Manajemen Strategi Membahas manajemen strategis dapat dikatakan membicarakan hubungan antara

Manajemen strategi mengkombinasikan pola berpikir strategis dengan proses manajemen. Segala sesuatu yang bersifat strategi tidak hanya berhenti pada proses perencanaan saja tapi dilanjutkan sampai pada tingkat oprasi dan pengawasan. Keberhasilan merencanakan , menerapkan, serta mengawasi penerapan setrategi yang telah dibuat akan membawa perusahaan tumbuh dan berkembang . manajemen strategi juga mencangkup pola baru yang terjadi dalam persaingan bisnis. Pola itu adalah peralihan perencanaan menjadi keunggulan bersaing, peralihan dari elitism menjadi egalitarianism, peralihan dari kalkulasi menjadi kretivitas, dan peralihan sifat kaku menjadi fleksibel wahyudi, 1996. Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahapan utama, yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, serta evaluasi dan pengendalian strategi, yang diawali dengan pengamatan lingkungan.Tahap perumusan strategi ada enam langkah yaitu : melakukan analisis lingkungan internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan dari perusahaan itu, analisis lingkungan eksternal yang merupakan faktor peluang dan ancaman perusahaan, mengembangkan visi misi jyang jelas, menyusun sasaran dan tujuan perusahaan, merumuskan pilihan-pilihan strategis dan memilih strategi yang tepat, dan menentukan pengendalian. hubeis, 2008. Implementasi strategi adalah tentang mengorganisasi tindakan, artinya yang mengimplementasikan lebih banyak dari pada yang membuat. Mulai dari manajemen puncak hingga karyawan paling bawah harus sejalan dan memiliki semangat yang sama. Ketidakselarasan tindakan umumnya karena bawahan kadang tidak dilibatkan dalam perumusan strategi Hunger, 2003. Implementasi strategi ada beberapa hal penting yang harus dilakukan, yaitu: 1. Penetapan tujuan tahunan Sasaran dan tujuan perusahaan yang telah dirumuskan dalam proses perumusan strategi merupakan sasaran dan tujuan lima tahunan yang harus diturunkan dalam tujuan tahunan. 2. Perumusan kebijakan Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, perusahaan perlu merumuskan kebijakan-kebijakan yang mendukung. 3. Memotivasi pekerja Implementasi strategi adalah proses aksi yang membutuhkan dukungan dari semua staf dan karyawan. Proses motivasi diperlukan agar karyawan mendukung secara penuh strategi yang akan dan sedang dijalankan perusahaan. 4. Alokasi sumber daya. Sumber daya yang perlu dialokasikan kembali untuk pencapaian tujuan-tujuan strategi yang baru adalah keuangan, teknologi, dan SDM. Menurut Hubeis 2008 tujuan perusahaan melakukan analisis lingkungan adalah untuk menilai lingkungan organisasi secara keseluruhan . lingkungan organisasi ini adalah faktor-faktor yang berada di luar atau di dalam organisasi yang dapat mempengaruhi kemajuan organisasi tersebut dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara khusus, peran atau fungsi analisis lingkungan bagi tiap perusahaan tentu saja berbeda-beda, namun secara umum jika mengacu pendapat Certo dan Peter, ada tiga peran utama analisis lingkungan. 1. Policy –Oriented Role yaitu peran analisis yang berorientasi pada kebijakan manajemen tingkat atas dan bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan memberikan informasi bagi manajemen tingkat atas tentang kecenderungan utama yang muncul dalam lingkungan. 2. Intergrated Strategic Planning Role. Peran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan membuat manajemen tingkat atas dan manajer divisi menyadari segala isu yang terjadi di lingkungan perusahaan yang memiliki implikasi langsung pada proses perencanaan. 3. Function-Oriented Role. Peran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan menyediakan informasi lingkungan yang member perhatian pada efektivitas kinerja fungsi organisasi tertentu.

6. Focus Group Discussion FGD Focus Group Discussion FGD adalah teknik pengumpulan data yang umumnya

dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti. Dinamika kelompok yang terjadi selama berlangsungnya proses diskusi seringkali memberikan informasi penting yang tidak terduka sebelumnya. Hasil FGD tidak bisa dipakai untuk melakukan generalisasi karena FGD memang tidak bertujuan menggambarkan representasi suara masyarakat. Meski demikian, arti penting FGD bukan terletak pada hasil representasi populasi, tetapi pada kedalaman informasinya. Lewat FGD, peneliti bisa mengetahui alasan, motivasi, argumentasi atau dasar dari pendapat seseorang atau kelompok. FGD merupakan salah satu metode penelitian kualitatif yang secara teori mudah dijalankan, tetapi praktiknya membutuhkan ketrampilan teknis yang tinggi Yusuf, 2011. Menurut Kristina dan Paramita 2012 Focus Group Discussion FGD adalah bentuk diskusi yang didesain untuk memunculkan informasi mengenai keinginan, kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman yang dikehendaki peserta. Definisi lain, FGD adalah salah satu teknik dalam mengumpulkan data kualitatif; di mana sekelompok orang berdiskusi dengan pengarahan dari seorang fasilitator atau moderator mengenai suatu topik . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa FGD adalah salah satu teknik pengumpulan data kualitatif yang didesain untuk memperoleh informasi keinginan, kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman peserta tentang suatu topik, dengan pengarahan dari seorang fasilitator atau moderator. Pemakaian FGD sebagai metode penelitian juga sesuai untuk beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tersebut. Beberapa tujuan yang dapat dipenuhi dengan pemakaian metode FGD antara lain pengambilan keputusan, mengetahui kepuasan, dan mengetahui kebutuhan kelompok Kruger dan Casey, 2000 dalam Yusuf, 2011. Menurut Koentjoro 2005 dalam Yusuf 2011, kegunaan FGD di samping sebagai alat pengumpul data adalah sebagai alat untuk meyakinkan pengumpul data peneliti sekaligus alat re-check terhadap berbagai keteranganinformasi yang didapat melalui berbagai metode penelitian yang digunakan atau keterangan yang diperoleh sebelumnya, baik keterangan yang sejenis maupun yang bertentangan. B. Kajian Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengembangan Susu Kambing Etawa telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Salah satu penelitian adalah tentang potensi susu kambing sebagai obat dan sumber protein hewani untuk meningkatkan gizi petani Atmiyati, 2001. Hasil penelitian ini adalah Memelihara kambing PE sebagai kambing dwiguna untuk produksi daging dan susu masih mempunyai potensi untuk dikembangkan . Produksi susunya berpotensi untuk memperbaiki gizi masyarakat pedesaan, juga dapat menyembuhkan penyakit. Perlunya penyuluhan atau demo pemanfaatan susu dari instansi yang berwenang untuk mempopulerkan konsumsi susu kambing sehari-hari dalam peningkatan gizi bagi masyarakat pedesaan. Selanjutnya penelitian yang sama terkait prospek pengembangan usaha ternak kambing Sitepu,2008 penelitian ini menjelaskan bahwa masalah yang dihadapi usaha ternak kambing dalam skala besar adalah pakan hijauan yang relatif sedikit jumlahnya, oleh karena itu strategi pengembangan yang sesuai dengan analisi