Strategi Pengembangan Industri Dodol Durian di Kabupaten Serdang Bedagai
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI DODOL DURIAN
DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
(Studi Kasus: Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)
SKRIPSI
OLEH: HARDILLA BAYU
090304145 AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI DODOL DURIAN
DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
(Studi Kasus : Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai) SKRIPSI
OLEH: HARDILLA BAYU
090304145 AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
Ir. Lily Fauzia, M.Si.
Ir. M. Jufri, M.Si.
NIP. 19630822 198803 2003NIP.19601110 198803 1003
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
(4)
ABSTRAK
HARDILLA BAYU : Strategi Pengembangan Industri Dodol Durian di Kabupaten Serdang Bedagai, dibimbing oleh Ir. Lily Fauzia, M.Si dan Ir. M. Jufri, M.Si.
Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal serta menentukan strategi yang tepat dalam pengembangan industri dodol durian di daerah penelitian. Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau secara sengaja. Metode pengambilan sampel adalah metode Stratified Random Sampling. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode SWOT.
Hasil penelitian diperoleh bahwa faktor internal terdiri dari ketersediaan bahan baku, rasa khas, kandungan gizi dan tanpa bahan pengawet, tempat penjualan yang strategis, tenaga kerja lokal yang terampil, komunikasi yang baik antara pengusaha dan pekerja, teknologi yang digunakan semi modern, produksi belum optimal, dan kurangnya promosi. Faktor eksternal dalam pengembangan industri dodol durian di daerah penelitian adalah kemajuan tekhnologi industri makanan yang berkembang, pasar bengkel memiliki daerah yang strategis untuk melakukan usaha industri dodol, dodol merupakan salah satu makanan khas dari daerah tersebut, dodol memiliki beraneka macam jenis rasa, adanya produk lain yang menjadi icon oleh–oleh khas sumatera utara, kemampuan terbatas dalam mengadopsi tekhnologi, tidak adanya bantuan pemerintah seperti pelatihan dan lain–lain, harga bahan baku yang berubah–ubah, sedikitnya jumlah Sumber Daya Manusia yang terampil didaerah penelitian.
Strategi yang diperoleh dalam pengembangan industri dodol durian di daerah penelitian adalah dengan memanfaatkan bahan baku dan teknologi yang berkembang, meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan lokasi yang strategis, membentuk lembaga pembinaan khusus industri makanan, membentuk lembaga keuangan didaerah penelitian, mengembangkan pemasaran dodol durian dan menjadikannya icon khas Sumatera Utara, mulai mengadopsi tekhnoloi baru, mulai membentuk perkumpulan pengusaha industri dodol di daerah penelitian.
Kata Kunci :Industri Dodol Durian, Strategi Pengembangan, Metode SWOT.
(5)
RIWAYAT HIDUP
HARDILLA BAYU, lahir di Lima Puluh pada tanggal 28 Juni 1990, anak pertama dari tiga bersaudara dari ayahanda H. Harlianto Marpaung dan ibunda Hj. Ida Rahayu.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis sebagai berikut: 1. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar Negeri 808 Rengat tamat tahun 2003. 2. Tahun 2003 masuk Sekolah Menegah Pertama Negeri 2 Pematang Siantar
tamat tahun 2006.
3. Tahun 2006 masuk Sekolah Menegah Atas Negeri 2 Pematang Siantar tamat tahun 2009.
4. Tahun 2009 diterima di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
5. Bulan Juli - Agustus 2013 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Sei Kari, Kecamatan Kotarih, Kabupaten Serdang Bedagai.
(6)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda H. Harlianto Marpaung dan Ibunda Hj. Ida Rahayu, atas kasih sayang dan dukungan baik secara materi, moril maupun doa yang diberikan kepada penuilis selama menjalani kuliah, tak lupa kepada Adinda Hardianti Malinda, S.Ked, Hartirta Agatha atas doa dan semangat yang diberikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Ir. Lily Fauzia, M.Si. selaku ketua komisi pembimbing yang telah mengajar, membimbing, mengayomi dan memberikan masukan yang sangat berarti kepada penulis
Ir. M. Jufri, M.Si. selaku anggota komisi pembimbing yang telah meluangkan waktunya mengajar dan membimbing serta memberikan masukan yang berharga dalam menyelesaikan skripsi
Dr. Ir. Salmiah, MS selaku ketua Program Studi Agribisinis, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Dr. Ir. Satia Negara, M.Ec selaku sekretaris Program Studi Agribisinis, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kemudahan dalam perkuliahan.
Seluruh staf pengajar dan pegawai di Depertemen SEP. FP-USU khususnya Kak Yani, Kak Runielda dan Kak Anita yang memberikan kelancaran dalam hal administrasi.
(7)
Rekan-rekan mahasiswa stambuk 2009 Program Studi Agribisnis, serta teman-teman saya yang paling teristimewa yang tetap memberikan semangat dan bantuannya hingga akhir masa studi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pihak-pihak instansi yang telah membantu penulis dalam memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini di kemudian hari. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Medan , Maret 2015
(8)
BAB I PENDAHULUAN
1.1... Latar
Belakang ... …. 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Kegunaan Penelitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Agroinustri ... 2.2 Landasan Teori ... 6
2.2.1 Analisis SWOT ... 6
2.3 Kerangka Pemikiran ... 9
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 11
3.2 Metode PengambilanSampel ... 12
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 13
3.4 Metode Analisis Data ... 14
3.5 ... Defe nisidan Batasan Operasional ... 14
3.5.1 Defenisi ... 14
3.5.2 Batasan Operasional ... 15
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL 4.1 Deskripsi daerah Penelitian ... 17
4.2 Luas dan Letak Geografis ... 17
4.3 Keadaan Penduduk ... 18
4.4 Tata Guna Lahan ... 19
4.5 Kara kteristik Sampel ... 20
4.5.1 Karakteristik Petani Berasarkan Umur... 20
(9)
4.5.3 Karakteristik Petani Berasarkan Pendidikan ... 21
4.5.4 Karakteristik Petani Berasarkan Lama Bekerja ... 21
4.5.5 Karakteristik Petani Berasarkan Jumlah Tanggungan ... 21
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Faktor Internal dan Eksternal yang mempengaruhi Perkembangan industri dodol ... 23
5.1.1 Faktor Internal ... 23
5.1.2 Faktor Eksternal ... 27
5.2 Metode IFAS dan EFAS ... 31
5.2.1 Analisis Matriks IFAS ... 31
5.2.2 Analisis Matrik EFAS ... 34
5.3 Tahap Matriks Internal Eksternal ... 38
5.4 Analisis SWOT ... 40
BABVI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 40
6.2 Saran ... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
Populasi Pengusaha industri dodol di Kabupaten Serdang Bedagai 2012 12
Populasi Pengusaha industri dodol di Kabupaten Serdang Bedagai 2013 13
Besar Sampel Pengusaha industri dodol Berdasarkan Skala Usaha 14
Populasi Pengusaha industri dodol di Kabupaten Serdang Bedagai 2013 18
Distribusi Penduduk Desa Bengkel Berdasarkan Pekerjaan 18
Distribusi Penggunaan Lahan di desa Bengkel 19
Jumlah Pengusaha Dodol Berdasarkan Umur 20
Jumlah Pengusaha Dodol Berdasarkan Jenis Kelamin 20
Jumlah Pengusaha Dodol Berdasarkan Pendidikan 21
Jumlah Pengusaha Dodol Berdasarkan Lama Bekerja 21
Jumlah Pengusaha Dodol Berdasarkan Jumlah Tanggungan 31
Hasil Akhir dari Analisis IFAS 33
(11)
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman 1 Matriks SWOT Kearns ... 10 2 Kerangka Pemikiran ... 11
(12)
ABSTRAK
HARDILLA BAYU : Strategi Pengembangan Industri Dodol Durian di Kabupaten Serdang Bedagai, dibimbing oleh Ir. Lily Fauzia, M.Si dan Ir. M. Jufri, M.Si.
Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal serta menentukan strategi yang tepat dalam pengembangan industri dodol durian di daerah penelitian. Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau secara sengaja. Metode pengambilan sampel adalah metode Stratified Random Sampling. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode SWOT.
Hasil penelitian diperoleh bahwa faktor internal terdiri dari ketersediaan bahan baku, rasa khas, kandungan gizi dan tanpa bahan pengawet, tempat penjualan yang strategis, tenaga kerja lokal yang terampil, komunikasi yang baik antara pengusaha dan pekerja, teknologi yang digunakan semi modern, produksi belum optimal, dan kurangnya promosi. Faktor eksternal dalam pengembangan industri dodol durian di daerah penelitian adalah kemajuan tekhnologi industri makanan yang berkembang, pasar bengkel memiliki daerah yang strategis untuk melakukan usaha industri dodol, dodol merupakan salah satu makanan khas dari daerah tersebut, dodol memiliki beraneka macam jenis rasa, adanya produk lain yang menjadi icon oleh–oleh khas sumatera utara, kemampuan terbatas dalam mengadopsi tekhnologi, tidak adanya bantuan pemerintah seperti pelatihan dan lain–lain, harga bahan baku yang berubah–ubah, sedikitnya jumlah Sumber Daya Manusia yang terampil didaerah penelitian.
Strategi yang diperoleh dalam pengembangan industri dodol durian di daerah penelitian adalah dengan memanfaatkan bahan baku dan teknologi yang berkembang, meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan lokasi yang strategis, membentuk lembaga pembinaan khusus industri makanan, membentuk lembaga keuangan didaerah penelitian, mengembangkan pemasaran dodol durian dan menjadikannya icon khas Sumatera Utara, mulai mengadopsi tekhnoloi baru, mulai membentuk perkumpulan pengusaha industri dodol di daerah penelitian.
Kata Kunci :Industri Dodol Durian, Strategi Pengembangan, Metode SWOT.
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian sampai saat ini masih diyakini sebagai salah satu akar perekonomian bangsa Indonesia. Hampir di semua sektor perekonomian tidak bias dilepaskan dari peran sektor pertanian. Potensi alam yang melimpah, tanah yang subur, serta iklim yang cukup mendukung merupakan modal yang sangat mendukung bagi keberhasilan pembangunan pertanian.
Hal ini dibuktikan pada sejarah dunia industri di Indonesia yang pernah mengalami krisis ekonomi. Strategi pengembangan industri yang hanya mengandalkan industri manufaktur saja ternyata sangat rapuh. Sebaliknya sektor pertanian menunjukkan daya tahannya dalam menghadapi gelombang krisis (Sinaga dan Sri, 2008).
Dengan mengembangkan agroindustri secara tidak langsung telah membantu meningkatkan perekonomian para petani sebagai penyedia bahan baku untuk industri. Bangsa Indonesia adalah bangsa agraris karena sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, untuk itu industri yang paling potensial dikembangkan adalah industri yang berbahan baku produk pertanian karena mencakup hidup banyak masyarakat Indonesia itu sendiri bukan industri lain yang sebagian besar bahan bakunya diimpor dari luar negri. Sebagai negara agraris tentunya Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan agroindustri. Hal
(14)
itu karena selain dapat meningkatkan kontribusi sektor pertanian di tengah krisis juga karena sumber daya alam yang dimiliki Indonesia sangat mendukung pengembangan agroindustri tersebut (Anonimous, 2007).
Agroindustri sebagai suatu usaha untuk menciptakan nilai tambah bagi komoditi pertanian antara lain melalui produk olahan dalam bentuk setengah jadi maupun barang jadi yang bahan bakunya berasal dari hasil pertanian. Usaha-usaha pengembangan pertanian yang mengarah pada kegiatan agroindustri yaitu pengolahan hasil pertanian menjadi bahan makanan, salah satu produk pertanian yang dapat diolah yaitu durian.
Durian (Durio zibethinus) salah satu buah-buahan yang banyak diminati oleh masyarakat, khususnya masyarakat Sumatera Utara. Durian merupakan tanaman buah-buahan yang termasuk kedalam kategori komoditas unggulan di Sumatera Utara pada tahun 2010. Peluang bisnis durian sangat bagus. Bahkan Indonesia memiliki varietas yang beragam dan berbuah sepanjang tahun. Dengan penanganan yang profesional dan dibantu oleh kemudahan-kemudahan dari pemerintah, durian Indonesia mampu menguasai pasar dunia. Durian lokal memiliki keunggulan rasa yang khas. Meskipun banyak masuk durian impor seperti dari Thailand, durian lokal tetap memiliki penggemar tersendiri. Dengan pemilihan bibit yang unggul serta teknik pemeliharaan yang baik menjadikan durian lokal mampu bersaing dengan durian mancanegara lainnya, sehingga sudah sepatutnya budidaya durian ini dijadikan peluang bisnis yang berprospek bagus (Anonimous, 2011).
(15)
Industri dodol durian secara umum merupakan bagian dari industri makanan jadi, dimana salah satu jenis industri yang dikelompokkan dalam agroindustri hilir yang memanfaatkan buah durian sebagai salah satu bahan baku produksinya. Mengembangkan produk dari produk sebelumnya yaitu dodol durian yang sudah lebih dulu populer dikalangan konsumen.
Kendati banyak jenis dodol yang juga menjadi makanan khas daerah lainnya, namun proses pembuatan dodol durian ternyata sangat sederhana dengan bahan baku yang mudah diperoleh. Ciri khas dari dodol durian itu sendiri adalah dari aromanya dan rasanya yang justru menjadi suatu rasa yang diminati konsumen.
Obyek dalam penelitian ini adalah dodol durian yang dijual di pasar bengkel Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Pasar Bengkel di Medan merupakan produsen penjual dodol durian skala industri rumah tangga (home industry) terbesar dan ternama di Kota Medan, dimana Kota Medan sendiri merupakan ikon dalam produksi buah durian yang terkenal dengan kekhasan rasanya. Banyak jenis durian di Indonesia yang mempunyai cita rasa khas masing-masing. Di antaranya adalah durian Medan. Durian ini terkenal harum, sangat manis dengan paduan rasa alkohol plus teksturnya yang lembut. Medan sangat terkenal dengan duriannya yang besar-besar dan manis. Meskipun banyak peluang yang dimiliki dengan menghasilkan dodol durian tetapi ancaman juga terdapat dalam usaha dodol durian dimana persaingan dengan usaha dodol durian lainnya yang tidak kalah terkenalnya dimedan seperti dodol pandan, dan sebagainya.
(16)
Dari uraian yang telah dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai strategi pengembangan industri dodol durian di Pasar Bengkel Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. 1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka indentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi perkembangan industri dodol durian di daerah penelitian
2. Faktor-faktor internal apa saja yang mempengaruhi perkembangan industri dodol durian di daerah penelitian
3. Bagaimana strategi pengembangan yang cocok dilakukan didaerah penelitian 1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi
perkembangan industri dodol durian di daerah penelitian
2. Untuk mengetahui faktor-faktor internal apa saja yang mempengaruhi perkembangan industri dodol durian di daerah penelitian
3. Untuk mengetahui strategi pengembangan yang cocok dilakukan didaerah penelitian
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan penelitian di atas adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi pengusaha dodol durian dalam melakukan pengembangan industri dodol durian.
(17)
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan dalam pengembangan industri dodol durian.
3. Sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PEMIKIRAN
(18)
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan dalam pengembangan industri dodol durian.
3. Sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PEMIKIRAN
(19)
Agroindustri merupakan salah satu contoh dari industri pengolahan. Menurut Badan Pusat Statistik, perusahaan/usaha industri pengolahan adalah suatu unit (kesatuan) produksi yang terletak di suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan mengubah barang baik secara mekanik maupun kimia atau mengubah barang yang nilainya rendah menjadi barang yang nilainya tinggi sehingga menjadi barang yang sifatnya menjadi lebih dekat kepada pemakai terakhir.
Austin (1981) mendefinisikan agroindustri sebagai industri yang mengolah hasil hasil pertanian dalam arti luas termasuk didalamnya hasil perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan. Ciri yang membedakan bidang agroindustri dengan bidang lainnya adalah karakteristik bahan bakunya. Ciri tersebut adalah bersifat musiman, mudah rusak, dan bervariasi baik dalam kualitas maupun kuantitas. Agroindustri juga merupakan industri hilir yang memproduksi bahan baku yang berasal dari pertanian menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Statistik industri menjelaskan bahwa perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut. Perusahaan industri pengolahan dibagi dalam 4 golongan, yaitu :
a. Industri besar dengan tenaga kerja 100 orang atau lebih b. Industri sedang dengan tenaga kerja 20 - 99 orang c. Industri kecil dengan tenaga kerja 5 -19 orang
(20)
d. Industri rumah tangga dengan tenaga kerja 1- 4 orang
Dalam perusahaan agroindustri skala kecil, pemilik bertindak apa saja, mulai dari pembelian bahan baku, pengolahan bahkan sampai menjual hasil olahan agroindustri. Dalam agroindustri skala kecil, tidak jelas adanya pembagian tugas (Soekartawi, 2000).
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Analisis SWOT
Analisis Swot adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan berbagai masalah. Analisis ini didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunity). Namun secara bersamaan dapat meminimkan kelemahan (weakness) dan Ancaman (Threats) (Rangkuti 2009 ). Adapun teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Analisis Internal
1. Analisis Kekuatan (Strengh)
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang dimiliki. Strengh (kekuatan) adalah keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.
2. Analisis Kelemahan (Weakness)
Merupakan suatu keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing dengan keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya
(21)
serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber daya manusia, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.
2. Analisis Eksternal
1. Analisis Peluang(Opportunity)
Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya dari perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat dimanfaatkan. Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru bemunculan. Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan.
2. Analisis Ancaman (Threat)
Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis (Rangkuti, 2009).
(22)
Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Dengan melakukan kedua analisis tersebut maka perusahaan dikenal dengan melakukan analisis SWOT (Kotler, 2000).
Alat-alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis usaha adalah matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya.
Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi 1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran suatu usaha yaitu memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST
Ini adalah strategi yang digunakan untuk mengatasi ancaman yang terjadi dalam industri dodol durian.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
(23)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.
Eksternal
Internal Opportunity Threats
Strength ComparativeAdvantage Mobilization
Weakness Divestment/Investment Damage Control
Gambar 1 .Matriks Swot Kearns
2.3 Skema Kerangka Pemikiran
Alur kerangka pemikiran dimulai dari pegidentifikasian faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal usaha.Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk menentukan hal-hal yang menjadi peluang dan ancaman, sedangkan analisis lingkungan internal dilakukan untuk menilai hal-hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan suatu usaha.
Pada tahap berikutnya masuk kedalam penginutan yaitu tahap meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi yang terdiri dari
(24)
matriks EFE dan IFE, dan berikutnya masuk ketahap pencocokan yaitu tahap fokus pada menghasilkan alternatif strategi yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang terdiri dari matriks SWOT.
Setelah alternatif strategi ada dan disesuaikan dengan kondisi industri yang ada maka strategi pengembangan industri dapat diterapkan. Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan: Adanya hubungan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Industri dodol
Analisis IFAS Analisis EFAS
Swot
(25)
matriks EFE dan IFE, dan berikutnya masuk ketahap pencocokan yaitu tahap fokus pada menghasilkan alternatif strategi yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang terdiri dari matriks SWOT.
Setelah alternatif strategi ada dan disesuaikan dengan kondisi industri yang ada maka strategi pengembangan industri dapat diterapkan. Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan: Adanya hubungan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Industri dodol
Analisis IFAS Analisis EFAS
Swot
(26)
Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive atau secara sengaja yaitu di Kabupaten Serdang Bedagai. Daerah ini dipilih karena merupakan salah satu daerah penghasil dodol durian yang terkenal. Dodol durian merupakan produk agroindustri yang diunggulkan di daerah ini. Bahkan produknya sudah dikenal hingga keluar kota. Industri pengolahan dodol durian di daerah ini berkembang pesat, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya kios-kios dodol durian yang berdiri disepanjang jalan besar di daerah penelitian. Masyarakat yang melakukan agroindustri dodol durian di daerah ini jumlahnya terbilang banyak.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serdang Bedagai, agroindustri dodol durian hanya terdapat di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Perbaungan dan Kecamatan Teluk Mengkudu. Hampir seluruh populasi usaha dodol durian yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai terdapat di Kecamatan Perbaungan dan sebagian kecilnya berada di Kecamatan Teluk Mengkudu. Banyaknya jumlah pengusaha industri dodol durian yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat dari Tabel 1.
Tabel 1. Populasi Pengusaha Industri Dodol Durian di Kabupaten Serdang Bedagai 2013
No. Kecamatan Alamat Desa Jumlah Unit
1 Perbaungan Bengkel 75 Sei Sijenggi 5 Kota Galuh 2 Pematang Sijonam 1 2 Teluk Mengkudu Sei Buluh 2
Jumlah 85
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serdang Bedagai 2014
Setelah dilakukan pra survey lebih lanjut ke daerah penelitian, dengan berpedoman pada data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan didapatkan populasi usaha dodol durian berdasarkan skala usahanya. Pembagian skala usaha dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan statistik industri (2009) yang
(27)
terbagi atas Skala Rumah Tangga dan Kecil. Jumlah populasi industry dodol durian berdasarkan skala usahanya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Populasi Industri Dodol Durian di Kabupaten Serdang Bedagai 2013
No. Kecamatan Alamat Desa Skala RT Skala Kecil Total 1 Perbaungan Bengkel 57 18 75
Sei Sijenggi 2 - 2 Kota Galuh 2 2 Pematang Sijonam - 1 1 Jumlah Populasi 59 21 80
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serdang Bedagai 2014
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa terjadi perubahan jumlah populasi usaha dodol durian di Kabupaten Serdang Bedagai. Pada tahun 2013 jumlah industri dodol durian di desa Sei Sijenggi hanya tinggal 2 (dua) unit dari 5 (lima) unit usaha di tahun 2012. Hal ini dikarenakan 3 unit usaha tidak berproduksi lagi. Sedangkan di Kota Galuh, menurut perangkat desa setempat tidak terdapat industri dodol durian.
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah stratified random sampling karena populasi usaha dodol durian dibagi berdasarkan skala usahanya. Dalam strategi ini populasi dikategorikan dalam kelompok-kelompok yang mewakili strata yang sama (Consuelo et al, 1993)
.
Jumlah seluruh populasi usaha dodol durian di Kabupaten Serdang Bedagai baik skala rumah tangga maupun skala kecil sebanyak 80 unit usaha. Besar sampel usaha dodol durian yang akan diambil dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dengan galat penduga 10%. Dengan perhitungan sebagai berikut.
(28)
Keterangan :
n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi d : Galat penduga (10%)
Maka didapat besar sampel penelitian sebagai berikut :
Jadi, besar sampel pengusaha dodol durian yang diteliti sebanyak 44 unit usaha. Tahap selanjutnya, dari 44 unit usaha yang dijadikan sampel, di ambil besar sampel secara proportional stratified random sampling seperti yang terlihat di Tabel 3.
Tabel 3. Besar Sampel Industri Dodol Durian Berdasarkan Skala Usaha No. Skala Usaha Populasi (unit) Sampel (unit) 1 Rumah Tangga 59 59/80 x 44 = 32.45 = 32 2 Kecil 21 21/80 x 44 = 11.55 = 12
Jumlah 80 44 Sumber : Data Primer diolah
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada para responden dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait diantaranya Badan Pusat Statistik,
(29)
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, buku-buku yang mendukung penelitian, dan lain-lain.
3.4 Metode Analisis Data
Untuk Identifikasi masalah 1 akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriftif yaitu dengan melihat faktor-faktor eksternal yang ada di daerah penelitian.
Untuk Identifikasi masalah 2 akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriftif yaitu dengan melihat faktor-faktor internal yang ada di daerah penelitian.
Untuk Identifikasi masalah 3 akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis SWOT. Sesuai dengan teori yang dikemukakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki responden didaerah penelitian.
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menjelaskan dan menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan dalam penelitian, maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :
3.5.1 Defenisi
1. Industri dodol durian adalah usaha pengolahan bahan baku berupa tepung ketan, gula, dan kelapa (santan) menjadi dodol.
(30)
2. Pengusaha dodol durian adalah orang yang melakukan kegiatan pengolahan bahan baku berupa tepung ketan, gula, dan kelapa (santan) menjadi dodol. 3. Lingkungan Internal adalah Lingkungan organisasi yang berada didalam
organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung dan khusus pada perusahaan.
4. Lingkungan eksternal adalah suatu proses yang dilakukan oleh perencana strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman
5. SWOT adalah (Strength) kekuatan, (Weakness) kelemahan, (Oppurtunity) peluang, (Threats) ancaman.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Daerah penelitian adalah Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. 2. Cita rasa dodol yang dijadikan objek adalah dodol durian.
3. Waktu penelitian adalah tahun 2014.
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL
(31)
Desa Bengkel
Desa Bengkel terletak di kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatra Utara. Luas wilayah desa Bengkel adalah 145 Ha yang terdiri dari 5 dusun. Jumlah penduduk desa ini sebanyak 4.372 jiwa yang terbagi dalam 1.134 KK. Wilayah ini merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut antara 0-10 m. Suhu udara rata-rata di daerah berkisar 23-32 C dengan curah hujan 250 mm/tahun. Jarak Desa Bengkel ke pusat pemerintahan kecamatan adalah 5 km, sedangkan jarak ke ibukota kabupaten adalah 18 km. Adapun batas-batas Desa Bengkel adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Suka Besar/Pematang Sijonam 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Karang Anyar Kecamatan
Pegajahan
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Deli Muda Hilir
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pematang Sijonam/Kelurahan Tualang.
4.2 Deskripsi Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di kabupaten Serdang Bedagai, tepatnya di Kecamatan Perbaungan yaitu di desa Bengkel. Bengkel atau Desa Bengkel sangat dikenal dengan oleh-oleh khasnya yakni dodol. Dodol yang ditawarkan sangat bervariasi, mulai rasa biasa, rasa pandan hingga rasa durian dengan varian harga yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini jenis industri dodol yang diteliti adalah dodol durian. Jumlah pedagang atau pengusaha dodol di desa Bengkel dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :
(32)
Tabel 4 : Populasi Pengusaha Industri Dodol Durian di Kabupaten Serdang Bedagai 2013
No. Kecamatan Alamat Desa Skala RT Skala Kecil Total 1 Perbaungan Bengkel 57 18 75
Sei Sijenggi 2 - 2 Pematang Sijonam - 1 1 2 Teluk Mengkudu Sei Buluh - 2 2 Jumlah Populasi 59 21 80 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serdang Bedagai
2014
Dari Tabel 4 dapat dilihat mayoritas pedagang atau pengusaha industri dodol durian berada di desa Bengkel sebanyak 75. Kios dodol ini berada disisi atau dipinggir jalan mulai dari pintu palang keretapi sampai ke tikungan tugu mobil rusak sepanjang kurang lebih 1 km.
4.3 Keadaan Penduduk Desa Bengkel
Penduduk desa Bengkel berjumlah 4.372 jiwa yang terbagi dalam 1.134 KK, terdiri dari 2.162 jiwa laki-laki dan 2.210 jiwa perempuan. Penduduk desa ini juga memiliki berbagai macam mata pencaharian :
Tabel 5. Distribusi Penduduk Desa Bengkel Berdasarkan Pekerjaan 2013 Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase ( % )
PNS ABRI/ POLRI Karyawan Wiraswasta Jasa Petani Buruh 72 14 125 1007 78 89 99 4,85 0,94 8,42 67,86 5,26 6,00 6,67
Total 1484 100
Sumber : Kantor Kepala Desa 2014
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa mayoritas mata pencarian desa Bengkel adalah wiraswasta yakni sebesar 1007 jiwa atau 67,86 % kemudian karyawan, baik karyawan yang bekerja di instansi BUMN, ataupun swasta.
(33)
4.4 Tata Guna Lahan
Desa bengkel yang memiliki lahan seluas 145 Ha digunakan untuk berbagai kepentingan seperti yang terlihat di Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Bengkel 2013
Penggunaan Lahan Luas ( ha ) Persentase ( % ) Sawah
Ladang Pemukiman
Pekuburan Petokoan
45 8 80
3 9
31,03 5,52 55,17
2,07 6,21
Total 145 100 Sumber : Kantor Kepala Desa 2014
Dari Tabel 6 tersebut dapat dilihat bahwa 55,17% lahan di desa Bengkel digunakan untuk pemukiman, 31,03% digunakan untuk sawah, 6,21% digunakan untuk pertokoan, 5,52% digunakan untuk ladang dan 2,07% untuk perkuburan. Pemukiman yang berada di pinggiran jalan antara pintu rel kereta api sampai ketikungan tugu mobil rusak awalnya merupakan pemukiman biasa. Namun tidak semua awalnya adalah rumah pribadi, beberapa pengusaha mengakui bahwa mereka membeli tanah yang dipakai untuk usaha dari orang lain yang memang ingin menjualnya dan tidak semua pertokoan merupakan halaman rumah yang diubah sedemikian rupa menjadi pertokoan, ada juga yang merubah teras mereka menjadi pertokoan karena tidak memiliki tahan yang cukup luas.
4.5 Karakteristik Sampel
(34)
Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, lama bekerja, jumlah tanggungan :
Tabel 7. Jumlah Pengusaha Dodol Durian Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah Petani %
1 20 – 30 22 50
2 30 – 40 22 50
Total 44 100
Sumber : Lampiran 1
Berdasarkan pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa produsen yang mengusahakan dodol berdasarkan umur memiliki perbandingan yang sama yaitu 50 % : 50 %.
4.5.2 Karakteristik Petani Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 8 . Jumlah Pengusaha Dodol Durian Berdasarkan Jenis Kelamin
No JK Jumlah Petani %
1 Laki – Laki 28 63,7
2 Perempuan 16 36,3
Total 44 100
Sumber : Lampiran 1
Berdasarkan pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa produsen yang mengusahakan dodol durian berdasarkan umur terbagi atas laki-laki sejumlah 28 orang dengan persentase 63,7 % dan perempuan sejumlah 16 orang dengan persentase 36,3 %.
(35)
Tabel 9 . Jumlah Pengusaha Dodol Durian Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Tingkat Jumlah Petani %
1 SMA 19 43.2
2 D3 13 30
3 S1 12 26.8
Total 44 100
Sumber : Lampiran 1
Berdasarkan pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa produsen yang mengusahakan dodol durian berdasarkan umur terbagi atas laki-laki sejumlah 28 orang dengan persentase 63,7 % dan perempuan sejumlah 16 orang dengan persentase 36,3 %.
4.5.4 Karakteristik Petani Berdasarkan Lama Bekerja
Tabel 10 . Jumlah Pengusaha Dodol Durian Berdasarkan Lama Bekerja
No
Lama Berusaha ( Tahun )
Jumlah Petani %
1 1 -5 31 70.5
2 6 – 10 13 29.5
Total 44 100
Sumber : Lampiran 1
Berdasarkan pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa produsen yang mengusahakan dodol durian berdasarkan lama berusaha terbagi atas 1-5 tahun sejumlah 31 orang dengan persentase 70.5% dan 6-10 sejumlah 13 orang dengan persentase 29.5 %.
4.5.5 Karakteristik Petani Berdasarkan Jumlah Tanggungan
Adapun total jumlah tanggungan seluruh sampel pengusaha industri dodol durian di desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 124 orang dengan rata-rata jumlah tanggungan per sampel adalah 3 orang
(36)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INDUSTRI DODOL
5.1.1 Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdiri dari faktor Strength (Kekuatan) dan faktor Weakness (Kelemahan) untuk menentukan strategi dalam strategi pengembangan industri dodol durian di desa Bengkel Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Setelah melakukan wawancara dengan sampel berdasarkan hasil kuisioner serta masukan dari Kepala Desa Bengkel, produsen dan pedagang serta beberapa konsumen di desa Bengkel maka diperoleh faktor-faktor strategis internal yang menjadi kelemahan dan kekuatan dalam strategi pengembangan industri dodol durian di desa Bengkel Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai yaitu sebagai berikut :
A. Kekuatan
Faktor kekuatan adalah salah satu faktor-faktor yang terdapat dalam faktor internal yang berupa kelebihan yang dimiliki oleh industri tersebut. Faktor kekuatan dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan industri dodol durian di Kabupaten Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai
Faktor-faktor itu terdiri dari :
(37)
Salah satu kekuatan dalam usaha strategi pengembangan industri dodol durian di Kabupaten Desa Bengkel Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai adalah ketersediaannya bahan baku didaerah penelitian. Bahan baku didaerah penelitian mudah diperoleh produsen, oleh karena itu bahan baku merupakan faktor kekuatan yang ada. Salah satu bahan baku yang penting adalah gula merah, kelapa maupun bahan baku lainnya sebagai pelengkap rasa. Hal ini menjadi salah satu kekuatan yang sangat baik bagi usaha industri dodol durian tersebut.
2. Rasa khas, kandungan Gizi dan Tanpa Bahan Pengawet
Salah satu kekuatan lainnnya dalam usaha industri dodol durian adalah rasa dodol yang khas. Dodol durian memiliki beberapa rasa yang khas yang berasal dari gula merah tersebut. Hal ini menjadi kekuatan karena rasa yang khas dan kandungan gizi yang didapat dari gula merah, dan tanpa bahan pengawet ini menjadi salah satu daya tarik bagi usaha industri dodol durian.
3. Tempat Penjualan yang strategis
Desa bengkel merupakan desa yang memiliki daerah penjualan yang strategis karena terletak dipinggir jalan raya yang merupakan perlintasan antar daerah. Hal ini merupakan salah satu kelebihan karena tempat yang strategis memudahkan konsumen untuk membeli dodol tersebut maupun mempermudah produsen untuk melakukan pemasaran.
4. Tenaga kerja lokal yang terampil
Dalam melaksanakan strategi pengembangan Industri dodol di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai salah satu hal yang paling penting adalah tersedianya tenaga kerja yang terampil, dan didaerah
(38)
penelitian terdapat tenaga kerja yang terampil karena sudah bekerja di industri dodol durian ini selama puluhan tahun. Tenaga kerja dianggap cukup memenuhi kebutuhan produsen.
5. Komunikasi yang baik antara pengusaha dan pekerja
Dalam sebuah usaha, adanya komunikasi yang baik antara pengusaha dan pekerja merupakan salah satu kelebihan. Hal ini dikarenakan bila terjadinya komunikasi yang baik antara pemberi kerja dan pekerja maka usaha tersebut akan berlangsung dengan baik.
B. Kelemahan
Salah satu bagian dari faktor-faktor internal selain kekuatan adalah kelemahan. Faktor-faktor kelemahan yang ada di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai yang merupakan kendala dalam mengusahakan industri dodol durian adalah sebagai berikut ;
1. Tekhnologi yang digunakan dalam berproduksi
Dalam usaha strategi pengembangan Industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai penggunaan tekhnologi merupakan salah satu faktor yang penting. Akan tetapi di daerah penelitian para pekerja masih menggunakan tekhnologi semi modern. Bahkan sebagian masih menggunakan tekhnologi sederhana yaitu dengan menggunakan panci dan adukannya. Hal ini merupakan salah satu kelemahan bagi industri dodol.
2. Produksi yang dihasilkan
Salah satu kelemahan yang terjadi didaerah penelitian adalah produksi yang belum optimal. Produksi ini dirasa belum optimal karena sebagian besar
(39)
produksi dodol dikerjakan dengan hasil alat-alat sederhana. Oleh karena itu belum cukupnya produksi ini menyebabkan terhalangnya pengembangan industri dodol durian tersebut. Berdasarkan wawancara dengan sampel didaerah penelitian dalam 1 x produksi bisa menghasilkan sampai 40 Kg. Tetapi produsen merasa bila menggunakan tekhnologi adukan mesin dirasa dodol durian yang dihasilkan bisa sampai 60-70 Kg perproduksi.
3.Kurangnya promosi
Meskipun penjualan industri dodol durian ini terletak di lintas jalan, akan tetapi padagang merasa tidak melakukan promosi secara maksimal. Pedagang tidak melakukan pemasaran atau melakukan promosi yang dapat menarik konsumen. Padahal seharusnya pedagang melakukan pemasaran agar menjadi salah satu keuntungan bagi pedagang. Hal ini menjadi salah satu kelemahn yang dimiliki dalam usaha pengembangan industri dodol durian didaerah penelitian. 4. Distribusi produk keluar daerah masih kurang
Industri dodol durian didesa bengkel sudah diketahui hampir diseluruh masyarakat di Sumatera Utara. Akan tetapi dodol durian dari desa Bengkel belum mencapai pasar di luar desa Bengkel. Hal ini menjadi salah satu kelemahan. Apabila, dodol durian ini dipasarkan keluar daerah maka peneliti merasa industri dodol durian ini akan berkembang.
5. Terbatasnya modal
Salah satu kelemahan dalam strategi pengembangan Industri dodol di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai adalah keterbatasannya modal petani. Terbatasnya modal ini menyebabkan kurangnya
(40)
promosi dan mengakibatkan produsen tidak mudah melakukan pemasaran dodol durian tersebut.
6. Belum adanya sistem management yang baik
Salah satu kelemahan yang diamati oleh peneliti dalam usaha industri dodol durian di strategi pengembangan Industri dodol durian di Desa Bengkel , Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai adalah tidak adanya sistem management yang baik. Hal yang paling terlihat adalah produsen dodol durian tidak melakukan sistem pembukuan yang baik padahal sistem pembukuan merupakan salah satu hal yang penting dalam usaha industri. Selain itu pedagang juga tidak melakukan fungsi -fungsi management yang baik. Mereka tidak memiliki planing perencanaan penjualan, membuat standar penjualan, melalukan pengontrolan sebagaimana fungsi management yang baik.
5.1.2 Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor- faktor yang terdiri dari Faktor -faktor peluang dan faktor-faktor ancaman untuk menentukan strategi dalam strategi pengembangan Industri dodol durian di Desa Bengkel , Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Setelah melakukan wawancara dan mengambil kesimpulan berdasarkan hasil kuisioner serta masukan , setelah melakukan wawancara dan mengambil kesimpulan. Berdasarkan hasil kuisioner serta masukan dari Kepala Desa Bengkel, produsen dan pedagang serta beberapa konsumen di Desa bengkel maka diperolehlah faktor-faktor strategis internal yang menjadi kelemahan dan kekuatan dalam strategi pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Sebagai berikut :
(41)
A. Peluang
Faktor peluang adalah bagian dari faktor-faktor eksternal. Faktor peluang adalah faktor-faktor yang dianggap sebagai suatu potensi yang dapat dimanfaatkan dalam strategi pengembangan Industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Beberapa macam potensi-potensi tersebut yang harus dimanfaatkan dalam pencapaian tujuan tersebut terdiri dari :
1. Kemajuan Teknologi Industri makanan yang berkembang
Industri makanan selalu berkembang dari tahun ke tahun ke arah yang lebih baik. Salah satu peluang dalam industri usaha dodol durian ini adalah adanya kemajuan dibidang tekhnologi industri makanan. Hal ini merupakan peluang yang baik apabila dapat di sambut dengan baik juga oleh produsen industri dodol durian didaerah penelitian.
2. Pasar bengkel memiliki daerah yang strategis untuk melakukan usaha industri dodol durian
Salah satu peluang yang baik adalah tersedianya posisi yang strategis dalam usaha industri dodol durian. Apabila peluang ini dimanfaatkan dengan baik oleh produsen, maka industri dodol durian ini akan berkembang dengan baik. 3.Dodol durian merupakan salah satu makanan khas dari daerah tersebut
Ciri khas merupakan salah satu daya tarik konsumen. Dodol durian pasar bengkel sudah menjadisalah satu ikon yang terkenal di Serdang Bedagai. Hal ini merupakan salah satu peluang yang baik untuk memasarkan usaha dodol durian tersebut.
(42)
4.Dodol memiliki beraneka macam jenis rasa
Dodol memiliki beberapa macam rasa. Salah satunya adalah dodol dengan rasa durian, vanili, nenas maupun pandan. Bervariasinya aneka rasa ini merupakan salah satu peluang yang dimiliki industri dodol durian dalam menarik dan meluaskan pemasaran industri dodol. Oleh karena itu dodol durian dirasa memiliki peluang yang baik untuk di pasarkan.
B. Ancaman
Faktor-faktor ancaman merupakan bagian dari faktor-faktor eksternal dimana faktor ini dianggap sebagai ancaman yang dikemudian hari akan menjadi hambatan dalam strategi pengembangan industri dodol di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun faktor-faktor ancaman yang terdapat di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Adalah :
1. Adanya produk lain yang menjadi ikon oleh-oleh khas Sumatera Utara
Salah satu ancaman dalam strategi pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai adalah terdapatnya produk-produk icon khas Sumatera lainnya. Selain dodol durian yang menjadi ciri khas Serdang Bedagai terdapat juga makanan khas kota Medan seperti bolu atau pun bika ambon. Oleh karena itu dodol harus memiliki strategi agar dapat meningkatkan pemasarannya
2. Kemampuan terbatas dalam mengadopsi teknologi
Salah satu hal yang penting dalam industri dodol durian adalah teknologi. Teknologi yang baik akan mampu meningkatkan produksi dodol durian secara optimal. Akan tetapi salah satu hal yang paling penting lainnya adalah bagaimana
(43)
pekerja mampu mengadopsi teknologi dan mengaplikasikannya dalam usaha industri tersebut. Tapi di daerah penelitian, peneliti merasa pekerja di industri dodol durian kurang mampu mengadopsi teknologi yang mungkin dikarenakan faktor modal.
3. Tidak adanya bantuan pemerintah seperti pelatihan dan lain-lain
Peran pemerintah dalam memanjukan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai sangat penting. Peran pemerintah dalam melakukan promosi dirasa dibutuhkan sekali dalam memperluas pengembangan industri dodol durian tersebut. Akan tetapi pemerintah tidak melakukan promosi maupun pelatihan. Pemerintah tidak berperan, hal ini yang menyebabkan lambatnya pengembangan industri dodol durian tersebut.
4. Harga yang berfluktuatif dikarenakan bahan baku yang berubah-ubah harganya.
Harga dodol durian masih sering berubah-ubah, hal ini dikarenakan karena bahan baku seperti gula merah maupun bahan baku lainnya yang juga berubah-ubah. Perubahan harga bahan baku berdasarkan penjelasan produsen dikarenakan terlambatnya datang persediaan bahan baku gula merah.
5. Sedikitnya jumlah Sumber Daya Manusia yang terampil yang tersedia didaerah penelitian
SDM yang terampil juga sangat dibutuhkan dalam sebuah usaha industri. Didaerah penelitian tersedia SDM yang berkualitas yang sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam mengolah dodol durian. Akan tetapi intensitas
(44)
jumlah SDM yang terampil tersebut jumlahnya tidak sesuai dengan kebutuhan produsen.
5.2 Metode IFAS & EFAS
Metode ini memiliki tujuan untuk menilai atau mengevaluasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan strategi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Metode ini dilakukan dengan cara melakukan perhitungan pembobotan dan scoring. Setelah dilakukan pembobotan terhadap faktor – faktor eksternal dan internal melalui kuisioner kepada produsen industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai hasil akhir dari analisis IFE dan EFE adalah sebagai berikut :
5.2.1 Analisis matriks IFAS
Analisis ini bertujuan untuk menilai dan mengevaluasi faktor-faktor strategis yang berpengaruh terhadap keberhasilan strategis yang akan dilaksanakan dalam strategi pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan Kabupaten, Serdang Bedagai. Setelah dilakukan pembobotan terhadap faktor – faktor strategis baik internal maupun eksternal melalui pendapat / wawancara dengan Kepala Desa Bengkel, kepada pedagang maupun konsumen maka hasil akhir dari Matriks IFAS dapat diketahui nilai diperoleh nilai indeks akumulatif untuk elemen kekuatan sebesar 1.84 sedangkan untuk elemen kelemahan diperoleh 1.21.
Dari hasil ini diketahui bahwa dari hasil wawancara responden lebih memberikan tanggapan yang tinggi terhadap faktor kekuatan dan faktor
(45)
kelemahan lebih sedikit. Dan total skor dari faktor-faktor Internal adalah 3.05. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa dalam strategi pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai memiliki kekuatan yang mampu mengatasi kelemahan yang ada.
Tabel 11 Hasil Akhir dari Analisis IFAS
No Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor
A Kekuatan
1
Ketersediaan bahan baku untuk melakukan produksi
dodol
0.11 3.39 0.38
2
Rasa khas, kandungan Gizi dan Tanpa Bahan
Pengawet
0.12 3.48 0.41
3 Tempat Penjualan yang
strategis 0.12 3.48 0.41
4 Tenaga Kerja Lokal yang
terampil 0.11 3.36 0.38
5
Komunikasi yang baik antara Pengusaha dan
pekerja
0.12 3.61 0.44
Total 1.84
B Kelemahan 1 Tekhnologi yang
digunakan semi modern 0.08 2.45 0.18
2 Produksi belum optimal 0.08 2.32 0.16
3 Kurangnya promosi 0.09 2.57 0.20
4 Distribusi produk keluar
daerah masih kurang 0.09 2.64 0.21
5 Terbatasnya modal 0.09 2.55 0.20
6 Belum adanya sistem
management yang baik 0.08 2.84 0.25
Total 1.21
Berdasarkan Matriks IFAS diatas dapat diketahui secara terinci tentang faktor-faktor yang mempengaruhi srategi pengembangan industri dodol durian, baik yang termasuk elemen kekuatan dan kelemahan yaitu sebagai berikut :
(46)
A. Elemen Kekuatan
Komunikasi yang baik antara pengusaha dan pekerja memiliki bobot sebesar 0,44, nilai ini merupakan nilai tertinggi dalam faktor kekuatan dan menunjukan bahwa faktor ini memiliki dampak yang sangat penting dalam strategi pengembangan Industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai jika dibanding dengan faktor kekuatan lainnya.
Sedangkan rasa khas, kandungan gizi dan tanpa bahan pengawet serta tempat penjualan yang strategis mememiliki bobot 0,41 yang mengartikan bahwa faktor – faktor ini merupakan faktor kekuatan yang penting dan juga mendukung dalam hal pengembangan industry dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.
B. faktor Kelemahan
Dari pembobotan tersebut diketahui belum adanya sistem management yang baik memiliki nilai 0,25 dimana hal ini menunjukkan bahwa faktor ini memiliki dampak yang sangat penting untuk strategi pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, jika dibandingkan dengan faktor – faktor kelemahan lainnya.
Distribusi produk keluar daerah masih kurang memiliki nilai bobot dimana menunjukkan bahwa faktor – faktor ini memiliki nilai yang penting serta kelemahan tersebut agak sulit diatasi dalam strategi pengembangan industri dodol di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.
(47)
5.2.2 Analisis Matriks EFAS
Analisis ini bertujuan untuk menilai dan mengevaluasi faktor – faktor strategis yang berpengaruh terhadap keberhasilan strategis yang akan dilaksanakan dalam strategi pengembangan industri dodol di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Setelah dilakukan pembobotan terhadap faktor – faktor strategis eksternal melalui pendapat / wawancara dengan Kepala Desa Bengkel, serta kepada pedagang pengumpul produsen serta konsumen di pasar bengkel maka hasil akhir dari Matriks EFAS dapat diketahui nilai diperoleh nilai indeks akumulatif untuk elemen peluang sebesar 1.54, sedangkan untuk elemen ancaman diperoleh 1.21.
Dari hasil ini diketahui bahwa dari hasil wawancara responden lebih memberikan tanggapan yang tinggi terhadap faktor peluang dan faktor ancaman lebih sedikit. Dan total skor dari faktor-faktor eksternal adalah 2.75. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa dalam strategi pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dapat memanfaatkan peluang sebaik mungkin.
Tabel 12 Hasil Akhir dari Analisis EFAS
No Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor PELUANG
1
Kemajuan Tekhnologi Industri makanan yang
berkembang
0.12 3.02 0.38
2
Pasar bengkel memiliki daerah yang strategis untuk melakukan usaha
industri dodol
0.14 3.45 0.49
3
Dodol merupakan salah satu makanan khas dari
daerah tersebut
0.12 2.86 0.34 4 Dodol memiliki beraneka
(48)
Total 1.54 ANCAMAN
1
Adanya produk lain yang menjadi icon oleh – oleh
khas sumatera utara
0.09 2.30 0.22 2
Kemampuan terbatas dalam mengadopsi
tekhnologi
0.10 2.48 0.25 3
Tidak adanya bantuan pemerintah seperti pelatihan dan lain – lain
0.09 2.25 0.21
4
Harga yang berfluktuatif dikarenakan bahan baku
yang berubah – ubah harganya.
0.11 2.73 0.31
5
Sedikitnya jumlah Sumber Daya Manusia yang terampil yang tersedia
didaerah penelitian
0.09 2.27 0.21
Total 1.20
Berdasarkan Matriks EFAS diatas dapat diketahui secara terinci tentang faktor–faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, baik yang termasuk elemen peluang dan ancaman yaitu sebagai berikut :
A. faktor Peluang
Pasar bengkel memiliki daerah yang strategis untuk melakukan usaha industri dodol durian memiliki bobot paling tinggi yaitu sebesar 0.49 hal ini menunjukkan bahwa peluang ini memiliki dampak yang sangat penting terhadap strategi pengembangan Industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai jika dibandingkan dengan peluang lainnya. Dan nilai ratingnya menunjukkan bahwa kemampuan dalam merespon peluang tersebut adalah baik.
(49)
Kemajuan Teknologi Industri makanan yang berkembang memiliki bobot 0,38 sehingga dapat diketahui faktor ini juga merupakan peluang yang baik dalam strategi pengembangan Industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.
B. faktor Ancaman
Dari pembobotan tersebut diketahui harga yang berfluktuatif dikarenakan bahan baku yang berubah – ubah harganya.memiliki nilai 0,31 dimana hal ini menunjukkan bahwa faktor ini memiliki dampak yang sangat dalam strategi pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan Kabupaten, Serdang Bedagai dan merupakan ancaman yang sangat kuat dalam hal pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.
Kemampuan terbatas dalam mengadopsi teknologi memiliki nilai bobot sebesar 0,25 yang menunjukkan bahwa faktor ini memiliki dampak yang sangat penting.
5.3 Analisis SWOT
Selisih faktor strategis internal (kekuatan-kelemahan) adalah sebesar 0,63 yang berarti bahwa pengaruh kekuatan lebih besar dibandingkan pengaruh kelemahan terhadap pengembangan industri dodol durian, Sedangkan selisih faktor strategis eksternal (Peluang-Ancaman) sebesar 0,34 yang artinya pengaruh peluang lebih besar dibandingkan pengaruh ancaman terhadap perkembangan industri dodol durian.
(50)
Gambar 3. Grafik Matriks Analisis Internal Eksternal
Berdasarkan penggabungan pada matriks evaluasi faktor internal dan eksternal, maka dapat diketahui posisi strategi pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Posisi strategi pengembangan dianalisis menggunakan matriks posisi, sehingga menghasilkan titik kordinat (X,Y). nilai x diperoleh dari selisih faktor internal (kekuatan-Kelemahan) dan nilai y diperoleh dari selisih faktor eksternal (peluang-ancaman).
Matriks posisi strategi pengembangan industri dodol durian pada gambar 3 menunjukan nilai x lebih besar dari 0,63 dan nilai y lebih besar dari 0 yaitu 0,34. Hal ini berarti posisi strategi pengembangan industri dodol durian terletak pada kuadran I. posisi tersebut sangan menguntungkan bagi industri dodol durian karena industri dodol durian memiliki peluang (kemajuan teknologi makanan
BERBAGI PELUANG
BERBAGI ANCAMAN
KEKUATAN INTERNAL KELEMAHAN
INTERNAL
Kuadran III Kuadran I
Kuadran IV Kuadran II
Strategi Turn Arround
Strategi Agresif
Strategi Diversifikasi Strategi Defenisif
0,34
(51)
yang berkembang, pasar bengkel memiliki daerah yang strategis untuk melakukan usaha industri dodol, dodol merupakan salah satu makanan khas didaerah penelitian dan memiliki beraneka macam jenis rasa) dengan memanfaatkan kekuatan (ketersediaan bahan baku, rasa khas dengan kandungan gizi tanpa bahan pengawet, tempat penjualan yang strategis, tenaga kerja yang terampil dan komunikasi yang baik antara pengusaha dan pekerja).
Setelah dilakukan analisis identifikasi faktor eksternal dan analisis indentifikasi faktor internal maka selanjutnya memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model perumusan strategi yaitu analisis SWOT dan dari hasil matriks SWOT dapat diperoleh beberapa alternatif strategi dalam pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai adalah.
Tabel 13. Hasil Analisis SWOT Faktor – Faktor Internal
Faktor – Faktor Eksternal
Kekuatan ( Strength )
Ketersediaan bahan baku
untuk melakukan produksi dodol
Rasa khas, kandungan Gizi dan Tanpa Bahan Pengawet
Tempat Penjualan yang
strategis
Tenaga Kerja Lokal yang
terampil
Komunikasi yang baik
antara Pengusaha dan pekerja
Kelemahan(Weakness)
Tekhnologi yang
digunakan semi modern Produksi belum optimal
Kurangnya promosi
Distribusi produk keluar
daerh masih kurang
Terbatasnya modal
Belum adanya sistem
management yang baik
Peluang ( Opportunities )
Kemajuan Tekhnologi Industri
makanan yang berkembang
Pasar bengkel memiliki daerah yang
strategis untuk melakukan usaha industri dodol
Dodol merupakan salah satu
makanan khas dari daerah tersebut
Dodol memiliki beraneka macam
jenis rasa
Strategi SO
1. Meningkatkan Produksi
dengan memanfaatkan bahan baku dan tekhnologi yang berkembang.
2. Meningkatkan penjualan
dengan memanfaatkan lokasi yang strategis
Strategi WO
1. Membentuk lembaga
pembinaan khusus industry makanan
2. Membentuk lembaga
keuangan didaerah penelitian
Ancaman ( Threats )
Adanya produk lain yang menjadi
icon oleh – oleh khas sumatera utara
Kemampuan terbatas dalam
Strategi ST
1. Mengembangkan
pemasaran dodol dan menjadikannya icon khas
Strategi WT
1. Mulai mengadopsi
tekhnoloi baru
(52)
mengadopsi tekhnologi
Tidak adanya bantuan pemerintah
seperti pelatihan dan lain – lain Harga yang berfluktuatif dikarenakan
bahan baku yang berubah – ubah harganya.
Sedikitnya jumlah Sumber Daya
Manusia yang terampil yang tersedia didaerah penelitian
Sumatera Utara perkkumpulan pengusaha
industry dodol di daerah penelitian.
1. Strategi Strenghts – Oppurtunities ( S – O )
Strategi ini disusun dengan menggunakan kekutan yang dimiliki serta dengan memanfaatkan peluang–peluang yang ada. Strategi ini mengusulkan dua strategi yaitu meningkatkan produksi dengan memanfaatkan bahan baku dan tekhnologi yang berkembang serta meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan lokasi yang strategis.
Hal ini dilakukan dengan menimbang faktor kekuatan yang ada yaitu ketersediaan bahan baku untuk melakukan produksi dodol durian, Rasa khas, kandungan gizi dan tanpa bahan pengawet, tempat penjualan yang strategis, tenaga kerja lokal yang terampil serta komunikasi yang baik antara pengusaha dan pekerja.
2. Strategi Weakness – Oppurtunities ( W – O )
Strategi ini disusun untuk mengurangi kelemahan–kelemahan yang ada di daerah penelitian dengan memanfaatkan peluang–peluang yang ada. Strategi ini terdiri dari 2 strategi yaitu :
1. Membentuk lembaga pembinaan khusus industry makanan
Membentuk lembaga pembinaan ini dirasa penting dengan melihat kelemahan-kelemahan yang ada didaerah ini. Kelemahan–kelemahan-kelemahan khususnya distribusi produk dan pengunaan tekhnologi.
(53)
2. Membentuk lembaga keuangan didaerah penelitian
Strategi ini dirasa penting karena keterbatasan modal merupakan kelemahan yang dirasa penting oleh petani.
3. Strategi Strenght – Threat ( S – T )
Strategi ini merupakan strategi yang diajukan dengan menggunakan faktor–faktor kekuatan untuk menghindari ancaman dalam strategi pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Strategi ST yang diusulkan dalam hal ini adalah 1. Mengembangkan pemasaran dodol dan menjadikannya icon khas Sumatera Utara. 4. Strategi Weakness- Threat ( W – T )
Strategi ini dilakukan atas dasar meminimalkan faktor–faktor kelemahan untuk menghindari faktor–faktor ancaman yang ada. Dalam hal ini strategi yang diusulkan dalam strategi pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Adalah mulai mengadopsi tekhnologi baru dan mulai membentuk perkumpulan pengusaha industri dodol durian di daerah penelitian.
(54)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilaksanakan di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor–faktor strategis internal terdiri dari ketersediaan bahan baku, Rasa khas, kandungan gizi dan tanpa bahan pengawet. Tempat penjualan yang strategis, tenaga kerja lokal yang terampil, koomunikasi yang baik antara pengusaha dan pekerja. Serta faktor kelemahan yang terdiri dari tekhnologi yang digunakan semi modern, produksi belum optimal, kurangnya promosi.
2. Faktor–faktor strategis eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Dimana faktor peluang terdiri dari kemajuan tekhnologi industri makanan yang berkembang, pasar bengkel memiliki daerah yang strategis untuk melakukan usaha industri dodol, dodol merupakan salah satu makanan khas dari daerah tersebut, dodol memiliki beraneka macam jenis rasa, serta faktor ancaman yang terdiri dari adanya produk lain yang menjadi icon oleh–oleh khas sumatera utara, kemampuan terbatas dalam mengadopsi tekhnologi, tidak adanya bantuan pemerintah seperti pelatihan dan lain–lain, harga bahan baku yang berubah–ubah, sedikitnya jumlah Sumber Daya Manusia yang terampil didaerah penelitian. 3. Dari hasil perhitungan Matriks IFAS dan Matriks EFAS maka diketahui total skor pembobotan masing–masing sebesar 3.05 dan 2.75. Nilai ini menempatkan strategi pengembangan industri dodol di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan,
(55)
Kabupaten Serdang Bedagai, pada sel V ( Kelompok Hold and Mauntain ) yang menunjukkan strategi pengembangan industri dodol di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, berada dalam kondisi internal dan eksternal sedang, artinya kekuatan dan kelemahan yang dihadapi usaha tani berada dalam kondisi rata–rata.
4. Strategi–strategi yang sesuai dilakukan adalah meningkatkan produksi dengan memanfaatkan bahan baku dan teknologi yang berkembang, meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan lokasi yang strategis, membentuk lembaga pembinaan khusus industri makanan, membentuk lembaga keuangan didaerah penelitian, mengembangkan pemasaran dodol durian dan menjadikannya icon khas Sumatera Utara, mulai mengadopsi tekhnoloi baru, mulai membentuk perkumpulan pengusaha industri dodol di daerah penelitian.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan faktor-faktor internal dan eksternal yang mendukung strategi pengembangan industri dodol di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. maka dengan ini diajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada Petani
Sebaiknya petani mulai membuat organisasi–organisasi yang di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. serta mulai menciptakan usaha permodalan sendiri. Serta mulai mengusahakan penggunaan teknologi lebih modern sehingga dapat menghasilkan produksi dodol yang lebih tinggi selanjutnya.
(56)
2. Kepada Pemerintah
Pemerintah daerah melalui lembaga–lembaga terkait seharusnya membentuk lembaga keuangan dan pembinaan serta membantu dalam pemasaran dodol durian agar lebih luas. Pemerintah juga hendaknya melakukan pengembangan industri dodol durian yang telah ada, karena hal itu dapat meningkatkan kesejahteraan produsen.
3. Kepada peneliti selanjutnya
Untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan analisis pemasaran dodol durian.
(57)
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous 2007. Agroindustri dodol di Indonesia, Dinas Perindustrian, perdagangan dan Pengelolaan pasar.
Anonimous 2011, Departemen Perindustrian. Jakarta
Austin 1981. Pembangunna Pertanian. Kanisius .Yogyakarta
Consuelo et al, 1993. Metode penelitian ilmu social.Penerbit Erlangga . Jakarta Deptan. 2011. http :// ditjenbun.deptan.go.id.
Kotler, Philip. 2000. manajemen Pemasaran. Erlangga. Jakarta
Rangkuti, F. 2009. Analisa SWOT Teknik Membedah kasuss bisnis. PT. Gramedia Pustaka Umum.Jakarta.
Sinaga dan Sri 2008.Komoditas Perkebunan di Tahun 2012.Arsip Komoditas Perkebunan.Jakarta
Soekartawi,1996. Pembangunna Pertanian.PT. Rajagrafindo Persada,Jakarta
Wirartha,I.M . 2006. Metode Penelitian Sosial ekonomi. Yogyakarta.Penerbit Andi
(1)
mengadopsi tekhnologi
Tidak adanya bantuan pemerintah seperti pelatihan dan lain – lain
Harga yang berfluktuatif dikarenakan bahan baku yang berubah – ubah harganya.
Sedikitnya jumlah Sumber Daya Manusia yang terampil yang tersedia didaerah penelitian
Sumatera Utara perkkumpulan pengusaha industry dodol di daerah penelitian.
1. Strategi Strenghts – Oppurtunities ( S – O )
Strategi ini disusun dengan menggunakan kekutan yang dimiliki serta dengan memanfaatkan peluang–peluang yang ada. Strategi ini mengusulkan dua strategi yaitu meningkatkan produksi dengan memanfaatkan bahan baku dan tekhnologi yang berkembang serta meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan lokasi yang strategis.
Hal ini dilakukan dengan menimbang faktor kekuatan yang ada yaitu ketersediaan bahan baku untuk melakukan produksi dodol durian, Rasa khas, kandungan gizi dan tanpa bahan pengawet, tempat penjualan yang strategis, tenaga kerja lokal yang terampil serta komunikasi yang baik antara pengusaha dan pekerja.
2. Strategi Weakness – Oppurtunities ( W – O )
Strategi ini disusun untuk mengurangi kelemahan–kelemahan yang ada di daerah penelitian dengan memanfaatkan peluang–peluang yang ada. Strategi ini terdiri dari 2 strategi yaitu :
1. Membentuk lembaga pembinaan khusus industry makanan
Membentuk lembaga pembinaan ini dirasa penting dengan melihat kelemahan-kelemahan yang ada didaerah ini. Kelemahan–kelemahan-kelemahan khususnya distribusi produk dan pengunaan tekhnologi.
(2)
2. Membentuk lembaga keuangan didaerah penelitian
Strategi ini dirasa penting karena keterbatasan modal merupakan kelemahan yang dirasa penting oleh petani.
3. Strategi Strenght – Threat ( S – T )
Strategi ini merupakan strategi yang diajukan dengan menggunakan faktor–faktor kekuatan untuk menghindari ancaman dalam strategi pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Strategi ST yang diusulkan dalam hal ini adalah 1. Mengembangkan pemasaran dodol dan menjadikannya icon khas Sumatera Utara. 4. Strategi Weakness- Threat ( W – T )
Strategi ini dilakukan atas dasar meminimalkan faktor–faktor kelemahan untuk menghindari faktor–faktor ancaman yang ada. Dalam hal ini strategi yang diusulkan dalam strategi pengembangan industri dodol durian di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Adalah mulai mengadopsi tekhnologi baru dan mulai membentuk perkumpulan pengusaha industri dodol durian di daerah penelitian.
(3)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilaksanakan di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor–faktor strategis internal terdiri dari ketersediaan bahan baku, Rasa khas, kandungan gizi dan tanpa bahan pengawet. Tempat penjualan yang strategis, tenaga kerja lokal yang terampil, koomunikasi yang baik antara pengusaha dan pekerja. Serta faktor kelemahan yang terdiri dari tekhnologi yang digunakan semi modern, produksi belum optimal, kurangnya promosi.
2. Faktor–faktor strategis eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Dimana faktor peluang terdiri dari kemajuan tekhnologi industri makanan yang berkembang, pasar bengkel memiliki daerah yang strategis untuk melakukan usaha industri dodol, dodol merupakan salah satu makanan khas dari daerah tersebut, dodol memiliki beraneka macam jenis rasa, serta faktor ancaman yang terdiri dari adanya produk lain yang menjadi icon oleh–oleh khas sumatera utara, kemampuan terbatas dalam mengadopsi tekhnologi, tidak adanya bantuan pemerintah seperti pelatihan dan lain–lain, harga bahan baku yang berubah–ubah, sedikitnya jumlah Sumber Daya Manusia yang terampil didaerah penelitian.
3. Dari hasil perhitungan Matriks IFAS dan Matriks EFAS maka diketahui total skor pembobotan masing–masing sebesar 3.05 dan 2.75. Nilai ini menempatkan
(4)
Kabupaten Serdang Bedagai, pada sel V ( Kelompok Hold and Mauntain ) yang menunjukkan strategi pengembangan industri dodol di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, berada dalam kondisi internal dan eksternal sedang, artinya kekuatan dan kelemahan yang dihadapi usaha tani berada dalam kondisi rata–rata.
4. Strategi–strategi yang sesuai dilakukan adalah meningkatkan produksi dengan memanfaatkan bahan baku dan teknologi yang berkembang, meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan lokasi yang strategis, membentuk lembaga pembinaan khusus industri makanan, membentuk lembaga keuangan didaerah penelitian, mengembangkan pemasaran dodol durian dan menjadikannya icon khas Sumatera Utara, mulai mengadopsi tekhnoloi baru, mulai membentuk perkumpulan pengusaha industri dodol di daerah penelitian.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan faktor-faktor internal dan eksternal yang mendukung strategi pengembangan industri dodol di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. maka dengan ini diajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada Petani
Sebaiknya petani mulai membuat organisasi–organisasi yang di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. serta mulai menciptakan usaha permodalan sendiri. Serta mulai mengusahakan penggunaan teknologi lebih modern sehingga dapat menghasilkan produksi dodol yang lebih tinggi selanjutnya.
(5)
2. Kepada Pemerintah
Pemerintah daerah melalui lembaga–lembaga terkait seharusnya membentuk lembaga keuangan dan pembinaan serta membantu dalam pemasaran dodol durian agar lebih luas. Pemerintah juga hendaknya melakukan pengembangan industri dodol durian yang telah ada, karena hal itu dapat meningkatkan kesejahteraan produsen.
3. Kepada peneliti selanjutnya
Untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan analisis pemasaran dodol durian.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous 2007. Agroindustri dodol di Indonesia, Dinas Perindustrian, perdagangan dan Pengelolaan pasar.
Anonimous 2011, Departemen Perindustrian. Jakarta
Austin 1981. Pembangunna Pertanian. Kanisius .Yogyakarta
Consuelo et al, 1993. Metode penelitian ilmu social.Penerbit Erlangga . Jakarta
Deptan. 2011. http :// ditjenbun.deptan.go.id.
Kotler, Philip. 2000. manajemen Pemasaran. Erlangga. Jakarta
Rangkuti, F. 2009. Analisa SWOT Teknik Membedah kasuss bisnis. PT. Gramedia Pustaka Umum.Jakarta.
Sinaga dan Sri 2008.Komoditas Perkebunan di Tahun 2012.Arsip Komoditas Perkebunan.Jakarta
Soekartawi,1996. Pembangunna Pertanian.PT. Rajagrafindo Persada,Jakarta
Wirartha,I.M . 2006. Metode Penelitian Sosial ekonomi. Yogyakarta.Penerbit Andi