Metode Lumen
2.6.6.2 Metode Lumen
Metode lumen adalah menghitung intensitas penerangan rata-rata pada bidang kerja. Fluks cahaya diukur pada bidang kerja, yang secara umum mempunyai tinggi antara 75 – 90 cm diatas lantai.
Besarnya intensitas penerangan (E) bergantung dari jumlah fluks cahaya dari luas bidang kerja yang dinyatakan dalam lux (lx). Keterangan :
E : Intensitas penerangan (lux)
F : Fluks cahaya (luman)
A : Luas bidang kerja (m 2 )
Tidak semua cahaya dari lampu mencapai bidang kerja, karena ada yang di pantulkan (faktor refleksi = r), dan diserap (faktor absorpsi = a) oleh dinding, plafon dan lantai. Faktor refleksi dinding (r w ) dan faktor refleksi plafon (r p ) merupakan bagian cahaya yang dipantulkan oleh dinding dan langit-langit / plafon yang kemudian mencapai bidang kerja. Faktor refleksi bidang kerja (r m ) ditentukan oleh refleksi lantai dan refleksi dinding antara bidang kerja dan lantai secara umum, nilai r m = 0,10 (jika r m tidak diketahui, maka diambil nilai r m 0,10)
Faktor refleksi dinding / langit-langit untuk warna : - Warna Putih
- Warna sangat muda
- Warna muda
- Warna sedang
- Warna gelap
Instalasi Listrik
Tabel 2.13 Efisiensi armartur penerangan langsung
Faktor depresiasi
Efisiensi penerangan untuk keadaan baru
untuk masa pemeliharaan Armartur
3 tahun langsung
Pengotoran ringan
0,41 0,36 0,32 0,40 0,36 0,32 0,85 0,80 0,70 Kisi lamel
Pengotoran sedang
Pengotoran berat
Sumber : P. Van Harten, 2002, 43
Instalasi Listrik
Tabel 2.14 Efisiensi Armartur penerangan sebagian besar langsung
Faktor depresiasi
Efisiensi penerangan untuk keadaan baru
untuk masa pemeliharaan Armartur
penerangan 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 1 tahun
sebagian besar 2 tahun 3 tahun kr w langsung
Pengotoran ringan
Pengotoran sedang
Pengotoran berat
Sumber : P. Van Harten, 2002, 44
Instalasi Listrik
Tabel 2.15 Efisiensi armartur langsung tak langsung
Faktor depresiasi
Efisiensi penerangan untuk keadaan baru
untuk masa pemeliharaan
Armartur langsung kr w 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 1 tahun 2 tahun 3 tahun tak langsung
Pengotoran ringan roster sejajar
Pengotoran sedang
Pengotoran berat
Sumber : P. Van Harten, 2002, 45
Instalasi Listrik
Tabel 2.16 Efisiensi armartur
Faktor depresiasi
Efisiensi penerangan untuk keadaan baru
untuk masa pemeliharaan
kr w 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 1 tahun
2 tahun 3 tahun
dengan lampu
Pengotoran ringan pijar 300W
Pengotoran sedang
Pengotoran berat
Sumber : P. Van Harten, 2002, 46
Instalasi Listrik
Tabel 2.17 Efisiensi armartur penerangan tak langsung
Faktor depresiasi
Efisiensi penerangan untuk keadaan baru
untuk masa pemeliharaan
Armartur penerangan tak
kr w 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 6 bulan 1 tahun langsung
dengan TL
Pengotoran ringan
Pengotoran sedang
Pengotoran berat
Sumber : P. Van Harten, 2002, 47
Instalasi Listrik Instalasi Listrik
p . l K= t b (p + l )
Keterangan : p
= Panjang ruangan (m) l
= lebar ruangan (m) t b = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (m).
Indeks ruang dihitung berdasarkan dimensi ruangan yang akan diberi penerangan cahaya lampu. Nilai k hasil perhitungan digunakan untuk menentukan nilai efisiensi penerangan lampu. Bila nilai k angkanya tidak ada (tidak tepat) pada tabel, maka untuk menghitung efisiensi (k p ) dengan interpolasi:
Bila nilai k lebih besar s, maka nilai k p yang diambil adalah K = s, sebab nilai K diatas s, nilai k p -nya hampir tak berubah lagi.
Faktor penyusutan/faktor depresiasi (K d ) menentukan hasil perhitungan
intensitas penerangan. Hal ini disebabkan karena umur lampu; kotoran/debu; dinding yang sudah lama; adanya pengaruh akibat susut tegangan.
E dalam keadaan dipakai K d =
E dalam keadaan baru
Untuk memperoleh efesiensi penerangan dalam keadaan dipakai, nilai yang didapat dari tabel, masih harus dikalikan dengan d. Faktor depresiensi ini dibagi menjadi tiga golongan utama yaitu : - Pengotoran ringan (daerah yang hampir tidak berdebu) - Pengotoran biasa - Pengotoran berat (daerah banyak debu)
Oleh karena pengaruh efesiensi lampu (K p ) dan pengaruh faktor depresiasi (K d ), maka besarnya fluks cahaya yang sampai pada bidang kerja adalah F’ = F . K p .K d Maka besarnya intensitas penerangan menjadi :
F.K p E= . K d A
Besarnya fluks (F) total merupakan perkalian antara jumlah armatur atau lampu dengan fluks cahaya tiap armatur atau lampu.
Jadi F = n a .F a atau F = n L .F L
Instalasi Listrik
Keterangan :
F = Fluks cahaya total (lumen)
F a = Fluks cahaya tiap armatur
F L = Fluks cahaya tiap lampu n a = Jumlah armatur n L = Jumlah lampu
dengan demikian untuk menentukan jumlah armatur atau jumlah lampu dari suatu ruangan yang akan diberi penerangan buatan dapat dihitung dengan rumus :
n atau n
Keterangan :
E = intensitas penerangan (luman /m 2 atau lux) p = Panjang ruangan (m)
l = lebar ruangan (m)
F a = Fluks cahaya tiap armatur (luman)
F L = Fluks cahaya tiap lampu (luman) K p = Efisiensi Penerangan K d = faktor depresiasi n a = jumlah armatur n L = jumlah lampu