Excess Return to Beta Penelitian Terdahulu

Dimana : Ri : Return saham i α : komponen dalam return saham i yang independent terhadap return pasar R m : Return indeks pasar βi : Konstansta yang mengukur expected return perubahan Ri terhadap Rm

2.6 Excess Return to Beta

Ukuran kinerja investasi menggunakan excess return terhadap beta, yaitu risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi . Pertama kali dikemukan oleh Jack Treynor sehingga disebut sebagai Indeks Treynor . Pengukuran ini mengasumsikan bahwa portofolio terdiversifiksi dengan baik, sehingga resiko yang ada dalam portofolio hanyalah systematic risk . Indeks Treynor dinyatakan sebagai berikut : Dimana : = Rerata return saham Rf = Tingkat bunga bebas risiko βi = Beta saham atau portofolio Jika nilai ERB positif maka menunjukan adanya margin atau keuntungan yang didapat investor dalam menanamkan sahamnya di BEI . Apabila nilai ERB positif dan semakin besar maka saham bekinerja semakin baik .

2.7 Penelitian Terdahulu

1. Sepyarini 2009, melalui jurnal “Analisis Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal Pada Saham LQ 45” menggunakan data periode Agustus 2007 – Juli 2009. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah excess return to beta. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat 13 saham yang nilai ERB-nya positif dan 10 saham nilai ERB-nya negatif. Saham dengan nilai ERB negatif berarti saham tersebut mempunyai tingkat pengembalian saham yang masih di bawah tingkat pengembalian bebas resiko . Saham-saham yang memliki ERB negatif tidak memenuhui syarat untuk memenuhui portofolio optimal. Sedangkan 13 saham yang memilki nila ERB yang positif tersebut memiliki peluang untuk menjadi bagian dari portofolio yang optimal. 2. Wahyuningrum 2008, dalam jurnal yang berjudul “Pemilihan Dan Pembentukan Portofolio Saham LQ 45 yang Optimal” Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan ruang lingkup saham LQ 45 periode Februari 2008 - Juli 2008. Rasio Excess Return to Beta digunakan sebagai ukuran penilaian kinerja portofolio yang menunjukan hubungan antara dua faktor penentu investasi yaitu return dan resiko. Hasil menunjukan saham TRUB memiliki nilai ERB terbesar yaitu 0,046, dimana nilai ERB yang besar akan memberikan keuntungan lebih diatas tingkat suku bunga bebas resiko. Sedangkan saham BNGA memiliki nilai ERB terendah yaitu -0.027 yang artinya saham BNGA memiliki tingkat pengembalian yang kecil dibandingkan dengan aktiva bebas resiko, sehingga kemungkinan besar tidak akan masuk ke dalam portofolio optimal.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis. Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara, yang dapat berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan Indriantoro dan Supomo, 2002. Objek penelitian ini adalah saham-saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia BEI yang dikelompokan menjadi persektor selama periode pengamatan, yaitu pada tahun 2010 - 2012.

3.2 Populasi dan Sample

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, sedangkan sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh emiten LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama tahun 2010:02 - 20012:01. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dimana pengambilan sampel yang dipilih berdasarkan tujuan dan