Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati Cair dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HAYATI CAIR DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DI PRE NURSERY SKRIPSI OLEH : EBET STEPHANUS ROMUNTA SINULINGGA 080301063 BDP-AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Universitas sumatera utara

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HAYATI CAIR DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DI PRE NURSERY
SKRIPSI OLEH : EBET STEPHANUS ROMUNTA SINULINGGA 080301063 BDP-AGRONOMI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
Universitas sumatera utara

Judul Skripsi
Nama NIM Program Studi Minat

: Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati Cair dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery
: Ebet Stephanus Romunta Sinulingga : 080301063 : Agroekoteknologi : Agronomi

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Ir.Jonatan Ginting, M.S. Ketua


Ir. Jasmani Ginting, M.P. Anggota

Mengetahui, Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc. Ketua Program Studi Agroekoteknologi
Universitas sumatera utara

ABSTRAK EBET STEPHANUS ROMUNTA SINULINGGA: Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati Cair dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery, dibimbing oleh JONATAN GINTING dan JASMANI GINTING. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hayati cair dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan (42 m dpl) pada bulan Februari sampai Juni 2014. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu pupuk hayati cair (0, 5, 10, 15 ml/liter air) dan pupuk NPK (0; 2,25; 4,5; 6,75 g/tanaman). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, total luas daun, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan rasio tajuk akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk hayati cair berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, total luas daun, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan rasio tajuk akar. Perlakuan pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 10 MST, jumlah daun 6 dan 8 MST, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang, total luas daun, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan rasio tajuk akar. Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter. Kata Kunci : Pupuk Hayati Cair, Pupuk NPK, Kelapa Sawit.
i
Universitas sumatera utara

ABSTRACT EBET STEPHANUS ROMUNTA SINULINGGA: The Influence of Giving Liquid Biofertilizers and Compound Fertilizer NPK on The Growth of Palm Seedling (Elaeis guineensis Jacq.) in The Pre Nursery. Supervised by JONATAN GINTING and JASMANI GINTING. The aim of the research was to determine the influence of giving liquid biofertilizer and compound fertilizer NPK on the growth of palm oil seedling in pre nursery. The research had been conducted on the land of Agriculture Faculty, Sumatera Utara University, Medan (42 m asl) in February until June 2014, by using Randomized Block Design with two factors, i.e. liquid biofertilizer (0, 5, 10, 15 ml/litre of water) and NPK compound fertilizer (0; 2,25; 4,5; 6,75 g/seed). Parameters measured were plant’s height, steem’s diameter, number of leaves, total leaf area, wet shoot weight, wet root weight, dry shoot weight, dry root weight, and the ratio of shoot and root. The result showed that the treatment of giving liquid biofertilizer had no significant effect on the all of parameters i.e. plant’s height, steem’s diameter, number of leaves, total leaf area, wet shoot weight, wet root weight, dry shoot weight, dry root weight, and the ratio of shoot and root. The treatment of giving NPK compound fertilizer had significant effect on plant’s height at 10 weeks after planting, number of leaves at 6 and 8 weeks after planting but had no significant effect on steem’s diameter, total leaf area, wet shoot weight, wet root weight, dry shoot weight, dry root weight, and the ratio of shoot and root. The interaction of the liquid biofertilizer and the NPK compound fertilizer had no significant effect on the all of parameters. Keywords : Liquid Biofertilizer, NPK Compound Fertilizer, Pal
ii
Universitas sumatera utara

RIWAYAT HIDUP Ebet Stephanus Romunta Sinulingga dilahirkan di Tanjung Keriahan pada tanggal 8 September 1989 dari pasangan Bapak Perdemun Sinulingga dan Ibu Malemta Tarigan. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pendidikan formal yang pernah diperoleh penulis antara lain; tahun 19962002 menempuh pendidikan dasar di SD Swasta Andreas, Deli Serdang; tahun 2002-2005 menempuh pendidikan di SMP Swasta Santo Thomas 3, Medan; tahun 2005-2008 menempuh pendidikan di SMA Negeri 4, Medan; tahun 2008 lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur UMB. Penulis memilih program studi Agronomi Departemen Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan Budidaya Pertanian dan sebagai asisten praktikum di Laboratorium Agronomi Tanaman Perkebunan dari tahun 2011 sampai tahun 2014. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTN III Aek Kanopan pada bulan Juli - Agustus 2011.
iii
Universitas sumatera utara

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati Cair dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery ” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. Jonatan Ginting, MS., selaku ketua komisi pembimbing dan bapak Ir. Jasmani Ginting, MP. selaku anggota komisi pembimbing, yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada orang tua tercinta, ayahanda Perdemun Sinulingga dan ibunda Malemta br. Tarigan atas segala kasih sayang, perhatian, nasehat, motivasi serta doanya. Tak lupa juga ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman MILITAN 08, Marisi Hutahaean, Karedi Giawa, Nelson Simanjuntak, Saddam Situmorang, Onzie Panggabean, Kristian Ginting, Anwar Koheri, Leo Richi Panjaitan dan teman-teman MILITAN 08 lainnya yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu, serta kepada teman – teman Pertanian stambuk 2008, adik-adik AET 011, AET 010, AET 012, AET 013 yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
iv

Universitas sumatera utara

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Oktober 2014 Penulis
v
Universitas sumatera utara

DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................i
ABSTRACT .......................................................................................................ii
RIWAYAT HIDUP...........................................................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN TABEL ......................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR..................................................................
PENDAHULUAN Latar Belakang ........................................................................................1 Tujuan Penelitian ....................................................................................3 Hipotesis penelitian.................................................................................3 Kegunaan Penelitian................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ......................................................................................5 Syarat Tumbuh........................................................................................7 Iklim ............................................................................................7 Tanah...........................................................................................8 Pupuk Hayati Cair...................................................................................9 Pupuk NPK .............................................................................................10
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................12 Bahan dan Alat........................................................................................12 Metode Penelitian ...................................................................................12

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Areal Pembibitan ....................................................................15 Persiapan Naungan..................................................................................15 Persiapan Media Tanam..........................................................................15 Penanaman Kecambah ............................................................................15 Aplikasi Pupuk Hayati Cair ....................................................................15 Aplikasi Pupuk NPK...............................................................................16 Pemeliharaan Bibit..................................................................................16 Penyiraman ..................................................................................16
vi
Universitas sumatera utara

Penyiangan ..................................................................................16 Pengendalian hama dan penyakit................................................16 Pengamatan Parameter............................................................................16 Tinggi Bibit (cm) ........................................................................16 Diameter Batang (mm) ...............................................................17 Jumlah Daun (helai) ....................................................................17 Total Luas Daun (cm2)................................................................17 Bobot Basah Tajuk (g) ................................................................17 Bobot Basah Akar (g) .................................................................18 Bobot Kering Tajuk (g)...............................................................18 Bobot Kering Akar (g) ................................................................18 Rasio Bobot Kering Tajuk Akar .................................................18 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ............................................................................................19 Pembahasan.................................................................................33 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .................................................................................38 Saran ...........................................................................................38 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................39 LAMPIRAN.......................................................................................................41
vii
Universitas sumatera utara

DAFTAR TABEL
No. Hal. 1. Rataan tinggi tanaman (cm) dengan perlakuan pupuk NPK 4, 6, 8, 10,
12, 14 MST .................................................................................................... 19
2. Rataan tinggi tanaman (cm) dengan perlakuan pupuk hayati cair 4, 6, 8, 10, 12, 14 MST ......................................................................................... 20
3. Rataan tinggi tanaman (cm) dengan perlakuan pupuk hayati cair dan pupuk NPK 4, 6, 8, 10, 12, 14 MST ............................................................. 21
4. Rataan diameter batang (mm) dengan perlakuan pupuk hayati cair 4, 6, 8, 10, 12, 14 MST .......................................................................................... 22
5. Rataan diameter batang (mm) dengan perlakuan pupuk NPK 4, 6, 8, 10, 12, 14 MST .............................................................................................. 22
6. Rataan diameter batang (mm) dengan perlakuan pupuk hayati cair dan pupuk NPK 4, 6, 8, 10, 12, 14 MST .............................................................. 23
7. Rataan jumlah daun (helai) dengan perlakuan pupuk NPK 6, 8, 10, 12, 14 MST ......................................................................................................... 24
8. Rataan jumlah daun (helai) dengan perlakuan pupuk hayati cair 6, 8, 10, 12, 14 MST .............................................................................................. 25
9. Rataan jumlah daun (helai) dengan perlakuan pupuk hayati cair dan pupuk NPK 6, 8, 10, 12, 14 MST .................................................................. 27
10. Rataan total luas daun (cm2) dengan perlakuan pupuk hayati cair dan pupuk NPK .................................................................................................... 28

11. Rataan bobot basah tajuk (g) dengan perlakuan pupuk hayati cair dan pupuk NPK .................................................................................................... 29
12. Rataan bobot basah akar (g) dengan perlakuan pupuk hayati cair dan pupuk NPK .................................................................................................... 30
13. Rataan bobot kering tajuk (g) dengan perlakuan pupuk hayati cair dan pupuk NPK .................................................................................................... 31
14. Rataan bobot kering akar (g) dengan perlakuan pupuk hayati cair dan pupuk NPK .................................................................................................... 32
15. Rataan rasio tajuk akar dengan perlakuan pupuk hayati cair dan pupuk NPK ............................................................................................................... 33
viii
Universitas sumatera utara

DAFTAR GAMBAR No. Hal. 1. Kurva Respons Tinggi Tanaman terhadap Pemberian Pupuk NPK
10 MST.......................................................................................................... 20 2. Kurva Respons Jumlah Daun terhadap Pemberian Pupuk NPK 6
MST............................................................................................................... 25 3. Kurva Respons Jumlah Daun terhadap Pemberian Pupuk NPK 8
MST............................................................................................................... 26
ix
Universitas sumatera utara

DAFTAR LAMPIRAN TABEL No. Hal. 1. Tabel Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 4 MST ................................. 41 2. Tabel Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MST...................................... 41 3. Tabel Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 6 MST ................................. 42 4. Tabel Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MST...................................... 42 5. Tabel Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 8 MST ................................. 43 6. Tabe Daftarl Sidik Ragam Tinggi Tanaman 8 MST...................................... 43 7. Tabel Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 10 MST ............................... 44 8. Tabel Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 10 MST.................................... 44 9. Tabel Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 12 MST ............................... 45 10. Tabel Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 12 MST.................................... 45 11. Tabel Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) 14 MST ............................... 46 12. Tabel Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 14 MST.................................... 46 13. Tabel Data Pengamatan Diameter Batang (mm) 4 MST ............................... 47 14. Tabel Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 4 MST ..................................... 47 15. Tabel Data Pengamatan Diameter Batang (mm) 6 MST ............................... 48 16. Tabel Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 6 MST ..................................... 48 17. Tabel Data Pengamatan Diameter Batang (mm) 8 MST ............................... 49 18. Tabel Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 8 MST ..................................... 49 19. Tabel Data Pengamatan Diameter Batang (mm) 10 MST ............................. 50 20. Tabel Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 10 MST ................................... 50 21. Tabel Data Pengamatan Diameter Batang (mm) 12 MST ............................. 51 22. Tabel Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 12 MST ................................... 51 23. Tabel Data Pengamatan Diameter Batang (mm) 14 MST ............................. 52
x
Universitas sumatera utara

24. Tabel Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 14 MST ................................... 52 25. Tabel Data Pengamatan Total Luas Daun (cm2)............................................ 53 26. Tabel Daftar Sidik Ragam Total Luas Daun.................................................. 53 27. Tabel Data Pengamatan Bobot Basah Tajuk (g)............................................ 54 28. Tabel Daftar Sidik Ragam Bobot Basah Tajuk.............................................. 54 29. Tabel Data Pengamatan Bobot Basah Akar (g) ............................................. 55 30. Tabel Daftar Sidik Ragam Bobot Basah Akar............................................... 55 31. Tabel Data Pengamatan Bobot Kering Tajuk (g) .......................................... 56 32. Tabel Daftar Sidik Ragam Bobot Kering Tajuk ............................................ 56 33. Tabel Data Pengamatan Bobot Kering Akar (g)............................................ 57 34. Tabel Daftar Sidik Ragam Bobot Kering Akar.............................................. 57 35. Tabel Data Pengamatan Rasio Tajuk Akar.................................................... 58 36. Tabel Daftar Sidik Ragam Rasio Tajuk Akar ................................................ 58

xi
Universitas sumatera utara

DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR No. Hal. 4. Bagan Penelitian............................................................................................ 64 5. Jadwal Kegiatan Penelitian............................................................................ 65 6. Foto Lahan..................................................................................................... 66 4. Dokumentasi Penelitian ................................................................................. 67
xii
Universitas sumatera utara

ABSTRAK EBET STEPHANUS ROMUNTA SINULINGGA: Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati Cair dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery, dibimbing oleh JONATAN GINTING dan JASMANI GINTING. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hayati cair dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan (42 m dpl) pada bulan Februari sampai Juni 2014. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu pupuk hayati cair (0, 5, 10, 15 ml/liter air) dan pupuk NPK (0; 2,25; 4,5; 6,75 g/tanaman). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, total luas daun, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan rasio tajuk akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk hayati cair berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, total luas daun, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan rasio tajuk akar. Perlakuan pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 10 MST, jumlah daun 6 dan 8 MST, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang, total luas daun, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan rasio tajuk akar. Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter. Kata Kunci : Pupuk Hayati Cair, Pupuk NPK, Kelapa Sawit.
i
Universitas sumatera utara

ABSTRACT EBET STEPHANUS ROMUNTA SINULINGGA: The Influence of Giving Liquid Biofertilizers and Compound Fertilizer NPK on The Growth of Palm Seedling (Elaeis guineensis Jacq.) in The Pre Nursery. Supervised by JONATAN GINTING and JASMANI GINTING. The aim of the research was to determine the influence of giving liquid biofertilizer and compound fertilizer NPK on the growth of palm oil seedling in pre nursery. The research had been conducted on the land of Agriculture Faculty, Sumatera Utara University, Medan (42 m asl) in February until June 2014, by using Randomized Block Design with two factors, i.e. liquid biofertilizer (0, 5, 10, 15 ml/litre of water) and NPK compound fertilizer (0; 2,25; 4,5; 6,75 g/seed). Parameters measured were plant’s height, steem’s diameter, number of leaves, total leaf area, wet shoot weight, wet root weight, dry shoot weight, dry root weight, and the ratio of shoot and root. The result showed that the treatment of giving liquid biofertilizer had no significant effect on the all of parameters i.e. plant’s height, steem’s diameter, number of leaves, total leaf area, wet shoot weight, wet root weight, dry shoot weight, dry root weight, and the ratio of shoot and root. The treatment of giving NPK compound fertilizer had significant effect on plant’s height at 10 weeks after planting, number of leaves at 6 and 8 weeks after planting but had no significant effect on steem’s diameter, total leaf area, wet shoot weight, wet root weight, dry shoot weight, dry root weight, and the ratio of shoot and root. The interaction of the liquid biofertilizer and the NPK compound fertilizer had no significant effect on the all of parameters. Keywords : Liquid Biofertilizer, NPK Compound Fertilizer, Pal
ii
Universitas sumatera utara

PENDAHULUAN Latar Belakang
Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya di tanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya di tanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri pertengahan abad ke-19. Dari sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenal sebagai jenis sawit “Deli Dura” ( Okvianto, 2012 ).
Seiring dengan perkembangan luas arealnya, produksi kelapa sawit dalam wujud minyak sawit (CPO) juga cenderung meningkat selama tahun 2000 – 2011. Jika tahun 2000 produksi minyak sawit Indonesia hanya sebesar 7,00 juta ton, maka tahun 2011 meningkat menjadi 22,51 juta ton. Peningkatan produksi minyak sawit terutama terjadi pada PBS dan PR, sedangkan minyak sawit yang diproduksi oleh PBN relatif konstan, bahkan cenderung menurun. Untuk tahun 2011 produksi minyak sawit dari PBS mencapai 11,94 juta ton (53,06%), sedangkan PBS dan PR masing – masing menghasilkan minyak sawit sebesar 8,63 juta ton (38,33%) dan 1,94 juta ton (8,61%) (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2013).
Peningkatan imbal hasil akibat permintaan minyak nabati yang tinggi secara global diperkirakan akan meningkatkan penanaman modal di industri minyak sawit, yang menyebabkan pertumbuhan berkelanjutan dalam jangka menengah, karena konsumsi dunia diperkirakan meningkat lebih dari 30 persen pada dasawarsa mendatang. Menjelang tahun 2020, konsumsi dunia dan produksi
Universitas sumatera utara


2
minyak sawit diperkirakan sudah meningkat menjadi hampir 60 juta ton ( World Growth, 2011).
Bibit adalah tanaman yang siap untuk ditanam di lapangan. Bibit bisa berasal dari organ reproduktif (benih) dan atau hasil perbanyakan vegetatif. Bibit adalah benih yang sudah tumbuh (Pahan, 2011).
Masalah yang sering dihadapi oleh petani swadaya kelapa sawit adalah ketersediaan bibit yang kurang berkualitas, yang ditunjukkan daya tumbuh yang rendah. Hal ini disebabkan salah satunya terutama dalam hal ketersediaan unsur hara. Sementara unsur hara merupakan hal yang sangat penting bagi media tanam, ketersediaannya mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang berada di atasnya. Umumnya pemenuhan unsur hara pada media tanam dilakukan dengan pemupukan. (Budianto, 2011 dalam Khasanah, 2012).
Pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatnya kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan (Fauzi, et.al, 2003).
Dengan kecenderungan semakin tingginya biaya produksi pupuk urea sebagai akibat menipisnya ketersediaan serta meningkatknya harga bahan gas alam (bahan baku pabrik Urea), serta meningkatnya kesadaran manusia akan isu lingkungan, maka penggunaan pupuk sintetik secara perlahan akan diminimalkan dan ditingkatkan ke penggunaan pupuk yang ramah lingkungan dan bersumber dari bahan baku terbaharui (renewable resources) seperti pupuk hayati dan pupuk
Universitas sumatera utara

3
organik (Saraswati, 2012). Hanya saja pemberian pupuk ini lambat tersedia bagi tanaman dibanding dengan pupuk anorganik, untuk itu perlu dilakukan kombinasi antara pupuk organik dan anorganik (Manurung,2009 dalam Khasanah, 2012).
Pupuk hayati merupakan alternatif untuk memanfaatkan mikroorganisme tertentu dalam jumlah yang banyak untuk menyediakan hara serta menbantu pertumbuhan tanaman. yaitu dengan cara menambat nitrogen yang cukup besar dari udara dan membantu tersedianya fosfor dalam tanah (Sutanto, 2002).
Atas dasar beberapa informasi dan alasan di atas, maka penulis melakukan penelitian yang menggunakan pupuk hayati (cair) dan pupuk anorganik (NPK) dengan komoditi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hayati cair dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pre nursery. Hipotesis Penelitian 1. Pemberian pupuk hayati cair sebanyak 15 ml/liter larutan meningkatkan
pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pre nursery. 2. Pemberian pupuk NPK sebanyak 6.75 g/tanaman meningkatkan pertumbuhan
bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pre nursery. 3. Ada interaksi antara pupuk hayati cair dan NPK terhadap pertumbuhan bibit
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pre nursery. Kegunaan Penulisan
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan
Universitas sumatera utara


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Dalam Syakir,et.al (2010) sistematika tanaman kelapa sawit adalah :

Divisi

: Embryophyta siphonagama

Kelas

: Angiospermae

Ordo

: Monocotyledonae

Famili


: Arecaceae

Sub-famili : Cocoideae

Genus

: Elaeis

Spesies

: Elaeis guineensis Jacq.

Akar tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) sebagai tanaman

monokotil, kelapa sawit memiliki akar serabut yang terdiri dari akar utama, akar

sekunder, akar tersier ,dan akar rambut. Akar utama (primer) merupakan akar

yang pertumbuhannya lurus vertical ke bawah, searah ke pusat bumi. Akar


sekunder dan akar tersier biasanya menyebar secara horizontal hingga radius yang

sama dengan panjang daun pada kedalaman kurang dari 150 cm, dan bahkan

sebagian muncul ke permukaan tanah (Mustafa, 2004).

Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil yaitu dengan batang tidak

mempunyai kambium dan umumnya tidak bercabang. Pada tanaman muda,

batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh daun. Batang kelapa sawit berbentuk

silinder dengan diameter 20-75 cm. Pertumbuhan tinggi batang kelapa sawit

adalah 25-45 cm/tahun. Pertumbuhan batang tergantung pada jenis tanaman,

kesuburan lahan dan iklim setempat

Universitas sumatera utara


5 Daun kelapa sawit mirip kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun – daun membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai lebih dari 7,5 – 9 m. Jumlah anak daun di setiap pelepah berkisar antara 250 – 400 helai. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Pada tanah yang subur daun cepat membuka sehingga semakin efektif melakukan fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat respirasi. Produksi daun tergantung iklim setempat (Fauzi,et.al, 2003). Bunga kelapa sawit mulai berbunga pada umur 12 bulan. Pembungaan kelapa sawit termasuk monoceious artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada satu tandan yang sama. Bunga jantan keluar dari ketiak pelepah daun. Satu tandan bunga jantan terdiri sampai 200 spiklet. Dalam satu spiklet hanya terdapat kurang lebih 20 bunga. Dalam satu tandan bunga betina terdapat kurang lebih 3000 bunga betina. Bentuk bunga betina seperti bunga cengkeh (Risza, 1994). Buah terbentuk setelah terjadi penyebukan dan pembuahan. Waktu yang diperlukan mulai dari penyerbukan dan pembuahan matang dan siap panen kurang lebih 5-6 bulan. Warna buah tergantung varietas dan umurnya. Buah anatomi terdiri dari 2 bagian utama yaitu perikarpium yang terdiri dari epikarpium dan mesokarpium. Tanaman kelapa sawit rata-rata menghasilkan buah 20-22 tandan/tahun. Untuk tanaman yang semakin tua produktivitasnya menurun 12-14 tandan/ tahun. Pada tahun pertama tanaman berbuah sekitar 3-6 kg. Jumlah buah per tandan pada tanaman cukup tua mencapai 1600 buah (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003).
Universitas sumatera utara

5
Buah kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian pertama adalah perikarpium yang terdiri dari eksokarpium (kulit buah) dan mesokarpium (daging buah berserabut), sedangkan bagian yang kedua adalah biji, terdiri dari endokarpium (tempurung), endosperm (karnel), dan embrio ( Silomba, 2006). Syarat Tumbuh Iklim
Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tandan kelapa sawit. Beberapa unsur iklim yang penting dan saling mempengaruhi adalah curah hujan, sinar matahari, suhu, kelembaban udara,dan angin. Curah hujan optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit rata-rata 2000-2500 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun bulan kering yang berkepanjangan (Fauzi,et.al, 2003).
Tanaman kelapa sawit memerlukan suhu yang optimum sekitar 24 - 280 C untuk tumbuh dengan baik. Meskipun demikian, tanaman masih bisa tumbuh pada suhu terendah 180C dan tertinggi 320C. Suhu berpengaruh terhadap masa pembungaan dan kematangan buah (Fauzi,et.al, 2003).
Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh pada daerah dengan lintang 120 LU - 120 LS. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2000mm – 2500 mm per tahun dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lamanya penyinaran matahari optimum antara 5 – 7 jam/hari. Angin dengan kecepatan rata-rata 5-6 km/jam.
Jadi daerah pertanaman yang ideal adalah dataran rendah yakni 200 m dpl, tetapi masih cukup baik hingga tinggi 400 m dpl. Hingga 600 m dpl masih dapat
Universitas sumatera utara

6 tumbuh baik dengan laju pertumbuhan yang lambat lebih dari 600 m, tidak dianjurkan lagi sebagai perkebunan kelapa sawit ( Sianturi, 1991). Tanah
Dalam hal tanah, tanaman kelapa sawit tidak menuntut persyaratan terlalu banyak karena dapat tumbuh di berbagai jenis tanah (podsolik, latosol, hidromorfik, kelabu, alluvial, dan regosol). Meskipun demikian kemampuan produksi kelapa sawit pada masing-masing tanah tidaklah sama ( Tim Penulis, 1997).
Kelapa sawit dapat tumbuh dan berproduksi di hampir semua jenis tanah, mulai dari andosol, latosol, podsolik, regosol(pasir), hingga organosol (gambut). Namun, sebagai acuan kelapa sawit hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut: keasaman tanah (pH) 5,0 – 6,5 ; kemiringan lahan 0 - 150 ; solum 80 cm, ketinggian lahan 0 – 400 m dpl, kedalaman air tanah 80 – 150 cm dari permukaan, drainase baik ( Mustafa, 2004). Pupuk Hayati Cair
Salah satu teknologi alternatif yang perlu dikembangkan adalah teknologi pupuk hayati dalam bentuk pupuk organik (kompos, sari limbah, dan sebagainya) dan inokulan jasad renik tanah (bakteri pelarut fosfat, bakteri penyemat nitrogen, mikoriza, dan sebagainya. Peranan pupuk organik diantaranya adalah dalam pembenahan sifat – sifat tanah ,dan peningkatan produktivitas tanaman, dan peningkatan efisiensi pemupukan sudah terbukti (Bertham, 2002).
Secara defenisi pupuk hayati adalah mikroorganisme hidup yang ditambahkan ke dalam tanah dalam bentuk inokulan atau bentuk lain untuk memfasilitasi atau menyediakan hara tertentu bagi tanaman. Pupuk hayati adalah
Universitas sumatera utara

7
mikroba yang dipakai untuk perbaikan kesuburan tanah, misalnya Rhizobium, mikroba pelarut fosfat, Azospirilium, cendawan mikoriza dan lain – lain. . Pupuk hayati berbeda dari pupuk kimia buatan, misalnya urea, TSP dan lain-lain,karena dalam pupuk hayati komponen utamanya adalah jasad hidup yang pada umumnya diperoleh dari alam tanpa ada penambahan bahan kimia, kecuali bahan kimia yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan jasad hidupnya selama dalam penyimpanan.( Damanik et.al, 2010)

Keberhasilan penggunaan jasad hidup yang menguntungkan di bidang pertanian tidak hanya dipengaruhi oleh kuantitas sel yang ada di dalam inokulan, tetapi jugadipengaruhi oleh sumber energi, pengaplikasian inokulan, faktor lingkungan (suhu, curah hujan) dan metode penyimpanan produk sebelum pakai (Suba, 1982,Nifal & Fao, dalam Sumihar, 2013). Aktivitas kehidupan organisme tanah sangat dipengaruhi oleh faktor iklim, tanah dan vegetasi (Hakim et al.,1986)
Biomassa mikroorganisme tanah mewakili sebagian kecil fraksi total karbon dan nitrogen tanah, tetapi secara relatif mudah berubah sehingga, jumlah, aktivitas, dan kualitas biomassa mikroorganisme merupakan factor kunci dalam mengendalikan jumlah C dan M yang dimineralisasi (Hassink, 1994).
Pupuk hayati cair Feng Shou adalah pupuk hayati formula terbaru yang mengandung beragam jenis mikroba khusus yang dapat membantu menguraikan senyawa fosfat (P), kalium (K), dan menambat senyawa nitrogen (N), tiga unsur yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
Universitas sumatera utara

8
Pupuk NPK Pupuk NPK adalah suatu jenis pupuk majemuk yang mengandung lebih
dari satu unsur hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Pupuk majemuk yang sering digunakan adalah pupuk NPK karena mengandung senyawa ammonium nitrat (NHang 4NO), ammonium dihidrogenfosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCl).Kadar unsur hara N, P, dan K dalam pupuk majemuk dinyatakan dengan komposisi angka tertentu.Misalnya pupuk NPK 10-20-15 berarti bahwa dalam pupuk itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor, dan 15% kalium.
Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam (Chandra, 2011). Untuk memperoleh efisiensi yang tinggi dari suatu pemupukan perlu diperhatikan beberapa faktor salah satunya adalah sifat dan ciri tanah (Damanik, et.al, 2010)
Pemberian pupuk pada bibit sangat jelas memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan namun jika pemberian berlebihan akan berpengaruh menekan pertumbuhan (Lubis, 2008).
Pemupukan pembibitan kelapa sawit dianjurkan dilakukan setiap bulan, hal ini menunjukkan dalam efektifitas pemupukan. Hasil penelitian Manurung (2009) bahwa aplikasi pupuk NPK setiap bulan selama enam bulan bibit kelapa sawit dipembibitan utama akan lebih baik terhadap pertumbuhan apabila dibandingkan dengan pemupukan satu kali pada saat tanam.
Universitas sumatera utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat 42 meter di atas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juni 2014. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah kecambah kelapa sawit, polibag 5 kg, pupuk hayati cair formula FS01, NPK 15-15-15, dan air. Jenis – jenis mikroba feng shou atau komposisi yang terdapat dalam pupuk feng shou antara lain : mikroba pelarut fosfat (1,52 x 109 Cfu/ml), Azospirillum Sp. (8 x 107 Cfu/ml), Azotobacter Sp. (9 x 107 Cfu/ml), Pseudomonas Sp. (1,9 x 105 Cfu/ml), bakteri selulotik (2,5 x 104 Cfu/ml) dengan pH 6,5.
Alat yang digunakan adalah cangkul, tugal, label sampel, plank blok, tali plastik, ember, pisau, plakat nama, meteran, timbangan analitik, gembor, selang air, alat tulis dan kalkulator serta peralatan lain yang mendukung pelaksanaan penelitian ini. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan dua faktor perlakuan dan 3 ulangan, yaitu : Faktor I : Pupuk Hayati (F) dengan 4 taraf perlakuan konsentrasi, yaitu :
F0 = tanpa pupuk hayati F1 = pupuk hayati 5 ml/liter larutan F2 = pupuk hayati 10 ml/liter larutan F3 = pupuk hayati 15 ml/liter larutan
Universitas sumatera utara

Faktor II : Pupuk NPK (N) dengan 4 taraf perlakuan dosis, yaitu :

N0 = tanpa pupuk NPK

N1 = Pupuk NPK 2,25 g/tanaman

N2 = Pupuk NPK 4,5 g/tanaman

N3 = Pupuk NPK 6,75 g/tanaman

Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 16 kombinasi, yaitu :

F0N0

F1N0 F2N0 F3N0

F0N1

F1N1 F2N1 F3N1 `

F0N2

F1N2 F2N2 F3N2

F0N3

F1N3 F2N3 F3N3

Jumlah ulangan

=3

Jumlah kombinasi

= 16

Jumlah petak penelitian

= 48

Jumlah sampel/ petak penelitian

=3

Jumlah tanaman / petak penelitian

=5

Jumlah sampel seluruhnya

= 144 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya

= 240 tanaman

Jarak antar blok

= 50 cm

Jarak antar petak penelitian

= 30 cm

Ukuran petak penelitian

= 100 cm x 100 cm

10

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut:
Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk

Universitas sumatera utara

i = 1, 2, 3 (r) ; j = 1, 2, 3, 4 (t) ; k = 1, 2, 3, 4 (t)

11

dimana: Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i yang diberi pemberian pupuk hayati cair pada taraf ke- j dan pupuk NPK pada taraf ke-k
µ = Nilai tengah ρi = Pengaruh blok ke-i αj = Pengaruh pemberian pupuk hayati cair pada taraf ke- j βk = Pengaruh pemberian pupuk NPK pada taraf ke-k (αβ)jk = Pengaruh interaksi pemberian pupuk hayati cair pada taraf
ke- j dan pupuk NPK pada taraf ke-k εijk = Pengaruh galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan
pemberian pupuk hayati cair pada taraf ke- j dan pupuk NPK pada taraf ke-k Data hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5%.

Universitas sumatera utara

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Areal
Areal penelitian dibersihkan. Lahan diukur dan dilakukan pembuatan petak penelitian dengan ukuran 100 cm x 100 cm dengan jarak antar petak penelitian 30 cm dan jarak antar blok 50 cm.
Persiapan Naungan Dibuat naungan dari bambu sebagai tiang dan daun nipah sebagai atap
memanjang utara-selatan dengan ukuran panjang 22 m, lebar 5 m, dan tinggi 1,5 m.
Persiapan Media Tanam Dimasukkan media tanam yaitu tanah top soil ke dalam polybeg yang
telah ditetapkan di atas.
Penanaman Kecambah Penanaman kecambah ke dalam polibag dilakukan setelah media tanam
siap. Setiap polibag ditanam satu kecambah. Polibag yang telah ditanami kecambah disusun rapi/teratur di atas lahan penelitian sesuai perlakuan. Aplikasi Pupuk Hayati Cair
Pupuk hayati cair diaplikasikan sebagai perlakuan mulai 2 MST sampai 14 MST. Aplikasi dilakukan dengan mencampurkan pupuk sesuai taraf perlakuan dengan 1 liter air. Aplikasi dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan pupuk ke tanah (media tanam ). Aplikasi dilakukan setiap 2 minggu sekali. Aplikasi Pupuk NPK
Pupuk NPK diaplikasikan pada 4 MST dan 8 MST. Aplikasi dilakukan dengan cara membenamkan pupuk di tanah (media tanam).
Universitas sumatera utara

13
Pemeliharaan Tanaman Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari atau sesuai dengan kondisi hujan di lapangan. Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut rumput yang tumbuh dalam polibag dan menggunakan cangkul untuk gulma yang tumbuh di plot dan dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara manual. Pengendalian hama dilakukan secara fisik dengan mengambil dan membuang hama yang terdapat di areal penelitian. Pengendalian penyakit tidak dilakukan karena tidak terdapat bibit yang terkena penyakit. Pengamatan Parameter Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi bibit diukur mulai dari garis permukaan tanah hingga ujung daun yang terpanjang dengan menggunakan meteran. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan sejak tanaman berumur 4 MST hingga 14 MST dengan interval pengamatan dua minggu sekali. Diameter Batang (mm)
Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan pada dua bagian sisi batang yang diukur diameternya yang kemudian dirata-ratakan. Pengukuran dilakukan sejak tanaman berumur 4 MST hingga 14 MST dengan interval pengamatan dua minggu sekali.
Universitas sumatera utara

14
Jumlah Daun (helai) Jumlah daun yang dihitung adalah seluruh daun yang telah membuka
sempurna dengan ciri-ciri helaian daun dalam posisi terbuka ditandai telah terlihatnya tulang-tulang daun seluruhnya bila diamati dari atas daun. Pengukuran jumlah daun dilakukan sejak tanaman berumur 6 MST hingga 14 MST dengan interval pengamatan dua minggu sekali. Total Luas Daun (cm2)
Pengukuran total luas daun dilakukan pada akhir penelitian dengan menggunakan cara manual yaitu dengan mengalikan panjang dan lebar daun kemudian dikalikan dengan konstanta luas daun kelapa sawit yaitu 0,57 . Luas seluruh daun dari satu bibit kemudian ditotalkan sehingga diperoleh total luas daun yang dimaksud didalam pengamatan terakhir. Bobot Basah Tajuk (g)
Pengukuran bobot basah tajuk dilakukan pada akhir penelitian dengan mengambil bagian atas tanaman yang terdiri dari batang dan daun-daun pada tanaman sawit. Kemudian tajuk dibersihkan dan ditimbang dengan timbangan analitik. Bobot Basah Akar (g)
Bobot basah akar diukur pada akhir penelitian, dibersihkan dan kemudian ditimbang dengan timbangan analitik. Bobot Kering Tajuk (g)
Bobot kering tajuk diukur pada akhir penelitian. Tajuk dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam amplop coklat yang diberi label sesuai perlakuan
Universitas sumatera utara

15 dan telah dilubangi, kemudian dikeringkan pada suhu 75°C di dalam oven hingga bobot keringnya konstan. Bobot Kering Akar (g)
Bobot kering akar diukur pada akhir penelitian. Setelah dibersihkan bahan kemudian dimasukkan ke dalam amplop coklat yang diberi label sesuai perlakuan dan telah dilubangi, kemudian dikeringkan pada suhu 75°C di dalam oven hingga bobot keringnya konstan saat penimbangan. Rasio Tajuk Akar
Ratio tajuk akar ( shoot / root ratio ) diperoleh dengan membagi bobot kering tajuk dengan bobot kering akar.
Nisbah : Berat kering tajuk Berat kering akar
Universitas sumatera utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tinggi Tanaman (cm)

Hasil pengamatan tinggi tanaman pada umur 4 - 14 MST dapat dilihat pada

lampiran 1 - 11 sedangkan daftar sidik ragamnya disajikan pada lampiran 2 - 12.

Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa perlakuan pupuk NPK berpengaruh

nyata terhadap tinggi tanaman pada 10 MST, sedangkan pada perlakuan pupuk

hayati cair serta interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap

parameter tinggi tanaman (4 - 14 MST).

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman (cm) dengan perlakuan pupuk NPK

Perlakuan

Rataan Tinggi Tanaman Umur (MST) 4 6 8 10 12 14

N0 6,60 11,91 15,63 19,47a 23,96 26,55 N1 6,43 11,20 14,94 18,67ab 22,91 25,77 N2 5,97 10,64 14,11 17,46b 22,31 24,84 N3 6,36 11,27 14,59 18,43ab 22,87 25,51
Keterangan: Data yang diikuti notasi yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf 5%.

Tabel 1 menunjukkan tinggi tanaman paling tinggi diperoleh pada

perlakuan pemberian pupuk NPK pada 14 MST (N0) yaitu 26,55 yang berbeda

tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan tinggi tanaman paling rendah

terdapat pada perlakuan N2 pada 14 MST yaitu 24,84.

Universitas sumatera utara

17

Pengaruh perlakuan pemberian pupuk NPK terhadap tinggi tanaman 10 MST digambarkan pada Gambar 1 berikut.

Tinggi Tanaman (cm)

20 19,5
y = 0,091x2 - 0,788x + 19,59 19 R² = 0,809 18,5 18 17,5 17
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 Dosis Pupuk NPK (g)
Gambar 1 Hubungan Dosis Pupuk NPK dan Tinggi Tanaman pada Umur 10 MST
Pada Gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa dosis pupuk NPK optimum

sebesar 0 g dengan tinggi tanaman sebesar 19,47 cm.

Tabel 2. Rataan tinggi tanaman (cm) dengan perlakuan pupuk hayati cair

Perlakuan
F0 F1 F2 F3

Rataan Tinggi Tanaman Umur (MST) 4 6 8 10 12 14 6,28 11,19 14,72 18,31 22,76 25,26 6,18 11,20 14,55 18,24 22,91 25,53 6,37 11,00 14,79 18,60 23,19 25,92 6,54 11,63 15,22 18,86 23,19 25,96

Tabel 2 menunjukkan tinggi tanaman paling tinggi diperoleh pada 14 MST, yaitu 25,96 dengan taraf N3 (15ml/liter air) yang berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan lainnya. Sedangkan tinggi tanaman paling rendah terdapat pada perlakuan F0 yaitu 25,26

Universitas sumatera utara

18

Tabel 3. Rataan tinggi tanaman (cm) dengan perlakuan pupuk hayati cair dan

pupuk NPK

Perlakuan
F0N0 F0N1 F0N2 F0N3 F1N0 F1N1 F1N2 F1N3 F2N0 F2N1 F2N2 F2N3 F3N0 F3N1 F3N2 F3N3

Rataan Tinggi Tanaman Umur (MST) 4 6 8 10 12 14
6.68 12.17 15.36 18.92 22.86 25.39 6.80 12.04 15.82 19.41 23.97 26.60 5.46 9.43 13.08 16.79 21.60 24.11 6.17 11.13 14.62 18.12 22.60 24.93 5.93 11.14 15.21 19.31 23.34 25.77 6.69 11.80 14.96 18.16 22.70 25.64 5.74 10.94 14.50 17.44 22.71 25.37 6.36 10.91 13.52 18.06 22.89 25.34 6.62 11.61 15.47 19.34 24.67 27.53 6.03 10.32 14.74 19.20 22.82 25.64 6.51 11.43 14.98 18.54 22.73 25.01 6.30 10.64 13.96 17.31 22.52 25.49 7.18 12.71 16.48 20.29 24.96 27.52 6.18 10.64 14.24 17.90 22.17 25.20 6.18 10.74 13.87 17.06 22.18 24.86 6.63 12.40 16.28 20.21 23.46 26.27

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian pupuk hayati cair dan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman kelapa sawit. Biarpun demikian, dapat dilihat bahwa tanaman paling tinggi terdapat pada perlakuan F2N0 pada 14 MST, yaitu 27,53 yang berpengaruh tidak nyata terhadap perlakuan lainnya. Sedangkan tinggi tanaman paling rendah terdapat pada perlakuan F0N2 yaitu 24,11. Diameter Batang (mm)
Hasil pengamatan diameter batang pada umur 4 - 14 MST dapat dilihat pada Lampiran 13 - 23 sedangkan daftar sidik ragamnya disajikan pada Lampiran 14 - 24. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa perlakuan pupuk

Universitas sumatera utara

19

hayati cair dan pupuk NPK serta interaksi antara keduanya berpengaruh tidak

nyata terhadap diameter batang (4 - 14 MST).

Tabel 4. Rataan diameter batang (mm) dengan perlakuan pupuk hayati cair

Perlakuan
F0 F1 F2 F3

Rataan Diameter Batang Umur (MST) 4 6 8 10 12 3,47 4,22 5,32 6,43 7,54 3,47 4,24 5,32 6,42 7,51 3,41 4,17 5,18 6,20 7,21 3,48 4,36 5,44 6,54 7,63

14 8,63 8,60 8,23 8,73

Tabel 4 menunjukkan diameter batang terbesar terdapat pada taraf

perlakuan F3 (15 ml/liter air) pada 14 MST, yaitu 8,73 yang berbeda tidak nyata

dengan taraf perlakuan lainnya. Sedangkan diameter batang terkecil terdapat pada

perlakuan F2 yaitu 8,23.

Tabel 5. Rataan diameter batang (mm) dengan perlakuan pupuk NPK

Perlakuan
N0 N1 N2 N3

Rataan Diameter Batang Umur (MST) 4 6 8 10 12 3,51 4,25 5,32 6,39 7,47 3,42 4,21 5,29 6,38 7,47 3,45 4,26 5,28 6,31 7,34 3,44 4,27 5,38 6,50 7,61

14 8,54 8,55 8,37 8,73

Tabel 5 menunjukkan diameter batang terbesar terdapat pada taraf perlakuan N3 (6,25 g/tanaman) pada 14 MST, yaitu 8,73 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan diameter batang terkecil terdapat pada perlakuan N2 yaitu 8,37.

Universitas sumatera utara

20

Tabel 6. Rataan diameter batang (mm) dengan perlakuan pupuk hayati cair dan

pupuk NPK

Perlakuan

Rataan Diameter Batang Umur (MST) 4 6 8 10 12 14

F0N0 F0N1 F0N2 F0N3 F1N0 F1N1 F1N2 F1N3 F2N0 F2N1 F2N2 F2N3 F3N0 F3N1 F3N2 F3N3

3.42 4.31 5.43 6.56 7.69 8.82 3.41 4.17 5.29 6.42 7.55 8.63 3.50 4.25 5.34 6.44 7.53 8.63 3.53 4.17 5.24 6.31 7.37 8.45 3.51 4.18 5.24 6.30 7.36 8.43 3.58 4.22 5.39 6.56 7.73 8.90 3.50 4.22 5.21 6.20 7.19 8.18 3.29 4.32 5.46 6.60 7.75 8.89 3.63 4.32 5