp/Kuali) (Rp/Thn)

(Rp/Kg) (Rp/Kuali) (Rp/Thn)

(Rp/Kg) (Rp/Kuali) (Rp/Thn)

1

30,000 450,000 45,900,000 30,000 450,000 93,150,000 30,000 450,000 67,500,000 30,000 450,000 68,850,000

2

30,000 450,000 41,850,000 30,000 450,000 45,900,000 30,000 450,000 41,850,000 30,000 450,000 43,200,000

3

30,000 450,000 47,250,000 30,000 450,000 93,150,000 30,000 450,000 45,900,000 30,000 450,000 62,100,000

4

30,000 450,000 56,700,000 35,000 525,000 151,200,000 30,000 450,000 93,150,000 31,666.67 475,000 100,350,000

5

30,000 450,000 72,900,000 30,000 450,000 141,750,000 30,000 450,000 68,850,000 30,000 450,000 94,500,000

6

30,000 450,000 32,400,000 30,000 450,000 45,900,000 30,000 450,000 31,050,000 30,000 450,000 36,450,000

7

30,000 450,000 45,900,000 35,000 525,000 89,775,000 30,000 450,000 47,250,000 31,666.67 475,000 60,975,000

8

30,000 450,000 63,450,000 35,000 525,000 141,750,000 30,000 450,000 58,050,000 31,666.67 475,000 87,750,000

9

30,000 450,000 56,700,000 30,000 450,000 76,950,000 30,000 450,000 76,950,000 30,000 450,000 70,200,000

10

30,000 450,000 83,700,000 30,000 450,000 93,150,000 30,000 450,000 45,900,000 30,000 450,000 74,250,000

11

30,000 450,000 45,900,000 30,000 450,000 56,700,000 30,000 450,000 47,250,000 30,000 450,000 49,950,000

12

30,000 450,000 45,900,000 35,000 525,000 108,675,000 30,000 450,000 47,250,000 31,666.67 475,000 67,275,000

13

30,000 450,000 76,950,000 35,000 525,000 108,675,000 30,000 450,000 93,150,000 31,666.67 475,000 92,925,000

14

30,000 450,000 67,500,000 35,000 525,000 108,675,000 30,000 450,000 45,900,000 31,666.67 475,000 74,025,000

15

30,000 450,000 56,700,000 35,000 525,000 89,775,000 30,000 450,000 76,950,000 31,666.67 475,000 74,475,000

16

30,000 450,000 45,900,000 35,000 525,000 89,775,000 30,000 450,000 47,250,000 31,666.67 475,000 60,975,000

17

30,000 450,000 41,850,000 30,000 450,000 45,900,000 30,000 450,000 41,850,000 30,000 450,000 43,200,000

18

30,000 450,000 41,850,000 35,000 525,000 53,550,000 30,000 450,000 41,850,000 31,666.67 475,000 45,750,000

19

30,000 450,000 45,900,000 35,000 525,000 108,675,000 30,000 450,000 47,250,000 31,666.67 475,000 67,275,000

20

30,000 450,000 45,900,000 35,000 525,000 89,775,000 30,000 450,000 47,250,000 31,666.67 475,000 60,975,000

21

30,000 450,000 56,700,000 35,000 525,000 108,675,000 30,000 450,000 76,950,000 31,666.67 475,000 80,775,000

22

30,000 450,000 56,700,000 35,000 525,000 89,775,000 30,000 450,000 76,950,000 31,666.67 475,000 74,475,000

23

30,000 450,000 93,150,000 30,000 450,000 121,500,000 30,000 450,000 68,850,000 30,000 450,000 94,500,000

24

30,000 450,000 45,900,000 30,000 450,000 76,950,000 30,000 450,000 67,500,000 30,000 450,000 63,450,000


(5)

25

30,000 450,000 63,450,000 35,000 525,000 85,050,000 30,000 450,000 45,900,000 31,666.67 475,000 64,800,000

26

30,000 450,000 47,250,000 30,000 450,000 56,700,000 30,000 450,000 45,900,000 30,000 450,000 49,950,000

27

30,000 450,000 45,900,000 35,000 525,000 108,675,000 30,000 450,000 67,500,000 31,666.67 475,000 74,025,000

28

30,000 450,000 76,950,000 30,000 450,000 109,350,000 30,000 450,000 56,700,000 30,000 450,000 81,000,000

29

30,000 450,000 72,900,000 30,000 450,000 113,400,000 30,000 450,000 76,950,000 30,000 450,000 87,750,000

30

30,000 450,000 45,900,000 30,000 450,000 93,150,000 30,000 450,000 47,250,000 30,000 450,000 62,100,000

31

30,000 450,000 45,900,000 30,000 450,000 93,150,000 30,000 450,000 67,500,000 30,000 450,000 68,850,000

32

30,000 450,000 56,700,000 30,000 450,000 76,950,000 30,000 450,000 76,950,000 30,000 450,000 70,200,000

33

35,000 525,000 236,250,000 35,000 525,000 425,250,000 35,000 525,000 259,875,000 35,000 525,000 307,125,000

34

35,000 525,000 259,875,000 35,000 525,000 425,250,000 35,000 525,000 236,250,000 35,000 525,000 307,125,000

35

35,000 525,000 401,625,000 35,000 525,000 496,125,000 35,000 525,000 236,250,000 35,000 525,000 378,000,000

36

35,000 525,000 259,875,000 35,000 525,000 614,250,000 35,000 525,000 401,625,000 35,000 525,000 425,250,000

37

35,000 525,000 236,250,000 35,000 525,000 283,500,000 35,000 525,000 259,875,000 35,000 525,000 259,875,000

38

35,000 525,000 212,625,000 35,000 525,000 283,500,000 35,000 525,000 212,625,000 35,000 525,000 236,250,000

39

35,000 525,000 236,250,000 35,000 525,000 283,500,000 35,000 525,000 259,875,000 35,000 525,000 259,875,000

40

35,000 525,000 259,875,000 35,000 525,000 425,250,000 35,000 525,000 236,250,000 35,000 525,000 307,125,000

41

35,000 525,000 401,625,000 35,000 525,000 448,875,000 35,000 525,000 212,625,000 35,000 525,000 354,375,000

42

35,000 525,000 283,500,000 35,000 525,000 543,375,000 35,000 525,000 425,250,000 35,000 525,000 417,375,000

43

35,000 525,000 259,875,000 35,000 525,000 472,500,000 35,000 525,000 259,875,000 35,000 525,000 330,750,000

44

35,000 525,000 212,625,000 35,000 525,000 283,500,000 35,000 525,000 212,625,000 35,000 525,000 236,250,000


(6)

Lampiran 11. Total Pendapatan Agroindustri Dodol Seluruh Cita Rasa

No Total Pendapatan Rata-Rata Pendapatan

Sampel (Rp/Kg) (Rp/Kuali) (Rp/Thn) (Rp/Kg) (Rp/Kuali) (Rp/Thn)

1 25,561.16 391,417.42 57,219,229.97 8,520.39 130,472.47 19,073,076.66 2 25,220.71 378,310.70 34,783,457.09 8,406.90 126,103.57 11,594,485.70 3 25,921.18 388,817.71 50,032,204.35 8,640.39 129,605.90 16,677,401.45 4 22,323.17 334,847.55 68,419,115.00 7,441.06 111,615.85 22,806,371.67 5 25,826.28 387,394.21 77,544,216.24 8,608.76 129,131.40 25,848,072.08 6 20,349.66 305,244.86 23,758,166.67 6,783.22 101,748.29 7,919,388.89 7 21,012.67 315,190.00 39,151,949.64 7,004.22 105,063.33 13,050,649.88 8 24,671.96 370,079.33 66,585,559.28 8,223.99 123,359.78 22,195,186.43 9 27,673.22 415,098.27 63,469,496.13 9,224.41 138,366.09 21,156,498.71 10 26,486.11 397,291.71 61,394,217.40 8,828.70 132,430.57 20,464,739.13 11 24,916.50 373,747.44 39,738,180.42 8,305.50 124,582.48 13,246,060.14 12 21,372.78 320,591.74 42,987,895.38 7,124.26 106,863.91 14,329,298.46 13 24,181.78 362,726.69 69,261,562.39 8,060.59 120,908.90 23,087,187.46 14 20,998.63 314,979.41 46,614,281.26 6,999.54 104,993.14 15,538,093.75 15 21,184.74 317,771.12 48,005,098.40 7,061.58 105,923.71 16,001,699.47 16 27,460.48 411,907.16 51,275,823.70 9,153.49 137,302.39 17,091,941.23 17 23,779.00 356,684.95 34,082,165.28 7,926.33 118,894.98 11,360,721.76 18 20,762.87 311,443.06 29,942,887.50 6,920.96 103,814.35 9,980,962.50 19 23,227.25 348,408.77 47,271,212.49 7,742.42 116,136.26 15,757,070.83 20 20,551.50 308,272.49 38,968,031.75 6,850.50 102,757.50 12,989,343.92 21 22,326.20 334,892.95 55,932,372.22 7,442.07 111,630.98 18,644,124.07 22 22,249.20 333,737.95 49,174,991.51 7,416.40 111,245.98 16,391,663.84 23 25,523.90 382,858.44 75,600,220.35 8,507.97 127,619.48 25,200,073.45 24 24,798.06 371,970.94 50,371,101.42 8,266.02 123,990.31 16,790,367.14 25 22,418.95 336,284.21 44,721,172.39 7,472.98 112,094.74 14,907,057.46 26 23,142.34 347,135.14 37,776,711.71 7,714.11 115,711.71 12,592,237.24 27 21,009.34 315,140.06 48,361,084.40 7,003.11 105,046.69 16,120,361.47 28 23,467.58 352,013.68 59,416,897.44 7,822.53 117,337.89 19,805,632.48 29 23,296.71 349,450.69 63,484,114.22 7,765.57 116,483.56 21,161,371.41 30 22,012.77 330,191.59 41,465,144.23 7,337.59 110,063.86 13,821,714.74 31 24,408.38 366,125.73 53,595,071.72 8,136.13 122,041.91 17,865,023.91 32 23,913.39 358,700.85 53,825,115.38 7,971.13 119,566.95 17,941,705.13 33 33,930.79 508,961.92 281,622,670.94 11,310.26 169,653.97 93,874,223.65 34 35,689.67 535,345.04 296,140,765.42 11,896.56 178,448.35 98,713,588.47 35 32,682.38 490,235.71 332,001,802.82 10,894.13 163,411.90 110,667,267.61 36 34,295.55 514,433.32 383,597,629.55 11,431.85 171,477.77 127,865,876.52 37 33,912.65 508,689.73 245,040,847.14 11,304.22 169,563.24 81,680,282.38 38 37,833.15 567,497.28 247,267,288.89 12,611.05 189,165.76 82,422,429.63 39 35,021.51 525,322.67 251,319,590.91 11,673.84 175,107.56 83,773,196.97 40 33,553.09 503,296.32 264,245,750.81 11,184.36 167,765.44 88,081,916.94 41 34,880.69 523,210.42 329,050,196.60 11,626.90 174,403.47 109,683,398.87 42 39,028.68 585,430.14 451,524,937.67 13,009.56 195,143.38 150,508,312.56 43 38,938.05 584,070.68 357,141,048.61 12,979.35 194,690.23 119,047,016.20 44 34,886.30 523,294.57 230,616,000.00 11,628.77 174,431.52 76,872,000.00