Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg (15:15:6:4) di Pre Nursery

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH PASAR DAN PUPUK NPKMg (15:15:6:4) DI PRE NURSERY SKRIPSI Oleh : MARTUA MARKUS TAMBUNAN 100301044
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Universitas Sumatera Utara

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH PASAR DAN PUPUK NPKMg (15:15:6:4) DI PRE NURSERY SKRIPSI Oleh : MARTUA MARKUS TAMBUNAN 100301044/AGROTEKNOLOGI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi : Respons pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

terhadap pemberian kompos sampah pasar dan pupuk

NPKMg (15:15:6:4) di pre nursery

Nama

: Martua Markus Tambunan

NIM


: 100301044

Departemen : Agroekoteknologi

Program Studi : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Ir. Toga Simanungkalit, MP. Ketua

Ir. T. Irmansyah, MP. Anggota

Mengetahui,
Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc. Ketua Program Studi

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
MARTUA MARKUS TAMBUNAN: Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg (15:15:6:4) di Pre Nursery. Dibimbing oleh TOGA SIMANUNGKALIT dan T. IRMANSYAH.

Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang berada ± 25 dpl dari bulan April sampai Juli 2014. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 Faktor perlakuan. Faktor pertama adalah kompos sampah pasar dengan 4 taraf yaitu 0 g/polibeg (K0); 50 g/polibeg (K1); 100 g/polibeg (K2); 150 g/polibeg (K3) dan faktor kedua pemberian pupuk NPKMg (15:15:6:4) dengan 4 taraf yaitu 0 g/polibeg (P0); 2,5 g/polibeg (P1); 5 g/polibeg (P2) dan 7,5 g/polibeg (P3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis kompos sampah pasar berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit, total luas daun, bobot kering akar dan pH tanah namun tidak berpengaruh nyata terhadap parameter diameter batang, jumlah daun, panjang akar, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, dan bobot segar akar. Perlakuan pemberian pupuk NPKMg berpengaruh nyata terhadap diameter batang, total luas daun, bobot segar tajuk, dan bobot kering tajuk namun tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi bibit, jumlah daun, panjang akar, bobot segar akar, bobot kering akar, dan pH tanah.
Interaksi antara kedua perlakuan tersebut berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi bibit dan total luas daun. Kata kunci: Kelapa sawit, kompos sampah pasar, pupuk NPKMg (15:15:6:4).
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
MARTUA MARKUS TAMBUNAN: The growth response of oil palm seed (Elaeis guineensis Jacq.) on waste market compost and NPKMg (15:15:6:4) fertilize aplication in pre nursery, supervised by TOGA SIMANUNGKALIT and T. IRMANSYAH.
The research was conducted at the experimental field Agricultural Faculty, The Sumatera Utara University about ± 25 metres above sea level from April to July 2014. The design use randomized block design with 2 factors treatment. The first factor was The waste market compost with 4 levels: 0 g/polybag (K0);50 g/polybag (K1); 100 g/polybag (K2); 150 g/polybag (K3) and the second factor was NPKMg (15:15:6:4) fertilizers: 0 g/polybag (P0); 2,5 g/polybag (P1); 5 g/polybag (P2) and 7,5 g/polybag(P3). The results showed that the waste market compost treatment has significantly effect to the plant height, total wide leaf, dry weight root and soil pH , however no significantly affected for, stem diameter leaf number, length of the root, fresh weight of crown, dry weight crown, and fresh weight root. The NPKMg (15:15:6:4) fertilize treatment showed significant effect to stem diameter, total wide leaf, fresh weight of crown and dry weight of crown however no significantly affected for plant height, leaf number, lenght of the root, fresh weight of root, dry weight of root and soil pH.
The interaction of both of treatmet showed significan for the plant height and total wide leaf. Keywords: Oil palm, waste market compost, NPKMg (15:15:6:4) fertilizers.
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Padang Sidempuan pada tanggal 03 Juli 1991 dari ayah Alm. A. Tambunan dan ibu J. Br. Nainggolan. Penulis merupakan putra kelima dari lima bersaudara.
Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Swasta Yayasan Perguruan Indonesia Membangun (YAPIM) dan pada tahun 2010 masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur ujian masuk bersama (UMB). Penulis memilih program studi Agroekoteknologi minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan (BPP).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai asisten Laboratorium Fisiologi Tumbuhan (2012-2014), Asisten Laboratorium Nutrisi Tanaman (2014-2015) Divisi Informasi dan Komunikasi (INFOKOM) Paguyuban Karya Salemba Empat USU, anggota Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (HIMAGROTEK), dan anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Merbau Selatan, Kab. Labuhan Batu pada bulan Juli – Agustus 2013.
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Pasar Dan Pupuk NPKMg (15:15:6:4) Di Pre Nursery” yang berfungsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan, memelihara dan mendidik penulis selama ini. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Toga Simanungkalit, MP., selaku ketua dosen pembimbing serta dan Ir. T. Irmansyah, MP., selaku anggota komisi pembimbing, yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.

Disamping itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di program studi agroekoteknologi serta semua rekan mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu per satu disini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRACT ............................................................................................................. i ABSTRAK .............................................................................................................ii RIWAYAT HIDUP................................................................................................iii KATA PENGANTAR ..........................................................................................iv DAFTAR TABEL..................................................................................................v DAFTAR GAMBAR .............................................................................................vi DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................................1 Tujuan Penelitian ..................................................................................................4 Hipotesis Penelitian ...............................................................................................4 Kegunaan Penelitian .............................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman ....................................................................................................5 Syarat Tumbuh ......................................................................................................6
Iklim .................................................................................................................6 Tanah ................................................................................................................7 Pembibitan Kelapa Sawit .......................................................................................8 Kompos Sampah Pasar ..........................................................................................10 Pupuk NPKMg (15:15:6:4) ...................................................................................11
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................................................14 Bahan dan Alat ......................................................................................................14 Metode Penelitian .................................................................................................14
PELAKSANAAN PENELITIAN
Pembuatan Kompos Sampah Pasar........................................................................17 Persiapan Areal Pembibitan ..................................................................................17 Persiapan Media Tanam ........................................................................................18 Aplikasi Kompos Sampah Pasar ............................................................................18 Penanaman ............................................................................................................18 Aplikasi Pupuk NPKMg (15:15:6:4) ....................................................................18 Pemeliharaan .........................................................................................................19
Penyiraman .......................................................................................................19 Penyiangan (Pengendalian Gulma) ..................................................................19 Pengamatan Gejala Serangan Hama dan Penyakit ...........................................19 Pengendalian Hama dan Penyakit ....................................................................20 Pengamatan Parameter ..........................................................................................20 Tinggi Bibit (cm) ..............................................................................................20 Diameter batang (mm) ......................................................................................20 Jumlah Daun (helai) .........................................................................................20
Universitas Sumatera Utara

Panjang Akar (cm).............................................................................................21 Total Luas Daun (cm2) .....................................................................................21 Bobot Segar Tajuk (g) ......................................................................................21 Bobot Kering Tajuk (g) ....................................................................................21 Bobot Segar Akar (g) ........................................................................................22 Bobot Kering Akar (g) ......................................................................................22 pH Tanah ...........................................................................................................22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ......................................................................................................................23 Pembahasan ...........................................................................................................41 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ...........................................................................................................49 Saran ......................................................................................................................49 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL
No Hal 1. Jadwal Pengaplikasian Pupuk NPKMg (15:15:6:4) ....................................19 2. Rataan Tinggi Bibit (cm) Umur 12 MST pada Perlakuan Kompos Sampah
Pasar dan Pupuk NPKMg ............................................................................23 3. Rataan Diameter Batang (mm) Bibit Umur 12 MST pada Perlakuan
Kompos Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg................................................27 4. Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 12 MST pada Perlakuan Kompos
Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg ..............................................................28 5. Rataan Panjang Akar (cm) Umur 12 MST pada Perlakuan Kompos
Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg ..............................................................29 6. Rataan Total Luas Daun (cm2) Umur 12 MST pada Perlakuan Kompos
Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg ..............................................................30 7. Rataan Bobot Segar Tajuk (g) Umur 12 MST pada Perlakuan Kompos
Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg ..............................................................34 8. Rataan Bobot Kering Tajuk (g) Umur 12 MST pada Perlakuan Kompos
Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg ..............................................................36 9. Rataan Bobot Segar Akar (g) Umur 12 MST pada Perlakuan Kompos
Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg ..............................................................37 10. Rataan Bobot Kering Akar (g) Umur 12 MST pada Perlakuan Kompos
Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg ..............................................................38 11. Rataan pH Tanah Umur 12 MST pada Perlakuan Kompos Sampah Pasar
dan Pupuk NPKMg......................................................................................40
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
No Hal 1. Hubungan Kompos Sampah Pasar Dengan Tinggi Bibit Umur
12 MST ........................................................................................................24 2. Hubungan Kompos Sampah Pasar Dengan Tinggi Bibit Pada
Berbagai Taraf Pupuk NPKMg ...................................................................25 3. Hubungan Pupuk NPKMg Dengan Tinggi Bibit Pada Berbagai
Taraf Kompos Sampah Pasar .....................................................................26 4. Hubungan Kompos Sampah Pasar Dengan Total Luas Daun Umur
12 MST ........................................................................................................31 5. Hubungan Pupuk NPKMg Dengan Total Luas Daun Pada Umur

12 MST ........................................................................................................31 6. Hubungan Kompos Sampah Pasar Dengan Total Luas Daun Pada
Berbagai Taraf Pupuk NPKMg ..................................................................32 7. Hubungan Pupuk NPKMg Dengan Total Luas Daun Bibit Pada
Berbagai Taraf Kompos Sampah Pasar .......................................................33 8. Hubungan Pupuk NPKMg Dengan Bobot Segar Tajuk Pada Umur
12 MST ........................................................................................................35 9. Hubungan Pupuk NPKMg Dengan Bobot Kering Tajuk Pada Umur
12 MST ........................................................................................................36 10. Hubungan Kompos Sampah Pasar Dengan Bobot Kering Akar Pada
Umur 12 MST..............................................................................................39 11. Hubungan Kompos Sampah Pasar Dengan pH Tanah Umur 12 MST........40
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
No Hal 1. Gambar Bagan Penelitian ............................................................................51 2. Gambar Letak Tanaman Pada Plot Penelitian .............................................52 3. Jadwal Kegiatan Penelitian..........................................................................53 4. Deskripsi Varietas Kelapa Sawit Simalungun.............................................54 5. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Bibit Kelapa Sawit ....................................55 6. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 8 MST .................................................57 7. Daftar Sidik Ragam Tinggi Bibit 8 MST ....................................................57 8. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 10 MST ...............................................58 9. Daftar Sidik Ragam Tinggi Bibit 10 MST ..................................................58 10. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 12 MST ...............................................59 11. Daftar Sidik Ragam Tinggi Bibit 12 MST ..................................................59 12. Data Pengamatan Diameter Batang 8 MST.................................................60 13. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 8 MST.............................................60 14. Data Pengamatan Diameter Batang 10 MST...............................................61 15. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 10 MST...........................................61 16. Data Pengamatan Diameter Batang 12 MST...............................................62 17. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 12 MST...........................................62 18. Data Pengamatan Jumlah Daun 8 MST.......................................................63 19. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun 8 MST...................................................63 20. Data Pengamatan Jumlah Daun 10 MST.....................................................64 21. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun 10 MST.................................................64 22. Data Pengamatan Jumlah Daun 12 MST.....................................................65
Universitas Sumatera Utara

23. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun 12 MST.................................................65 24. Data Pengamatan Panjang Akar 12 MST ....................................................66 25. Daftar Sidik Ragam Panjang Akar 12 MST ...............................................66 26. Data Pengamatan Total Luas Daun 12 MST ...............................................67 27. Daftar Sidik Ragam Total Luas Daun 12 MST ...........................................67 28. Data Pengamatan Bobot Segar Tajuk 12 MST............................................68 29. Daftar Sidik Ragam Bobot Segar Tajuk 12 MST........................................68 30. Data Pengamatan Bobot Kering Tajuk 12 MST..........................................69 31. Daftar Sidik Ragam Bobot Kering Tajuk 12 MST......................................69 32. Data Pengamatan Bobot Segar Akar 12 MST .............................................70 33. Daftar Sidik Ragam Bobot Segar Akar 12 MST .........................................70 34. Data Pengamatan Bobot Kering Akar 12 MST ...........................................71 35. Daftar Sidik Ragam Bobot Kering Akar 12 MST .......................................71 36. Data Pengamatan pH Tanah 12 MST ..........................................................72 37. Daftar Sidik Ragam pH Tanah 12 MST ......................................................72 38. Dokumentasi Penelitian ...............................................................................73 39. Hasil Analisis Kompos Sampah Pasar.........................................................77 40. Hasil Analisis Tanah....................................................................................78
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
MARTUA MARKUS TAMBUNAN: Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg (15:15:6:4) di Pre Nursery. Dibimbing oleh TOGA SIMANUNGKALIT dan T. IRMANSYAH.
Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang berada ± 25 dpl dari bulan April sampai Juli 2014. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 Faktor perlakuan. Faktor pertama adalah kompos sampah pasar dengan 4 taraf yaitu 0 g/polibeg (K0); 50 g/polibeg (K1); 100 g/polibeg (K2); 150 g/polibeg (K3) dan faktor kedua pemberian pupuk NPKMg (15:15:6:4) dengan 4 taraf yaitu 0 g/polibeg (P0); 2,5 g/polibeg (P1); 5 g/polibeg (P2) dan 7,5 g/polibeg (P3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis kompos sampah pasar berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit, total luas daun, bobot kering akar dan pH tanah namun tidak berpengaruh nyata terhadap parameter diameter batang, jumlah daun, panjang akar, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, dan bobot segar akar. Perlakuan pemberian pupuk NPKMg berpengaruh nyata terhadap diameter batang, total luas daun, bobot segar tajuk, dan bobot kering tajuk namun tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi bibit, jumlah daun, panjang akar, bobot segar akar, bobot kering akar, dan pH tanah.
Interaksi antara kedua perlakuan tersebut berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi bibit dan total luas daun. Kata kunci: Kelapa sawit, kompos sampah pasar, pupuk NPKMg (15:15:6:4).
Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
MARTUA MARKUS TAMBUNAN: The growth response of oil palm seed (Elaeis guineensis Jacq.) on waste market compost and NPKMg (15:15:6:4) fertilize aplication in pre nursery, supervised by TOGA SIMANUNGKALIT and T. IRMANSYAH.
The research was conducted at the experimental field Agricultural Faculty, The Sumatera Utara University about ± 25 metres above sea level from April to July 2014. The design use randomized block design with 2 factors treatment. The first factor was The waste market compost with 4 levels: 0 g/polybag (K0);50 g/polybag (K1); 100 g/polybag (K2); 150 g/polybag (K3) and the second factor was NPKMg (15:15:6:4) fertilizers: 0 g/polybag (P0); 2,5 g/polybag (P1); 5 g/polybag (P2) and 7,5 g/polybag(P3). The results showed that the waste market compost treatment has significantly effect to the plant height, total wide leaf, dry weight root and soil pH , however no significantly affected for, stem diameter leaf number, length of the root, fresh weight of crown, dry weight crown, and fresh weight root. The NPKMg (15:15:6:4) fertilize treatment showed significant effect to stem diameter, total wide leaf, fresh weight of crown and dry weight of crown however no significantly affected for plant height, leaf number, lenght of the root, fresh weight of root, dry weight of root and soil pH.
The interaction of both of treatmet showed significan for the plant height and total wide leaf. Keywords: Oil palm, waste market compost, NPKMg (15:15:6:4) fertilizers.
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman penghasil minyak
nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut diantaranya memiliki kadar kolesterol rendah (Sastrosayono, 2003).
Kelapa sawit sangat penting artinya bagi indonesia. Selama kurun waktu 20 tahun terakhir kelapa sawit menjadi komoditas andalan ekspor dan komoditas yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani pekebun serta para transmigran indonesia (Pardamean, 2008).
Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2013), luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia pada tahun 2011 adalah sebesar 8.992.824 ha dan semakin bertambah pada tahun 2012 yaitu sebesar 9.074.621 ha. Produksi kelapa sawit Indonesia pada tahun 2011 adalah sebesar 115.482.705 ton TBS dan mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan (1,84 %) pada tahun 2012, yaitu sebesar 117.605.355 ton TBS.
Mengingat semakin meningkatnya permintaan akan bahan minyak sawit dan peranannya bagi perekonomian Indonesia, maka untuk mempertahankan produksinya agar berkesinambungan perlu diusahakan bibit yang sehat dan bermutu tinggi. Salah satu cara untuk memperoleh bibit yang baik ialah dengan pemberian media tanam dan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman (Nurahmi, 2010).
Universitas Sumatera Utara

Unsur hara utama dalam pemupukan tanaman perkebunan meliputi N, P, K, Mg. Masing-masing unsur hara diharapkan cukup tersedia di dalam tanah, apabila ketersediaan unsur hara didalam tanah rendah, dapat berakibat tanaman mengalami gejala defisiensi atau kekahatan unsur hara. Sumber hara dalam bentuk pupuk yang digunakan pada tanaman perkebunan adalah jenis pupuk buatan anorganik, organik atau alam. Pupuk NPKMg adalah salah satu sumber pupuk anorganik yang dibutuhkan dalam pembibitan kelapa sawit (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003).
Aplikasi pupuk dengan efisiensi tinggi dapat diperoleh melalui peningkatan daya dukung tanah dan peningkatan ketersediaan unsur hara pupuk dalam media tanam bibit. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu melalui kombinasi penggunaan pupuk buatan (anorganik) dan kompos sebagai agen pembenah tanah. Penggunaan kompos pada medium pembibitan kelapa sawit sangat diperlukan untuk mengatasi terbatasnya ketersediaan bahan organik (Darlan dkk., 2005).
Sampah adalah hasil aktivitas manusia maupun alam yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah diambil unsur dan fungsi utamanya. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Sumber sampah bisa berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, dan pasar. Pemanfaatan sampah menjadi kompos memberikan banyak keuntungan, misalnya dapat memberdayakan ekonomi masyarakat, bahan yang diperlukan mudah didapat dan melimpah serta memiliki peluang pasar yang baik. Selain dalam bidang ekonomi pembuatan pupuk organik sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah lingkungan (Agustina, 2013).
Universitas Sumatera Utara


Potensi sampah organik, terutama dari daerah perkotaan berpenduduk padat, sangat tinggi. Sebagian besar sampah dari pemukiman (rumah tangga) dan pasar berupa sampah organik, yang proporsinya dapat mencapai 78%. Sampah organik ini umumnya bersifat biodegradable, yaitu dapat terurai menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana oleh aktivitas mikroorganisme tanah. Penguraian dari sampah organik ini akan menghasilkan materi yang kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan, sehingga sangat baik digunakan untuk tanaman (Sulistyawati dkk., 2009).
Hasil penelitian Gurning dkk. (2013) yang dilaksanakan di pasar sore Padang Bulan kota Medan, diketahui bahwa volume sampah pasar rata-rata adalah sebesar 3.724.748,5 cm3/hari dengan rata-rata berat sampah pasar 877,9 kg/hari. Sampah pasar ini terdiri dari komposisi sampah organik 76,4 % dan sampah anorganik 23,6%. Jumlah sampah ini tentunya tidak dapat ditampung seluruhnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), alternatif yang paling baik adalah dengan melakukan proses pengomposan sampah organik. Alternatif ini dipilih karena selain dapat mengurangi sampah pasar, juga dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi karena pedagang dapat menjual kompos dan hasil penjualan dapat menjadi penghasilan tambahan bagi pedagang di pasar.
Pemberian kompos sampah pasar meningkatkan kandungan unsur hara dan pH tanah bekas tambang Ferry (2010). Hasil panen sawi dari tanah yang diberi kompos sampah organik pasar lebih banyak di bandingkan dengan sawi yang di tanam pada tanah tanpa kompos. Dan uji kandungan Fe pada sawi menunjukkan nilai di bawah 5 ppm sesuai dengan SNI 7387:2009 sehingga sawi tersebut aman untuk di konsumsi Chandau (2012).
Universitas Sumatera Utara

Sesuai dengan uraian di atas, kompos sampah pasar memiliki potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan yaitu sebagai bahan organik dalam media tanam pembibitan kelapa sawit. Kompos sampah pasar sebagai agen pembenah tanah diharapkan dapat meningkatkan daya dukung tanah akan ketersediaan bahan organik dan unsur hara terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg (15:15:6:4) pada pembibitan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pre nursery.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan bibit
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terhadap pemberian kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg (15:15:6:4) di pre nursery.
Hipotesis Penelitian Ada peningkatan pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery dengan
pemberian kompos sampah pasar dan pupuk NPKMg (15:15:6:4) serta interaksi keduanya.
Kegunaan Penelitian Sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan serta sebagai bahan informasi tentang pemanfaatan kompos sampah pasar pada pembibitan kelapa sawit di pre nursery.
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Tanaman kelapa sawit memiliki sistem perakaran serabut, yang terdiri dari
akar primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Akar primer umumnya 6-10 mm, keluar dari pangkal batang dan menyebar secara horizontal ke dalam tanah dengan sudut yang beragam. Akar primer bercabang membentuk akar sekunder yang diameternya 2-4 mm. Akar sekunder bercabang membentuk akar tersier yang berdiameter 0,7-1,2 mm dan umumnya bercabang lagi membentuk akar kuaterner. Akar kuarterner tidak mengandung lignin, panjangnya hanya 1-4 mm dengan diameter 0,1-0,3 mm (Pahan, 2008).
Pohon kelapa sawit tumbuh tegak lurus tidak bercabang. Setiap tahun batang kelapa sawit bertambah panjang 35–45 cm. Semakin lambat pertambahan panjang batang kelapa sawit, semakin baik. Hal ini akan memudahkan perawatan, terutama untuk memanen buah dan memperpanjang masa produktifnya. Salah satu kriteria tanaman kelapa sawit unggul adalah jika pertambahan tinggi batangnya kurang dari 40 cm/tahun (Hadi, 2004).
Daun dibentuk di dekat titik tumbuh. Setiap bulan, biasanya akan tumbuh dua lembar daun. Pertumbuhan daun awal dan daun berikutnya akan membentuk sudut 1350. Daun pupus yang tumbuh keluar masih melekat dengan daun lainnya. Anak daun pada daun normal berjumlah 80-120 lembar (Sastrosayono, 2003).
Tanaman kelapa sawit di lapangan mulai berbunga pada umur 12–14 bulan, sebagian dari tandan bunga akan gugur (aborsi) sebelum atau sesudah antesis. Kelapa sawit adalah tumbuhan berumah satu, artinya karangan

Universitas Sumatera Utara

bunga jantan dan betina berada pada satu pohon, tetapi tempatnya berbeda (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003).
Tandan buah tumbuh di ketiak daun. Berat tandan buah kelapa sawit bervariasi, dari beberapa ons hingga 30 kg. Tanaman kelapa sawit mulai berbuah saat berumur 18 bulan setelah tanam, tetapi kadar minyaknya masih sedikit dan persentase limbahnya banyak. Karena itu di perkebunan kelapa sawit, bungabunga yang tumbuh pada tanaman muda akan dibuang (kastrasi) agar tidak menjadi buah (Sastrosayono, 2003).
Biji terdiri atas cangkang, embrio dan inti atau endosperm. Embrio panjangnya 3 mm berdiameter 1,2 mm berbentuk silindris seperti peluru dan memiliki 2 bagian utama. Bagian yang tumpul permukaannya berwarna kuning dan bagian lain agak tajam berwarna putih (Lubis, 2008).
Syarat Tumbuh Iklim
Tanaman kelapa sawit praktis berproduksi sepanjang tahun sehingga membutuhkan suplai air relatif sepanjang tahun pula. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan yaitu jumlah curah hujan tahunan (mm) dan distribusi curah hujan bulanan. Curah hujan yang ideal berkisar 2.000–3.500 mm/tahun yang merata sepanjang tahun dengan minimal 100 mm/bulan, di luar kisaran tersebut tanaman akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan berproduksi. Curah hujan antara 1700–2.500 dan 3.500–4.000 tanaman akan mengalami sedikit hambatan. Di lokasi dengan curah hujan kurang dari 1.450 mm/tahun dan lebih dari 5.000 mm/tahun sudah tidak sesuai untuk sawit. Rendahnya curah hujan tahunan berkaitan dengan defisit air dalam jangka waktu relatif lama sedangkan
Universitas Sumatera Utara

curah hujan yang tinggi berkaitan dengan rendahnya intensitas cahaya (Allolerung dkk., 2010).
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit antara 5-7 jam/hari. Tanaman ini memerlukan temperatur optimal 24-28o C. Ketinggian tempat yang ideal untuk sawit antara 1-500 m dpl (di atas permukaan laut). Kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80 - 90%. (BPPT, 2008).
Kecepatan angin 5-6 km/jam, sangat baik untuk membantu proses penyerbukan. Angin yang terlalu kencang akan menyebabkan tanaman baru doyong atau miring (Lubis, 2008).
Sinar matahari sangat penting dalam kehidupan tumbuhan, karena merupakan salah satu syarat mutlak bagi terjadinya proses fotosintesis. Untuk pertumbuhan kelapa sawit yang optimal diperlukan sekurang-kurangnya 5 jam penyinaran per hari sepanjang tahun. Meskipun sebaiknya selama beberapa bulan terdapat 7 jam penyinaran per hari, tetapi statistik menunjukkan bahwa diberbagai wilayah kelapa sawit yang lama penyinarannya di luar batas-batas tersebut dapat diperoleh produktivitas yang memadai juga (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003). Tanah
Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0-5,5. Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15o (Kiswanto dkk., 2008).
Universitas Sumatera Utara

Sifat fisik tanah yang dikehendaki tanaman kelapa sawit adalah solum yang dalam, lebih dari 80 cm. Solum yang tebal merupakan media yang baik bagi perkembangan akar sehingga efisiensi penyerapan hara tanaman akan lebih baik. Tekstur lempung atau lempung berpasir dengan komposisi 20-60% pasir, 10-40 % lempung dan 20-50 % liat. Struktur perkembangannya kuat, konsistensinya gembur sampai agak teguh dan permeabilitas sedang (Lubis, 2008).
Kedalaman air tanah merupakan faktor yang sangat penting, karena berkaitan dengan kebutuhan air jika terjadi kemarau panjang. Jika kekurangan air, kelapa sawit akan mengalami stres, ditandai dengan meningkatnya jumlah bunga jantan dan menurunnya bunga betina yang dihasilkan. Sebaiknya jika kedalaman air tanah terlalu dangkal, akar kelapa sawit akan selalu tergenang sehingga perkembangan akar dan aerasi menjadi buruk (Hadi, 2004).
Pembibitan Kelapa Sawit Pembibitan pada perkebunan kelapa sawit merupakan kegiatan menanam
kecambah pada suatu media tanam (tanah dalam polibag), sehingga bibit tersebut siap untuk ditanam secara permanen di areal perkebunan (setelah bibit berumur 12 bulan). Pembibitan pada perkebunan kelapa sawit pada umumnya dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama disebut pre nursery dan tahap kedua disebut main nursery (Hadi, 2004).

Pembibitan dua tahap terdiri atas pembibitan pendahuluan (pre nursery) dalam kantong plastik kecil hingga bibit berumur 3 – 4 bulan baru dilanjutkan dalam pembibitan utama (main nursery) menggunakan kantong plastik besar hingga bibit berumur 10 – 14 bulan. Sedangkan pembibitan satu tahap, kecambah
Universitas Sumatera Utara

langsung ditanam dalam kantong plastik besar hingga umur siap dipindahkan ke lapang (Allurerung dkk., 2010).
Keuntungan dari sistem pembibitan dua tahap adalah : a. Karena ditanam dalam kantong kecil, bibit tahap awal terkumpul dalam satu
satuan luas yang lebih kecil, sehingga memudahkan pengawasan, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit. b. Penggunaan kantong plastik besar lebih sedikit karena seleksi awal (sekitar 10%) telah dilakukan, dan lama pembibitan dalam kantong plastik besar lebih singkat. c. Kebutuhan tanah lebih sedikit. d. Biaya penyiraman lebih murah. (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003).
Pembibitan pendahuluan (Pre Nursery) dapat dilakukan dengan menanam kecambah di atas bedengan atau di dalam kantong plastik kecil. Penggunaan bedengan tidak dianjurkan karena pemeliharaan lebih sulit dan seleksi bibit tidak bisa intensif serta banyak bibit yang rusak pada saat pemindahan ke kantong plastik besar (Allolerung dkk., 2010).
Lokasi pembibitan harus memenuhi syarat yaitu dekat dengan sumber air, letaknya tidak jauh dari lokasi penanaman karena biaya angkutan bibit mahal, areal datar dan mudah dipasang instalasi air, dekat kantor dan pemukiman supaya mudah pengawasannya, keamanan terjamin dan bebas dari gangguan binatang serta jauh dari sumber hama dan penyakit (Sastrosayono, 2003).
Universitas Sumatera Utara

Kompos Sampah Pasar Sampah adalah hasil aktivitas manusia maupun alam yang sudah tidak
digunakan lagi karena sudah diambil unsur dan fungsi utamanya. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Sumber sampah bisa berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar dan berbagai kegiatan lainnya.
Salah satu upaya mengatasi permasalahan sampah adalah dengan melakukan daur ulang sampah organik dengan proses pengomposan. Pengomposan merupakan suatu teknik pengolahan limbah padat yang mengandung bahan organik biodegradable (dapat diuraikan mikroorganisme). Selain menjadi pupuk organik, kompos juga dapat memperbaiki struktur tanah, memperbesar kemampuan tanah dalam menyerap air dan menahan air serta zat-zat hara lain. Pengomposan alami membutuhkan waktu yang relatif lama, yaitu sekitar 2-3 bulan bahkan 6-12 bulan. Pengomposan dapat berlangsung dengan fermentasi yang lebih cepat dengan bantuan effective innoculant atau aktivator (Agustina, 2013).
Kompos dapat menambah kandungan bahan organik dalam tanah yang dibutuhkan tanaman. Bahan organik yang terkandung dalam kompos dapat mengikat partikel tanah. Ikatan partikel tanah ini dapat meningkatkan penyerapan akar tanaman terhadap air, mempermudah penetrasi akar pada tanah, dan memperbaiki pertukaran udara dalam tanah, sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman (Sriharti dan Salim, 2010).
Pengaruh penambahan bahan organik terhadap pH tanah dapat meningkatkan atau menurunkan pH tanah tergantung oleh tingkat kematangan
Universitas Sumatera Utara

bahan organik yang kita tambahkan dan jenis tanahnya. Penambahan bahan organik yang belum masak (misal pupuk hijau) atau bahan organik yang masih mengalami proses dekomposisi, biasanya akan menyebabkan penurunan pH tanah, karena selama proses dekomposisi akan melepaskan asam-asam organik yang menyebabkan menurunnya pH tanah. Sebaliknya apabila bahan organik yang diaplikasikan telah terdekomposisi lanjut (matang), maka pH tanah akan meningkat karena bahan organik yang telah termineralisasi akan melepaskan mineralnya, berupa kation-kation basa (Atmojo, 2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengomposan antara lain: rasio C/N, ukuran partikel, aerasi, porositas, kandungan air, suhu, pH, kandungan hara, dan kandungan bahan-bahan berbahaya. Aspek/manfaat kompos bagi tanah dan tanaman : 1. Meningkatkan kesuburan tanah, 2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, 3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah, 4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah, 5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen), 6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman, 7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman, 8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah (Isroi, 2006).
Hasil analisis kompos sampah pasar oleh Berutu (2009) menunjukkan bahwa jumlah kandungan hara Nitrogen adalah 1,69%, Fosfat 0,34 % dan Kalium 2,81 %. Dengan kata lain, 100 kg kompos setara dengan 1,69 kg urea, 0,34 kg SP 36 dan 2,81 kg KCL.

Pupuk NPKMg Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur
pupuk. Pupuk majemuk dibedakan lagi menjadi pupuk majemuk tak lengkap dan
Universitas Sumatera Utara

pupuk majemuk lengkap. Pupuk majemuk tak lengkap terdiri dari kombinasi berikut : Pupuk NP, Pupuk NK, Pupuk PK. Pupuk majemuk lengkap adalah pupuk yang mengandung tiga unsur pupuk yaitu NPK (Damanik dkk., 2011).
Unsur hara utama dalam pemupukan tanaman perkebunan meliputi N, P , K, Mg. Masing-masing unsur hara diharapkan cukup tersedia di dalam tanah, apabila ketersediaan unsur hara di dalam tanah rendah, dapat menyebabkan tanaman mengalami gejala defisiensi atau kekahatan unsur hara (Mangoensoekarjo, 2007).
Unsur N merupakan unsur utama penyusun biomassa berperan di dalam merangsang pertumbuhan vegetatif seperti tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dll (Mangoensoekarjo dan Semangun 2003). Unsur N diperlukan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun (Novizan, 2005). Damanik dkk. (2011) juga menyatakan bahwa pengaruh N meningkatkan bagian protoplasma sehingga mengakibatkan terjadi peningkatan ukuran sel batang maupun daun.Unsur N adalah penyusun utama biomassa tanaman muda.
Unsur Fosfat (P) pada tanaman berfungsi untuk merangsang pembentukan akar dan memperkuat batang agar tidak mudah roboh serta unsur P dapat memacu pertumbuhan akar karena ketersediaan unsur P akan meningkatkan laju fotosintesis (Hasibuan 2011).
Kalium diperlukan dalam proses membuka dan menutup stomata daun sehingga kekahatan hara K sangat nampak pada musim kemarau. Unsur K berperan pada pengangkutan hasil-hasil fotosintesis, mengaktifkan enzim dan melakukan sintesis minyak. Pada tanaman kelapa sawit unsur hara K berpengaruh
Universitas Sumatera Utara

terhadap jumlah dan ukuran tandan buah, dan berperan untuk ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit (Mangoensoekarjo, 2007).
Magnesium adalah penyusun utama dari klorofil. Setiap molekul klorofil mengandung satu atom magnesium. Klorofil membuat daun berwarna hijau, oleh karena itu tidak akan ada tanaman berwarna hijau tanpa adanya cukup magnesium di tubuh tanaman. Takaran magnesium dalam klorofil tidak melebihi seperempat takaran total daunnya. Hal ini mempunyai arti bahwa adanya fungsi lain dari magnesium selain sebagai penyusun klorofil (Damanik dkk., 2011).
Ketersediaan unsur hara yang cukup bagi tanaman akan menyebabkan pertumbuhan tanaman yang optimal. Pertumbuhan sebagai proses diferensiasi yang bersifat progresif dan dinyatakan dalam tinggi tanaman, diameter batang atau seluruh organ tanaman seperti berat kering tanaman (Damanik dkk., 2011). Agustina (1990) juga menyatakan bahwa penambahan hasil tanaman sebagai respon penambahan pupuk berbanding lurus dengan selisih hasil maksimum dengan hasil aktual. Hasil maksimum dicapai pada sejumlah nutrisi yang tidak terlalu tinggi tarafnya karena makin tinggi taraf, maka hasil justru menurun.
Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan dengan ketinggian ± 25 meter di atas permukaan laut, mulai bulan April 2014 sampai dengan Juli 2014.
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kecambah kelapa

sawit Tenera (DxP) PPKS Medan varietas Simalungun sebagai objek yang akan diamati, tanah subsoil dari daerah Mancang sebagai media tanam, pupuk NPKMg (15:15:6:4) sebagai perlakuan pupuk yang diaplikasikan ke bibit kelapa sawit, kompos sampah pasar yang berasal dari sampah pasar sore Padang Bulan Medan, polibag ukuran 18 cm x 25 cm sebagai tempat media tanam pembibitan, pelepah kelapa sawit sebagai bahan naungan, bambu sebagai bahan konstruksi naungan, insektisida berbahan aktif Deltametrin untuk mengendalikan hama, fungisida berbahan aktif Propineb untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan jamur.
Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, meteran, ayakan, timbangan analitik, soil tester, gembor, sprayer, kertas label perlakuan dan penanda sampel, spidol, penggaris, jangka sorong, form data, kalkulator, alat tulis, dan alat lainnya yang mendukung penelitian ini.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial
dengan 2 faktor yaitu :
Universitas Sumatera Utara

• Faktor I : Kompos Sampah Pasar (K) dengan 4 taraf yaitu :

K0 = 0 g/polibag

K1 = 50 g/polibag

K2 = 100 g/polibag

K3 = 150 g/ polibag • Faktor II : Pupuk NPKMg (15:15:6:4) (P) dengan 4 taraf yaitu :

P0 = 0 g/polibag

P1 = 2,5 g/polibag

P2 = 5 g/polibag

P3 = 7,5 g/polibag Sehingga diperoleh 16 kombinasi perlakuan yaitu :

K0P0 K0P1

K1P0 K1P1

K2P0 K2P1

K3P0 K3P1

K0P2 K1P2 K2P2 K3P2

K0P3 K1P3 K2P3 K3P3

Jumlah ulangan (blok)

: 3 blok

Jumlah plot percobaan

: 48 plot

Jumlah polibag/plot

: 3 polibag

Ukuran polibag

: 18 x 25 cm

Jarak antar polibag

: 20 cm x 20 cm

Jarak antar plot

: 30 cm

Ukuran 1 plot

: 50 cm x 50 cm

Jarak antar blok

: 50 cm

Jumlah polibag seluruhnya : 144 polibag

Universitas Sumatera Utara

Jumlah sampel/plot

: 3 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 144 tanaman

Jumlah sampel seluruhnya : 144 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis sidik ragam dengan model linier sebagai

berikut: Yijk μ ρi j k

jk εijk

Dimana:

Yijk = Hasil pengamatan unit percobaan pada blok ke-i dengan perlakuan

Kompos Sampah Pasar ke-j dan taraf pupuk NPKMg taraf ke-k.

μ = Rata-rata (nilai tengah) objek percobaan

ρi = Efek dari blok ke-i

αj = Efek dari perlakuan Kompos Sampah Pasar taraf ke-j

βk = Efek dari perlakuan pupuk NPKMg taraf ke-k

(αβ)jk = Efek interaksi Kompos Sampah Pasar taraf ke-j dan pupuk NPKMg

taraf ke-k pada blok ke-i

Εijk = Efek galat yang disebabkan faktor Kompos Sampah Pasar taraf ke-j dan

faktor pupuk NPKMg taraf ke-k pada blok ke-i.

Dari hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan

uji beda rataan yaitu uji Duncan pada taraf 5% (Steel dan Torrie, 1993).

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN
Pembuatan Kompos Sampah Pasar Sampah pasar dikumpulkan dari pasar sore Padang Bulan Medan sebanyak
100 kg. Jenis sampah yang diambil adalah sisa sayuran, sisa kulit hasil pengupasan sayuran dan buah yang sudah layu dan tidak layak dikonsumsi lagi. Buah dan sayuran yang mengandung kadar air tinggi seperti jeruk dan tomat tidak diambil, lalu sampah dicacah dengan ukuran 2 cm. Setelah dicacah, lalu ditambahkan bioaktivator EM 4 dengan perbandingan EM 4 : molase/gula : air (1 : 1 : 50). Larutan bioaktivator disemprotkan pada sampah yang sudah dicacah hingga kadar air mencapai 30 – 40% lalu sampah ditutup dengan spanduk. Selama proses pengomposan suhu dikontrol agar tidak melebihi 600C, apabila suhu sudah tinggi maka dilakukan proses pembalikan kompos. Kompos matang dicirikan dengan perubahan fisik seperti tidak berbau, warna menghitam dan tekstur remah, perubahan kimia seperti pH menjadi netral dan kadar C/N berkisar antara 10 – 20. Persiapan Areal Pembibitan
Lahan dipersiapkan sebaik mungkin berukuran 10 x 3 m di lahan datar dan terbuka, strategis dan aman, dekat dengan sumber air permanen dan memiliki drainase yang baik. Areal yang akan digunakan dibersihkan dari gulma dan sisa akar tanaman. Dibuat plot percobaan dengan ukuran 50 cm x 50 cm, dengan jarak antar plot 20 cm dan jarak antar blok 50 cm. Kemudian dibuat naungan dari kombinasi pelepah sawit dan bahan paranet dengan tinggi naungan 2 m dari permukaan lahan.
Universitas Sumatera Utara

Persiapan Media Tanam Sebelum digunakan tanah subsoil di analisis di laboratorium lalu diayak
dengan menggunakan ayakan pasir (ukuran lubang 1 cm). Media diisikan dalam polibag hingga media cukup padat lalu ditimbang sehingga berat masing-masing polibag sama (2 kg). Kemudian polibag diletakkan dan disusun dengan jarak antar polibag 20 cm x 20 cm pada plot percobaan. Dalam satu plot percobaan terdapat 3 polibag bibit.
Aplikasi Kompos Sampah Pasar Aplikasi kompos sampah pasar dilakukan pada saat penanaman kecambah
kelapa sawit sesuai dengan taraf perlakuan masing-masing. Aplikasi dilakukan dengan cara menaburkan kompos sampah pasar di lubang tanam polibag.
Penanaman Benih kecambah yang digunakan adalah kecambah normal yang memiliki
plumula dan radikula yang berlawanan arah. Sebelum penanaman dilakukan, kecambah terlebih dahulu direndam dalam larutan fungisida dengan konsentrasi 2 gram/l air selama 10 menit. Tiap polibag ditanam 1 benih kecambah dengan kedalaman 3 cm dari permukaan media tanam.
Aplikasi Pupuk NPKMg (15:15:6:4) Aplikasi pupuk NPKMg (15:15:6:4) dilakukan pada waktu bibit berumur
4 MST, 5 MST, 6 MST, 7 MST, dan 8 MST. Pemupukan dilakukan pada sore hari dengan cara ditaburkan secara melingkar merata pada media lalu sedikit dibenamkan. Jadwal pengaplikasian pupuk disajikan pada tabel 1.
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Jadwal pengaplikasian pupuk NPKMg (15:15:6:4).

Aplikasi Pupuk NPKMg (15:15:6:4)

Perlakuan

Minggu Ke-, Setelah Tanam Kecambah

4567

P0 = 0 g/bibit

0g

0g

0g

0g

P1 = 2,5 g/bibit 0,5 g

0,5 g

0,5 g

0,5 g

P2 = 5 g/bibit

1g

1g

1g

1g

P3 = 7,5 g/bibit 1,5 g

1,5 g

1,5 g

1,5 g

8 0g 0,5 g 1g 1,5 g

Pemeliharaan Penyiraman
Penyiraman bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman bibit dan agar media pembibitan kelapa sawit tetap terjaga kelembabannya. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari atau disesuaikan dengan kondisi kelembaban media dan lahan. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.

Penyiangan Penyiangan dilakukan dengan membersihkan tanah pada media
pembibitan dan sekitar areal pembibitan dari gulma. Penyiangan dilakukan 1 kali seminggu dan disesuaikan dengan kondisi media tanam dan lahan. Penyiangan dilakukan secara manual pada polibag dan lahan percobaan.

Pengamatan Gejala Serangan Hama dan Penyakit Pengamatan gejala serangan hama dan penyakit dilakukan 2 kali
seminggu. Adapun hama yang sering menyerang pembibitan kelapa sawit adalah Belalang dan Apid, sedangkan penyakitnya disebabkan oleh jamur/fungi.

Universitas Sumatera Utara

Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dilakukan dengan aplikasi insektisida berbahan aktif
Deltametrin yang disemprotkan 1 kali seminggu. Pengendalian jamur/fungi dilakukan dengan aplikasi fungisida berbahan aktif Propineb yang disemprotkan 1 kali seminggu secara bergantian. T