Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran Bahasa Inggris pada Anak-

3. Teori Akuisisi Teori Akuisisi penyerapan bahasa secara alami menurut Krashen 1982:10, belajar bahasa dengan dua cara, yaitu aqcuisition dan learning. “The result of language acquisition … is subconscious. We are generally not consciously aware of the rules of the languages we have acquired. Instead, we have a „feel’ for the correctness. We will use the term „learning’ henceforth to refer to conscious knowledge of a second language, knowing the rules, being aware of them, and being able to talk about them. In nontechnical terms, learning is „knowing about’ a language, known to most people as „grammar’ or „rules’.” Aqcuisition bahasa yaitu alami belajar dari pengalaman langsung dalam berkomunikasi dengan bahasa. Sementara learning adalah proses belajar dengan memahami unsur-unsur bahasa atau tata bahasa grammar yang kemudian digunakan untuk berkomunikasi. Menurut Krashen, untuk berbicara bahasa Inggris, seseorang tidak membutuhkan pendidikan formal. Seseorang dapat menguasai bahasa untuk berkomunikasi dengan pengalaman langsung dengan bahasa.

2.7 Penelitian Yang Relevan

1. Zohre Mohammadi mengadakan penelitian berjudul Program Evaluation on General English Course: A Case Study at Tabriz University dalam Journal of Language Teaching and Research, Vol. 4, No. 6, pp. 1285-1297, November 2013. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi program Kursus Bahasa Inggris di Universitas Tabriz. Sumber data penelitian ini berasal dari 536 laki- laki non-pribumi dan perempuan dari jurusan yang berbeda yang mengikuti kursus Bahasa Inggris di Universitas Tabriz. Metode pengumpulan data yang dipakai adalah kuisioner. Kuesioner pertama dirancang sebagai kuesioner analisis kebutuhan. Kuesioner kedua dirancang untuk mengevaluasi buku siswa. Kuesioner ketiga dirancang untuk mengevaluasi metodologi yang digunakan oleh tentor dalam mengajar kursus pembelajar mengevaluasi apakah metode yang digunakan oleh tentor sesuai dengan kebutuhan mereka. Kesimpulan dalam penelitian jurnal ini adalah tidak ada kecocokan antara kebutuhan pembelajar, buku pembelajaran disediakan untuk pembelajar dan jenis pengajaran yang mereka terima dari tentor-tentor mereka. Oleh karena itu, kursus bahasa Inggris yang telah dikembangkan tidak terlihat hasilnya berdasarkan prinsip-prinsip ELT kontemporer. Anggaran yang cukup besar yang didedikasikan untuk pengembangan memiliki implikasi menarik bagi pengembang program bahasa dan evaluator. 2. Süleyman Nihat Şad mengadakan penelitian berjudul Theory–practice dichotomy: Prospective teachers evaluations about teaching English to young learners dalam Journal of Language and Linguistic Studies Vol.6, No.2, October 2010. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi tentor tentang pelaksanaan kurikulum ELT primer dan juga untuk menanyakan masalah yang mungkin dan kesulitan dalam mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak. Data penelitian diperoleh dari 31 tentor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek-praktek yang sebenarnya tidak mencukupi untuk memenuhi persyaratan kurikuler dan teoritis dalam hal tujuan, isi, belajar-mengajar pengalaman dan evaluasi. Tentang mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak terutama mencakup masalah seperti tujuan non-komunikatif, kegagalan untuk menarik emosional siswa, suasana kelas yang kurang aman, kurangnya atau ketidakrataan penggunaan kegiatan permainan, kurangnya kelompok atau kerja berpasangan, proses evaluasi tidak tepat, tidak ada umpan balik, dan praktek evaluasi yang masih kurang. 3. Parviz Birjandi dan Mania Nosratinia mrngadakan penelitin berjudul The Qualitative Program Evaluation of the Postgraduate English Translation Major in Iran dalam The Journal of Modern Thoughts in Education Vol 4, No 4, Autumn 2009, pp. 37-58. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pembelajaran Bahasa Inggris Program Pascasarjana Terjemahan di Iran. Penelitian ini melakukan analisis kebutuhan yang menyeluruh untuk memperjelas kebutuhan dan tujuan siswa, menyajikan masalah bahasa mereka dan ketidakmampuan mereka dalam kaitannya dengan terjemahan. Hal ini dilakukan melalui observasi kelas, wawancara, dan kuesioner. Menurut data yang diperoleh menjadi jelas bahwa yang pertama dan paling penting tujuan dari pembentukan program pelatihan para ahli penerjemah dalam bidang Kemanusiaan dan Ilmu Sosial, dll yang sebagian besar diabaikan. 4. Ferda TUNÇ mengadakan penelitian berjudul Evaluation of an English Language Teaching Program at a Public University Using CIPP Model yang bertujuan untuk mengevaluasi keefektifitasan program prasekolah melalui perspektif tentor dan siswa. 406 siswa dan 12 tentor berpartisipasi dalam penelitian ini. Data dikumpulkan melalui kuisioner dan interview. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya beberapa kemajuan di dalam kondisi mental, isi, bahan ajar, dan dimensi penilaian program dibutuhkan untuk membuat program lebih efektif. 5. Masduki menulis jurnal berjudul Studi Efektifitas Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Usia Sekolah Dasar di Tempat-tempat Kursus Bahasa Inggris di Kabupaten Bangkalan dalam Jurnal Pamator Volume 5 Nomor 1, April 2012. Jurnal ini mendeskripsikan efektifitas pembelajaran bahasa Inggris untuk anak usia sekolah dasar di lembaga-lembaga kursus. Aspek-aspek yang dieksplorasi mencakup konten program bahasa Inggris untuk anak-anak usia sekolah dasar di lembaga kursus. Teknik yang digunakan di dalam mengumpulkan data adalah kuesioner dan tes. Dari analisis data kuesioner dapat diperoleh kesimpulan bahwa alaminya sudah melaksanakan programnya, kursus-kursus tersebut pada umumnya sudah memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam