Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Main Nursery Terhadap Komposisi Media Tanam dan Pemberian Pupuk Posfat

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT
SKRIPSI
OLEH: VICTOR KOMALA
060301043 BDP-AGRONOMI
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT
SKRIPSI
OLEH:
VICTOR KOMALA 060301043
BDP-AGRONOMI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

( Ir. Meiriani, MP ) Ketua Komisi Pembimbing NIP. 19650518 199203 2 001

( Nini Rahmawati SP, MSi ) Anggota Komisi Pembimbing NIP. 19720215 200112 2 002

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi : Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis

Jacq) di Main Nursery Terhadap Komposisi Media Tanam

dan Pemberian Pupuk Posfat.

Nama

: Victor Komala

NIM

: 060301043

Departemen : Budidaya Pertanian


Program Studi : Agronomi

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

(Ir. Meiriani, MP) Ketua

(Nini Rahmawati, SP, MSi) Anggota

Mengetahui,

(Prof. Ir. Edison Purba, Ph.D) Ketua Departemen Budidaya Pertanian

Tanggal Lulus : Nopember 2010

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
VICTOR KOMALA: Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Main Nursery Terhadap Komposisi Media Tanam dan Pemberian Pupuk Fosfat, dibimbing oleh MEIRIANI dan NINI RAHMAWATI.
Untuk mencari pengganti tanah topsoil bagi media tanam bibit kelapa sawit yang sering digunakan. Untuk itu dilakukan penelitian di Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi (± 40 m dpl) pada bulan Januari sampai bulan Juli 2010 menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu komposisi media tanam (M) dengan 3 taraf yaitu M0 (100% subsoil), M1 (80% subsoil dengan kompos tandan kosong kelapa sawit 20%), dan M2 (60% subsoil dengan kompos tandan kosong kelapa sawit 40%). Faktor kedua yaitu dosis pupuk fosfor (P) yaitu 70, 90, 110, dan 130 g per bibit. Parameter yang diamati adalah tinggi bibit, jumlah daun, diameter batang, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, serapan P tanaman dan kandungan P tanah.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa media tanam nyata meningkatkan nilai pertumbuhan vegetatif dari semua parameter. Pemberian pupuk fosfat berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter kecuali kandungan P tanah. Interaksi perlakuan berpengaruh tidak nyata terdapat semua parameter.

Kata kunci : Pupuk Fosfat, Media Tanam, Main Nursery, Kelapa Sawit.
ABSTRACT
VICTOR KOMALA: Response in Growth of Palm Oil(Elaeis guineensis Jacq) seeds at the Main Nursery to the composition of planting media and supplying phosphate fertilizer, supervised by MEIRIANI and NINI RAHMAWATI.
To find topsoil replacement which is often use as planting media in the palm oil nursery. Therefore, a research had been carried out in district Padang Hilir Tebing Tinggi city (± 40 m asl), since January to July 2010 using factorial randomized block design with two factors. The first factor is planting media composition (M) with 3 level, M0 (100% subsoil), M1 (80% subsoil with palm oil fruit bunch compost 20%), and M2 (60% subsoil with palm oil fruit bunch compost 40%). The second factor is doses of phosphate fertilizer (P) they are 70, 90, 110, and 130 g per seed. Parameters measured were seed height, leaves number, stem diameter, wet greenery weight, wet rooting weight, dry greenery weight, dry rooting weight, P absorption in plant and P content in media.
The results showed that the treatment of the planting media significantly increase value of vegetative on all parameters. The phosphate fertilizer gives unsignificantly effects on all parameters except P content in media. The interaction between planting media and phosphate fertilizer gives unsignificantly effects on all parameters.
Key word : Phosphate Fertilizer, Planting Media, Main Nursery, Oil Palm.
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tebing Tinggi pada tanggal 11 Juni 1988 dari Ayah Henry dan Ibu Dra. Linda Elfa. Penulis merupakan anak tertua dari tiga bersaudara.
Tahun 2006, penulis lulus dari SMU Methodist-2 Medan dan pada tahun 2006 lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara (USU) melalui jalur SPMB. Penulis memilih Program Studi Agronomi Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan penulis menjadi asisten Laboratorium Fisiologi Tumbuhan (2008-2010). Penulis juga melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN IV Unit Kebun Gunung Bayu, Sumatera Utara, pada bulan Juli 2009.
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Adapun judul penelitian yang dipilih adalah “Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Main Nursery terhadap Komposisi Media Tanam dan Pemberian Pupuk Posfat”.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Ir. Meiriani, MP dan Nini Rahmawati, SP, MSi selaku pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan juga kepada pada dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis serta seluruh pegawai Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan jasa kepada penulis selama masa perkuliahan.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua penulis, Henry dan Drs. Linda Elfa atas doa, cinta, dan kasih sayang serta nasehatnya. Ungkapan senada juga disampaikan kepada Wenti Komala, David Komala, Bapak Ir. B. Taniputra, Bapak DR. Ir. Kabul Pamin, dan Bapak Dr. Ir. Z. Poeloengan, serta seluruh keluarga atas segala doa dan dukungannya.
Disamping itu, terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman terbaik saya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu namanya BDP 06 serta rekan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Medan, Oktober 2010

Penulis
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Hal ABSTRACT .................................................................................................. ii ABSTRAK .................................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP....................................................................................... iii KATA PENGANTAR................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................. v DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR..................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ix
PENDAHULUAN Latar Belakang.......................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 4 Kegunaan Penelitian ................................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh ......................................................................................... 5 Iklim ................................................................................................... 5 Tanah .................................................................................................. 5 Varietas Sei Pancur I (Dumpy).................................................................. 6 Pembibitan (Main Nursery)....................................................................... 7 Pupuk Organik Tandan Kosong Kelapa Sawit ........................................... 8 Pupuk Fosfor ............................................................................................ 10 Subsoil...................................................................................................... 12
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 14 Bahan dan Alat Penelitian ......................................................................... 14 Metode Penelitian ..................................................................................... 14 Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 17 Persiapan Areal Pembibitan................................................................. 17 Persiapan dan Analisa Media Media.................................................... 17 Penanaman Bibit ................................................................................. 17 Pemupukan ......................................................................................... 18 Pemeliharaan Tanaman ....................................................................... 18 Penyiraman .................................................................................. 18 Penyiangan .................................................................................. 18 Pengendalian Hama dan Penyakit................................................. 18 Pengamatan Parameter ........................................................................ 19 Pengamatan Pendahuluan............................................................. 19 Tinggi Bibit (cm) ......................................................................... 19 Pertambahan Jumlah Daun (helai) ................................................ 19 Pertambahan Diameter Batang (cm) ............................................. 19
Universitas Sumatera Utara

Bobot Basah Tajuk Atas (gram) ................................................... 20 Bobot Basah Akar (gram) ............................................................ 20 Bobot Kering Tajuk Atas (gram) .................................................. 20 Bobot Kering Akar (gram) ........................................................... 20 Serapan Fosfat Tanaman (%) ....................................................... 21 Kandungan Fosfat Tersedia di Tanah (ppm) ................................. 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ......................................................................................................... 22 Pembahasan .............................................................................................. 37 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan............................................................................................... 42 Saran......................................................................................................... 42 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 43 LAMPIRAN ................................................................................................. 45
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
Hal 1. Kandungan nutrisi yang terkandung di dalam kompos tandan kosong
kelapa sawit............................................................................................. 10 2. Tinggi bibit kelapa sawit (cm) umur 26 MSPT di main nursery pada
berbagai media tanam dan pemberian pupuk fosfat .................................. 22 3. Pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) umur 26 MSPT di
main nursery pada berbagai media tanam dan pemberian pupuk fosfat .... 24 4. Pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit (cm) umur 26 MSPT di
main nursery pada berbagai media tanam dan pemberian pupuk fosfat .... 26 5. Bobot basah tajuk bibit kelapa sawit (gram) umur 26 MSPT di main
nursery pada berbagai media tanam dan pemberian pupuk fosfat ............ 28 6. Bobot basah akar bibit kelapa sawit (gram) umur 26 MSPT di main

nursery pada berbagai media tanam dan pemberian pupuk fosfat ............. 29 7. Bobot kering tajuk bibit kelapa sawit (gram) umur 26 MSPT di main
nursery pada berbagai media tanam dan pemberian pupuk fosfat ............. 31 8. Bobot kering akar bibit kelapa sawit (gram) umur 26 MSPT di main
nursery pada berbagai media tanam dan pemberian pupuk fosfat ............. 32 9. Serapan P bibit kelapa sawit (%) di main nursery pada berbagai media
tanam dan pemberian pupuk fosfat .......................................................... 34 10. Kandungan P tersedia di dalam tanah (ppm) pada berbagai media
tanam dan pemberian pupuk fosfat pada sampel destruktif....................... 35
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
Hal 1. Hubungan tinggi bibit kelapa sawit umur 26 MSPT di main nursery
dengan media tanam ................................................................................ 23 2. Hubungan pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit umur
26 MSPT di main nursery dengan media tanam ...................................... 25 3. Hubungan pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit umur
26 MSPT di main nursery dengan media tanam....................................... 27 4. Hubungan bobot basah tajuk bibit kelapa sawit umur 26 MSPT di
main nursery dengan media tanam........................................................... 28 5. Hubungan bobot basah akar bibit kelapa sawit umur 26 MSPT di
main nursery dengan media tanam........................................................... 30 6. Hubungan bobot kering tajuk bibit kelapa sawit umur 26 MSPT di
main nursery dengan media tanam........................................................... 31 7. Hubungan bobot kering akar bibit kelapa sawit umur 26 MSPT di
main nursery dengan media tanam........................................................... 33 8. Hubungan serapan P bibit kelapa sawit di main nursery dengan
media tanam ............................................................................................ 34 9. Hubungan kandungan P di dalam tanah dengan media tanam .................. 36 10. Hubungan kandungan P di dalam tanah dengan pupuk fosfat ................... 36 11. Bibit kelapa sawit berumur pada ulangan I .............................................. 97 12. Bibit kelapa sawit berumur pada ulangan II ............................................. 97 13. Bibit kelapa sawit berumur pada ulangan III ............................................ 98
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Hal 1. Data tinggi bibit kelapa sawit (cm) pada saat pindah tanam ..................... 45 2. Daftar sidik ragam tinggi bibit kelapa sawit pada saat pindah tanam ........ 45 3. Data tinggi bibit kelapa sawit (cm) 2 MSPT ............................................ 46 4. Daftar sidik ragam tinggi bibit kelapa sawit 2 MSPT ............................... 46 5. Data tinggi bibit kelapa sawit (cm) 4 MSPT ............................................ 47 6. Daftar sidik ragam tinggi bibit kelapa sawit 4 MSPT ............................... 47 7. Data tinggi bibit kelapa sawit (cm) 6 MSPT ............................................ 48 8. Daftar sidik ragam tinggi bibit kelapa sawit 6 MSPT ............................... 48 9. Data tinggi bibit kelapa sawit (cm) 8 MSPT ............................................ 49 10. Daftar sidik ragam tinggi bibit kelapa sawit 8 MSPT ............................... 49 11. Data tinggi bibit kelapa sawit (cm) 10 MSPT........................................... 50 12. Daftar sidik ragam tinggi bibit kelapa sawit 10 MSPT ............................. 50 13. Data tinggi bibit kelapa sawit (cm) 12 MSPT........................................... 51 14. Daftar sidik ragam tinggi bibit kelapa sawit 12 MSPT ............................. 51 15. Data tinggi bibit kelapa sawit (cm) 14 MSPT........................................... 52 16. Daftar sidik ragam tinggi bibit kelapa sawit 14 MSPT ............................. 52 17. Data tinggi bibit kelapa sawit (cm) 16 MSPT........................................... 53 18. Daftar sidik ragam tinggi bibit kelapa sawit 16 MSPT ............................. 53 19. Data tinggi bibit kelapa sawit (cm) 18 MSPT........................................... 54 20. Daftar sidik ragam tinggi bibit kelapa sawit 18 MSPT ............................. 54 21. Data tinggi bibit kelapa sawit (cm) 20 MSPT........................................... 55 22. Daftar sidik ragam tinggi bibit kelapa sawit 20 MSPT ............................. 55
Universitas Sumatera Utara

23. Data tinggi bibit kelapa sawit (cm) 22 MSPT........................................... 56 24. Daftar sidik ragam tinggi bibit kelapa sawit 22 MSPT ............................. 56 25. Data tinggi bibit kelapa sawit (cm) 24 MSPT........................................... 57 26. Daftar sidik ragam tinggi bibit kelapa sawit 24 MSPT ............................. 57 27. Data tinggi bibit kelapa sawit (cm) 26 MSPT........................................... 58 28. Daftar sidik ragam tinggi bibit kelapa sawit 26 MSPT ............................. 58 29. Data pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) pada saat
pindah tanam ........................................................................................... 59 30. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit pada
saat pindah tanam..................................................................................... 59 31. Data pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) 2 MSPT........... 60 32. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit
2 MSPT................................................................................................... 60 33. Data pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) 4 MSPT........... 61 34. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit
4 MSPT................................................................................................... 61 35. Data pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) 6 MSPT........... 62 36. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit
6 MSPT................................................................................................... 62 37. Data pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) 8 MSPT........... 63 38. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit
8 MSPT................................................................................................... 63 39. Data pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) 10 MSPT......... 64 40. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit
10 MSPT ................................................................................................. 64 41. Data pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) 12 MSPT......... 65 42. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit
12 MSPT ................................................................................................. 65
Universitas Sumatera Utara

43. Data pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) 14 MSPT......... 66
44. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit 14 MSPT ................................................................................................. 66
45. Data pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) 16 MSPT......... 67
46. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit 16 MSPT ................................................................................................. 67
47. Data pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) 18 MSPT......... 68
48. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit 18 MSPT ................................................................................................. 68

49. Data pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) 20 MSPT......... 69
50. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit 20 MSPT ................................................................................................. 69
51. Data pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) 22 MSPT......... 70
52. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit 22 MSPT ................................................................................................. 70
53. Data pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) 24 MSPT......... 71
54. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit 24 MSPT ................................................................................................. 71
55. Data pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) 26 MSPT......... 72
56. Daftar sidik ragam pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit 26 MSPT ................................................................................................. 72
57. Data pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit (cm) pada saat pindah tanam ........................................................................................... 73
58. Daftar sidik ragam pertambahan bibit diameter batang pada saat pindah tanam ........................................................................................... 73
59. Data pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit (cm) 2 MSPT ........ 74
60. Daftar sidik ragam pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit 2 MSPT................................................................................................... 74
61. Data pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit (cm) 4 MSPT ........ 75
Universitas Sumatera Utara

62. Daftar sidik ragam pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit 4 MSPT................................................................................................... 75
63. Data pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit (cm) 6 MSPT ........ 76
64. Daftar sidik ragam pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit 6 MSPT................................................................................................... 76
65. Data pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit (cm) 8 MSPT ........ 77
66. Daftar sidik ragam pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit 8 MSPT................................................................................................... 77

67. Data pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit (cm) 10 MSPT ...... 78
68. Daftar sidik ragam pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit 10 MSPT ................................................................................................. 78
69. Data pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit (cm) 12 MSPT ...... 79
70. Daftar sidik ragam pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit 12 MSPT ................................................................................................. 79
71. Data pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit (cm) 14 MSPT ...... 80
72. Daftar sidik ragam pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit 14 MSPT ................................................................................................. 80
73. Data pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit (cm) 16 MSPT ...... 81
74. Daftar sidik ragam pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit 16 MSPT ................................................................................................. 81
75. Data pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit (cm) 18 MSPT ...... 82
76. Daftar sidik ragam pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit 18 MSPT ................................................................................................. 82
77. Data pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit (cm) 20 MSPT ...... 83
78. Daftar sidik ragam pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit 20 MSPT ................................................................................................. 83
79. Data pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit (cm) 22 MSPT ...... 84
80. Daftar sidik ragam pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit 22 MSPT ................................................................................................. 84
Universitas Sumatera Utara

81. Data pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit (cm) 24 MSPT ...... 85 82. Daftar sidik ragam pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit
24 MSPT ................................................................................................. 85 83. Data pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit (cm) 26 MSPT ...... 86 84. Daftar sidik ragam pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit
26 MSPT ................................................................................................. 86 85. Data bobot basah tajuk bibit kelapa sawit (gram) ..................................... 87 86. Daftar Sidik Ragam bobot basah bibit tajuk kelapa sawit ......................... 87 87. Data bobot basah akar bibit kelapa sawit (gram) ...................................... 88 88. Daftar sidik ragam bobot basah akar bibit kelapa sawit ............................ 88 89. Data bobot kering tajuk bibit kelapa sawit (gram) .................................... 89 90. Daftar sidik ragam bobot kering tajuk bibit kelapa sawit .......................... 89 91. Data bobot kering akar bibit kelapa sawit (gram) ..................................... 90 92. Daftar sidik ragam bobot kering akar bibit kelapa sawit ........................... 90 93. Data analisis kadar P bibit kelapa sawit (%)............................................. 91 94. Daftar sidik ragam analisis kadar P bibit kelapa sawit (%) ....................... 91 95. Data analisis kandungan P tanah (ppm).................................................... 92 96. Daftar sidik ragam analisis kandungan P tanah (ppm) .............................. 92 97. Jadwal kegiatan penelitian 1 .................................................................... 93 98. Jadwal kegiatan penelitian 2 .................................................................... 93 99. Karakteristik DyxP sungai pancur 1 (Dumpy) .......................................... 94 100. Bagan penelitian dan plot penelitian ........................................................ 95 101. Kriteria penilaian hasil analisis tanah....................................................... 96
Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
VICTOR KOMALA: Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Main Nursery Terhadap Komposisi Media Tanam dan Pemberian Pupuk Fosfat, dibimbing oleh MEIRIANI dan NINI RAHMAWATI.
Untuk mencari pengganti tanah topsoil bagi media tanam bibit kelapa sawit yang sering digunakan. Untuk itu dilakukan penelitian di Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi (± 40 m dpl) pada bulan Januari sampai bulan Juli 2010 menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu komposisi media tanam (M) dengan 3 taraf yaitu M0 (100% subsoil), M1 (80% subsoil dengan kompos tandan kosong kelapa sawit 20%), dan M2 (60% subsoil dengan kompos tandan kosong kelapa sawit 40%). Faktor kedua yaitu dosis pupuk fosfor (P) yaitu 70, 90, 110, dan 130 g per bibit. Parameter yang diamati adalah tinggi bibit, jumlah daun, diameter batang, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, serapan P tanaman dan kandungan P tanah.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa media tanam nyata meningkatkan nilai pertumbuhan vegetatif dari semua parameter. Pemberian pupuk fosfat berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter kecuali kandungan P tanah. Interaksi perlakuan berpengaruh tidak nyata terdapat semua parameter.
Kata kunci : Pupuk Fosfat, Media Tanam, Main Nursery, Kelapa Sawit.
ABSTRACT
VICTOR KOMALA: Response in Growth of Palm Oil(Elaeis guineensis Jacq) seeds at the Main Nursery to the composition of planting media and supplying phosphate fertilizer, supervised by MEIRIANI and NINI RAHMAWATI.
To find topsoil replacement which is often use as planting media in the palm oil nursery. Therefore, a research had been carried out in district Padang Hilir Tebing Tinggi city (± 40 m asl), since January to July 2010 using factorial randomized block design with two factors. The first factor is planting media composition (M) with 3 level, M0 (100% subsoil), M1 (80% subsoil with palm oil fruit bunch compost 20%), and M2 (60% subsoil with palm oil fruit bunch compost 40%). The second factor is doses of phosphate fertilizer (P) they are 70, 90, 110, and 130 g per seed. Parameters measured were seed height, leaves number, stem diameter, wet greenery weight, wet rooting weight, dry greenery weight, dry rooting weight, P absorption in plant and P content in media.
The results showed that the treatment of the planting media significantly increase value of vegetative on all parameters. The phosphate fertilizer gives unsignificantly effects on all parameters except P content in media. The interaction between planting media and phosphate fertilizer gives unsignificantly effects on all parameters.
Key word : Phosphate Fertilizer, Planting Media, Main Nursery, Oil Palm.
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi yang menyumbang devisa
paling besar bagi Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari data BPS (Badan Pusat Statistik), dimana jumlah total ekspor Indonesia pada bulan Januari 2009 adalah sebesar US$ 7.280.109.646, jika dibandingkan dengan jumlah yang disumbangkan oleh Crude Palm Oil (CPO) yang merupakan salah satu hasil pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit adalah sebesar US$ 339.483.757 atau 4,46% dari total nilai ekspor Indonesia pada bulan Januari 2009. Menurut data statistik Pusat Penelitian Kelapa Sawit, perkiraan luas areal penanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2009 adalah sebesar 7.125.331 ha dengan pembagian luas kebun rakyat sebesar 3.300.481 ha, luas areal PTP sebesar 760.010 ha dan luas areal milik swasta sebesar 3.064.840 ha, dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Pengembangan kelapa sawit ke arah lahan-lahan marginal sekarang ini sudah dilakukan, seperti pada lahan gambut dan lahan-lahan kritis akibat erosi. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan kelapa sawit pada areal tersebut adalah pembibitan tanaman kelapa sawit karena terkendala sulitnya memperoleh top soil yang biasanya mempunyai sifat fisik dan kimiawi yang baik. Alternatifnya adalah dengan memanfaatkan sub-soil, namun diperlukan perlakuan-perlakuan tertentu sehingga kualitasnya dapat diperbaiki dan layak digunakan sebagai media tanam di pembibitan. Salah satu perlakuan tersebut adalah penambahan bahan organik (Sutarta, dkk., 2007).
Universitas Sumatera Utara

Proses pembibitan tanaman kelapa sawit pada umumnya dilakukan dalam 2 tahap yaitu pembibitan awal (pre nursery) dan pembibitan utama (main nursery). Hal ini bertujuan agar pengelolaan yang lebih intensif dan efektif, seperti mulai pada pre nursery di mana umur dan ukuran bibit masih kecil sehingga ditanam pada polibeg berukuran kecil kemudian berlanjut kepada main nursery pada polibeg besar sebelum menuju proses penanaman langsung di lapangan. Untuk memperoleh bahan tanaman yang dapat menunjang hasil produksi kelak, perlu dilakukan pengamatan dan perlakuan yang lebih baik pada tahap main nursery karena pada tahap pre nursery, unsur hara maupun bahan makanan lebih banyak berasal dari kotiledon kecambah yang digunakan.

Salah satu bahan organik yang dapat digunakan adalah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang merupakan limbah dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS). TKKS ini bila di biarkan di lapangan akan menjadi sarang hama dan mengotori lingkungan, sehingga dijadikan sebagai kompos dengan kandungan hara yang relatif tinggi. Kandungan nutrisi kompos dari tandan kosong kelapa sawit ini antara lain N > 1,5%; P > 0,3%; K > 2,00%; Ca > 0,72%; bahan organik > 50%; C/N 15,03% dan kadar air 45-50%. (http:// www.ptpn3.co.id., 2009). Kompos kelapa sawit tergolong pupuk organik yang fungsi utamanya untuk pembenahan tanah disamping sebagai sumber nutrisi terutama K. Kegunaannya untuk kelapa sawit dapat menghemat penggunaan pupuk mineral.
Tanah subsoil merupakan tanah dengan kadar Al dan Fe yang tinggi serta memiliki derajat kemasaman (pH) yang rendah. Tingginya derajat kemasaman tanah menyebabkan terjadinya pengikatan unsur P oleh unsur Al dan Fe yang tinggi, maka unsur P menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Selain itu, bahan
Universitas Sumatera Utara

organik tandan kosong kelapa sawit yang diberikan juga mengandung unsur P yang rendah yaitu ± 0,3%. Hal ini menyebabkan unsur P menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman di lahan subsoil. Untuk mengatasinya, dapat dilakukan pengapuran (pupuk Ca) untuk meningkatkan pH tanah atau perlu ditambahkan perlakuan atau penambahan pupuk P agar pertumbuhan tanaman dapat menjadi normal dan optimal.
Fosfor merupakan bagian dari senyawa yang mengatur pertumbuhan tanaman. Asam-asam nukleat (nucleic acid), seperti yang terdapat dalam kromosom, di samping mengandung N, juga mengandung fosfor. Selain itu terdapat juga pada senyawa-senyawa yang mengatur pernafasan dan pematangan buah. Kehadiran fosfor juga mengatur efisiensi penggunaan nitrogen oleh tanaman. Kekurangan fosfor akan menghambat pertumbuhan tanaman (Mangoensoekarjo dan Semangan, 2005).
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui respon pertumbuhan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di main nursery terhadap komposisi media tanam dengan pemakaian bahan organik kompos tandan kosong kelapa sawit dan pemberian pupuk fosfat. Tujuan Penelitian
Menguji respon pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di main nursery terhadap tiga jenis komposisi media tanam dan empat jenis dosis pupuk fosfat.
Universitas Sumatera Utara

Hipotesis Penelitian Ada perbedaan respon yang nyata pada pertumbuhan bibit kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq) di main nursery akibat perbedaan komposisi media tanam dan dosis pupuk fosfat serta interaksi dari kedua faktor tersebut. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, dan diharapkan dapat pula berguna untuk pihak-pihak yang berkepentingan di dalam pembibitan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq).
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Syarat Tumbuh Iklim Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada rata-rata suhu minimum
22 - 240C dan maksimal 29 - 300C. Kondisi ini banyak dijumpai pada daerah tropis. Suhu rendah dapat menghambat pertumbuhan batang, dimana batang menjadi kecil (Ng, 1972).
Sinar matahari sangat penting bagi pertumbuhan tumbuhan, karena merupakan salah satu syarat mutlak bagi terjadinya proses fotosintesis. Untuk pertumbuhan kelapa sawit yang optimal diperlukan sekurang-kurangnya 5 jam penyinaran per hari sepanjang tahun (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).
Jumlah curah hujan yang optimum untuk tanaman kelapa sawit adalah 2000-2500 mm/tahun, tidak memiliki defisit air, serta penyebarannya merata sepanjang tahun. Sedangkan untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit diperlukan air sebanyak 0,25-2 liter/bibit tergantung dengan umur bibit (Lubis, 2008).

Tanah Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4 - 6, dengan pH optimum 5 - 5,5. Pada pH yang lebih rendah dari 4 (masam) akan menyebabkan terhambatnya penyerapan unsur hara oleh tanaman seperti kalium dan fosfat. Tanah dengan kemasaman yang tinggi (pH < 3,5) banyak mengandung asam sulfat yang tidak baik untuk pertumbuhan kelapa sawit (Ng, 1972). Media yang digunakan di Main Nursery sebaiknya menggunakan tanah lapisan atas (topsoil) yang dapat berasal dari hasil sorongan alat berat (buldozer)
Universitas Sumatera Utara

setebal 5 – 10 cm lapisan atas dari areal pembibitan yang dikumpulkan pada beberapa tempat. Tanah yang kurang baik, sebaiknya dihindari penggunaannya atau perlu pencampuran dengan media lainnya. Misalnya tanah yang terlalu berliat dapat dicampur dengan tanah berpasir maupun bahan organik tinggi (pupuk kandang/kompos), sebaliknya tanah dengan kandungan bahan organik sangat tinggi perlu dicampur dengan tanah mineral (Darmosarkoro, dkk., 2008).
Kelapa sawit termasuk tanaman yang tidak dapat dibudidayakan pada berbagai jenis tanah baik tanah mineral maupun tanah marginal. Sifat kimia tanah, pH tanah dan ketersediaan hara merupakan faktor penentu keberhasilan budidaya kelapa sawit. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4,0 - 6,0, namun pH optimum adalah 5 – 5,5. Tekstur tanah yang baik pada pertumbuhan kelapa sawit yaitu tanah yang mempunyai perbandingan pasir 20 – 60 %; debu 10 – 40 %; dan liat 20 – 50 % serta memiliki solum yang tebal, tidak kurang dari 80 cm (Sutarta, dkk., 2006). Varietas Sei Pancur I (Dumpy)
Bahan tanaman yang dipakai pada tanaman komersial dewasa ini mempunyai kemampuan berproduksi yang tinggi, akan tetapi varietas ini juga memiliki kelemahan yaitu pertumbuhannya cepat meninggi yang berkisar antara 0,5 - 0,6 meter per tahun sehingga dalam waktu 20 tahun maka ketinggian tanaman mencapai 10 meter. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka sekarang telah ditemukan varietas dumpy yang merupakan persilangan antara Dura Dumpy dengan Pesifera. Berdasarkan hasil penelitian oleh Taniputra (1957) bahwa varietas dumpy ini memiliki kelebihan antara lain pertumbuhan vegetatifnya (batang) pendek, memiliki jumlah tandan yang sedikit tetapi rata-rata bobot
Universitas Sumatera Utara

tandan yang dihasilkan lebih berat, dan komposisi buah yang baik. Di samping itu, kelemahan dari varietas ini adalah memiliki batang yang besar dan dedaunan yang berat (bunch index yang rendah). Hal ini menunjukkan bahwa varietas ini dapat menyerap unsur hara dalam jumlah yang cukup besar.
Dengan nilai bunch index yang rendah, maka varietas ini lebih cocok ditanam pada areal dengan kesuburan tanahnya yang tinggi, karena varietas ini membutuhkan asupan hara yang lebih tinggi. Selain itu, varietas ini juga lebih cocok ditanam pada tanah gambut karena pertumbuhan vegetatifnya lebih pendek sehingga populasi tanaman yang tumbang lebih rendah. Pembibitan Utama (Main Nursery)
Untuk mencapai hasil yang optimal maka pembibitan merupakan langkah awal yang sangat menentukan bagi keberhasilan pertanaman. Hal ini juga berlaku dalam budidaya tanaman kelapa sawit, di mana pertanaman kelapa sawit yang produktivitasnya tinggi selalu berasal dari bibit yang baik. Pembibitan bertujuan untuk menyediakan bibit yang baik dan sehat dalam jumlah yang cukup. Hal ini hanya akan berhasil jika menggunakan bahan tanaman (kecambah) yang berasal dari produsen resmi, memilih lokasi pembibitan yang strategis dan menerapkan kaidah kultur teknis pembibitan (Darmosarkoro, dkk., 2008).
Pada pembibitan utama, pemberian pupuk lebih banyak jika dibandingkan dengan pembibitan awal dan dosisnya tergantung umur bibit tersebut. Pemupukan pertama dilakukan pada umur bibit 2 minggu setelah pindah tanam atau 14 minggu setelah kecambah ditanam. Pada beberapa bulan pertama bibit memerlukan lebih banyak N dan P. Jenis pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk tunggal maupun pupuk majemuk. Tetapi penggunaan jenis pupuk majemuk
Universitas Sumatera Utara

jauh lebih efisien bila dibandingkan dengan penggunaan pupuk tunggal. Pupuk majemuk yang digunakan adalah pupuk NPKMg 15-15-6-4 dan NPKMg 12-12-17-2. Penggunaan pupuk tunggal juga dapat dilakukan seperti TSP, MOP dan Kieserit yang diberikan bersamaan dengan pengisian media tanam dengan dosis masing-masing sebanyak 90 gram, 73 gram, dan 84 gram untuk setiap polibeg sedang urea sebanyak 2 gram/bibit dan diberikan setiap 2 minggu telah memberikan hasil yang baik bagi pertumbuha bibit kelapa sawit di main nursery (Lubis, 2008).
Pada stadia awal pertumbuhan, radikula dan plumula muda yang sedang memanjang memperoleh makanan dari nutrisi cadangan yang tersimpan dalam biji, tetapi ini cepat habis. Nutrisi anorganik seharusnya diambil dari tanah dan nutrisi organik tergantung dari aktivitas fotosintesis plumula muda dan daun yang pertama terbentuk. Jadi pemupukan harus disesuaikan dengan keperluan dan umur bibit. Efek pupuk yang ditambahkan dapat meningkatkan panjang pelepah daun 50% daripada tanpa dipupuk. Yang penting diperhatikan ialah keseimbangan pupuk yang diberikan (Sianturi, 1991). Pupuk Organik Tandan Kosong kelapa Sawit
Fungsi pupuk organik antara lain adalah konservasi air, perbaikan struktur tanah, dan penyediaan beberapa unsur hara. Dalam hal konservasi air, pupuk organik turut menjamin agar air tetap tersedia bagi tanaman dan tidak segera turun ke lapisan bawah tanah. Ketersediaan air tersebut juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan air. Air tersebut juga berfungsi melarutkan unsur-unsur hara yang pada mulanya tidak tersedia bagi tanaman. Proses pelarutan ini sangat penting karena unsur-unsur hara hanya dapat tersedia bagi tanaman dalam bentuk
Universitas Sumatera Utara

larutan. Selain itu, bahan-bahan organik juga turut memperkecil laju pencucian (leaching), yaitu pelenyapan unsur-unsur hara yang telah terlarutkan karena terbawa turun bersama kelebihan air. Perbaikan struktur tanah di sini mengandung arti mencegah terjadinya kompaksi (pemadatan) tanah, sehingga pori-pori tanah tersedia dalam jumlah mencukupi. Fungsi pori-pori tanah adalah menjamin tersedianya oksigen bagi akar untuk pernapasan, memungkinkan penetrasi akar dalam tanah, dan memberi peluang bagi terjadinya penguapan air dari dalam tanah (evaporasi) (Mangoensoekarja dan Semangun, 2005).
Kompos Tandan Kelapa Sawit (TKS) adalah salah satu limbah padat yang dihasilkan dari pengolahan pabrik kelapa sawit. Kompos TKS merupakan bahan organik yang mengandung unsur hara utama N, P, K dan Mg. Selain juga mampu memperbaiki sifat fisik tanah, kompos tandan kosong sawit diperkirakan mampu meningkatkan efisiensi pemupukan sehingga pupuk yang digunakan untuk pembibitan kelapa sawit dapat dikurangi (Suherman, dkk., 2007).
Tandan kosong kelapa sawit mempunyai kadar C/N yang tinggi yaitu 4555. Hal ini dapat menurunkan ketersediaan N pada tanah karena N terimobilisasi dalam proses perombakan bahan organik oleh mikroba tanah. Usaha menurunkan kadar C/N dapat dilakukan dengan proses pengomposan sampai kadar C/N mendekati kadar C/N tanah. Proses pengomposan tersebut menghasilkan bahan organik bermutu tinggi dengan kadar C/N sekitar 15. Hasil analisis di laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit menunjukkan bahwa kandungan hara dalam kompos TKS relatif tinggi. Salah satu keunggulan kompos TKS adalah kandungan K yang tinggi, yaitu mencapai 2 - 3%. Selain itu, kompos dari TKS juga memiliki pH tinggi (mencapai pH 8) sehingga berpotensi sebagai bahan
Universitas Sumatera Utara

pembenah kemasaman tanah. Kompos TKS mempunyai kapasitas tukar kation

yang cukup tinggi > 66,1 me/100g dan merupakan sumber unsur hara mikro Fe

dan B (Darmosarkoro dan Winarna, 2001).

Kandungan nutrisi yang terkandung didalam kompos tandan kosong

kelapa sawit dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Kandungan nutrisi yang terkandung di dalam kompos tandan kosong kelapa sawit

Uraian

Tandan Kosong Kelapa Sawit Kompos Tandan Kosong

Segar (%)

Kelapa Sawit (%)

P 0,068

0,022

K 2,18

3,45

Ca 0,40

0,72

Mg 0,13

0,54

C 48,44

29,76

Nkj 0,74

1,98

C/N 64,46

15,03

Air 69,96

54,39

(Kurniawan, 2006 ; Erningpraja dan Darnoko, 2005).

Pupuk Fosfor

Fosfor merupakan bagian dari senyawa yang mengatur pertumbuhan

tanaman. Asam-asam nukleat (nucleic acid), seperti yang terdapat dalam

kromosom, di samping mengandung N juga mengandung fosfor. Selain itu, juga

pada senyawa-senyawa yang mengatur pernapasan dan pematangan buah. Fosfor

berperan dalam sejumlah sistem fotosintesis yang berasosiasi dengan nutrisi dan

respirasi, dan juga berpengaruh terhadap kemasakan buah. Unsur P yang cukup

juga membuat penggunaan N yang efisien yang lebih dikenal dengan sinergisme

N-P. Nisbah N/P yang baik adalah 16 (Sianturi, 1991;

Mangoensoekarjo dan H. Semangun, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Fosfor terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fosfatide, merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel. Sebagai bagian dari inti sel sengat penting dalam pembelahan sel, demikian pula bagi perkembangan jaringan meristem. Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4-, dan HPO42-. Secara umum, fungsi dari P (fosfor) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Dapat mempercepat pertumbuhan akar semai. 2. Dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda
menjadi tanaman dewasa pada umumnya. 3. Dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah. 4. Dapat meningkatkan produksi biji-bijian. 5. Meningkatkan efisiensi fungsi dan kegunaan N. (Sutedjo, 2008; Lingga dan Marsono, 2008; Agustina 2004).
Ketersediaan fosfor di dalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling penting adalah pH tanah. Pada tanah ber-pH rendah (masam), fosfor akan bereaksi dengan ion besi dan aluminium. Reaksi ini membentuk besi fosfat (Fe(OH)2PO4) atau aluminium fosfat (Al(OH)2PO4) yang sukar larut dalam air sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah ber-pH tinggi (basa), fosfor akan bereaksi dengan ion kalsium, yang akan membentuk kalsium fosfat yang sukar larut dan tidak dapat digunakan oleh tanaman. Selain pH, faktor lain yang menentukan pasokan fosfor pada tanah adalah aerasi tanah, temperatur tanah, bahan organik, dan unsur hara lainnya (Novizan, 2007).
Status hara tanah pada beberapa perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara menunjukkan bahwa kandungan fosfat tersedia dan kemasaman tanah tergolong rendah sedangkan kejenuhan aluminium (Al) yang bervariasi dari
Universitas Sumatera Utara

sedang hingga tinggi. Rendahnya P tersedia di dalam tanah dan perannya yang sangat penting akan mempengaruhi produktivitas tanaman, sehingga perlu upaya peningkatan ketersediaan P di dalam tanah. Pengikatan P dalam tanah dapat dikurangi antara lain penurunan kemasaman dan Al tanah dengan penggunaan pupuk yang mengandung Ca. Upaya lain adalah dengan pemberian pupuk P cepat tersedia serta peningkatan bahan organik tanah seperti pemberian tandan kosong kelapa sawit (TKS), selain berperan sebagai sumber hara juga berfungsi sebagai agen pengikat (chelating) Al dan Fe sehingga P tanah akan tersedia. Konsentrasi Al yang relatif tinggi di dalam larutan tanah juga merupakan racun bagi tanaman dan sekaligus dapat menghambat perkembangan sistem perakaran tanaman (Koedadiri, 2003). Subsoil
Tanah susoil merupakan tanah yang terdapat pada horizon B. Horizon B adalah lapisan iluviasi yang terdiri dari akumulasi liat silikat, sesquioksida, humus dan lain-lain. Tanah ini merupakan tanah yang telah mengalami proses pencucian yang sangat menonjol sehingga kejenuhan asam dan status basa pada tanah ini menjadi rendah serta tanah berwarna kuning hingga merah. Dengan kejenuhan asam dan status basa yang rendah maka tanah ini memiliki tingkat kesuburan yang rendah, tetapi masih tetap produktif bila ditambahkan kapur, bahan organik, pemupukan dan pengelolaan tertentu (Musa dkk., 2006).
Kandungan hara tanah dari kebun wilayah Sumatera Utara menunjukkan bahwa secara umum kesuburan tanahnya tergolong rendah hingga agak rendah. Kemasaman tanah (pH) berkisar antara 4,7 - 5,5 yang tergolong agak rendah. C-organik tanah lapisan atas berkisar 1 - 4,4% yang tergolong rendah hingga
Universitas Sumatera Utara

sedang, selanjutnya pada lapisan bawah berkisar 0,15 - 1,45% yang tergolong rendah. Ratio C/N lapisan atas berkisar 10,50 - 20,4 yang tergolong sedang hingga tinggi, selanjutnya pada lapisan bawah berkisar 5,7 - 10,75 yang tergolong agak rendah hingga sedang. Kandungan P tersedia umumnya adalah sangat rendah berkisar 1 – 3 ppm. Kation tertukarkan K, Na, Ca, dan Mg juga tergolong rendah. Kejenuhan Al tergolong sedang hingga tinggi berkisar 7,47 - 70,0%. KTK umumnya tergolong rendah hingga sedang berkisar 2,68 - 27,41 m.e/100g. Salah satu usaha untuk mengatasi masalah kandungan hara pada tanah di wilayah Sumatera Utara dan Kalimantan ini adalah dengan aplikasi bahan pembenah tanah (Soil Conditioner) seperti bahan organik yang berasal dari pelapukan Tandan Kosong Sawit (TKS) maupun Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) (Koedadiri, dkk., 1999).
Penghambatan pertumbuhan pada tanah masam disebabkan karena keracunan dan kekurangan unsur hara mineral. Tanah asam mengandung Fe dan Al bebas dalam jumlah banyak dan kation-kation ini akan mengendapkan anion H2PO4- menjadi hidroksi Fe-fosfat (Fe(OH)2PO4) dan Al-fosfat (Al(OH)2PO4). Jika pH tanah sangat asam, kepekatan Fe dan Al jauh melebihi anion fosfat sehingga memperbanyak pembentukan p-tidak larut. Gejala pertama yang tampak dari keracunan Al adalah sistem perakaran yang tidak berkembang (pendek dan tebal) sebagai akibat penghambatan perpanjangan sel. Beberapa pengaruh buruk keberadaan Al tersebut antara lain terjadi gangguan penyerapan hara, bergabung dengan dinding sel, dan menghambat pembelahan sel (Poerwowidodo, 1992; Hanum, 2008).
Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tebing Tinggi Kecamatan
Padang Hilir Kota Tebing Tinggi, dengan ketinggian tempat ± 40 meter di atas permukaan laut, dan di Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai bulan Juli 2010. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit kelapa sawit varietas DyxP Sungai Pancur I (Dumpy), pupuk TSP sebagai perlakuan, pupuk MOP dan pupuk urea sebagai pupuk dasar, tanah subsoil sebagai media tanam, kompos tandan kosong kelapa sawit sebagai campuran me